cerita motivasi pendek
TRANSCRIPT
Pelajaran Sang Kodok9:37 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan,dan dua di antara kodok tersebut
jatuh kedalam sebuah lubang. Semua kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut.
Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut,mereka berkata pada kedua kodok
tersebut bahwa mereka lebih baik mati. Kedua kodok tersebut tak menghiraukan komentar
itu dan mencuba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada.
Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik
mati.Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok
yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap
meneruskan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok-kodok
tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha
lebih kuat dan akhirnya berhasil.
Ketika dia sampai diatas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak mendengar teriakan
kami?". Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan
bahawa ia pekak. Akhirnya kodok2 tesebut sedar bahwa saat di bawah tadi kodok pekak itu
menganggap mereka telah memberikan semangat kepadanya.
Renungan :
Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang diberikan pada seseorang
yang sedang "jatuh" justeru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka
dalam menjalani hari-hari.
Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" dapat membunuh
mereka. Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan. Suarakan 'kata-kata kehidupan'
kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit
dimengerti bahwa 'kata-kata kehidupan' itu dapat membuat kita berfikir dan melangkah
jauh dari yang kita perkirakan.
Semua orang dapat mengeluarkan 'kata-kata kehidupan' untuk membuat rakan dan teman
atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit darikeputus-
asaanya, kejatuhannya, ataupun kemalangannya.Sungguh indah apabila kita dapat
meluangkan waktu kita untuk memberikan semangat kekuatan bagi mereka yang sedang
putus asa dan jatuh.
Pemburu Yang Tamak9:36 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Pada satu hari, seorang pemburu telah menangkap seekor burung murai. Dengan perasaan
sedih burung murai itu merayu kepada si pemburu.Burung itu bertanya, " Apa yang ingin
engkau lakukan pada diriku?"
Lelaki itu menjawab " Akan aku sembelih engkau dan makan engkau sebagai lauk"
"Percayalah, engkau tidak akan begitu berselera memakanku dan aku tidak akan
mengenyangkan engkau. Jangan engkau makan aku, tetapi akan aku beritahu engkau tiga
nasihat yang lebih baik dari engkau memakanku "Si burung berjanji akan memberikan
nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu. Yang kedua akan diberikannya
kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak
bukit.Terpengaruh dengan rayuan si murai itu, si pemburu pun bersetuju. Lalu dia meminta
nasihat pertama. Kata burung itu, "Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau
menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."Orang itu pun melepaskannya
dan burung itu segera melompat ke dahan. Di sampaikannya nasihat yang kedua, "Jangan
percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."Kemudian
burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia berkata, "Wahai manusia malang! Jika
tadi engkau sembelih aku, nescaya engkau akan dapati dalam tubuhku ada dua biji mutiara.
Berat setiap mutiara itu adalah dua puluh gram."
Terperanjat sungguh si pemburu itu mendengar kata-kata si burung murai.. Si pemburu
berasa dirinya telah tertipu. "Bodohnya aku! Bagaimana aku boleh terlepas peluang yang
begitu baik!"
Pemburu itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya. Namun katanya, "Setidaknya,
katakan padaku nasihat yang ketiga itu!"Si burung murai menjawab,"Alangkah tololnya kau
meminta nasihat ketiga sedangkan yang kedua pun belum kau renungkan sama sekali.
Sudah kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan dan jangan mempercayai
hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada
hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Cuba engkau fikirkan, hai orang yang
dungu. Aku, dagingku, darahku dan buluku tidak logik seberat dua puluh gram. Oleh itu,
bagaimana mungkin akan ada dalam perutku dua biji mutiara yang masing-masing seberat
dua puluh gram? Aku tidak cukup besar untuk menyimpan dua butir mutiara besar! Kau
tolol! Oleh kerananya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi
manusia."
Murai menyambung lagi, "Nasihatku yang ketiga adalah, memberi nasihat kepada sedozen
bahlul seperti engkau ini adalah seperti menabur benih di tanah usang, tidak akan memberi
faedah!"
Kemudian terbanglah si burung murai yang bijak itu meninggalkan si lelaki yang termenung
akan ketamakannya itu.
Moral:
Itulah contoh betapa halobanya anak Adam yang jadi kelabu mata dari mengetahui
kebenaran.
Jika seseorang menginginkan yang serba banyak atau terlalu panjang angan-angannya atas
sesuatu yang lebih, nescaya hilanglah sifat qana' (merasa cukup dengan yang ada). Dan
tidak mustahil ia menjadi kotor akibat haloba dan hina akibat rakus sebab kedua sifat itu
mengheret kepada pekerti yang jahat untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan mungkar,
yang merosakkan maruah (harga diri).
Kisah Tiga Budak Hitam.9:35 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Tiga orang budak hitam berjalan-jalan di atas pasir di persisiran sebuah pantai. Tiba-tiba
seorang dari mereka tertendang sebiji botol. Beliaupun mengambil botol tersebut. Botol
tersebut tertutup rapat dengan penutup gabus. Kesemua mereka kehairanan dan tertanya-
tanya apa yang ada di dalam botol tersebut. Lalu salah seorang dari mereka pun
membukanya. Terbuka sahaja botol tersebut, keluarlah seekor jin yang amat besar.Jin
tersebut ketawa-terbahak-bahak lalu berkata " Siapakah engkau hai manusia yang telah
membebaskan aku? Aku telah terkurung dalam botol ini selama 20 tahun. Dalam masa
terkurung aku telah bersumpah akan menyempurnakan 3 hajat sesiapa yang membebaskan
aku dari botol ini.. Nah! Sekarang kamu semua pintalah apa-apa, akan aku tunaikan
permintaanmu"
Ketiga-tiga budak hitam itu mulanya terkejut tetapi bergembira apabila jin tersebut
menawarkan untuk menunaikan permintaan mereka. Jin pun berkata kepada budak yang
pertama, " Pintalah!" Budak hitam pertama pun berkata . "Tukarkanlah aku menjadi putih
supaya aku kelihatan cantik" Jin pun menunaikan permintaannya. Lalu budak itu pun
menjadi putih. Jin pun berkata kepada budak hitam kedua,"Pintalah!".
Budak hitam kedua pun berkata ." Tukarkanlah aku menjadi putih dan kelihatan cantik, lebih
putih dan cantik daripada budak yang pertama". Jin pun menunaikan permintaannya. Lalu
budak itu pun menjadi putih dan cantik lebih daripada budak yang pertama. Jin pun berkata
kepada budak hitam ketiga, "Pintalah!". Budak hitam ketiga pun berkata ."Tukarkanlah aku
menjadi putih dan kelihatan cantik, lebih putih dan cantik daripada budak yang pertama dan
kedua".
Jin pun berkata. " Tidak, permintaan itu tidak dapat aku perkenankan. Pintalah yang lain..."
Budak hitam ketiga kehairanan dan terfikir-fikir apa yang mahu dipintanya.Setelah lama
berfikir, budak hitam ketiga pun berkata " Kalau begitu, aku pinta kau hitamkan kembali
rakan aku yang dua orang itu" Lalu jin pun tunaikan permintaannya. Kembalilah asal hitam
kedua-duanya. Jin pun berlalu dari situ dan ketiga-tiga mereka tercengang-cengang dan
tidak memperolehi sesuatu apa pun.
Moral:
Sikap dengki, cemburu dan irihati seringkali bersarang di hati manusia. Manusia tidak suka
melihat orang lain lebih dari mereka dan mengharapkan mereka lebih dari orang lain.
Mereka juga suka melihat nikmat orang lain hilang. Sikap ini sebenarnya pada akhirnya
merugikan manusia sendiri.
Paku Di Tiang9:34 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Beberapa ketika yang silam, ada seorang ikhwah yang mempunyai seorang anak lelaki
bernama Mat. Mat membesar menjadi seorang yang lalai menunaikan suruhan agama.
Meskipun telah berbuih ajakan dan nasihat,suruhan dan perintah dari ayahnya agar Mat
bersembahyang, puasa dan lain-lain amal kebajikan, dia tetap meninggalkannya.Sebaliknya
amal kejahatan pula yang menjadi kebiasaannya.
Kaki judi, kaki botol, dan seribu satu macam jenis kaki lagi menjadi kemegahannya. Suatu
hari ikhwah tadi memanggil anaknya dan berkata, "Mat, kau ni terlalu sangat lalai dan
berbuat kemungkaran. Mulai hari ini aku akan pacakkan satu paku tiang di tengah halaman
rumah kita. Setiap kali kau berbuat satu kejahatan,maka aku akan benamkan satu paku ke
tiang ini. Dan setiap kali kau berbuat satu kebajikan, sebatang paku akan kucabut keluar
dari tiang ini."Bapanya berbuat sepertimana yang dia janjikan, dan setiap hari dia akan
memukul beberapa batang paku ke tiang tersebut. Kadang-kadang sampai berpuluh paku
dalam satu hari. Jarang-jarang benar dia mencabut keluar paku dari tiang.
Hari bersilih ganti, beberapa purnama berlalu, dari musim ribut tengkujuh berganti kemarau
panjang. Tahun demi tahun beredar.Tiang yang berdiri megah di halaman kini telah hampir
dipenuhi dengan tusukan paku-paku dari bawah sampai ke atas. Hampir setiap permukaan
tiang itu dipenuhi dengan paku-paku. Ada yang berkarat lepat dek kerana hujan dan panas.
Setelah melihat keadaan tiang yang bersusukan dengan paku-paku yang menjijikkan
pandangan mata, timbullah rasa malu. Maka dia pun berazamlah untuk memperbaiki
dirinya. Mulai detik itu, Mat mula sembahyang. Hari itu saja lima butir paku dicabut ayahnya
dari tiang. Besoknyas sembahyang lagi ditambah dengan sunat-sunatnya.Lebih banyak lagi
paku tercabut. Hari berikutnya Mat tinggalkan sisa-sisa maksiat yang melekat. Maka
semakin banyaklah tercabut paku-paku tadi. Hari demi hari, semakin banyak kebaikan yang
Mat lakukan dan semakin banyak maksiat yang ditinggal, hingga akhirnya hanya tinggal
sebatang paku yang tinggal melekat di tiang.
Maka ayahnyapun memanggil anaknya dan berkata: "Lihatlah anakku, ini paku terakhir, dan
akan aku cabutkannya keluar sekarang. Tidakkah kamu gembira?" Mat merenung pada
tiang tersebut, tapi disebalik melahirkan rasa gembira sebagai yang disangkakan oleh
ayahnya, dia mula menangis teresak-esak. "Kenapa anakku?" tanya ayahnya, "aku
menyangkakan tentunya kau gembira kerana semua paku-paku tadi telah tiada."Dalam
nada yang sayu Mat mengeluh, "Wahai ayahku, sungguh benar katamu, paku-paku itu telah
tiada,tapi aku bersedih parut - parut lubang dari paku itu tetap kekal ditiang, bersama
dengan karatnya."
Moral :
Rakan yang dimuliakan, Dengan dosa-dosa dan kemungkaran yang seringkali diulangi
hinggakan menjadi suatu kebiasaan ,kita mungkin boleh mengatasinya, atau secara
beransur-ansur menghapuskannya,tapi ingatlah bahawa parut-parutnya akan kekal. Dari itu,
bilamana kita menyedaridiri ini melakukan suatu kemungkaran,ataupun sedang diambang
pintu habit yang buruk, maka berhentilah serta-merta. Kerana setiap kali kita bergelimang
dalam kemungkaran, maka kita telah membenamkan sebilah paku lagi yang akan
meninggalkan parut pada jiwa kita, meskipun paku itu kita cabut kemudiannya. Apatah lagi
kalau kita biarkan ianya berkarat dalam diri ini sebelum dicabut. Lebih-lebih lagilah kalau
dibiarkan berkarat dan tak dicabut.
Kisah Tukang Gunting9:32 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Seorang laki-laki bernama Manan datang ke sebuah salon untuk memotong rambut dan
janggutnya. Dia pun memulai sedikit perbualan yang hangat dengan tukang gunting yang
melayaninya. Berbagai macam topik dibincangkan, hingga akhirnya Tuhan jadi subjek
perbualan.Tukang Gunting: "Encik, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang
encik katakan tadi."Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya,Mengapa anda
berkata demikian?""Mudah saja,cuba encik menjengok ke luar tingkap itu dan sedarlah
bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada,
mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terbiar?. Jika Tuhan itu ada,
tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu terjadi..."
ungkap si tukang gunting dengan nada yang tinggi dan angkuh.Manan pun berpikir tentang
apa yang baru saja dikatakan oleh tukang gunting. Namun, ia sama sekali tidak memberi
respon atau jawapan agar perbincangan tersebut tidak menjadi hangat lagi.Ketika tukang
gunting selesai melakukan pekerjaannya, Manan pun berjalan keluar dari kedai tersebut.
Baru beberapa langkah, dia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan
janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan itu
membuatkannya terlihat tidak kemas.Manan kembali masuk ke dalam kedai dan kemudian
berkata kepada tukang gunting, "Tukang gunting itu sebenarnya tidak adakan sepertimana
yang anda kata bahawa Tuhan itu tidak ada!..."Si tukang gunting pun terkejut dengan
perkataan Manan tersebut.
"Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya
adalah seorang tukang gunting" sanggahnya si tukang gunting.Manan kembali berkata
tegas, "Tidak, mereka tidak ada. kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang
berambut panjang dan berjanggut lebat. Contohnya lelaki di luar itu.""Ah, anda merepek
saja...Tukang gunting selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah bahwa
dia tidak mau datang ke kedai saya untuk di gunting rambut dan bercukur." jawabnya
tenang sambil tersenyum.Tegas Manan" "Tepat sekali! Itulah jawapannyanya untuk soalan
anda kepada saya tadi. Tuhan itu memang ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah
kerana mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa
begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini...."Mendengar jawapan dari Manan tersebut
menyebabkan si tukang gunting diam membisu tidak terkata.
Moral dari kisah diatas:
Dari cerita diatas ini, dapat kita simpulkan bahawa kita sebenarnya lupa akan Allah, tetapi
Allah tidak lupa akan kita. Hanya bila kita sakit atau susah barulah kita mengingatiNya
sedangkan apabila kita hidup senang dan sihat kita lupa akan kewujudanNya. Renungkanlah
seketika. Berapa banyak kalikah kita memujinya pada setiap hari? Dan berapa banyak
kalikah kita memuji diri kita dan diri orang lain setiap hari? Dan apabila kita memuji Allah
sesudah solat, adakah kita memujiNya dengan bersungguh-sungguh sepertimana kita
memuji diri seseorang tokoh
Mimpi Seorang Gadis9:31 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Seorang gadis datang menemui Rasulullah dengan tangan kanannya disorokkan ke dalam
poket bajunya. Dari raut wajahnya, anak gadis ini sedang menanggung kesakitan yang amat
sangat.
Lalu Rasulullah menegurnya. "Wahai anakku, kenapa wajahmu menampakkan kamu sedang
kesakitan dan apa yang kamu sorokkan di tanganmu?"Lalu gadis malanginipun
menceritakan hal yang berlaku padanya :- "Ya,Rasulullah, sesungguhnya aku adalah anak
yatim piatu. Malam tadi aku telah bermimpi dan mimpiku itu telah membuatkan aku
menanggung kesakitan ini." Balas gadis tadi.
"Jika tidak jadi keberatan, ceritakanlah mimpimu itu wahai anakku." Rasulullah mula tertarik
dengan penjelasan gadis tersebut."Aku bermimpi berjumpa ibuku di dalam neraka.
Keadaannya amat menyedihkan. Ibuku meminta diberikan air kerana dia amat dahaga
kerana kepanasan api neraka itu hingga peluh tidak sempat keluar kerana kekeringan
sekelip mata." Gadis itu berhenti seketika menahan sebak. "Kemudian kulihat ditangan
kirinya ada seketul keju dan ditangan kanannya ada sehelai tuala kecil.Beliau mengibas-
ngibaskan kedua-dua benda tersebut untuk menghalang api dari membakar tubuhnya.
Lantas aku bertanya ibuku, kenapa dia menerima balasan sebegitu rupa sedangkan ketika
hidupnya ibuku adalah seorang hamba yang patuh dengan ajaran islam dan isteri yang taat
kepada suaminya? Lalu ibuku memberitahu bahawa ketika hidupnya dia amat bakhil. Hanya
dua benda itu sahaja iaitu seketul keju dan sehelai tuala kecil pernah disedekahkan kepada
fakir. Yang lainnya hanya untuk bermuka-muka dan menunjukkan kelebihan hartanya
sahaja.Lalu aku terus mencari ayahku. Rupanya beliau berada di syurga dan sedang
menjamu penghuni syurga dengan makanan yang lazat dan minuman dari telaga nabi.
Ayahku memang amat terkenal kerana sikapnya yang dermawan dan kuat beramal. Lalu
aku bertanya kepada ayahku. "Wahai ayah, ibu sedang kehausan dan menaggung azab di
neraka.Tidakkah ayah ingin membantu ibu sedangkan di dunia kulihat ibu amat mentaatimu
dan menurut perintah agama. Lalu dijawab oleh ayahnya. Sesungguhnya beliau dan semua
penghuni syurga telah dilarang oleh Allah dari memberi walau setitik air kepada isterinya
kerana itu adalah pembalasan untuk kebakhilan yang dilakukan ketika didunia. Oleh kerana
kasihan melihat azab yang diterima oleh ibuku, aku lantas menceduk sedikit air mengguna
tapak tangan kananku lalu dibawa ke neraka. Belum sempat air tersebut mencecah bibir
ibuku, api neraka telah menyambar tanganku sehingga melecur. Seketika itu juga aku
tersedar dan mendapati tapak tanganku melecur teruk. Itulah sebabnya aku datang
berjumpa engkau ya Rasulullah."Panjang lebar gadis itu bercerita sambil airmatanya tidak
henti-henti mengalir dipipi. Rasulullah kemudian meletakkan tongkatnya ke tapak tangan
gadis tersebut lalu menadah tangan, berdoa memohon petunjuk dari Allah. Jika sekiranya
mimpi gadis tersebut adalah benar maka disembuhkanlah agar menjadi iktibar kepada
beliau dan semua umat islam. Lalu berkat kebesaranNya tangan gadis tersebut sembuh.
Rasulullah lantas berkata, "Wahai anakku, pulanglah. Banyakkan bersedekah dan berzikir
dan pahalanya kau berikan kepada ibumu.Mudah-mudahan segala dosanya terampun.
Tertipu Berulang Kali9:30 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)
Di suatu hari, seorang lelaki sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman. Dia
berjalan dengan menarik seekor keldai di belakangnya. Seorang pencuri melihat hal ini. Dia
mengendap-endap dan memutuskan tali pengikatnya dan mengambil keldai tersebut.
Setelah beberapa lama, sang empunya keldai pun menyedari bahawa keldainya telah
hilang. Dia berlari ke sana sini mencari keldainya dengan panik.Sampailah dia pada sebuah
perigi. Di tepi perigi, dia nampak seorang lelaki tetapi dia tidak tahu bahawa lelaki itulah
yang telah mencuri keldai miliknya. Dia bertanya kepada lelaki itu adakah dia melihat
seekor keldai di sekitar tempat itu.Pencuri itu tidak menjawab, malah dia menangis dan
bersimpuh di tepi perigi."Mengapa kau menangis?" tanya pemilik keldai
kehairanan."Dompetku jatuh ke dalam perigi ketika aku menimba air. Jika kau dapat
membantuku mengambilnya, aku akan berikan kau seperlima dari wang yang ada dalam
dompet itu. Kau akan mendapatkan seperlima dari seratus dinar emas di tanganmu!"
Pemilik keldai pun berfikir, "Wah! Wang itu cukup untuk membeli lebih dari sepuluh keldai!
Bila satu pintu tertutup, sepuluh pintu lain akan terbuka."Dia segera membuka pakaiannya
dan turun ke dasar perigi. Sudah pastinya di dalam perigi itu tidak terdapat apa-apa. Dan si
pencuri pun melarikan pakaian orang itu.
Moral:
Apabila satu kerugian saja membuatmu amat gelisah, maka kerugian-kerugian lain akan
datang kepadamu dengan mudah.
Balang Mayonis dan 2 Cawan Kopi8:53 PM Posted by Kisah Tauladan
Di dalam sebuah kelas falsafah, seorang profesor berdiri di hadapan dewan kuliah, meja di
hadapannya terdapat beberapa barangan. Tanpa sepatah perkataan, kelas bermula dengan
beliau mengambil sebuah balang mayonis yang besar dan mengisinya dengan bola golf.
Dia kemudian bertanya kepada para pelajarnya, adakah balang tersebut penuh, dan
pelajarnya menjawab "ya!". Profesor kemudian mengambil sekotak batu kerikil halus dan
menuangkannya ke dalam balang yang telah dipenuhi bola golf tadi, lantas menggoncang
balang tersebut dengan lembut. Bebatu kerikil mengisi ruangan kosong di antara bola-bola
golf. Sekali lagi dia bertanya akan pelajarnya sama ada balang tersebut telah penuh,
pelajarnya lantas menjawab "ya..."Tanpa menjelaskan apa-apa kepada pelajarnya, profesor
tersebut lantas mengambil pula sebuah kotak yang berisi pasir dan menuangkannya ke
dalam balang tersebut.
Pasir yang dituang mengisi ruangan di antara batu kelikir dan bola golf. Seperti tadi dia
bertanya lagi kepada para pelajarnya sama ada balang tersebut telah penuh. Dalam
keadaan yang penuh persoalan, rata-rata pelajarnya menjawab "Ya.."Sejurus selepas itu,
profesor itu kemudiannya mengeluarkan dua cawankopi dari bawah mejanya dan
menuangkan kedua-duanya ke dalam balang yang
telah sedia ada diisi batu golf, batu kerikil dan pasir tersebut. Air kopi mengisi ruangan yang
terdapat di antara pasir. Para pelajar mula ketawa dan tersenyum meihat tindakan profesor
tersebut.
"Sekarang..." profesor mula bersuara apabila riuh rendah dan gelak ketawa pelajarnya
berkurangan. "Saya mahu anda semua menganggap balang ini sebagai kehidupan anda...
Bola-bola golf mewakili perkara penting - Tuhan, keluarga anda, anak-anak, kesihatan anda,
kawan-kawan dan semangat anda - Jika anda kehilangan segalanya dan hanya perkara
penting ini yang masih anda ada, hidup anda masih penuh. Batu kerikil halus ini pula
mewakili perkara-perkara lain seperti kerja anda, rumah atau kereta anda, manakala pasir
pula mewakili
perkara-perkara lain, yakni perkara-perkara kecil.""Jika anda memasukkan pasir ke dalam
balang dahulu..." "... anda tidak akan mempunya ruang untuk batu kerikil dan bola golf. Ini
sama juga seperti kehidupan anda. Jika anda menghabiskan masa dan tenaga untuk
perkara-perkara kecil, anda tidak akan mempunyai ruang untuk perkara yang sebenarnya
lebih penting untuk diri anda." "Ambil perhatian untuk perkara yang kritikal untuk
kebahagiaan anda.Luangkan masa gembira untuk anak-anak. Sentiasa melakukan
pemeriksaan kesihatan, bawa pasangan anda untuk makan malam, yang pasti, anda akan
masih ada masa untuk membersihkan rumah atau urusan lain. Sila ambil
berat akan bola golf dahulu - iaitu perkara yang benar-benar penting. Tetapkan keutamaan.
Perkara lain cumalah pasir..."Salah seorang pelajarnya mengangkat tangan dan bertanya
apakah pula yang diwakili oleh air kopi. Profesor tersebut tersenyum. "Saya gembira ada
yang bertanya. Ianya menunjukkan bahawa tidak kira bagaimana penuh pun kehidupan
anda, akan sentiasa ada ruang untuk secawan dua kopi bersama rakan-rakan..."
Moral :
Apabila kehidupan anda seakan terlalu penuh dan tampak sukar untuk diuruskan, apabila 24
jam sehari seperti tidak mencukupi, ingatlah kisah "Balang Mayonis dan 2 cawan kopi ini..."