case katarak

Upload: fahmi-maulana-iqbal

Post on 08-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KHVBLJN

TRANSCRIPT

1

BAB ILAPORAN KASUS

A. IDENTITAS Nama Pasien : Ny. P Umur : 52 tahun Jenis kelamin: Perempuan Alamat: No. RM: 282xxx Pekerjaan: Tidak bekerja Status perkawinan: Menikah Suku: JawaB. ANAMNESIS1. Keluhan UtamaPandangan kabur.2. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Poli Mata RSUD Karanganyar dengan keluhan pandangan kabur sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, pandangan kabur disertai dengan silau. Silau pada mata dirasakan terus menerus ketika melihat cahaya. Pasien mengatakan jika matanya tidak nyeri maupun cekot-cekot. Pasien juga mengatakan jika keluhan yang dirasakan belum pernah dibawa ke dokter maupun ke fasilitas kesehatan. Pasien mengaku jika ia menderita hipertensi dan rajin berobat untuk mengontrol tekanan darah.3. Riwayat penyakit dahulu Riwayat hipertensi diakui Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat asma disangkal Riwayat alergi disangkal Riwayat sakit jantung disangkal Riwayat mondok diakui4. Riwayat Keluarga Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat sakit jantung disangkal. Riwayat sakit serupa disangkal

C. ANAMNESIS SISTEMSistem SerebrospinalGelisah (-), Lemah (-), Demam (-), pusing (-)

Sistem KardiovaskularAkral dingin (-), sianosis (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)

Sistem RespiratoriusBatuk (-), sesak nafas (-)

Sistem GenitourinariusDBN

Sistem GastrointestinalDBN

Sistem MuskuloskeletalBadan lemas (-), atrofi otot (-),

Sistem IntegumentumPucat (-), Kulit kuning (-)

Kesan : semua system dalam batas normal.

D. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: CukupKesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)Vital Signs : Tidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan Fisik Kepala : Normochepal Status OftalmologisDEXTRASINISTRA

2/60Visus1/300

Tidak ada kelainanPalpebra superiorTidak ada kelainan

Tidak ada kelainanPalpebra inferiorTidak ada kelainan

Hiperemis (-), Sekret(-)ConjungtivaHiperemis (-), Sekret(-)

Putih, anikterikScleraPutih,anikterik

JernihCorneaJernih

SedangCamera oculi anteriorSedang

DBNIrisDBN

Bulat, refleks cahaya (+)PupilBulat, refleks cahaya (+)

Agak KeruhLensaKeruh

Tidak dilakukan pemeriksaanFundusTidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaanTensio intra oculiTidak dilakukan pemeriksaan

Leher :Tidak dilakukan pemeriksaan. Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan. Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan. Ektremitas: Tidak dilakukan pemeriksaan.

E. RESUMEPasien datang ke Poli Mata RSUD Karanganyar dengan keluhan pandangan kabur sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, pandangan kabur disertai dengan silau. Silau pada mata dirasakan terus menerus ketika melihat cahaya. Pasien mengatakan jika matanya tidak nyeri maupun cekot-cekot. Pasien juga mengatakan jika keluhan yang dirasakan belum pernah dibawa ke dokter maupun ke fasilitas kesehatan. Pasien mengaku jika ia menderita hipertensi dan rajin berobat untuk mengontrol tekanan darah. Saat dilakukan pemeriksaan menggunakan visus didapatkan penurunan visus yaitu pada OD(2/60) dan OS(1/300) dan oftalmoskop didapatkan pada OD: lensa agak keruh dan pada OS: lensa keruh.

F. DIAGNOSIS KERJAOD : Katarak Senilis Imatur Oculi DextraOS : Katarak Senilis Matur Oculi SinistraG. DIAGNOSIS BANDING1. Glaukoma2. RetinopatiH. TERAPI1. Operatifa. EKEK (Ekstraksi katarak ekstra kapsuler)b. Fakoemulsifikasi2. Terapi setelah operasiCiprofloxacin tab 2x500Metil Prednisolon 2-2-0Analgesik 3x1 (jika perlu)C. Polidex EPChloramphenicol EO Salep erlamycetin.I. PROGNOSA Quo ad vitam: ad bonamQuo ad fungtionam: dubia ad bonamQuo ad sanam: dubia ad bonam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIKatarak adalah proses kekeruhan lensa mata karena terganggunya metabolisme lensa. Pada katarak terjadi perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Kekeruhan pada lensa dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau karena kedua-duanya. Hal ini menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas dan dapat menimbulkan kebutaan. Pada penderita katarak, cahaya sulit mencapai retina sehingga bayangan pada retina menjadi tidak jelas atau kabur.Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.Bermacam-macam penyakit mata yang dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoa, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokular lainnya.

B. ETIOLOGISebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 550% orang berusia 75 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 35 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya.

C. KLASIFIKASIMenurut terjadinya, katarak dapat di klasifikasikan menjadi beberapa, yaitu:1. Congenital, merupakan katarak yang terjadi sejak bayi lahir dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya. Jenis katarak ini sangat jarang terjadi.2. Traumatik, merupakan katarak yang terjadi karena kecelakaan pada mata.3. Sekunder, katarak yang disebabkan oleh konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.4. Katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis yang paling umum. Secara klinik, katarak senil dibedakan menjadi empat stadium, yaitu insipien, imatur, matur dan hipermatur. 1. Katarak InsipienMerupakan stadium dini yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda (kuneiform) pada korteks anterior, sedangkan aksis masih relatif jernih. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat dikorteks, yang terlihat bila dipupil dilebarkan disebut spokes of wheel .2. Katarak IntumessenKekeruhan lensa pada stadium ini disebabkan karena terjadi pembengkakan lensa, dimana lensa degeneratif tersebut menyerap air. Lensa yang membengkak dan besar menyebabkan terdorongnya iris, sehingga bilik mata akan lebih dangkal dibandingkan yang normal. Stadium ini tidak selalu terjadi pada proses katarak.3. Katarak ImaturPada stadium ini kekeruhan hanya terjadi pada bagian lensa, belum mengenai seluruh lapisan lensa.Volume lensa juga dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif, sehingga pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil dan dapat menimbulkan glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa, disebut shadow test positif.4. Katarak MaturPada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imaturtidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.5. Katarak Hipermatur Katarak hipermatur merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.

D. GEJALA Gejala umum gangguan katarak meliputi : Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi : Faktor keturunan. Cacat bawaan sejak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu lama. Operasi mata sebelumnya. Trauma (kecelakaan) pada mata. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

E. DIAGNOSISPemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slit lamp), funduskopi pada kedua mata, tonometer selain daripada pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pascabedah dan fisik umum.Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan turunya tajam penglihatan.

F. DIAGNOSA BANDINGKatarak merupakan penyakit pada mata yang dapat menyebabkan penglihatan menjadi turun tanpa disertai mata merah, oleh karena itu diagnosa banding yang dapat ditegakkan adalah:1. GlaukomaYang membedakan dengan katarak adalah pada kelainan ini terdapat peningkatan tekananan bola mata, dan atrofi papil saraf optik.2. RetinopatiYang membedakan dengan katarak adalah pada kelainan terdapat pada retina yang tidak disebabkan radang. G. TATALAKSANA KATARAKPenyakit katarak tidak dapat diobati dengan tetes atau obat minum. Sampai saat ini penanganan yang terbaik adalah melalui tindakan operasi dengan mengambil lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan yang jernih.Pelaksanaan operasi disesuaikan dengan kebutuhan penderita, sampai dengan batas sangat terganggunya penglihatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.Pada sebagian besar penderita, operasi katarak berhasil dengan baik, dan penderita akan mendapat perbaikan tajam penglihatan. Penderita katarak setelah dilakukan tindakan operasi disarankan untuk kemakai kacamata afakia, lensa kontak atau pemakaian lensa tanam.

H. BEBERAPA TEKNIK OPERASI KATARAK1. FakoemulsifikasiMerupakan teknik modern yang hanya melakukan sayatan sangat kecil (sekitar 3 mm) di sisi kornea. Lensa dihancurkan menjadi kepingan halus dengan getaran ultrasonic kemudian disedot keluar. Kemudian lensa akan diganti dengan lensa intra-okuler yang dapat dilipat dan dimasukkan melalui sayatan kecil tadi. Sayatan ini dapat pulih sendiri tanpa memerlukan jahitan. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk proses operasi dengan teknik Fakoemulsifikasi. 2. Ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK). Ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) adalah teknik lama dan memerlukan sayatan yang lebih besar untuk mengeluarkan dan mengganti lensa mata katarak dengan lensa intraokuler yang tidak dapat dilipat. Sayatan kemudian dijahit dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk pulih kembali.Pembedahan katarak telah berkembang dengan signifikan, dimulai dengan mulai ditinggalkannya teknik operasi intrakapsular, dan dilanjutkan dengan adanya lensa intraokular, dan dilanjutkan dengan variasi pengangkatan lensa ekstrakapsular. Pembedahan katarak extracapsular cataract membutuhkan insisi 10 mm pada limbus dan memerlukan penutupan luka dengan penjahitan dengan pertimbangan teknik "fall back" yang lebih mudah dilakukan tetapi memiliku keterbatasan. Phacoemulsification digunakan oleh sebagian besar ahli bedah pada negara berkembang dan memungkinkan hasil pembedahan yang anggun namun dengan biaya yang besar. Teknik ketiga, manual small incision cataract surgery (MSICS), memiliki hampir semua keuntungan dari " Phacoemulsification " tetapi dapat dilakukan dengan biaya yang lebih rendah dan lebih mudah diaplikasikan dalam banyak program.

Daftar PustakaIlyas, Sidarta, Sp. M, Prof. dr. H. Ilmu Penyakit Mata ed. 2 Hal. 207-218. Balai Penerbit FKUI, JakartaVicente Victor D Ocampo, MD et al. Cataract, Senile. 15 september 2005.http://www.emedicine.com/oph/topic49.htmLee Judith and Bailey Gretchyn. Cataract and Cataract Surgery. Januari 2006.http://www.allaboutvision.com/conditions/cataracts.htmKatarak. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?iddtl=65&idktg=16&UID=20060826193211168.215.120.99 Vaughan, Daniel G et al. Oftalmologi Umum (terj.) ed. 14 hal 175-183. WIDYA MEDIKA. JakartaSrinivasa, Badrinath Sengamedu et al. A case control study of senile cataract in a hospital based population. 1996. http://www.ijo.in/article.asp?issn=0301-4738;year=1996;volume=44;issue=4;spage=213;epage=217;aulast=BadrinathMason, Robert PhD. Senile Cataract & N-acetylcarnosine Eye-Drops.http://www.worldhealth.net/p/1007,2037.html