cemaran bakteri dan koliform pada layar telepon … · frequency of washing face twice a day (or...
TRANSCRIPT
CEMARAN BAKTERI DAN KOLIFORM PADA LAYAR
TELEPON GENGGAM MAHASISWA PROGRAM
SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
YUSUF ADI NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTUTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cemaran Bakteri dan
Koliform pada Layar Telepon Genggam Mahasiswa Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan
arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Yusuf Adi Nugroho
B04100022
ABSTRAK
YUSUF ADI NUGROHO. Cemaran Bakteri dan Koliform pada Layar Telepon
Genggam Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor. Dibimbing oleh DENNY WIDAYA LUKMAN dan
ARDILASUNU WICAKSONO.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat cemaran dan
mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh terhadap jumlah bakteri dan
koliform pada layar telepon genggam mahasiswa Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode acak sederhana dengan jumlah sampel sebesar 224 orang.
Penelitian ini merupakan kajian cross-sectional dan data diperoleh melalui uji
swab terhadap jumlah bakteri dan koliform pada permukaan telepon genggam dan
wawancara responden (mahasiswa) menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah cemaran bakteri dan koliform berdasarkan
layar telepon genggam pada semua sampel secara berurutan adalah 876 cfu/cm2
(minimum 5 cfu/cm2; maksimum 50 000 cfu/cm
2) dan 27 cfu/cm
2 (minimum 0
cfu/cm2; maksimum 1 800 cfu/cm
2). Rata-rata jumlah cemaran bakteri
berdasarkan layar telepon genggam pada responden laki-laki nyata lebih tinggi
(p<0.05) dibandingkan dengan responden perempuan. Tipe layar non-
touchscreen nyata lebih tinggi (p<0.05) dibandingkan dengan tipe layar
touchscreen dalam hal rata-rata jumlah cemaran bakteri. Frekuensi mencuci muka
2 kali sehari (OR = 2.17) menjadi faktor risiko yang memengaruhi cemaran
bakteri. Lebih lanjut, faktor risiko yang memengaruhi cemaran koliform adalah
jambang pada laki-laki (OR = 2.99), frekuensi mencuci tangan 2 kali sehari (OR =
3.09), tipe telepon genggam non-touchscreen (OR = 2.11), dan bahan mencuci
tangan dengan air dan sabun biasa (OR = 3.26).
Kata kunci: cemaran bakteri, koliform, mahasiswa, swab, telepon genggam.
ABSTRACT
YUSUF ADI NUGROHO. Bacteria and Coliform Contamination on Mobile
Phone Screens of Undergraduate Students of Faculty of Veterinary Medicine
Bogor Agricultural University. Supervised by DENNY WIDAYA LUKMAN and
ARDILASUNU WICAKSONO.
This research was aimed to determine the level of bacteria and coliform
contamination and identify risk factors of bacteria and coliform contamination on
mobile phone screens of undergraduate students of Faculty of Veterinary
Medicine Bogor Agricultural University. Samples were taken using simple
random sampling method with 224 samples. This was a cross-sectional study and
the data were taken using swab test of bacteria and coliform on mobile phone
screens and interview respondents (students) using questionnaire. The result
showed that the average number of bacteria and coliform contamination on mobile
phone screens of all samples were 876 cfu/cm2 (minimum 5 cfu/cm
2; maximum
50 000 cfu/cm2) and 27 cfu/cm
2 (minimum 0 cfu/cm
2; maximum 1 800 cfu/cm
2),
consecutively. The average number of bacteria contamination on the mobile
phone screens in male respondents was significantly (p<0.05) higher than one in
female respondents. The non-touchscreen type was significantly (p<0.05) higher
than the touchscreen type in the average number of bacteria contamination. The
frequency of washing face twice a day (OR = 2.17) was the risk factor that
influenced bacteria contamination. Moreover, the risk factors that influenced the
coliform contamination were the existence of beard on male (OR = 2.99),
frequency of washing hand twice a day (OR = 3.09), non-touchscreen mobile
phone type (OR = 2.11), and washing hand using tap water and soap (OR = 3.26).
Key words: bacteria contamination , coliforms, mobile phone, students, swab.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
CEMARAN BAKTERI DAN KOLIFORM PADA LAYAR
TELEPON GENGGAM MAHASISWA PROGRAM
SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
YUSUF ADI NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan September hingga Desember 2013 ini berjudul Cemaran
Bakteri dan Koliform pada Layar Telepon Genggam Mahasiswa Program Sarjana
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB).
Terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak Dr med vet Drh Denny
Widaya Lukman, MSi dan Bapak Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan terkait teknik
penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Dr Ir Didik Harnowo, MS dan Ibu Koesniah, SPd
sebagai orang tua terkasih karena telah memberikan dukungan berupa doa dan
materi sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drh Okti Nadia Poetri, MSc, Msi selaku
dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada
Bapak Yuhendra yang telah membantu Penulis selama penelitian. Tidak lupa,
ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman FKH IPB tahun
akademik 2013/2014 semester 7 dan adik-adik semester 5 dan semester 3 yang
telah membantu selama pengumpulan data penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
Yusuf Adi Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Hasil 5
Pembahasan 5
SIMPULAN DAN SARAN 10
Simpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 10
RIWAYAT HIDUP 12
DAFTAR TABEL
1 Besaran sampel mahasiswa FKH IPB tahun akademik 2013/2014 2 2 Interpretasi jumlah mikroba dengan metode swab 4 3 Karakteristik mahasiswa FKH IPB 5 4 Praktik higiene mahasiswa FKH IPB 6 5 Jumlah bakteri dan koliform pada layar telepon genggam mahasiswa
FKH IPB berdasarkan jenis kelamin 7 6 Jumlah bakteri pada layar telepon genggam mahasiswa FKH IPB
berdasarkan jenis telepon genggam 8 7 Nilai odds ratio yang memengaruhi jumlah bakteri pada layar telepon
genggam mahasiswa FKH IPB 9 8 Nilai odds ratio yang memengaruhi jumlah koliform pada layar telepon
genggam mahasiswa FKH IPB 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejalan dengan adanya pertumbuhan kelas menengah sebesar 56.5% pada
tahun 2013 dan diiringi kebutuhan masyarakat terhadap teknologi ikut berperan
dalam perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia (Setkab 2014). Teknologi
terpopuler saat ini di masyarakat adalah telepon genggam. Selain menjadi alat
komunikasi, telepon genggam juga dapat menjadi media penyebaran bakteri (Park
2013). Penelitian Curtis dan Cutler (2011) di Inggris menunjukkan adanya bakteri
koliform pada layar telepon genggam. Dari 780 sampel usap pada telepon
genggam dan telapak tangan yang diuji, 16% dari kedua jenis sampel positif
tercemar oleh bakteri koliform.
Menurut Park (2013), sebanyak 20% bakteri pada telepon genggam berasal
dari pemiliknya. Koliform adalah grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya cemaran terhadap air, makanan, dan susu. Koliform dicirikan sebagai
bakteri bentuk batang, Gram negatif, tidak berspora, aerobik dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas
dalam waktu 48 jam pada suhu 35 °C. Adanya koliform di dalam makanan atau
minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang
berbahaya bagi kesehatan (Widiyanti dan Ristianti 2004).
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH
IPB) dipilih sebagai responden penelitian selain karena aktifitasnya yang sangat
dinamis, mahasiswa banyak berkontak langsung dengan benda-benda yang
mengandung banyak bakteri, seperti sampel bakteri, preparat, ekstoparasit, dan
hewan coba. Salah satu upaya mengurangi risiko cemaran mikroorganisme adalah
dengan penerapan higiene personal. Higiene personal merupakan suatu hal yang
perlu diperhatikan dari aspek kesehatan masyarakat, terutama adanya faktor risiko
paparan individu terhadap mikroba. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk menguji tingkat cemaran dan mengidentifikasi faktor risiko yang
berpengaruh terhadap jumlah bakteri dan koliform pada layar telepon genggam
mahasiswa Program Sarjana FKH IPB.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tingkat cemaran dan
mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh terhadap jumlah bakteri dan
koliform pada layar telepon genggam mahasiswa Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang praktik
higiene personal mahasiswa Program Sarjana FKH IPB, mengetahui tingkat
cemaran bakteri dan koliform pada layar telepon genggam, dan untuk
mendapatkan data faktor risiko terkait jumlah bakteri.
2
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan dengan kuesioner dan pengambilan sampel dari bulan
September sampai Desember 2013. Survei terhadap responden dilakukan di FKH
IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan analisis data dilakukan di Laboratorium Epidemiologi FKH IPB.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah media agar yang terdiri
atas: plate count agar (PCA; Oxoid CM0463) dan violet red bile dextrose agar
(VRBDA; Oxoid CM0485), buffered peptone water (BPW: Pronadisa 1402.00)
0.1%, dan alkohol 70%.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cawan petri steril, transport
swab steril, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet steril, pembakar bunsen,
aluminium foil, tube shaker, kertas label, alat tulis, dan inkubator dengan suhu
37 °C.
Metode Penelitian
Besaran Sampel
Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Sarjana FKH IPB.
Mahasiswa yang menjadi responden penelitian adalah mahasiswa semester 7, 5,
dan 3 tahun akademik 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
acak sederhana menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan besaran
sampel dihitung menggunakan program Win Episcope 2.0.
Populasi total sampel berjumlah 528 orang. Penentuan besaran sampel pada
penelitian menggunakan tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan
tingkat kesalahan 5%, sehingga diperoleh besaran sampel sebanyak 224 sampel.
Dari jumlah besaran sampel yang diperoleh dibagi secara proporsional di setiap
angkatan. Pembagian sampelnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Besaran sampel mahasiswa FKH IPB tahun akademik 2013/2014
Semester Total populasi Total sampel
7 172 73
5 153 65
3 203 86
Total 528 224
3
Disain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah survei cross-sectional. Data
diperoleh menggunakan kuesioner dan uji swab. Setiap mahasiswa yang terpilih
akan menjadi responden dan diambil satu telepon genggam yang paling sering
digunakan untuk dilakukan uji swab. Kuesioner disusun secara terstruktur untuk
menjaring informasi penelitian yang diperlukan dalam penelitian dan pengambilan
sampel permukaan layar telepon genggam responden untuk diuji terhadap jumlah
hitungan cawan dan koliform dengan metode swab.
Penghitungan Jumlah Total Bakteri pada Layar Telepon Genggam
Menggunakan Metode Uji Usapan
Bakteri pada permukaan layar telepon genggam diambil dengan metode
swab menggunakan transport swab steril. Hasil swab diuji terhadap jumlah
bakteri menggunakan metode hitungan cawan (plate count method) dengan cara
tuang (pour plate method) sesuai dengan prosedur Lukman et al. (2012).
Pengujian dilakukan dengan cara kepala tangkai swab steril dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berisi 10 ml BPW 0.1% dan kelebihan cairan dibuang dengan
menekan kepala swab pada dinding dalam tabung. Selanjutnya, pola aluminium
foil steril dengan luasan 2 x 2 cm diletakkan pada permukaan yang akan diuji.
Kepala swab ditempelkan pada permukaan yang akan diuji dengan sudut 30o,
kemudian kepala swab diusapkan dengan memutar perlahan ke seluruh
permukaan uji secara horizontal dan vertikal. Kepala swab kemudian dimasukkan
kembali ke dalam tabung reaksi berisi larutan pengencer, tangkai swab dipatahkan,
dan mulut tabung reaksi disumbat dengan kapas. Selanjutnya, suspensi
dihomogenisasi menggunakan tube shaker dan diinkubasi dalam inkubator pada
suhu 37 °C selama 30 menit untuk membuat kondisi bakteri menjadi stabil.
Setelah itu, suspensi dihomogenisasi kembali menggunakan tube shaker.
Selanjutnya, sebanyak 1 ml larutan dipipet dari pengenceran 100 lalu dipindahkan
ke tabung pengenceran 10-1
yang telah berisi larutan BPW 0.1% steril. Langkah
tersebut diulangi hingga pengenceran 10-2
.
Dari tiap-tiap pengenceran kemudian diambil 1 ml larutan dan dimasukkan
ke dalam cawan petri steril. Sebanyak 10-15 ml PCA dituangkan ke masing-
masing cawan lalu dihomogenkan secara perlahan. Segera setelah media
memadat, cawan petri dibalik hingga posisi tutup berada di bawah, dan
dimasukkan ke dalam inkubator 37 °C selama 48 jam ± 3 jam. Selanjutnya,
dipilih cawan yang ditumbuhi 25-250 koloni. Jika cawan dari tingkat
pengenceran berbeda memiliki jumlah koloni pada kisaran tersebut, maka
dipilihlah cawan dengan koloni yang lebih banyak (BSN 1998). Hasilnya
dilaporkan dalam jumlah mikroorganisme (cfu/cm2). Hitungan jumlah
mikroorganisme yang diperoleh (A cfu/ml) harus diperhitungkan ke dalam luasan
sampel yang diambil (4 cm2) dan jumlah larutan pengencer pertama (10 ml)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
A cfu/ml = A × 10 cfu/10 ml
= A × 10 cfu/4 cm2
= × 10 cfu/cm2
4
Penghitungan Jumlah Koliform pada Layar Telepon Genggam
Menggunakan Metode Uji Usapan
Koliform pada permukaan layar telepon genggam diambil dengan tahapan-
tahapan seperti metode hitungan cawan (plate count method) dengan metode
tuang (pour plate method) sesuai dengan prosedur Lukman et al. (2012).
Selanjutnya, dituangkan sebanyak 10-15 ml media VRBDA. Media dan biakan
lalu dihomogenkan secara perlahan dan dibiarkan memadat pada suhu ruang.
Setelah media memadat, dituang kembali 3-4 ml VRBDA cair (overlay) di atas
permukaan agar. Segera setelah media memadat, cawan petri dibalik hingga
posisi tutup berada di bawah, dan dimasukkan ke dalam inkubator 37 °C selama
24-48 jam ± 3 jam (BSN 1998).
Tahap berikutnya, dihitung semua koloni berwarna merah keunguan yang
dikelilingi zona merah (diameter koloni ± 0.5 mm atau lebih). Jumlah koloni
dihitung seperti metode hitungan cawan (plate count method). Hasilnya
dilaporkan dalam jumlah mikroorganisme (cfu/cm2).
Kuesioner
Kuesioner dibuat untuk mendapatkan data tentang karakteristik dan praktik
higiene personal responden. Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara
kepada responden. Bentuk kuesioner untuk para responden terdiri atas 2 bagian
pokok. Bagian pertama kuesioner digunakan untuk menjaring karakteristik dari
responden. Bagian kedua kuesioner digunakan untuk mengukur praktik yang
dilakukan oleh responden.
Interpretasi Data
Hasil pengujian mikrobiologis dengan metode swab pada penelitian
diinterpretasikan berdasarkan hasil penelitian Sneed et al. (2004). Interpretasi
total plate count (TPC) “baik” apabila jumlah total bakteri <20 cfu/cm2 dan untuk
cemaran koliform “baik” apabila jumlahnya <10 cfu/cm2. Kategori ini dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Interpretasi jumlah mikroba dengan metode swab (Sneed et al. 2004)
Jenis Cemaran Mikroba Kategori n cfu/cm2
Total plate count (TPC) Baik <20
Koliform Baik <10
n = jumlah koloni mikroba pada permukaan assisted living facilities.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitis. Secara analitis,
data diolah dengan Uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan dari peubah yang
diamati. Selanjutnya dilakukan analisis regresi logistik untuk memperoleh nilai
odds ratio (OR) sehingga dapat ditentukan faktor-faktor yang memengaruhi
jumlah cemaran bakteri dan koliform pada layar telepon genggam responden. Di
samping itu dilakukan uji analysis of variance (ANOVA) untuk melihat
perbedaan antar peubah yang diamati. Apabila hasil uji ANOVA menunjukkan
bahwa rata-rata jumlah bakteri dan koliform antara peubah yang diamati saling
5
berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Data dianalisis menggunakan
program SPSS 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Mahasiswa FKH IPB
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (62.5%) responden adalah
perempuan dan hampir seluruhnya (93.8%) berada pada tingkatan usia remaja
akhir (18-21 tahun). Sebagian besar (53.6%) responden memiliki jenis telepon
genggam touchscreen. Di samping itu, sebagian besar (54.5%) responden
memiliki jenis kulit wajah berminyak dan sebagian besar (65.5%) responden laki-
laki tidak berjambang. Menurut Park (2013) bakteri dapat menggunakan berbagai
macam benda sebagai vektor untuk mengembangkan transmisinya. Karakteristik
mahasiswa FKH IPB secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik mahasiswa FKH IPB (n = 224)
No. Karakteristik mahasiswa Semester 7 Semester 5 Semester 3 Total
n % n % n % n %
1. Jenis kelamin a. Laki-laki 31.0 37.0 25.0 30.0 28.0 33.0 84.0 37.5
b. Perempuan 42.0 30.0 40.0 29.0 58.0 41.0 140.0 62.5
2. Umur
a. Remaja akhir (18-
21 tahun)
63.0 30.0 63.0 30.0 84.0 40.0 210.0 93.8
b. Dewasa (22-25
tahun)
10.0 71.0 2.0 14.5 2.0 14.5 14.0 6.2
3. Jenis telepon genggam
a. Touch screen 40.0 33.0 34.0 28.0 46.0 38.0 120.0 53.6
b. Non-touch screen 33.0 32.0 31.0 30.0 40.0 38.0 104.0 46.4
4. Jenis kulit
a. Berminyak 42.0 34.0 35.0 29.0 45.0 37.0 122.0 54.5 b. Kering 1.0 10.0 3.0 30.0 6.0 60.0 10.0 4.5
c. Normal 29.0 33.0 25.0 28.0 35.0 39.0 89.0 39.7 d. Lain-lain 1.0 33.0 2.0 67.0 0.0 0.0 3.0 1.3
5. Jambang (laki-laki) a. Ya 10.0 34.5 9.0 31.0 10.0 34.5 29.0 34.5
b. Tidak 21.0 38.0 16.0 29.0 18.0 33.0 55.0 65.5
n = jumlah sampel mahasiswa FKH IPB
Praktik Higiene Mahasiswa FKH IPB
Praktik higiene pada responden penelitian ini menunjukkan seluruh
(100.0%) responden mencuci tangan setiap hari dan sebagian besar (73.0%)
responden mencuci tangan lebih dari 4 kali dalam sehari. Selain itu, sebagian
besar (71.0%) responden menggunakan air dan sabun biasa untuk mencuci tangan.
Pada umumnya (97.0%) responden mencuci wajah setiap hari dan sebagian kecil
(37.5%) responden mencuci wajah 2 kali dalam sehari. Umumnya (84.0%)
responden menggunakan air dan sabun untuk mencuci wajah. Di samping itu,
sebagian besar (55.4%) responden tidak membersihkan layar telepon genggam
6
dan umumnya (70.0%) responden membersihkan layar telepon genggam sebanyak
1 kali dalam sehari. Responden lazim (72.0%) menggunakan tisu atau lap atau
kain untuk membersihkan layar telepon genggam. Umumnya (85.7%) responden
tidak memiliki tempat khusus untuk menyimpan telepon genggam. Praktik
mahasiswa secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Praktik higiene mahasiswa FKH IPB (n = 224)
No. Praktik mahasiswa Semester 7 Semester 5 Semester 3 Total
n % n % n % n %
1. Mencuci tangan setiap hari
a. Ya 73.0 33.0 65.0 29.0 86.0 38.0 224.0 100.0
b. Tidak 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2. Frekuensi mencuci tangan setiap hari (di
luar wudhu)
a. 1 kali 0.0 0.0 0.0 0.0 2.0 100.0 2.0 1.0
b. 2 kali 4.0 25.0 4.0 25.0 8.0 50.0 16.0 7.3
c. 3 kali 8.0 28.5 14.0 47.0 8.0 28.5 30.0 12.7
d. 4 kali 3.0 24.0 5.0 38.0 5.0 38.0 13.0 6.0
e. >4 kali 58.0 35.0 42.0 26.0 63.0 39.0 163.0 73.0
3. Bahan untuk mencuci tangan
a. Air saja 8.0 23.0 4.0 12.0 23.0 66.0 35.0 16.0
b. Air dan sabun biasa 55.0 35.0 48.0 30.0 57.0 35.0 160.0 71.0
c. Air dan sabun antiseptik 10.0 36.0 13.0 43.0 6.0 21.0 29.0 13.0
4. Mencuci wajah setiap hari
a. Ya 68.0 32.0 64.0 30.0 81.0 38.0 213.0 97.0
b. Tidak 5.0 45.0 1.0 10.0 5.0 45.0 11.0 2.0
5. Frekuensi mencuci muka dalam sehari
(di luar wudhu)
a. 1 kali 1.0 50.0 1.0 50.0 0.0 0.0 2.0 1.0
b. 2 kali 34.0 42.4 19.0 23.8 27.0 33.8 80.0 37.5
c. 3 kali 20.0 26.0 29.0 38.0 27.0 36.0 76.0 35.5
d. 4 kali 2.0 16.0 5.0 42.0 5.0 42.0 12.0 6.0
e. >4 kali 11.0 26.0 10.0 23.0 22.0 51.0 43.0 20.0
6. Bahan untuk mencuci muka
a. Air saja 3.0 17.5 4.0 23.5 10.0 59.0 17.0 8.0
b. Air dan sabun 59.0 33.5 54.0 30.0 65.0 36.5 178.0 84.0
c. Air dan sabun antiseptik 6.0 33.3 6.0 33.3 6.0 33.3 18.0 8.0
7. Membersihkan layar telepon genggam
a. Ya 33.0 33.0 34.0 34.0 33.0 33.0 100.0 44.6
b. Tidak 40.0 32.0 31.0 25.0 53.0 43.0 124.0 55.4
8. Frekuensi membersihkan layar telepon
genggam dalam sehari
a. 1 kali 23.0 33.0 25.0 36.0 22.0 31.0 70.0 70.0
b. 2 kali 5.0 38.0 4.0 31.0 4.0 31.0 13.0 13.0
c. 3 kali 1.0 10.0 3.0 30.0 6.0 60.0 10.0 10.0
d. 4 kali 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
e. >4 kali 2.0 50.0 2.0 50.0 0.0 0.0 4.0 4.0
f. Lain-lain
2 hari sekali 1.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0
1 minggu sekali 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 100.0 1.0 1.0
1 bulan sekali 1.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0
9. Alat untuk membersihkan layar telepon
genggam
a. Tisu/ lap/ kain 25.0 34.7 22.0 30.6 25.0 34.7 72.0 72.0
b. Tisu basah 6.0 33.3 6.0 33.3 5.0 33.3 17.0 17.0
c. Tisu dan cairan desinfektan 2.0 40.0 1.0 20.0 2.0 40.0 5.0 5.0
d. Lain-lain
Tisu dan minyak kayu putih 0.0 0.0 2.0 66.7 1.0 33.3 3.0 3.0
Minyak kayu putih, lotion 0.0 0.0 1.0 100.0 0.0 0.0 1.0 1.0
Cairan pembersih dengan lap 0.0 0.0 1.0 100.0 0.0 0.0 1.0 1.0
Tisu khusus telepon genggam 0.0 0.0 1.0 100.0 0.0 0.0 1.0 1.0
10. Tempat khusus untuk menyimpan
telepon genggam
a. Ya 13.0 41.0 8.0 25.0 11.0 34.0 32.0 14.3
b. Tidak 60.0 31.0 57.0 30.0 75.0 39.0 192.0 85.7
n = total sampel mahasiswa Program Sarjana FKH IPB
7
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati dan Arie (2011) diperoleh
hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada balita yaitu 86.4%
terkena diare karena kurangnya pemahaman ibu tentang mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir secara baik dan benar.
Cemaran Bakteri pada Layar Telepon Genggam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah cemaran bakteri pada
layar telepon genggam adalah 876 cfu/cm2 (minimum 5 cfu/cm
2; maksimum
50 000 cfu/cm2). Berdasarkan jenis kelamin rata-rata jumlah cemaran bakteri
pada layar telepon genggam responden laki-laki (1 798 cfu/cm2) nyata lebih tinggi
(p<0.05) dibandingkan dengan responden perempuan (322 cfu/cm2). Hasil ini
sesuai dengan penelitian Fierer et al. (2008) yang menyatakan bahwa perempuan
lebih sering mencuci tangan daripada laki-laki.
Pada penelitian ini diperoleh rata-rata jumlah cemaran koliform pada layar
telepon genggam responden adalah 27 cfu/cm2 (minimum 0 cfu/cm
2; maksimum
1 800 cfu/cm2). Menurut penelitian Al-Abdalall (2010) menunjukkan bahwa
telepon genggam bisa menjadi bahaya kesehatan dengan puluhan ribu mikroba
yang hidup di setiap inci persegi layar telepon genggam. Hasil pengujian rata-rata
jumlah bakteri dan koliform pada layar telepon genggam lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah bakteri dan koliform pada layar telepon genggam mahasiswa
FKH IPB berdasarkan jenis kelamin (n = 224) Semes-
ter Jenis kelamin n
Total hitungan cawan (cfu/cm2) Koliform (cfu/cm
2)
Rata-rata Min Maks Rata-rata Min Maks
7
Laki-laki 31 2 208.0a 8.0 35 000.0 2.0
a 0.0 10.0
Perempuan 42 329.0b 8.0 6 250.0 2.0
a 0.0 13.0
L + P 73 1 127.0a,x
8.0 35 000.0 2.0a,x
0.0 13.0
5
Laki-laki 25 2 339.0a 20.0 50 000.0 4.0
a 0.0 15.0
Perempuan 40 217.0b 15.0 2 350.0 40.0
b 0.0 1 000.0
L + P 65 1 033.0a,x
15.0 50 000.0 26.0a,x
0.0 1 000.0
3 Laki-laki 28 861.0
a 10.0 15 750.0 90.0
a 0.0 1 800.0
Perempuan 58 390.0b 5.0 6 225.0 30.0
b 0.0 620.0
L + P 86 543.0a,x
5.0 15 750.0 49.0a,x
0.0 1 800.0
Total
Laki-laki 84 1 798.0a 8.0 50 000.0 32.0
a 0.0 1 800.0
Perempuan 140 322.0b 5.0 50 000.0 24.0
a 0.0 1 000.0
L + P 224 876.0 5.0 50 000.0 27.0 0.0 1 800.0
n = jumlah sampel mahasiswa FKH IPB
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata (p<0.05)
Berdasarkan hasil pengujian cemaran bakteri terhadap jenis telepon
genggam menunjukkan bahwa rata-rata jumlah cemaran bakteri pada telepon
genggam non-touchscreen (1 533 cfu/cm2) nyata lebih tinggi (p<0.05)
dibandingkan dengan touchscreen (306 cfu/cm2). Hal ini disebabkan oleh jumlah
responden yang memiliki telepon genggam touchscreen lebih banyak (14.2%)
mencuci tangan dengan air dan sabun antiseptik daripada responden yang
memiliki telepon genggam non-touchscreen (11.5%). Di samping itu, responden
yang memiliki telepon genggam non-touchscreen memiliki jenis kulit wajah
berminyak lebih banyak (81.8%) daripada responden yang memiliki telepon
genggam touchscreen (45%). Hasil ini didukung oleh penelitian Meadow et al.
8
(2014) yang menyatakan bahwa frekuensi menyentuh layar telepon genggam
memengaruhi perpindahan bakteri dari permukaan tangan ke layar telepon
genggam. Di samping itu, jenis bakteri yang ditemukan pada layar telepon
genggam mencerminkan keanekaragaman jenis bakteri pada permukaan tangan
(Walia et al. 2014). Bila dilihat dari angkatan responden maka diperoleh rata-rata
jumlah cemaran bakteri pada layar telepon genggam non-touchscreen terbesar
hingga terkecil secara berurutan adalah responden semester 7 (2 087 cfu/cm2),
semester 5 (1 811 cfu/cm2), dan semester 3 (861 cfu/cm
2). Hasil pengujian ini
dapat dilihat pada Tabel 6.
Menurut Meeker dan Wu (2013), rata-rata pengguna menyentuh telepon
genggam miliknya sebanyak 150 kali sehari. Bila ditinjau dari angkatan
responden maka diperoleh rata-rata jumlah cemaran koliform pada layar telepon
genggam non-touchscreen terbesar hingga terkecil secara berurutan adalah
responden semester 3 (49 cfu/cm2), semester 5 (26 cfu/cm
2), dan semester 7 (2
cfu/cm2). Hasil pengujian ini lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah bakteri pada layar telepon genggam mahasiswa FKH IPB
berdasarkan jenis telepon genggam (n = 224) Semes-
ter
Jenis telepon
genggam n
Total hitungan cawan (cfu/cm2) Koliform (cfu/cm
2)
Rata-Rata Min Maks Rata-rata Min Maks
7
TS 40 334.0a 10.0 6 250.0 1.0
a 0.0 8.0
NTS 33 2 087.0b 8.0 35 000.0 2.0
b 0.0 13.0
Jumlah 73 1 127.0 8.0 35 000.0 2.0 0.0 13.0
5
TS 34 323.0a 18.0 2 350.0 17.0
a 0.0 500.0
NTS 31 1 811.0b 15.0 50 000.0 37.0
a 0.0 1 000.0
Jumlah 65 1 033.0 15.0 50 000.0 26.0 0.0 1 000.0
3
TS 46 268.0a 5.0 1 600.0 36.0
a 0.0 620.0
NTS 40 861.0b 10.0 15 750.0 64.0
a 0.0 1 800.0
Jumlah 86 543.0 5.0 15 750.0 49.0 0.0 1 800.0
Total
TS 120 306.0a 5.0 6 250.0 19.0
a 0.0 620.0
NTS 104 1 533.0b 8.0 50 000.0 36.0
a 0.0 1 800.0
Jumlah 224 876.0 5.0 50 000.0 27.0 0.0 1 800.0
n = jumlah sampel mahasiswa FKH IPB
TS = touch screen ; NTS = non-touch screen Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata (p<0.05)
Standar penghitungan bakteri didasarkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Sneed et al. (2004) menyatakan bahwa jumlah cemaran bakteri dan koliform
menggunakan metode hitungan cawan berturut-turut adalah <20 cfu/cm2 dan
<10 cfu/cm2. Berdasarkan standar tersebut jumlah cemaran bakteri (<20 cfu/cm
2)
dan koliform (<10 cfu/cm2) yang dapat diterima secara berurutan adalah sebesar
9.82% dan 80.80%. Tingginya cemaran bakteri yang diisolasi dari telepon
genggam merupakan cerminan buruknya praktik higiene personal (Auhim 2013).
Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Jumlah Total Bakteri di
Layar Telepon Genggam Mahasiswa FKH IPB
Jumlah Total Bakteri
Hasil analisis regresi logistik terhadap peubah pada karakteristik dan praktik
responden dikaitkan dengan jumlah total bakteri pada layar telepon genggam
menunjukkan bahwa peubah frekuensi mencuci muka berbeda nyata (p<0.05) atau
9
merupakan faktor risiko. Frekuensi mencuci muka 2 kali sehari memiliki
kemungkinan 2.17 (1.02-4.64) kali terkontaminasi bakteri pada layar telepon
genggamnya dibandingkan dengan frekuensi cuci muka >4 kali sehari. Analisis
faktor risiko ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Nilai odds ratio yang memengaruhi jumlah total bakteri pada layar
telepon genggam mahasiswa FKH IPB
Peubah Odds ratio Selang kepercayaan 95% Nilai p
Frekuensi mencuci muka 2 kali sehari
vs frekuensi cuci muka >4 kali sehari 2.17 1.02-4.64 0.04*
*signifikan (p<0.05)
Koliform
Hasil analisis regresi logistik terhadap peubah pada karakteristik dan praktik
responden dikaitkan dengan jumlah bakteri koliform pada layar telepon genggam
menunjukkan bahwa peubah wajah, frekuensi cuci tangan, jenis telepon genggam,
dan bahan untuk mencuci tangan berbeda nyata (p<0.05) atau merupakan faktor
risiko. Wajah berjambang memiliki kemungkinan 2.99 (1.18-7.56) kali untuk
terkontaminasi dengan bakteri koliform daripada wajah tidak berjambang.
Frekuensi cuci tangan 2 kali memiliki kemungkinan 3.09 (1.07-8.97) kali untuk
terkontaminasi dengan bakteri koliform daripada frekuensi cuci tangan >4 kali
sehari. Jenis telepon genggam non-touchscreen memiliki kemungkinan 2.11
(1.77-18.03) kali terkontaminasi bakteri koliform daripada telepon genggam jenis
touchscreen. Kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun biasa memiliki
kemungkinan 3.26 (1.05-10.09) kali terkontaminasi bakteri koliform daripada
kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun antiseptik. Hasil pengujian ini
dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 8.
Tabel 8 Nilai odds ratio yang memengaruhi jumlah koliform pada layar
telepon genggam mahasiswa FKH IPB
Peubah Odds ratio Selang kepercayaan 95% Nilai p
Wajah berjambang vs wajah tidak
berjambang 2.99 1.18-7.56 0.02*
Frekuensi cuci tangan 2 kali vs
frekuensi cuci tangan >4 kali 3.09 1.07-8.97 0.04*
Jenis hp non-touchscreen vs jenis hp
touchscreen 2.11 1.22-3.64 0.01*
Air dan sabun biasa vs air dan sabun
antiseptik 3.26 1.05-10.09 0.04*
*signifikan (p<0.05)
Hasil analisis regresi logistik pada Tabel 8 didukung oleh WHO (2005)
yang menyatakan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun atau deterjen dapat
membantu melepaskan debu, bakteri, protein, dan sekresi minyak dari kulit.
Mencuci tangan menggunakan air panas dengan suhu yang nyaman di kulit
terbukti lebih efektif dalam membersihkan tangan. Hal ini disebabkan
kemampuan air panas dalam melarutkan berbagai substansi seperti debu, minyak,
10
dan atau zat kimia. Suhu yang paling nyaman untuk mencuci tangan adalah
sekitar 45 °C.
Alkohol memiliki aktivitas paling baik dan paling cepat dalam membunuh
bakteri dari semua jenis antiseptik. Bahan ini juga biasa disebut desinfektan
tangan tanpa air (waterless hand desinfection). Menggosok tangan dengan
alkohol baik sebagai upaya desinfeksi tangan karena alkohol memilih spektrum
antimikroba yang optimal (aktif melawan semua bakteri, virus, dan jamur)
(Cahyani 2010).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tingkat cemaran bakteri pada layar telepon genggam masih cukup tinggi
dengan rata-rata jumlah cemaran bakteri 876 cfu/cm2 dan rata-rata jumlah
cemaran koliform 27 cfu/cm2. Berdasarkan jenis kelamin memperlihatkan rata-
rata jumlah cemaran bakteri pada layar telepon genggam responden laki-laki nyata
lebih tinggi (p<0.05) dibandingkan dengan responden perempuan dan rata-rata
jumlah cemaran bakteri pada telepon genggam non-touchscreen nyata lebih tinggi
(p<0.05) dibandingkan dengan touchscreen.
Frekuensi mencuci muka 2 kali sehari (OR = 2.17) merupakan faktor risiko
yang berpengaruh terhadap jumlah cemaran bakteri. Sedangkan faktor risiko yang
berpengaruh terhadap jumlah cemaran koliform adalah jenis wajah responden
laki-laki (OR = 2.99), frekuensi mencuci tangan 2 kali sehari (OR = 3.09), jenis
telepon genggam non-touchscreen (OR = 2.11), dan bahan untuk mencuci tangan
dengan air dan sabun biasa (OR = 3.26).
Saran
Penelitian lebih lanjut terhadap cemaran bakteri dan koliform pada layar
telepon genggam mahasiswa penting untuk dilakukan dan dikaitakan dengan
status kesehatan dan sanitasi tempat tinggal mahasiswa. Selain itu, responden
harus meningkatkan praktik higiene personal sehingga dapat menurunkan risiko
terhadap gangguan penyakit. Responden sebaiknya lebih sering mencuci tangan
dengan air dan sabun antiseptik dan disarankan untuk lebih sering mencuci wajah
untuk mengurangi peluang terkontaminasi bakteri. Selanjutnya, perlu
ditambahkan fasilitas-fasilitas pendukung untuk mencuci tangan di wilayah
kampus FKH IPB.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abdalall AHA. 2010. Isolation and identification of microbes associated with
mobile phones in Dammam in eastern Saudi Arabia.
J Fam Com Med. 17(1):11-14.doi:10.4103/1319-1683.68783.
11
Auhim HS. 2013. Bacterial contamination of personal mobile phones in Iraq.
J Chem Biol Phy Sci. 3(4):2652-2656.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 01-2782-1998/ Rev 1992.
Metode Pengujian Susu Segar. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
Cahyani C. 2010. Hubungan jenis kelamin dengan tahap cuci tangan mahasiswa
saat praktikum di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Sebelas Maret.
Curtis V, Cutler R. 2011. Contamination of mobile phones and hands revealed
for global handwashing day [Internet]. [diunduh 2014 Maret 11]. Tersedia
pada: http://www.lshtm.ac.uk/newsevents/news/2011/global-hand-washing-
day2011.html.
Fierer N, Hamady M, Lauber CL, Knight R. 2008. The influence of sex,
handedness, and washing on the diversity of hand surface bacteria. PNAS
[Internet]. [diunduh 2014 Juli 22]; 105(46):17994-17999. Tersedia pada:
http//www.pnas.org/cgi/content/full/0807920105/DCSupplemental.
Kusumaningrum dan Arie. 2011. Pengaruh tatanan rumah tangga terhadap diare
balita di Kelurahan Gandus Palembang [makalah penelitian]. Palembang
(ID): Universitas Sriwijaya.
Lukman DW, Sudarwanto M, Sanjaya AW, Purnawarman T, Latif H, Soejoedono
RR. 2012. Uji sanitasi dengan swab. Di dalam: Lukman DW,
Purnawarman T, editor. Penuntun Praktikum Higiene Pangan Asal Hewan.
Bogor (ID): FKH IPB.
Meadow JF, Altrichter AE, Green JL. 2014. Mobile phones carry the personal
microbiome of their owners. PeerJ2 [Internet]. [diunduh 2014 Juli 22];
447(2):4-14. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.7717/peerj.447.
Meeker M, Wu L. 2013. Internet trends. [Internet]. [diunduh pada 2014 Juli 20].
Tersedia pada: http://www.kpcb.com/insights/2013-internet-trends.
Park S. 2013. Bacteria grown from mobile phone imprints [Internet]. [diunduh
2013 september 19]. Tersedia pada:
http://www.wired.co.uk/news/archive/2013-02/19/bioart-microflora-mobile-
phones.
[SETKAB] Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2014. Kelas menengah
Indonesia naik jadi 56.6%, angka kemiskinan tinggal 11.66%
[Internet]. [diunduh 2014 Maret 10]. Tersedia pada:
http://setkab.go.id/berita-10931-kelas-menengah-indonesia-naik-jadi-566-
angka-kemiskinan-tinggal-1166.html.
Sneed J, Strohbenh C, Gilmore SA, Mendonca A. 2004. Microbiological
evaluation of foodservice contact surfaces in Iowa assisted-living facilities.
JADA. 104(11):1722-1724.
Walia SS, Manchanda A, Narang RS, Anup N, Singh B, Kahlon SS. 2014.
Cellular telephone as reservoir of bacterial contamination: myth or
fact. JCDR. 8(1):50–53.
Widiyanti NLP, Ristiati NP. 2004. Analisis kualitatif bakteri koliform pada depo
air minum isi ulang di Kota Singaraja Bali. J Ekol Kes. 3(1):64-73
[WHO] World Health Organization. 2005. Five moments for hand hygiene
[Internet]. [diunduh 2013 Februari 14]. Tersedia pada:
http://www.who.int/gpsc/tools/Five_moments/en/
12
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang, 13 Mei 1992 dari ayah Dr Ir Didik Harnowo,
MS dan ibu Koesniah SPd. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2010 Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Malang. Penulis lulus seleksi
masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan IPB pada tahun yang sama.
Selama mengikuti perkuliahan, Penulis aktif menjadi anggota beberapa
organisasi mahasiswa seperti Forum for Scientific Studies (FORCES),
International Association of Students in Agricultural and Related Sciences
(IAAS), Himpunan Minat Profesi Hewan Kesayangan dan Satwa Akuatik Eksotik
(HKSA), dan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI).
Penulis pernah menjadi delegasi pada kegiatan berskala internasional yaitu
International Veterinary Students’ Associations (IVSA) Istanbul Event Week and
16th
International Vet Students Congress pada Mei 2013 di Istanbul, Turki dan
62nd
International Veterinary Students’ Associations (IVSA) World Congress
pada Juli-Agustus 2013 di Utrecht, Belanda. Selain itu, Penulis juga berperan
aktif menjadi panitia dalam kegiatan 3rd
Asian Meeting of Animal Medicine
Specialties (AMAMS) pada Desember 2013 di Bogor, Indonesia dan Local
Committee 63rd
International Veterinary Students’ Associations (IVSA) World
Congress pada Juli-Agustus 2014 di Jakarta dan Bogor, Indonesia.
Penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan seminar di bidang kedokteran
hewan seperti Seminar Sehari “Inovasi dalam Kedokteran Veteriner Alternatif”
yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dokter Hewan Akupunturis Indonesia
(ADHAI) pada Mei 2014 di Rumah Sakit Hewan Jakarta.