contoh bphtb dan pbb sanksi

Upload: steven-andrian-gunawan

Post on 12-Oct-2015

229 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

materu perpajakan 1

TRANSCRIPT

  • Pedoman Penghitungan Sanksi atau Denda atas PBB dan BPHTB

    Materi terkait denda dan sanksi administrasi sebenarnya sudah saya berikan di slide, namun

    hanya saya bahas sekilas. Hasil koordinasi saya dengan Pak Ronny (selaku koordinator seluruh mata

    kuliah Perpajakan di WM), materi Bea Meterai, PBB, dan BPHTB cukup dibahas secara garis besar

    dan yang umum-umum saja. Oleh sebab itu saya hanya memberi contoh perhitungan umum, tidak

    mengenai pelanggaran dan sanksi/denda.

    Namun pada hari Jumat kemarin, beberapa mahasiswi menunjukkan contoh soal UAS tahun-

    tahun sebelumnya. Pada soal-soal tersebut terdapat permasalahan terkait sanksi dan denda atas

    PBB dan BPHTB. Oleh sebab itu, sebagai langkah persiapan saya buatkan pedoman umum untuk

    menghitung denda/sanksi administrasi sebagai berikut.

    Pajak Bumi dan Bangunan

    1. Tuan Budi merenovasi rumah pada bulan Okotber 2012, sehingga luas bangunan bertambah dari

    200 m2 menjadi 300 m2. Kemudian atas perbuahan tersebut, Tuan Budi mengisisi Surat

    Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP) untuk mengupdate data PBB. Nilai bangunan oleh Tuan Budi

    dinyatakan senilai Rp 2.500.000.

    2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) tertanggal 30 Januari 2013 diterima oleh Tuan Budi

    pada tanggal 20 Februari 2013. Perlu diingat bahwa jangka waktu pembayaran PBB adalah 6

    bulan dari bulan penerbitan. Dengan demikian jatuh tempo pembayaran adalah 31 Juli 2013.

    3. Berikut adalah data PBB dalam SPPT yang diterima Tuan Budi:

    Bumi 200 m2 x Rp 2.000.000 400.000.000

    Bangunan 300 m2 x Rp 2.500.000 750.000.000

    NJOP Bumi dan Bangunan 1.150.000.000

    NJOPTKP Surabaya 15.000.000

    NJOPKP 1.135.000.000

    PBB Terutang 0,2% x NJOPKP Rp 2.270.000

    4. jika Tuan Budi membayar PBB tersebut maksimal tanggal 31 Juli 2013, maka PBB terutang atas

    rumah tersebut untuk tahun 2013 adalah Rp 2.270.000.

    5. Jika Tuan Budi baru membayar PBB tersebut tanggal 10 November 2013, maka PBB Terutang

    terdiri dari pokok PBB dan sanksi admimistrasi yang akan ditagih kemudian menggunakan Surat

    Tagihan Pajak Daerah (STPD). Perhitungannya adalah sebagai berikut:

    Pokok PBB Terutang 2.270.000

    Sanksi administrasi 2 % x 4 bulan (Agustus

    November)

    181.600

  • 6. Dengan asumsi Tuan Budi telah membayar PBB tepat waktu, setelah dilakukan pemeriksaan oleh

    Dinas Pendapatan diketahui bahwa nilai bangunan yang dinyatakan oleh Tuan Budi dalam SPOP

    (keterangan No. 1) tidak benar. Seharusnya nilai bangunan adalah Rp 3.000.000 per m2. Dengan

    demikian diterbitkan SKPDKB tanggal 1 Desember 2013 senilai:

    Pokok Pajak dalam SKPDKB 3.000.000 2.500.000 x 300 m2

    x 0,2%

    300.000

    Denda dalam SKPDKB 300.000 x 2% x 5 bulan

    (Agustus Desember)

    30.000

    Nilai SKPDKB 330.000

    PBB yang harus dibayar 2013 2.270.000 + 330.000 Rp 2.600.000

    7. Kelanjutan dari keterangan no 6, hasil pemeriksaan lanjutan diketahui ternyata Tuan Budi

    merenovasi rumah dengan luas bangunan menjadi 400 m2. Dengan demikian Dinas Pendapatan

    akan menerbitkan SKPDKBT tertanggal 5 Februari 2014 dengan sanksi kenaikan 100% dari pajak

    yang belum dibayar (selisih antara totak pokok PBB di SKPDKBT dengan pokok PBB di SKPDKB).

    Perhitungannya sebagai berikut:

    Pokok Pajak dalam SKPDKBT (400 m2 -300 m2) x 3.000.000 x

    0,2%

    600.000

    Denda kenaikan dlm SKPDKBT 100% x 600.000 600.000

    Nilai SKPDKBT 1.200.000

    PBB yang harus dibayar 2013 2.270.000 + 330.000 +

    1.200.000

    Rp 3.380.000

    Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

    1. Tuan Doni membeli sebidang tanah dari Tuan Hari seluar 600 m2 dengan harga Rp 4.000.000 per

    m2. Transaksi dan penandatanganan akta jual beli dilakukan tanggal 5 Maret 2013. PPh dan

    BPHTB telah disetor tepat waktu dan Notaris telah menandatangani akte jual beli. Berikut

    perhitungan BPHTB transaksi tersebut:

    NPOP 600 m2 x 4.000.000 2.400.000.000

    NPOPTKP Surabaya 75.000.000

    NPOPKP 2.325.000.000

    BPHTB 5 % x NPOPKP Rp 116.250.000

    2. Jika ternyata Tuan Doni hanya menyetor BPHTB sebesar Rp 100.000.000, Dinas Pendapatan akan

    menerbitkan STPD dengan sanksi 2% untuk setiap bulan keterlambatan. Misalnya kekurangan

    tersebut diketahui dan diterbitkan STPD tanggal 4 Juni, maka pehitungan sanksi adalah:

    Kekurangan BPHTB 116.250.000 100.000.000 16.250.000

    Sanksi administrasi STPD 2 % x 2 bulan ( April Mei) 650.000

  • 3. Dengan asumsi Tuan Doni telah membayar BPHTB tepat waktu (kondisi No.2 diabaikan), setelah

    dilakukan pemeriksaan Dinas Pendapatan menemukan pelanggaran dalam penghitungan dan

    pembayaran BPHTB. Transaksi tersebut seharusnya menggunakan nilai NJOP yaitu sebesar Rp

    4.500.000 yang lebih besar dari nilai transaksi atau NPOP. Atas pelanggaran tersebut diterbitkan

    SKPDKB tanggal 6 Oktober 2013 dengan nilai:

    NJOP 600 m2 x 4.500.000 2.700.000.000

    NPOP 600 m2 x 4.000.000 2.400.000.000

    Selisih 300.000.000

    Pokok BPHTB dalam SKPDKB 300.000.000 x 5% 15.000.000

    Sanksi dalam SKPDKB 2% x 15.000.000 x 7 bulan (April

    Oktober)

    2.100.000

    Nilai SKPDKB 17.100.000

    BPHTB yang harus dibayar 116.250.000 + 17.100.000 Rp 133.350.000

    4. Pemeriksaan lanjutan menemukan bahwa sebenarnya Tuan Doni membeli tanah tersebut senilai

    Rp 5.000.000 per m2, namun dalam akte jual beli sengaja dikecilkan untuk menghindari pajak

    yang besar. Dinas Pendapatan kemudian menerbitkan SKPDKBT tertanggal 5 Januari 2014

    dengan perhitungan sebagai berikut:

    NPOP yang seharusnya 600 m2 x 5.000.000 3.000.000.000

    Nilai obyek sesuai SKPDKB 2.700.000.000

    Selisih 300.000.000

    Pokok BPHTB dalam SKPDKBT 300.000.000 x 5% 15.000.000

    Sanksi kenaikan dlm SKPDKBT 100% x 15.000.000 15.000.000

    Nilai SKPDKBT 30.000.000

    BPHTB yang harus dibayar 116.250.000 + 17.100.000 + 30.000.000

    Rp 163.350.000

    Perlu diingat:

    Pembayaran SPPT PBB jangak waktu adalah 6 bulan dari bulan SPPT.

    Pembayaran STPD, SKPDKB, SKPKBT adalah 1 bulan dari tanggal tagihan tersebut. Apabila

    terlambat akan ada sanksi tambahan.

    Harap dibaca kembali slide terkait ketentuan batas waktu maksimal sanksi administrasi PBB dan

    BPHTB.

    Pehitungan denda/sanksi adalah satu bulan penuh. Jadi seperti penjelasan BPHTB Nomor 2

    masih terhitung 2 bulan. Karena dari 5 Maret sampai dengan 4 Juni belum lewat 2 bulan. Jika

    tanggal STPD 5 Juni atau setelahnya, baru dihitung 3 bulan.

    Semoga bermanfaat, Terima Kasih.