cara penggunaan dan manfaat apd di tempat kerja
DESCRIPTION
otomotifTRANSCRIPT
CARA PENGGUNAAN DAN MANFAAT APD DI TEMPAT KERJA
IR. MUNARTO, Wakil Ketua IV DPP APINDO Prop. Jateng
I. PENDAHULUAN
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik bahaya fisik maupun bahaya kimiawi
perlu dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja
yang nyaman, sehat dan aman.
Terdapat berbagai cara untuk menanggulangi bahaya-bahaya yang terdapat
di lingkungan kerja dan cara-cara tersebut misalnya pengendalian secara teknik
(mechanical / enginerring control), pengendalian secara administrative
(administrative control) dan alat pelindung diri (Personal protective equipment).
Pengendalian secara teknik adalah cara pengendalian yang paling efektif dan
merupakan alternative pertama yang dianjurkan, sedangkan alat pelindung diri
merupakan garis pertahanan yang terakhir (the last line of defense)
II. PERUNDANG-UNDANGAN
Kewajiban pengurus dan tenaga kerja dalam kaitan dengan alat pelindung
diri telah diatur berturut-turut oleh Pasal 9 dan Pasal 12 Undang-undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 9 Ayat 1 Sub C menyebutkan bahwa “Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja baru tentang alat-alat
perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan”.
Pasal 9 ayat 2 menyebutkan bahwa “Pengurus hanya dapat memperkerjakan
tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
memahami syarat-syarat tersebut diatas”
Pasal 12 Sub C menyebutkan bahwa “Dengan peraturan perundang-
undangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan”, dan Pasal 12 Sub E menyebutkan bahwa
“Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat-
1
syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
Pegawai pengawas yang masih dapat dipertanggung jawabkan”.
Terlihat dari uraian diatas bahwa Peraturan Perundang-undangan adalah
sangat penting bagi pelaksanaan ketentuan-ketentuan perundang-undangan itu
sendiri, namun peraturan tersebut bukanlah merupakan satu-satunya cara yang
paling penting bagi pemerintah dalam upaya mencapai tujuan akhir yang dicita-
citakan. Hal ini karena manusia memiliki 3 komponen penting dalam sifat dan
perilakunya yaitu hati nurani (conscience), pengertian (understanding) dan
kerjasama (cooperative) dan ketiga komponen ini akan menentukan keberhasilan
suatu program. Rasa ikut bertanggung jawab perlu dibina atau dirangsang melalui
pendidikan dan latihan.
III.MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI
A. Alat Pelindung Kepala
1. Fungsi
Alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
terantuk benda tajam atau benda keras, kejatuhan atau terpukul oleh benda-
benda yang melayang atau meluncur di udara, radiasi panas, api dan percikan
bahan-bahan kimia.
2. Jenis
Berdasarkan fungsinya alat pelindung kepala dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Topi Pengaman (Safety Helmet)
Topi ini dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya kejatuhan benda,
terbentur, terpukul atau terbentur benda keras atau tajam.
Berdasarkan kegunaannya di lapangan, topi pengaman atau Safety Helmet
diklasifikasikan menjadi :
1) Helmet yang hanya dapat melindungi kepala dari benturan atau
pukulan benda-benda saja, tanpa perlindungan terhadap bahaya
tegangan listrik.
2
2) Helmet umum, yang dapat melindungi kepala dari kejatuhan, benturan
atau pukulan, serta sengatan arus listrik dengan tegangan yang
terbatas.
3) Helmet yang dapat melindungi kepala dari benturan atau pukuan
benda-benda, serta sengatan arus listrik dengan tegangan tinggi.
4) Helmet yang digunakan untuk pemadaman kebakaran.
b. Tudung kepala (Hood)
Tudung atau hood dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya terkena
atau kontak dengan bahan-bahan kimia, api, panas radiasi.
c. Penutup rambut (Hair Cup) atau Pengaman Rambut (Hair guard)
Penutup rambut dipakai untuk melindungi kepala dan rambut dari
kotoran, serta untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat mesin-mesin
yang berputar.
3. Spesifikasi
a. Topi Pengaman
Topi pengaman atau helmet mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
- Tahan terhadap pukulan atau benturan
- Tidak mudah terbakar
- Tahan terhadap perubahan cuaca (suhu dan kelembaban)
- Tidak mudah menghantarkan arus listrik
- Ringan
- Mudah dibersihkan
- Dilengkapi dengan lapisan dalam yang berupa anyaman penyangga.
Anyaman penyangga ini kecuali sebagai penahan, berfungsi pula
untuk menyerap keringat dan mengatur pertukaran udara
- Dilengkapi dengan tali pengaman di dagu
- Topi pengaman untuk pekerja di tambang, terowongan dan tempat-
tempat kerja yang gelap, perlu dilengkapi dengan lampu pada bagian
depannya.
b. Tudung
- Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, tidak berlubang-lubang
(pori-pori).
3
- Biasanya terbuat dari bahan asbes, kulit, wool, katun yang dicampur
alumunium.
c. Penutup rambut
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat dan mudah dicuci, misalnya
bahan dari kartun.
4. Contoh-contoh Alat Pelindung Kepala
B. Alat Pelindung Mata Dan Muka
1. Fungsi
Mata manusia sebenarnya secara alami telah mempunyai kelengkapan
pelindung, seperti tulang mata, otot-otot sekitar mata, alis mata, bulu mata
dan kelopak mata. Tetapi pelindung mata secara alami tersebut tidak mampu
melindungi mata akibat faktor-faktor lingkungan buatan manusia, seperti
radiasi, bahan kimia, partikel-partikel yang melayang dengan cepat. Untuk
melindungi mata dari faktor-faktor tersebut diatas diperlukan alat pelindung
mata atau kaca mata pengaman.
Fungsi kaca mata pengaman adalah melindungi mata dari :
- Percikan bahan-bahan korosif
- Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang melayang di udara
- Lemparan benda-benda kecil, panas
- Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi
pada mata
4
- Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak
mengion
- Pancaran cahaya
- Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam
2. Jenis
Menurut bentuknya alat pelindung mata dibedakan menjadi :
a. Kacamata (spesctacles)
b. Goggles
c. Tameng muka (face shield)
3. Spesifikasi
a. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Tahan terhadap api
- Tahan terhadap lemparan atau percikan benda-benda kecil
- Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi atau efek prisma lebih
dari 1/6 prisma dioptri (perbedaan refraksi tidak boleh melampaui dari
1/16 dioptri)
- Mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang
gelombang tertentu
b. Alat pelindung muka mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
- Tahan api
- Terbuat dari bahan :
1) Gelas atau gelas yang dicampur dengan laminasi alumunium, yang
bila pecah tidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.
2) Plastik, dengan bahan dasar selulosa asetat, akrilik, poli karbonat
atau alil diglikol karbonat.
3) Welding goggles bahan polycarbonate
5
4. Contoh pelindung mata
C. Pelindung Pendengaran
1. Fungsi
Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan
melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.
2. Jenis
Secara umum alat pelindung telinga ada 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Sumbat telinga atau ear plug, yaitu alat pelindung
telinga yang cara penggunaannya dimasukkan pada liang telinga
b. Tutup telinga atau ear muff, yaitu alat pelindung
telinga yang penggunaannya ditutupkan pada seluruh daun telinga.
3. Spesifikasi
a. Sumber telinga
- Sumber telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau
mengabsorbsi bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja,
6
sedangkan bunyi atau suara dengan frekuensi untuk pembicaraan
(komunikasi) tetap tidak terganggu.
- Biasanya terbuat dari karet, plastik, lilin atau kapas.
b. Penutup telinga atau Ear Muff
- Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau
cup, dan sebuah sabuk kepala (head band)
- Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang
berfungsi untuk menyerap suara yang frekuensinya tinggi
4. Contoh pelindung telinga
D. Pelindung Pernafasan (Respirator)
Bahaya Pernafasan
Adanya bahaya pernafasan yang mengharuskan kita menggunakan respirator,
seperti keadaan dibawah ini :
a. Kurangnya oxygen di udara
b. Adanya kandungan gas beracun atau udara yang terkontaminasi
c. Debu-debu (partikel kecil) yang berterbangan di udara
d. Adanya suatu kombinasi dari situasi diatas.
Kurangnya oxygen adalah kurangnya zat asam (oxygen) di udara. Di Jepang
kekurangan oxygen didefinisikan dengan kurangnya konsentrasi oxygen dari
18%. Udara yang terkontaminasi racun, disebut juga sebagai “Gases…” dan
“Vapour…” misalnya “Gas Acid” dan “Vapour Organik”
7
Gas adalah bahan atau zat (substance) yang mengudara pada temperature ruang.
Vapor adalah bahan atau zat (substance) yang terevaporasi dari cairan atau
material padat (solid) pada temperature ruang (room temperature).
Mengenai partikel kecil yang berterbangan di udara, (Airbone Particulate
Matter), dapat dibedakan menjadi debu (dust), asap (fumes), udara lembab (mist),
dan asap (smoke).
1. Debu (dust), terjadi karena material padat terpecah-pecah (Broken down),
disebabkan adanya pemboran (drilling) atau gurinda (grinding)
2. Asap (fumes), terjadi karena penguapan atau kondensasi vapor dari material.
Contoh : metal fumes karena mengelasan, dan pemotongan metal dengan
cara thermal
3. Udara lembab (mist), terjadi karena tetesan yang kecil dari cairan, yang
dihasilkan oleh proses armisasi atau kondensasi. Contoh : mist minyak dan
mist penyemprotan (spray)
4. Asap (smoke), terjadi karena tidak sempurnanya suatu pembakaran, dan
masih mengandung partikel padat atau cairan (liquid). Contoh : asap dari
knalpot kendaraan.
Memperbaiki Lingkungan Kerja (Workshop Environment Improvement)
Bila bahan/zat yang berbahaya berada di suatu lingkungan kerja, kita harus
berupaya mencegah keberadaannya atau meniadakannya.
Cara untuk memperbaiki lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
a. Menghentikan pemakaian bahan/zat (substance) yang berbahaya
b. Mengganti bahan/zat (substance) yang berbahaya dengan yang tidak
berbahaya.
c. Mencegah terjadinya bahan/zat yang berbahaya dengan memperbaiki proses
produksi dan metode kerja.
d. Menutupi dan mengotomatiskan fasilitas kerja dimana bahan/zat yang
berbahaya diproses
e. Mengisolasikan proses produksi dengan menerapkan system control jarak
jauh (remote control)
f. Memasang system ventilasi penyedotan lokal
8
g. Memasang system ventilasi secara keseluruhan
h. Mencegah terjadinya debu sekunder dengan memperbaiki kelakuan kerja
(habit/disiplin)
Cara-cara tersebut diatas kiranya dapat memperbaiki lingkungan kerja, namun
semua itu membutuhkan dana yang sangat besar dan sering kali tidak dapat
dilaksanakan oleh karena kesulitan tehnis. Sebagai contoh dipasangnya suatu
system ventilasi dapat memperbaiki lingkungan kerja. Namun, walaupun system
ventilasi berfungsi dengan baik, para operator yang dekat dengan bahan/zat yang
berbahaya sering kali tidak dapat terhindar dari ancaman bahaya keracunan.
Oleh karena itu peralatan pelindung diri sangat penting untuk para pekerja di
lingkungan yang sudah ada sistim memperbaiki lingkungan kerja.
Klasifikasi Respirator (Classification of Respirators)
Respirator dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, antara lain :
1) Respirator yang menjernihkan udara (Air Purifying Respirator)
2) Respirator yang memasok udara bersih (Atmosphere supplying respirator)
Respirator debu (dust respirator) dan respirator gas adalah type respirator yang
sudah kita kenal sebagai respirator yang menjernihkan udara. Respirator ini
mempunyai elemen yang dapat menyaring udara bersih dari udara yang
terkontaminasi. Namun kita harus pergunakan respirator yang membersihkan
udara “hanya” pada lingkungan kerja dimana konsentrasi oxygen cukup memadai
(lebih >18%), karena air purifying respirators tidak mensupply oxygen.
Jenis respirator yang mensupply udara, berbeda dengan respirator yang
membersihkan udara. Jenis respirator ini dapat digunakan pada tempat kerja yang
kekurangan oxygen, karena si pemakai tetap dapat bernafas dari udara di luar
lingkungan kerja. Pada respirator ini terdapat selang yang panjang, dimana udara
bersih dipasok dari luar lingkungan kerja melalui selang ke si pemakai.
Contoh jenis respirator ini adalah sebuah SCBA (Self Contained Breating
Apparatus) ada sebuah tangki cylinder kecil yang mensupply udara ke sipemakai.
Dust Respirator (Respirator untuk debu)
Klasifikasi
9
Respirator untuk debu diklasifikasikan menjadi 2 (dua) type :
1. Type replaceable adalah type respirator yang filter dan bagian lainnya
dapat diganti ulang, sampai respirator tersebut tidak dapat digunakan
(rusak)
2. Type disposable adalah type respirator yang bagiannya tidak dapat diganti
dan dibuang setelah masa penggunaannya.
Pelindung Pernafasan
1. Fungsi
Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan organ
pernafasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas,
fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.
Kekurangan oksigen
2. Jenis
Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :
a. Respirator yang berfungsi memurnikan udara
(Air Purifying respirator)
b. Respirator yang berfungsi memasok udara atau
oksigen (Air supplying respirator)
3. Spesifikasi
a. Respirator yang memurnikan udara
Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di udara
(debu, gas, uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar ataupun tosisitas
rendah. Prinsip kerja respirator ini adalah membersihkan udara
terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorbsi atau absorbsi.
Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia
- Prinsip cara kerjanya adalah mengabsorbsi bahn pencemar di udara
pernafasan
- Bahan kimia yang digunakan untuk mengabsorbsi adalah yang sesuai
dengan bahan-bahan kimia tertentu saja. Misalnya kanister untuk uap
10
asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) harus menggunakan
kanister yang berisi soda
- Bahan kimia kanister mempunyai batas waktu kadaluwarsa. Batas
waktu kadaluwarsa ini tergantung pada : isi kanister, konsentrasi
bahan pencemar dan aktifitas pemakainya.
- Bisa menutup sebagian muka atau seluruh muka
- Tidak bisa digunakan dalam keadaan udara di lingkungan kerja
mengandung bahan kimia gas atau uap yang toksik dengan kadar
yang cukup tinggi.
- Satu tipe kanister hanya bisa digunakan untuk memurnikan udara
terkontaminasi satu macam atau satu golongan bahan kimia (gas,
uap) saja.
b. Respirator dengan pemasok udara atau pemasok oksigen
- Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter, ataupun
katridge dan kanister yang mengandung bahan kimia.
- Pasikan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan
bahan-bahan kimia yang sangat tosik, konsentrasi tinggi, maupun
melindungi pekerja dari kekurangan oksigen.
- Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau
kompresor yang dilengkapi dengan regulator (pegatur tekanan)
- Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi :
Airline respirator
Air hose mask respirator
Self – contained breathing apparatus
5. Contoh Respirator
11
F. Pelindung Tangan
1. Fungsi
Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin,
radiasi elektromagneti, radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan
pukulan, tergores, terinfeksi. Alat pelindung tangan biasa disebut dengan
sarung tangan.
2. Jenis
Menurut bentuknya, alat pelindung tangan dibedakan menjadi :
a. Sarung tangan biasa atau gloves
b. Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan empat jari
lainnya menjadi satu
c. Hand Pad, yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi telapak
tangan
d. Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai lengan.
Biasanya digabung dengan sarung tangan.
3. Spesifikasi
Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahan
sarung tangan yang dikenakan oleh pekerja.
Potensi bahaya dan bahan sarung tangan yang sesuai, disajikan pada table
berikut:
12
Potensi Bahaya Jenis bahan sarung tangan
Listrik Karet
Radiasi mengion Karet atau kulit yang dilapisi
dengan timbale (Pb)
Benda-benda tajam atau kasar Kulit atau PVC, kulit yang dilapisi
dengan logam kromium
Asam dan alkali yang korosif Karet
Pelarut organic (solvent) Karet sintetis
Benda-benda panas Kulit, atau asbes
4. Contoh pelindung tangan
G. Pelindung Kaki
1. Fungsi
Alat pelindung kaki atau safety shoes berfungsi melindungi kaki dari :
- Tertimpa benda-benda berat
- Tertuang logam panas cair, bahan kimia korosif
- Penyakit kulit karena terpajan bahan-bahan kimia
- Kemungkinan tersandung, terpeleset, tergelincir
2. Jenis
Menurut potensi bahaya pada pekerjaannya, pelindung kaki dibedakan atas :
13
a. Sepatu keselamatan yang digunakan untuk pekerjaan peleburan dan
pengecoran logam (Foundry Legging)
b. Sepatu keselamatan yang digunakan di tempat-tempat kerja yang
mempunyai potensi bahaya peledakan
c. Sepatu keselamatan yang digunakan di tempat kerja yang mempunyai
potensi bahaya listrik
d. Sepatu keselamatan untuk pekerja bangunan atau konstruksi
e. Sepatu keselamatan untuk tempat-tempat yang basah, licin.
3. Contoh pelindung kaki
H. Tali dan sabuk pengaman
1. Fungsi
Tali dan sabuk pengaman digunakan untuk mengurangi risiko bahaya fisik
apabila si pemakai terjatuhu.
2. Jenis
Jenis-jenis tali dan sabuk pengaman pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Penggantung
b. Pelana atau harness
3. Spesifikasi
- Tali atau sabuk pengaman harus dari bahan yang kuat, tahan terhadap
perubahan cuaca, tahan suasana asam maupun alkalis.
14
- Biasanya terbuat dari bahan kulit, nilon atau kombinasi dari keduanya.
Pengait, gesper, kancing, terbuat dari bahan yang anti karat dan tidak
mudah patah tetapi tidak elastis. Biasanya terbuat dari baja atau
stainlessteel.
4. Cara pemakaian
- PIlih tali atau sabuk pengaman yang sesuai dengan keadaan lapangan.
- Cek keadaan fisiknya maupun komponen-komponennya. Apakah masih
baik, tidak ada bagian yang rusak, sekecil apapun. Pengait, gesper,
kancing atau komponen-komponen lainnya masih berfungsi dengan baik,
tidak berkarat.
- Kenakan tali atau sabuk pengaman, sesuai dengan yang tercantum pada
manual instruksinya.
- Goyang-goyangkan tubuh, untuk memastikan bahwa kedudukannya telah
nyaman di badan
- Kaitkan pengait dengan seksama, kancingkan gesper atau penagncing
lainnya dengan benar saksama
- Pastikan bahwa tali atau sabuk pengaman telah terpasang dengan benar,
dengan cara mencobanya menggantungkan diri.
5. Contoh tali dan sabuk pengaman
15
I. Pakaian Pelindung
1. Fungsi
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagian atau seluruh bagian
tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas, bunga api
maupun api.
2. Jenis
Menurut bentuknya, pakaian pelindung dibedakan menjadi :
a. Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai dari dada
sampai lutut.
b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh
3. Spesifikasi
Macam-macam pakaian pelindung adalah :
- Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang mengerjakan
pengelasan
- Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran
- Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi mengion
- Pakaian pelindung terbuat dari plastic untuk tenaga kerja yang bekerja
kontak dengan bahan-bahan kimia
4. Cara pemakaian
- Pilih jenis pakaian pelindung yang sesuai dengan potensi bahaya yang
dihadapi.
- Pilih ukurannya, yang sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya
- Cek keadaan fisiknya, apakah dalam keadaan tidak rusak, dan lengkap
komponen-komponennya.
- Kenakan pakaian pelindung, dan kancingkan dengan seksama
- Gerak-gerakkan anggota badan (kaki, tangan) untuk memastikan apakah
pakaian pelindung telah terpakai dengan nyaman
5. Baju tahan api
Baju tahan api untuk menahan badan petugas/orang dari radiasi panas dan
temperature yang tinggi.
Material : Dibuat dari alumunium foil dan material tahan panas
Fungsi : - Bisa ditempat panas sampai 700oC tidak lebih dari 30 menit
16
- Bila langsung berhadapan dengan api periode waktu 12
detik
- Refleksi radiasi 90%
- Ketahanan sampai 3000 voltage
6. Contoh pakaian pelindung
IV. KESIMPULAN
Telah diuraikan tentang berbagai macam alat pelindung diri dan
manfaat dari pemakaian alat pelindung tersebut.
Alat pelindung diri akan memberikan proteksi yang adekuat kalau alat
pelindung tersebut dipilih dengan tepat dan selalu dipakai oleh pekerja yang
bersangkutan. Pemilihan yang salah selain tidak akan memberikan
perlindungan tetapi juga dapat menimbulkan bahaya tambahan bagi
pemakainya.
Pengusaha wajib menyediakan semua alat pelindung diri yang
diwajibkan dan pekerja wajib memakai alat pelindung diri yang telah
disediakan oleh perusahaan.
Peran serta diri dari semua pihak yang terlibat dalam proses produksi
yakni pengusaha, pekerja dan pemerintah akan menentukan keberhasilan
program kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan.
17