case skizofrenia paranoid
DESCRIPTION
skizoTRANSCRIPT
Oleh :M Mahmud Ansori 1102010184
Pembimbing : dr. Jonli Indra , Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2015
1
KASUS PSIKIATRI
STATUS PSIKIATRI
NOMOR REKAM MEDIS : XX-XX-XX
Nama Pasien : Nn.D
Nama Dokter Muda : M Mahmud Ansori
Masuk RS pada tanggal :
Rujukan/ datang sendiri/ keluarga : Keluarga
Diagnosis sementara : Skizofrenia Paranoid
Usia awitan ( onset ) : 21 thn
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 15 Maret 1993
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Bangsa / suku : Sunda
Status pernikahan : belum menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : -
Alamat : srengseng
Tanggal masuk RSJSH : 30 Desember 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : 7 januari 2015 jam 10.00 di bangsal cempaka
8 januari 2015 jam 10.00 di bangsal kenanga
Alloanamnesis : 10 januari 2015 (dilakukan melalui telepon dengan
keluarga pasien)
2
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan memecahkan barang-barang dirumah.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh keluarganya pada tanggal
30 Desember 2014 karena pasien mengamuk dan memecahkan barang
sejak ± 4 SMRS. Pasien juga mengatakan ia benci dengan ayahnya
dikarenakan ayahnya suka memarahi pasien.
Saat pasien diwawancara di bangsal cempaka, pasien mengatakan juga
pernah memiliki keluhan yaitu mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruhnya agar mengikuti perintahnya untuk marah, dan pasien juga
melihat bayangan hitam besar seperti raksasa bayangan ini yang sering
menakuti pasien dan sering mengejar pasien.
Pasien juga suka berbicara, tertawa, dan menyanyi sendiri kepada
bisikan-bisikan tersebut. Selain itu pasien juga merasa ada arwah atau
kekuatan yang memasuki tubuhnya sehingga pasien merasakan ada
kekuatan dan merasakan badan pasien yang menjadi segar kembali. Pasien
juga merasa ada seseorang yang mengikutinya. Kemudian, pasien juga
mengatakan pernah mondar-mandir kerumah-rumah tetangga dan suka
melempar batu ke genting tetangga. Pasien mengatakan bahwa dirinya
menyadari apabila ia sakit.
Menurut keluarga pasien dahulu pasien juga pernah berteriak teriak
sendiri tanpa ada sebab yang jelas, inginnya pergi saja, mondar-mandir
kesana kemari, curiga, dan marah-marah, pasien juga sering mengunci diri
dikamar dan tidak mau didekati oleh keluarganya, pasien juga tidak mau
mandi jika dirumah.pasien juga suka melempar benda benda yang ada
dirumah bahkan pasien juga suka melempar batu terhadap tetangga sekitar
dan genting rumah tetangga. Semenjak sakit pasien merasakan bahwa orang
orang disekitarnya tidak baik terhadap pasien, Pasien juga mengalami
keterlambatan dalam mengikuti pelajaran disekolah sehingga pasien tidak
mau untuk kembali melanjutkan sekolah, pasien merasakan dirinya tidak
bodoh namun pasien suka memaki orang- orang denga kata-kata yang
kasar .
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Gangguan psikiatrik.
Tahun 2011
Pada tahun 2011 pasien mulai bertikah laku aneh seperti,
bicara dan tertawa sendiri serta menangis tiada sebab. Pasien juga
mondar-mandir, gelisah tidak bisa tidur, curiga, dan marah-marah.
Pasien pernah berobat ke paranormal akibat keluhan tersebut.
Pasien pernah berobat dan dirawat inap di RSJSH
Tahun 2012
Pada tahun 2012 pasien sempat berobat jalan pada ahli
psikiatri RSJSH dengan keluhan pasien kurang nafsu makan,
terkadang sulit tidur, ekspresi afektif terbatas, dan cemas. Namun
pasien memiliki riwayat putus minum obat akibat lama tidak
kontrol kembali ke poli rawat jalan.
Tahun 20 14
Pasien berobat jalan dengan keluhan suara sempat menjadi
cadel, kemudian mendengar bisikan-bisikan untuk marah marah
dan melemparin orang dengan batu.
Gangguan medik
Pasien pernah dirawat sebelumnya di RSJSH akibat
gangguan kejiwaan pada tahun 2011 dan 2012.
Penggunaan zat psikoaktif
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan zat terlarang
Grafik perjalanan penyakit
4
2011 2012 2014
Mulai tampak perilaku aneh pasien
(bicara dan tertawa sendiri, curiga,
marah-marah,mondar-mandir).
Pasien sempat berobat
jalan pada ahli psikiatri
dengan keluhan pasien
kurang nafsu makan,
terkadang sulit tidur,
ekspresi afektif
terbatas, dan cemas.
Pasien berobat jalan
namun pasien mendengar
bisikan untuk mengamuk
dan melempari orang
dengan batu
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
Kondisi ibu pasien sehat dan tidak ada kelainan dalam kehamilan
dan kelahiran pasien, lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh
bidan, tidak ada trauma lahir, dan cacat bawaan.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak awal ( 0 – 3 tahun )
Pasien tumbuh berkembang seperti anak seusianya. Pasien
tinggal dirumah dengan ibu, ayah dan saudara-saudaranya.
Pasien adalah anak kedua dari 6 bersaudara. Pasien merupakan
anak yang aktif dan senang bergaul, pasien juga memiliki banyak
teman.
b. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti remaja seusianya.
Pasien juga merupakan anak yang baik, penurut dan rajin
membantu orang tuanya di rumah. Hubungan sosial pasien
dengan lingkungan baik.
c. Masa kanak akhir ( pubertas-remaja )
5
Pasien adalah pribadi yang periang dan memiliki banyak
teman,Hubungan sosial pasien dengan lingkungan baik
sebelum mengalami gangguan ini.
3. Riwayat pendidikan
SD : tidak lulus, tidak pernah tinggal kelas
4. Riwayat pekerjaan
Pasien belum bekerja namun hanya membantu kegiatan rumah
tangga dirumah
5. Kehidupan beragama
Pasien rajin beribadah.
6. Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum,
dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait
dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 2 dari pasangan Tn.A dan Ny.S
Dikatakan bahwa tidak ada yang menderita hal seperti yang dialami
pasien saat ini di keluarganya.
1 2 3 4 5 6
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan seperti pasien.
Keterangan :
Tn. Y : Ayah pasien, saat ini bekerja sebagai tukang ojek.
6
Ny. S : Ibu pasien, bekerja sebagai tukang cuci.
1. Tn. Z : Kakak laki-laki pasien, tidak bekerja.
2. Ny. D : Pasien
3. Ny. L : adik perempuan, tidak bekerja
4. Ny.L : Adik perempuan, tidak bekerja.
5. Tn. Z : Adik laki-laki bekerja sebagai Swasta.
6. Ny. N : Adik perempuan, Sekolah.
F. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Sebelum dibawa ke RSJSH, pasien tinggal bersama ayah, ibu ,
serta kakak-kakak dan adik-adik pasien. Hubungan pasien dengan
semua anggota keluarga baik.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang wanita berumur 21 tahun. Penampilan wajah
pasien sesuai umurnya, kulitnya kuning langsat, rambut berwarna
cokelat tua, sedada, dan rapi. Pada saat wawancara pasien
mengenakan kaus dan celana pendek berwarna pink. Kebersihan
pasien cukup.
2. Kesadaran
Kesadaran neurologik : Compos mentis
Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu ( pasien tampak
tenang saat diajak bicara, tidak
menunjukkan sikap yang aneh, ekspresi
tampak wajar )
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara
Pasien sedang duduk dibangku.
Selama wawancara
Pasien duduk, berbicara dan menjawab dengan baik. Pasien
bersikap kooperatif dan mau mengungkapkan pikirannya.
b. Sesudah wawancara
7
Pasien kembali beristirahat tidur-tiduran di ranjang.
4. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif
5. Pembicaraan
Cara berbicara : Lancar, suara terdengar dengan jelas.
Gangguan bicara : Tidak ada
B. Alam Perasaan ( Emosi )
1. Suasana perasaan : Euthimia.
2. Afektif/ Ekspresi afektif :
a. Arus : cepat
b. Stabilitas : stabil
c. Kedalaman : dangkal
d. Skala diferensiasi : luas
e. Keserasian : serasi
f. Ekspresi : serasi
g. Pengendalian : baik
h. Dramatisasi : tidak ada
i. Empati : tidak dapat diraba-rasakan
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi :
Visual : Pasien melihat bayangan hitam yang
besar,seperti mahluk raksasa
Auditorik : Pasien sering mendengar bisikan yang
menyuruh mengikuti perintahnya berupa
melempar batu dan marah.
Ilusi : Tidak ada.
Depersonalisasi : Tidak ada.
Derealisasi : Tidak ada.
D. Sensorium dan kognisi ( fungsi intelektual )
8
a. Taraf pendidikan : Tidak lulus Sd
b. Pengetahuan umum : Cukup
c. Kecerdasan : Baik ( pasien dapat berhitung )
d. Konsentrasi : Baik
e. Perhatian : Baik
f. Orientasi
Waktu : Baik ( mengetahui wawancara saat pagi hari )
Tempat : Baik ( mengetahui dirinya ada di rumah sakit )
Personal : Baik ( pasien mengetahui sedang berbicara dengan
dokter muda )
Situasi : Baik ( pasien tau kalau diri nya di wawancara )
g. Daya ingat
Jangka panjang : Baik ( pasien dapat mengingat
kejadian tertentu saat masa
remajanya).
Jangka pendek : Baik ( pasien dapat mengingat
menu sarapan paginya).
Segera : Baik ( pasien dapat mengingat
nama dokter muda setelah
perhatiannya dialihkan ).
h. Pikiran abstrak : Baik (pasien mengetahui
pepatah).
i. Visuospasial : Baik ( pasien dapat
menggambarkan jam sesuai dengan yang
diminta).
j. Kemampuan menolong
diri sendiri : Baik
( dapat makan dan
mandi sendiri).
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas : Kaya ide
9
Kontinuitas : Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
Waham : Delusion of influence (pasien
merasa sakitnya dipengaruhi
bisikan-bisikan yang di
dengarnya).
Gagasan rujukan : tidak ada
Gagasan pengaruh : tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan diri dan bersikap sopan selama
wawancara, pasien tidak pernah mengamuk di RSJSH ataupun
mencoba melukai diri sendiri dan orang lain.
G. Daya Nilai
Daya nilai social :
Baik ( menurut pasien memakai obat-obatan terlarang itu tidak baik).
Uji daya nilai :
Baik (pasien membuang sampah ke tempat sampah).
Daya nilai realitas :
Terganggu (halusinasi auditorik, halusinasi visual ).
H. Tilikan
Derajat 3
I. Reabilitas : Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5° C
Nafas : 24 x/menit
10
Tinggi badan : 143 cm
Berat badan : 45 kg
Kepala : Normochepali, rambut hitam,distribusi rata.
Mata : Pupil bulat,isokor,sklera ikterik -/-
THT : normotia, serumen +/+, T1/T1 tenang.
Leher : KGB tidak membesar.
Ekstrimitas : Akral hangat.
Sistem Cardiovaskuler : tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem Respiratorius : tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem Gastrointestinal : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Neurologis : tidak dilakukan pemeriksaan.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang wanita berumur 21 tahun, belum menikah. Penampilan
fisik pasien sesuai umurnya, kulitnya kuning langsat, rambut cokelat tua,
pendek sedada, dan rapi. Pada saat wawancara pasien mengenakan kaus dan
celana pendek berwarna pink. Pasien kooperatif dalam menjawab semua
pertanyaan.
Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh keluarganya pada tanggal
30 Desember 2014 karena pasien mengamuk sejak ± 4 hari SMRS. Kontak
pasien dengan orang lain terbatas dan banyak diam. Pasien juga mengatakan
ia benci dengan ayahnya.
Saat pasien diwawancara di bangsal cempaka, pasien mengatakan juga
pernah memiliki keluhan yaitu mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruhnya agar mengikuti perintahnya untuk berwudhu,beribadah,tidak
boleh makan makanan tertentu yang haram. Keluhan bisikan diakui sebagai
bisikan dari ibu dan adiknya.
11
Pasien juga suka berbicara, tertawa, dan menyanyi sendiri kepada
bisikan-bisikan tersebut. Selain itu pasien juga merasa ada arwah atau
kekuatan yang memasuki tubuhnya. Pasien juga merasa ada seseorang yang
mengikutinya. Kemudian, pasien juga mengatakan pernah mengamuk dan
melempar batu ke genting rumah tetangga. Pasien juga seringkali sulit tidur,
Pasien mengatakan bahwa dirinya menyadari apabila ia sakit.
Menurut keluarga pasien dahulu pasien juga pernah menangis sendiri
tanpa ada sebab yang jelas, inginnya pergi saja, mondar-mandir kesana
kemari, curiga, dan marah-marah. Pasien mengurung diri di kamar hanya
tidur saja..
Pasien merupakan anak ke 2 dari pasangan Tn.A dan Ny.S. Dikatakan
bahwa tidak ada yang menderita hal seperti yang dialami pasien saat ini di
keluarganya.
Saat diwawancara pasien sadar penuh (compos mentis) dengan
kesadaran psikiatrik tampak tidak terganggu. Pasien menjawab pertanyaan
yang diajukan dengan spontan, cepat, suara terdengar jelas dan tidak ada
gangguan berbicara. Suasana perasaan (mood) pasien euthymia dengan afek
yang berarus cepat, stabil, dalam, skala deferensiasi yang luas, serasi, cukup
baik, sesuai perasaan, tanpa dramatisasi, serta empati yang tidak dapat
dirabarasakan.
Pasien memiliki halusinasi. Pasien memiliki halusinasi Visual (pasien
merasa melihat bayangan menyerupai orang dan bayangan hitam) dan
halusinasi Auditorik (Pasien sering mendengar bisikan yang menyuruh
mengikuti perintahnya berupa beribadah). Daya nilai sosial pasien dan uji
daya nilai pasien tidak terganggu, daya nilai realitas pasien terganggu
(pasien memiliki halusinasi visual dan auditorik). Tilikan pasien adalah
derajat 3. Reliabilitas pasien dapat dipercaya.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan iktisar penemuan
bermakna dengan urutan untuk evaluasi multi aksial, sebagai berikut :
Axis I
12
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna kasus ini dapat dinyatakan
mengalami gangguan jiwa karena adanya :
Gejala kejiwaan berupa :
Delusion of influence
Thought insertion
Waham kejar
Halusinasi visual
Halusinasi auditorik
Perhatian berkurang
Gangguan jiwa ini sebagai GMNO karena :
Tidak ada gangguan kesadaran
Tidak ada gangguan fungsi kognitif
Tidak ada penyakit organik yang diduga berkaitan dengan
gangguan kejiwaannya
Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk skizofrenia karena,
memenuhi kriteria diagnostik yaitu;
waham kejar (merasa diikuti seseorang)
halusinasi Auditorik (merasa adanya bisikan untuk beribadah)
halusinasi visual (melihat bayangan hitam seperti orang)
Skizofrenia tipe paranoid karena memenuhi kriteria diagnostik yaitu
adanya waham kejar
memiliki halusinasi auditorik
gejala tersebut sudah berlangsung lebih dari 1 bulan.
A xis II
Tidak ditemukan gangguan kepribadian dan temukan adanya retardasi
mental Ringan . karena ditemukan pada anemesis
Pasien susah dalam mengikuti pelajaran sejak diSD sehinnga
pasien tidak mau melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Pasien sulit dalam hal membaca dan menulis.
Dalam pergaulanya dengan sosial pasien merasa malu dan
suka menggangu temanya.
13
Axis III
Pada kasus ini tidak ditemukan adanya gangguan organik dan
gangguan fisik.
Axis IV
Problem psikososial : Merasa tidak dianggap oleh keluarganya.
Axis V
Skala GAF satu tahun terakhir 70-61
Skala GAF saat ini 80-71
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F 20.0 ( skizofrenia paranoid )
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
ringan
Aksis III : tidak ada gangguan organik dan gangguan fisik
Aksis IV : Merasa cemburu berat karena dugaan suami berselingkuh
dengan WIL.
Aksis V : Skala GAF satu tahun terakhir 70-61
Skala GAF saat ini 80-71
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad Malam
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikologis : Delusion of influence, thought insertion
waham kejar, halusinasi auditorik, halusinasi visual, afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, menurunnya aktivitas, nafsu makan
berkurang, tidur terganggu, perhatian berkurang.
14
XI. TERAPI
Psikofarmaka
Triheksilphenidil 2 mg 2 x 1 tab sehari.
Alasan :
Efek terapi : Diberikan Triheksilphenidil bila terjadi efek samping
dari obat anti-psikosisnya (seperti parkinson, akathisia, diskinesia).
Antikolinergik, mencegah munculnya efek samping extrapiramidal
akibat pemakaian anti psikosis high potensial
Dosis : Diberikan sesuai dosis profilaksis yaitu 2 mg 2x1 tab sehari
Olandoz 10mg 1x1
Alasan:
Obat antipsikosis atipikal (Olanzapine) untuk mengatasi gejala-gejala
psikotik. Bekerja dengan cara berafinitas terhadap dopamine D2
reseptor dan serotonine 5 HT2 reseptor sehingga juga efektif terhadap
gejala negatif.
Dosis: sediaan 5-10mg dengan dosis anjuran 10-20mg/hari
Haloperidol 2,5mg 2x1
Alasan:
Sebagai manajemen manifestasi psikosis akut dan kronis, termasuk
skizofrenia dan manik. Ini mungkin juga nilai dalam pengelolaan
perilaku agresif dan gelisah pada pasien.
Oral:
Skizofrenia dan psikosis lain, mania, terapi tambahan jangka pendek
untuk agitasi psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan atau impulsif
yang berbahaya:
1. Dosis awal 1,5-3 mg, 2-3 kali sehari
2. Atau 3-5 mg, 2-3 kali sehari pada kasus berat atau resisten.
Pada skizofrenia resisten
15
1. Sampai 100 mg (jarang sampai 120 mg) per hari mungkin
diperlukan.
2. Sesuaikan dengan respons, dosis pemeliharaan efektif serendah
mungkin (sampai serendah 5-10 mg/hari).
3. LANSIA (atau debil) dosis awal setengah dosis dewasa.
Psikoterapi
Ventilasi : supaya pasien bisa menceritakan masalahnya yang
dihadapi sekarang.
Persuasi : tenangkan pasien secara masuk akal tentang gejala-
gelaja penyakitnya yang timbul sebagai akibat cara berpikir,
perasaan dan sikapnya terhadap masalah.
Sugesti : Menanamkan perasaan percaya kepada pasien bahawa
gejala-gejala itu akan hilang.
Reassurance : Meyakinkan kembali kemampuan pasien dengan
menunjukkan hasil pencapaian pasien.
Bimbingan : membimbing dengan cara praktis hubungan antar
manusia serta cara berkomunikasi.
Penyuluhan/konseling : membantu pasien mengerti dirinya
sendiri secara lebih baik, supaya dapat mengatasi
permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
Terapi kelompok :
Memusatkan rencana pada masalah dan hubungan dalam kehidupan
nyata.Terapi kelompok ini bisa menurunkan isolasi sosial,
meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan tes realitas bagi
pasien dengan skizofren.
Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan di RSJSH seperti
rehabilitasi. Pasien membuat hasil kerja kayu dll, tergantung minat
pasien. Ini supaya pasien bisa mendapat teman dan lebih bertenaga.
16
Terapi kerja. Memberi pekerjaan yang kecil kepada pasien, supaya
pasien dapat bertanggungjawab dengan kerja yang diberikan.
17