case bph

40
BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA Oleh : Abrar Jurisman Pembimbing : dr. Yevri Zullfiqar, Sp.B, Sp.U

Upload: abrar-jurisman

Post on 27-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BPH

TRANSCRIPT

BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA

BENIGN PROSTATIC HyPERPLASIAOleh : Abrar Jurisman

Pembimbing : dr. Yevri Zullfiqar, Sp.B, Sp.UDefinisiBenign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia.anatomi

histologi

epidemiologiTerjadi pada usia tua dan jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun. Prevalensi yang pasti di Indonesia belum diketahui, tetapi diperkirakan semenjak umur 50 tahun 20%-30% pria akan mengalami hiperplasia prostat.Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50%, dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. etiologiBelum diketahui secara pasti Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (penuaan).etiologiBeberapa teori/hipotesis :Teori ketidakseimbangan estrogen-testosteroneTeori DHTTeori interaksi stroma epitel (growth factor)Teori berkurangnya kematian sel prostat

patofisiologiPembesaran ProstatPenyempitan lumen pars prostatikaHambatan aliran urinPeningkatan tekanan intravesikaKontraksi buli-buli lebih kuatPerubahan antomi buli-buliKeluhan LUTSRetensi urinAliran balik ke ureterHidroureter, hidronefrosis, gagal ginjalGambaran klinisObstruksi Iritasi HesistansiPancaran miksi lemahIntermitensiMiksi tidak puasDistensi abdomenTerminal dribbling (menetes)Volume urine menurunMengejan saat berkemihFrekuensiNokturiUrgensiDisuria Urgensi dan disuria jarang terjadi, jika ada disebabkan oleh ketidakstabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi involunter.Skor internasional gejala-gejala prostat WHO (International Prostate Symptom Score, IPSS)

Gambaran klinisPemeriksaan fisik (colok dubur):1. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)2. Adakah asimetris3. Adakah nodul pada prostate4. Apakah batas atas dapat diraba5. Sulcus medianus prostate6. Adakah krepitasi

DIAGNOSISAnamnesis : gejala obstruktif dan gejala iritatif.Pemeriksaan fisik : terutama colok dubur : pembesaran prostat, konsistensi kenyal, permukaan rata, tidak teraba nodul.Pemeriksaan laboratorium : darah dan urin.Pemeriksaan pencitraan : Pielografi intravena terlihat adanya lesi defek isian kontras pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok ke atas berbentuk seperti mata kail. Dengan trans rectal ultra sonography (TRUS), dapat terlihat prostat yang membesar.Uroflowmetri : tampak laju pancaran urin berkurang.Mengukur volume residu urin : Pada hiperplasi prostat terdapat volume residu urin yang meningkat sesuai dengan beratnya obstruksi (lebih dari 150 ml dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi).DIAGNOSIS BANding1. Kelemahan detrusor kandung kemih :kelainan medula spinalisneuropatia diabetes mellituspasca bedah radikal di pelvisfarmakologik2. Kandung kemih neuropati, disebabkan oleh :kelainan neurologikneuropati periferdiabetes mellitusalkoholismefarmakologik (obat penenang, penghambat alfa dan parasimpatolitik)DIAGNOSIS BANding3. Obstruksi fungsional :dis-sinergi detrusor-sfingter terganggunya koordinasi antara kontraksi detrusor dengan relaksasi sfingterketidakstabilan detrusor4. Kekakuan leher kandung kemih :fibrosis5. Resistensi uretra yang meningkat disebabkan oleh :hiperplasia prostat jinak atau ganaskelainan yang menyumbatkan uretrauretralitiasisuretritis akut atau kronikstriktur uretra

komplikasi1. Batu Kandung Kemih2. Hematuria 3. Sistitis4. Pielonefritis5. Retensi Urin Akut Atau Kronik6. Refluks Vesiko-Ureter7. Hidroureter8. Hidronefrosis9. Gagal Ginjal PEnatalaksanaanTujuan terapi pada pasien hiperplasia prostat adalahmemperbaiki keluhan miksimeningkatkan kualitas hidupmengurangi obstruksi infravesikamengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjalmengurangi volume residu urine setelah miksimencegah progresifitas penyakit

Hal ini dapat dicapai dengan cara medikamentosa, pembedahan, atau tindakan endourologi yang kurang invasif.PEnatalaksanaanWatchfull waiting

Skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.Pasien tidak mendapatkan terapi apapun dan hanya diberi penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk keluhannya.Secara periodik pasien diminta untuk datang kontrol dengan ditanya keluhannya apakah menjadi lebih baik.Jika keluhan miksi bertambah jelek daripada sebelumnya, mungkin perlu dipikirkan untuk memilih terapi yang lain.

PEnatalaksanaanMedikamentosa

Tujuan terapi medikamentosa :mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan obat-obatan penghambat adrenergik alfa (fenoksibenzamin).mengurangi volume prostat sebagai komponen statik dengan cara menurunkan hormon testosteron / dihdrotestosteron (DHT) melalui penghambat 5-reduktase (finesterid).

PEnatalaksanaanOperasi Pembedahan Penyelesaian masalah pasien hiperplasia prostat jangka panjang yang paling baik saat ini adalah pembedahanPembedahan direkomendasikan pada pasien-pasien BPH yang :tidak menunjukkan perbaikan setelah terapi medikamentosamengalami retensi urineinfeksi saluran kemih berulangHematuriagagal ginjaltimbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah.

PEnatalaksanaanPembedahan terbuka :

Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah metode dari Millin (pendekatan retropubik infravesika), dan Freyer (pendekatan suprapubik transvesika/transperineal).Prostatekstomi terbuka adalah tindakan paling invasif, dan paling efisien sebagai terapi BPH.Prostatektomi terbuka dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (>100 gram).PEnatalaksanaanPembedahan Endourologi :

Pembedahan endourologi transuretra dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektrik TURP (Transurethral Resection of the Prostate) atau dengan memakai energi Laser. TURP (Transurethral Resection of the Prostate) saat ini merupakan tindakan yang paling banyak dikerjakan.Operasi ini lebih disenangi karena tidak diperlukan insisi pada kulit perut, massa mondok lebih cepat, dan memberikan hasil yang tidak banyak berbeda dengan tindakan operasi terbuka.Operasi terhadap prostat berupa reseksi (TURP), insisi (TUIP), atau evaporasi.TURP (Transurethral Resection of the Prostate)

TURP (Transurethral Resection of the Prostate)

TUIP ( Transurethral Incision of the Prostate )

PEnatalaksanaanKontrol Berkala

Setiap pasien hiperplasia prostat yang telah mendapatkan pengobatan perlu kontrol secara teratur untuk mengetahui perkembangan penyakitnya. Jadwal kontrol tergantung pada tindakan apa yang sudah dijalaninya.Pasien yang hanya mendapatkan pengawasan (watchfull waiting) dianjurkan kontrol setelah 6 bulan, kemudian setiap tahun untuk mengetahui apakah terjadi perbaikan klinis. Penilaian dilakukan dengan pemeriksaan skor IPSS, uroflometri, dan residu urin pasca miksi.PEnatalaksanaanKontrol Berkala

Pasien yang mendapatkan terapi penghambat 5-reduktase harus dikontrol pada minggu ke 12 dan bulan ke 6 untuk menilai respon terhadap terapi. Kemudian setiap tahun untuk menilai perbaikan gejala miksi. Pasien yang menjalani pengobatan penghambat 5-adrenergik harus dinilai respon terhadap pengobatan setelah 6 minggu dengan melakukan pemeriksaan IPSS, uroflometri, dan residu urine paska miksi. Setelah pembedahan, pasien harus menjalani kontrol paling lambat 6 minggu pasca operasi untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyulit. Kontrol selanjutnya setelah 3 bulan untuk mengetahui hasil akhir operasi.PEnatalaksanaanKontrol Berkala

Pasien yang mendapatkan terapi invasif minimal harus menjalani kontrol secara teratur dalam jangka waktu lama, yaitu setelah 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan setiap tahun. Pada pasien yang mendapatkan terapi invasif minimal, selain dilakukan penilaian terhadap skor miksi, dilakukan pemeriksaan kultur urine.Laporan kasusIDENTITASNama: Tn. MUsia: 82 tahunJenis kelamin: Laki-lakiStatus : MenikahAlamat: Kerinci JambiNo. RM: 900879

Keluhan Utama: Sulit buang air kecil sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien mengeluh sulit buang air kecil sejak 1 tahun SMRS, sebulan terakhir pasien telah terpasang kateter dan diganti secara rutin di RSUD Kerinci, Jambi Awalnya buang air kecil dirasakan tidak lancar, dengan pancaran melemah, harus mengedan untuk berkemih dan merasa tidak puas ketika selesai berkemihKe toilet rata-rata lebih dari 5 kali dalam sehari, sedangkan pada waktu malam pasien sering terbangun akibat sering berkemih sehingga mengalami kesulitan untuk tidurDemam tidak ada

Riwayat penyakit dahuluRiwayat BAK bercampur darah disangkalRiwayat nyeri ketika BAK disangkalRiwayat keluar batu atau berpasir pada celana dalam disangkalRiwayat nyeri pinggang disangkalRiwayat trauma pinggul disangkalRiwayat jatuh dengan keadaan mengangkangi suatu benda disangkalRiwayat trauma pada tulang belakang disangkalRiwayat diabetes mellitus disangkalRiwayat hipertensi disangkalRiwayat stroke disangkal

Riwayat penyakit keluargaTidak ada anggota keluarga yang memiliki sakit sama dengan pasien sekarang.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Komposmentis GCS : 15 (E4 M5 V6) Pernafasan: 20x/menitNadi: 90x/menitTekanan Darah: 130/80 mmHgSuhu: 37CSTATUS GENERALISKepala : tidak ada kelainanMata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar limfe THORAXJantung: dalam batas normalParu: dalam batas normal

ABDOMENInspeksi: Distensi (-), tak tampak massa dan sikatrikAuskultasi : Bising usus (+) normalPalpasi: Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar lien tidak teraba membesarPerkusi : Timpani

EKSTREMITASAkral hangat, tidak sianosis, tidak edema

STATUS LOKALIS

Regio Costo Vertebrae :Inspeksi: Bentuk pinggang simetris, benjolan (-)Palpasi: Bimanual ballotemen ginjal tidak dilakukan, nyeri tekan (-)Perkusi: nyeri ketok (-)

Regio suprapubik :Inspeksi: terdapat rambut pubis, tidak ada benjolanPalpasi: nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)Perkusi : timpaniRegio Genitalia Eksterna :Inspeksi : terpasang kateter ukuran 16 FPalpasi: testis teraba dua buah, konsistensi kenyal

Regio Anal :Inspeksi: tidak ada benjolanRT: Anus tenang, Tonus sfingter ani menjepit kuat, bulbocavernous reflex (+), Mukosa rektum licin, Ampula tidak kolaps Prostat : teraba massa dengan konsistensi kenyal, permukaan licin, tidak berbenjol di anterior arah jam 11-1, pole atas tidak teraba, sulkus medianus teraba,Handschoen : feses (-), darah (-), lendir (-) Hasil pemeriksaan IPSS :

Diagnosis Kerja : Retensi urin ec susp. Benign Prostatic Hyperplasia

Pemeriksaan lab :Hb : 13,8 gr% Leukosit: 6.920/mm3 Trombosit : 178.000/mm3 Hematokrit: 38%PT: 10,3 detikAPTT: 35,8 detik GD Puasa: 77 mg/dlGD 2 jam PP: 92 mg/dlUreum: 24 mg/dlKreatinin: 0,9 mg/dlKalsium : 8,5 mg/dlNatrium: 146 mmol/LKalium : 4,1 mmol/LKlorida: 113 mmol/LTotal protein : 5,8 g/dlAlbumin : 3,2 g/dlGlobulin : 2,6 g/dlSGOT : 20 u/lSGPT: 14 u/LTotal Kolesterol: 116 mg/dlHDL-kolesterol: 29 mg/dlLDL-kolesterol: 71 mg/dlTrigliserida: 79 mg/dlAsam urat: 3,5 mg/dlPSA: 14,66 ng/dl

DIAGNOSISBenign Prostat HyperplasiaVesikolitiasisTERAPIRencana Operasi TURP PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad sanam: dubia ad bonamTERIMA KASIH