case cholelitiasis
DESCRIPTION
ppt kolelitiasisssTRANSCRIPT
Pembimbing : Dr. Hj. Endang Marsiti, Sp.B
Bhastiyan D. WijanarkoAngga Haditya
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah RSUD BekasiFakultas Kedokteran Univ. Trisakti
Nama : Ny. M Usia : 49 Tahun Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Cibitung Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Suku : Betawi
KELUHAN UTAMANyeri perut kanan atas
KELUHAN TAMBAHAN- Mual dan Muntah- Sulit BAB
Riwayat Penyakit SekarangOS datang ke RS melalui IGD dengan keluhan nyeri perut
kanan atas sejak 7 hari SMRS. Sempat dirawat di Ruang Anggrek selama 4 hari, lalu OS di pindah ke Ruang Tulip.
Nyeri menjalar hingga kebagian punggung, dan terkadang nyeri dapat menjalar hingga ke paha kanan. OS juga mengalami mual dan muntah, nafsu makan yang menurun.
Pasien mengalami kesulitan BAB, tetapi tidak mengalami BAK. OS juga mengaku sempat demam sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu• Pada tahun 2012, OS sudah didiagnosa Batu Empedu, tetapi tidak dilakukan tindakan operasi, dan hanya diberikan obat Batugin. OS menyangkal adanya DM dan Hipertensi.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga• Didalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama.
Keadaan umum : TSS Kesadaran : Compos Mentis Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHgNadi : 100x/menitRR : 20x/menitSuhu : 37,5˚C
Kepala : NormocephaliMata : Pupil Isokor, Ref.cahaya +/+, CA -/-, SI -/-Telinga : Dalam Batas NormalHidung : NCH –Bibir : Mukosa Basah, Sianosis -Leher : Tidak ada pembesaran KGB
ThoraxCor S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo suara napas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
AbdomenInspeksi: Datar, SpyderNervi –Auskultasi: BU + 3x/menitPalpasi: Nyeri Tekan +, Ballotement +/-, Murphy Sign +
+ + -+ + -+ + -
Perkusi: Timpani, Shifting Dullnes -, CVA +/- Ekstrimitas: Dalam Batas Normal
Nama Test Hasil Nilai Rujukan
LED 60 mm 0 - 15Lekosit 8.9 ribu 5-10Basofil 0 % <1Eosinofil 2 % 1-3Batang 3 % 2-6Segmen 78 % 52-70Limfosit 9 % 20-40Monosit 8 % 2-8Eritrosit 4.18 juta 4-5jutaHb 11.3 g/dL 12-14Ht 35.4 % 37-47
Nama test Hasil Nilai Rujukan
MCV 84.7 fl 82-92MCH 27.0 pg 27-32MCHC 31.9 % 32-37Trombosit 191 ribu 150-400 ribuProtein Total 6.10 g/dL 6.6-8.0 g/dLAlbumin 2.51 g/dL 3.5-4.5 g/dLGlobulin 3.59 g/dL 1.5-3.0 g/dLSGOT 27 u/L < 37 u/LSGPT 26 u/L < 41 u/LAlkali Phospat 75 u/L 40-190 u/LBilirubin Total 0.40 mg/dL < 1.2 mg/dLBilirubun Direk 0.15 mg/dL < 0.6 mg/dLBilirubin Indirek 0.25 mg/dL <0.8 mg/dLUreum 10 mg/dL 20-40 mg/dLKreatinin 0.78 mg/dL 0.5-1.5 mg/dLGula Darah Sewaktu 91 mg/dL 60-110 mg/dL
Tampak Cholelitiasis Multiple dengan ukuran terbesar +/- 0.96 cm.
Gambaran Nefrolthiasis Multiple Renal Dextra. Disertai gambaran UTI.
Tidak tampak gambaran appendicitis maupun kelainan lainnya.
Colelitiasis dengan Nefrolithiasis Renal Dextra
IVFD: Asering + Neurobion 30 tts/menit Omeprazol iv Ranitidin iv Ketorolac iv Rencana Operasi
CHOLELITIASIS
Sinonim = batu empedu, gallstones, biliary calculus Merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu
yaitu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosfolipid yang dapat ditemukan di kandung empedu
Batu empedu menurut komposisinya dibagi menjadi batu pigmen batu kolesterol batu campuran
Berdasarkan prevalensinya, kolelitiasis lebih banyak terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak kecil, di benua Asia terjadi pada 3%-4% orang dewasa dan di negara barat 20-40%.
Kandung empedu bentuknya seperti kantong, organ berongga yang panjangnya sekitar 10 cm, terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri.
Kandung empedu merupakan kantong berongga berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat tepat di bawah lobus kanan hati.
Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, dan kolum. Fundus bentuknya bulat, ujung buntu dari
kandung empedu yang sedikit memanjang di atas tepi hati.
Korpus merupakan bagian terbesar dari kandung empedu.
Kolum adalah bagian yang sempit dari kandung empedu yang terletak antara korpus dan daerah duktus sistika.
Empedu yang disekresi secara terus-menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil bersatu membentuk
dua saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus.
Fungsi kandung empedu, yaitu: Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang
ada di dalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Kandung empedu mampu menyimpan 40-60 ml empedu. Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif
dan diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan. Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor:
sekresi empedu oleh hati kontraksi kandung empedu tahanan sfingter koledokus.
Memakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormon duodenum, yaitu kolesistokinin (CCK), yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung empedu. Reseptor CCK ini terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu.
Usia Orang dengan usia > 40 tahun lebih cenderung untuk
terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia yang lebih muda Meningkatnya sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai dengan
bertambahnya usia. Meningkatnya sekresi kolesterol ke dalam empedu sesuai dengan
bertambahnya usia. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai risiko dua kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria Ini dikarenakan oleh hormon esterogen berpengaruh terhadap
peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung empedu
Berat badan (BMI). Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai
resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis Ini dikarenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol
dalam kandung empedu pun tinggi. Makanan
Konsumsi makanan yang mengandung lemak terutama lemak hewani berisiko yang banyak mengandung kolesterol. Jika kadar kolesterol yang terdapat dalam cairan empedu melebihi
batas normal, cairan empedu dapat mengendap dan lama kelamaan menjadi batu.
Anamnesis Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah
asimtomatis Pada kasus simtomatis
keluhan utama : kolik bilier yang berlangsung 30-60 menit di daerah epigastrium/hipondrium kanan yang kadang dapat menjalar ke abdomen kanan
Demam disertai menggigil Pemeriksaan fisik
Ditemukannya Murphy Sign (+) Pemeriksaan Laboratorium
Umumnya normal pada kasus asimptomatik Dapat terjadi kenaikan ringan bilirubin serum jika adanya
penekanan duktus koledokus oleh batu dan penjalaran radang ke dinding yang tertekan tersebut
Pemeriksaan penunjang USG Abdomen MRI
untuk mencari batu di saluran empedu jika tidak ditemukan di USG CT scan
Untuk menemukan adanya komplikasi seperti pankreatitis
Non bedah Bedah
Disolusi medis Harus memenuhi kriteria:
Batu kolesterol dengan diameter <2 cm Batu kurang dari 4 batu Fungsi kandung empedu baik
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) Sudah jarang digunakan Dilakukan pada pasien yang benra-benar tidak bisa menjalani
operasi Angka rekurensi tinggi pada penggunaan terapi ini
Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) Indikasi : pasien pankreatitis yang disebabkan oleh
kolelitiasis
Kolesistektomi laparatomi merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan
kolelitiasis simtomatik Indikasi utama : kolik biliaris rekuren dengan kolesistitis akut Komplikasi :
cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien Angka mortalitas <0,5%
Kolesistektomi laparaskopi Indikasi utama : dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya
kolesistitis akut Kelebihan :
Kosmetik lebih baik Kerusakan jaringan lebih sedikit Nyeri postoperasi lebih kecil Perawatan postoperasi lebih sebentar
Kolesistisis Terjadi karena saluran kandung empedu tersumbat oleh batu
empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung empedu
Kolangitis terjadi karena infeksi yang menyebar melalui saluran antara
kandung empedu dan usus setelah terhalang oleh sebuah batu empedu dan menyebabkan peradangan pada saluran empedu
Hidrops Pembengkakan kandung empedu
Empiema kandung empedu berisi nanah