chapter i

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan masih menghadapi masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. 1 Indra penglihatan merupakan panca indra yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap proses peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja manusia. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kualitas harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. 2 Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum di dunia. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Penyebab umumnya eksogen tetapi bisa juga endogen. 3 Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan ke dalam bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti konjungtivitis gonokok, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum. 4 Universitas Sumatera Utara

Upload: sdamn

Post on 10-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut, pembangunan

kesehatan yang dilaksanakan masih menghadapi masalah yang belum sepenuhnya

dapat diatasi.1

Indra penglihatan merupakan panca indra yang sangat penting dan besar

pengaruhnya terhadap proses peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja

manusia. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) serta kualitas harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.2

Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum di dunia. Penyakit ini

bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat

dengan banyak sekret purulen kental. Penyebab umumnya eksogen tetapi bisa juga

endogen.3 Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang

menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan ke dalam bentuk

akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti konjungtivitis

gonokok, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh virus, klamidia, alergi toksik, dan

molluscum contagiosum.4

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

Di negara maju seperti Amerika (2005), insidens rate konjungtivitis bakteri

sebesar 135 per 10.000 penderita konjungtivitis bakteri baik pada anak-anak maupun

pada orang dewasa.5 Sebanyak 112.570 pasien kunjungan di departemen penyakit

mata di Amerika, 30% adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan

15% adalah keluhan konjungtivitis alergi.6 Konjungtivitis juga salah satu penyakit

mata yang paling umum di Nigeria bagian timur, dengan insidens rate 32,9% dari 949

kunjungan di Departemen Mata Aba Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004 hingga

2006.7

Penelitian yang dilakukan di Philadelphia, menunjukkan insidens rate

konjungtivitis bakteri sebesar 54% dari semua kasus di departemen mata pada

tahun 2005 hingga 2006.8 Di Provinsi Yunnan, Cina, antara Agustus dan

September tahun 2007 telah terjadi wabah konjungtivitis hemoragik akut (AHC).

Sebanyak 3.597 kasus yang dilaporkan secara resmi dan tingkat kejadian

mencapai 1391/100.000 penduduk.9

Berdasarkan Bank Data Departemen Kesehatan Indonesia (2004), distribusi

penyakit mata dan adneksa pasien rawat inap menurut golongan sebab sakit adalah

konjungtivitis dan gangguan lain konjungtivitis (12,6%), katarak dan gangguan lain

lensa (56,8%), glaukoma (6,7%), penyakit mata dan adneksa lainnya (23,8%).

Distribusi penyakit mata dan adneksa pasien rawat jalan menurut golongan sebab

sakit adalah konjungtivitis dan gangguan lain konjungtivitis (28,3%), katarak dan

gangguan lain lensa (12,8%), glaukoma (2,4%), penyakit mata dan adneksa lainnya

(56,3%).10

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

Di Indonesia (2009) dari 135.749 kunjungan ke poli mata, total kasus

konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva (73%) dan yang tersering diderita

adalah konjungtivitis kataralis epidemika yaitu sebesar 80%.11 Konjungtivitis

termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi

belum ada data statistik yang akurat mengenai jenis konjungtivitis yang paling

banyak di derita.11

Konjungtivitis kataralis epidemika sering juga disebut mata merah atau pink

eye oleh kebanyakan orang awam. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya hiperemi

konjungtiva secara akut, dan jumlah eksudat mukopurulen sedang. Penyebab paling

umum adalah Streptokokus pneumonia pada iklim sedang dan Haemophilus aegyptius

pada iklim panas. Penyebab yang kurang umum adalah Stapilokokus dan

Streptokokus lain. Konjungtivitis yang disebabkan oleh S. pneumoniae dan

Haemophilus aegyptius mungkin disertai perdarahan sub konjungtiva.3

Penelitian yang dilakukan Rizki Arrizal pada Juni 2009 sampai April 2010 di

RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh penderita konjungtivitis sebanyak

102 orang.12 Menurut hasil Riset Kesehatan Daerah Sumatera Utara (2007),

prevalensi gangguan pengelihatan berupa low vision sebesar 4,5% dan kebutaan

sebesar 0,7%.13 Penelitian yang dilakukan oleh Alloyna, D. pada tahun 2009 - 2010

di RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh penderita konjungtivitis sebanyak 285

orang.14

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di bagian Rekam

medik RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2011 ditemukan penderita konjungtivitis

rawat jalan sebanyak 355 orang, dari latar belakang diatas, maka perlu dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I

penelitian mengenai karakteristik penderita konjungtivitis rawat jalan di RSUD Dr.

Pirngadi Medan tahun 2011.

1.1. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita konjungtivitis rawat jalan di RSUD

Dr.Pirngadi Medan tahun 2011.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita konjungtivitis di Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui jumlah kunjungan penderita konjungtivitis per bulan.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan tempat

tinggal).

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

keluhan utama.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

lokasi konjungtivitis.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

jenis konjungtivitis.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter I

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis vernal

berdasarkan jenis konjungtivitis.

g. Untuk mengetahui ditribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

kunjungan rata-rata.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan

sumber biaya.

i. Untuk mengetahui proporsi jenis konjungtivitis berdasarkan bulan

kejadiaannya.

j. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan jenis konjungtivitis.

k. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis konjungtivitis.

l. Untuk mengetahui proporsi lokasi konjungtivitis berdasarkan jenis

konjungtivitis.

m. Untuk mengetahui kunjungan rata-rata berdasarkan jenis konjungtivitis.

n. Untuk mengetahui kunjungan rata-rata berdasarkan sumber biaya.

o. Untuk mengetahui kunjungan rata-rata berdasarkan keluhan utama.

p. Untuk mengetahui umur penderita konjungtivitis vernal berdasarkan ciri

khas (cobble stones)

q. Untuk mengetahui tempat tinggal berdasarkan sumber biaya

1.3. Manfaat

1.3.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

Medan tentang penderita konjungtivitis dalam upaya perencanaan pencegahan

dengan mengenal secara dini karakteristik penderita konjungtivitis.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter I

1.3.2. Sebagai bahan masukan/informasi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan/melanjutkan penelitian tentang penderita konjungtivitis.

1.3.3. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis

mengenai konjungtivitis dan merupakan kesempatan bagi penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU.

Universitas Sumatera Utara