case asma anak
DESCRIPTION
umiTRANSCRIPT
MASAYU MASTURA FATMASARITIA SABRINA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRWIJAYA
2010
Presentasi Kasus Asma
Identifikasi Pasien
• Nama : An. A.K.S• Umur / Tanggal Lahir : 13 tahun/ 21
Januari 1997• Jenis kelamin : Perempuan • Berat Badan : 32 kg • Tinggi Badan : 147 cm• Agama : Islam• Alamat : Jl. A. Yani Lrg. Sundawa
Baturaja• Kebangsaan : Indonesia • MRS : 4 Mei 2010
Anamnesis
• (alloanamnesis dengan ibu penderita, 5 Mei 2010)
• Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Perjalanan Penyakit• Sejak 10 hari yang lalu penderita mengeluh
batuk berdahak (+) dan mengi (+). Penderita juga mengeluh nyeri tenggorokan (+), demam (-), BAB dan BAK biasa.
• 4 jam sebelum MRS penderita mengalami sesak nafas (+) dipengaruhi cuaca dingin (+), lebih sering pada malam hari dan diawali dengan batuk berdahak, sesak tidak dipengaruhi posisi, biru saat sesak (-), demam (-), BAB dan BAK biasa.
• Penderita berobat ke bidan lalu diberi obat untuk sesak napas namun tidak dengan kontrol yang teratur. Penderita juga sering MRS berulang kali dengan keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan sesak nafas (+). Serangan sesak pertama pada usia 8 tahun. Frekuensinya 3-4 kali pertahun, lama sesak 2 hari.
Riwayat eksim (+), dan alergi makanan (udang, ikan laut) dan alergi debu (+).
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Ayah dari ibu juga mengalami sesak nafas (+).
Bpk. A/Buruh/ 36th Ibu R/IRT/ 34th
13 th 10 th 7 th
Riwayat sosial ekonomi
Penderita anak ke 1 dari 3 bersaudara. Ayah penderita seorang buruh dan ibu penderita seorang ibu rumah tangga.
Kesan : sosioekonomi kurang
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran• Masa kehamilan : cukup bulan• Partus : Spontan• Ditolong oleh : Bidan• Berat badan lahir : 2500 gram• Keadaan saat lahir : Tidak langsung
menangis
Riwayat Makan• ASI : 0 – 9 bulan• Bubur susu : 9 bulan – 12 bulan• Nasi biasa : >12 bulan – sekarang
Riwayat Perkembangan
• Tengkurap : 3 bulan• Duduk : 6 bulan• Berjalan : 9 bulan• Bicara : 9 bulan
Kesan : Perkembangan motorik dalam batas normal
Riwayat Imunisasi
• BCG : 1 kali, scar + (pada lengan kanan)• DPT : DPT I dan II• Polio : Polio I, II, dan III• Hepatitis B : Hepatitis B I dan II • Campak : -
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan: 5 Mei 2010Keadaan Umum• Kesadaran : Kompos mentis• Tekanan Darah : 110/70 mmHg• Nadi : 90 x/menit, reguler, isi dan
tegangan: cukup• Pernapasan : 34 x/menit• Suhu : 36.2o C• Berat Badan : 32 kg• Tinggi Badan : 147 cm• Status Gizi : BB/U= 32/46 x 100% = 69,56%
TB/U= 147/157 x 100% = 93,63%
BB/TB= 32/39 x100% = 82,05%Kesan : KEP I/ gizi kurang
Keadaan Spesifik• Kepala• Kulit : Anemis (-), ikterik (-)• Bentuk : Normosefali, simetris, UUB menutup• Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut. • Mata : Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek cahaya
+/+, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema palpebra (-/-)
• Hidung : Sekret (+), napas cuping hidung (+).• Telinga : Sekret (-), serumen plak (+) .• Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-),
sianosis (-), pucat (-).• Tenggorokan : Faring hiperemis (+)• Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak
meningkat
Thorak Paru-paru• Inspeksi : statis, dinamis simetris, retraksi
suprasternal (+)• Perkusi : hipersonor pada kedua lapangan
paru• Auskultasi: vesikuler (+) menurun/ ronki
basah kasar dan ronki kering (+), wheezing (+).
Jantung• Inspeksi : Iktus kordis, pulsasi, dan
voussour cardiaque tidak terlihat• Palpasi : Thrill dan ikteus tidak teraba• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal• Auskultasi: HR: 90 x/menit, irama reguler,
BJ I-II normal, bising (-)
Abdomen• Inspeksi : Datar• Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba• Perkusi : Shifting dullness (-)• Auskultasi: Bising usus normal• Punggung : Gibbus (-)
– Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-)– Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-),
capillary refill < 2 detik, edema pretibia (-/-)
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi motorik
Pemeriksaan Tungkai
Kanan
Tungkai
Kiri
Lengan
Kanan
Lengan
Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
Reflek fisiologis + normal + normal + normal + normal
Reflek patologis - - - -
Fungsi sensorik : Dalam batas normal
Fungsi nervi craniales : Dalam batas normal
GRM : Kaku kuduk tidak ada
PEMERIKSAAN LABORATORIUM-
DIAGNOSA BANDING Asma Bronkhial Bronkitis
DIAGNOSA KERJA Asma Bronkial
PENATALAKSANAAN
• IVFD Dextrose 5% 4:1 gtt 18• Dexametason inj 0,3 mg/kgBB/kali 3 x 10
mg • Aminofilin 15 mg/kgBB/hari, 1/3 bolus, 2/3
drip Bolus: 160mg, drip:320 mg (per kolf 106 mg)
• Oksigenisasi nasal 1-2 L/menit• Nebulisasi salbutamol 2,5 mg tiap 1-2 jam• Gliseril Guaiakolat 3 x 100 mg• Diet TKTP
Prognosis
Quo ad vitam : bonamQuo ad functionam : bonam
ASMA BRONKIAL
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan bronkus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan luas saluran napas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan atau dengan pengobatan.
Epidemiologi
Kira-kira 2-20% populasi anak dilaporkan pernah menderita asma. Angka kejadian asma di Indonesia diperkirakan berkisar antara 5-10%.
Etiologi
Reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hiperreaktivitas bronkus),
Adanya hambatan sebagian system adrenergic, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus system parasimpatik.
Keadaan demikian menyebabkan mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan sehingga terjadi spasme bronkus.
• Faktor genetic, biokimiawi, saraf otonom, imunologis, infeksi, endokrin, psikologis dan lingkungan lainnya dapat turut serta dalam proses terjadinya manifestasi asma.
• Asma (hiperreaktivitas bronkus) agaknya diturunkan secara poligenik. Alergi (atopi) salah satu factor pencetus asma juga diturunkan secara genetic tapi belum pasti bagaimana caranya.
Klasifikasi asma
Varian bentuk asma
Asma episodik berat dan berulangAsma persisten pada bayiAsma hipersekresiAsma karena beban fisikAsma dengan alergen atau sensitifitas
spesifikBatuk malamAsma yang memburuk pada pagi hari
Faktor resiko
Terbagi menjadi 2, yaitu:1. Faktor Host- Genetik- Atopi- Hiperresponsif saluran nafas- Jenis kelamin- Suku/ etnis
2. Faktor Lingkungan• - alergen indoor• - alergen outdoor• - Asap rokok• - Polusi udara• - Infeksi saluran nafas• - Infeksi parasit• - Faktor sosioekonomi• - Diet dan obat-obatan• - Obesitas
Patogenesis : Inflamasi
Deskuamasi epitel
Mucus plug
Penebalan membrana basalis
Infiltrasi netrofil dan eosinofilHipertrofi dan konstriksi
otot polos
Edema
Hiperplasi kelenjar mukus
Barnes PJ
Gejala Klinis
Stadium I- Batuk paroksismal - Sputum yang kental dan mengumpul
Stadium II- batuk dengan dahak yang jernih - mulai sesak nafas - ekspirium memanjang- mengi. - retraksi suprasternal
Stadium III- suara nafas hampir tidak terdengar- pernafasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi nafas yang mendadak tinggi.
Diagnosis
AnamnesisRiwayat penyakit (batuk kronik berulang 2
minggu berturut-turut/ dalam 3 bulan ada 3 episode batuk)
MengiRiwayat atopi pasien/keluarga (misalnya
rhinitis alergi, dermatitis atopi, urtikaria)
Pemeriksaan Fisik- napas cepat (takipneu), dangkal- sesak napas (dispneu)- nafas cuping hidung- gerakan dinding dada berkurang- hipersonor, suara vesikuler menurun - wheezing ekspirasi, ekspirium diperpanjang - ronki kering, ronki basah, suara lendir.
• Pemeriksaan Penunjang- Darah tepid an secret hidun: IgE total dapat
meningkat- AGD: Co2 meningkat (asidosis respiratorik)- Uji fungsi paru: PEFR atau FEV1 menurun
(ada obstruksi)- Rontgen thoraks: emfisema paru, komplikasi
(atelektasis, pneumotoraks)
Diagnosis Banding
Pada bayi adanya korpus alienum di saluran nafas dan esophagus atau kelenjar timus yang menekan trakea.
Penyakit paru kronik yang berhubungan dengan bronkiektasis atau fibrosis kistik.
Bronkiolitis akut Bronkitis Tuberkulosis kelenjar limfe di daerah trakeobronkial. Asma kardial Kelainan trakea dan bronkus, misalnya
trakeobronkomalasi dan stenosis bronkus.
Penatalaksanaan
Serangan asma yang ringan bronkodilator oral atau aerosol.
Serangan ringan akut tidak diperlukan kortikosteroid
Serangan ringan kronik/serangan sedang kortikosteroid + bronkodilator.
Serangan sedang oksigen sudah perlu diberikan 1-2 liter/menit.
• Pencegahan serangan asma, terdiri atas:a.Penghindaran faktor-faktor pencetus
misal: alergen, infeksi, iritan, cuaca, ,kegiatan jasmani, infeksi saluran nafas bagian atas, refluks gastroesofagus,psikis
b. Obat-obat dan terapi imunologikseperti: bronkodilator simpatomimetik, golongan beta-2 selektif, theophylin, kortikosteroid
• PrognosisPrognosis jangka panjang asma anak pada umumnya baik
• KomplikasiEmfisemaAtelektasisBronkiektasisBronkopneumonia
ANALISIS KASUSanak perempuan (13 th), KU: sesak napas. penyempitan saluran nafas
penyakit paru obstruksi
penyakit jantung
Serangan sesak sering terjadi sejak usia 8 tahun Frekuensi 3-4 kali/tahunamanya sesak 2 harisesak memberat pada dini hari
2 minggu sebelum serangan sesak: batuk suara nafas berderak Mengiriwayat alergi sering menderita eksim.
pemeriksaan fisik :Frek. napas 34x/menitretraksi suprasternalperkusi hipersonor vesikuler menurun,Wheezing (+)
Diagnosis kerja:ASMA BRONCHIAL
asma hipersekresi
•infeksi saluran napas bagian atas•timbul pada dini hari •batuk produktif•Mengi
asma episodik sering
•sering berobat dan masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama
asma dengan alergen•Terdapat alergi •sesak saat aktivitas fisik
Pengklasifasian Asma
Nilai derajat serangan
Serangan Sedang:-Aktivitas: bicara-Bicara: penggal kalimat-Posisi: lebih suka duduk-Mengi: nyaring, ekspirasi ± inspirasi-Sesak nafas: sedang-Retraksi: suprasternal-Laju napas: takipneu
Tatalaksana awal:-Nebulisasi β-agonis 1-3x, selang 20 menit-Nebulisasi ketiga + antikolinergik
Serangan sedang:-Nebulisasi 2-3x, respon parsial-Berikan oksigen- Nilai kembali derajat serangan, jika sesuai dg serangan sedang, observasi diRuang Rawat sehari
PENATALAKSANAAN
Ruang Rawat Sehari-Oksigen diteruskan-Berikan steroid oral-Nebulisasi tiap 2 jam-Dalam 12 jam klinis belum membaik, alih ke Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Inap- IVFD-Oksigen teruskan- Steroid IV tiap 6-8 jam-Nebulisasi tiap 1-2 jam- Aminofilin IV inisial, lanjutkan rumatan- Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam-Jika dalam 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang
• Terapi suportif IVFD Dextrose 5% 4:1 gtt 18 oksigenisasi nasal 1-2 L/menit
• Terapi simtomatis Dexametason inj 0,3 mg/kgBB/kali 3 x 10 mg Aminofilin 15 mg/kgBB/hari, 1/3 bolus, 2/3
drip Bolus: 160mg, drip:320 mg (per kolf 106 mg)
Nebulisasi salbutamol 2,5 mg tiap 1-2 jam.
• Batuk berdahak mukolitik (gliseril guaiakolat 3 x 100 mg)
• Edukasi Hindari faktor-faktor pencetus serangan asma
seperti debu, udang, dan ikan laut, Anggota keluarga yang sedang menderita flu
tidak boleh mendekati anak yang asma. Hindarkan anak dari perubahan cuaca yang
mendadak terutama dingin Kebutuhan makan dan minum yang bergizi
untuk tumbuh kembang anak secara optimal
DAFTAR PUSTAKA
Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI