case report kejang demam tania
DESCRIPTION
xTRANSCRIPT
Tania AzhariTania AzhariPembimbing :Pembimbing :
dr. Budi Risjadi, Sp.A dr. Budi Risjadi, Sp.A
Identitas PasienNama : An. UUmur : 1 tahun 9 bulan 30 hariJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamNo. Medrek : 531459Alamat : KP Cihamerang RT 03 RW 14 Kec.
Mekarsari, Kab.BandungTanggal Pemeriksaan : 31 November 2015
Ilustrasi Kasus
Identitas IbuNama : Ny. AUsia : 32 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaPendidikan : SMP Identitas AyahNama : Tn. SUsia : 35 tahunPekerjaan : WiraswastaPendidikan : SMP
Dilakukan secara aloanamnesis kepada ibu
pasien pada tanggal 31 November 2015 di Ruang IGD RSUD Soreang.
Anamnesa
Keluhan Utama : KejangPasien datang ke IGD RSUD Soreang dengan
keluhan kejang disertai demam 30 menit SMRS. Demam dirasakan sejak 1 hari SMRS. Kejang terjadi 2x, kejang pertama terjadi selama 10 menit, kejang kedua terjadi selama 5 menit. Saat kejang seluruh tubuh pasien kaku. Selisih waktu antara kejang pertama dan kejang kedua selama 30 menit dan anak sadar. BAB mencret (+) 6x/hari lendir (-) darah (-)
Riwayat penyakit dahulu dan keluarga :Pasien belum pernah mengalami kejang
sebelumnya. Seluruh tubuh kaku, setelah kejang pasien menangis. Obat kejang tidak diberikan hanya diberikan obat penurun panas. Riwayat kejang dengan atau tanpa demam di keluarga disangkal. Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat kontak dengan penderita dewasa batuk-batuk lama atau berdarah disangkal.
Riwayat kehamilan :Selama kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan
kehamilan ke puskesmas. Ibu pasien juga mengkonsumsi makanan cukup nutrisi serta vitamin. Riwayat mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, merokok, jamu-jamuan disangkal. Tidak ada riwayat demam selama kehamilan.
Riwayat Kelahiran :Pasien lahir dari ibu G3P2A0, cukup bulan, secara spontan
kepala, ditolong oleh bidan dengan berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 52 cm, lahir langsung menangis.
Riwayat Imunisasi Ibu pasien mengatakan lengkap.
Anamnesa Makanan Pasien masih diberikan ASI sejak lahir sampai
sekarang.
Riwayat Tumbuh KembangMenurut ibu pasien perkembangan anak sama
dengan anak-anak seusianya.
Tanggal 31 November 2015Tanda Vital :Keadaan umum : Tampak sakit ringanKesadaran : Compos MentisHeart Rate : 120 x/menitSuhu : 380 CRespirasi : 54x/menit
Pemeriksaan Fisik
Status Gizi: BaikUmur : 1 tahun 9 bulanBB : 6,9 kgTB: 75cmBB = 12 kg = 2 SDU 1 tahunTB = 80 cm = 1 SDU 1 tahunBB = 12 kg = 0 – 1 SDTB80 cm
Status Generalis: Kepala : UUB tidak cekungMata
Konjungtiva : Anemis (-/-)Sclera : Tidak ikterikPupil : Bulat, isokhor Ɵ 3 mm/ 3 mmReflek cahaya : +/+
Telinga : Sekret -/-Hidung : PCH (-)Mulut : POC (-)Leher : KGB tidak teraba membesar,
retraksi suprasternal (-)
ThoraksParu : Inspeksi gerakan dada simetris kiri dan kanan, retraksi ICS (-) Palpasi fremitus kanan = kiri Perkusi sonor seluruh lapangan paru Auskultasi bronkhovesikuler, ronki-/-,
wheezing -/-, slem -/-Jantung : Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis teraba di ICS V linea MCS Perkusi Batas jantung kanan : ICS V LSD Batas jantung kiri : RIC V I jari medial LMCS Auskultasi bunyi jantung murni reguler, bising jantung (-), gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Inspeksi datar
Palpasi supel, organomegali (-) Perkusi tympani Auskultasi bising usus (+)Ekstremitas : CRT < 3 detik, akral hangat.
Status NeurologisTanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-), burdzinski I
(-), burdzinski II (-), kernique (-), laseque (-)Saraf Otak : pupil bulat, isokor, 3mm, RC +/+Motorik : kesan parese (-)Sensorik : rangsang nyeri (+)Vegetatif : BAB (+), BAK (+)Refleks Patologis : babinski -/-, openheim -/-,
chaddock -/-, gordon -/-, gonda -/-, schaffer -/-
Refleks Fisiologis : refleks biseps +/+, triseps +/+, patella +/+, achilles +/+
HematologiDarah Rutin (31 November 2015)Hemoglobin : 11,2 g/dlHematokrit : 34 %Leukosit: 9.800/mm3
Trombosit : 243.000/mm3
Kimia Klinik Glukosa Darah Sewaktu : 102 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
FESESTinja rutin /lengkapMakroskopis Warna KuningKonsistensi LembekLendir NegatifMikroskopisLekosit 0-2/lpbEritrosit 0-1/lpbAmoeba NegatifBakteri PositifTelur cacing Negatif
Diagnosa BandingKejang Demam Kompleks et causa Rotavirus Kejang Demam Kompleks et causa Adenovirus Diagnosa KerjaKejang Demam Kompleks et causa diare akut et
causa Rotavirus dengan dehidrasi ringan sedang Usulan PemeriksaanLumbal Pungsi
Diagnosa
O2 1 L/menitInf RL 30 gtt/menit/makroDiazepam 2 mg (IV), bolus pelan bila kejangFenobarbital LD 140 mg, selanjutnya 2 x 20 mg (IV)Sanmol 3 x cth 3/4Cefotaxime 3 x 250 mg (IV)Zinc 3 x 1 cth
Tatalaksana
Mempunyai botol susu lebih 5 Sering membersihkan botol susu Botol susu harus memakai tutup Ibu harus mencuci tangan sebelum memberi
bayi makan Menjaga rumah dan lingkungan sekitar
Edukasi
Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad fungsionam : dubia ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonam
Prognosis
Definisi Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Tinjauan Pustaka
Insiden terjadinya kejang demam terutama
pada golongan anak umur 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan.
Epidemiologi
Etiologi dan pathogenesis kejang demam
sampai saat ini belum diketahui, akan tetapi umur anak, tinggi dan cepatnya suhu meningkat mempengaruhi terjadinya kejang
Faktor hereditas Semua jenis infeksi bersumber di luar susunan
saraf pusat yang menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam
Imunisasi DPT (pertusis) dan campak (morbili)
Etiologi
Patofisiologi
KARAKTERISTIK KEJANG DEMAM
KOMPLEKSKEJANG DEMAM
SIMPLEKS
DURASI ≥15 MENIT <15 MENIT
BENTUK BANGKITANFOKAL/KEJANG
UMUM DIDAHULUI FOKAL
UMUM
REKURENSI DALAM 24 JAM ADA TIDAK ADA
GEJALA FOKAL PASCAIKTAL ADA TIDAK ADA
Klasifikasi (IDAI)
Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion) Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggered off by
fever).
Modifikasi kriteria Livingston: Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15
menit. Kejang bersifat umum. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah
suhu normal tidak menunjukkan kelainan. Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4
kali.Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari
ketujuh kriteria modifikasi Livingston di atas digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam.
Klasifikasi menurut Livingston :
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24
jam pertama sewaktu demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba)
Kejang tonik-klonik atau grand mal Umumnya kejang berhenti sendiri. Namun
anak akan terbangun dan sadar kembali setelah beberapa detik atau menit tanpa adanya kelainan neurologik
Manifestasi Klinis
Anak hilang kesadaran Tangan dan kaki kaku atau tersentak-sentak Sulit bernapas Busa di mulut Wajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan Mata berputar-putar, sehingga hanya putih
mata yang terlihat.
AnamnesisWaktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, interval
antara 2 serangan kejang Sifat kejang Bentuk kejang Kesadaran sebelum dan sesudah kejang Riwayat demam Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam Riwayat kejang sebelumnya Riwayat gangguan neurologis Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan Trauma kepala
Diagnosis
Pemeriksaan FisikTanda vital terutama suhu Manifestasi kejang yang terjadiKesadaran tiba-tiba menurun sampai koma Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi
atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma
Transluminasi kepala Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang
mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)Pemeriksaan refleks patologis Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
Pemeriksaan LaboratoriumDarah tepi lengkap Elektrolit, glukosa darahPemeriksaan fungsi hati dan ginjal Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS
Pemeriksaan PenunjangLumbal Pungsi EEGCT-scan atau MRI
No. Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi
Meningitis
Ensefalitis
1. KejangPencetusnya
demam
Tidak berkaitan
dengan demam
Salah satu
gejalanya demam
2. Kelainan Otak (-) (+) (+)
3. Kejang berulang (+) (+) (+)
4. Penurunan kesadaran (+) (-) (+)
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Mengatasi kejang secepat mungkin Pengobatan penunjang Memberikan pengobatan rumatan : profilaksis
intermitten, profilaksis jangka panjang- Kejang demam ≥ 2 kali dalam 24 jam- Kejang demam terjadi pada umur < 12 bulan- Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
Mencari dan mengobati penyebab
Sewaktu terjadi serangan kejang demam :trauma akibat jatuh atau terhantuk objek sekitarmengigit tangan orang lainaspirasi cairan ke dalam paru yang dapat menimbulkan pneumoniaefek samping obat antikonvulsan yang digunakan seperti hiperaktivitas, iritabilitas, letargi, rash, dan penurunan intelegensiakomplikasi meningitis sebagai etiologi kejang demamkejang berulang tanpa disertai demam
Komplikasi
Kemungkinan mengalami kecacatan atau
kelainan neurologis Kemungkinan mengalami kematian Kemungkinan Berulangnya Kejang Demam - Riwayat kejang demam dalam keluarga - Usia kurang dari 12 bulan- Temperatur yang rendah saat kejang- Cepatnya kejang setelah demam
Prognosis
Faktor resiko menjadi epilepsi adalah :
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama. Kejang demam kompleks.Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Meyakinkan bahwa kejang demam
umumnya mempunyai prognosis baik. Memberitahukan cara penanganan kejang. Memberikan informasi mengenai
kemungkinan kejang kembali. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi
memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
Edukasi pada Orang Tua
Tetap tenang dan tidak panik. Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang. Tetap bersama pasien selama kejang. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti. Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih.
Bila kejang kembali :
Sejauh ini tidak ada kontra indikasi untuk melakukan
vaksinasi terhadap anak yang mengalami kejang demam. Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang. Angka kejadian pasca vaksinasi DPT adalah 6 – 9 kasus per 100.000 anak yang divaksinasi, sedangkan setelah vaksinasi MMR 25 – 34 per 100.000 anak. Dianjurkan untuk memberikan diazepam oral atau rektal bila anak demam, terutama setelah vaksinasi DPT atau MMR. Beberapa dokter anak merekomendasikan parasetamol pada saat vaksinasi hingga 3 hari kemudian.
Vaksinasi
Kejang demam pertama kali Kejang demam pada usia < 1 tahun Kejang demam kompleks Hiperpiraksia (suhu di atas 40oC) Pasca kejang anak tidak sadar atau lumpuh
(Tod’s paresis) Permintaan orangtua
Indikasi Rawat Inap
TERIMA KASIH