clts rapid assessment protocol (crap) toolstbm.kemkes.go.id/review_stbm/assets/paparan/crap...
TRANSCRIPT
CLTS RAPID ASSESSMENT PROTOCOL (CRAP) TOOL
Alat untuk menilai kualitas & efektifitaspelaksanaan metode CLTS
Jakarta, 24 Januari 2019
Apa itu CRAP?
•Alat diagnosis untukmeninjau KUALITAS & EFEKTIFITAS pelaksanaan program sanitasi suatu negarayang menerapkanmetode CLTS.•Dikembangkan oleh
CLTS Foundation danUNICEF, 2015
Siapa yang terlibat dalampelaksanaan CRAP?
•Pemangku kepentingan di semua level:•Pusat•Provinsi•Kabupaten•Desa•Masyarakat
Mengapa CRAP diperlukan?
• Keberhasilan metode STBM untuk merubah perilaku kolektif suatumasyarakat merupakan fenomena global.
• Keberhasilan di beberapa desa yang terpencar belum mampudikembangkan (scaled up) secara terencana dan terkoordinasimenjadi ODF Kabupaten -> OD Provinsi -> ODF Nasional.
• Kualitas pelaksanaan pendekatan STBM ini masih bervariasi dari satuDaerah dengan Daerah lainnya.
• CRAP mentetapkan standard untuk implementasi program yang menggunakan metode CLTS dan memastikan adanya elemen-elemenpenting untuk meningkatkan program.
• Pelaku sanitasi,
• Pembuat kebijakan & keputusan,
• NGOs,
• Lembaga donor,
• Organisasi bilateral & multilateral,
• Peneliti,
• Akademisi,
• Dsb.
• Negara yang menjalankanprogram sanitasi denganmetode CLTS untuk merubahperilaku.
• Pelaksanaan program telahberjalan minimal 2 tahun
• Sudah ada masyarakat yang berhasil melakukan perubahanperilaku kolektif dan menjadiODF.
Kapan CRAP digunakan?
Siapa penggunahasil CRAP?
Dimana CRAP idealnya digunakan?• Pada negara yang keberhasilan
program sanitasinya dapatdikembangkan (scaled up) menjadi keberhasilan nasional.
• Alat ini akan membantu menilaiapa yang diperlukan untukmengembangkan keberhasilanDesa2 ODF menjadi ODF nasional.
Bagaimana CRAP dapatdiintegrasikan ke dalamProgram Nasional STBM?
• Melibatkan semua para pelakusanitasi sebagai analyst dalampelaksanaannya: untukmemahami status pelaksanaanprogram dan mengidentifikasipendorong utama danmengembangkan roadmap menuju ODF Nasional…..
Singkatnya……CRAP untuk mengidentifikasidan menilai:• Enabling environment dan pandangan kelembagaan yang benar
• Kapasitas sumber daya manusian untuk menjalankan proses CLTS yang berkualitas
• Stakeholders memahami dan modality pelaksanaan
6 Pilar CRAP
Kebijakan, Roadmap danInstruksi
PerencanaanKeuangan danPenganggaran
Protokol CLTS/ Panduan/ Standar
Kemitraan, Kapasitas danleadership
Monitoring danKoordinasi
KeberlanjutanPaska ODF
1 2 3 4 5 6
5 Langkah Penerapan CRAP
1. Persiapan
2. Konsultasi Nasional
3. Konsultasi di Provinsi & Kabupaten
4. Konsultasi dengan masyarakat
5. Pelaporan & feedback dan langkah selanjutnya
INSTRUMEN C-RAPPILAR NASIONAL
PROVINSI & KABUPATEN
Kebijakan, roadmap & instruksi
Apakah ada kebijakan, strategy & dukungan politik untukmenjalankan STBM?
• Ada pedoman & petujukteknis untukmengoperasionalkan strateginasional.
• Ada roadmap dengan target, waktu dan milestone yang jelas.
• Ada Kementerian yang bertanggungjawab.
• Apakah kebijakan sanitasi di Provinsi & Kabupatenmencantumkan STBM dansejalan dengan kebijakannasional?
• Apakah ada roadmap dengan target, waktu danmailstone yang jelas?
• Apakah ada lembagakoordinasi yang berfungsiuntuk pelaksanaan STBM?
1
PILAR NASIONALPROVINSI & KABUPATEN
Perencanaanpembiayaan & penganggaran
Apakah ada perencanaanpembiayaan dan sumbernyayang memadai untukmenjalankan program?
• Ada post anggaran padaPemerintah untukmenjalankan STBM secaranasional.
• Alokasi anggaran berkorelasidengan target yang ditetapkan dalam roadmap.
• Apakah anggaran yang disediakan termasuk untukmenjalankan proses CLTS?
• Ada rencana pembiayaanyang konsisten dengantarget nasional
• Ada anggaran di Provinsi & Kabupaten yang memadaiuntuk mencapai target yang direncanakan?
• Ada sistim atau mekanismeuntuk menkonsolidasianggaran & pembiayaansanitasi dari berbagai mitra.
2
PILAR NASIONALPROVINSI & KABUPATEN
Protokol ODF
Apakah ada Protokol ODF yang disepakati secara nasional danditerapkan secara konsisten?
• Ada Protokol ODF yang dishakan oleh Pemerintah
• Protocol ODF mencakupsemua aspek, termasuk Post ODF.
• Protokol ODF diikuti/ dijalankan oleh semua mitradi lapangan
• Apakah pengertian ODF, verifikasi, sertifikasidipahami oleh yang berwenang di Daerah.
• Apakah ada proses verifikasi& sertifikasi yang menjaminakuntabilitas?
• Apakah pelaksana verifikasidan sertifikasi mempunyaikapasitas sehingga tidak adaproses verifikasi & sertifikasiyang tertunda?
3
Kegiatan apa saja yang dilakukandalam pemicuan?
Apa ada kegiatan lain untukmendorong perubahan perilaku?Apa ada Tim STBM Desa dengantugas yang jelas? Apa ada ikrar/ komitment kolektif dan rencana
kerja untuk ODF?
ProtokolODF
Indikator apa saja yang dikumpulkan uuntuk
dimonitor?
Apa ada peta kepemilikan jambandipajang di kantor desa?
Siapa yang melaporkan perubahanperilaku yang terjadi?
Siapa yang pertama kali melaporkanpencapaian ODF?
Dengan cara apa? Dan Kepada siapadilaporkan?
Siapa yang bertanggungjawab
melakukan verifikasi? Bagaimana verifikasi
dilakukan?
Siapa yang memberisertifikat ODF? Apa ada
reward kepada desa ODF?
Apa ada jadwal monitoring/ verifikasi ulang pada desaODF? Apa indikator yang
digunakan pada desa yang kembali BABS?
Apa sanksi bagi pelaku BABS masih berlaku?
Apa ada program lanjutan?
Upaya meningkatkankualitas ODF: Perkuat
Norma Sosial, hubungkan dengan
Wusan, Promosi Pilar lainnya
PILAR NASIONALPROVINSI & KABUPATEN
Kemitraan, Kapasitas danLeadership
Apakah kemitraan, kapasitas danleadership memadai untukkeberjutan program?
• Kemitraan di level nasionalmemadai
• Mekanisme koordinasimemadai untuk membagisumber daya dan kapasitas.
• Master trainers denganmodul, panduan dankurikulum tersedia untukmendukung training.
• Ada kemitraan di tingkatsub-nasional
• Ada pelatih dengan jumlahmemadai untuk mendukungpelatihan di Daerah.
• Ada bukti dukungan tokohformal dan informal untukmengembangkan program secara berkualitas.
4
PILAR NASIONALPROVINSI & KABUPATEN
Monitoring & Koordinasi
Bagaimana informasi dipeolehdan digunakan dalam koordinasiprogram?
• Ada mekansime monitoring yang menyeluruh danberfungsi dari Daerah kePusat.
• Data yang dikumpulkankonsisten dengan protocol ODF nasional.
• Data menjadi masukandalam pertemuan koordinasi
• Ada mekanisme monitoring dari Masyareakat keKabupaten dan ke Provinsi.
• Indikator yang dimonitorkosisten dengan protokolODF nasional.
• Data dijadikan masukandalam pertemuan koordinasidi Kabupaten dan Provinsi.
5
PILAR NASIONALPROVINSI & KABUPATEN
Post ODF
Apakah ada mekanisme yang memastikan kerberlanjutanperubahan perilaku dan fasilitassanitasi setelah ODF?
• Keberlanjutan ODF menjadibagian dari Strategi Nasional STBM.
• Ada upaya untuk melibatkansector swasta (formal/ informal) untuk terlkibatmendukung program Sanitasi
• Ada pengembangankapasitas kelembagaanuntuk melakukan research tantang keberlanjutan ODF.
• Ada proses/ mekanismepengembangan teknologisanitasi secara partisipatif, kapasitas kelembagaanuntuk meningkatkan kualitassanitasi.
• Ada mekanisme untukmelibatkan sektor swastauntuk peningkatan kualitassanitasi.
• Ada sistim yang dilembagakan untukmonoitoring post ODF.
0-11-22-3 0-11-22-3Scoring
6
Grading
Performance Range of Scores Color Code Indication
High 2-3Semua aspek telah ditanganidengan baik, perlu upaya untukmempetahankan
Average 1-2Beberapa aspek atau aksi tidakdilakukan dengan baik, perlupenguatan lebih lanjut
Low 0-1Upaya yang dilakukan kuranguntuk mengatasi masalah utama, diperlukan aksi yang lebih berarti.
Terima kasih