citarum roadmap framework (bahasa)

30

Upload: citacitarum

Post on 05-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)
Page 2: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)
Page 3: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

“ROADMAP” MENUJU PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU SATUAN WILAYAH SUNGAI CITARUM

PENDAHULUAN

Berdasar keputusan Pemerintah Republik Indonesia (GOI), Wilayah Sungai (WS) Citarum tidak hanya meliputi batasan hidrologi daerah aliran sungai Citarum itu sendiri, termasuk didalam WS ini daerah aliran sungai skala kecil pada sisi timur dan barat Citarum. Penerima manfaat sumber daya air ini bukan hanya mereka yang berada dan hidup dalam WS ini, namun juga penduduk Jakarta yang memanfaatkan air sungai Citarum melalui Saluran Tarum Barat (WTC). WS Citarum menghadapi masalah dan tantangan pengelolaan sumber daya air, sbb: degradasi daerah tangkapan air; sangat rendahnya kualitas air di berbagai wilayah; eksploitasi berlebihan pada sumber air dalam tanah; pengawasan air dan pemeliharaan infrastruktur (dalam banyak hal harus direhabilitasi); dsbnya. Proses pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM) dalam bentuk Roadmap yang membahas permasalahan WS Citarum dilakukan berdasar metodologi penyusunan Rencana Strategis. Secara mendasar, pendekatan tersebut untuk menjawab tiga pertanyaan berikut:

Kemana tujuan kita (dengan pengelolaan sumber daya air di WS)?

Dimana posisi kita saat ini (dhi: apa masalah/isyu yang kita hadapi saat ini)?

Bagaimana caranya kita mencapai tujuan yang telah kita sepakati bersama (”Jalan/Road” mana/apa yang harus kita tempuh)?

Telah banyak tulisan dan laporan membahas isyu saat ini berkenaan dengan manajemen sumber daya air di WS. Berbagai isyu kunci telah di dokumentasikan di dalam berbagai tulisan yang dihasilkan dalam dekade terakhir. Masalahnya sangat banyak dan meliputi berbagai area, termasuk sangat rendahnya kualitas air, penggundulan hutan dan degradasi daerah tangkapan air di hulu, penyedotan air tanah, dan degradasi bangunan air. Ini semua menimbulkan dampak ekonomi dan sosial sangat negatif, bagi penduduk sekitar WS. “Roadmap” pada dasarnya hanyalah suatu kelompok strategi (yang melibatkan proyek/langkah penerapan strategi tersebut). “Roadmap”

menegaskan hubungan & langkah antara kondisi sumber daya air dalam WS pada saat ini dengan kondisi yang diinginkan pada masa mendatang serta manfaat yang diinginkan (atau visi) di masa depan – berarti, apa yang harus dilakukan guna mencapai berbagai tujuan. . Ini semua dicapai dengan menggunakan pendekatan “berorientasi kepada visi” : Merumuskan dan meyakinkan secara lebih tegas bentuk visi

bersama (shared vision) para pemanfaat (stakeholders) berkenaan dengan masa depan WS Citarum (sampai dengan 2023);

Melakukan perbandingan kondisi sumber daya air dalam WS saat ini dengan visi yang ditetapkan, dalam rangka melakukan identifikasi arah strategis yang harus ditempuh (dijelaskan dalam “Roadmap” itu sendiri).

Merumuskan tujuan-tujuan dalam beberapa area kunci (key areas), yang bilamana tercapai, akan mengarah pada pencapaian visi.

Melakukan pengembangan dan intervensi dalam bentuk proyek guna menjamin keberhasilan penerapan pencapaian tujuan dari setiap area kunci.

“Roadmap” ini milik Pemerintah Indonesia, bukan milik ADB, atau lembaga donor lainya, walaupun ADB berkomitmen untuk membantu pemerintah menerapkan “Roadmap” melalui pinjaman utama serta beberapa bantuan teknis lainnya. Jelas bahwa “Roadmap” ini merupakan wahana penting sebagai jembatan dialog antara Pemerintah RI dengan lembaga donor, agar bantuan terarah pada isyu kritis dengan meminimalkan tumpang tindih dan jarak. Sekitar 70 proyek telah teridentifikasi dalam upaya pencapaian visi WS Citarum, yang diperoleh dariberbagai sumber

Page 4: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

2

VISI TAHUN 2023

“Pemerintah bersama Masyarakat Bekerjasama Untuk Mencapai Daerah Tangkapan Air dan Sungai yang Bersih, Sehat, Produktif, Memberikan Manfaat Berkesinambungan Bagi Seluruh Kehidupan Di Wilayah Sungai Citarum”

Page 5: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

3

KERANGKA KERJA STRATEGIS

Suatu kerangka kerja strategis dikembangkan atas dasar konsultasi komprehensif dengan seluruh stakeholders WS Citarum menjamin terbentuknya “Roadmap” yang terpadu. Secara terstruktur “Roadmap” digambarkan dalam bentuk “Diagram Rumah.” Visi dari WS didukung oleh berbagai kegiatan meliputi sejumlah area kunci, lima area kunci sebagai pilar, dengan suatu fondasi . dalam bentuk dua area kunci yang mendukung.

Page 6: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Definisi

4

AREA KUNCI AREA KUNCI DEFINISI TUJUAN

Kelembagaan & Perencanaan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM)

Definisi dari “Lembaga” dalam area kunci ini dipergunakan secara luas. Dalam hal ini berkaitan dengan organisasi, legislasi, kebijakan, dan berbagai protokol lain yang terkait dengan organisasi tersebut. Perencanaan dalam IWRM (dalam hal ini perencanaan WS) dipandang sebagai mekanisme persiapan dan implementasi kebijakan pemerintah, sedemikian rupa yang dimasukkan dalam area kunci. Dengan demikian, termasuk dalam kegiatan ini:

Restrukturisasi organisasi Pengembangan kapasitas organisasi Pengembangan kebijakan Pelaksanaan kerangka pengaturan

Perencanaan IWRM (termasuk perencanaan finansial) Regulasi (termasuk lisensi penggunaan air dan pembuangan limbah

cair) Penetapan tarif air Partisipasi kelembagaan dalam manajemen irigasi (PIM)

• Mencapai kerangka kerja organisasi yang efektif, penetapan tanggung jawab yang jelas dan bentuk kerjasama antara stakeholders dalam WS Citarum, meliputi aspek ”in stream” dan ”off stream”.

• Mencapai mekanisme koordinasi yang efektif dalam pengelolaan sumber daya air WS .

Mencapai kerangka hukum yang komprehensif dan harmonis untuk pengelolaan sumber daya air yang efektif dalam WS .

Membangun mekanisme perencanaan sumber daya air yang transparan, effektif dan holistik dalam hubungannya dengan perencanaan tata ruang dan fiskal, dengan mengoptimalkan aspirasi dan kebutuhan stakeholders.

Mencapai mekanisme pengaturan (lisensi) yang effektif secara operasional untuk pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah, serta pembuangan limbah cair(termasuk tarif).

Lembaga pengelola sumber daya air memanfaatkan technologi tepat guna dalam mencapai pengelolaan sumber daya air yang berkesinambungan.

Pengambil keputusan, pakar teknis dan stakeholders kunci lainnya memiliki kapasitas dan kemampuan yang efektif untuk melaksanakan tanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air .

Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air

Area kunci ini meliputi aktivitas yang terkait dengan eksploitasi sumber daya air. Termasuk: peningkatan ketersediaan air untuk pemakai yang berhak, operasi dan pemeliharaan (OM) infrastruktur yang dibangun dalam proses. Aktivitas utama termasuk: Perencanaan proyek, termasuk “master planning” (perencanaan yang

berfokus pada pembangunan infrastruktur, yang dibedakan dari pengembangan WS secara lebih luas).

Pembangunan infrastruktur untuk penyimpanan dan distribusi air (waduk, saluran, dan sistem pemipaan)

Operasi dan pemeliharaan infrastruktur Mempromosikan penggunaan air secara efisien dan efektif (irigasi,

hydropower, air minum and sanitasi, aquaculture, rekreasi, dll.) Pembuatan sumur penggunaan air bawah tanah.

Mencapai peningkatan sumber air atau sumber baru untuk irigasi, industri, hydropower, rumah tangga, aquaculture, rekreasi dan penggunaan lain2 yang konsisten dengan ketersediaan dan kesinambungan air.

Seluruh orang-orang di WS memperoleh akses yang memadai pada air minum dan sanitasi.

Seluruh bangunan air mampu beroperasi sesuai dengan kapasitas rencana.

Melaksanakan pengelolaan aset yang berkesinambungan untuk seluruh prasarana air di WS.

Page 7: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Definisi

5

AREA KUNCI DEFINISI TUJUAN

Pemanfaatan Air Secara Bersama

Area kunci ini sering terlupakan, terutama pada saat sumber-sumber air melebihi kebutuhan. Aktivitas ini meliputi proses penetapan dan perlindungan hak atas air dan alokasi air menurut penggunaan dan pemakai, serta termasuk penetapan prioritas pemanfaatan pada masa kelangkaan air. Alokasi antar sektor (mis: irigasi, suplai air perkotaan dan hydropower), atau secara geographis (hulu – hilir dan transfer antar WS). Dalam hal ini tidak termasuk registrasi penggunaan air dan perizinanya, karena yang terakhir ini adalah mekanisme pengaturan dalam membantu pengelolaan hak air dan alokasinya, berarti berada dibawah area kunci Kelembagaan dan Perencanaan IWRM.

Menyusun pengaturan pemanfaatan air secara adil diantara pemakai di hulu dan hilir WS, serta pemakai lintas batas sumber daya air (penyediaan air ke Jakarta)

Menetapkan secara jelas dan tegas hak penggunat air bagi seluruh pemakai air yang berhak.

Menyelesaikan berbagai konflik atas pemakaian sumber daya air dari WS secara cepat dan memuaskan semua pihak.

Perlindungan Lingkungan Termasuk dalam area ini: aktivitas perlindungan lingkungan yang mempunyai dampak pada manajemen air (Incl: sungai, danau, rawa, hutan dan ekosistem alami lainnya), dan rehabilitasi (perbaikan) dari kerusakan lingkungan (baik bersifat perairan maupun daratan). Diantara seluruh area kunci, perlindungan lingkungan merupakan area yang cukup sulit untuk didefinisikan secara tegas. Perlindungan dan peningkatan ingkungan secara normal seharusnya dicapai sebagai kombinasi dari tindakan struktural dan non struktural, termasuk didalamnya prasarana (Mis: instansi pembuangan limbah), peningkatan pengaturan kelembagaan ( regulasi), partisipasi komunitas, dsb. Peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan dalam organisasi telah dimasukkan dalam area ”institusi.” Kualitas air dan pengamatan lingkungan serta aktivitas riset dimasukkan dalam area “Data & Informasi. Penanganan mitigasi dampak yang ditimbulkan dari proyek pengembangan air (mis: dampak dari pengerukan) dimasukkan dalam proyek itu sendiri. Legislasi dan berbagai proses yang bersifat peraturan ditujukan untuk meminimalkan dampak negatif dimasukkan dalam kajian lingkungan dan penilaian prosedur, dalam hal ini ditempatkan pada lingkup “Kelembagaan.”

Menempatkan perencanaan penggunaan lahan yang komprehensif dengan pertimbangan minimalisasi dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan.

Melaksanakan perlindungan hutan dengan sasaran tidak terjadinya lagi pengurangan lahan hutan, dari kondisi saat ini.

Memprioritaskan peningkatan daerah tangkapan air melalui penghijauan dan penerapan pemanfaatan lahan serta praktek pertanian secara tepat yang meminimumkan erosi.

Menjaga dan apabila mungkin meningkatkan keanekaragaman hayati tanpa degradasi lebih lanjut.

Meminimalkan tingkat polusi rumah tangga, industri dan pertanian yang dibuang ke badan sungai.

Menjediakan kecukupan air untuk keperluan pemeliharaan ekologi (mis: penggelontoran), menjaga intrusi air laut, akumulasi sedimentasi dan polusi disekitar pantai, melakukan proteksi perikanan sungai dan pantai.

Pengelolaan Bencana Kegiatan yang termasuk dalam Pengelolaan Bencana seperti banjir dan aliran lumpur. Kegitan terkait dengan pengelolaan bencana adalah: Perencanaan dan pembangunan bangunan pengendali banjir dan

aliran lumpur, seperti tanggul , waduk pengendali banjir dan lain-lain. Pengembangan dan pelaksanaan rencana kesiapan menghadapi

bencana. Pengembangan dan pelaksanaan rencana pengelolaan kekeringan.

Mencapai rencana kesiapan menghadapi bencana banjir dan aliran lumpur yang effektif.

Mencapai prasarana yang tepat untuk meminimalkan dampak phisik dari kejadian banjir dan aliran lumpur..

Mencapai rencana pengelolaan kekeringan yang efektif apabila ketersediaan air musiman berada pada level dibawah rencana.

Page 8: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Definisi

6

AREA KUNCI DEFINISI TUJUAN

Pemberdayaan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat secara keseluruhan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan , pemantauan dan evaluasi kegiatan IWRM sangat penting. Bahkan dapat dikatakan sebagai pondasi dari area kunci, karena area ini mendukung tegaknya kelima “pilar” area kunci sebagaimana dijelaskan terdahulu. Sangat terasa sekali pendapat para stakeholders, bahwa penguatan partisipasi masyarakat seharusnya menjadi tema penting dalam ICWRMIP. Dalam konteks ini pemberdayaan masyarakat meliputi: Edukasi dan peningkatan kesadaran (capacity building) dari

masyarakat , dan perorangan dalam berbagai isyu pengelolaan air. Aktivitas yang ditujukan pada penyediaan informasi mengenai

pengelolaan sumber daya air dan aktivitas terkait lainnya bagi semua yang memerlukan.

Pelaksanaan terukur guna memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan air.

Mengembangkan berbagai program mandiri berbasis masyarakat dan proyek khususpenyediaan perbaikan setempat dalam air minum, lingkungan, kualitas air, dsb.

Mencapai kesadaran tinggi bagi masyarakat setempat dalam masalah konservasi, pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam (termasuk hak dan tanggung jawab mereka) di WS.

Masyarakat setempat memperoleh kesempatan dan ruang untuk berpartisipasi nyata dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air dalam WS.

Menciptakan kondisi baik (kelembagaan , keuangan dan kapasitas) masyarakat setempat untuk terlibat dalam penyediaan air minum dan layanan sanitasi, pengelolaan daerah tangkapan air (watershed) dan pengelolaan limbah.

Data dan Informasi Area ini termasuk sebagai area kunci “Pondasi,” sebab data memiliki sangat fundamental bagi semua aspek untuk proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, termasuk:

Pengumpulan data, meliputi: kuantitas & kualitas air permukaan dan air bawah tanah, data sumber daya alam lainnya misal: tanah, geologi, penutupan lahan, ekosistem, dsb.; data ekonomi-sosial seperti kependudukan, kemiskinan, pemanfaatan lahan dsb.

Pengelolaan dan pengarsipan data dari berbagai sumber, termasuk komputerisasi, validasi dsb.

Berbagi & diseminasi data antar lembaga pemerintah, lembaga penelitian, dsb. Penyediaan akses data bagi masyarakat umum.

Penelitian guna meningkatkan pengetahuan dalam bidang tertentu, misalnya: proses daerah tangkapan air, demographi, dsb. serta pengembangan teknologi baru dalam konservasi air dan perlindungan lingkungan.

Pengembangan dan penerapan kelengkapan pengambilan keputusan (decission support tools), termasuk sistem GIS, model hidrologi dan hidraulik serta kelengkapan analisis lainnya.

Tersedianya data base lengkap tentang tanah dan sumber daya air dan dalam format yang memberikan kemudahan bagi semua pihak untuk mengakses, dalam rangka memfasilitasi kesinambungan pengelolaan sumber daya air dalam WS.

Menerapkan methode partisipasi masyarakat dalam pengumpulan dan verifikasi data (bila memungkinkan).

Tersedianya pola pengelolaan effektif dengan cara “custodianship” atas data set mengenai air dan daerah tangkapan air yang berbeda .

Tersedianya peng data bersama yang effektif antara berbagai lembaga didalam WS dan dengan lembaga pusat.

Tersedianya pengembangan dan dapat dioperasikannya model-model dan kelengkapan pengambilan keputusan (decission support tools) yang tepat, dalam pengelolaan sumber daya air.

Tersedfianya program penelitian untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai proses dan berbagai skenario terkait dengan air.

Page 9: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Definisi

7

AREA KUNCI DEFINISI TUJUAN

Pengelolaan Program Kegiatan pengelolaan program menjadikan suatu area kunci yang khusus. Suatu mekanisme untuk memastikan bahwa rekomendasi yang telah disetujui dari Tim Pengarah Nasional Pembangunan Sumber Daya Air dilksanakan didalam sub-komponen yang diperlukan, disertai dengan mekanisme pemantauan dan pelaporan yang memungkinkan Pemerintah Indonesia dan ADB memastikan bahwa dana dibelanjakan sesuai dengan rencana tepat waktu. Ditambahkan pertukaran informasi antar sub-komponen proyek-proyek akan memperbaiki kinerja keseluruhan, dan meminimalkan usaha yang sia-sia disebabkan tumpang tindih.

Tercapainya hubungan yang efektif antar ”stakeholder” program dan tim yang melaksanakan sub-komponen proyek, sehingga manfaat sejalan dengan kebutuhan.

Tercapainya Koordinasi yang efektif antar semua sub komponen untuk mempromosikan kerjasama dan pertukaran informasi , memperbaiki kinerja keseluruhan dan meminimalkan usaha yang sia-sia disebabkan oleh tumpang tindih.

Tercapainya pemantauan dan pelaporan yang akurat dan tepat waktu dari program dan kinerja investasi. Pemantauan dan evaluasi akan dimasukan, didalam pembentukan dan pengelolaan sistim pengelolaan kinerja ”roadmap” (RPMS) dan sistim pengelolaan kinerja program investasi (IPPMS).

Page 10: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

8

PROYEK AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER

INFORMASI ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

Kelembagaan & Perencanaan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM)

1.1 Pengelolaan Roadmap • Koordinasi antar Komponen Proyek (perencanaan, kebijakan koordinasi , pengesahan AWP terpadu, rancangan pembangunan jangka menengah);

• Kajian, dialog dan persiapan untuk pelaksanaan tranche-tranche lanjutan • Mendukung RCMU dan operasional sekretariat Tim Pengarah Nasional

Pembangunan SDA; • Pengelolaan alokasi pendanaan; • Identifikasi kebutuhan dan koordinasi untuk pelaksanaan kajian-kajian kecil

(hingga total $450.000) guna perbaikan pengetahuan tentang isu-isu masalah air di Wiayah Sungai Citarum / WSC (3 hingga 6 kajian);

• Pemantauan dan Pelaporan kinerja pelaksanaan Roadmap; • Bantuan Peningkatan kemampuan (Capacity Building) untuk pengelolaan

Roadmap; • Koordinasi dan penyelarasan rencana antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

LSM, masyarakat dan sektor swasta tentang prakarsa IWRM; • Pengembangan Sistim Informasi dan Data Roadmap serta pengelolaannya; • Identifikasi dan pengembangan peluang investasi sektor swasta; • Rancangan Media Komunikasi Roadmap, sosialisasi informasi dan

pelaksanaannya

PPTA Tahap 4 2.93

1.2 Penguatan kelembagaan roadmap

• Kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki koordinasi dan komunikasi antar “stakeholders” pengelolaan SDA terpadu di WS Citarum .

• Penguatan RCMU (Roadmap coordination and management Unit) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam penyusunan perencanaan dan program Pengelolaan SDA Terpadu.

• Pembentukan sistem data dan informasi yang efektif untuk mendukung perencanaan dan program pengelolaan sumber daya air terpadu;

• Capacit building untuk perbaikan perencanaan dan program pengelolaan sumber daya air terpadu di tingkat nasional dan daerah ;

• Pengembangan perbaikan pembiayaan dan perencanaaan fiscal yang lebih efektif untuk pengelolaan sumber daya air terpadu di wilayah sungai di Indonesia;

• Capacity building untuk perbaikan kemampuan dan keahlian staff RCMU.

PPTA Tahap 4 1.31

Page 11: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

9

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

1.3 Penguatan kelembagaan untuk pengelolaan sumber daya air terpadu di enam wilayah sungai 6 Ci(

• Kegiatan untuk memperbaiki kemampuan teknis : (i). Komunikasi real time dan sistem peringatan bencana banjir, (ii) sistem pengelolaan data dan informasi, (iii) Pemantauan kulitas dan kuatitas aliran dan pengaturan alokasi air yang efisien;

• Dukungan untuk Dewan Sumber Daya Air dan mendukung kegiatan operasional dan capacity building untuk badan pengelola sumber daya air;

• Mendukung kegiatan yang sedang dilaksanakan dimana sedikit atau tidak membutuhkan capacity building : (i) rencana strategis, (ii) pemantauan dan evaluasi kinerja, (iii) pengembangan rencana strategis WS pola da rencana , (iv) Operional dan pemeliharaan prasarana air;

• Pengelolaan organisasi internal balai besar : (i) kepemimpinan dan tim kerja; (ii) pengelolaan sumber daya manusia, (iii) perencanaan dan pengelolaan keuangan;

• Pengembangan metadatabase berbasis internet untuk air, lahan, data yang terkait di wilayah sungai Citarum;

• Desain dan pelaksanaan alat/kelengkapan pengambilan keputusan untuk digunakan badan atau lembaga terkait dalam perencanaan;

• Pengembangan system pelaporan tahunan status wilayah sungai .

PPTA Tahap 4 3.06

1.4

Perencanaan tata ruang untuk wilayah sungai 6 Ci

• Persiapan rencana regional yang konsisten yang merefleksikan rencana local yang ada;

• Persiapan pembaharuan peta tata guna lahan untuk wilayah proyek dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh;

• Persiapan untuk Java Spatial model (JSM) untuk proyeksi kependudukan dan penggunaan lahan di 6 Ci; ;

• Perkiraan kebutuhan tata-ruang untuk sektor air dan sektor lain yang terkait dengan pemukiman, industri, pertanian, dan lingkungan;

• Pengembangan strategi dan skenario tata ruang ; mengkaji proyeksi-proyeksi , optimasi pemanfaatan ruang ;

• Kuatifikasi air terkait dengan zonasi penggunaan lahan di wilayah sungai; • Penilaian strategis dampak air terkait zonasi sektor-sekor lain; • Koordinasi dan keterpaduan sejumlah badan pelaksanaan dengan bidang

semua sub komponen proyek Program Investasi.

PPTA Tahap 4 1.22

Page 12: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

10

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

1.5 Pengembangan kebijakan tarif air yang sesuai, alokasi air dan partisipasi stakeholder yang seimbang

• Mengkaji kebijakan tariff air saat ini dan pengembangkan struktur tariff baru yang merefleksikan biaya penyaluran lebih baik dan menyedikan insentif penggunaan air yang rasional.

• Mengkaji instrument kebijakan alokasi air antar pengguna saat ini (lintas sector dan hulu/hilir)

• Mengkaji kebijakan saat ini mengenai partisipasi stakeholder dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air dan pengembangan kebijakan baru dan mekanisme untuk suatu pendekatan keseimbangan (untuk semua stakeholder, lembaga pemerintah, LSM dan masyarakat keseluruhan).

PPTA Phase 3 1.5

1.6 Pengembangan suatu Rencana Pengelolaan Terpadu WS Citarum yang lebih baik

• Mengkaji Rencana pengembangan dan pengelolaan sumber daya air di WS Citarum yang ada.

• Bersama dengan stakeholder, mengembangkan Rencana strategis Wilayah Sungai yang akan memfasilitasi peningkatan dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air.

• Mengembangkan dan menerapkan suatu mekanisme monitoring pelaksanaan Rencana WS oleh lintas lembaga yang bertanggung jawab, dan melaporkan progress kepada pemerintah untuk tindakan koreksi apabila diperlukan. .

PPTA Tahap 3 2.1

1.7 Peningkatan kapasitas organisasi dalam penilaian lingkungan

• Menetapkan suatu pendekatan AMDAL terprogam untuk WS; memberikan pelatihan dan bimbingan pada perencana proyek dan stakeholder berkaitan dengan penilaian dampak proyek, pengkajian dan monitoring sejalan dengan Laporan Penilaian Lingkungan (EARP)

• Peningkatan kapasitas untuk para manager dan staf teknik yang bertanggung jawab pada pelaksanaan pendekatan AMDAL

PPTA Tahap 3 0.4

Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air

2.1 Rehabilitasi Saluran Tarum Barat (WTC) untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air.

• Perecanaan Teknis Detail • Pengangkatan dan pembuangan sedimen pada dasar sungai , penguatan

tanggul • Pemisahan aliran sungai Cikarang dan Bekasi dengansaluran induk dengan

membangun siphon. • Peningkatan kemampuan PJT II untuk pengelolaan dan operasi saluran Tarum

Barat yang lebih baik. • Pelaksanaan dari opsi penyediaan air minum dan sanitasi sanitasi hasil proses

pemilihan prakarsa stakeholder untuk masyarakat sepanjang Saluran Tarum Barat

PPTA Tahap 1 45.13

2.2 Perbaikan pengelolaan lahan dan air

• Mempercepat penerapan SRI (SystemRice Intensification) didaerah proyek. • Sekitar 3,000 ha sawah di tiga kabupaten akan meningkatkan praktek

pengelolaan air menuju kepada peningkatan hasil dan pengurangan penggunaan air.

PPTA Tahap 3 6.41

Page 13: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

11

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

2.3 Dukungan bagi prakrasa masyarakat dan LSM dalam perbaikan air minum dan sanitasi

• Menguatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan, mendukung pembiayaan, membangun, mengoperasikan dan memelihara fasilitas air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

• Mengembangkan sanitasi dan fasilitasnya dengan menyediakan suatu subsidi untuk membangun jamban bagi 10% rumahtangga termiskin

• Mengembangkan suatu sistim drainasi sederhana, lantai cuci, tempat sabun, fasilitas tempat memukul dan pencucian.

• Dampak lingkup kesehatan dari investasi proyek dalam penyediaan air minum dan sanitasi maksimal dan kejadian penyakit akibat air dan yang terkait air berkurang melalui perbaikan perilaku hidup sehat

PPTA Tahap 3 5.41

2.4 Peningkatan sumber air Bandung dan pemanfaatan lain melalui transfer antar WS (inter-basin).

• Pembangunan Bendung di Cibutarua • Pembangunan waduk Santosa di sungai Cilaki. • Pembangunan terowongan pembawa air sepanjang 4,5 km • Pembangunan waduk dibagian hulu Bendung Tamiang Cangkir, diperlukan

penggantian untuk irigasi di sebelah hilir Bendung Cibutarua. • Mengembangkan suatu perjanjian antar Kabupaten tentang alokasi biaya dan

pengaturan pendanaan untuk pengaliran air .

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #11

190

2.5 Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Cipunegara Hulu)

• Pembangunan bendungan dan waduk di sungai Cibeber. • Rehabilitasi sistem pembagian air irigasi yang ada . • Pembangunan bendung pembagi air di sungai Cipunegara dan terowongan

untuk mengalirkan air dari suatu titik di sebelah hulu waduk guna meningkatkan aliran air agar memungkinkan luas areal irigasi ditingkatkan .

• Kemungkinan pembangunan Mini Hidropower sebagai bagian dari system pengaliran air

• Penguatan kelembagaan untuk Pengelolaan Irigasi Partisipatif para petani. • Mengembangkan rencana-rencana untuk meningkatkan pengelolaan daerah

tangkapan air dibagian hulu dari waduk.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #9

60

2.6 Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Cipancuh).

• Rehabilitasi Bedungan Cipancuh berikut bangunan-bangunan pelengkap, termasuk tambahan pintu-pintu gerak pada puncak pelimpah, dan meninggikan tubuh bendungan untuk meningkatkan tinggi jagaan banjir.

• Penguatan kelembagaan untuk Partisipasi Pengelolaan Irigasi para petani. • Mengembangkan rencana meningkatkan pengelolaan daerah tangkapan air di

bagian hulu dari waduk.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #10

65.7

Page 14: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

12

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

2.7 Meningkatkan sumber air untuk irigasi (Ciherang)

• Pembangunan Bendungan Telagaherang berikut bangunan-bangunan pelengkap.

• Rehabilitasi sistem pembagian air irigasi yang ada. • Penguatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi para petani • Penyiapan rencana-rencana untuk meningkatkan pengelolaan daerah

tangkapan air di bagian hulu waduk.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #11

56.4

2.8 Perbaikan irigasi Cisangkuy • Meningkatkan (lebih efisien) operasi waduk-waduk di Cisangkuy • Meningkatkan pola tanam didaerah Cisangkuy untuk penghematan air.

Rencana Induk 1997

65.5

2.9 Peninggian Bendungan Cirata • Melaksanakan Feasibility Study • Pelaksanaan perencanaan teknis terinci • Membangun/meningkatkan bendungan berikut bangunan-bangunan terkait

Rencana Induk 1997

20.1

2.10 Invstigasi opsi-opsi penyediaan sumber air baku untuk wilayah perkotaan Bandung

• Membangun proses seleksi oleh pemangku kepentingan untuk opsi-opsi meningkatkan ketersediaan penyediaan air baku ke Bandung dalam rangka memenuhi kebutuhan air Permukiman, Perkotaan dan Industri sampai tahun 2025.

• Pelaksanaan pengukuran secara cepat dan studi-studi kelayakan (kaji ulang dan pemutakhiran studi-studi kelayaan sebelumnya) agar dapat menyusun daftar pendek dari opsi-opsi potensi yang paling memenuhi.

• Penyiapan studi-studi kelayakan terinci (termasuk biaya , analisa dampak lingkungan, dan rencana aksi pemindahan permukiman, dll) menuju kepada penyiapan laporan-laporan pengkajian subproyek.

PPTA Tahap 3 1.2

2.11 Pelaksanaan Alternatif penyediaan sumber air baku untuk perkotaan Bandung

• Disain teknis terinci untuk opsi-opsi terpilih . • Penyiapan dokumen-dokumen tender; penunjukan kontrak. • Konstruksi dan pengawasan.

PPTA Tahap 3

2.12 Pengembangan air permukaan di daerah tangkapan air hulu sungai Cikapundung.

• Mengkaji studi-studi sebelumnya untuk membangun lima waduk pada daerah tangkapan dihulu sungai Cikapundung dalam rangka meningkatkan ketersediaan air permukaan untuk Bandung dan daerah sekitarnya

• Malaksanakan studi kelayakan opsi terpilih . • Melaksanakan rencana teknis terinci. • Membangun bendungan dan bangunan-bangunan terkait.

Rencana Induk 1997

34.7

2.13 Pembangunan waduk Sukawana di sungai Cimahi.

• Mengkaji ulang penelitian-penelitian untuk pembangunan Waduk Sukawana di sungai Cimahi.

• Melaksanakan studi kelayakan. • Melaksanakan perencanaan teknis terinci. • Pembangunan bendungan dan bangunan-bangunan terkait.

Rencana Induk 1997

7.2

Page 15: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

13

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

2.14 Penelitian alternatif penyediaan air baku untuk Bekasi dan Karawang

• Membangun proses seleksi oleh pemilik kepentinganuntuk meningkatkan ketersediaan pasokan air baku ke Bekasi dan Karawang guna mencukupi kebutuhan air bagi permukiman, perkotaan, dan industri sampai tahun 2025.

• Melaksanakan studi secara cepat dan pra studi kelayakan (kaji ulang dan pemutakhiran setiap studi kelayakan sebelumnya) agar dapat menyusun daftar pendek opsi-opsi potensi yang paling memenuhi.

• Penyiapan studi kelayakan yang terinci (termasuk biaya, analisa dampak lingkungan, rencana induk pemindahan penduduk, dll ) menuju kepada penyiapan laporan-laporan penilaian subproyek.

PPTA Tahap 3 1

2.15 Implementasi pilihan penyediaan air baku untuk Bekasi dan Karawang

• Disain teknis terinci untuk opsi-opsi terpilih. • Penyiapan dokumen-dokumen tender; penunjukan kontrak. • Konstruksi dan pengawasan.

PPTA Tahap 3 49

2.16 Pengembangan suatu rencana aksi pengelolaan air bawah tanah yang berkesinambungan di WS Citarum

• Kaji ulang dan dokumentasi informasi yang ada tentang situasi air tanah di Satuan Wilayah Sungai, termasuk ketersediaan dan penggunaan saat ini.

• Kaji ulang studi-studi opsi-opsi pengelolaan air tanah sebelumnya. • Dalam hubungannya dengan studi beberapa opsi penyediaan air baku,

penyiapan suatu rencana aksi untuk pengelolaan air tanah yang efektif dan berkelanjutan.

• Kaji ulang perangkat peraturan perundang-undangan pengelolaan air tanah dan rekomendasi perbaikan-perbaikan , meliputi mekanisme untuk pemenuhan pengelolaan (penegakan peraturan)

Rencana Induk 1997 (dimodifikasi dengan PPTA Tahap 3)

0.6

2.17 Implementasi dari rencana aksi pengelolaan air bawah tanah WS Citarum secara berkesinambungan

(Tergantung pada manfaat dari rencana aksi studi pengembangan- biaya hanya sebagai indikasi)

PPTA Tahap 3 5.0

2.18 Meningkatkan pelaksanaan regulasi pengelolaan air bawah tanah berkesinambungan di Bandung

• Kaji ulang s kerangka kerja peraturan yang ada pengelolaan air tanah di daerah Bandung.

• Evaluasi pelaksanaan peraturan yang ada dan identifikasi kekurangannya • Pengembangan strategi dan rencana aksi untuk meningkatkan efectivitas

peraturan penggunaan air tanah, meliputi rekomendasi untuk perubahan kerangka kerja peraturan yang ada

• Pengembangan mekanisme pemantauan dan evaluasi • Capacity building untuk lembaaga-lembaga yang terlibat dalam pengelolaan air

tanah.

PPTA Tahap 3 0.6

Page 16: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

14

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

2.19 Peningkatan penyediaan air baku untuk Bandung

• Tersedianya bangunan pengambilan baru dan fasilitas penyaluran untuk ratikulasi air minum.

• Mengkaji kebijakan tarif air yang sedang berlaku dan mengembangkan struktur tarif baru yang mencerminkan biaya penyaluran yang lebih baik dan menyediakan insentif untuk pemafaatan air yang lebih rasional di daerah Bandung.

PPTA Tahap 3 32.8

2.20 “Proyek ” Saluran 2 Tarum Barat. • Kaji ulang penelitian-penelitian sebelumnya pada opsi-opsi untuk pemipaan air dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta

• Studi kelayakan untuk opsi terpilih • Perencanaan teknis terinci • Pembangunan

Rencana Induk 1997

860

2.21 Modernisasi irigasi Saluran Tarum Barat (WTC).

• Rehabilitasi jaringan saluran (saluran sekunder, tertier) dan prasarana pengatur air.

• Pemasangan perlengkapan alat ukur bangunan pengambilan. • Perkuatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi para petani

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #4

50.9

2.22 Peningkatan sistem pelayanan dan modernisasi irigasi Saluran Tarum Timur (ETC).

• Rehabilitasi Saluran Tarum Timur, meliputi penggalian dan pembuangan endapan-endapan, dan perbaikan serta perkuatan tanggul-tanggul.

• Rehabilitasi saluran-saluran sekunder dan tertier serta bangunan pengatur air. • Pemasangan perlengkapan alat ukur bangunan pengambilan. • Perkuatan kelembagaan untuk partisipasi pengelolaan irigasi para petani.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyeck #2 and #5

126.2

2.23 Peningkatan sistem pelayanan dan modernisasi irigasi dari Saluran Tarum Utara (NTC).

• Rehabilitasi Saluran Tarum Utara, meliputi penggalian dan pembuangan endapan-endapan, perbaikan serta perkuatan tanggul-tanggul.

• Rehabilitasi saluran-saluran sekunder dan tertier serta bangunan pengatur air. • Pemasangan perlengkapan alat ukur bangunan pengambilan. • Perkuatan kelembagaan guna partisipasi pengelolaan irigasi para petani.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyeck #3 dan #6

95.1

2.24 Pengembangan strategi dan opsi pengelolaan permintaan dan konservasi air guna memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.

• Pengembangan dan penerapan strategi-strategi dan aksi-aksi peningkatan kesadaran dalam perlindungan air yang muncul antara masyarakat dan kalangan industri.

• Pengembangan dan penerapan strategi-strategi dan aksi-aksi daur ulang air industri (meliputi pengaturan dan upaya-upaya teknologi) dan bantuan pada industri-industri untuk menerapkan teknologi daur ulang.

• Pengembangan dan penerapan strategi-strategi dan aksi-aksi untuk meminimalkan kehilangan-kehilangan dari sistem reticulasi air.

• Kaji ulang kebijakan tarif air saat ini dan mengembangkan struktur pebiayaan yang lebih baik mencerminkan biaya penyaluran dan memberikan rangsangan untuk penggunaan air yang rasional

PPTA Tahap 3 0.5

Page 17: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

15

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

2.25 Pengembangan peningkatan pengelolaan aset dan prosedur O&P untuk prasarana hidrolik

• Pengembangan suatu sistim registrasi dan pemantauan asset prasarana hidrolis untuk prioritasi kegiatan pemeliharaan.

• Pengenalan rencana operasi yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan untuk penyaluran air baku untuk irigasi, permukiman, perkotaan, dan industri

PPTA Tahap 3 1

2.26 Tenaga listrik air Rajamandala (Citarum disebelah hilir waduk Saguling )

• Kaji ulang penelitian-penelitian sebelumnya terhadap pilihan-pilihan untuk pembangkitan tenaga listrik

• Studi kelayakan untuk pilihan yang disetujui • Perencanaan teknis terinci dan pembangunan

Rencana Induk 1997

164.3

2.27 Pembangkit Listrik Aliran Sungai di Curug

• Mereview penelitian terdahulu mengenai pembangunan tenaga listrik. • Feasibility study dari opsi pilihan. • Perencanaan teknis detil . • Pembangunan.

Rencana Induk 1997

6

Pemanfaatan Air Secara Bersama

3.1 Pengembangan strategi dan kunci kebijakan untuk pengelolaan sumber daya air

• Pengembangan kebijakan untuk penetapan tariff air yang sesuai, pemanfaatan air bersama, keseimbangan partisipasi stakeholder;

• Pengembangan strategi dan pilihan untuk pengelolaan kebutuhan air untuk rumah tangga dan industri dan konservasi;

• Pengembangan sistem penggunaan dan perizinan air ; • Kajian ulang tentang kebijakan alokasi air dan optimasi pengoperasian

prasarana pengatur air di sub-wilayah sungai kunci dan untuk sistim pengoperasian sungai dan waduk di wilayah sungai .

PPTA Tahap 3 1.08

3.2 Kaji ulang prioritas alokasi dan optimalisasi peraturan operasi untuk sub-sub basin kunci , meliputi sistem operasi sungai/waduk secara keseluruhan

• Kaji ulang efektifitas pengaturan pembagian air (termasuk air yang di export ke Jakarta),

• Pengembangan kebijakan yang telah di mutakhirkan untuk pemakaian air bersama diantara para pemanfaat air di wilayah sungai, termasuk Jakarta, termasuk mekanisme pemecahan konflik/perselisihan yang efektif.

• Penentuan keperluan aliran lingkungan untuk mempertahankann kualitas air, demikian pula untuk pembilasan sedimen dan mengurangi salinitas di bagian hilir.

• Pengembangan aturan-aturan pengoperasian untuk sub-wilayah sungai kunci yang telah dimutakhirkan dan tepat, termasuk sistem pengoperasian sungai/waduk secara keseluruhan.

• Kaji ulang atas prioritas pengalokasian dan prosedur yang jelas untuk pemanfaatan air bersama dalam masa kekeringan.

PPTA Tahap 3 0.9

Page 18: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

16

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

Perlindungan Lingkungan

4.1 Pengembangan dan Pelaksanaan Strategi Perbaikan Kualitas Sungai di wilayah sungai dan Rencana Aksi

• Menyiapkan pilihan-pilihan strategi perbaikan kualitas sungai meliputi teknis, kelembagaan, dan aspek pengaturan-perundangan dan memfokuskan pada semua upaya-upaya memberikan insentif dan penegakan pengaturan , menarik pelajaran dari program yang ada Meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan dan kemungkinan pemecahan pada tingkat politisi , kalangan industri serta masyarakat dan membangkitkan kesepakatan antar Kabupaten guna pelaksanaan strategi ini.

• Berdasarkan pada rencana aksi yang telah disepakati , melaksanakan investasi, perkuatan kelembagaan dan pemenuhan komponen-komponen.

PPTA Tahap 3 4.64

4.2 Pelestarian biodiversity dan lahan

Menggunakan suatu pendekatan kerjasama yang baik Model desa konservasi terpilih melaksanakan: • Menyiapkan tujuh rencana aksi konservasi dengan stakeholder untuk tujuh

kawasan lindung; • Identifikasi flora dan fauna penting pada habitat kunci di tujuh kawasan lindung; • Pola penggunaan sumber daya di tujuh kawasan lindung dilaporkan; • Membuat suatu Rencana tata ruang konservasi biodiversity strategis di wilayah

sungai Citarum; • Pendduduk di 148 desa pemodelan konservasi mengembangkan rencana

aksinya masing-masing dan dilibatkan dalam kegiatan konservasi pada kawasan konservasi strategis;

• Penyiapan suatu database konservasi keanekaragaman hayati untuk wilayah sungai Citarum;

• Mengidetifikasi kebutuhan restorasi habitat untuk mengoptimalkan fungsi ekologis zona riparian wilayah sungai Citarum .

PPTA Tahap 3 4.2

4.3 program pendidikan masyarakat pengelolaan daerah tangkapan air untuk wilayah sungai Citarum

• Pendidikan pengelolaan daerah tangkapan air untuk masyarakat disampaikan melalui jaringan model desa konservasi dan pesantren.

• Menugaskan suatu LSM untuk merancang kursus pelatihan pengelolaan daerah tangkapan air dan sumber bahan-bahan.

• LSM ini memberikan pengenalan kepada sekelompok pemuka desa konservasi dan membekali mereka dengan materi program pendidikan dan pelatihan.

• Pemuka-pemuka desa konservasi memberikan materi pendidikan kepada penduduk desa.

• LSM menyampaikan bahan materi pengelolaan daerah tangkapan air langsung kepada pesantren.

• Program pendidikan model desa konservasi, rencana tata ruang dan rencana aksi digabungkan untuk mengenal pentingnya kawasan lindung yang ada dan unsur-unsur konservasi Wilayah sungai Citarum lainya.

PPTA Tahap 3 0.4

Page 19: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

17

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

4.4 Penghutanan kembali yang produktif(1) : Rencana tata ruang untuk penghutanan kembali

• Kaji ulang semua Undang-Undang yang ada berkaitan pada perlindungan hutan daerah tangkapan di bagian hulu, terutama pada kemiringan yang terjal lebih dari 42 derajad, dan mengevaluasi tepat tidaknya ketentuan untuk memberikan perlindungan

• Kaji ulang mozaik rencana tata ruang yang ada di Wilayah Sungai Citarum, mengevaluasi pada tingkat mana (mozaik) harmonis , dan merekomendasikan suatu proses untuk integrasi yang lebih besar dari rencana-rencana ini pada semua strata.

• Membentuk suatu grup kecil (GIS/spesialis penginderaan jarak jauh, ahli tataruang dan ekologi bentang darat) di Dewan SDA wilayah sungai Citarum bekerja sama dan dengan pemerintah daerah, BP Daerah Aliran Sungai , BPLHD dan Bappeda membuat fungsi tata ruang terpadu.

• Memetakan secara akurat lahan Perhutani, lahan terdegradasi, jalan, sungai dan batas daerah aliran sungai cadangan dan kawasan lindung.

• Memetakan mata air utama daerah tangkapan , ini membutuhkan pengukuran hidrologi dari mata air yang penting.

• Kaitkan hal-hal tersebut diatas untuk keterpaduan fungsi ekologi. • Dapatkan dukungan berbagai pemilik kepentingan untuk tata ruang

penghutanan kembali dengan perantara Dewan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Citarum, demikian pula mengijinkan untuk penelitian umum secara luas .

• Mengidentifikasi kawasan prioritas untuk di rehabilitasi dengan penghutanan kembali.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #7 (Dilanjutkan pada Tahap 3)

1.6

4.5 Pelaksanaan Penghutanan kembali yang produktif (2)

• Kaji ulang dan laporkan pada metoda penghutanan kembali yang memadai pada profil topografi yang berbeda dalam daerah yang direncanakan untuk penghutanan kembali guna mencapai serbaguna. Yaitu: mengkonsolidasikan profil tanah, menyediakan suatu struktur dan taman (non struktur) yang kaya akan tumbuhan untuk mendukung nilai-nilai aneka ragan hayati; yang paling penting: menyediakan tanaman-tanaman yang lestari untuk meningkatkan mata pencaharian para penghuni desa.

• Memperkuat kelembagaan untuk koordinasi antar pemerintah daerah dan organisasi pengelola wilayah sungai guna pengelolaan daerah tangkapan .

• Mengembangkan pengendalian tata guna lahan serara efektif dengan insentif-insentif.

• Melaksanaan pengelolaan yang memenuhi syarat secara berdaya guna (enforcement) .

• Membentuk suatu sistem kredit pertanian . • Pelatihan dan pengembangan masyarakat. .

PPTA Tahap 3 0.9

Page 20: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

18

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

4.6 Peningkatan pengaturan masa pemanfaatan pada lahan perdesaan bersama Perum Perhutani

• Perantara kontrak kesepakatan kerja sama antara penduduk desa dan Perum Perhutani mengadakan masa pemanfaatan jangka panjang (> 30 tahun), dengan mandat menanam pohon campuran yang akan menangulangi erosi, selain menyediakan petani dengan suatu tanaman keras

• Memberikan saran kepada para penduduk desa cara-cara penghutanan kembali yang paling memadai. Broker memprioritaskan bagi pemukim desa hutan diberikan prioritas untuk penyewaan

PPTA Tahap 3 0.2

4.7 Alternatif mata pencaharian bagi pemukim desa hutan pegunungan/ditanah tinggi yang dipindahkan

• Melaksanakan penelitian lapangan untuk para pemukin ditanah tinggiI/pegunungan (38.000 keluarga) yang dipindahkan dalam program “Larangan tumpangsari di kemiringan > 42 derajad, 20Mei 2003” untuk memastikan alternatif mata pencaharian yang sesuai dan berkelanjutan . Perantara memerikan Preferensi untuk grup para pemukim desa ini bagi lahan Perum Perhutani dan memfasilitasi mata pencaharian yang lebih disukai pada tanah yang disewa ini.

PPTA Tahap 3 1.2

4.8 Pengelolaan kawasan lindung di Wilayah Sungai Citarum

• . Pengembangkan rencana aksi pengelolaan konservasi kawasan lindung yang dipilih melalui forum pemilik kepentingan yang difokuskan pada sasaran-sasaran konservasi yang dipilih sebagi berikut :

o Melaksanakan penggalian informasi o Membentuk kelompok pemilik kepentingan o Mengembangkan rencan aksi (sasaran, tantangan, penyelesaian

secara praktis) o Menyiapkan rencana pengelolaan yang dapat disesuaikan.

• Melaksanakan penelitian sumberdaya hayati secara cepat untuk tiga kelompok sistem klasifikasi khusus dipilih dengan proses rencana aksi

• Melaksanakan pemetaan habitat di setiap lima kelompok dari kawasan lindung • Melaksanakan penelitian pemanfaatan sumber daya perdesaan dari desa-desa

yang berdekatan dengan kawasan lindung ini. • Membentuk kelompok konservasi perdesaan khusus pada kawasan lindung

terpilih dan melibatkan kelompok ini dalam pengelolaan bersama kawasan lindung ini.

PPTA Tahap 3 4.2

4.9 Alternatif mekanisme pembiayaan untuk aktivitas pengelolaan daerah pengaliran sungai oleh masyarakat secara berkelanjutan di wilayah sungai Citarum.

• Kaji ulang pembayaran untuk pelayanan lingkungan yang dilaksanakan di Indonesia.

• Mengembangkan suatu rencana aksi untuk pelaksanaan pembayaran pelayanan lingkungan di wilayah sungai Citarum dan modifikasi rencana itu sebagai kelanjutan kaji ulang oleh pemeilik kepentingan.

• Kaji ulang pilihan untuk fasilitas “micro-credit” untuk pemukim desa di Wilayah Sungai Citarum, meliputi “trust-fund” atau dana bergulir lainya .

PPTA Tahap 3 0.2

Page 21: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

19

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

4.10 Pengelolaan zona tepian sungai untuk mengurangi beban sedimen di sungai-sungai.

• Menentukan tumbuhan bunga dan bangunan yang paling efektif dalam mengurangi sedimentasi aliran.

• Menentukan lebar dari zona yang diperlukan untuk meminimalkan beban sedimen.

• Mengenali bagian sungai yang kritis yang memberikan andil beban sedimen yang tinggi pada sungai.

• Mengenali praktek pemanfaatan lahan oleh para petani setempat yang memperburuk erosi tebing dan sedimentasi (sebagai contoh, mengembalakan ternak sepanjang tepi sungai).

• Mengembangkan rencana aksi untuk meningkatkan pengelolaan tebing/tepian sungai di percontohan bagian-bagian sungai (kritis).

• Melaksanakan percontohan penanaman tumbuh-tumbuhan dan meningkatkan praktek pengelolaan lahan berdasarkan rencana aksi yang dikembangkan.

• Kaji ulang hasil dari percontohan. • Melaksanakan pengelolaan yang telah ditingkatkan di zona tepian sungai yang

kritis di seluruh wilayah sungai.

PPTA Tahap 3 1

4.11 Pengelolaan erosi terpadu untuk sungai Bekasi hulu, sungai Citarum hulu, dan sungai Cipunagara hulu

• Pengembangan dan pelaksanaan pengendalian tata guna lahan yang efektif di kawasan lereng terjal dan sistim insentif untuk para petani untuk menerapkan usaha pertanian berkelanjutan

• Pekerjaan pengendali erosi dan longsor dikawasan kritis, termasuk pekerjaan konstruksi lereng (penanaman, terasering, penanaman rumput, saluran pembuang, diding penahan dan lain-lain.

4.12 Pengembangan dan (awal) pelaksanaan rencana monitoring pencemaran air untuk daerah Bandung.

• Pengumpulan data dan pemetaan • Aspek kelembagaan, peraturan-peraturan, penegakan undang-undang. • Peningkatan operasi dan efisiensi instalasi limbah cair(Waste Water

Treatment Plan) (pabrik-pabrik dan rumahsakit-rumah sakit) • Program kepedulian masyarakat untuk pembuangan limbah. • Pembangunan percontohan pusat-pusat sanitasi masyarakat,

menyederhanakan sistem pembuangan air kotor masyarakat, dan sistem-sistem sekolah sanitasi.

• Peningkatan kapasitas (Capacity building) • Mengembangkan rencana pengendalian pencemaran air, dan investasi

proyek-proyek pelaksanaan dalam Tranch 2 dan Tranch selanjutnya.

PPTA Tahap 3 1.2

4.13 Pengolahan air kotor dan air limbah disebelah hulu waduk Saguling.

• Perencanaan teknis terinci untuk rehabilitasi fasilitas pengolahan air kotor dan air limbah yang telah ada,dan membangun fasilitas baru

• Penyiapan dokumen tender dan penunjukan kontrak. • Konstruksi dan pengawasan

Rencana Induk 1997

325

Page 22: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

20

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

4.14 Pengembangan dan (awal) pelaksanaan rencana pengendalian pencemaran air untuk daerah Bekasi dan Karawang

• Pengumpulan data dan pemetaan. • Aspek kelembagaan, peraturan per-undang- undangan, penegakan undang-

undang . • Peningkatan operasi dan efisiensi instalasi pengolahan air limbah (pabrik-

pabrik, rumah sakit). • Program kepedulian masyarakat untuk pembuangan limbah. • Pembangunan percontohan pusat-pusat sanitasi masyarakat,

penyederhanaan sistem air kotor masyarakat, dan sistem sekolah sanitasi. • Peningkatan kapasitas (Capacity building) • Pengembangan rencana pengendalian pencemaran air, dan investasi proyek-

proyek untuk memungkinkan pelaksanaan dalan Tranch berikutnya.

PPTA Tahap 3 1.2

4.15 Pengembangan dan pelaksanaan suatu strategi pengelolaan sampah (solid waste) untuk daerah Bandung, Bekasi, dan Cikarang

• Pelaksanaan peningkatan penegakan undang-undang dan peraturan-peraturan (ketentuan pengelolaan) terkait pembuangan sampah , dan penguatan mekanisme peraturan yang diperlukan.

• Pendidikan umum pada permasalahan pembuangan sampah . • Pembentukan mekanisme biaya bersama yang adil dan efektif untuk

pengumpulan dan pembuangan sampah . • Pembentukan sistem pengumpulan terpisah dan meningkatkan proses daur

ulang untuk sampah . • Pengembangan daerah “land-fill” (gali-timbun) yang tepat dan praktek untuk

pembuangan limbah tanpa daur ulang. • Pembentukan sistem konservasi dan pemantauan untuk daerah land-fill dan

penyimpanan daur ulang.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #17

13.7

4.16 Peningkatan kualitas air di waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur melalui pengelolaan budidaya ikan dan aktivitas yang menyebabkan pencemaran lainnya

• Identifikasi sumber-sumber dan tingkat pencemaran di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur

• Menentukan dampak ekonomi dari pencemaran kepada pemanfaat air lain(seperti Hydropower/Pembangkit listrik)

• Identifikasi aksi yang di perlukan untuk mengurangi pencemaran. • Identifikasi kemungkinan untuk kemungkinan mata pencaharian untuk petani

perikanan dan lainnya yang kemungkinan terkena dampak oleh kegiatan pengendalian budidaya perikanan dan pencemaran lainnya.

• Pengembangan dan pelaksanaan suatu rencana aksi untuk mengurangi pencemaran.

PPTA Tahap 3 1

Page 23: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

21

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

4.17 Strategi pengelolaan zona pantai secara terpadu dan rencana aksi untuk daerah pantai Citarum.

• Pemanfaatan peta tataguna lahan di zona pantai di wilayah sungai Citarum. • Identifikasi permasalahan pokok untuk pengelolaan sumber-sumber daya. • Kaji ulang kebijakan yang ada dan pengaturan sehubungan dengan

pengelolaan sumber-sumber daya alam dan buatan di zona pantai. • Menyarankan meningkatkan kebijakan dan pengaturan yang akan mengarah

kepada pendekatan yang lebih terpadu kapada pengelolaan daerah pantai di Wilyah Sungai Citarum.

• Kaji ulang dasar pengetahuan yang ada untuk sumber daya zona pantai dan menyarankan peningkatan pada pemantauan serta pengumpulan data.

• Identifikasi lokasi-lokasi pokok dimana dibutuhkan intervensi ditujukan pada masalah-masalah pengelolaan sumberdaya lokal.

• Identifikasi strategi yang dibutuhkan untuk mencapai pengelolaan zona pantai terpadu.

• Kembangkan suatu rencana aksi strategi pelaksanaan yang telah di setujui.

PPTA Tahap 3 0.9

4.18 Pelaksanaan rencana aksi pengelolaan zona pantai terpadu

[Tergantung pada manfaat dari studi pengelolaan rencana aksi] PPTA Tahap 3 10

Pengelolaan Bencana

5.1 Pengelolaan banjir di hulu sungai Citarum

Penyelesaian studi model sungai 1 dimensi Pengembangan suatu model dataran banjir 2 dimensi Studi desain dengan pemodelan; Pembaharuan strategi pengelolaan banjir yang telah tersedia; Penentuan dampak rencana tata ruang regional; Formulasi perencanaan operasi dan pemeliharaan Menyusun Kerangka acuan untuk rencana detil dan pelaksanaan pada Tranche

2

PPTA Phase 4 0.7

5.2 Adaptasi perubahan iklim • Formulasi penyesuaian terhadap perubahan iklim dan kebijakan mitigasi untuk diterapkan di wilayah sungai.

• Arus perhatian terhadap perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan daerah, sector, dan tingkat program

• Menyusun rencana aksi penyesuaian dan mitigasi • Merekomendasi dan memberi masukan terhadap komponen-komponen lain dari

ICWRMIP

PPTA Tahap 4 2.85

Page 24: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

22

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

5.3 Pengelolaan Terpadu pengelolaan Bencana Terkait Dengan Air (Seluruh WS)

• Mengkaji ulang effektifitas strategi pengelolaan bencana dan pengaturan koordinasi saat ini, serta menyusun rekomendasi perbaikan, khususnya berkaitan dengan diterapkannya Dewan Sumber Daya Air WS, serta unit-unit pendukungnya.

• Mengembangkan dan melaksanakan pengendalian tata guna lahan yang effektif di kawasan rawan bencana.

• Relokasi rumah tangga didaerah rawan bencana. • Mengembangkan dan melaksanakan pengendalian effektif atas pengambilan

pasir dan batu. • Melakukan kampanye kesadaran publik dalam persiapan menghadapi bencana. • Penguatan kelembagaan (peningkatan kapasitas) badan yang bertanggung

jawab didalam : Monitoring, tanggap darurat , evakuasi, penyelematan dan pemulihan.

• Menetapkan sistim peringatan dini banjir (early warning syatem) • Mengembangkan rencana kontingensi untuk i terkontaminasinya sistim

sungai disebabkan kecelakaan industri.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek #8

60

5.4 Pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara

• Melakukan penelitian opsi pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara • Mengembangkan rekomendasi pengelolaan banjir dan mitigasi dampak banjir • Melaksanakan rekomendasi

PPTA Tahap 3

5.5 Pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Bekasi

• Melakukan penelitian opsi pengelolaan banjir sub-wilayah sungai Cipunegara • Mengembangkan rekomendasi pengelolaan banjir dan mitigasi dampak banjir • Melaksanakan rekomendasi

PPTA Tahap 3

5.6 Pengelolaan Bencana (lumpur dan longsor) untuk Hulu Sungai Bekasi, Hulu Sungai Citarum dan Hulu Sungai Cipunegara, serta daerah tangkapan air yang rawan.

• Mengembangkan dan melaksanakan prakiraan banjir lumpur dan longsor dan tindakan peringatan/evakuasi i.

• Merelokasi masyarakat dari perumahan yang rawan bencana. • Mendorong kesadaran public tentang kesiapan menghadapi bencana.

PPTA Tahap 1 Sub-Proyek 14

13.4

5.7 Opsi strategi mitigasi banjir di Bandung

• Mereview studi mitigasi banjir di kawasan Bandung masa lalu, dan menilai ketepatannya saat ini

• Jika diperlukan, mengembangkan tindakan mitigasi banjir yang baru • Memperbarui rekomendasi berkenaan dengan tindakan mitigasi banjir r untuk

diterapkan di Bandung.

PPTA Tahap 3 0.3

5.8 Pelaksanaan atas rekomendasi opsi mitigasi banjir di Bandung

[Tergantung pada strategi hasil pilihan ] PPTA Tahap 3 20

Page 25: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

23

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

5.9 Mengkaji ulang keamanan bendungan di WS

• Mengkaji ulang standar keamanan bendungan di Indonesia saat ini, dan jika diperlukan, menyusun rekomendasi untuk perbaikan.

• Mengkaji ulang pengaturan kelembagaan keamanan bendungan saat ini, menyusun laporan dan menindak lanjuti, dan bila diperlukan membuat rekomendasi untuk perbaikan.

• Mengkaji seluruh bendungan berdasarkan kebutuhan keamanan bendungan dengan mengacu pada standar yang ditetapkan, serta menyampaikan rekomendasi yang tepat untuk perbaikan.

PPTA Tahap 3 1.2

Pemberdayaan Masyarakat

6.1 Mengembangkan suatu Strategi Informasi, Kesadaran dan Pendidikan untuk peningkatan kapasitas masyarakat lintas WS untuk meningkatkan partisipasi dalam pengembangan kebijakan, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air

• Mengidentifikasi stakeholder kunci di Wilayah Sungai (kelompok sasaran), perilakunya terkait dengan kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan sumber daya air.

• Mengidentifikasi pesan-pesan dan pengetahuan untuk dikomunikasikan kepada setiap kelompok sasaran.

• Mengidentifikasi strategi parisipasi masyarakat untuk aspek berbeda dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air, relevan dan tersedia saluran untyk komunikasi.

• Mengembangkan strategi Informasi, Kesadaran, dan Pendidikan serta rencana aksi yang berdasarkan kepada pendekatan “pemasaran sosial”, dan termasuk pendidikan disekolah sebagai suatu elemen kunci.

• Mengamati dampak dari penerapan IEAS dalam proyek ini. • Menjalankan penelitian dasar kegiatan organisasi masyarakat madani (CSO)

dalam WS. • Mendesain dan menerapkan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM)

melalui kampanye media dengan sasaran CSO. • Memperkuat peran LSM, Media, Akademisi, dan Lembaga Legislatif, serta

individu. • Menjalankan monitoring dan evaluasi, serta benchmarking sasaran organisasi.

PPTA Tahap 3 1.5

6.2 Implementasi Strategi Informasi, Pendidikan, dan Kesadaran Masyarakat.

[Tergantung pada hasil studi pengembangan Strategi Informasi, Kesadaran dan Pendidikan]

PPTA Tahap 3 1

Page 26: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

24

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

6.3 Dukungan bagi prakarsa masyarakat dan LSM dalam perbaikan air minum dan sanitasi masyarakat perdesaan dan semi-perkotaan.

• Mengidentifikasi LSM potensial yang dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam seluruh siklus kegiatan proyek

• Mensosialisasikan peningkatan penyadaran public, mengkaji kebutuhan masyarakat.

• Memilih kelompok masyarakat berdasarkan kriteria sosio-ekonomi dan kesehatan, dan indicator lainya

• Mengkonfirmasi komitmen dan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi • Membentuk kelompok masyarakat untuk pelaksanaan • Mengidentifikasi permasalahan yang dimiliki masyarakat dan menganalisa opsi-

opsi teknis • Menyediakan pelatihan keterampilan berdasarkan prioritas masyarakat ,

kebutuhan akan asset dan peluang lapangan kerja dan menciptakan pendapatan

• Menyediakan akses terhadap permodalan dan pasar untuk secara langsung melaksanakan keterampilanya

• Memformulasikan rencana aksi dan usulan masyarakat • Menarik pendanaan dan membangun skema konstruksi yang disepakati • Melakukan operasi dan pemeliharaan konstruksi yang selesai dibangun,

mendukung sosialisasi dan pelatihan dalam perubahan perilaku bersih sehat • Memfasilitasi pelaksanaan kesehatan, air dan sanitasi program terkait

PPTA Tahap 3 1.9

6.4 Membangun dan mendukung forum stakeholders sub-wilayah sungai Bandung dalam kerangka Dewan Sumber Daya Air Wilayah Sungai, atau Balai Besar Citarum.

• Bekerjasama dengan Dewan Sumber Daya Air WS Citarum atau Balai Besar Citarum menetapkan komposisi dan mandat dari forum stakeholders.

• Pembentukan forum secara legal dan praktikal . • Menyediakan dukungan (keuangan dan nasihat pada forum untuk periode

selama 2 (dua) tahun.

PPTA Tahap 3 0.3

Data dan Informasi

7.1 Sistem untuk dukungan pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya air terpadu di wilayah sungai Citarum

• Pengembangan model kualitas air dan sistim pengelolaanya di wilayah sungai Citarum

• Pengembangan model neraca air dan sistem alokasi air untuk wilayah sungai Citarum;

• Pengembangan model analisis aliran-curah hujan untuk daerah tangkapan air wilayah sungai

• Pengembangan suatu basis-data spasial berbasis GIS dan data yang terkait dengan air dan lahan di wilayah sungai Citarum, Peningkatan kapasitas untuk Opreasi dan Pemeliharaa yang berkelanjutan

• sebagai model utama untuk analisa.

PPTA Tahap 3 5.16

Page 27: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

25

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

7.2 Meningkatkan monitoring kualitas air sungai-sungai dan waduk-waduk.

• Menggambarkan wilayah pengelolaan kualitas air (berdasarkan sub-daerah tangkapan air) berdasarkan tata guna lahan dan alam yang utama yang mengancam kualitas air; mengidentifikasi parameter kualitas air untuk setiap wilayah , digabungkan kedalam program sungai bersih yang berjalan saat ini (PROKASIH dan SUPERKASIH)

• Mengembangkan suatu rencana monitoring kualitas air untuk setiap wilayah pengelolaan kualitas air yang menggambarkan parameter-parameter prioritas; dalam hal ini: menerapkan monitoring sebagai aktivitas pengelolaan – yakinkan bahwa data monitoring kualitas air nyatanya digunakan untuk mendukung program-program perbaikan . ( penegakan peraturan, insentif-insentif, kesadaran/partisipasi masyarakat).

• Mengembangkan peraturan/pedoman standar pengambilan sampel untuk air dan sedimen, analisa laboratorium, bank data dan pelaporan (termasuk pemanfaatannya untuk mendukung proses pengambilan keputusan)

• Membentuk suatu skema laboratorium kualitas air yang terakreditasi/diakui (berpatokan pada laboratorium yang sudah diakui kualitasnya), menarik investasi sektor swasta dalam pelayanan laboratorium.

• Menjalankan peningkatan kapasitas (sumber daya manusia dan teknologi) untuk beberapa laboratorium terpilih.

PPTA Tahap 3 1.9

7.3 Meningkatkan jaringan monitoring air bawah tanah di wilayah Bandung.

• Pengadaan peralatan monitoring, meningkatkan jaringan sumur pantau, (diperkirakan sekitar 60 sumur tambahan diperlukan).

• Meningkatkan database dan model komputer untuk air bawah tanah.

PPTA Tahap 3 3

7.4 Meningkatkan pengelolaan dan diseminasi data air dan sumber daya alam.

• Mengkaji ulang pengaturan database dari berbagai institusi yang saat ini mengumpulkan data air dan sumber daya alam lainnya dalam WS.

• Merekomendasikan peningkatan pengelolaan data, termasuk pengaturan kelembagaan (mengenalkan konsepsi “custodianship”); kebijakan pengelolaan data; dan pengenalan teknologi baru.

• Merekomendasikan peningkatan kebijakan dan proses berbagi data serta diseminasi data , termasuk pembentukan website yang dapat diakses masyarakat luas untuk memperoleh data .

PPTA Tahap 3 0.5

7.5 Data base degradasi tanah dan keanekaragaman hayati WS Citarum.

• Menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, dan pelatihan cara pemakaiannya kepada para teknisi yang bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara database.

• Membangun dokumen database degradasi lahan dan biodiversity secara komprehensif (keduanya masuk dalam Departemen Kehutanan) yang kompatibel dengan kebutuhan Dewan SDA Wilayah Sungai Citarum dan para manajer sumber daya alam lainnya.

• Mengembangkan sistim akses data berbasis jaringan internet agar informasi siap diakses oleh perencana, peneliti dan manajer konservasi untuk Dewan SDA.

PPTA Tahap 3

Page 28: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

26

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

7.6 Mengembangkan system perkiraan aliran secara on-line untuk sungai yang tidak diregulasi (unregulated river).

• Melaksanakan investigasi hidrologi, untuk meyakinkan manfaat operasional dan ekonomi memprakirakan aliran (forecasting).

• Menetapkan lokasi primer untuk memprakirakan forecasting. • Mempelajari opsi teknologi • Mendapatkan atau mengembangkan perangkat keras dan atau piranti lunak. • Memasang sistem dan pengawasan. • Menyediakan pelatihan bagi operator sistem guna memperoleh manfaat

maksimum dari penggunaan sistem.

Rencana Induk Plan 1997

1.6

7.7 Mengembangkan laporan tahunan status dan kondisi WS

• Mengkaji ulang tatacara pelaporan kondisi WS di negara lain • Mengembangkan dan melaksanakan proses tepat guna untuk menyusun dan

mendesiminasikan laporan “kondisi WS,” untuk mengidentifikasi area permasalahan , sumber/penyebab permasalahan dan penyelesaian yang dibutuhkan,

PPTA Tahap 3 0.3

7.8 Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas organisasi penelitian air.

• Mengidentifikasi lembaga penelitian utama, termasuk universitas, lembaga pemerintah dsb., yang bekerja dibidang penelitian air, terutama untuk WS Citarum.

• Melaksanakan analisa kebutuhan peningkatan kapasitas baik untuk pengembangan sumber daya manusia maupun teknologi, yang dibutuhkan untuk melaksanakan dampak penelitian terkait dengan air.

• Bersama beberapa organisasi terpilih melakukan identifikasi kritis kesenjangan pengetahuan dibidang air di WS Citarum.

• Mempersiapkan dan melaksanakan program pelatihan yang tepat untuk beberapa organisasi terpilih.

• Pengadaan dan memasang teknologi baruyang cocok.

PPTA Tahap 3 3

7.9 Benchmarking pengumpulan data sumber daya air dan lembaga pengelolanya

• Mengidentifikasi, mengumpulkan data pokok tentang air dan sumber daya alam, dan lembaga pengelola, yang dalam perjalananya memberikan kotribusi kepada data base di WS.

• Mengkaji ulang pengalaman pengumpulan data, pengelolaan, dan diseminasi data dari lembaga di luar negeri

• Benchmarking dari lembaga yang diidentifikasi untuk pengalaman • Menyusun rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan praktek pengumpulan

data, pengelolaan dan diseminasi

PPTA Tahap 3 0.6

Pengelolaan Program

8.1 Pengelolaan Program • Berhubungan dengan badan pelaksana dan para fihak terkait lainya • Koordinasi antar proyek Peningkatan kapasitas LSM-LSM yang terlibat didalam

komponen Proyek 1 • Monitoring dan pelaporan kinerja Proyek • Koordinasi persiapan Proyek 2

PPTA Tahap 4 2.52

Page 29: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)

Area Kunci – Daftar Proyek

27

AREA KUNCI PROYEK OUTPUT UTAMA / AKTIVITAS SUMBER INFORMASI

ESTIMASI BIAYAH (jt USD)

8.2 Monitoring dan Evaluasi Independen

• Memonitor proses termasuk efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian hasil, manfaat dan dampak fisik dan keuangan Roadmap

• Mengkaji ulang dan melaporkan kemajuan Roadmap, rencana program dan koordinasi inter-lembaga kepada Tim Pengarah Nasional Pembangunan SDA

• Pembentukan membentuk suatu Sistim Monitoring Kinerja Roadmap (Roadmap Performance Monitoring System) untuk keseluruhan investasi Roadmap

• Memonitor tingkat dan pemenuhan partisipasi para fihak dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring aktivitas proyek

• Monitoring dampak sosial, lingkungan dan ekonomi termasuk penetapan tolok ukur (benchmark) menggunakan sistim data dan informasi yang ada dari pemerintah

• Menilai dampak dan manfaat dari sistem informasi pengelolaan data SDA • Mengembangkan suatu mekanisme yang memungkinkan untuk

mengatur/membetulkan konsep Roadmap dan pengaturan pelaksanaan

PPTA Tahap 4 1.31

Page 30: CITARUM Roadmap Framework (Bahasa)