coco.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA II
“Nata de Coco”
Nama : Leo Saputra SNIM : 06121010030Kelompok : 5
Dosen Pengasuh : Maefa Eka Haryani, S.Pd, M.Pd.
PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA II
I. NOMOR PERCOBAAN : 1
II. JUDUL PERCOBAAN : Nata de coco
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui cara pembuatan nata de coco dengan menggunakan bahan baku air
kelapa.
2. Mengetahui rekasi yang terjadi dalam pembuatan nata de coco.
IV. DASAR TEORI
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air
kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon,
pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut
nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata
de coco pertama kali berasal dari Filipina. (http://www.natadecocoindonesia.com).
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa
selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang
melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada
prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan
media yang dapat mendukung aktivitasAcetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa
ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco. (http://inacofood.wordpress.com).
Bibit nata adalah bakteriAcetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata
jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbondan nitrogen
melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan
menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau
selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan
lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, yang disebut sebagai nata. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco).
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal
bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada
suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka
digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat
yang baik adalah asam asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah
dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 –
5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik
lain bisa digunakan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco).
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi,
pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut
usar, dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi
selAcetobacter xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu
mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini.Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk
batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar micron, dengan permukaan
dinding yang berlendir. Bakteri ini biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel.
Bersifat imotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negatif.(
http://bioindustri.blogspot.com).
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih
muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua
membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan
koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan
dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase. (http://bioindustri.blogspot.com).
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak
membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan
H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk
mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut
membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi
sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman,
temperatur, dan ketersediaan oksigen. (http://bioindustri.blogspot.com).
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel
didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup.
BakteriAcetobacter xylinummengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi,
fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase
pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke
media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu.
Pad fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami
pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase
pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini
berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini
bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun
polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan
suatu strain Acetobacter xylinumdalam membentuk nata. (http://bioindustri.blogspot.com).
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang
bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in
pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding
jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan
yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi
akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan
mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian.
Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata. (http://bioindustri.blogspot.com).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan
adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur,
dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari
monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan
adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun
bakteri Acetobacter xylinumdapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal
bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada
suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak
perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media
yang dapat mengakibatkan kontaminasi. (http://bioindustri.blogspot.com)
V. ALAT DAN BAHAN
Alat
Kompor
Sendok
Panci
Gelas Ukur
Pengaduk
Gunting
Saringan
Tali Plastik
Baki Plastik
Kertas Koran
Wadah Takar Plastik
Bahan
Air Kelapa 2 liter
Bakteri Acetobacter xylinum 200 ml
Gula Pasir 200 gram
Urea 10 gram
Asam Cuka 5 ml
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Pembuatan Nata de Coco
1. Air kelapa sebanyak 2 L disaring, lalu dimasak sampai mendidih dan busa yang
ada dibuang.
2. Kemudian ditambahkan gula pasir sebanyak 200 gr dan diaduk sampai semuanya
homogen.
3. Ditambahkan Pupuk ZA sebanyak 10 gr
4. Lalu didinginkan sampai suhu kamar.
5. Ditaruh kedalam talang plastik (sebagai wadah fermentasi)
6. Setelah dingin, kemudian ditambahkan asam asetat glasial sebanyak 25 ml dan
diaduk sampai semuanya homogen.
7. Setelah semuanya dihomogenkan lalu ditambahkan starter sebanyak 250 ml.
8. Tutup rapat menggunakan koran diatas wadah plastik agar tidak ada udara yang
masuk.
9. Difermentasi selama 2 minggu sampai semuanya menjadi lapisan Nata.
VII. HASIL PENGAMATAN
VIII. MEKANISME REAKSI
Reaksi yang terjadi :
Proses Fermentasi Acetobacter xylinum :
Pembentukan asam cuka oleh bakteri Acetobacter xylinum adalah sebagai berikut:
Glikolisis
No Hari/Tanggal Perlakuan Pengamatan
1. Jumat
6 Maret 2015
Pembuatan nata de
coco.
a. air kelapa + gula
pasir putih + urea
dididihkan.
b. Ditambahkan asam
asetat dan bakteri
Acetobacter xylinum
Campuran keruh.
Campuran keruh dan
berbau asam.
2. Senin
23 Maret 2015
Bungkus koran di buka,
nata dikeluarkan,
dibuang bagian yang
rusak kemudian dibilas
dengan air.
Nata de coco terbentuk
(tidak lembek), kenyal dan
berwarna putih serta
baunya sangat asam.
Permukaan nata de coco
mulus, tidak bergelombang.
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, percobaan yang kami lakukan berjudul pembuatan Nata De
Coco, yang mana bahan utamanya adalah Air kelapa . Sangat disarankan air kelapa yang
digunakan adalah berasal dari kelapa yang sudah tua (namun tidak terlalu tua). Penggunaan
kelapa yang sudah lumayan tua dikarenakan airnya sudah pas dan bagus dalam pembuatan
nata. Hal pertama yang dilakukan ialah air kelapa didiamkan semalaman atau dibasikan
dulu, dengan tujuan pembasian ini agar mengurangi pH dari air kelapa tersebut sehingga
proses pembentukan nata akan lebih cepat.
Proses selanjutnya air kepala yang sudah dibasikan tersebut di saring untuk
memisahkan antara air kelapa yang bersih dan sisa kotoran yang berasal dari kulit kelapa
atau dari kotoran lain. Air kelapa yang digunakan sebanyak 2 liter yang kemudian dimasak
dan dibiarkan sampai mendidih, setelah air kelapa mendidih dicampurkan sebanyak 250 gr
gula pasir dan 10 gr urea. Lalu air kelapa diaduk hingga gula dan urea melarut.
Penambahan gula bertujuan agar menambah kadar glukosa yang berasal dari sintesis gula ,
selain itu penambahan gula untuk memperbanyak atau menambah jumlah kadar glukosa
yang ada di dalam air kelapa tersebut. Sedangkan penambahan urea untuk menambah
kandungan Carbon (C) dan Nitrogen (N) yang merupakan unsur yang dapat membantu
proses pembentukan nata. Selanjutnya apabila sudah dimasak selama 30 menit atau gula
dan urea sudah melarut dan air kelapa sudah mendidih, selanjutnya air kelapa tersebut
didinginkan didalam nampan. Dimana sebelum dituangkan didalam nampan sebelumnya
nampan sudah diikat dulu dengan tali. Tali ini diguanakan untuk menahan koran sebagai
penutup natta de coc nantinya. Larutan didiamkan diudara terbuka agar larutan tadi lebih
cepat dingin, dimana nampan yang digunakan tadi juga sudah disterilkan yaitu dengan
disiram dengan air panas kemudian dikeringkan dengan hair dryer agar nampan tidak
terpapar bakteri lain apabila di lap langsung dengan lap atau tissue karena dapat
menggangu proses pembentukkan nata nantinya.
Saat didiamkan air kelapa yang sedang didinginkan tadi harus dikelilingi dengan
lilin, tujuannya sama seperti diatas yaitu untuk mensterilkan, agar partikel pengotor yang
ada di udara apabila terkena dengan suhu panas dapat hilang dan tidak menggangu cairan
air kelapa tadi. Setelah didinginkan air kelapa harus dicek dulu pH nya karena semakin
rendah pH yang digunakan akan mempengaruhi proses pembentukkan nata, biasanya pH
yang digunakan yaitu sekitar 3,5 s.d 5. Apabila cairan air kelapa belum mencukupi standar
tersebut maka air kelapa tersebut harus ditambahkan dengan beberapa banyak larutan asam
cuka. Dimana penambahan asam cuka untuk menurunkan kadar asam atau pH dari larutan.
Setelah larutan sudah mencapai dengan pH yang diinginkan, selanjutnya air kelapa tersebut
difermentasi.
Fermentasi air kelapa ini dilakukan dengan menambahkan sebanyak 200 ml starter
(bakteri) dan menutup dulu nampan tadi dengan koran yang sudah dipanaskan dulu di
dalam oven, pemanasan ini bertujuan agar membunuh kuman atau bakteri yang ada pada
koran dan setelah itu koran tadi diikat sehingga tidak ada rongga udara yang bisa masuk.
Proses fermentasi harus dilakukan ditempat yang bersih dan dengan suhu sekitar 28o-31oC,
bertujuan agar tidak ada mikroba yang berkembang di dalam air kelapa yang sedang
difermentasi. Biasanya fermentasi didiamkan selama 2 minggu.
Setelah melakukan percobaan dan hasil percobaan menyatakan bahwa nata de coco
terbentuk (tidak lembek), kenyal dan berwarna putih serta baunya sangat asam. Permukaan
nata de coco mulus, tidak bergelombang. Berdasarkan hal tersebut, maka dinyatakan bahwa
percobaan kami berhasil.
X. KESIMPULAN
1. Beberapa tahapan pembuatan Nata de Coco adalah penyaringan; pemasakan dan pencampuran bahan pembantu (gula dan urea); penempatan dalam nampan dan
pendinginan; penambahan bibit (starter); fermentasi; panen dan pasca panen (pengolahan lanjut sampai setengah jadi atau siap konsumsi).
2. Teknologi pembuatan Nata de Coco merupakan teknologi sederhana, namun dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian pada titik kritis yaitu; pemeliharaan kultur A. xylinum, penyiapan starter dan proses fermentasi.
3. Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri Acetobacter xilynum yang mengubah glukosa menjadi selulosa.
4. Sterilisasi harus dilakukan pada alat yang mau digunakan agar tidak menggangu proses pembentukan nata karena bisa membuat perkembangan mikroba pada alat yang tidak steril.
5. Penambahan gula untuk menambah kadar glukosa selain dari air kelapa dan penambahan urea untuk menambah kadar nitrogen dan karbon untuk membantu proses pembentukan nata.
6. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, yaitu bahan
baku, pH, suhu, ketersedian nutrisi dan kesterilan alat.
7. Bakteri Acetobacter xylinum dapat berkerja pada pH optimum 4,3 dan suhu sekitar
28°– 31°C.
8. Asam asetat berfungsi untuk menurunkan pH pada air kelapa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. http://inacofood.wordpress.com (diakses pada tanggal 21 Maret 2015)
Anonim. 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco (diakses pada tanggal 21 Maret
2015)
Anonim. 2015. http://bioindustri.blogspot.com/2008/05/kemampuan-bakteri-acetobacter-
xylinum.html (diakses pada tanggal 21 Maret 2015)
Anonim. 2015. http://www.smallcrab.com/others/448-membuat-nata-de-coco (diakses pada
tanggal 21 Maret 2015)
Sutarminingsih. 2004. http://www.natadecocoindonesia.com (diakses pada tanggal 21
Maret 2015)LAMPIRAN
Air kelapa disaring
dengan kain yang
bersih
Pemanasan air
kelapa, gula dan urea
Campuran air
kelapa, gula dan
urea yang sudah
dididihkan
Nata de coco
yang sudah
dipanen