case sp

24
PRESENTASI KASUS Skizofrenia Paranoid Pembimbing : Dr. Lukman Sp.KJ Disusun oleh : Beatrix Tiara Indie 030.10.049

Upload: belyn-kelvina-octaviana

Post on 10-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Skizofrenia

TRANSCRIPT

Page 1: CASE SP

PRESENTASI KASUS

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing :

Dr. Lukman Sp.KJ

Disusun oleh :

Beatrix Tiara Indie

030.10.049

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT Dr. MARZOEKI MAHDI

PERIODE 17 AGUSTUS s/d 11 SEPTEMBER 2015

Page 2: CASE SP

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………….. 1

I. IDENTITAS……………………………………………………………………. 2

II. RIWAYAT PSIKIATRI……………………………….……………………….. 2

III. STATUS MENTAL………........................................................................….. .. 6

IV. STATUS FISIK………………………………………………………………… 10

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA……………………………………… 12

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK…………………………………………………. 13

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL…………………………………………………. 15

VIII. DAFTAR MASALAH…………………………………………………………. 15

IX. DIAGNOSIS BANDING……………………………………………………….. 15

X. PENATALAKSANAAN………………………………………………………… 15

XI. PROGNOSIS…………………………………………………………………… 16

1

Page 3: CASE SP

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 30 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 30 November 1985

Agama : Islam

Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia

Status Pernikahan : tidak menikah

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan : buruh bangunan

Alamat : Kp. Ciberem, Neglasar

Tanggal Masuk IGD RSMM : 24 Agustus 2015

Tanggal Masuk Kresna Laki-laki : 24 Agustus 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis diperoleh dari alloanamnesis kepada Ny. L (tante pasien) di IGD Psikiatri

Rumah Sakit Umum dr. H. Marzoeki Mahdi pada tanggal 24 Agustus 2015, pukul 17.00 WIB.

autoanamnesis dilakukan di Bangsal Gatot Kaca RSMM pada tanggal 30 September 2015

pukul 10.30 WIB.

A. Keluhan Utama

Pasien datang dibawa ke IGD RSMM oleh keluarganya karena sering membawa golok

dan membuat takut orang di sekitarnya sejak 1 minggu SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

2

Page 4: CASE SP

Pasien datang dibawa ke IGD RSMM oleh keluarganya karena tidak tahan dengan

perbuatan pasien yang sering membawa golok dan membuat takut orang di rumah dan

tetangga sekitar rumahnya.

Tante pasien berkata bahwa sejak 1 minggu yang lalu pasien tidak minum obat. Sejak

tidak minum obat pasien menjadi suka membawa golok lalu menakuti dan juga mengancam

orang-orang dirumah dan tetangga sekitar. Namun pasien tidak pernah sampai melukai orang

dengan goloknya tersebut. Tante pasien juga mengatakan pasien sering merusak barang-

barang bila keinginannya tidak dituruti. Pasien sering minta uang kepada orangtuannya, bila

tidak diberikan pasien akan merusak kursi, menendang-nendang pintu, dan mengancam mau

membunuh. Namun pasien tidak pernah hingga memukul ibunya atau orang dirumah.

Tante pasien juga mengatakan pasien sering mengatakan bahwa tetangganya hutang

kepada dia padahal tetangga tidak pernah berhutang kepada pasien, Kemudian pasien merusak

gelas dan piring dirumah tetangganya dan marah-marah. Hal tersebut juga diungkapkan oleh

pasien yang percaya bahwa tetangga dan atasannya hutang kepada dia dan dia kesal

tetangganya tidak bayar maka dari itu dia merusak rumah tetangganya. Pasien mengatakan dia

pernah kerja menjadi buruh bangunan dan tidak dibayar gajinya selama 3 bulan dan pasien

menjadi selalu curiga terhadap orang lain bahwa orang tersebut hutang kepada pasien. Pasien

juga kesulitan tidur sejak tidak minum obat dan kurang nafsu makan. Tante pasien

mengatakan pasien menjadi sulit diajak berkomunikasi karena jawaban pasien suka tidak

sesuai dengan pertanyaannya.

Bila minum obat pasien, kegiatan pasien membantu ibunya jaga warung dirumah dan

bisa makan dan mandi sendiri tanpa disuruh. Pasien juga tidak kesulitan tidur, walaupun

kadang diajak bicara masih tidak sesuai.

Pasien pernah dirawat di RSMM sebelumnya pada tahun 2005 dan 2013. Tante pasien

menyatakan pada tahun 2005 pasien pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan golok

yang diiriskan ke lehernya. Pasien marah-marah dan merusak kaca, pintu dan gelas

dirumahnya dan pasien dibawa ke RSMM dengan tangan diikat. Lalu pasien dirawat selama

kurang lebih 2 bulan di RSMM lalu dipulangkan dan pasien berobat jalan.

Pasien mengungkapkan saat melakukan percobaan bunuh diri tahun 2005, bahwa dia

dirasuki oleh setan jahat yang disebut jin lalu dia tidak sadar bahwa dia melakukan percobaan

bunuh diri. Pasien mengatakan jin tersebut keluar masuk ke tubuh pasien pada hari jumat

3

Page 5: CASE SP

malam pukul 00.05 malam dan membuat pasien menjadi tidak bisa tidur dan badan pasien

terasa aneh. Pasien mengatakan bahwa banyak setan yang merasukinya dan berkumpul di

kepalanya. Namun pasien tidak bisa berbicara dengan jin atau setan tersebut dan jin tersebut

tidak memberi kekuatan apapun terhadap pasien. Menurut pasien setan tersebut jahat yang

membuat badan pasien tidak enak dan tidak sadar apa yang dilakukan. Hingga saat ini pasien

masih sering dirasuki setan atau jin tersebut.

Pada tahun 2013 pasien tidak minum obat kurang lebih 2 hari, saat putus obat gejalanya

mirip dengan saat ini. Pasien suka membawa-bawa golok dan mengancam orang disekitar dan

menagih hutangnya. Lalu dibawa ke RSMM lagi, dan dirawat kurang lebih 1 bulan dan

dipulangkan untuk berobat jalan.

Riwayat Penyakit Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya

Pasien pernah dirawat di RSMM pada tahun 2005 dan 2013 dan didiagnosis Skizofrenia

Paranoid

2. Riwayat Medis Lainnya

Tante pasien mengatakan pernah kejang saat usia 8 bulan karena demam tinggi. Cedera

kepala dan penyakit sistemik tidak pernah dialami oleh pasien.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Baik pasien maupun keluarga pasien mengatakan pasien tidak minum alkohol dan

narkotika. Namun pasien merokok djarum super kira-kira 2 bungkus sehari.

C. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Menurut tante asien, tidak ada keluhan ataupun gangguan selama masa kehamilan dan

persalinan pasien. Pasien lahir spontan dan cukup bulan yaitu 9 bulan, dalam keadaan sehat tanpa

cacat dengan bantuan dukun beranak di rumah.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien diasuh sendiri oleh ibunya. Pasien pernah kejang saat usia 8 bulan karena demam

tinggi. Riwayat tumbuh kembang pasien dinilai tidak ada kelainan menurut tante pasien.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

4

Page 6: CASE SP

Pasien pertama kali masuk sekolah dasar pada usia tujuh tahun. Menurut tante pasien, Pasien

adalah baik tetapi malas belajar, pasien akhirnya tidak menyelesaikan sekolah dasarnya dan

bekerja menjadi buruh bangunan dan buruh tani untuk mencari uang demi membantu

keluarganya.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

Hubungan Sosial

Pasien hanya memiliki beberapa teman dari lingkungan sekitar. Sebelum pasien sakit, ia

tidak pernah memiliki masalah dengan keluarga dan temannya, namun sejak sakit tetangga

pasien menjadi jarang berbicara kepada pasien karena takut.

Riwayat Pendidikan

Pasien hanya sekolah hingga 5 SD karena ingin bekerja.

Perkembangan Kognitif dan Motorik

Pasien bisa membaca dan menulis dengan cukup baik dan tidak terdapat gangguan

perkembangan spesifik.

Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja

Menurut tante pasien, pasien tidak mempunyai masalah selama masa remajanya. Pasien

jarang bercerita kepada orang lain mengenai masalah atau keadaan yang sedang dihadapinya dan

cenderung dipikirkan sendiri.

Riwayat Psikoseksual

Pasien belum pernah menikah.

Latar Belakang Agama

Pasien beragama Islam, mengikuti kedua orangtuanya. Semua anggota keluarga pasien

juga beragama Islam.

5

Page 7: CASE SP

Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Pasien tinggal dengan orangtua

pasien dan adik bungsnya di Citereum sampai saat ini. Tidak ada yang mengalami hal serupa

dengan pasien atau gangguan mental lain di keluarga.

D. Situasi Saat Ini

Saat ini pasien tinggal bersama orangtua dan adik bungsu pasien yang masih berusia 3

tahun di bogor, dan pasien membantu ibunya jaga warung dirumah.

E. Presepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Impian

Pasien ingin sembuh dan bekerja kembali menjadi buruh bangunan.

Fantasi

Saat ini tidak terdapat fantasi pada pasien.

Sistem Nilai

Pasien masih mampu mengurus dirinya sendiri seperti mandi tetapi dan makan

walaupun kadang harus disuruh dahulu.

Dorongan Kehendak

Saat ini tidak terdapat dorongan kehendak pada pasien.

III. STATUS MENTAL

6

Page 8: CASE SP

Dilakukan pada hari Senin, 24 Agustus di IGD RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor dan

Minggu, 30 Agustus 2015 Bangsal Gatot Kaca.

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan Umum

Pasien seorang laki-laki, rambut pendek, berwarna hitam, agak berantakan, tampak sesuai

usia, berpakaian celana pendek dan kaos, tampak agak kotor, kurang bisa menjaga kebersihan

diri, kesan gizinya normal, kontak mata kurang adekuat, ekspresinya agak monoton dan

cenderung kosong.

2. Kesadaran

- Neurologis/biologis : compos mentis

- Psikologis : terganggu

- Sosial : terganggu

3. Perilaku dan aktivitas motorik

Saat di rumah : agresif (pasien mengancam dengan golok dan merusak barang RT)

Saat di UGD : pasien cenderung hiperaktif

Saat di wawancara : Di bangsal Gatot Kaca. Pasien duduk dengan tangan ditaruh diatas meja,

tenang tidak ada gerakan tanpa tujuan saat diwawancara.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan kuantitas cenderung sedikit,

artikulasi kurang jelas, terkadang menggunakan bahasa sunda, volume suara yang cukup keras,

dan cenderung diulang-ulang (verbigerasi), ide cerita sedikit.

5. Sikap terhadap pemeriksa :

Kooperatif, ramah, bersahabat.

B. Alam Perasaan

1. Mood : cenderung iritabel

2. Afek :

a. Stabil

b. tumpul

c. Pengendalian : cukup

d. Kesungguhan : echt

7

Page 9: CASE SP

e. Empati : tidak dapat diraba rasakan

f. Skala diferensiasi: menyempit

g. Keserasian : tidak serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

- Halusinasi Auditorik : Tidak ada

- Halusinasi Visual : Ada (pasien mengatakan bahwa dia melihat kakek

neneknya yang sudah meninggal, pasien juga mengatakan dia melihat setan pada

malam hari di taman RSMM dan juga dirumahnya)

- Halusinasi Olfaktorik : Tidak ada

- Halusinasi Taktil : Tidak ada

- Halusinasi gustatorik : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Ada, pasien merasa dirinya berubah dan menjadi aneh saat

dirasuki setan dan jin.

4. Derealisasi : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan

Taraf Pendidikan : Sesuai taraf pendidikan

Pengetahuan Umum : Baik

Kecerdasan : Baik, Taraf kecerdasan rata – rata

2. Daya Konsentrasi : Baik

3. Orientasi

Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau

malam)

Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada di Gatot Kaca)

Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali diri sendiri, teman sesama pasien

dan perawat)

4. Daya Ingat

8

Page 10: CASE SP

Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat mengingat kejadian tahun 2005 saat

dibawa ke RSMM)

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat kegiatan selama dirawat di Gatot Kaca)

Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien ingat sebelumnya melakukan kegiatan apa)

5. Kemampuan Visuospatial : tidak diperiksa

6. Pikiran Abstrak : tidak diperiksa

7. Kemampuan Menolong Diri : Kurang baik (pasien mau mandi dan makan tetapi harus

disuruh terlebih dahulu)

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir : normal (tidak cepat maupun lambat)

Produktivitas : Sedikit (Pasien menjawab pertanyaan hanya bila sedang

ditanya bila tidak ditanya pasien cendrung diam saja)

Kontinuitas Pikiran : Asosiasi longgar (bila ditanya pasien menjawab tidak

sesuai pertanyaan namun masih ada hubungannya)

Hendaya Berbahasa : Tidak ada.

2. Isi Pikir

Preokupasi : tidak ada

Waham :

- Waham kejar : : Pasien curiga bahwa tetangga, atasan, dan om pasien

hutang kepada dia.

F. Pengendalian Impuls : Terganggu (berdasarkan riwayat penyakit sekarang,

pasien datang dengan marah-marah dan membawa-bawa

golok dirumah)

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial

Terganggu (pasien mengancam orang dirumah dengan golok)

2. Uji daya nilai

Baik (pasien ditanya apakah memukul baik atau tidak, pasien menjawab tidak baik)

9

Page 11: CASE SP

3. Penilaian realita

Terganggu (Ditemukan adanya waham dan halusinasi)

H. Tilikan : Derajat 2 (Pasien merasa dirinya mengalami gangguan

jiwa tetapi pada saat bersamaan pasien juga merasa tidak sakit)

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

Pemeriksaan Fisik dilakukan pada hari Senin, 24 Agustus 2015 di IGD RS. Dr. Marzoeki

Mahdi Bogor.

A. Status Internus

Keadaan Umum : baik, tampak tidak sakit

Kesadaran : compos mentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 92x/menit

Frekuensi Napas : 18x/menit

Suhu Badan : 36,2 C

Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata.

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-/-)

Telinga : Normotia, nyeri tarik -/-, sekret (-/-)

Mulut : Bibir merah kecoklatan, sianosis (-), sariawan (-), trismus (-), halitosis(-)

candidiasis (-).

Gigi geligi : Baik, agak kuning kehitaman

Leher : KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak

teraba .membesar, trakea letak normal, terdapat keloid bekas luka pada

kulit dekat jakun

Thorax

Paru

10

Page 12: CASE SP

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun

dinamis, efloresensi dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak

napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).

Palpasi : Tidak dilakukan.

Perkusi : Tidak dilakukan.

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Tidak dilakukan

Palpasi : Tidak dilakukan.

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :

Inspeksi : Tampak datar, efloresensi (-)

Palpasi : Teraba supel, Nyeri tekan (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus 2x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-), turgor baik, terdapat

keloid bekas luka pada tangan kiri dekat ibu jari.

Genitalia : Tidak diperiksa

B. Status Neurologis

GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya

tidak langsung +/+

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-),

eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

11

Page 13: CASE SP

Reflex patologis : (-)

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Stabilitas postur tubuh : Normal

Tremor di kedua tangan : (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki berusia 30 tahun, datang dibawa ke IGD RSMM oleh keluarganya karena

tidak tahan dengan perbuatan pasien yang sering membawa golok dan membuat takut orang di

rumah dan tetangga sekitar rumahnya sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sejak 1 minggu yang lalu

pasien tidak minum obat. Sejak tidak minum obat pasien menjadi suka membawa golok lalu

menakuti dan juga mengancam orang-orang dirumah dan tetangga sekitar. Tante pasien juga

mengatakan pasien sering merusak barang-barang bila keinginannya tidak dituruti. Pasien sering

minta uang kepada orangtuannya, bila tidak diberikan pasien akan merusak kursi, menendang-

nendang pintu, dan mengancam mau membunuh. Tante pasien juga mengatakan pasien sering

mengatakan bahwa tetangganya hutang kepada dia padahal tetangga tidak pernah berhutang

kepada pasien, Kemudian pasien merusak gelas dan piring dirumah tetangganya dan marah-

marah. Hal tersebut juga diungkapkan oleh pasien yang percaya bahwa tetangga dan atasannya

hutang kepada dia dan dia kesal tetangganya tidak bayar maka dari itu dia merusak rumah

tetangganya. Pasien mengatakan dia pernah kerja menjadi buruh bangunan dan tidak dibayar

gajinya selama 3 bulan dan pasien menjadi selalu curiga terhadap orang lain bahwa orang

tersebut hutang kepada pasien. Pasien mengungkapkan bahwa dia dirasuki oleh setan jahat yang

disebut jin lalu dia tidak sadar bahwa dia melakukan percobaan bunuh diri. Pasien mengatakan

jin tersebut keluar masuk ke tubuh pasien dan membuat pasien menjadi tidak bisa tidur dan

badan pasien terasa aneh. Pasien mengatakan bahwa banyak setan yang merasukinya dan

berkumpul di kepalanya. Hingga saat ini pasien masih sering dirasuki setan atau jin tersebut.

Riwayat kondisi medis sebelumnya dan riwayat penggunaan zat psikoaktif disangkal. Yang

diduga stressor pasien adalah dulu bekerja sebagai buruh bangunan namun belum dibayar gaji

oleh atasannya.

Kesadaran pasien compos mentis, alam pikiran, perasaan, dan perbuatan pasien

terganggu. Pasien berambut pendek, warna hitam, kurang rapi, tampak sesuai usia, berpakaian

celana pendek dan kaos, tampak agak kotor, kurang bisa menjaga kebersihan diri, kesan gizinya

normal, kontak mata kurang adekuat, ekspresinya agak monoton dan cenderung kosong.

12

Page 14: CASE SP

Perilaku dan aktifitas motorik tenang, inisiatif kurang. Kuantitas pembicaraan cenderung

sedikit, artikulasi kurang jelas, terkadang menggunakan bahasa sunda, volume suara yang cukup

keras, dan cenderung diulang-ulang (Streotipi), ide cerita sedikit. Sikap terhadap pemeriksa

kooperatif dan bersahabat. Mood cenderung iritabel, afek tumpul, dangkal, tidak dapat

dirabarasakan, tidak serasi. Halusinasi visual. Orientasi dan daya ingat baik. Proses pikir

produktivitasnya sedikit dan terdapat asosiasi longgar. Daya nilai realita terganggu. Merupakan

tilikan derajat 2. Taraf dapat dipercaya. Pengendalian impuls terganggu. Pemeriksaan fisik dan

neurologis dalam batas normal.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Diagnosis Aksis I :

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:

1. Gangguan jiwa ini tidak sebagai Gangguan mental Non Organik

Pada pemeriksaan tidak ada gangguan kesadaran, orientasi, dan memori. Riwayat cedera

kepala juga tidak ada.

2. Gangguan jiwa ini tidak disebabkan pengaruh zat psikoaktif

Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan zat psikoaktif yang berefek pada

episode saat ini (menurut pasien dan keluarga, pasien tidak pernah mengkonsumsi

alkohol dan NAPZA).

3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan

dengan adanya:

- Waham : waham kejar

- Perilaku terdisorganisasi : marah – marah tanpa sebab, mengancam dengan golok

- Halusinasi : halusinasi visual

Menurut PPDGJ III, gangguan psikotis pada pasien ini disertai gangguan waham curiga

dan halusinasi visual dan tidak berkaitan dengan afek/suasana perasaan. Selain itu afek

pasien tumpul, tidak dapat dirabarasakan, dangkal, tidak serasi. Kontinuitas proses pikir

adanya asosiasi longgar. Sehingga pasien ini termasuk Skizofrenia.

Pasien ini memenuhi kriteria skizofrenia berdasarkan PPDGJ III yaitu;

(e) halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja (pada pasien ini halusinasi visual)

disertai dengan waham (pada pasien ini waham curiga) tanpa kandungan afektif yang jelas.

13

Page 15: CASE SP

(f) arus pikir yang terputus (break) yang mengakibatkan pembicaraan tidak relevan (pada

pasien ini adanya asosiasi longgar)

(h) respon emosional yang menumpul (pada pasien ini terdapat afek tumpul, tidak serasi, dan

dangkal)

Lalu untuk skizofrenia paranoid, pada pasien ini terdapat:

- Memenuhi kriteria umum skizofrenia

- (b) halusinasi visual

- (c) waham kejar

Diagnosis Aksis II :

Pada pasien tidak terdapat adanya gangguan kepribadian.

Diagnosis Aksis III :

Pada pasien tidak terdapat gangguan medis lainnya sehingga tidak ada diagnosis pada aksis

ini.

Diagnosis Aksis IV :

Masalah dengan keluarga : Tidak ada

Masalah dengan lingkungan sosial : Tidak ada.

Masalah pendidikan : Tidak ada.

Masalah pekerjaan : Masalah yang menjadi stressor sudah lama terjadi, namun pasien

belum menerima hal tersebut.

Masalah ekonomi : Tidak ada

Masalah akses ke pelayanan kesehatan : Tidak ada

Diagnosis Aksis V :

Skala GAF :

GAF HLPY. Setahun sebelum masuk rumah sakit, pasien masih bisa membantu ibunya

menjaga warung dan bisa merawat dirinya sendiri, walaupun bicaranya terkadang tidak

sesuai. Oleh karena itu, skala GAF tertinggi pada pasien dalam setahun terakhir ialah 70-61

(beberapa gejala ringan & menetap disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih

baik).

GAF saat masuk.pasien datang ke IGD RSMM, pasien mengancam orang sekitar

dengan golok, mudah tersinggung dan mudah marah-marah. Oleh karena itu, skala GAF

14

Page 16: CASE SP

pada saat Os masuk adalah 20-11 (bahaya mencederai diri atau orang lain, disabilitas sangat

berat dalam komunikasi dan mengurus diri).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20 .0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis

Aksis III : Z03.2 Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah pekerjaan

Aksis V : GAF HLPY : 62

GAF di UGD : 18

VIII. DAFTAR MASALAH

Organobiologis : Tidak terdapat faktor herediter

Tidak terdapat gangguan organik

Psikologi : Terdapat gangguan dalam menilai realita yang ditandai dengan adanya

waham kejar dan halusinasi.

Sosiobudaya : hendaya dalam fungsi sosial

IX. DIAGNOSIS BANDING

Depresif agitatif dengan gejala psikotik

X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka :

1. Untuk mencegah efek ekstrapiramidal diberikan Triheksilfenidil 3 x 2 mg

2. Karena pasien adalah pasien dengan skizofrenia kronis dengan riwayat obat tidak

teratur, diberikan obat long acting : Haloperidol dekanoat suntik tiap bulan

Psikoterapi :

- Prilaku atau prilaku : memberikan pujian saat pasien melakukan hal yang baik

yang ingin dipertahankan. Contohnya pada saat pasien makan dan mandi tanpa

disuruh terlebih dahulu.

15

Page 17: CASE SP

- Suportif : memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur agar pasien

tidak kembali dirawat di RSMM dan memotivasi pasien agar mau merawat diri

sendiri.

Sosioterapi :

- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan

selalu memberi dukungan kepada pasien untuk tetap mengikuti pengobatan

dengan rutin.

- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke RS Marzoeki Mahdi dan

mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : Dubia ad malam

A. Faktor yang mendukung prognosis

1. Keluarga dan tante pasien mendukung kesembuhan pasien.

2. Tidak terdapat faktor herediter.

B. Faktor yang memperburuk prognosis

1. Onset saat berusia 23 tahun (muda)

2. Penyakit sudah kronis

3. Berulang kali relaps

4. Adanya ketidak teraturan dalam meminum obat.

5. Tidak memiliki istri (lajang)

16