cmv

14
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SITOMEGALO VIRUS (CMV) A. DEFINISI 1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes. (http://www.roche.com ). 2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.(http://www.spiritia.or.id ). B. KLASIFIKASI CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah: 1. CMV nefritis( ginjal). 2. CMV hepatitis( hati). 3. CMV myocarditis( jantung). 4. CMV pneumonitis( paru-paru). 5. CMV retinitis( mata). 6. CMV gastritis( lambung). 7. CMV colitis( usus). 8. CMV encephalitis( otak). C. ETIOLOGI Etiologi berdasarkan jenis CMV dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik. 2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia, gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.

Upload: steven-lee

Post on 30-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Referat CMV

TRANSCRIPT

Page 1: Cmv

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SITOMEGALO VIRUS (CMV)

A. DEFINISI

1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.

(http://www.roche.com).

2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh

lemah.(http://www.spiritia.or.id).

B. KLASIFIKASI

CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis

infeksi. Organ yang terkena adalah:

1. CMV nefritis( ginjal).

2. CMV hepatitis( hati).

3. CMV myocarditis( jantung).

4. CMV pneumonitis( paru-paru).

5. CMV retinitis( mata).

6. CMV gastritis( lambung).

7. CMV colitis( usus).

8. CMV encephalitis( otak).

C. ETIOLOGI

Etiologi berdasarkan jenis CMV dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang

lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi

CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.

2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip

dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia,

gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang

masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.

Page 2: Cmv

3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi,

terutama jika mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya

termasuk pneumonitis, hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal.

Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan

reaktivasi virus.

D. PATOFISIOLOGI

Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika

utara. Terdapat sejumlah strain CMV yang berhubungan: virus ini adalah anggota dari

2ember herpes. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak

langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret

servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan

masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12

minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung

CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat

tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga

kini belum ada imunisasi untuk mencegah enyakit ini.

Ada 3 jenis CMV:

1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang

lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi

CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.

2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip

dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia,

gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang

masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.

3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi,

terutama jika mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya

termasuk pneumonitis, hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal.

Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan

reaktivasi virus.

Page 3: Cmv

E. MANIFESTASI KLINIS

Pada periode bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalovirus biasanya bersifat

asimtomatik. Awitan infeksi yang didapat secara congenital dapat terjadi segera

setelah lahir atau sampai berusia 12 minggu.

Tidak ada indicator yang dapat diramalkan, tetapi sering dijumpai gejala-gejala

berikut ini:

1. Petekia dan ekimosis.

2. Hepatosplenomegali.

3. Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.

4. Mikrosefali dengan kalsifikasi periventrikular.

5. Retardasi pertumbuhan intrauterine.

6. Prematuritas.

7. Ukuran kecil menurut usia kehamilan.

Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:

1. Purpura.

2. Hilang pendengaran.

3. Korioretinitis; buta.

4. Demam.

5. Pneumonia.

6. Takipnea dan dispnea.

7. Kerusakan otak.

E. KOMPLIKASI

1. Kehilangan pendengaran yang bervariasi.

2. IQ rendah.

3. Gangguan penglihatan.

4. Mikrosefali.

5. Gangguan sensorineural.

Page 4: Cmv

F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

1. Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.

2. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk

melihat vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya

iklusi intra sel tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan

dalam 3 minggu pertama dari kehidupan).

3. Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-

laia( toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-digunakan

untuk mengkaji adanya virus lain.

4. Uji serologis

a. Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan

pajanan terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan

infeksi yang didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG

neonatal positif mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.

b. Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)

5. Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud

mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.

G. PENATALAKSANAAN

Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya:

penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan). Ada bukti

bahwa globulin imun-CMV yang diberikan melalui IV bersama obat gansiklovir

dapat mengurangi beratnya infeksi pada individu dengan system imun yang buruk

(mekanisme imunologiknya kurang/terganggu). Vaksin CMV hidup sedang diuji coba

pada pasien transplantasi ginjal. Kemoterap 4ember sedikit harapan, tetapi toksisitas

dan imunosupresi akibat dari pengobatan ini meningkatkan kekhawatiran jika

digunakan pada bayi baru lahir. Dalam penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakan

kewaspadaan khusus, tetapi perawat harus tetap memakai sarung tangan, melakukan

teknik mencuci tangan yang baik dan menggunakan tidakan kewaspadaan umum.

Page 5: Cmv

H. PATHWAY KEPERAWATAN

Sumber: 1.Cecily Betz, 2002.

2.Nanda, 2002.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CMV

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Kongenital Tranfusi Tranplantasi organ Penurunan sistem imun

CMV

Infeksi pada sistem

cerna( lambung/ usus)

Mual dan muntah

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Demam

Hipertermi

Infeksi pada paru-paru

Suplai oksigen tidak adekuat

Sesak dan batuk

Pola nafas tidak efektif

Penurunan energi dalam bernapas

Resiko tinggi infeksi

Kurang pengetahuan

Page 6: Cmv

1. Riwayat Kesehatan

Hal-hal yang perlu ditanyakan/yang bias ditemukan:

a.Adanya riwayat tranfusi.

b.Adanya riwayat transplantasi organ.

c.Ibu pasien penderita infeksi CMV.

d.Suami/istri penderita CMV

2. Pemeriksaan fisik

a.TTV : Suhu( demam), pernapasan( takipnea, dispnea), tekanan darah, nadi.

b.Kulit : Petekia dan ekimosis, lesi berwarna ungu disebabkan oleh eritripoiesis

kulit.

c.Penurunan berat badan.

3. Pemeriksaan Penunjang

a.Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.

b.Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk

melihat vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya

iklusi intra sel tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan

dalam 3 minggu pertama dari kehidupan).

c.Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-

laia( toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-

digunakan untuk mengkaji adanya virus lain.

d.Uji serologis

1) Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan

pajanan terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan

infeksi yang didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG

neonatal positif mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.

2) Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)

e.Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud

mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.

Page 7: Cmv

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan NANDA( 2002), maka didapatkan diagnose keperawatan CMV sebagai

berikut:

1. Resiko tinggi infeksi b.d. penurunan system imun, aspek kronis penyakit.

2. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dalam bernapas.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan memasukkan

zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis: mual dan muntah.

4. Hipertermia b.d. penyakit/ trauma.

5. Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan paparan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Berdasarkan Marion Johnson,dkk( 2000) dan Joanne C. McCloskey, dkk( 1996), maka

didapatkan intervensi keperawatan CMV sebagai berikut:

1. Dx I : Resiko tinggi infeksi b.d. penurunan system imun, aspek kronis penyakit.

NOC : Pengendalian infeksi

Kriteria hasil: a. Memonitor faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang. 5

b. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko. 5

c. Terbebas dari tanda/ gejala infeksi. 5

Skala : 1. Tidak pernah

2. Jarang

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Selalu

NIC : Kontrol Infeksi

a. Pertahankan lingkungan aseptis selama pemasangan alat.

b. Tingkatkan intake nutrisi.

c. Berikan terapi antibiotic bila perlu.

d. Pertahankan teknik isolasi.

e. Batasi pengunjung bila perlu.

Page 8: Cmv

2. Dx II: Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dalam bernapas.

NOC : Respiratory Status : Ventilation

Kriteria hasil: a. Ekspansi dada simetris 5

b. Napas pendek tidak ada 5

c. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas 5

Skala : 1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Respiratory Monitoring

a.Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.

b.Lakukan fisioterapi dada jika perlu.

c.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tabahan.

d.Monitoring respirasi dan status oksigen.

e.Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan.

3. DxIII: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmamuan

memasukkan zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis : mual dan muntah.

NOC : Nutrirional Status

Kriteria hasil: a.Makanan oral dan nutrisi parenteral 5

b.Asupan cairan oral atau IV 5

Skala : 1. Tidak adekuat

2. Ringan

3. Sedang

4. Kuat

5. Adekuat total

NIC : Nutririon Management

a. Kaji adanya alergi makanan.

Page 9: Cmv

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

c. Berikan substansi gula.

d. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).

e. Monitor jumlah nutrisi tentang kebutuhan kalori.

4. DxIV: Hipertermia b.d. penyakit/ trauma.

NOC : Thermoregulation

Kriteria hasil: a. Suhu tubuh dalam rentang normal 5

b. Nadi dan RR dalam rentang normal 5

Skala : 1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC : Fever Treatment

a. Monitor suhu sesering mungkin.

b. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR.

c. Monitor intake dan output.

d. Berikan antipiretik.

e. Kolaboras pemberian cairan intravena.

5. Dx V: Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan paparan.

NOC : Knowledge : Disease Process

Kriteria Hasil : a.Mendeskripsikan proses penyakit 5

b.Mendeskripsikan factor penyebab 5

c.Mendeskripsikan factor resiko 5

d.Mendeskripsikan tanda dan gejala 5

Skala : 1. Tidak pernah

2. Jarang

Page 10: Cmv

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Selalu

NIC : Teaching : Disease process

a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien( keluarga)

tentang proses penyakit yang spesifik.

b. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.

c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan

cara yang benar.

d. Sediakan bagi keluarga atau informasi tentang kemajuan pasien

dengan cara yang tepat.

e. Sediakan informasi pada pasien( keluarga) tentang kondisi dengan cara

yang tepat.

D. EVALUASI KEPERAWATAN

1.Dx I : Resiko tinggi infeksi b.d. penurunan system imun, aspek kronis penyakit.

Kriteria hasil: a.Memonitor faktor resiko lingkungan dan perilaku seseorang. 5

b.Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko. 5

c.Terbebas dari tanda/ gejala infeksi. 5

2.Dx II: Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dalam bernapas.

Kriteria hasil: a.Ekspansi dada simetris 5

b.Napas pendek tidak ada 5

c.Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas 5

3.DxIII: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmamuan

memasukkan zat-zat gizi berhubungan dengan factor biologis : mual dan muntah.

Kriteria hasil: a.Makanan oral dan nutrisi parenteral 5

b.Asupan cairan oral atau IV 5

4.DxIV: Hipertermia b.d. penyakit/ trauma.

Kriteria hasil: a.Suhu tubuh dalam rentang normal 5

b.Nadi dan RR dalam rentang normal 5

5.Dx V: Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan paparan.

Kriteria hasil : a.Mendeskripsikan proses penyakit 5

Page 11: Cmv

b.Mendeskripsikan factor penyebab 5

c.Mendeskripsikan factor resiko 5

d.Mendeskripsikan tanda dan gejala 5

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L.2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC

Page 12: Cmv

Gordon Et All. 2002. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification (NIC),Second Edition. USA: Mosby

Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing OutcomesClassification (NOC), Second Edition. USA: Mosby

McCloskey, Joanne C. 1996. IOWA Intervention Project Nursing InterventionClassification (NIC), Second Edition. USA: Mosby

http://www. Spiritia.or.id

http://www. Roche. Com

LAPORAN PENDAHULUAN

Page 13: Cmv

DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

SITOMEGALO VIRUS(CMV)

Disusun oleh:

Bangkit Aji Sahertian

P10220206003

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO

2008

Page 14: Cmv