case report ponda

39
Vertigo (Case Report) OLEH Ponda Hernest Hadinata 0718011071 PRECEPTOR dr. Roezwir Azhary, Sp.S. 1

Upload: evi-febriani-l

Post on 25-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fhffuil

TRANSCRIPT

Vertigo(Case Report)

OLEHPonda Hernest Hadinata0718011071

PRECEPTORdr. Roezwir Azhary, Sp.S.

KEPANITERAAN KLINIK ILPU PENYAKIT SARAFSMF NEUROLOGIRSUD Dr. ABDOEL MOELOEKBANDAR LAMPUNGDESEMBER2011

STATUS NEUROLOGIS

I. IDENTITAS PASIENNAMA: AsmanUMUR: 40tahunJENIS KELAMIN: Laki-lakiALAMAT: Tegineneng, Lampung TengahAGAMA: IslamPEKERJAAN: Buruh, Supir SerabutanSTATUS: MenikahSUKU BANGSA: JawaTANGGAL MASUK: 25 November 2011

II. RIWAYAT PENYAKITKeluhan utama: Pusing berputarKeluhan tambahan: mual-mual, telinga berdenging

Riwayat PenyakitSekarang:Pasien datang ke RSAM dengan keluhan kepala pusing seperti berputar sejak 1 bulan yang lalu, keluhan ini di sertai rasa mual tetapi tidak muntah dan disertai telinga berdenging. Awalnya satu bulan yang lalu pusing dirasakan ketika sedang mengendarai mobil, pasien lalu beristirahat dan kemudian pusing hilang dalam 2 Jam. Awalnya pusing dirasakan 2 hari sekali selama kurang lebih dua jam, kemudian sekitar 2 minggu kemudian pusing dirasakan setiap hari, kemudian sekitar 1 minggu kemudian pusing dirasakan hingga 2-3 kali sehari. Awalnya pusing hanya dirasakan selama kurang lebih 2 jam, lama kelamaan pusing dirasakan makin lama hingga mencapai kurang lebih 5 jam. Pasien merasakan pusing ketika beraktifitas ringan hingga berat, seperti ketika bekerja, setelah makan, dan sedang mengobrol. Ketika pusing, pasien mengaku kepala seperti berputar dan ketika berjalan sempoyongan. Pasien mengaku selama ini hanya berobat ke mantri dan dokter terdekat, ketika pusing pasien hanya minum obat dan istirahat saja. 3 hari yang lalu pasien mengaku pusing dari pagi hari sekitar pukul 9.00 WIB dan tidak tahan lagi hingga akhirnya di bawa ke RS. Ketiks pusing, pasien mengaku hingga mual edan disertai telinga yang berdenging.

Pasien mmengaku merupakan perokok selama 20 tahun dan sudah 6 bulan berhenti merokok. Ketika merokok pasien dapat menghabiskan 1 bungkus perhari. Riwayat hipertensi dan kecing manis disangkal oleh pasien. Riwayat kecelakaan/kepala terbentur juga disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi dan riwayat kencing manis disangkal pasien. Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien

Riwayat Penyakit KeluargaKeluhan serupa dalam keluarga disangkal oleh pasien. Riwayat hipertensi dan DM dalam keluarga disangkal oleh pasien

Riwayat sosio ekonomiPasien adalah seorang buruh dan supir serabutan. Pasien sudah menikah dan memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Penghasilan rata-rata per bulan sekitar Rp.750.000 Rp. 1.000.000.Kesan : Status ekonomi sedang

III. PEMERIKSAAN FISIK (27 Desember 2011)Status present :Keadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran: compos mentisGCS: E4M6V5 = 15Tanda vital: TD = 120/80 mmHgN= 80 x/menitRR= 20 x/menitSuhu= 36,70 CGizi: cukup

Status generalis :Kepala - rambut: hitam, lurus, tidak mudah dicabut- mata: konjungtiva ananemis +/+, sclera anikterik +/+- telinga: liang lapang +/+, serumen -/-- hidung: deviasi septum (-), sekret -/-- mulut: bibir tidak kering, lidah tidak kotor

Leher - pembesaran KGB: tidak membesar- simetris/tidak: simteris- pembesaran tiroid: tidak membesar- JVP: tidak meningkat

ThoraksJantung: -Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat-Palpasi: ictus cordis tidak teraba-Perkusi: batas kanan : Sela iga V garis midclavicula dextrabatas kiri : Sela iga V garis midclavicula sinistrabatas atas : Sela iga II garis sternal sinistra -Auskultasi: Bunyi jantung I II reguler, murmur (-), gallop (-)Paru: -Inspeksi: hemithoraks kanan sama dengan kiri-Palpasi: vocal fremitus taktil kanan sama dengan kiri-Perkusi: sonor-Auskultasi: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-Abdomen:Inspeksi: datar dan simetrisPalpasi: nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak terabaPerkusi: tympaniAuskultasi: BU (+) normal

EkstremitasSuperior: akral dingin -/-, oedem -/-, sianosis -/-, luka -/-Inferior: akral dingin -/-, oedem -/-, sianosis -/-, luka -/-

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGISSaraf kranialis(kanan/kiri)

1. N. olfactorius (N.I)Daya penciuman hidung: normosmia/normosmia2. N.opticus (N.II)Tajam penglihatan: > 3/60> 3/60 Bed SideLapang penglihatan:sama dengan pemeriksaTes warna: tidak buta warnaFundus oculi:tidak dilakukan3. N. Occulomotorius, N.Throchlearis, N.Abducens (N.III-N.IV-N. VI)Kelopak mataPtosis: -/-Endophtalmus:: -/-Exophtalmus: -/-PupilDiameter: 3mm / 3mmBentuk: bulat / bulatIsokor/anisokor: isokorPosisi: sentral/ sentralReflek cahaya langsung: +/+Reflek cahaya tak langsung: +/+Gerakan bola mataMedial:+/+Lateral:+/+Superior:+/+Inferior:+/+Obliqus superior:+/+Obliqus inferior:+/+Reflek pupil akomodasi: +/+Reflek pupil konvergensi: +/+4. N. trigeminus (N.V)SensibilitasRabaNyeriSuhuRamus oftalmikus N/NN/NN/NRamus maksilarisN/NN/NN/NRamus mandibularisN/NN/NN/NMotorikM.masseter: baik/baikM.temporalis:baik/baikM.pterigoideus:baik/baikReflekReflek kornea: +/+Reflek bersin: +/+5. N. facialis (N.VII)Inspeksi wajah sewaktuDiam: simetrisTertawa: simetrisMeringis: simetrisBersiul: simetrisMenutup mata: simetris

Pasien disuruh untukMengerutkan dahi: simetrisMenutup mata kuat-kuat: simetrisMenggembungkan pipi: simetris

SensorisPengecapan 2/3 depan lidah: +/+

6. N. Vestibulo-Cochlearis (N.VIII)N. cochlearKetajaman pendengaran: +/+Tinnitus: -/-N. VestibularisTest vertigo: -Nistagmus: -/-7. N. Glossopharingeus, N. Vagus (N.IX, N.X)Suara bindeng / nasal: (-)Posisi uvula: ditengahPalatum mole: istirahat: simetrisBersuara: terangkatArcus palatoglossus: istirahat: simetris Bersuara: terangkatArcus Pharingeus: istirahat: simetrisBersuara: terangkatReflek batuk: +Reflek muntah: +Peristaltic usus: BU (+) normalBradikardi: -Takikardi: -

8. N. accesorius (N.XI)M. sternocleidomastoideus: normal/normalM. trapezius: normal/normal

9. N. Hypoglossus (n.XII)Atropi: -Fasikulasi: -Deviasi: -

Tanda perangsangan selaput otak- Kaku kuduk: (-)- Kernig test: (-)- Lasseque test: (-)- Brudzinsky I: (-)- Brudzinsky II: (-)

Sistem motoriksuperior ka / kiinferior ka / kiGerak: aktif / aktifaktif/aktifKekuatan otot:5/55/5Tonus:menurun/menurunmenurun/menurunKlonus:-/--/-Reflek fisiologis: biceps +/+Patellla +/+ Triceps +/+Achiles +/+Reflek patologis:Hoffman-tromer -/-Babinsky -/-Chaddock-/-Oppenheim-/-Scheafer-/-Gordon-/-Gonda-/-Sensibilitas Eksteroseptif / rasa permukaan (superior / inferior )Rasa raba:+/+Rasa nyeri:+/+Rasa suhu panas:+/+Rasa suhu dingin:+/+

Propioseptif / rasa dalam(superior / inferior )Rasa sikap:+/+Rasa getar: +/+Rasa nyeri dalam:+/+

Fungsi sensibilitas kortikalasteriognosis:+/+Grafognosis:+/+

Koordinasi Tes tunjuk hidung:+/+Tes pronasi/supinasi;+/+Susunan saraf otonomMiksi: normalDefekasi: normal

Fungsi luhurFungsi bahasa:baikFungsi orientasi:baikFungsi memori:baikFungsi emosi:baik

V. RESUMETn. A, laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSAM sejak 3 hari yang lalu Keluhan kepala pusing berputar sejak 10 hari yang lalu. Makin lama pusing makin lama dan semakin sering. Keluhan disertai mual dan sempoyongan ketika berjalan. Pusing dirasakan ketika pasien beraktifitas ringan hingga berat. Keluhan disertai denging pada telinga kanan. Kesadaran compos mentis, GCS = 15, TD = 120/80 mmHg, nadi = 80 x/menit, RR = 20 x/menit dan suhu =36,70 C.

VI. DIAGNOSIS Klinis: Vertigo vestibular perifer Perbaikan Topis : sistem vestibular Etiologis : susp. vestibular neuritis

VII. DIAGNOSIS BANDINGVertigo vestibular sentral

VIII. PENATALAKSANAAN1. Umum tirah baring Istirahat cukup 6-8 jam sehari IVFD RL

2. Medikamentosa Mertigo 3 x 1 Tab Ranitidin 2 x 1 tabIX. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium : Darah lengkap2. CT scan

X. PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad sanationam: dubia ad bonam

VERTIGO

1. Definisi Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah: sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo (sering juga disebut pusing berputar, atau pusing tujuh keliling) adalah kondisi di mana seseorang merasa pusing disertai berputar atau lingkungan terasa berputar walaupun badan orang tersebut sedang tidak bergerak.Vertigo post trauma menunjukan keluhan pusing yang mengarah pada cidera leher atau kepala dimana cidera di bagian lain tubuh mungkin juga dapat menyebabkan keluhan pusing, dalam kenyataannya ini tidak pernah menjadi kasus. Karena insidensi tinggi dengan vertigo post trauma, banyak dokter harus berusaha keras untuk membuat diagnosis ini. Vertigo adalah gejala awal pada seseorang yang menderita trauma pada kepala, leher, dan craniocervical junction. Tanda, gejala, dan penatalaksanaan merupakan modal untuk penanganan vertigo post trauma. Bagaimanapun, tidak terdapat hubungan antara mekanisme cidera dan gangguan keseimbangan spesifik yang dapat terlihat.Vertigo merupakan perasaan seolah-olah bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yg biasanya disertai dgn mual, muntah, keringat dingin dan kehilangan keseimbangan. Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik, vaskular, atau autoimun.

2. Anatomi Fisiologi KeseimbanganKemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.

Faktor-Faktor Pengontrol Keseimbangan

1. Sistem informasi sensorisSistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

Visual Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangantubuh.

Sistem vestibularKomponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistemvestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistemlabyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangantubuh dengan mengontrol otot-otot postural.

SomatosensorisSistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

2. Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangantubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.3. Kekuatan otot (Muscle Strength)Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangantubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.4. Adaptive systemsKemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.5. Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Aparatus Vestibular

Apparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi sensasi keseimbangan. Alat ini terbungkus dalam suatu sistem tabung tulang dan ruangan-ruangan yang terletak dalam bagian petrosus (bagian seperti batu, bagian keras) dari tulang temporal, yang. disebut labirin tulang. Di dalam sistem ini terdapat tabung membrane dan ruangan yang disebut labirin membranosa, yang merupakan bagian fungsional apparatus vestibular.

Labirin membranosa terutama terdiri atas koklea (duktus koklearis); tiga kanalis semisirkularis; dan ruangan besar yang disebut utrikulus dan sakulus. Koklea merupakan organ sensorik utama untuk pendengaran dan hamper tidak berhubungan dengan keseimbangan. Biarpun begitu, kanalis semisirkularis, utrikulus dan sakulus, semuanya ini merupakan bagian integral dari mekanisme keseimbangan.

3. Mekanisme terjadinya vertigoa. Gangguan fungsi sistem sensorik.Interaksi antara sistem sensori visual, vestibular dan propioseptif terganggu karena adanya gangguan fungsional saraf tepi. Misalnya, hilangnya sistem vestibular unilateral menyebabkan ketidakseimbangan dua sistem vestibular dan menyebabkan vertigo rotasional. Jika keadaan ini berlanjut terus, otak terkadang dapat mengadakan kompensasi sehingga manifestasinya berupa serangan vertigo yang kadang-kadang muncul dan kadang-kadang tidak.

b. Gangguan pemrosesan sentralInformasi yang diterima diproses/diinterpretasikan secara salah. Hal ini menyebabkan kesan sensorik yang saling berkonflik dan menimbulkan vertigo. Gangguan pemrosesan dapat disebabkan oleh perubahan difus seperti abnormalitas metabolik atau sirkulasi, infeksi, trauma, dan intoksikasi.

4. Etiologi Vertigo

Beberapa penyebab dari vertigo, yaitu : Benign paroxysmal positional vertigo(BPPV) adalah bentuk vertigo yang paling umum dan bercirikan sensasi dari gerakan yang diprakarsai oleh gerakan tiba-tiba kepala atau kepala bergerak dalam arah tertentu. Vertigo jenis ini jarang serius dan dapat diobati. Menggambarkan masalah pada telinga dalam dimana terbentuk otoconia pada labyrinth telinga dalam. Vertigo juga dapat disebabkan oleh peradangan pada labirin atau telinga dalam(labyrinthitis),yang bercirikan oleh onset vertigo yang tiba-tiba dan mungkin terkait dengan hilangnya pendengaran. Penyebab paling umum labyrinthitis adalah infeksi virus atau bakteri. Meniere's diseaseyang terdiri dari tiga rangkaian gejala: episode dari vertigo,nada di telinga,dan kehilangan pendengaran. Onset vertigo parah yang tiba-tiba, kehilangan pendengaran perlahan-lahan, dan juga masa di mana mereka bebas gejala. Acoustic neuromaadalah jenistumoryang dapat menyebabkan vertigo. Gejala berupa vertigo dengan nada satu sisi di telinga dan kehilangan pendengaran. Vertigodapatdisebabkanolehpenurunanalirandarahkebagianotak. Pendarahankedalambagianotakbelakang (perdarahancerebellar) yang dicirikanolehvertigo, sakitkepala,kesulitanberjalan, dan ketidakmampuanuntukmelihatkearahbagiansampingperdarahan. Vertigo juga merupakangejaladarimultiplesklerosis.Onsetbiasanyatiba-tiba, dan pemeriksaan mata menunjukkanketidakmampuan mata untukbergerakmenujugaristengahhidung. Traumakepala dan cederaleher juga dapatmengakibatkanvertigo. Kelainan metabolik dapat menyebabkan vertigo, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit tiroid, anemia, dan gangguan kalsium. Migrain,salah satu bentuk sakit kepala parah, mungkin juga menyebabkan vertigo. Vertigo yang biasanya diikuti dengan sakit kepala. Drug toxicities (gentamicin). Stroke. Brain trauma.Penyebabinidapatterjadiakibathypertensive encephalopathy. Keracunan CO.

5. Klasifikasi Vertigoa) Vertigo vestibularTerjadi akibat akibat kelainan sistem vestibuler. Vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.Berdasarkan letak kelainannya, vertigo vestibular dapat berasal dari kelainan disentral (batang otak, serebelum) dan perifer (telinga-dalam, saraf vestibular). Sehingga vertigo sentral dibagi lagi menjadi :

Vertigo sentralPenyebab vertigo jenis sentral adalah gangguan di batang otak atau serebelum. Pada gangguan di batang otak, harus diselidiki gejala khas, seperti diplopia, paresteesia, perubahan sensibilitas serta fungsi motorik. Pada gangguan di serebelum, gejala dapat menyerupai gangguan vestibuler perifer. Oleh karena itu perlu diperhatikan gejala serebellar lain seperti gangguan koordinasi (dysdiadochokinesia) dan percobaan tunjuk hidung. Namun, gejala berupa gangguan berjalan ada pada kedua gangguan jenis gangguan sentral dan vestibular perifer, sehingga tidak dapat dijadikan pembeda antara vertigo sentral dan perifer.Penyebab lain vertigo sentral adalah neoplasma, insufisiensi vaskular berulang, transient ischemic attack (TIA), trauma, dan stroke.

Vertigo periferVertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugasmengontrol keseimbangan.

b) Vertigo Non Vestibular Akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.Berdasarkan lamanya, vertigo dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:1. Episode serangan yang berlangsung beberapa detikPenyebab tersering jenis ini adalah vertigo posisional benigna. Serangannya ditimbulkan oleh perubahan posisi kepala, seperti bila kepala bergerak saat berguling atau menengadah. Penyebab vertigo posisional benigna sering idiopatik, namun dapat juga disebabkan oleh trauma kepala, pembedahan telinga atau oleh neuronitis vestibularis.2. Episode vertigo berlangsung beberapa menit atau jamDapat dijumpai pada penyakit Meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit ini mempunyai trias gejala yaitu vertigo, tuli progresif dan tinnitus.3. Episode vertigo berlangsung beberapa hari hingga beberapa meingguDapat dijumpai pada penyakit neuronitis vestibularis dan merupakan kelainan yangbersifat emergensi. Vertigo diawali dengan nausea dan muntah mendadak.Berdasarkan waktu serangan, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

1. VertigoparoksismalYaituvertigoyang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.Vertigojenis ini dibedakan menjadi : Yang disertai keluhan telinga, Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen. Yang tanpa disertai keluhan telinga, Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen,Vertigopada anak (Vertigode L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth). Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahanposisi, Termasuk di sini adalah:Vertigoposisional paroksismal laten,Vertigoposisional paroksismal benigna.

2. VertigokronisYaituvertigoyang menetap, keluhannya konstan tanpa serangan akut, dibedakan menjadi:1. Yang disertai keluhan telinga :Otitis mediakronika,meningitisTb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.2. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.3. Vertigoyang dipengaruhiposisi:Hipotensi ortostatik, vertigo servicalis.

4. Vertigoyang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi :1. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin,herpes zosterotikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.2. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularisanterior, ensefalitis vestibularis,vertigoepidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non VestibularGejalaVertigo VestibularVertigo Non Vestibular

Sifat vertigoSerangan Mual/muntahGangguan pendengaranGerakan pencetusSituasi pencetusRasa berputarEpisodik++/-

Gerakan kepala-Melayang, hilangKeseimbanganContinue-

-Gerakan objek visual keramaian, lalu lintas

Perbedaan Vertigo Perifer dan centralGejalaVertigo PeriferVertigo Central

Bangkitan vertigoDerajat vertigoPengaruh gerakan kepalaGejala otonom (mual,muntah, keringat)Gangguan pendengaran(tinitus, tuli)Tanda fokal otakLebih mendadakBerat+++

+

-Lebih lambatRingan +/-+

-

+

Jenis vertigo berdasarkan waktu seranganJenis VertigoBerdasarkan Waktu SeranganDisertai KeluhanTelingaTidak DisertaiKeluhan TelingaTimbul KarenaPerubahan Posisi

Vertigo paroksismal

Vertigo Kronis

Vertigo akut

Penyakit Meniere,tumor fossa craniiposterior, transientischemic attack (TIA)arteri vertebralis.Otitis media kronis, meningitis tuberculosa, tumor serebelopontine, lesi labirin akibat zat ototoksik.

Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirinitis akuta, perdarahan labirin.TIA arteri vertebro-basilaris, epilepsi,vertigo akibat lesilambung.

Kontusio cerebri, sindroma pasca komosio, multiple sklerosis, intoksikasi obat-obatan.

Neuronitis-vestibularis, ensevalitis-vestibularis, multiple sklerosis.Benign paroxysmalpositional vertigo(BPPV).

Hipotensi ortostatik, vertigo cervicalis.

5. Diagnosis untuk vertigo Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan kepala dan leher secara lengkap sangat dibutuhkan. Inspeksi otologic dibutuhkan untuk menyingkirkan penyakit pada telinga luar dan tengah. Test Webber dan Rinne digunakan untuk menilain tuli sensoris atau konduksi. Test fistula membuat rekaman sensitifitas dari perpindahan bola mata ketika tekanan masing-masing liang telinga dengan pneumatic otoscope dan sangat dibutuhkan. Test positif baik untuk eksplorasi bedah. Dalam jendela fistula, sedikit nistagmus diproduksi, dan postif test mungkin hanya sedikit nistagmus setelah tekanan. Nasopharyngoscopy dan indirect laryngoscopy bagian dari pemeriksaan neurotologi. Pemeriksaan nervus cranial. Pemeriksaan vestibular dan cerebellar menggunakan past-pointing, rapid repetitive motion, Romberg, tandem walking, dan cold-water caloric testing. Dix-Hallpike manuver.

Pertama, dokter harus mengetahui kapan dan bagaimana kepala atau leher terjadi cidera, dan karakteristik dari pusing. Serta harus diketahui juga durasi dari keluhan pusing tersebut. Kemudian pemeriksaan khusus untuk keluhan pusingnya. Test keseimbangan dapat dilakukan. Mencari adanya nistagmus. Mengecek sensitifitas tekanan dengan fistula test.Cek laboratorium juga dapat dilakukan. Untuk lebih baiknya dapat digunakan audiogram, ENG, jika memungkinkan MRI or CT-Scan dari bagian dalam telinga. EEG juga mungkin dilakukan. Pada pasien dengan gangguan ppendengaran, dapat dilakukan ECOG. Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo.Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga.Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang memengaruhi keseimbangan dan pendengaran.Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf.Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tergantung dari diagnosis secara individual. Pengobatan biasanya menggunakan kombinasi dari obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan fisiotherapi. Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Tobing, Lumban. 2003. Vertigo. Balai PenerbitFKUI. Jakarta

Guytonand Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.EGC. Jakarta

http://asromedika.blogspot.com/2011/11/vertigo-berdasarkan-gejala-klinis.html

Soepardi, Efiaty Arsyad. 2000. Buku Ajar UlmuKesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan. Balai PenerbitFKUI. Jakarta

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/.../vertigo_files-of-drsmed.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Vertigo

18