cedera sel
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Cedera Sel
1/10
KEADAAN PENYAKIT ATAU CEDERA
1. Hipoksia
Hipoksia adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam jaringan. Konsentrasi oksigen dalam jaringan
mencerminkan konsentrasi oksigen dalam darah, yang bergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke
paru dan jumlah yang dibawa oleh darah, baik terlarut atau terikat dengan hemoglobin. Penurunan
oksigen dalam darah disebut hipoksemia.
Sebagian besar oksigen diangkut dalam bentuk terikat oleh besi protein (hemoglobin), yang terdapat di
sel darah merah, namun demikian terdapat sebagian kecil oksigen yang diangkut dalam bentuk terlarut
dalam darah. Sel dan jaringan akan mengalami hipoksia apabila pemasukan oksigen melalui sistem
pernapasan tidak adekuat, penyampaian oksigen oleh sistem kardiovaskular tidak adekuat, atau
kurangnya hemoglobin.
Oksigen diperlukan oleh mitokondria untuk fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP. Tanpa oksigen,
proses ini tidak dapat terjadi. Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP, tetapi ATPhasil dari proses ini bukan merupakan sumber yang efisien, dan tidak dapat menunjang kebutuhan
energi sel apabila terjadi hipoksia yang berkepanjangan.
a. Akibat Hipoksia
Pada saat sel kekurangan ATP, sel tersebut tidak dapat lagi mempertahankan fungsi selularnya,
termasuk fungsi transspor natrium dan kalium melalui pompa natrium kalium. Tanpa pemompaan
natrium kalium, sel akan mulai menimbun natrium karena natrium berdifusi ke dalam sel mengikuti
penurunan gradien konsentrasi dan gradien listrik. Potensial listrik yang melintasi membran mulai turun
seiring dengan penumpukan natrium sebuah ion positif, intrasel. Tekanan osmotik di dalam sel
meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam sel. Sel iskemik (yang megalami kekurangan oksigen
atau suplai darah) mulai membengkak sehingga terjadi dilatasi retikulum endoplasma, penurunan fungsi
mitokondria, dan peningkatan permeabilitas membran intrasel.
Akibat lain dari hipoksia adalah pembentukan asam laktat, yang terjadi selama glikolisis anaerob.
Peningkatan asam laktat menyebabkan pH dalam sel dan darah menurun. Penurunan pH (peningkatan
keasaman) intrasel menyebabkan kerusakan struktur-struktur inti, membran sel dan mikrofilamen.
Perubahan pH dapat juga mempengaruhi potensial listrik yang melintasi membran.
Efek hipoksia bersifat reversibel apabila oksigen dipulihkan dalam periode waktu tertentu, yang
jumlahnya bervariasi dan bergantung pada jenis jaringan. Akan tetapi, pembengkakan sel dapatmenyebabkan pecahnya vesikel lisosom, sehingga melepaskan enzim-enzim mereka dan lisis
(terurainya) sel. Kematian sel ditandai oleh peningkatan kadar enzim-enzim intrasel yang melebihi
normal di dalam sirkulasi umum.
b. Penyebab Hipoksia
-
7/31/2019 Cedera Sel
2/10
Penyebab hipoksia antara lain adalah penyakit pernapasan dan semua penyakit yang mempengaruhi
aliran darah, seperti infark miokardium, syok hemoragik, bekuan darah, berbagai racun, dan sebagai
toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme.
Keracunan sianida terjadi akibat eaksi kimia antara sianida dengan substrat akhir yang terdapat pada
rantai transport elektron. Tanpa langkah akhir ini, fosforilasi oksidatif tidak terjadi, akibatnyapembentukan ATP juga tidak terjadi di mitokondria. Sianida terdapat di biji buah-buahan seperti aprikot
dan apel. Leatrile, suatu terapi kanker yang belum dibuktikan, dibuat dari biji aprikot dan mengandung
cukup banyak sianida yang dapat menimbulkan kematian.
Keracunan karbon monoksida terjadi sewaktu karbon monoksida terhirup dan berikatan dengan oksigen
di molekul hemoglobin. Afinitas hemoglobin untuk karbon monoksida adalah 300 kali lebih kuat
dibandingkan afinitasnya untuk oksigen. Dengan demikian, pajanan terhadap karbon monoksida akan
menurunkan pengikatan dan transportasi oksigen di dalam darah, sehingga terjadi hipoksia sel dan
jaringan. Karbon monoksida merupakan hasil dari asap rokok, sebagian sistem pemanas dan asap
kendaraan bermotor.
Keracunan timah dapat terjadi akibat tertelannya cat yang mengandung timah. Meskipun timah
mempengaruhi banyak sistem organ, termasuk otak, timah juga diketahui menghambat sintesis
hemoglobin yang meyebabkan hipoksia. Timah dalam dosis besar juga menyebabkan lisis sel darah
merah yang mengakibatkan hipoksia berat.
c. Gambaran Klinis
1) Penurunan fungsi sel. Apabila sumber hipoksia adalah kegagalan pernapasan atau infark
miokardium, maka semua jaringan akan terkena, dan kematian sel dapat terjadi.
2) Peningkatan kecepatan denyut jantung
3) Peningkatan frekuensi pernapasan
4) Kelemahan otot
5) Penurunan tingkat kesadaran
6) Keracunan sianida : perasaan tersedak disertai percepatan pernapasan, kemudian terengah-engah
7) Keracunan karbon monoksida : percepatan pernapasan diikuti oleh rasa berdenging di telinga,
mengantuk, dan konfusi. Pernapasan dengan cepat berhenti dan timbul keadaan tidak sadar
8) Keracunan timah : kram perut, hiperaktivitas, anoreksia, adanya garis timah di gusi, dan kram otot.
d. Komplikasi
1) Gangguan kesadaran yang berkembang menjadi koma dan kematian apabila terjadi hipoksia
serebrum (otak) yang berkepanjangan
-
7/31/2019 Cedera Sel
3/10
2) Kegagalan organ, termasuk sindrom distres pernapasan orang dewasa (ARDS), gagal jantung, atau
gagal ginjal dapat terjadi apabila hipoksia memanjang.
e. Penanggulangan
1) Tingkatkan kadar oksigen yang dihirup melalui masker oksigen atau ventilasi mekanis
2) Untuk keracunan sianida, digunakan terapi nitrat dan natrium tiosulfat.
3) Untuk keracunan karbon monoksida, digunakan terapi oksigen hiperbarik (tekanan tinggi)
4) Untuk keracunan timah, emetik digunakan untuk merangsang muntah pada keracunan akut
5) Untuk keracunan kronis, digunakan chelating agents (untuk menyingkirkan timah dari sirkulasi)
2. Suhu yang Berlebihan
Suhu yang terlalu panas atau dingin dapat meyebabkan cedera atau kematian sel. Pajanan terhadap
suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan luka bakar, yang secara langsung mematikan sel, atau
secara tidak langsung mencederai atau mematikan sel melalui koagulasi pembuluh darah atau
penguraian membran sel. Pajanan terhadap suhu yang sangat dingin mencederai sel melalui dua cara.
Pertama, terjadi konstriksi pembuluh darah yang menyalurkan makanan dan oksigen ke ekstremitas. Hal
ini terjadi karena tubuh berusaha untuk mempertahankan suhu sentral (core temperature), yang diawali
dengan konstriksi pembuluh darah pada jari tangan, kaki, telinga dan hidung. Penurunan aliran darah
menyebabkan iskemia sel dan jaringan. Aliran darah yang lambat juga meningkatkan resiko
pembentukan bekuan darah, yang semakin menghambat oksigenasi jaringan. Efek kedua dari pajanan
terhadap suhu yang sangat dingin adalah pembentukan kristal-kristal es di dalam sel. Kristal ini secara
langsung menghancurkan sel dan dapat meyebabkan lisis sel (pecah). Pajanan yang lama terhadap
dingin dapat menyebabkan hipotermia.
a. Gambaran Klinis Pajanan Dingin dan Hipotermia
1) Rasa baal atau kesemutan di kulit atau ekstremitas
2) Kulit pucat dan kebiruan serta dingin apabila diraba
3) Menggigil pada awalnya, kemudian kaku pada kondisi yang memburuk
4) Penurunan tingkat kesadaran, mengantuk, dan konfusi
b. Komplikasi
1) Pembekuan darah, yang ditandai oleh nyeri dan penurunan denyut nadi di bagian bawah bekuan.
Apabila aliran darah tidak adekuat untuk waktu yang lama, maka dapat terjadi gangren
2) Frostbite (cedera jaringan akibat terpajan pada suhu yang sangat dingin)
-
7/31/2019 Cedera Sel
4/10
3) Disritmia ventrikel
c. Penanggulangan
1) Segera bawa ke rumah sakit untuk penghangatan aktif. Setiap penderita yang tampak mati akibat
hipotermia perlu dievaluasi di fasilitas medis dan diberi penghangatan sampai suhu 32 derajat celcius
sebelum dinyatakan mati
2) Selama pemindahan ke fasilitas klinis, pakaian basah yang dikenakan pasien harus dilepas dan
pasien diberi selimut. Penghangatan aktif diberikan sampai pasien berada di fasilitas medis. Udara atau
oksigen lembab hangat dapat diberikan selama perjalanan ke fasilitas medis
3) Mungkin dibutuhkan obat-obatan, untuk melisiskan bekuan darah
4) Untuk gangren, diperlukan antibiotik dan mungkin amputasi
5) Resusitasi jantung-paru dapat diberikan apabila pasien mengalami fibrilasi ventrikel
3. Cedera Radiasi
Radiasi adalah transmisi energi melalui emisi berkas cahaya atau gelombang. Energi radiasi bisa terletak
di rentang cahaya yang tampak, atau energinya dapat pula lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
cahaya yang tampak. Radiasi energi tinggi (termasuk radiasi ultravioleh) disebut radiasi ionisasi karena
memiliki kapasitas melepaskan elektron dari atom atau molekul yang menyebabkan terjadinya ionisasi.
Radiasi energi rendah disebut radiasi nonionisasi karena tidak dapat melepaskan elektron dari atom
atau molekul.
a. Efek Radiasi Ionisasi
Radiasi ionisasi dapat mencederai sel atau menyebabkan kematian sel secara langsung dengan merusak
membran sel dan menyebabkan pembengkakan intrasel sehingga terjadi lisis sel. Ketika sel mati atau
cedera, terjadi stimulasi respons peradangan yang menyebabkan kebocoran kapiler, edema interstisial,
akumulasi sel darah putih dan jaringan parut. Radiasi ionisasi juga secara tidak langsung merusak ikatan
antara pasangan-pasangan basa molekul DNA. Rusaknya ikatan tersebut menyebabkan kesalahan
replikasi atau transkripsi DNA. Kesalahan tersebut mungkin dapat diperbaiki. Jika tidak, maka kerusakan
yang terjadi dapat menyebabkan kematian sel terprogram atau timbulnya kanker akibat hilangnya
kontrol genetik atas pembelahan sel.
Radiasi ionisasi juga dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas baik secara langsung atau akibatcedera sel dan peradangan. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan
elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas mencari reaksi-reaksi agar dapat memperoleh
kembali elektron pasangannya. Serangkaian reaksi dapat terjadi, yang menghasilkan seringkaian radikal
bebas. Setelah itu, radikal bebas dapat mengalami tubrukan kaya energi dengan molekul lain, yang
merusak ikatan di dalam molekul. Pada akhirnya, radikal bebas dapat merusak membran sel, retikulum
endoplasma, atau DNA sel yang rentan. Kesalahan DNA akibat kerusakan radikal bebas diduga
-
7/31/2019 Cedera Sel
5/10
berkontribusi terhadap perkembangan beberapa kanker. Diduga pula bahwa sel endotel yang melapisi
pembuluh darah dapat rusak akibat radikal bebas yang dihasilkan selama metabolisme normal lipid,
yang mengakibatkan aterosklerosis.
Agen infeksius dan hipoksia dapat meyebabkan penumpukan radikal bebas. Contohnya, kurangnya
oksigen selama periode penurunan aliran darah menyebabkan cedera atau kematian sel. Apabila alirandarah diperbaiki, sel darah putih akan merangsang produksi radikal bebas yang disebarkan ke daerah
yang meradang. Akumulasi radikal bebas ini dapat menyebabkan cedera serius akibat prefusi dan
memperburuk kerusakan jaringan. Radikal bebas juga diproduksi akibat terpajan asap rokok dan
terdapat di banyak pestisida.
Sel biasanya memiliki mekanisme yang dapat mengeradikasi radikal bebas atau meminimalkan efeknya.
Vitamin E, C dan beta-karotin merupakan zat yang dapat membuang radikal bebas dan diyakini dapat
melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
b. Sel yang Rentan terhadap Radiasi Ionisasi
Sel yang paling rentan terhadap kerusakan akibat radiasi ionisasi adalah sel yang sering mengalami
pembelahan, termasuk sel cerna, integumen (kulit dan rambut), dan sel pembentuk darah di sumsum
tulang belakang.
Radiasi ionisasi didapatkan dari pancaran sinar matahari, sinar X, dan pada zat-zat yang mengalami
peluruhan radioaktif, termasuk zat-zat yang ditemukan di tanah dan batu-batuan serta zat-zat yang
dihasilkan oleh senjata dan reaktor nuklir. Radiasi ionisasi juga dipancarkan oleh bahan-bahan yang
digunakan dalam diagnosis dan terapi medis.
c. Efek Radiasi Nonionisasi
Radiasi nonionisasi mencakup radiasi gelombang mikro (microwave) dan ultra-sonografi. Radiasi ini
memiliki energi yang terlalu kecil untuk dapat memutuskan ikatan DNA atau merusak membran sel,
tetapi radiasi ini dapat meningkatkan suhu suatu sistem, menyebabkan perubahan dalam fungsi
transportasi. Radiasi nonionisasi tampaknya tidak membahayakan kesehatan, tetapi riset di bidang ini
masih terus dilakukan.
d. Gambaran Klinis Radiasi Ionisasi
1) Kemerahan atau kerusakan kulit
2) Terjadi mual dan muntah akibat kerusakan saluran cerna, apabila dosis tinggi
3) Anemia apabila sumsum tulang belakang rusak
4) Kanker, dapat terjadi setelah terpajan beberapa tahun akibat produksi dari kromosom yang pecah,
mengalami delesi atau translokasi
e. Penanggulangan
-
7/31/2019 Cedera Sel
6/10
1) Kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ionisasi dosis rendah akan diperbaiki oleh sel dan tidak
memerlukan terapi.
2) Kanker dapat diobati dengan terapi radiasi, kemoterapi, imunoterapi atau pembedahan.
4. Cedera Akibat Mikroorganisme
Mikroorganisme yang infeksius bagi manusia mencakup berbagai bakteri, virus, mikroplasma, riketsia,
klamida, jamur dan protozoa. Sebagian dari organisme ini menginfeksi manusia melalui akses langsung,
misalnya inhalasi, sedangkan yang lain menginfeksi melalui transmisi oleh vektor perantara, misalnya
melalui sengatan/gigitan serangga.
Sel tubuh dapat mengalami kerusakan secara langsung oleh mikrooratau secara tidak langsung akibat
reaksi imun dan peradangan yang muncul sebagai respons terhadap mikroorganisme. Infeksi sel oleh
mikroorganisme dapat menurunkan kestabilan sel sehingga terjadi apoptosis.
a. Bakteri
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu bereproduksi sendiri tetapi
menggunakan hewan sebagai pejamu untuk mendapatkan makanan. Bakteri tidak memiliki inti sel.
Bakteri terdiri atas sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari suatu
zat khusus yang disebut peptidoglikan. Di dalam sitoplasma terdapat materi genetik, baik DNA maupun
RNA, dan struktur intrasel yang diperlukan untuk metabolisme energi. Bakteri bereproduksi secara
aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri membentuk kapsul
yang mengelilingi dinding sel sehingga bakteri tersebut lebih tahan terhadap serangan imun pejamu.
Bakteri lain mensekresi protein yang menurunkan kerentanan terhadap antibiotik standar. Bakteri dapat
bersifat aerob dan anaerob. Seringkali bakteri mengeluarkan toksin yang secara spesifik merusak
pejamu.
Laboratorium sering mengklasifikasikan bakteri sebagai gram negatif atau positif. Bakteri gram positif
mengeluarkan toksin (eksotoksin) yang merusak sel-sel pejamu. Bakteri gram negatif mengandung
protein di dinding selnya yang merangsang respons peradangan (endotoksin). Bakteri gram negatif juga
mensekresi eksotoksin. Bakteri gram positif memberikan warna ungu pada pewarnaan standar
laboratorium. Bakteri gram negatif berwarna merah pada pewarnaan laboratorium yang kedua.
Contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri adalah infeksi stafilokokus atau
streptokokus, gonore, sifilis, kolera, sampar, salmonelosis, sigelosis, demam tifoid, penyakit Legionnaire,
difteri, Haemophilus influenza, pertusis, tetanus, dan penyakit Lyme. Suatu subset bakteri yang sulitditerapi adalah mikrobakteri. Mikroorganisme golongan ini merupakan penyebab penyakit tuberkulosis
dan lepra. Menurut hasil penelitian. Individu yang rentan terhadap infeksi beberapa bakteri, termasuk
yang disebabkan olehMycobacterium dan Salmonella, dikendalikan secara genetik. Variabel lain yang
mempengaruhi kemampuan infeksius bakteri meliputi status nutrisi pejamu, ko-infeksi, terpajan pada
lingkungan yang terinfeksi mikroba, dan riwayat vaksinasi.
b. VIRUS
-
7/31/2019 Cedera Sel
7/10
Virus tidak seperti bakteri, memerlukan pejamu untuk bereproduksi. Virus terdiri dari satu untai DNA
atau RNA yang terkandung dalam suatu selubung protein yang disebut kapsit. Virus harus berikatan
dengan membran sel pejamu, masuk kedalam sel dan kemudian bergerak ke inti sel pejamu agar dapat
bereproduksi. Setelah berada di dalam inti sel, maka DNA virus kemudian menyatu ke DNA sel pejamu
untuk memastikan bahwa gen virus akan diwariskan kepada masing-masing sel baru dalam mitosis.
Setelah di dalam DNA virus mulai mengambil alih fungsi sel. RNA virus juga mulai mengambil alih fungsi
sel. RNA virus juga mulai mengendalikan fungsi sel setelah mereka ditranslasikan menjadi protein.
Contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus adalah Ensepalitis, demam kuning, campak
Jerman, Rubela,Gondongan, Poliomielitis, hepatitis, dan berbagai infeksi virus pada saluran nafas.
c. Retrovirus
Jenis virus yang unik adalah retrovirus.Virus ini adalah virus RNA yang mampu menggabungkan diri ke
dalam DNA pejamu sebagai akibat kerja enzim reverse transkriptase yang mengubah RNA virus menjadi
DNA. Retrovirus membawa reverse transkriptase sebagai bagian dari strukturnya.
Contoh penyakitnya adalah AIDS yang disebabkan oleh HIV
d. Mikoplasma
Adalah mikroorganisme unisel yang sangat mirip kejanya dengan bakteri, kecuali ukurannya yang lebih
kecil dan tidak memiliki dinding sel dinding peptidoklikan. Banyaknya antibiotik misalnya golongan
penisilin yang bekerja dengan cara merusak dinding sel peptidoklikan, menyebabkan mikoplasma tidak
peka terhadap antibiotik ini.
Contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh mikoplasma adalah Pneumonia mikoplasma,
infeksi saluran nafas atas, dan sebagian infeksi genitalia.
e. Riketsia
Memerlukan pejamu agar dapat bereproduksi secara aseksual. Mikroorganisme golongan ini
mengandung RND dan DNA didalam dinding sel peptidoklikan yang kaku. Riketsia ditularkan ke manusia
melalui gigitan kuku, kepinding atau tungau.
Contoh penyakit pada manusia adalah tifus dan Rocky Mountain spotted fever.
f. Klamidia
Adalah organisme unisel yang bereproduksi secara aseksual di dalam sel pejamu. Mikroorganisme
golongan ini masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia dan mengalami siklus replikasi.
Contoh penyakit pada manusia adalah infeksi urogenital yang ditularkan melalui hubungan seksual dan
pneumonia.
g. Jamur
-
7/31/2019 Cedera Sel
8/10
Jamur mencakup ragi (yeast) dan kapang (mold). Infeksi jamur superfisial pada manusia mencakup
kandidiasis mulut (sariawan), kandidiasis vagina (infeksi ragi), dan infeksi dikulit misalnya tinea korporis
atau kurap (ringworm), tinea pedis atau kutu air (athletes foot), dan tinea kruris (jock itch).
Onikomikosis mengacu pada infeksi jamur pada kuku jari kaki dan tangan.
Infeksi jamur dibagian dalam biasanya terjadi pada orang yang sistem imun nya turun (oportunistik).Infeksi jamur oportunistik mencakup infeksihistoplasmosis dan coccidioidomycosis pada saluran nafas
(pada pengidap AIDS).
h. Parasit
Protozoa adalah organisme unisel yang mampu menyebabkan infeksi. Infeksi ditularkan secara langsung
antar individu melalui air atau makanan yang tercemar, dan melalui vektor (serangga). Contoh parasit
adalah Helmintes dan Artropoda.
Gambaran Klinis
Infeksi oleh bakteri virus dan mikoplasma sering menimbulkan
Pembesaran kelenjar getah bening regional
Demam
Nyeri tubuh
Ruam atau erupsi kulit
Respon pada area spesifik (faringitis, batuk, otitis media)
Infeksi oleh klamidia sering menyebabkan :
Uretritis pada pria
Servisitis pada wanita
Infeksi oleh riketsia sering menyebabkan :
Ruam kulit
Demam dan menggigil
Sakit kepala
Mialgia (nyeri otot)
Pembentukan trombus disuatu organ
Infeksi oleh jamur sering menyebabkan :
-
7/31/2019 Cedera Sel
9/10
Gatal dan kemerahan dikulit atau kepala
Perubahan warna dan penebalan kuku pada infeksi kuku
Rabas putih seperti krim di vagina
Plak putih dibagian dalam mulut pada sariawan oral
Tanda-tanda pneumonia pada infeksi yang dalam atau pada penjamu yang mengalami gangguan fungi
imun
Infeksi oleh parasit sering menyebabkan :
Diare pada parasit usus
Demam pada malaria
Gatal dan ruam pada infeksi kulit
PENANGGULANGAN
1. Bakteri dan mikoplasma dengan pemberian antibiotik
2. Infeksi virus tertentu dengan obat anti virus, infeksi virus lainnya biasanya dibiarkan tumbuh
sendiri
3. Riketsia dengan pemberian antibiotik tetrasiklin
4. Jamur dengan pemberian anti jamur topikal
5. Infeksi parasit pada saluran cerna dengan pemberian obat spesifik seperti metronidazol untuk
giardiasis. Malaria dengan obat anti malaria.
C. MUTASI GEN
Mutasi adalah peristiwa perubahan genetik (gen ataukromosom) dari suatu individu yang bersifat
menurun. Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadi karena
substitusi basa N. Mutasi titik merupakan perubahan padabasa NdariDNAatauRNA. Mutasi titik relatif
sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi olehmekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat
berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya,
berubahnya atau hilangnya fungsienzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titiksebagaimarker(disebutSNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan
perubahanfenotipeyang terjadi.
contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan
menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
Macam-macam mutasi gen antara lain:
http://wapedia.mobi/id/Basa_Nhttp://wapedia.mobi/id/Basa_Nhttp://wapedia.mobi/id/Basa_Nhttp://wapedia.mobi/id/DNAhttp://wapedia.mobi/id/DNAhttp://wapedia.mobi/id/DNAhttp://wapedia.mobi/id/RNAhttp://wapedia.mobi/id/RNAhttp://wapedia.mobi/id/RNAhttp://wapedia.mobi/id/Mekanisme_pemulihan_genhttp://wapedia.mobi/id/Mekanisme_pemulihan_genhttp://wapedia.mobi/id/Mekanisme_pemulihan_genhttp://wapedia.mobi/id/Enzimhttp://wapedia.mobi/id/Enzimhttp://wapedia.mobi/id/Enzimhttp://wapedia.mobi/id/Marker_genetikhttp://wapedia.mobi/id/Marker_genetikhttp://wapedia.mobi/id/Marker_genetikhttp://wapedia.mobi/id/SNPhttp://wapedia.mobi/id/SNPhttp://wapedia.mobi/id/SNPhttp://wapedia.mobi/id/Fenotipehttp://wapedia.mobi/id/Fenotipehttp://wapedia.mobi/id/Fenotipehttp://wapedia.mobi/id/Fenotipehttp://wapedia.mobi/id/SNPhttp://wapedia.mobi/id/Marker_genetikhttp://wapedia.mobi/id/Enzimhttp://wapedia.mobi/id/Mekanisme_pemulihan_genhttp://wapedia.mobi/id/RNAhttp://wapedia.mobi/id/DNAhttp://wapedia.mobi/id/Basa_N -
7/31/2019 Cedera Sel
10/10
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutatton); terjadi perubahan kodon (triplet) dari kode basa N asam
amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Misalnya, uuu diganti uus yang
sama -sama kode fenilalanin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutations); terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan tiga
basa secara bersama sama.
3. Mutasi bingkai (frarneshift mutattons); terjadi karena adanya penambahan sekaligus pengurangan
satu atau beberapa pasangan basa secara bersama sama.
Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan faktor penyebab mutasi disebut mutagen
(mutagenik agent). Mutasi jarang terjadi secara alami dan jika terjadi biasanya merugikan bagi makhluk
hidup mutannya.
Secara garis besar, macam-macam mutagen dapat dibagi tiga, sebagai berikut :
1. Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar radioaktif); misalnya sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet dan sinar X.
Radiasi ultra ungu merupakan mutagen penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari
sinar kosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain. Gen-gen yang terkena
radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan terjadilah mutasi
2. Zat Kimia
Mutagen kimia yg pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang mustard) oleh C. Averbach dan
kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia penting lainnya ialah : gas metan, asam nitrat, kolkisin,
digitonin, hidroksil amin, akridin, dll. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yg dilakukan
oleh kromosom yg mengalami kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya berubah pula.
3. Temperatur
Kecepatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan temperatur sebesar
10oC, kecepatan mutasi bertambah 2 3 kali lipat. Tetapi apakah temperatur merupakan mutagen, hal
ini masih dalam penelitian para ahli.