case anak- diare- dr aulia,spa
DESCRIPTION
Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999) dalam bukuSodikin (2010) Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999) dalam bukuSodikin (2010)TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
Diare akut ec rotavirus
Pembimbing: Dr. Aulia, Sp.A
Disusun oleh:
Ferdina Maria Ginting
11-2014-036
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 20 APRIL 2015 – 27 JUNI 2015
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
Nama : Ferdina Maria Ginting TandaTangan
NIM : 11.2014.036
DokterPembimbing : Dr. Aulia, Sp.A ........................
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : An. N Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 februari 2012 Suku bangsa : Jawa
Usia : 3 Tahun 3 bulan Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah Alamat : Jln. Kp Duri dalam RT 10
RW 05 No 22, Jembatan besi,
Tambora, jakarta barat.
Tgl masuk RS: 23 mei 2015
II. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah : Tn. Saeful/ Ny Wati Pendidikan terakhir : SMP
Usia : 30 tahun Pekerjaan : Kuli bangunan
Agama : Islam
Suku Bangsa: Jawa
III. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesa (Ibu kandung pasien).
Tanggal 23 mei 2015 Jam: 08.00 WIB
2
Keluhan Utama: Mencret
Keluhan Tambahan: Demam dan batuk.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Ibu pasien datang membawa anaknya ke RSUD Tarakan dengan keluhan mencret
sejak lima hari SMRS. Pasien mencret sebanyak 3-4 kali sehari, konsistensi cair, warna
kekuningan, di sertai lendir dan ampas tidak disertai darah.
Keluhan didahului demam sejak enam hari SMRS namun membaik setelah minum
obat penurun panas. Keluhan panas tidak disertai dengan riwayat perdarahan seperti
mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah.
Pada lima hari yang lalu pasien mencret frekuensi 3-4 kali dalam sehari,
konsistensi cair, disertai lendir dan ampas, tidak disertai darah. Kemudian pada empat
hari yang lalu pasien masih mencret dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari,
konsistensinya cair. Kemudian pada hari ke tiga pasien masih mencret dan masih disertai
demam.
Pada dua hari SMRS pasien masih mencret 4 kali dalam sehari, disertai demam
dan mulai batuk-batuk, kemudian ibu pasien membawa pasien berobat ke puskesmas
terdekat. Pasien sempat minum obat penurun panas, obat batuk dan oralit. Satu hari
SMRS pasien masih mencret 4x dalam sehari dan demam, pasien tampak rewel dan
minum banyak seperti orang kehausan. Pada hari itu juga ibu pasien langsung membawa
os ke IGD RS Tarakan, diinfus dan diobservasi selama 3 jam lalu di rawat di ruangan
perawatan anak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Riwayat Sosial Personal ( Social-Personal History ) dan lingkungan
Ayah pasien seorang kuli bangunan dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Kesan
keadaan sosial kurang. Hubungan orang tua dengan anak terlihat dekat. Selama ini pasien
terkesan anak yang aktif.
3
Pasien tinggal di daerah padat penduduk dengan higiene kurang. Riwayat penyajian
makanan juga terkesan seadanya, tidak terlalu mementingkan kebersihan, sumber air
berasal dari sumur yang berada dekat rumah.
Silsilah Keluarga
Riwayat Kelahiran:
A. Kehamilan
- Lahir spontan di puskesmas dari ibu G4P3A0 dan usia kehamilan 38 minggu
- Perawatan antenatal : puskesmas, rutin mengontrol ANC.
- Penyakit kehamilan : -
B. Kelahiran
- Tempat kelahiran : puskesmas
- Penolong persalinan : Bidan
- Cara persalinan : normal
- Masa gestasi : 38 minggu
C. Keadaan bayi
- Langsung menangis : positif
- Berat badan lahir : 3100 gram
- Panjang badan lahir : 49 cm
- Lingkar kepala : tidakdiketahui
- Pucat/biru/kuning/kejang : tidak ada
- Kelainan bawaan : ada
4
Riwayat Tumbuh Kembang:
Berbalik badan : 6 bulan
Tengkurap : 6 bulan
Duduk tanpa dibantu : 6 bulan
Berdiri tanpa dibantu : 9 bulan
Mengeluarkan kata-kata : 10 bulan
Bilang “papa” “mama” : 10 bulan
Kesan: tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya
Riwayat Imunisasi:
Selama ini pasien diimunisasi sejak lahir, dikarenakan kepengetahuan orang tua
pasien kurang akan pentingnya imunisasi. Pasien hanya imunisasi sampai usia 2 bulan.
Berikut adalah gambaran tabel imunisasinya
Bulan Tahun
0 1 2 3 4 9 6 10 8
Hepatitis B + - - -
DPT + - -
Polio + - -
BCG +
Campak -
Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap
Riwayat Nutrisi (Nutritional History):
Susu : ASI hanya sampai 4 bulan, ibu OS memberikan susu formula setiap
kali OS terlihat ingin minum, ± setiap 2 jam sekali.
Makanan lunak : Dimulai usia 6 bulan, berupa bubur nestle bayi. Orang tua Os
pernah beberapa kali memberikan bubur tim sejak usia 5 bulan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan: 23 Mei 2015 Pukul 08.00
5
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Status gizi : Gizi kurang
Tanda-tanda vital :
- T :38,6oC
- RR :22 x/menit
- HR :100 x/menit, kuat, teratur
Antropometri
- Panjang badan : 83 cm
- Berat badan : 9,4 kg
- Lingkar kepala : 50 cm
- Lingkar lengan atas : 11 cm
Status gizi
BB/U : < -3 (sangat kurus)
6
PB/U :<-3 (sangat pendek)
7
BB/PB : -1 SD -2 (normal )
Kesan status gizi normal
Pemeriksaan sistem
Kepala : Normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/- , sclera ikterik -/- , mata cekung +/+, udem
kelopak mata (-).
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, pembeseran KGB preaurikular
dan retroaurikular (-).
Hidung : Bentuk normal, NCH (-) sekret (-).
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis.
Mulut : Bentuk normal, sianois (-), kering (+), pucat (+)
Leher : Pembesaran KGB dan kelenjar tiroid (-).
Thorax :
- Inspeksi : Tampak simetris pada keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga
dan supra clavikula.
- Palpasi :Sela iga normal, tidak teraba masa, ictus cordis teraba pada sela iga 4-
5 garis midclavucula kiri, nyeri tekan tidak ada.
- Auskultasi
Paru : Suara nafas rokhi -/- , wheezing -/- .
Jantung : Bunyi jantung I & II, reguler, murni, murmur (-), gallop (-).
Abdomen:
- Inspeksi : datar
- Palpasi : Teraba tegang, supel (-), turgor kulit lambat (+)
Hati : Tak teraba pembesaran.
Limpa : Tidak teraba pembesaran.
- Perkusi :Timpani di seluruh lapang abdomen.
- Auskultasi : Bising usus (+)
Extremitas (lengan & tungkai) : akral hangat, capillary refill time < 2 detik.
- Tonus : Normotonus.
- Sendi : Dapat digerakkan dengan normal.
8
- -
- -
Akral Dingin Sianosis
+ + _ _
+ + _ _
Refleks fisiolosis Refleks patologis
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 23 Mei 2015
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin : 10,3 g/dL
Hematoktrit : 29,6 %
Eritrosit : 4,17 juta/uL
Lekosit : 15.800 /mm3
Trombosit : 188.000 /mm3
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) : 126 mEq/L
Kalium (K) : 2,8 mEq/L
Clorida (Cl) : 92 mEq/L
Gula darah
Glukosa darah Sewaktu : 112 mg/dL
9
- -
- -
IV. RESUME
Pasien, anak perempuan usia 3 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mencret sejak 5
hari yang lalu. Mencret 3-4 kali dalam sehari dengan konsistensi cair, warna kekuningan
disertai ampas dan lendir tidak disertai darah. Keluhan didahului demam sejak enam hari
SMRS namun membaik setelah minum obat penurun panas.
Pemeriksaan fisik, ditemukan tanda dehidrasi sedang yaitu penderita rewel, tampak
haus dan minum banyak. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan anemia (hemoglobin 10,3
g/dL), Hiponatremi (Na 126 mEq/L), hipokalemi (K : 2,8 mEq/L).
V. DIAGNOSIS BANDING
Diare cair akut ec infeksi rotavirus + dehidrasi sedang + hypokalemia + hiponatremia
+ Delay Imunisasi + Severely stunted (tubuh pendek)
Diare cair akut ec infeksi Shigella + dehidrasi sedang + hypokalemia + hiponatremia
+ Delay Imunisasi + Severely stunted (tubuh pendek)
Diare cair akut ec infeksi Salmonella + dehidrasi sedang + hypokalemia +
hiponatremia + Delay Imunisasi + Severely stunted (tubuh pendek)
VI. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan Feses rutin
VII. DIAGNOSIS KERJA
Diare cair akut ec rotavirus + dehidrasi sedang
Hipokalemi + hiponatremi
Delay Imunisasi
Severely stunted (tubuh pendek)
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Medika mentosa
Rehidrasi 70 cc/kgBB/ 3 Jam = 700 cc/ 3 Jam
Maintenance KAEN 3B 800cc/24 jam
Zinkid 2 x 1 cth
Oralit 100-200 cc tiap mencret
10
Pct syr 3 x 1 cth
Cinam 4 x 300 mg
Ambroxol syr 3 x ½ cth
2. Non medika-mentosa
Edukasi terhadap orang tua pasien terutama ibu, agar dalam memberikan
makanan atau minuman harus memperhatikan kebersihan seperti mencuci
tangan saat memberi makan atau sebelum membuat susu, merebus air dan
botol susu terlebih dahulu.
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
FOLLOW UP
23 mei 2015 24 mei 2015
Mencret 3x sejak malam disertai lendir, air
dan ampas, warna kuning. Demam(+),
batuk(+), pilek(-),anak rewel tidak mau makan
dan minum.
Mencret 5x sehari warna kuning kehijauan,
disertai lendir, air dan ampas. Demam(+)
tadi malam, batuk (+), pilek(-), anak rewel
tidak mau makan dan minum.
KU : TSS Kes: CM
HR : 100x/menit, kuat, teratur
RR : 22x/menit T : 38,60C
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/-, SI -/-, cekung (+)
Hidung : NCH (-)
Mulut : sianosis (-), pucat(+), kering
(+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
C/P : BJ I II Reguler, murmur (-)
machanary-like, Gallop (-). Vesikuler -/-,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : BU (+) supel, NT(+), turgor
kulit lambat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema
KU : TSS Kes: CM
HR : 105x/menit, kuat, teratur
RR : 25x/menit T : 37.50C
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/-, SI -/-, cekung (+)
Hidung : NCH (-)
Mulut : sianosis (-), pucat(+),
kering (+)
Leher : KGB tidak teraba
membesar
C/P : BJ I II Reguler, murmur (-)
machanary-like, Gallop (-). Vesikuler -/-,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : BU (+) supel, NT(+),
11
(-)
Hasil labboratorium :
Darah Rutin
Hemoglobin : 10,3 g/dL
Hematoktrit : 29,6 %
Eritrosit : 4,17 juta/uL
Lekosit : 15.800 /mm3
Trombosit : 188.000 /mm3
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) : 126 mEq/L
Kalium (K) : 2,8 mEq/L
Clorida (Cl) : 92 mEq/L
Gula darah
Glukosa darah Sewaktu : 112 mg/dL
turgor kulit lambat
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’,
edema (-)
GE dehidrasi sedang + hipokalemi +
hiponatremi + delay imunisasi + Severely
stunted (tubuh pendek)
GE dehidrasi sedang + hipokalemi +
hiponatremi + delay imunisasi +
Severely stunted (tubuh pendek)
Rehidrasi 70cc/KgBB/3 jam
Maintenance KAEN 3B 800cc/24 jam
Zinkid 2 x 1 cth
Oralit 100-200 cc tiap mencret
Pct syr 3 x 1 cth
Cinam 4 x 300 mg
Ambroxol syr 3 x ½ cth
Kaen 3B 800cc/24 jam
Zinkid 2 x 1 cth
Oralit 100-200 cc tiap mencret
Pct syr 3 x 1 cth
Cinam 4 x 300 mg
Ambroxol syr 3 x ½ cth
FOLLOW UP
25 mei 2015 26 mei 2015
Mencret 4x sehari warna kuning kehijauan,
disertai lendir, air dan ampa . Demam(-)
tadi malam, batuk (+), pilek(-), anak rewel
tidak mau makan dan minum.
Mencret 2x sehari warna kuning kehijauan,
disertai lendir, air dan ampa . Demam(-)
tadi malam, batuk (+), pilek(-), anak rewel
tidak mau makan dan minum.
12
KU : TSR Kes: CM
HR : 104x/menit, kuat, teratur
RR : 36x/menit T : 36.70C
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/-, SI -/-, cekung (-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : sianosis (-), pucat(+), kering
(+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
C/P : BJ I II Reguler, murmur (-)
machanary-like, Gallop (-). Vesikuler -/-,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : BU (+) supel, NT(+), turgor
kulit baik.
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema
(-)
KU : TSR Kes: CM
HR : 128x/menit, kuat, teratur
RR : 34x/menit T : 36.50C
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/-, SI -/-, cekung (-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : sianosis (-), pucat(+),
kering (+)
Leher : KGB tidak teraba
membesar
C/P : BJ I II Reguler, murmur (-)
machanary-like, Gallop (-). Vesikuler -/-,
Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : BU (+) supel, NT(-), turgor
kulit baik.
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’,
edema (-).
Hasil labboratorium :
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium (Na) : 139 mEq/L
Kalium (K) : 2,7 mEq/L
Clorida (Cl) : 102 mEq/L
GE dehidrasi sedang + hipokalemi +
hiponatremi + delay imunisasi + Severely
stunted (tubuh pendek)
GE dehidrasi sedang + hipokalemi +
delay imunisasi + Severely stunted
(tubuh pendek)
Kaen 3B 1000cc/24 jam
Zinkid 2 x 1 cth
Pct syr 3 x 1 cth
Cinam 4 x 300 mg
Oralit 100-200 cc tiap mencret
Ambroxol syr 3 x ½ cth
Kaen 3B 1000cc/24 jam
Zinkid 2 x 1 cth
Pct syr 3 x 1 cth
Cinam 4 x 300 mg
Oralit 100-200 cc tiap mencret
Ambroxol syr 3 x ½ cth
FOLLOW UP
13
27 mei 2015
Mencret 1x sehari warna kuning,
cair dan ampas . Demam(-) , batuk (-), pilek(-),
anak tidak rewel, sudah mau makan.
KU : TSR Kes: CM
HR : 120x/menit, kuat, teratur
RR : 26x/menit T : 36.0C
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/-, SI -/-, cekung (-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : sianosis (-), pucat(+), kering (+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
C/P : BJ I II Reguler, murmur (-)
machanary-like, Gallop (-). Vesikuler -/-, Rhonki
-/-, Wheezing -/-
Abdomen : BU (+) supel, NT(-), turgor kulit
baik.
Extremitas : Akral hangat, CRT<2’’, edema
(-).
GE tanpa dehidrasi + hipokalemi + delay
imunisasi + Severely stunted (tubuh pendek)
Pasien boleh pulang
Teruskan pemberian Zinkid samapai 10 hari
bertutu-turut.
Oralit diberikan tiap kali mencret
Paracetamol sirup jika demam
Seminggu lagi datang untuk kontrol dan
Imunisasi
Analisa Kasus
14
Pada kasus ini, dari anamnesis didapatkan pasien perempuan usia 3 tahun 3 bulan
dengan buang air besar (BAB) 3-4 kali dalam sehari, konsistensi cair, warna kekuningan
disertai ampas dan lendir tidak ada darah, keluhan didahului oleh demam, berlangsung
kurang dari 14 hari jelas menunjukan bahwa anak tersebut menderita diare akut.
Diare adalah buang air besar (BAB) pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
diserta perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.1
Berdasarkan lama berlangsungnya, pada pasien ini termasuk diare akut. Berdasarkan
patomekanismenya, pada pasien ini adalah diare invasive dalam bentuk yaitu diare non
dysentriform berupa diare yang tidak berdarah, biasanya disebabkan oleh rotavirus.1
Rotavirus adalah penyebab utama diare pada bayi, rotavirus termasuk dalam family
reoviridae.3,4
Pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung +/+, , bibir kering, pucat, turgor kulit
lambat. Pemeriksaan penunjang didapatkan kadar kalium yang rendah (hipokalemia) K : 2.9
mEq/L, dan kadar natrium yang rendah Hiponatremi (Na 126 mEq/L).
Dikatakan hipokalemia bila K < 3,5 mEq/L, koreksi dilakukan menurut kadar K : jika
kalium 2,5 – 3,5 mEq/L maka diberikan per-oral 75 mcg/kgBB/hr di bagi 3 dosis. Bila < 2,5
mEq/L maka diberikan secara intravena drip (tidak boleh bolus) selama 4 jam. Dosisnya :
(3,5- kadar K terukur x BB x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam) diberikan selama 4 jam, kemudian
20 jam berikutnya adalah (3,5 – kadar K terukur x BB x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB).1
Hipokalemia dapat menyebabkan kelemahan otot, ileus paralirik, gangguan fungsi ginjal dan
aritmia jantung. Hipokalemia dapat dicegah dan kekurangan kalium dapat dikoreksi dengan
menggunakan oralit dan memberikan makanan yang kaya kalium selama diare dan sesudah
diare berhenti.5
Pada kasus ini, didapatkan kadar kalium yang rendah (hipokalemia) K : 2.9 mEq/L,
terapi yang telah di berikan yaitu Oralit 100-200 cc tiap mencret, dan KAEN 3B 800cc/24
jam.KAEN 3B mengandung : sodium klorida 1,75 g, ptasium klorida 1,5 g, sodium laktat
2,24 g, anhydrous 27 g, Elektrolit (mEq/L) : Na : 50, K : 20, Cl : 50, laktat 20, glukosa 27
g/L, Kcal/L 108.
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang hanya mengandung
sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na < 130). Oralit aman dan efektif untuk terapi dan
hampir semua anak dengan hiponatremi. Bila tidak berhasil, koreksi Na di lakukan
bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu : memakai Ringer Laktat atau Normal saline.
15
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum yang di periksa dikalikann 0,6 dan
dikalikan berat badan. Separuh diberikan dalam 8 jam, sisanya dalam 16 jam. Peningkattan
serum Na tidak boleh melebihi 2 mEq/L/jam.
Pada kasus ini, didapatkan kadar natrium 126 mEq/L. Tidak dilakukan koreksi Na
karena kadar natrium 126 mEq/L. Sedangkan kadar Na koreksi (mEq/L) = 125.
Penatalaksanaa diare karena rotavirus bersifat suportif, untuk mengkoreksi kehilangan
cairan dan elektrolit yang dapat menuju pada keadaan dehidrasi, asidosis, syok dan kematian
karena infeksi rotavirus bersifat self limited. Hal ini Dapat dicegah dengan penggantian cairan
dan perbaikan keseimbangan elektrolit baik secara oral maupun melalui cairan intravena.3
Pada kasus ini Dehidrasi ringan/sedang, jika terdapat dua atau lebih dari tanda berikut
yaitu rewel, gelisah, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, minum dengan lahap, haus
rencana terapi yang dipilih adalah Rencana terapi B.5,6
Rencana Terapi B, pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan
jumlah sesuai dengan berat badan anak (75 ml/kgBB) atau umur jika tidak diketahui berat
badannya. Untuk anak dengan umur mendekati 4 bulan, berat badan < 6 kg, jumlah cairan
oralit yang diberikan 200-400 ml, umur 4 - 12 bulan, berat badan 6-10 kg jumlah cairan 400-
700 ml, umur 12 - 24 bulan berat badan 10-12 kg, jumlah cairan 700-900, umur 2 - 5 tahun,
berat badan 12-19 kg, jumlah cairan 900-1400 ml. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak
dari pedoman diatas, maka berikan sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Untuk
anak bermur <6 bulan tidak menyusu, beri juga 100-200 ml air matang selama periode ini
Mulailah memberi makanan segera setelah anak ingin makan , Lanjutkan pemberian ASI,
Tunjukan kepada ibu cara membuat larutan Oralit. Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
cangkir/mangkok/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan
lebih lambat. Lajutkan ASI selama anak mau. Beri Zinc selama 10 hari.
Pada pasien ini terapi yang telah diberikan adalah Rehidrasi 70cc/KgBB/3 jam,
Maintenance KAEN 3B 800cc/24 jam, Oralit 100-200 cc tiap mencret, dan Zinkid 2 x 1 cth.
Penatalaksanaan yang telah di berikan sudah sesuai dengan rencana terapi B.
Pada pasien ini didiagnosis delayed imunisasi karena hanya imunisasi sampai usia 2
bulan. Kejar imunisasi adalah imunisasi yang diberikan pada anak dengan keterlambatan
imunisasi. Pada pasien ini kejar imunisasi yang akan di berikan adalah sesuai jadwal kejar
imunisasi CDC 2013.
16
Rekomendasi Jadwal Kejar Imunisai CDC 2013
1. Vaksin Hepatitis B
- Lengkapi sampai 3 seri
- Dosis 1 ke dosis ke2 selangi/interval 4 minggu, sementara dosis 2 ke dosis 3 selang 8
minggu & paling tidak 16 minggu pasca dosis pertama
- Umur minimum untuk dosis terakhir (dosis 3 ) adalah usia 24 minggu
2. Vaksin DPT / DTaP
- Dosis 1 ke dosis ke2 selangi/interval 4 minggu, sementara dosis 2 ke dosis 3 selang 4
minggu . Dosis 3 ke dosis 4 selang 6 bulan, Dosis 4 ke dosis 5 selang 6 bulan
- Dosis ke-5 (Booster) tidak perlu jika dosis keempat selesai dilaksanakan saat usia >= 4
tahun
3. Vaksin MMR
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 4 minggu
4. Vaksin Cacar air/Varicella
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 3 bulan
5. Vaksin Hepatitis A
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 6 bulan6
Pada pasien ini didiagnosis Severely stunted (tubuh pendek), karena PB/U :<-3
(sangat pendek). Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya
kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted.
Standar digunakan untuk standarisasi pengukuran berdasarkan rekomendasi NCHS
dan WHO. Standarisasi pengukuran ini membandingkan pengukuran anak dengan median,
dan standar deviasi atau Z-score untuk usia dan jenis kelamin yang sama pada anak- anak. Z-
score adalah unit standar deviasi untuk mengetahui perbedaan antara nilai individu dan nilai
tengah (median) populasi referent untuk usia/tinggi yang sama, dibagi dengan standar deviasi
dari nilai populasi rujukan.Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara
pengukuran. Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2
tahun. Indikator antropometrik seperti tinggi badan menurut umur (stunted) adalah penting
dalam mengevaluasi kesehatan dan status gizi anak-anak pada wilayah dengan banyak
masalah gizi buruk. Dalam menentukan klasifikasi gizi kurang dengan stunted sesuai dengan
17
”Cut off point”, dengan penilaian Z-score, dan pengukuran pada anak balita berdasarkan
tinggi badan menurut Umur (TB/U) Standar baku WHO-NCHS berikut.7
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagyo B, Santoso N.B. Diare akut. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta;
Badan Penerbit IDAI: 2010. Hal 87-118
2. WHO. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta; Depkes RI: 2008.
Hal 131-151.
3. Staat M. Rotavirus : Identification, treatmen and prevenvention. Diunduh dari
http://www.medscape.com. Di unduh pada tanggal 27 mei 2015.
4. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik.
Jilid 1. Jakarta; IDAI: 2011
5. Marcdante KJ., Kliegman R., Jenson B. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi ke-6.
Jakarta :2011. Hal 481-485
6. Jadwal kejar imunisasi. Di unduh dari http://www.medscape.com, Di unduh pada tanggal
12 juni 2015.
7. Gibson, R. S. Principless of Nutrition Assesment. Oxford University Press. 2005
18