combi 5 rencana aksi fix

7
3.5 Membuat Rencana Aksi Rencana Aksi COMBI adalah instrumen utama untuk mengatur pelaksanaan program COMBI. Hal itu harus dibuat secara komprehensive dan jelas dengan rincian kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan agar strategi komunikasi yang ditetapkan pada langkah no. 4 dapat dioperasionalkan. Rencana aksi harus memasukkan semua kegiatan – kegiatan persiapan demikian juga apa yang sesungguhnya akan terjadi bila strategi dilaksanakan menurut berbagai kategori aksi yang dibuat pada strategi komunikasi. 3.5.1 Membuat Kegiatan-Kegiatan Khusus Menurut 5 Area 1. Mobilisasi Administrasi Dari strategi yang telah dibentuk di langkah ke 4, program ini akan bekerjasama dengan pihak TV Swasta yakni RCTI milik perusahaan MNC (Media Nusantara Citra) untuk menampilkan alur cerita kasus penggunaan saus yang berbahaya dalam sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” yang menduduki rating tertinggi di kategori sinetron yang diminati masyarakat terutama ibu-ibu. Kerjasama tersebut dilakukan dengan menghubungi phak managerial pihak stasiun TV swasta tersebut. Kemudian melakukan MOU dan

Upload: ria-zuri

Post on 30-Jul-2015

73 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Combi 5 rencana aksi fix

3.5 Membuat Rencana Aksi

Rencana Aksi COMBI adalah instrumen utama untuk mengatur

pelaksanaan program COMBI. Hal itu harus dibuat secara komprehensive dan

jelas dengan rincian kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan agar strategi

komunikasi yang ditetapkan pada langkah no. 4 dapat dioperasionalkan. Rencana

aksi harus memasukkan semua kegiatan – kegiatan persiapan demikian juga apa

yang sesungguhnya akan terjadi bila strategi dilaksanakan menurut berbagai

kategori aksi yang dibuat pada strategi komunikasi.

3.5.1 Membuat Kegiatan-Kegiatan Khusus Menurut 5 Area

1. Mobilisasi Administrasi

Dari strategi yang telah dibentuk di langkah ke 4, program ini akan

bekerjasama dengan pihak TV Swasta yakni RCTI milik perusahaan

MNC (Media Nusantara Citra) untuk menampilkan alur cerita kasus

penggunaan saus yang berbahaya dalam sinetron “Tukang Bubur Naik

Haji” yang menduduki rating tertinggi di kategori sinetron yang

diminati masyarakat terutama ibu-ibu. Kerjasama tersebut dilakukan

dengan menghubungi phak managerial pihak stasiun TV swasta

tersebut. Kemudian melakukan MOU dan melancarkan aksi dengan

menyelipkan pesan pada sinetron tersebut.

Serta mengirimkan proposal untuk menayangkan berita dalam

acara “Reportase” di TransTV mengenai produsen yang melakukan

kecurangan dalam pembuatan saus dan dampak kesehatan yang dapat

terjadi dengan menampilkan pakar kesehatan di FKM Universitas

Airlangga Surabaya.

2. Mobilisasi masyarakat

Aksi harus mampu menggerakkan keterlibatan masyarakat dalam

menunjukkan perilaku kepada keluarga dan individu. Dalam program

ini akan dilakukan pertemuan dulu untuk mendukung dan sebagai

fasilitator yakni dengan pihak BPOM dan Dinas Kesehatan Kota

Surabaya sebagai pemegang jajaran pusat daerah. Serta

memberdayakan masyarakat di tingkat PKK dan arisan dasawisma RT

Page 2: Combi 5 rencana aksi fix

untuk menjadi partisipan program agar nantinya ibu-ibu ini mampu

mengatur dan lebih selektif dalam pemilihan saus yang tepat untuk

dikonsumsi di skala rumah tangga. Caranya dengan memilih satu Desa

percontohan kemudian menetapkan pengurus untuk program

dasawisma tersebut. Program tersebut dibentuk sebulan sebelum

berjalannya program utama. Pada program dasawisma tersebut tidak

hanya dibentuk suatu kader untuk pengingat namun juga diberikan

pelatihan mengenai GoSiWAK secara benar dan praktis bagi ibu

rumah tangga.

3. Iklan, promosi, dan insentif

Pembuatan spanduk dipilih sebagai media pendukung program

pemilihan saus yang aman di masyarakat karena dapat dipasang dan

mudah ditemui di berbagai ruang publik. Media promosi dibuat dengan

pendekatan M – RIP (Massive, Repetitive, Persistent, Intens).

Media visual berupa spanduk dengan desain menarik dominan

warna merah dipasang sebanyak 500 buah di setiap bagian ruang

publik di sudut kota. Ukuran spanduk dan konten tulisan dan gambar

dikontraskan untuk menarik minat ibu-ibu sebagai komunikan. Iklan

layanan masyarakat berdurasi singkat sebagai selingan sinetron di

televisi juga sangat efektif berperan dalam persuasi masyarakat sehari-

hari karena iklan ditampilkan secara singkat namun berulang-ulang

apalagi dengan tokoh artis yang memiliki popularitas tinggi di

kalangan ibu-ibu sebagai penyampai informasi pemilihan saus yang

tepat dan aman.

4. Penyuluhan (komunikasi interpersonal)

Penyuluhan sebagai sarana komunikasi interpersonal untuk

mencapai sasaran utama yakni ibu-ibu dilakukan di tingkat PKK,

arisan dasawisma, sekolah TK maupun SD dan pusat perbelanjaan.

Penyuluhan dikemas dengan lebih menarik dan tidak membosankan,

diselenggarakan berulang di tiap bulan akan menjadi reminder bagi

sasaran untuk menerapkan perilaku pemilihan saus yang aman bagi

keluarga yang dicintai.

Page 3: Combi 5 rencana aksi fix

Penyuluhan melibatkan relawan masyarakat, tokoh masyarakat

yang disegani, petugas kesehatan, anak sekolah, pengembang sosial

tenaga kesehatan lapangan sebagai penyampai informasi yang

dipercaya dan direspon dengan baik.

5. Promosi tempat pelayanan kesehatan

Berbagai upaya promosi dilakukan secara serempak dengan

memasang berbagai media visual seperti spanduk yang dipasang

lengkap di ruang public yang mudah diakses seperti perempatan jalan

raya, pasar kota, pusat perbelanjaan, maupun poster-poster yang

disebakan dengan desain menarik yang ditempelkan di lokasi

perbelanjaan dan pertokoan yang menjadi jujukan tiap ibu sehari-hari.

3.5.2 Melakukan Analisa MS.CREFS

Melakukan analisa MS.CREFS (message, source, channel,

receiver, effect, feedback) untuk mengambil inti dari ide yang berguna

untuk diterapkan dalam mengartikulasikan strategi komunikasi.

1. Message (pesan)

Pesan yang ingin disampaikan yaitu agar masyarakat lebih selektif

dalam mengkonsumsi saus yang aman. Maka dari itu masyarakat harus

melakukan pemilihan saus dengan memperhatikan logo BPOM dan

Depkes (termasuk tanggal kadaluarsa), Komposisi, Warna, Aroma dan

Kekentalan (GoSiWAK). Pemilihan saus tersebut bertujuan untuk

menghindari penyakit akibat konsumsi saus yang tidak aman atau

mengandung rhodamin B dan methanil yellow yang dapat

mengakibatkan kanker serta gagal ginjal pada waktu kronis.

2. Source (sumber)

Sumber yang mendorong masyarakat dalam melakukan perilaku

pemilihan saus yang aman melalui:

a. Artis dengan popularitas tinggi yang sedang dipuji oleh

kelompok sasaran khususnya ibu-ibu. Artis yang dominan

mampu menarik perhatian dan simpati untuk mengikuti

perilaku/ trend yang ia ciptakan cocok dipilih sebagai

reference.

Page 4: Combi 5 rencana aksi fix

b. Pihak BPOM sebagai selector ahli makanan, minuman dan

obat-obatan yang mampu mengidentifikasi jenis-jenis saus

yang aman dan layak dikonsumsi.

c. Dinas Kesehatan sebagai tenaga kredibilitas yang memiliki

kewenangan untuk mengawasi bagaimana konsumsi di

masyarakat sekaligus penyampai informasi mengenai

keparahan dampak konsumsi saus yang tidak aman.

3. Channel (Saluran)

Saluran komunikasi yang digunakan untuk transfer informasi

mengenai pemilihan saus yang aman dikonsumsi adalah melalui media

massa yaitu stasiun TV swasta dengan menampilkan Iklan Layanan

Masyarakat yang didukung penuh oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur. ILM ini dipilih berdasarkan analisis kebiasaan ibu yang

mayoritas suka menonton TV. Saluran komunikasi lain yang efektif

yakni mouth-to-mouth antar ibu-ibu yang biasa dilakukan dimanapun

sebagai akses penyebaran informasi bagi keluarga maupun kerabat

lain.

4. Receiver (Penerima)

Penerima pesan dari program ini adalah masyarakat Provinsi Jawa

Timur khususnya kota Surabaya, dan pada khususnya adalah ibu-ibu

PKK serta anggota keluarga di wilayah Provinsi Jawa Timur.

5. Effect (Dampak)

Dampak yang diharapkan dari program perubahan perilaku ini

adalah meningkatnya kesadaran masyarakat sasaran untuk mampu

memilih saus yang aman layak dikonsumsi. Hal ini ditujukan untuk

perubahan perilaku masyarakat sasaran sehingga dapat menurunkan

angka kejadian penyakit khususnya akibat konsumsi saus.

6. Feedback (Umpan Balik)

Memperhatikan umpan balik yang ada di dalam masyarakat dengan

selalui memantau pelaksanaan program dan ketercapaian program dengan

baik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pre-test dan post

Page 5: Combi 5 rencana aksi fix

terhadap pengetahuan masyarakat apakah sudah mengetahui dan

memahami dari pesan yang disampaikan.

7. Setting (Situasi)

Intervensi komunikasi harus memperhatikan keadaan di masyarakat.