case mati kll.doc
TRANSCRIPT
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
LAPORAN KASUS MATI
KECELAKAAN LALU LINTAS
Disusun oleh:
PUSPITA DEWI KUSUMA
2007730097
Pembimbing: dr. Budi Suhendar, SpF
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN MUHAMMADIYAH
JAKARTA
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT R. SAID
SUKANTO
2012
RESUME KASUS
Pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012 pukul 14.15 WIB telah diterima
mayat seorang laki-laki dengan surat permintaan pemeriksaan mayat tersebut dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur
dengan Nomor Polisi 07/VR/V/2012/ljt di bagian Forensik Rumah Sakit Pusat
Kepolisian R.S. Sukanto. Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Senin, 7
Mei 2012 pukul 11.00 WIB di Jl. Mayjen sutoyo dipindahkan ke RSCM jakarta
dalam keadaan meninggal dunia diduga sebagai selaku korban kecelakaan lalu
lintas. Pada saat dibawa ke instalasi forensik, tidak ada label identitas mayat.
Pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012 pukul 14.15 WIB bertempat diruang
otopsi Instalansi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Pusat Kepolisian R.S
Sukanto, telah dilakukan pemeriksaan luar jenasah pada mayat. Dari hasil
pemeriksaan luar dibuat visum et repertum demi kepentingan peradilan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI
RESUME KASUS …………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 2
ILUSTRASI KASUS …………………………………………………… 3
VISUM ET REPERTUM …………………………………………… 4
KESIMPULAN …………………………………………………… 9
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 10
PEMBAHASAN …………………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 25
LAMPIRAN SURAT PERMINTAAN VISUM ……………………… 26
LAMPIRAN FOTO …………………........................................…. 27
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
ILUSTRASI KASUS
Hari / Tanggal Pemeriksaan : Senin, 7 Mei 2012
Waktu Pemeriksaan : Pkl. 14.15 WIB
Tempat Pemeriksaan : Ruang Otopsi Instalasi Kedokteran Forensik RS
Bhayangkara Tk I Raden Said Sukanto
IDENTITAS PASIEN / KORBAN
Nama : Edwin Septia
Tempat / Tanggal Lahir : 21 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Tasikmalaya As. Situ dukun 2/1 no.40 Jawa barat
Jenazah diterima di Rumah Sakit R.S. Sukanto pada tanggal 7 Mei 2012
Repertum dari Polri Daerah Merto Jaya, Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta
Timur dengan Nomor Polisi 07/VR/V/2012/ljt.
Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Senin, 7 Mei 2012 pukul
11.00 WIB di RT di Jl. Mayjen sutoyo dipindahkan ke RSCM jakarta dalam
keadaan meninggal dunia diduga sebagai selaku korban kecelakaan lalu lintas lalu
dibawa ke rumah sakit pada hari Senin, 7 April 2012 pukul 14.15.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Visum et Repertum
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGALRUMKIT PUSPOL RS. SUKANTO
JI. Raya Bogor Kramat Jati Jakarta Timur 13510, Telpon : 021-8093288 Nomor : 032/V/2012/ML Jakarta, 7 Mei 2012 Perihal : Hasil Pemeriksaan Jenazah atas nama
EDWIN SEPTIALampiran : -
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, PUSPITA DEWI KUSUMA dokter muda pada Bagian Instalasi Forensik dan Medikolegal Rumkit Puspol RS. Sukanto Kramat Jati Jakarta Pusat, atas permintaan tertulis dari Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur, dengan nomor 07/VR/V/2012/ljt tertanggal tujuh mei tahun dua ribu dua belas, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal tujuh mei dua ribu dua belas, empat belas titik lima belas Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di ruang bedah jenazah Rumkit Puspol RS. Sukanto Kramat Jati telah melakukan pemeriksaan luar jenazah terhadap korban dengan nomor registrasi No. 032/V/2012/ML yang menurut surat tersebut memiliki identitas sebagai berikut:---------------------------------------------------------
Nama : EDWIN SEPTIA---------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki-----------------------------------------------------------Umur : 21 tahun------------------------------------------------------------Pekerjaan : -----------------------------------------------------------------Alamat : Tasikmalaya As. Situ dukun 2/1 no.40 Jawa barat ----------
-----------------------------------HASIL PEMERIKSAAN-----------------------------
PEMERIKSAAN LUAR1. Tidak terdapat label yang terikat pada samping mayat-------------------------2. Tutup/bungkus mayat : -----------------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat : --------------------------------------------------------------------
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
4. Pakaian mayat : ----------------------------------------------------------------------a. Jaket berlengan panjang berbahan dasar parasut berwarna dasar
biru dongker dengan plat disisi samping kanan-kiri berwarna merah, dengan list sisi kanan-kiri berwarna putih. Pada bagian tengah depan terdapat resleting yang berjalam sepanjang jaket, berbahan plastik berwana hitam, panjangnya enam puluh delapan sentimeter. Di bagian kiri atas depan terdapat tulisan berwarna putih yang sudah pudar. Pada bagian kerah bagian dalam terdpat merek berwarna merah dengan tulisan berwarna putih bertuliskan “GUNXNO” dengan ukuran L. Pada bagian kiri bawah terdapat dua buah lubangnberbentuk bulat dengan diameter satu sentimeter yang dilapisi cincin logam berwarna perak, dari bagian dalam keluar tali yang menyambung berwarna hitam, kedua tali tersebut terikat pengikat tali berbahan plastik berwarna hitam berbentuk lonjong, pada sisi dalam jaket, terdapat rembesan darah berwarna merah terang yang tersebar hampir pada seluruh sisi jaket.-----------
b. Kemeja lengan pendek, berbahan katun berwarna dasar biru muda dengan garis kotak-kotak dengan panjang nol koma lima sentimeter, warna garis biru tua. Pada bagian tengah depan terdapat tujuh buah kancing berwarna putih bening berbentuk bulat, diameter satu sentimeter bertuliskan “Arrow” jarak dari masing-masing kancing sembilan sentimeter. Pada bagian kerah dalam terdapat merek berwarna putih berbentuk persegi panjang berukuran empat kali satu koma lima sentimeter yang bertuliskan “ARROW ” berwarna hitam dan gambar anak panah berwarna emas, dibawahnya terdapat nomor ukuran baju 15. pada bagian bawahnya terdapat tempelan berbentuk persegi panjang berwarna putih bertuliskan “Premium collection” dengan ukuran empat kali nol koma lima sentimeter. Pada keseluruhan kemeja, terdapat resapan darah warna merah.--------------------------------------------
c. Celana panjang berbahan jeans warna biru tua, dengan dua buah kantong disisi samping kanan dan kiri, masing-masing berukuran duabelas kali delapan sentimeter dan dua buah kantong pada bagian belakang atas masing-masing berukuran duabelas kali delapan sentimeter. Pada kantong depan sebelah kiri, ditemukan selembar uang lima ribu rupiah dengan nomor seri “ZRC508928” dan sebuah botol parfum dengan label brgambar bunga warna merah dengan tulisan “shadia” dengan tutup botol warna emas. Pada kantong depan kanan, terdapat selembar uang dua puluh ribu rupiah dengan nomor seri “YFJ195684”, selembar uang seribu rupiah dengan nomor seri “T10070815” dan sebuah bungkusan berwarna hitam berbahan plastik dengan tulisan “tissue super magic man” berwarna putih dan bergambar wanita mengenakan baju merah. Pada bagian depan celana panjang terdapat resleting berbahan besi berwarna kuning keemasan dengan panjang sembilan sentimeter. Diatas terdapatnya terdapat satu buah kancing berbahan logam berwarna perak dengan tulisan “BOSS”
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
berwarna kuning, dengan diameter satu koma lima sentimeter. Pada sisi dalam belakang tepat di tengah terdapat merk berbentuk persegi panjang berwarna hitam bertuliskan “ Boss jeans wear PRIVILAGE” berwarna putih dan merah dengan ukuran sembilan kali dua sentimeter. Pada sisi dalam depan kiri terdapat label berwarna putih bertuliskan “Boss jeans wear” dengan ukuran 32. pada sisi dalam bagian atas sebelah belakang terdapat bercak-bercak darah berwarna gelap. ----------------------------------------
d. Celana dalam, berbahan katun, berwarna abu-abu, pada bagian depan luar terdapat merk berwarna hitam berbentuk persegi panjang dengan ukuran empat kali dua sentimeter dengan tulisan “Scorlines london” dengan ukuran M. ----------------------------------
e. Sepasang kaos kaki berbahan katun berwarna hitam dengan motif garis-garis sejajar berwarna hitam dengan panjam tiga puluh sentimeter, diameter lubang tiga belas sentimeter ---------------------
f. Sepasang sepatu berwarna hitam berbahan sintetik pada bagian atas terdapat tali yang berwarna hitam. Pada bagian sisi luar terdapat tulisan “PRECISE” abu-abu tua. Di bagian dalam terdapat label merk berwarna putih berukuran tiga kali dua sentimeter dengan tulisan PRECISE OZONE ukuran 8.----------------------------------
g. Sebuah ikat pinggang berbahan kulit berwarna hitam dengan ukuran seratus sepuluh kali tiga koma lima sentimeter pada salah satu sisi terdapat kepala ikat pinggang berbahan logam berbentuk persegi panjang berukuran 6x4cm dengan tulisan LEVIS.----------
h. Sepasang sarung tangan berwarna hitam berbahan ssintetik, pada sisi belakang terdapat tulisan “New Maestro” berwarna putih. ------
5. Benda disamping mayat : a. Satu buah telepon genggam berwarna hitam berbentuk persegi
panjang dengan ukuran sembilan kali empat sentimeter. Dengan list warna perak mengelilingi sisi depan. Pada bagian belakang terdapat chasing berwarna hitam yang bila dibuka ditemukan tulisan “SAMSUNG” berwarna putih pada sisi belakang atas telepon terdapat kamera diameter satu sentimeter dan tercolok sebuah kabel earphone berwarna hitam dengan panjang sembilan puluh sentimeter. -------------------------------------------------------
6. Kaku mayat tidak ada -----------------------------------------------------------7. Lebam mayat punggung, berwarna merah kebiruan, hilang dengan
penekanan -----------------------------------------------------------------------8. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia/Mongoloid, berumur
dua puluh sampai dua puluh lima tahun, sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh tiga sentimeter. Berat badan sekitar lima puluh lima hingga enam puluh kilogram --------------------------------------------------
9. Identitas khusus.----------------------------------------------------------------------A. Pada dagu kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan, satu
koma lima sentimeter dibawah sudut bibir terdapat tahi lalat berbentuk
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
tidak beraturan, berwarna hitam, tidak berambut, ukuran satu koma lima kali satu sentimeter ------------------------------------------------------
10. Rambut kepala berwarna hitam, lurus, lebat, panjang dua sentimeter.-------Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, lebat, satu sentimeter.-----------Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, lebat, panjang nol koma tujuh sentimeter.-------------------------------------------------------------------------Kumis tercukur.------------------------------------------------------------------Jenggot tercukur.----------------------------------------------------------------
11. Mata kanan tebuka, delapan milimeter, selaput bening jernih, teleng mata hitam bulat dengan diameter lima milimeter. Tirai mata berwarna coklat. Selaput bola mata berwarna pucat terdapat darah. Selaput kelopak mata berwarna pucat.-----------------------------------------------------------------Mata kiri terbuka, lima milimeter, selaput bening mata jernih, teleng mata hitam bulat dengan diameter lima milimeter. Tirai mata berwarna coklat. Selaput bola mata berwarna pucat. Selaput kelopak mata berwarna pucat.--
12. Hidung simetris mancung-----------------------------------------------------------Telinga simetris dan cuping telinga menggantung------------------------------Mulut terbuka sepuluh milimeter. Lidah tidak terjulur-------------------------
13. Gigi-geligi sejumlah dua puluh tujuh.-----------------------------------------
Ø 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 Ø Ø Ø 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 Ø
Keterangan : Ø tidak ada14. Dari lubang mulut tidak keluar cairan -------------------------------------------
Dari lubang hidung keluar cairan berwarna merah, kental---------------------Dari lubang telinga kanan dan kiri keluar cairan keluar cairan berwarna merah, kental -------------------------------------------------------------------Dari lubang kemaluan keluar cairan berwarna bening--------------------------Dari lubang pelepasan tidak keluar cairan----------------------------------------
15. Luka-luka:-----------------------------------------------------------------------------1. Pada dahi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, empat
koma lima sentimeter diatas sudut kanan alis mata terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong, sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata, bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang tiga sentimeter. ------------------------------------------------------------------
2. Pada dahi kanan dua koma lima dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter diatas alismata terdapat luka terbuka tepi tidak rata, sudut tumpul-tumpul berbentuk lonjong dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua sentimeter. -----------------------------------------------------------------------
3. Pada kepala bagian kanan tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, delapan sentimeter diatas lubang telinga terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong dengan sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar tulang tengkorak yang patah tidak rata bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua koma lima sentimeter. ------------------------------------------------------------------
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
4. Pada kepala bagian kanan empat belas sentimeter dari garis pertengahan depan, enam sentimeter diatas lubang telinga terdapat luka terbuka dangkal tepi tidak rata bentuk tidak beraturan, sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar jaringan kulit, ukuran nol koma empat kali nol koma dua sentimeter. Dikelilingi luka lecet bentuk tidak beraturan warna kemerahan ukuran tujuh koma lima kali nol koma enam sentimeter.-------------------------------------------------
5. Pada pelipis kanan enam sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar sudut mata luar terdapat luka terbuka tepi tidak rata berbentuk lonjong sudut tumpul-tumpul terdapat jembatan jaringan dasar jaringan bawah kulit bila dirapatkan membentuk garis serong dengan panjang dua koma lima sentimeter.--------------------------------------------------
6. Pada dahi kanan satu koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan, satu koma lima sentimeter diatas sudut mata pada daerah seluas tujuh kali tujuh sentimeter terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan dengan ukuran terbesar empat kali tiga sentimeter dan ukuran terkecil nol koma empat kali nol koma tujuh sentimeter. -------
7. Pada pipi kanan lima sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter dibawah alis mata pada daerah seluas empat kali enam sentimeter terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan, batas tegas berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar lima kali tiga sentimeter dan ukuran terkecil satu kali nol koma enam sentimeter. Pada tengah luka lecet terbesar terdapat luka terbuka dangkal tepi tidak rata berbentuk tidak beraturan sudut tumpul-tumpul dasar jaringan bawah kulit, terdapat jembatan jaringan ukuran satu kali nol koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------
8. Pada leher kanan depan lima sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar rawan gondok pada daerah seluas delapan kali tiga sentimeter terdapat beberapa luka memar bentuk tidak beraturan berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar empat kali satu koma lima sentimeter dan ukuran terkecil satu kali satu sentimeter. –---------------
9. Pada dada kanan atas sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter diatas puting susu pada daerah seluas dua puluh dua kali sembilan belas terdapat beberapa luka lecet bentuk tidak beraturan berwarna merah keunguan dengan ukuran terbesar empat kali tiga sentimeter, ukuran terkecil satu kali satu sentimeter . -----------
10. Pada dada kanan atas dua puluh sentimeter dari garis pertengahan depan, lima sentimeter dibawah lipat ketiak terdapat luka memar bentuk tidak beraturan batas tidak tegas warna keunguan berukuran enam belas kali lima belas sentimeter. ---------------------------------------
11. Pada perut kanan bawah sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, sejajar taju usus depan terdapat luka lecet berbentuk tidak beraturan berwarna merah kehitaman dengan ukuran tiga kali satu sentimeter. Dikelilingi luka memar bentuk tidak beraturan batas tidak tegas berwarna keunguan dengan ukuran empat kali empat sentimeter. ------------------------------------------------------------------------------
12. Pada lengan kanan atas sisi depan pada daerah seluas lima belas kali empat sentimeter terdapat beberapa luka lecet berwarna kemerahan
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
bentuk tidak beraturan dengan ukuran terbesar lima kali tiga sentimeter, ukuran terkecil satu kali nol koma lima sentimeter. ---------
13. Pada telapak tangan kanan tepat pada pergelangan tangan kanan terdapat luka memar bentuk tidak beraturan berbatas tegas berwarna biru kemerahan berukuran tujuh kali empat sentimeter. -------------------
14. Pada telapak tangan kiri dua sentimeter dibawah pergelangan tangan kiri terdapat luka memaw berbentuk tidak beraturan berwarna kebiruan berbatas tidak tegas berukuran lima kali tiga sentimeter. ----------------
16. Patah tulang :-------------------------------------------------------------------------1. Teraba patah tulang pada kepala bagian depan dan belakang. ------------2. Teraba patah tulang pada lengan kanan bawah. ----------------------------
17. Lain- lain : golongan darah O. ------------------------------------------------
KESIMPULAN :• Pada pemeriksaan mayat laki – laki, usia dua puluh sampai dua puluh lima
tahun, golongan darah O, pada pemeriksaan luar didapatkan luka terbuka pada daerah muka dan kepala kanan, luka memar pada dada dan tangan, luka lecet pada wajah dan dada. Terdapat patah tulang kepala dan lengan kanan. Perlukaan tersebut disebabkan oleh kekerasan tumpul. Perkiraan waktu kematian dua belas jam sebelum waktu pemeriksaan. Sebab kematian belum dapat dipastikan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah mayat. --------------------------------------------------------------------
Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Dokter tersebut di atas,
Puspita Dewi Kusuma, S.Ked
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
TINJAUAN PUSTAKA
I. TANATOLOGI
Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari cara kematian korban dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Ada 3 manfaat tanatologi, yaitu :
1) Menetapkan hidup atau matinya korban.
2) Memperkirakan lama kematian korban.
3) Menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban.
Ada 3 sistem yang berperan dalam siklus oksigen dan membantu kita
mendeteksi hidup matinya seseorang, yaitu :
1) Sistem saraf, terutama medulla oblongata sebagai pusat vital.
2) Sistem kardiovaskuler, yaitu jantung sebagai pemompa darah dan denyut
nadi sebagai transpor oksigen.
3) Sistem pernapasan (respiratorius sistem), terutama paru-paru sebagai
tempat pertukaran oksigen (oxygen exchange).
Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu:
Mati somatis terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang
kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem
pernapasan, yang menetap (ireversibel).
Mati suri (suspended animation, apparent death) adalah terhentinya
ketiga sistem kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran
sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan
bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi.
Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul
beberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing
organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler
pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.
Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel
kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan
alat.
Mati otak adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal
intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan
diketahuinya mati otak maka dapat dikatakan seseorang secara
keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat
dihentikan.
A. Tanda kematian tidak pasti
1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi,
palpasi, auskultasi).
2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak
teraba.
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya,
karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak
kebiruan.
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi.
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit
setelah kematian. Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi
retina dan kemudian menetap.
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit
yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air.
B. Tanda pasti kematian
1. Lebam mayat (Livor mortis)
Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat
terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan
venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian
terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.
Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang
berasal dari endotel pembuluh darah. Lebam mayat biasanya mulai
tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu
ini, lebam mayat masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah
jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan
sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh dilakukan
pada 6 jam pertama setelah mati klinis. Tetapi, walaupun setelah 24
jam, darah masih tetap cukup cair sehingga sejumlah darah masih
dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah
yang baru. Kadang-kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna
biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah. Menetapnya lebam
mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah
cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi.Selain itu kekakuan otot-
otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut.
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian;
memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah
terang pada keracunan CO atau CN. Keracunan sianida memiliki ciri
khas tertentu, yaitu warna lebam mayat merah kebiruan yang
disebabkan terjadi bendungan dan sianosis. Lebam mayat yang
berwarna merah kecoklatan pada methemoglobinemia dan warna
kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal. Kematian
yang disebabkan sepsis dimana Clostridium perfrigens sebagai agen
infeksi, bercak berwarna pucat keabuan terkadang dapat terlihat pada
kulit, walaupun hal ini tidak timbul pada lebam. Selain lebam mayat
dapat digunakan untuk mengetahui perubahan posisi mayat yang
dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap, dan
memperkirakan saat kematian.
Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat
belum menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka
setelah beberapa saat akan terbentuk lebam mayat baru di daerah
dada dan perut.
Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada
penekanan menunjukkan saat kematian kurang dari 8-12 jam
sebelum saat pemeriksaan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam
pembuluh darah, maka keadaan ini digunakan untuk
membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).
Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram
dengan air, maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada
lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.
2. Kaku mayat (rigor mortis)
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena
metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan
cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini
digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih
terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila
cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk
lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku
mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari
bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori
lama menyebutkan bahwa kaku mayat ini menjalar kraniokaudal.
Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap,
dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam
urutan yang sama. Kaku mayat umumnya tidak disertai pemendekan
serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada
dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi
pemendekan otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku
mayat adalah:
a. Pada orang kurus dan bayi, kaku mayat lebih cepat timbul dan
cepat pula menghilang.
b. Suhu tubuh dan suhu lingkungan yang meningkat mempercepat
timbulnya kaku mayat.
c. Pada orang dengan gizi buruk, kaku mayat cepat terjadi.
d. Adanya aktivitas fisik sebelum mati mempercepat timbulnya
kaku mayat.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Kaku mayat dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian
dan memperkirakan saat kematian. Terdapat kekakuan pada mayat
yang menyerupai kaku mayat :
Cadaveric spasm (instantaneuous rigor), adalah bentuk
kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap.
Cadaveric spasm sesungguhnya merupakan kaku mayat yang
timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh
relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan
glikogen “dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis
karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum
meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering
terjadi dalam masa perang. Kepentingan medikolegalnya adalah
menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Misalnya, tangan
yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus
tenggelam, tangan yang menggenggam senjata pada kasus
bunuh diri.
Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein
otot oleh panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi
rapuh (mudah robek). Keadaan ini dapat dijumpai pada korban
mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya
memendek sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, paha, dan
lutut, membentuk sikap petinju (pugilistic attitude). Perubahan
sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa
hidup, intravitalitas, penyebab atau cara kematian.
Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin,
sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi,
pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot, sehingga bila
sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga
sendi.
3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari
suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi,
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
konduksi, evaporasi, dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu
dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk
tubuh, posisi tubuh, dan pakaian. Selain itu suhu saat mati perlu
diketahui untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan
suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah,
lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada
umumnya orang tua serta anak kecil.
4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat
autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan
jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. Autolisis timbul akibat
kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya
dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam
tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik
bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar bakteri
berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii.
Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan
HCN, serta asam amino dan asam lemak.
Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa
warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang
isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat
dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya
sulfmethemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan
menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk pun mulai
tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar
dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas
atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.
Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung
dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan
kemerahan dari mulut dan hidung. Gas yang terdapat di dalam
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik
(krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang
menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan
jaringan longgar, seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam
sikap seperti petinju (pugilistic attittude), yaitu kedua lengan dan
tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas
pembusukan di dalam rongga sendi.
Selanjutnya rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah
terlepas, wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan,
kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah
membengkak, dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan seperti ini
sangat berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi
dikenali oleh keluarga.
Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas
pembusukan nyata, yaitu kira-kira 36–48 jam pasca mati. Kumpulan
telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca mati, di alis
mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur lalat
tersebut kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam.
Dengan identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva, maka
dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat dipergunakan untuk
memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasa
secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal.
Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan
kecepatan yang berbeda. Perubahan warna terjadi pada lambung
terutama di daerah fundus, usus menjadi ungu kecoklatan. Mukosa
saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima
pembuluh darah juga kemerahan akibat hemolisis darah. Difusi
empedu dari kandung empedu mengakibatkan warna coklat
kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi
berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian
alat dalam akan mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
organ padat yang paling lama bertahan terhadap perubahan
pembusukan.
Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal
(26,5 oC – suhu normal tubuh), kelembaban dan udara yang cukup,
banyak bateri pembusuk, tubuh gemuk atau menderita penyakit
infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat juga berperan.
Mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk
dibandingkan dengan yang terdapat dalam air atau dalam tanah.
Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam
tanah : air : udara adalah 8 : 2 : 1. Bayi baru lahir umumnya lebih
lambat membusuk karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam
tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yang cepat pada bayi akan
menghambat pertumbuhan bakteri.
5. Adiposera (lilin mayat)
Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,
lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan
lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai saponifikasi, tetapi
istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan sifat-sifat
diantara lemak dan lilin.
Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh
yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi
sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur
dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang
termumifikasi (Mant dan Furbank, 1957) dan kristal-kristal sferis
dengan gambaran radial (Evans, 1962). Adiposera terapung di air,
bila dipanaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut di
dalam alkohol panas dan eter.
Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan
di dalam hati, tetapi lemak superfisil yang pertama kali terkena.
Biasanya perubahan terbentuk bercak, dapat terlihat di pipi,
payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh
lemak tubuh berubah menjadi adiposera.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh
dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat
dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan.
Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera
adalah kelembaban dan lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang
menghambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit.
Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang
hangat akan mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan
pasca mati juga akan mempercepat pembentukannya.
Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena
derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah. Lemak segar
hanya mengandung kira-kira 0,5 % asam lemak, tetapi dalam waktu
4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20 % dan setelah 12
minggu menjadi 70 % atau lebih. Pada saat ini adiposera menjadi
jelas secara makroskopik sebagai bahan berwarna putih kelabu yang
menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh. Pada
stadium awal pembentukannya sebelum makroskopik jelas,
adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat.
6. Mummifikasi
Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan
yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang
selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah
menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak
membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan
yang kering.Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban
rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi, dan waktu
yang lama (12 – 14 minggu).Mummifikasi jarang dijumpai pada
cuaca yang normal.
C. Perkiraan saat kematian
Selain perubahan pada mayat tersebut di atas, beberapa perubahan lain
dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
1. Perubahan pada mata. Bila mata terbuka pada atmosfer yang kering,
sklera di kiri-kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam
beberapa jam berbentuk segitiga dengan dasar di tepi kornea (traches
noires sclerotiques). Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis.
Kekeruhan yang terjadi pada lapis terluar dapat dihilangkan dengan
meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih
dalam tidak dapat dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang
menetap ini terjadi sejak kira-kira 6 jam pasca mati. Baik dalam
keadaan mata tertutup maupun terbuka, kornea menjadi keruh kira-
kira 10 – 12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus
tidak tampak jelas.
Setelah kematian tekanan bola mata menurun, memungkinkan
distorsi pupil pada penekanan bola mata. Tidak ada hubungan antara
diameter pupil dengan lamanya mati. Perubahan pada retina dapat
menunjukkan saat kematian hingga 15 jam pasca mati. Hingga 30
menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulai memucatnya
diskus optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebih
pucat dan tepinya tidak tajam lagi. Selama 2 jam pertama pasca mati,
retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning. Warna kuning
juga tampak disekitar makula yang menjadi lebih gelap. Pada saat itu
pola vaskular koroid yang tampak sebagai bercak-bercak dengan
latar belakang merah dengan pola segmentasi yang jelas, tetapi pada
kira-kira 3 jam pasca mati menjadi kabur dan setelah 5 jam menjadi
homogen dan lebih pucat. Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas
diskus kabur dan hanya pembuluh-pembuluh besar yang mengalami
segmentasi yang dapat dilihat dengan latar belakang kuning kelabu.
Dalam waktu 7 – 10 jam pasca mati akan mencapai tepi retina dan
batas diskus akan sangat kabur. Pada 12 jam pasca mati diskus hanya
dapat dikenali dengan adanya konvergensi beberapa segmen
pembuluh darah yang tersisa. Pada 15 jam pasca mati tidak
ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya
makula saja yang tampak berwarna coklat gelap.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
2. Perubahan dalam lambung. Kecepatan pengosongan lambung sangat
bervariasi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memberikan
petunjuk pasti waktu antara makan terakhir dan saat mati. Namun
keadaan lambung dan isinya mungkin membantu dalam membuat
keputusan. Ditemukannya makanan tertentu dalam isi lambung dapat
digunakan untuk menyimpulkan bahwa korban sebelum meninggal
telah makan makanan tersebut.
3. Perubahan rambut. Dengan mengingat bahwa kecepatan tumbuh
rambut rata-rata 0,4 mm/hari, panjang rambut kumis dan jenggot
dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian. Cara ini
hanya dapat digunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan
mencukur kumis atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia
mencukur.
4. Pertumbuhan kuku. Sejalan dengan hal rambut tersebut di atas,
pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0,1 mm per hari dapat
digunakan untuk memperkirakan saat kematian bila dapat diketahui
saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.
5. Perubahan dalam cairan serebrospinal. Kadar nitrogen asam amino
kurang dari 14 mg% menunjukkan kematian belum lewat 10 jam,
kadar nitrogen non-protein kurang dari 80 mg% menunjukkan
kematian belum 24 jam, kadar kreatin kurang dari 5 mg% dan 10 mg
% masing-masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam
dan 30 jam.
6. Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar kalium yang cukup
akurat untuk memperkirakan saat kematian antara 24 – 100 jam
pasca mati.
7. Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga
analisis darah pasca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi
zat-zat tersebut semasa hidupnya. Perubahan tersebut diakibatkan
oleh aktivitas enzim dan bakteri, serta gangguan permeabilitas dari
sel yang telah mati. Selain itu gangguan fungsi tubuh selama proses
kematian dapat menimbulkan perubahan dalam darah bahkan
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
sebelum kematian itu terjadi. Hingga saat ini belum ditemukan
perubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan
saat mati dengan lebih tepat.
8. Reaksi supravital, yaitu reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis
yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang
hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih
segar, misalnya rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi
otot mayat hingga 90 – 120 menit pasca mati dan mengakibatkan
sekresi kelenjar keringat sampai 60 – 90 menit pasca mati,
sedangkan trauma masih dapat menimbulkan perdarahan bawah kulit
sampai 1 jam pasca mati.
II. PERLUKAAN AKIBAT KEKERASAN TUMPUL
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas
kekerasan yang bersifat mekanik, fisika dan kimia. Kekerasan akibat benda
tumpul berdasarkan sifatnya termasuk kedalam kekerasan yang bersifat
mekanik. Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa luka
memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka
atau luka robek (vulnus laseratum).
a. Luka Memar
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah
dalam jaringan bawah kulit (kutis) karena pecahnya pembuluh darah
kapiler dan vena akibat kekerasan benda tumpul sewaktu seseorang
masih hidup. Apabila kekerasan benda tumpul terjadi pada jaringan ikat
longgar, seperti pada daerah leher, daerah mata atau pada orang yang
sudah lanjut usia, maka luka memar yang terjadi kadang seringkali tidak
sebanding dengan kekerasan yang terjadi, dalam arti seringkali lebih
luas; adanya jaringan ikat longgar tersebut memungkinkan berpindahnya
memar ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.
Luka memar kadang kala memberi petunjuk tentang bentuk benda
penyebabnya. Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan
informasi mengenai bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal
dengan istilah ”perdarahan tepi” (marginal haemorrhages).
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Letak, bentuk, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan
jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan
pembuluh darah dan penyakit.
Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan
warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah kemudian berubah
menjadi ungu atau hitam, setelah empat sampai lima hari akan berwarna
hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam waktu tujuh
sampai sepuluh hari, dan akhirnya menghilang dalam empat belas
sampai lima belas hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai
dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
b. Luka Lecet
Luka lecet adalah luka yang superfisial, luka ini terjadi akibat cedera
pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki
permukaan kasar atau runcing. Luka lecet memiliki ciri-ciri bentuk luka
tidak teratur, tepi luka tidak rata, kadang-kadang ditemui sedikit
perdarahan, permukaan tertutup oleh krusta, warna kecoklatan merah,
pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang
masih ditutupi oleh epitel dan reaksi jaringan (inflamasi).
Luka Lecet
Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet dibedakan dalam 3 jenis:
Luka lecet gores (scratch)
Luka ini terjadi akibat oleh benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua ujungnya
dapat ditentukan arah kekerasan datang.
Luka lecet serut (graze) / geser (friction abrasion)
Luka lecet serut merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. Sedangkan luka lecet
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
geser merupakan luka lecet yang disebabkan karena tekanan linear pada
kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat
serta pada korban pecut.
Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)
Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak
lurus terhadap permukaan kulit. Karena kulit adalah jaringan yang
lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk
permukaan benda tumpul tersebut, namun terkadang dapat sama dengan
bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Kulit pada luka lecet tekan
tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna yang lebih gelap
dari sekitarnya. Penyembuhan pada luka lecet (abrasi) terdiri dari empat
tahap, yaitu:
1) pembentukkan scab,
2) regenerasi epitel dan penutupan luka,
3) granulasi subepitelial dan hiperplasia epitel,
4) regresi epitel dan jaringan granulasi.
c. Luka Terbuka atau Luka Robek
Luka terbuka adalah luka yang disebabkan karena adanya
persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu
merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan dibawahnya. Ciri-ciri dari
luka terbuka adalah bentuk luka tidak beraturan, tepi atau dinding
luka tidak rata, tebing luka tidak rata, bila ditautkan tidak merapat
karena terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan
kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut, disekitar
luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
PEMBAHASAN
Pada hari Rabu tanggal 25 April 2012 pukul 11.00 WIB telah diterima
mayat seorang laki-laki dengan pembungkus mayat berupa kantong mayat
dengan surat permintaan pemeriksaan mayat tersebut dari Kepolisian Negara
Republik Indonesia Resor Depok Sektor Pancoran Mas dengan Nomor Polisi
B/31/VER/IV/2012/Sek.Panc Mas di bagian Forensik Rumah Sakit Pusat
Kepolisian R.S. Sukanto. Jenazah tersebut ditemukan oleh polisi pada Rabu, 25
April 2012 pukul 06.30 WIB di RT 01/011 Kel. Depok Kec. Pancoran Mas Kota
Depok dalam keadaan meninggal dunia diduga akibat terjatuh dari kereta api.
Dengan adanya SPV berarti syarat untuk pembuatan VER telah terpenuhi sesuai
dengan pasal 133 KUHAP dan mewajibkan dokter untuk memberikan bantuan
kepada pihak penyidik sesuai pasal 179 ayat 1 KUHAP
Pada mayat dilakukan pemeriksaan luar jenazah berdasarkan SPV.
Identitas korban sudah terlampir pada SPV. Berdasarkan pemeriksaan luar
didapatkan adanya luka terbuka di bagian kepala, luka lecet pada bagian wajah,
anggota gerak, dan punggung, serta luka memar pada daerah wajah dan perut.
Ditemukan patah tulang pada daerah kepala, iga, dan kaki. Perlukaan tersebut
disebabkan oleh kekerasan tumpul. Sebab dan mekanisme kematian belum dapat
ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam. Perkiraan waktu
kematian…
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
1) Ilmu kedokteran Forensik, Edisi Pertama.1997.Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2) Budiyanto, Arif. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1997; p.131-168.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
LAMPIRAN
Surat Permintaan Visum:
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Foto-foto:
Pakaian mayat
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Luka-luka
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012
Presentasi Kasus Mati ______________________________________________________________________________________
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik UIN-RSKP RS SukantoPeriode 23 April 2012 – 26 Mei 2012