chairil inkuiri ipa
TRANSCRIPT
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 1/44
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha yang bukan hanya dipandang sebagai usaha
pemberian informasi, pembentukan sikap, dan keterampilan saja, namun diperluas
sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan serta
kemampuan individu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik.
Usaha tersebut secara nyata diwujudkan dalam suatu wadah pendidikan seperti
sekolah. Untuk mendukung usaha dan tujuan pendidikan tersebut, maka dibuat suatu
sistem pendidikan nasional dan sebagai landasan ditetapkan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (SISDIKNAS, 2006: 1) yaitu:
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik, berlangsung di sekolah dan realisasinya
dapat dijumpai pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan
suatu usaha dalam arti interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Interaksi guru dan peserta didik itulah yang menjamin
berlangsungnya proses belajar mengajar yang dinamis. Dalam interaksi ini
dinamisator utamanya adalah guru. Peranan guru sebagai dinamisator hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan
senantiasa mengembangkannya dalam arti menguasai dan mampu melaksanakan
1
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 2/44
2
keterampilan-keterampilan mengajar, serta menggunakan cara atau metode mengajar
yang tepat agar siswa dapat betul-betul menerima, memahami, dan memiliki ilmu
pengetahuan yang disampaikan kepadanya.
Dari observasi/pengamatan awal di SDN 9 Kupa, kelas V, pada mata pelajaran
IPA tentang pesawat sederhana, dijumpai suatu keadaan dimana guru menyajikan
pelajaran dengan cara-cara konvensional seperti metode ceramah monolog dan bukan
berdialog. Siswa dipandang sebagai objek/pendengar dan bukan pelaku dalam belajar,
sehingga belajar bagi siswa bukan pengalaman, pada akhirnya siswa relatif kesulitan
menarik suatu makna dari pelajaran, serta makna yang diperoleh cenderung
temporer/tidak bertahan lama. Suasana pembelajaran menjadi monoton, sehingga
siswa merasa bosan dan pasif selama mengikuti proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar tersebut tentu akan membawa dampak yang kurang baik terhadap
hasil belajar. Untuk mengetahui dampak dari proses belajar mengajar tersebut,
peneliti mengadakan tes/evaluasi hasil belajar terhadap siswa. Dari tes tersebut,
diperoleh data skor bahwa di antara 23 orang siswa kelas V SDN 9 Kupa, terdapat 10
orang atau 44% siswa kelas V yang memperoleh skor 70 ke atas. Sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah minimal 70, dan
ketuntasan kelas yang diharapkan adalah minimal 80% siswa di kelas yang
memperoleh nilai minimal 70. Jadi Hasil belajar tersebut dapat dikualifikasikan
sangat kurang dan perlu ditingkatkan dengan cara memperbaiki proses belajar
mengajar di kelas yakni dengan menghindari pembelajaran dengan cara penyampaian
informasi monolog kepada siswa, sehingga siswa hanya cenderung mendengarkan,
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 3/44
3
menerima, dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru, siswa hanya bersifat pasif,
selain itu situasi dan kondisi kelas yang kaku dan terikat memungkinkan proses
belajar mengajar tidak berjalan secara efektif.
Menurut Raka Joni (Dimyanti, 1994: 25) merumuskan bahwa:
Pengertian mengajar sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiridari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu, tujuan
instruksional yang ingin dicapai. Guru dan peserta didik yang
memainkan peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi
yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Dengan demikian kegiatan proses belajar mengajar tersebut, komponen guru
menempati posisi netral karena ia merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa
sehingga perannya sangat menguntungkan dunia pendidikan dalam arti siswa
memperoleh perubahan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah metode yang
dapat mendorong siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta
menjadikan belajar merupakan pengalaman siswa sendiri. Dengan mengalami sendiri,
siswa dapat menemukan pemahamannya sendiri, sehingga pemahaman yang
terbentuk dapat lebih bermakna, dan sulit dilupakan. Dengan demikian, hasil belajar
siswa dapat lebih optimal. Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar dan menemukan pemahaman sendiri adalah metode inkuiri.
Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang mengharuskan siswa mengelolah
pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam
metode inkuiri, siswa dirancang untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 4/44
4
Metode pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam
pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama metode inkuiri adalah
mengembangkan keterampilan berpikir intelektual, berpikir kritis, dan mampu
memecahkan masalah secara ilmiah.
Dimyati, Mudjiono (1994: 26) mengemukakan:
Tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah
(1) pengembangan kemampuan berfikir individual lewat penelitian,
(2) peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik
penelitian, (3) latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuaidengan cabang ilmu tertentu dan (4) latihan menemukan sesuatu,
seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu.
Dengan penerapan metode inkuiri terhadap siswa maka pemahaman siswa
terhadap pelajaran akan lebih melekat pada siswa, kita sering mendengar melakukan
lebih baik dari pada mendengarkan karena dengan melakukan siswa akan terlibat
langsung sehingga siswa akan paham betul apa yang dilakukannya, selain tak kalah
pentingnya adalah adanya motivasi dari siswa maupun guru dalam proses
pembelajaran serta dituntut adanya guru yang profesional sehingga dapat merancang
pembelajaran sedemikian rupa sehingga jalannya proses pembelajaran akan terjadi
interaksi yang aktif sehingga akan dapat meningkatkan daya atau kemampuan pada
diri siswa.
Selanjutnya Joyce & Weil (1990: 17) mengemukakan:
Peranan guru dalam metode inkuiri yang sangat penting adalah
(1) menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani
mengeksplorasikan dalam penemuan dan pemecahan masalah, (2)
fasilitator dalam penelitian, (3) rekan diskusi dalam mengklasifikasi
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 5/44
5
dan pencarian alternatif pemecahan masalah, serta (4) pembimbing
penelitian, pendorong keberanian berfikir alternaif dalam pemecahan
masalah.
Keberanian berfikir alternatif dan melakukan pemecahan masalah, merupakan
modal yang dapat menjadi pegangan siswa selain dalam memahami materi itu sendiri,
juga mampu memberikan keterampilan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan hidupnya.
Dalam kaitannya dengan pemahaman materi yang baik dari siswa, sangat
dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satu materi
pembelajaran yang membutuhkan kemampuan pemahaman tersendiri adalah materi
pembelajaran IPA. IPA atau Sains terkait erat dengan kejadian-kejadian yang terjadi
di alam semesta. Contoh dari materi-materi yang tercakup dalam Sains atau IPA
adalah curah hujan, gerhana matahari dan bulan, areal pertanian yang subur,
kekeringan, pasang naik dan pasang surutnya air laut, tanah longsor, besi yang
berkarat, pesawat yang bisa terbang melayang di angkasa, batu yang tenggelam di air,
dan sebagainya. Fenomena alam sekitar ini, tidak hanya sekedar mampu dilihat dan
dialami siswa, tetapi siswa juga harus berfikir untuk mengetahui dan memahami
bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi penggunaan
metode yang kurang mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
serta meminimalisir kendala seperti yang terjadi di atas adalah dengan menggunakan
metode pengajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, salah satunya adalah
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 6/44
6
penggunaan ‘metode inkuiri’. Dengan alasan yang mendasari adalah dengan
penerapan metode inkuiri pemahaman siswa terhadap pelajaran akan lebih melekat,
dimana siswa diajak berfikir aktif, melakukan, dan menemukan pemahaman sendiri
tentang apa yang dipelajarinya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:
Apakah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
pesawat sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, memberikan tujuan penelitian, yakni: Untuk
mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
pesawat sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi atau masukan
kepada pengajar (guru) dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang dinilai sulit
dipahami oleh siswa dalam menerima pelajaran. Metode inkuiri melatih siswa
untuk menemukan sendiri pemahamannya.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 7/44
7
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi pembaca, khusus mahasiswa PGSD S1 yang menulis skripsi:
PTK ini dapat menjadi contoh sekaligus literature acuan untuk menulis skripsi.
b. Manfaat bagi pembaca, masyarakat pada umumnya: PTK ini dapat menjadi
bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang penelitian.
c. Perpustakaan PGSD UPP Parepare: PTK ini dapat menjadi literature yang
melengkapi bahan bacaan di perpustakaan PGSD UPP Parepare.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 8/44
8
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Metode Inkuiri
a. Arti metode inkuiri
Inkuiri bukan hanya metode atau pendekatan pembelajaran. Inkuiri juga sebuah
filosofi belajar, dimana siswa dilatih untuk selalu bertanya. Bermula dari pertanyaan
siswa menentukan strategi atau cara menjawab, akhirnya ditemukan jawaban dari
pertanyaannya sendiri. Pendekatan inkuiri memang tidak dapat dipisahkan dari
pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah menekankan
kepada mencari solusi atas masalah yang dipelajari. Dimana untuk mencapai solusi
tersebut, dibutuhkan langkah-langkah yang efektif dan efesien. Efektif berarti tepat
guna, dan efesien berarti tepat waktu. Pada akhirnya, pendekatan pemecahan masalah
melatih siswa menemukan dan membentuk pemahaman sendiri.
Pengertian inkuiri menurut Piaget (Trowbridge, 1990: 20) sebagai berikut:
Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukaneksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukandengan yang ditemukan orang lain.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri melatih siswa
untuk mencoba melakukan praktek/eksperimen sendiri, yang akan melahirkan
hipotesis/dugaan, kemudian menggalinya sampai kepada menemukan sendiri
pemahamannya.
8
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 9/44
9
Kuslan Stone (Dahar, 1991: 76) mendefinisikan metode inkuiri sebagai
pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala
ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Hamalik (1991: 57) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah
suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa
dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-
pertannyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
jelas.
Wilson (Trowbridge, 1990: 77) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah
sebuah metode proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku.
Bruce & Bruce (1992: 31) bahwa inkuiri merupakan suatu cara mengajar siswa-siswa
bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan
pengetahuan berfikir rasional. Senada dengan pendapat Bruce & Bruce, Cleaf
(1991: 27) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan
dalam kelas yang berorientasi proses.
Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang
mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Trowbridge
(1990: 78) menjelaskan metode inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan
menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih
lanjut. Trowbridge mengatakan bahwa esensi dan pengajaran inkuiri adalah menata
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 10/44
10
lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan
secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Roestiyah (1998: 19) mengatakan
bahwa:
Inkuiri adalah suatu perluasan proses doscovery yang digunakan dalam
cara yang lebih cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada prosesdiscovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,
mengumpul dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan
sikap obyektif, jujur,hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu
proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik
kesimpulan. Jadi, dalam metode inkuiri ini siswa terlibat secara mentalmaupun fisik
untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet,
obyektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
b. Tujuan metode inkuiri
Tujuan metode inkuiri, lebih menekankan pada penemuan dan pemecahan
masalah secara berkelanjutan. Pendekatan pembelajaran inkuiri ini menuntut guru
harus betul-betul berpikir dan berperilaku dan memfasilitasi karena siswa dituntut
untuk dapat membuat identifikasi apa yang akan dipelajari. Guru membantu siswa
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 11/44
11
dalam membuat pertanyaan, menentukan strategi, mengumpulkan informasi dan
mengelolah informasi.
c. Keunggulan dan kelemahan metode inkuiri
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
inkuiri, seorang guru haruslah juga mengetahui kelemahan dan keunggulan
penggunaan metode tersebut. Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran,
memiliki keunggulan sebagai berikut:
1) Menimbulkan kreativitas dalam ide,
pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan
masalah.
2) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis.
3) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang lain
dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan
menerima (take and give).
4) Dalam menerapkan metode inkuiri siswa mampu melakkukan mengadakan
observasi, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, membuat dan mengetes hipotesis, merumuskan penjelasan,
dan membuat kesimpulan; serta strategi penyelidikan secara kreatif.
5) Menumbuhkan semangat kreativitas pada siswa, memberikan kebebasan atau
otonomi pada siswa dalam hal menyusun pertanyaan dan mengemukakan
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 12/44
12
pendapat secara verbal, memungkinkan kerja sama secara dua arah (guru-siswa
dan siswa-siswa), dan menekankan hakikat kesementaraan dari pengetahuan.
Jadi metode inkuiri mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan
bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka.
Akan tetapi, metode inkuiri juga memiliki kelemahan antara lain:
1) Memerlukan waktu yang cukup lama, karena diharapkan seluruh peserta didik
terlibat aktif menemukan sendiri pemahamannya, kemudian pemahaman tersebut
harus dikomunikasikan dan dievaluasi kebenarannya;
2) Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, sehingga pada materi
pelajaran yang tidak berbasis masalah, menyulitkan guru menimbulkan
permasalahan yang dapat dikritisi dan ditanggapi siswa;
3) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang; dan
4) Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
d. Langkah-langkah penerapan metode inkuiri
Menurut Jamil (2000: 5) secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah yaitu: “1) Orientasi;
2) Merumuskan masalah; 3) Merumuskan hipotesis; 4) Mengumpulkan data;
5) Menguji hipotesis; dan 6) Merumuskan kesimpulan.”
Langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut:
1) Orientasi
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 13/44
13
Langkah orintasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan strategi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa
kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar.
2) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki
dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiru. Oleh sebab
itu, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui berpikir.
3) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jwaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 14/44
14
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipemngaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap
individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis
yangrasional dan logis.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan hipotesis berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak
apresiatif terhadap pokok permasalahan.
5) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 15/44
15
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong -
nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang
diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah
yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
e. Penilaian metode inkuiri
Kualitas pelaksanaan metode inkuiri banyak dipengaruhi oleh perancangan
pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan. Rancangan pelaksanaan kegiatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan keberanian mengungkapkan pikiran, perasaan,
keinginan, dan sikap anak sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan secara
lisan. Sesuai dengan tujuan dan tema yang dipilih maka evaluasi kegiatan metode
inkuiri dapat dirancang dengan teknik evaluasi melalui observasi. Dimana yang
diobservasi adalah kemampuan anak dalam mengungkapkan dengan menggunakan
keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berfikir rasional.
2. Hasil Belajar
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 16/44
16
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat tindakan belajar dan tindakan mengajar
yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan belajar yang dimaksud adalah
hasil belajar. Hasil belajar merupakan produk atau hasil dari kegiatan belajar. Gagne
(Anitah, 2007: 13) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari pengertian belajar tersebut, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar,
yakni: a) proses, b) perubahan perilaku, dan c) pengalaman.
a. Proses, dimana belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir
dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa, tetapi dapat
mengamati manifestasinya, yaitu kegiatan siswa selama belajar sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
b. Perubahan perilaku, yang merupakan hasil dari proses belajar. Seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik berupa pengetahuan,
keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Sri Anitah (2007: 1.6)
mengemukakan bahwa “Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah
perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan),
tempat proses mental dan emosional yang terjadi”.
c. Pengalaman, dimana belajar adalah mengalami, dalam arti bahwa belajar terjadi di
dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan fisik berupa buku, alat peraga, alam sekitar,
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 17/44
17
sedangkan lingkungan sosial berupa guru, siswa, pustakawan, kepala sekolah,
masyarakat.
Ada beberapa definisi tentang pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh
para ahli pendidikan (Abdullah, 2000: 35) bahwa “Hasil belajar adalah kecakapan
yang dapat diukur langsung dengan suatu alat berupa tes”.
Selanjutnya Sumartono (2000: 81) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah
suatu nilai yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai
menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu”.
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai
yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya dalam suatu pelajaran yang dapat
diukur melalui tes.
Dalam hal meningkatkan hasil belajar bagi anak SD, ada banyak cara yang
selama ini ditempuh oleh pendidik antara lain:
a. Menanamkan motivasi belajar
Untuk meningkatkan hasil belajar anak SD motivasi memiliki peran tersendiri.
Motivasi balajar menawarkan semangat dan penguatan belajar anak.Artinya
kadangkala anak tidak punya motivasi untuk belajar,sehingga seindah apapun media
sebagai alat Bantu atau buku sekalipun tidak akan nmenarik perhatian anak bila tidak
ada motivasi.Oleh karena itu,melalui motivasi belajar muncul segudang
keingintahuan sehingga pengetahuan mudah diperoleh.
Dimyanti dan Mudjiono (1994: 85) mengatakan bahwa :
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 18/44
18
Motivasi belajar penting bagi anak yaitu (1) Menyadarkan kedudukan
pada awal belajar, proses dan hasil belajar, (2) Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar, (3) Mengarahkan kegtiatan belajarm(4) Membesarkan semangat belajar, (5) Menyadarkan tentang adanya
perjalanan besar.
Dengan motivasi belajar akan menentukan tujuan belajar,karena tujuan belajar
jelas, maka kejelasan tujuan itu dapat meningkatkan hasil belajar. Bukan itu saja,
motivasi juga pada prinsipnya menentukan peluang besar dalam menentukan
ketekunan belajar. Ketika seorang tidak memiliki ketekunan dalam belajar, maka
yidak akan tahan lama belajar, yang kemudian implikasinya adalah hasil yang kurang
maksimal,lagi pula dia akan mudah dan cepat tergoda untuk melakukan hal-hal yang
lain dan bukan belajar. Dengan demikian, kita bias memahami betapa besarnya
peranan dan pengaruh motivasi itu terhadap proses belajar dan keberhasilan belajar
siswa. Tidak jarang terjadi bahwa seorang anak yang cerdas memiliki kemampuan
belajar yang tinggi, tetapi tidak berhasil menyelesaikan pelajaran di suatu sekolah
hanya karena dia tidak mau belajar di situ, dia tidak siap untuk bersekolah di situ, dia
tidak bermotivasi (Sardiman, 2001).
b. Menciptakan kondisi belajar yang baik dan bermakna
Kunci menuju kebermaknaan belajar menyangkut hubungan yang erat antara
bahan baru dengan ide atau pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan siswa.
Dengan kata lain apa yang telah diketahui anak dengan bahan yang diajarkan.
Djamarah (2000) menyatakan belajar yang mengandung makna bergantung
kepada dua hal yaitu: anak didik danm materi itu sendiri,bila anak didik memilihnya
dengan cara yang benar dan bila materi itu secara potensial mengandung makna,maka
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 19/44
19
peristiwa belajar yang bermakna itu akan terjadi. Oleh karena itu,suatu proses belajar
yang bermakna menuntut kondisi kesiapan belajar untuk memahami dan mengaitkan
pada bahan yang diajarkan, bukan yang menghafal secara verbal.
Kondisi belajar yang baik dan bermakna sebenarnya tidaklah begitu sulit,
apabila anak telah memiliki motivasi dan semangat belajar yang baik. Apalagi kalau
didukung oleh pendekatan mengajar yang dilakukan oleh guru sesuai dengan
substansi atau cocok dengan tujuan yang dicapai dalam proses belajar mengajar
tersebut. Artinya proses belajar nampak baik dan bermakna jika pendekatan
pengajaran juga dengan pendekatan kebermaknaan.Sehingga akan semakin tercipta
semangat belajar dan keinginan untuk mencari dan mencari jawaban sendiri dari
sekian banyak pertanyaan yang muncul dalam ide-ide siswa sendiri. Apabila kondisi
belajar yang diharapkan ini, terwujud maka kompetensi belajar anak dalam hal ini
anak sekolah dasar akan semakin meningkat dan bermutu sehingga dengan sendirinya
hasil belajar ikut meningkat, karena rasa betah dan motivasi belajar siswa meningkat
pula yang tentunya sangat erat pengaruhnya terhadap kemampuan dan kekuatan
belajar siswa.
3. Pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana
a. Pembelajaran IPA
Arief s. Sadiman (Sutikno, 2005: 27) mengemukakan bahwa “pembelajaran
adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri peserta didik”..
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 20/44
20
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya
pengertian pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana yang dilakukan oleh
pendidik dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar
dalam diri peserta didik.
Sedangkan pengertian IPA menurut Carin dan Sund (Yustisia, 2008: 283)
adalah:
Sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui
pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang didalamnya memuat proses, produk dan sikap siswa dengan
menggunakan media untuk menunjang proses belajar mengajar
tersebut.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam di SD
adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran IPA secara umum membantu agar siswa
memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Sedangkan tujuan pembelajaran IPA di SD adalah memahami konsep-konsep
pendidikan IPA serta mampu menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran pencipta-Nya. Dalam
pembelajaran pendidikan IPA, tujuan yang diharapkan sebagaimana dikemukakan
oleh Depdiknas (2004: 15) adalah mengembangkan psikomotorik dan
mengembangkan kreativitas.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 21/44
21
Pada tingkat SD, bidang studi pendidikan IPA memiliki fungsi sebagai
pemahaman mengenai konsep-konsep pendidikan IPA, sehingga siswa mampu
menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Adapun fungsi mata pelajaran IPA, menurut Sudjana (1998: 31) fungsi
pembelajaran IPA adalah untuk:
1) Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan
dengan keterampilan proses; 2) Memupuk rasa cinta terhadap alam
sekitar, sehingga menimbulkan rasa cinta dan kagum terhadap pencipta-
Nya; 3) mengembangkan sikap dan nilai; dan 4) mengembangkankonsep-konsep ilmu pengetahuan sederhana yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di
tingkat SD sangat menekankan pada proses pemahaman IPA, dan hubungannya
dengan kehidupan sehari-hari dapat membangkitkan rasa cinta terhadap alam sekitar.
Siswa SD dalam belajar IPA diharapkan memiliki pengertian, kemampuan berpikir,
dan sikap yang tepat yang diperlukan untuk menghadapi kecepatan perubahan yang
terus menerus di masyarakat sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
b. Pesawat sederhana
Di sekitar kita banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah
melakukan pekerjaan. Alat yang digunakan oleh manusia untuk memudahkan
melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu :
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 22/44
22
pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja
yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol.
Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit
contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda.
Jenis-jenis pesawat sederhana yakni: a) pengungkit atau tuas; b) bidang miring;
c) katrol; dan d) roda.atau poros.
Pengungkit atau tuas adalah pesawat sederhana yang digunakan untuk
mengungkit benda yang berat. Kalau kita akan mengangkat benda dengan
menggunakan tuas, maka kita harus meletakkan benda di salah satu ujung pengungkit
(tuas) kemudian memasang batu atau benda apa saja sebagai penumpu dekat dengan
benda. Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan
untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring. Katrol adalah roda pejal
atau cakram yang berputar pada porosnya, dilewati tali atau rantai untuk mengankat
beban. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros
yang dapat berputar bersama-sama. berikutnya orang membuat roda berporos yang
lebih praktis. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang
banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda
kendaraan bermotor, gerinda, roda mobil, engsel pintu dan gerobak.
B. Kerangka Pikir
Pada pra penelitian, kenyataan di lapangan utamanya di SDN 9 Kupa bahwa
hasil belajar IPA di sekolah ini masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 23/44
23
perolehan nilai tes awal yang menunjukkan 43% siswa kelas V yang memenuhi KKM
sekolah (tuntas dengan nilai 70 ke atas).
Kondisi tersebut akan diperbaiki melalui penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Dengan alasan yang mendasari bahwa
metode inkuiri menekankan kepada siswa dapat menemukan sendiri pemahaman
konsep IPA tentang pesawat sederhana, sehingga belajar menjadi pengalaman sendiri
bagi siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memperoleh pemahaman yang lebih
optimal, lebih bermakna, dan tidak mudah untuk dilupakan, atau dengan kata lain
hasil belajar IPA siswa dapat meningkat. Penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana, dapat digambarkan dalam bentuk
alur/skema kerangka pikir penelitian, sebagai berikut:
Keadaan awal:
hasil belajar IPA rendah
Tindakan:
Penerapan Metode Inkuiri
Keadaan Akhir:
Hasil Belajar IPA tentang pesawat
sederhana, dapat meningkat
Langkah-langkah metode inkuiri:
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengumpulkan data
4. Menguji hipotesis
5. Merumuskan kesimpulan
EVALUASI
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 24/44
24
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Metode Inkuiri
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berpikir maka dirumuskan
hipotesis pelaksanaan tindakan yang akan diajukan adalah: “Jika metode inkuiri
diterapkan dalam pembelajaran iIPA, maka hasil belajar siswa tentang pesawat
sederhana di kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, dapat meningkat.”
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 25/44
25
III.METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk
mendeskripsikan kualifikasi aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, serta kualifikasi hasil belajar siswa.
Jenis penelitian adalah Classroom Action Research (PTK) dengan siklus
penelitian dilaksanakan sebanyak 3 siklus, tiap siklus mengikuti alur kerja meliputi 4
tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, pada bulan Juli 2011,
dengan jangka waktu penelitian 3 (tiga) bulan. Dengan alasan pemilihan lokasi ini
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru,
dengan jumlah siswa 23 orang, terdiri atas 18 laki-laki dan 5 orang perempuan.
C. Fokus Penelitian
Pada pelaksanaannya, penelitian memfokuskan pada aspek yaitu:
1. Fokus pada aspek proses belajar mengajar, yaitu aktivitas pembelajaran di kelas.
Dimana calon peneliti mengamati dan menilai aktivitas siswa selama mengikuti
25
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 26/44
26
proses belajar mengajar, serta cara guru menyajikan langkah-langkah metode
inkuiri dalam pembelajaran.
2. Fokus pada aspek hasil belajar IPA tentang pesawat sederhana, yaitu dengan
melakukan penilaian terhadap tes hasil belajar pada setiap siklus penelitian.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara garis besar prosedur/pengembangan tindakan dapat dilakukan melalui
tahap kegiatan yakni tahap orientasi (keadaan awal), tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi (evaluasi), dan refleksi (Hopkins dalam
Pada, Amir: 2006).
Sumber : diadaptasi dari John Elliot (Pada, Amir, 2006)
Keadaan
Awal
SIKLUS I
Pelaksanaa
n
tindakan
Perencanaa
n
tindakan
Observasi
Refleksi
SIKLUS
II
Pelaksanaa
n
tindakan
Perencanaa
n
tindakan
ObservasiRefleksi
SIKLUS
III
Pelaksanaa
n
tindakan
Perencanaa
n
tindakan
Observasi
Refleksi
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 27/44
27
Keadaan awal
Untuk mengetahui keadaan awal siswa kelas V SDN 9 Kupa Kabupaten Barru, calon
peneliti melakukan kegiatan prapenelitian dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yakni kepala sekolah dan guru
kelas V untuk mendapatkan izin serta menyesuaikan skedul/jadwal penelitian agar
tidak menghalangi program sekolah.
2. Mengadakan pengamatan terhadap keadaan pembelajaran IPA tentang pesawat
sederhana, baik terhadap perilaku siswa maupun cara dan metode yang digunakan
guru dalam mengajar.
3. Mengadakan tes awal, untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran IPA.
Siklus I
1. Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan, antara lain:
a. Menelaah kurikulum dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
IPA tentang pesawat sederhana yakni pengungkit atau tuas.
b. Membuat lembar observasi guru.
c. Membuat lembar observasi siswa
d. Membuat soal-soal tes siklus I, dengan isi tes mengacu kepada indikator RPP
tentang pesawat sederhana yakni pengungkit atau tuas.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 28/44
28
2. Pelaksanaan Tindakan
Calon peneliti melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan, antara lain:
a. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun.
b. Menerapkan metode inkuiri, dengan langkah pembelajaran: 1) Orientasi;
2) Merumuskan masalah; 3) Merumuskan hipotesis; 4) Mengumpulkan data;
5) Menguji hipotesis; dan 6) Merumuskan kesimpulan.
c. Memberikan tes hasil belajar siklus I kepada siswa.
3. Observasi
Kegiatan observasi/pengamatan, dilakukan oleh seorang observer/pengamat, yang
bertugas mengamati aktivitas pembelajaran yang berlangsung, dan mengisi lembar
observasi berdasarkan hasil pengamatannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengamati aktivitas siswa sesuai dengan unit pengamatan lembar observasi
siswa.
b. Mengamati aktivitas guru sesuai dengan unit pengamatan lembar observasi
siswa.
c. Mengawasi pelaksanaan tes yang diberikan di akhir siklus.
4. Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil
observasi maupun catatan guru. Guru dan pengamat berdiskusi untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi setelah proses belajar mengajar dalam
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 29/44
29
selang waktu tertentu. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus yang telah
dilaksanakan, dibuatkan rencana perbaikan demi penyempurnaan tindakan pada
siklus selanjutnya.
Siklus II
Prosedur pelaksanaan sama dengan siklus I, yakni sesuai dengan prosedur penelitian:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tetapi pada
pelaksanaannya memperhatikan refleksi siklus I. RPP dan tes siklus II yang dibuat
adalah materi pesawat sederhana yakni bidang miring.
Siklus III
Prosedur pelaksanaan sama dengan siklus II, yakni sesuai dengan prosedur penelitian:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tetapi pada
pelaksanaannya memperhatikan refleksi siklus II. RPP dan tes siklus III yang dibuat
adalah materi pesawat sederhana yakni katrol dan roda.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan calon peneliti untuk mengumpulkan data adalah:
1. Observasi
Hasil pengamatan dikumpulkan melalui lembar observasi, baik pengamatan
terhadap guru, maupun terhadap siswa. Instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data observasi adalah lembar observasi guru dan siswa.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 30/44
30
2. Tes
Tes/evaluasi dilakukan oleh calon peneliti di akhir pelaksanaan pembelajaran
siklus I, siklus II, dan siklus III. Tes dilakukan untuk mengukur dan
mengkualifikasikan pencapaian/hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan
adalah lembar soal dan hasil pekerjaan siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pendokumentasian data-data yang mendukung
pelaksanaan dan perbaikan pelaksanaan penelitian, seperti catatan hasil refleksi,
dan hasil analisis keberhasilan/kegagalan penelitian. Instrumen yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah calon peneliti sebagai instrumen utama.
F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
1. Teknik analisis data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dianalisis secara
kualitatif. Prosedur analisis kualitatif yang digunakan adalah analisis data
interktif, model Miles dan Huberman (1992), yaitu:
a. Reduksi data (data reduction), dalam
tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk
penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. Data
yang direduksi adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, sebagai
berikut:
− Proses, yakni hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 31/44
31
− Hasil, yakni data pengelompokan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan
ketuntasan (KKM).
b. Penyajian data (data display), peneliti
mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang diperoleh dalam reduksi
data, diolah dan diarahkan dalam bentuk prosentase (%) taraf keberhasilan
untuk memudahkan pengkualifikasian berdasarkan tabel keberhasilan.
Prosentase (%) taraf keberhasilan diperoleh dari formula: jumlah/nilai yang
muncul dibagi jumlah/nilai total dikalikan 100%.
c. Penarikan kesimpulan (data
conclusion drawing and verification), taraf keberhasilan yang diperoleh dalam
penyajian data di atas, dikualifikasikan berdasarkan tabel tingkat keberhasilan
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan
Taraf Keberhasilan Kualifikasi
85%-100% Sangat Baik (SB)
70%-84% Baik (B)
55%-69% Cukup (C)
46%-54% Kurang (K)
0%-45% Sangat Kurang (SK)
Sumber : Arikunto (2007)
2. Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan teknik analisis data di atas, maka harus ditentukan indikator
untuk mengukur keberhasilan penelitian, yakni indikator keberhasilan proses, dan
indicator keberhasilan hasil, sebagai berikut:
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 32/44
32
a. Indikator proses : Penelitian dikatakan berhasil bila proses pembelajaran
telah dilaksanakan sesuai dengan langkah metode inkuiri
oleh guru dan siswa dengan baik.
b. Indikator hasil : Indikator hasil dapat dilihat pada ketuntasan kelas, dimana
nilai hasil belajar siswa ditentukan nilai minimal 70, dan
penelitian dianggap berhasil apabila minimal 80% siswa di
kelas yang memperoleh nilai minimal 70. Nilai kualifikasi
berdasarkan tabel di atas adalah ‘baik (B)’.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 33/44
33
IV.JADWALPENELITIAN
Calon peneliti merencanakan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.atau
12 (dua belas) minggu, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
NO. Jenis Kegiatan
Bulan Ke
I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan proposal
2 Persiapan semninar
3Seminar draft
proposal
4 Pelaporan
5Pendampingan
pembimbing
6 Penelitian
7 Laporan penelitian
8 Persiapan presentasi
9 Presentasi
10 Perbaikan
11 Persiapan akhir
12 Seminar akhir
33
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 34/44
34
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2000. Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar . Makassar: IKIP
Makassar.
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi.2007, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bruce, W.C. & J.K. Bruce. 1992. Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing
Company, Inc.
Dahar, Ratna Wilis. 1991. Kesiapan Guru Mengajarkan Sains di Sekolah Dasar, Ditinjau dari Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains. Disertasi, FPS-
IKIP Bandung.
Depdiknas. 2004. Buku I Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Dit. PLP. Dikdasmen.
Depdiknas.
Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. 1991. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV Sinar Baru.
Jamil. 2000. Penggunaan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran. http://pustaka.ut.
co.id. (Online) diakses tanggal 1 Agustus 2011.
Joyce, B. & M. Weil. 1990. Metodes of Teaching . Boston-London: Allyn and Bacon.
Kholil, Munawar. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Miles, M.B dan Huberman. Tanpa tahun. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohidu Rihidi (1992). Jakarta: UI Press.
Muslimin. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Prodi PGSD FIP UNM.
Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rajagrasindo Persada.
34
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 35/44
35
Sidharta, Arief. 2009. Benda, Sifat, dan Kegunaannya. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan alam
(PPPPTK IPA)
SISDIKNAS, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003.
Bandung: Fokusmedia.
Sudjana, Nana. 1998. Hakekat Pembelajaran MIPA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sulistyowati. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Pembukuan, DepartemenPendidikan Nasional.
Sumartono.2000. Interaksi Belajar Mengajar . Surabaya: Usaha Nasional.
Sutikno, Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif . Mataram: NTP Press.
Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. 1990. Becoming a Secondary School Science
Teacher . Melbourne: Merill Publishing Company.
Yustisia. 2008. Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidik SD, SMP, SMA. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 36/44
36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Observasi Awal
Keterangan: - Sumber daftar nilai guru
- Skor dan nilai rata-rata tidak dikualifikasikan- Kualifikasi hasil belajar siswa diperoleh dari persentase siswa
kelas V yang memenuhi KKM (tuntas)
No NISN
Bobot soal nomor:
Skor siswa1 2 3 4 5
20 20 20 20 20
1 0001 890 632 20 20 10 0 0 50
2 0001 890 633 20 20 10 10 0 60
3 0001 890 634 20 20 20 10 0 704 0001 890 635 20 20 20 0 0 60
5 0001 890 636 20 20 20 10 0 70
6 0001 890 637 20 20 10 0 0 50
7 0001 890 638 20 20 20 20 0 80
8 0001 890 639 20 20 20 10 0 70
9 0001 890 640 20 20 20 0 0 60
10 0001 890 641 20 20 10 10 0 60
11 0001 890 642 20 20 20 10 0 70
12 0001 890 643 20 20 10 0 0 50
13 0001 890 644 20 20 20 20 0 80
14 0001 890 645 20 20 20 0 0 60
15 0001 890 646 20 20 20 10 0 7016 0001 890 647 20 20 10 0 0 50
17 0001 890 648 20 20 20 20 0 80
18 0001 890 649 20 20 10 0 0 50
19 0001 890 650 20 20 20 0 0 60
20 0001 890 651 20 20 20 10 0 70
21 0001 890 652 20 20 10 10 0 60
22 0001 890 653 20 20 20 20 0 80
23 0001 890 654 20 20 20 0 0 60
Jumlah 1470
Nilai rata-rata 61
Standar KKM Jumlah Siswa PersentaseSiswa yang tuntas (nilai 70 ke atas) 10 44%
Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70) 13 56%
Kualifikasi ketuntasan belajar
(rentang 0%-45% tabel keberhasilan)Sangat Kurang (SK)
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 37/44
37
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah : SDN 9 Kupa Kabupaten BarruMata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/1
Pertemuan : Siklus I, siklus II, Siklus IIIAlokasi Waktu : 2 x pertemuan tiap siklus
STANDAR KOMPETENSI
Pesawat sederhana
KOMPETENSI DASAR
Siklus I : Pesawat sederhana, yakni: pengungkit atau tuas.
Siklus II : Pesawat sederhana, yakni: bidang miring.Siklus III : Pesawat sederhana, yakni: katrol dan roda.
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian pesawat sederhana.
2. Menunjukkan prinsip kerja pengungkit atau tuas melalui kegiatan praktikum.3. Menunjukkan prinsip kerja bidang miring melalui kegiatan praktikum.4. Menunjukkan prinsip kerja katrol dan roda melalui kegiatan praktikum.
5. Menjelaskan contoh pemanfaatan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana.2. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja pengungkit atau tuas melalui kegiatan praktikum.
3. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja bidang miring melalui kegiatan praktikum.
4. Siswa dapat menunjukkan prinsip kerja katrol dan roda melalui kegiatan praktikum.
5. Siswa dapat menjelaskan contoh pemanfaatan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
MATERI POKOK
Pesawat sederhana.
METODE PEMBELAJARAN
Metode inkuiri.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama:
Kegiatan Awal (± 5 menit)
1. Guru memberikan apersepsi
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 38/44
38
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Menerapkan langkah 1 – 4 dari langkah metode inkuiri, sebagai berikut:1. Orientasi. Guru memberikan pengantar materi sebelumnya dan membahas tentang
pesawat sederhana. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar.
2. Merumuskan masalah. Siswa memberikan rumusan masalah tentang pesawatsederhana.
3. Merumuskan hipotesis. Siswa memberikan rumusan hipotesis berdasarkan
rumusan masalah yang telah dibuat.
4. Mengumpulkan data. Guru mengarahkan siswa melaksanakan diskusi untuk mengumpulkan data, membahas dan mengerjakan soal dalam LKS.
Kegiatan Akhir (± 15 menit)
Mengumpulkan LKS, dan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan
perorangan di rumah.
Pertemuan Kedua:
Kegiatan Awal (± 5 menit)
1. Guru memberikan apersepsi
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Menerapkan langkah 5 – 6 dari langkah metode inkuiri, sebagai berikut:
5. Menguji hipotesis. Guru mengarahkan siswa mempresentasekan hasil kerja
kelompoknya melalui diskusi kelas untuk mengecek kebenaran hipotesis yangtelah dibuat.
6. Guru menyimpulkan materi pesawat sederhana.Kegiatan Akhir (± 15 menit)
Mengadakan tes hasil belajar tentang pesawat sederhana, kepada siswa yang
dikerjakan perorangan.
ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Alat percobaan:
a. Pengungkit: balok beban,
balok tumpuan dan tuas. b. Bidang miring: balok
beban, bidang miring.
c. Roda dan katrol: roda,katrol, dan balok beban.
2. Sumber: Buku BSE IPA 5 Salingtemas, karangan Choiril Azmiyawati tahun 2008.
PENILAIAN
• Keaktifan siswa dalam percobaan, diskusi internal kelompok dan diskusi kelas.
• Mengerjakan soal tes/evaluasi hasil belajar.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 39/44
39
Soal tes awal:
1. Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana?2. Sebutkan jenis-jenis pesawat sederhana.
3. Bagaimanakan kemudahan yang terjadi apabila menggunakan pesawat sederhana?
4. Sebutkan komponen-komponen yang ada pada pesawat sederhana!
5. Berikan contoh pesawat sederhana sesuai dengan jenisnya, yang ada di sekitarmu!
Kunci jawaban tes awal:
1. Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan ataumemindahkan beban sehingga terasa lebih ringan.
2. Jenis pesawat sederhana, adalah:
− Pengungkit atau tuas.
− Bidang miring.
− Katrol.
− Roda/poros.
3. Beban menjadi lebih ringan apabila ingin dipindahkan atau digerakkan.
4. Titik kuasa, titik tumpu, dan titik beban.
5. Pengungkit atau tuas: tang untuk menjepit, orang sedang menggunakan sekop.Bidang miring: benda yang dipindahkan dari tanah ke atas mobil dengan
menggunakan papan miring.Katrol: timba katrol pada sumur.Roda/poros: buruh bangunan menggunakan arko untuk memindahkan barang
bangunan.
Guru kelas V SDN 9 Kupa
Kabupaten Barru,
( ) NIP.
Kupa, 2011
Mahasiswa Calon peneliti,
CHAIRIL UMAR NIM. 084 724 1415
Mengetahui:
Kepala SDN 9 Kupa Kabupaten Barru,
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 40/44
40
( )
NIP.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 41/44
41
Lampiran 3. Format Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Penelitan
Keterangan: - Skor dan nilai rata-rata tidak dikualifikasikan- Kualifikasi hasil belajar siswa diperoleh dari persentase siswa
kelas V yang memenuhi KKM (tuntas)
No NISN
Bobot soal nomor:
Skor siswa1 2 3 4 5
20 20 20 20 20
1 0001 890 632
2 0001 890 633
3 0001 890 634
4 0001 890 635
5 0001 890 636
6 0001 890 637
7 0001 890 638
8 0001 890 639
9 0001 890 640
10 0001 890 641
11 0001 890 642
12 0001 890 643
13 0001 890 644
14 0001 890 645
15 0001 890 646
16 0001 890 647
17 0001 890 648
18 0001 890 649
19 0001 890 650
20 0001 890 651
21 0001 890 652
22 0001 890 653
23 0001 890 654
Jumlah
Nilai rata-rata
Standar KKM Jumlah Siswa Persentase
Siswa yang tuntas (nilai 70 ke atas)
Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70)
Kualifikasi ketuntasan belajar
(rentang ………… tabel keberhasilan)SB, B, C, K, SK
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 42/44
42
Lampiran 4. Format Lembar Observasi Aktivitas Guru
Petunjuk pengkategorian pelaksanaan pembelajaran:B (Baik) = melaksanakan 3 deskriptor
C (Cukup) = melaksanakan 2 deskriptor
K (Kurang) = melaksanakan 0-1 deskriptor
N
o
Langkah
inkuiriDeskriptor
Hasil
pengamat
an
KategoriKomentar
B C K
1 Orientasi a. Guru memberi pengantar tentang materi yang dipelajari
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c. Guru membentuk kelompok berdasarkankemampuan/ketuntasan siswa
2.
Merumuskan
masalah
a. Guru mengemukakan rumusan masalah berdasarkan materi
yang dipelajari
b. Guru membimbing siswa secara berkelompok dalammerumuskan masalah berdasarkan materi yang dipelajari
c. Guru membimbing siswa secara personal dalam
merumuskan masalah berdasarkan materi yang dipelajari
3
.
Merumus
kan
hipotesis
a. Guru mengemukakan rumusan hipotesis berdasarkanrumusan masalah
b. Guru membimbing siswa secara berkelompok dalam
merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah
c. Guru membimbing siswa secara personal dalam
merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah
4 Mengum
pulkan
data
a. Guru menjelaskan tentang pengisian LKS
b. Guru membimbing siswa secara berkelompok mengerjakan
LKS
c. Guru membimbing siswa secara personal mengerjakan LKS
5 Menguji
hipotesis
a. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasekan hasil
kelompoknya
b.Guru mengarahkan kelompok yang lain untuk menanggapi
hasil kerja temannya
c. Guru memberi penguatan verbal kepada kelompok yang
mempresentasekan hasil kelompoknya
6 Merumus
kankesimpul
an
a. Guru mengemukakan kesimpulan materi yang dipelajari
b.Guru menyertakan siswa dalam merumuskan kesimpulan
materi
c. Guru memberikan tes hasil belajar kepada siswa, dan
mengawasi jalannya tes
Jumlah langkah inkuiri yang dilaksanakan dengan
Baik/Cukup
Taraf keberhasilan pelaksanaan langkah metode inkuiri
Kualifikasi pelaksanaan guru sesuai tabel standardisasi
keberhasilan pada rentang …% - …..% B, C, K
Pengamat/Observer,
( )
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 43/44
43
NIP.
5/13/2018 Chairil Inkuiri IPA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chairil-inkuiri-ipa 44/44
44
Lampiran 5. Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang Diamati (langkah metode inkuiri):
Langkah 1 = orientasiLangkah 2 = merumuskan masalah
Langkah 3 = merumuskan hipotesis
Langkah 4 = mengumpulkan data
Langkah 5 = menguji hipotesis
Langkah 6 = merumuskan kesimpulanPetunjuk pengskoran aktivitas siswa:
Skor Baik (B) = 3
Skor Cukup (C) = 2
Skor Kurang (K) = 1
Skor tertinggi = 3 x 6 langkah = 18
Taraf keberhasilan= (skor rata-rata/skor tertinggi)x100%
Skor 14 – 18 = Baik
Skor 8 – 13 = Cukup
Skor 1 – 7 = Kurang
N
oNISN
Hal-hal yang diamati (langkah-langkah metode
eksperimen)SKOR Keterangan
1 2 3 4 5 6
B C K B C K B C K B C K B C K B C K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1920
21
22
23
Taraf keberhasilan aktivitas siswa