contoh jurnal
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)27
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSANREVITALISASI TERHADAP BANGUNAN DAN KAWASAN CAGAR
BUDAYA KOTA BANDUNG DI DISBUDPAR KOTA BANDUNG
Syahrani Dhimas Prabowo 1, Eko Budi Setiawan 2
Universitas Komputer IndonesiaJl. Dipati Ukur No.112 Bandung 40132
E-mail: [email protected] 1, [email protected] 2
ABSTRAK
Pendekatan revitalisasi cagar budaya harusmampu mengenali dan memanfaatkan pula potensiyang ada di lingkungan sekitar seperti sejarah,makna, serta keunikan dan citra lokasi. Masihkurang akuratnya mekanisme dalam perhitungannilai dari setiap kriteria masing-masing bangunandan kawasan cagar budaya menyulitkan petugasdalam menentukan prioritas revitalisasi, sehinggamenimbulkan kurang optimalnya tindakanrevitalisasi yang dilakukan. Analisis cagar budayamemanfaatkan Metode Analytical HierarchyProcess (AHP) sebagai metode dari SistemPendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisisdata cagar budaya yang menggunakan beberapakriteria (multikriteria) untuk memilih prioritasrevitalisasi cagar budaya yang tepat. AHP digunakansebagai model untuk pembobotan multiktiteriadalam proses pemilihan prioritas revitalisasi.Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapatmembantu petugas dalam pengolahan data cagarbudaya, mempercepat waktu analisis cagar budaya,memudahkan proses pengambilan keputusanprioritas revitalisasi cagar budaya Kota Bandungserta mampu mengoptimalkan tindakan revitalisasiyang dilakukan.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan,Revitalisasi, AHP, Cagar budaya.
1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KotaBandung (DISBUDPAR) merupakan salah satuunsur pelaksana pemerintah daerah khusus KotaBandung yang memiliki tugas pokok melaksanakansebagian urusan daerah di bidang kebudayaan danPariwisata. Salah satu fungsi utama DinasKebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalahperumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan danpariwisata termasuk di dalamnya hal revitalisasiterhadap bangunan dan kawasan cagar budaya yang
ada di Kota Bandung. Revitalisasi adalah upayauntuk memvitalkan kembali suatu kawasan ataubagian kota yang dulunya pernah vital atau hidup,tetapi kemudian mengalami kemunduran. Dalamproses revitalisasi suatu kawasan, aspek yangdicakup di antaranya adalah perbaikan di aspek fisik,ekonomi, dan sosial.
Suatu sistem dibutuhkan oleh petugas dinaskebudayaan dan pariwisata Kota Bandung seksikebudayaan untuk lebih mempermudah prosespengolahan data bangunan dan kawasan cagarbudaya, mempercepat proses analisis terhadap cagarbudaya tersebut berdasarkan penilaian dari setiapkriteria yang dimiliki serta mampu memberikanrekomendasi untuk mempermudah dalammengambil keputusan berupa informasi cagarbudaya yang menjadi prioritas revitalisasi karenatindakan revitalisasi terhadap cagar budaya harusdilakukan seoptimal mungkin khususnya untukbangunan dan kawasan cagar budaya yang memilkiumur yang sudah tua dan keadaan fisiknya yangsudah mengalami banyak kerusakan karenadikhawatirkan jika petugas kurang tepat dalammengambil keputusan dalam melakukan revitalisasiakan mengakibatkan terjadinya devitalisasi cagarbudaya.
1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dari penelitian ini adalah
untuk menerapkan sistem pendukung keputusanrevitalisasi terhadap bangunan dan kawasan cagarbudaya Kota Bandung di DISBUDPAR KotaBandung. Sedangkan, untuk menanggapi latarbelakang permasalahan yang ada, maka tujuan yangingin dicapai dari penelitian ini adalah:1. Mempermudah proses pengolahan data bangunan
dan kawasan cagar budaya.2. Mempersingkat waktu dalam melakukan analisis
data bangunan dan kawasan cagar budayaberdasarkan Peraturan Daerah Kota BandungNomor: 19 Tahun 2009.
3. Mempermudah petugas dinas kebudayaan danpariwisata Kota Bandung seksi kebudayaandalam mengambil keputusan untuk menentukanprioritas revitalisasi yang akan dilakukan.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)28
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
2. LANDASAN TEORI2.1 Revitalisasi
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkankembali suatu kawasan atau bagian kota yangdulunya pernah vital atau hidup, tetapi kemudianmengalami kemunduran. Dalam proses revitalisasisuatu kawasan, aspek yang dicakup di antaranyaadalah perbaikan di aspek fisik, ekonomi, dan sosial.Revitalisasi Cagar budaya sendiri merupakan upayamemberdayakan situasi dan kondisi kawasandan/atau bangunan cagar budaya untuk berbagaifungsi yang mendukung pelestariannya.
2.2 Sistem Pendukung KeputusanSistem pendukung keputusan merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakaninformasi, pemodelan, dan pemanipulasian data.Sistem itu digunakan untuk membantu keputusandalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yangtidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secarapasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.Sistem pendukung keputusan biasanya dibangununtuk mendukung solusi atas suatu masalah atauuntuk mengevaluasi suatu peluang. Sistempendukung keputusan yang seperti itu disebutaplikasi sistem pendukung keputusan. Aplikasi inidigunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasisistem pendukung keputusan menggunakan CBIS(Computer Based Information System) yangfleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yangdikembangkan untuk mendukung solusi atasmasalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur.
Aplikasi sistem pendukung keputusanmenggunakan data, memberikan antarmukapengguna yang mudah, dan dapat menggabungkanpemikiran pengambil keputusan. Sistem ini lebihditujukan untuk mendukung manajemen dalammelakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalamsituasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteriayang kurang jelas. Sistem pendukung keputusantidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikanpengambilan keputusan, tetapi, memberikanperangkat interaktif yang memungkinkan pengambilkeputusan untuk melakukan berbagai analisismenggunakan model-model yang tersedia [1].Tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah [2] :1. Membantu manajer dalam pengambilan
keputusan atas masalah semiterstruktur.2. Memberikan dukungan atas pertimbangan
manajer dan bukannya dimaksudkan untukmenggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yangdiambil manajer lebih dari pada perbaikanefisiensinya.
4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkanpara pengambil keputusan untuk melakukanbanyak komputasi secara cepat dengan biayarendah.
5. Dukungan kualitas. Komputer bisameningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.Sebagai contoh, semakin banyak data yangdiakses, makin banyak juga alternatif yang bisadievaluasi.Ditinjau dari tingkat teknologinya, sistem
pendukung keputusan dibagi menjadi 3, yaitu:1. SPK Spesifik
SPK spesifik bertujuan membantu memecahkansuatu masalah dengan karakteristik tertentu.Misalnya, SPK penentuan harga satuan barang.
2. Pembangkit SPKSuatu software yang khusus digunakan untukmembangun dan mengembangkan SPK.Pembangkit SPK akan memudahkan perancangdalam membangun SPK spesifik.
3. Perlengkapan SPKBerupa software dan hardware yang digunakanatau mendukung pembangunan SPK spesifikmaupun pembangkit SPK.
Berdasarkan tingkat dukungannya, sistempendukung keputusan dibagi menjadi 6, yaitu :1. Retrieve Information Elements
Inilah dukung terendah yang bias dilakukanolaeh SPK, yakni berupa akses selektif terhadapinformasi. Misalkan manajer bermaksud mencaritahu informasi mengenai data penjualan atassuatu area pemasaran tertentu.
2. Analyze Entire FileDalam tahapan ini, para menajer diberi aksesuntuk melihat dan menganilisis file secaralengkap. Misalnya, manajer bisa membuatlaporan khusus penilaian persediaan denganmelihat file persediaan atau manajer bisamemperoleh laporan gaji bulanan dari filepenggajian.
3. Prepare Report From Multiple filesDukungsn seperti ini cenderung dibutuhkanmengingat para manajer berhubungan denganbanyak aktivitas dalam satu momen tertentu.Contoh tahapan ini antara lain kemampuanmelihat laporan rugi-laba. Analisis penjualanproduk per pelanggan, dan lain-lain.
4. Estimate Decision ConsequencesDalam tahap ini, manajer dimungkinkan untukmelihat dampak dari setiap keputusan yangmungkin diambil. Misalnya, manajerdimungkinkan memasukkan unsur harga dalamsebuah model untuk melihat pengaruhnyaterhadap laba usaha.
5. Propose DecisionDukungan ditahap ini sedikit lebih maju lagi.Suatu alternatif keputusan bisa disodorkan kehadapan manajer untuk dipertimbangkan. Contohpenerapannya antara lain manajer pabrik yangmemasukkan data mengenai pabrik dan peralatanyang dimiliknya sehingga SPK akan mampumeneruskan rancangan tata letak (lay out) yangsaling efisien.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)29
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
6. Make DecisionIni adalah jenis dukungan yang sangatdiharapkan dari SPK. Tahapan ini akanmemberikan sebuah keputusan yang tinggalmenunggu legitimasi dari manajer untukdijalankan.
2.3 Analytic Hierarchy Processing (AHP)Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan
adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utamaAHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan inpututamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarkimemungkinkan dipecahnya masalah kompleks atautidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalumenyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. AHPmemiliki banyak keunggulan dalam menjelaskanproses pengambilan keputusan. Salah satunya adalahdapat digambarkan secara grafis sehingga mudahdipahami oleh semua pihak yang terlibat dalampengambilan keputusan.
2.3.1 Prinsip Dasar AHPDalam menyelesaikan permasalahan dengan
AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami,diantaranya adalah :1. Membuat hierarki
Sistem yang kompleks bisa diatasi denganmemecahnya menjadi elemen-elemenpendukung, menyusun elemen secara hierarkidan menggabungkannya atau mensintesisnya.
Gambar 1 Struktur Hirarki AHP
2. Penilaian kriteria dan alternatifKriteria dan alternatif dilakukan denganperbandingan berpasangan, untuk berbagai, skala1 sampai 9 adalah skala terbaik untukmengekspresikan pendapat.
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)Untuk setiap kriteria dan alternative, perludilakukan perbandingan berpasangan (PairwiseComparisons). Nilai-nilai perbandingan relatifdari seluruh alternative kriteria bisa disesuaikandengan dengan judgement yang telah ditentukanuntuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobotdan prioritas dihitung dengan memanipulasi
matriks atau melalui penyelesaian persamaanmatematika.
4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)Konsistensi memiliki dua makna, pertama,objek-objek yang serupa bisa dikelompokkansesuai dengan keseragaman dan relevansi.Kedua, menyangkut tingkat hubungan antarobjekyang didasarkan pada kriteria tertentu.
2.3.2 Prosedur AHPPada dasarnya, prosedur atau langka-langka
metode AHP meliputi :1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi
yang diinginkan, lalu menyusun hierarki daripermasalahan yang dihadapi. Penyusunanhierarki adalah dengan menetapkan tujuan yangmerupakan sasaran sistem secara keseluruhanpada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemenLangkah pertama dalam menentukan prioritaselemen adalah membuat perbandingan pasangan,yaitu membandingkan elemen secaraberpasangan sesuai kriteria yang diberikan.Matriks perbandingan berpasangan diisimenggunakan bilangan untuk merepresentasikankepentingan relatif dari suatu elemen terhadapelemen yang lainnya.
3. SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadapperbandingan berpasangan disentesis untukmemperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yangdilakukan dalam langkah ini adalah :a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
pada matriks.b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total
kolom yang bersangkutan untuk memperolehnormalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap barisdan membaginya dengan jumlah elemenuntuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan, penting untukmengetahui seberapa baik konsistensi yang adakarena pengguna tidak menginginkan keputusanberdasarkan pertimbangan dengan konsistensiyang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalamlangkah ini adalah :a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama
dengan prioritas relatif elemen pertama, nilaipada kolom kedua dengan prioritas relatifelemen kedua, dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris.c. Hasil dari penjuumlahan baris dibagi dengan
elemen prioritas relatif yang bersangkutan.d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan
banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebutλ maks
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)30
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :CI = (λmaks-n)/nDimana n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi atau Consistency Ratio(CR) dengan rumus :CR = CI/IRDimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency IndexIR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainyalebih dari 10%, maka penilaian data judgementharus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasilperhitungan bisa dinyatakan benar. Berdasarkanperhitungan Thomas L. dengan menggunakan500 sampel diperoleh nilai rata-rata indeksrandom (RI) untuk setiap ordo matrik tertentu.[2]
Tabel 1. Daftar Indeks Random Konsistensi [2]
UkuranMatriks
Nilai IR
1,2 0,003 0,584 0,905 1,126 1,247 1,328 1,419 1,4510 1,4911 1,5112 1,4813 1,5614 1,5715 1,59
2.4 ERD (Entity Relationship Diagram)Basis data Relasional adalah kumpulan dari
relasi-relasi yang mengandung seluruh informasiberkenaan suatu entitas atau objek yang akandisimpan di dalam database. Entity relationaldiagram (ERD) adalah suatu pemodelan dari basisdata relasional yang didasarkan atas persepsi didalam dunia nyata, dunia ini senantiasa terdiri darisekumpulan objek yang saling berhubungan antarasatu dengan yang lainnya. Suatu objek disebut entitydan hubungan yang dimilikinya disebut relationship.Suatu entity bersifat unik dan memiliki atributsebagai pembeda dengan entity lainnya.
2.5 DFD (Data Flow Diagram)Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yangtelah ada atau sistem baru yang akan dikembangkansecara logika tanpa mempertimbangkan lingkunganfisik dimana data tersebut mengalir ataupun
lingkungan fisik dimana data tersebut akandisimpan.
2.6 Diagram KonteksDiagram konteks menggambarkan hubungan
antara sistem dengan entitas luarnya. Diagramkonteks berfungsi sebagai transformasi dari suatuproses yang melakukan transformasi data inputmenjadi data output. Entitas yang dimaksud adalahentitas yang mempunyai hubungan langsung darisistem. Suatu konteks diagram selalu mengandungsatu dan hanya satu proses saja. Proses ini mewakiliproses dari seluruh sistem. Konteks diagram inimenggambarkan hubungan input atau output antarasistem dengan dunia luarnya (kesatuan luar).
2.7 Kamus DataMenurut Roger. S. Pressman [3], kamus data
adalah sebuah daftar yang terorganisasi dari elemendata yang berhubungan dengan system, dengandefinisi yang tegar an teliti, sehingga pemakai dananalisis system akan memiliki pemahaman yangumum mengenai input, output, dan komponenpenyimpan dan bahkan kalkulasi intermediate
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN3.1 Analisis Sistem Sedang Berjalan
Setelah diadakan pengamatan sistem yangsedang berjalan, diperoleh prosedur sebagaiprosedur sistem manual yang sedang berjalan diDISBUDPAR Kota Bandung, diantaranya yaitu1. Prosedur pengumpulan objek cagar budaya
Prosedur sistem ini dilakukan oelh TimHerritage, Petugas Pelaksana, Kepala seksikebudaya dalam melakukan pengumpulan danpendataan bangunan dan kawasan yang akandiajukan sebagai cagar budaya.
2. Prosedur perumusan dan pemantapan objekcagar budaya.Prosedur yang dilakukan oleh seksi kebudaayndan Tim Pertimbangan dalam melakukanperumusan kriteria yang dimiliki oleh cagarbudaya untuk menentukan golongan cagarbudaya tersebut.
3. Prosedur penetapan revitalisasiProsedur yang dilakukan oleh petugas pelaksanaseksi kebudayan, kepala seksi kebudayaan dandinas tata ruang dalam melakukan penetapanreviatalisasi.
3.2 Analisis DataAnalisis data bertujuan untuk mengetahui
proses informasi yang mengalir melalui perangkatlunak. Untuk menggambarkan proses informasisecara umum digunakan alat bantu, yaitu ERD,Contex Diagram (Diagram Konteks), Data FlowDiagram (DFD), spesifikasi proses dan kamus data.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)31
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
Gambar 2 ERD
Gambar 3 Diagram Konteks
Gambar 4 DFD Level 1
3.3 Perancangan SistemPerancangan sistem merupakan bagian dari
metode pengembangan suatu perangkat lunak yangdilakukan setelah tahap analisis. Perancanganbertujuan untuk memberikan gambaran secaraterperinci. Perancangan sistem diharapkan dapatmemecahkan permasalahan yang ada [4].
Gambar 5 Skema Relasi
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)32
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
3.3.1 Struktur TabelStruktur tabel merupakan urutan isi atau data
yang berada dalam suatu record.Struktur tabel dalamSistem Pendukung Keputusan Revitalisasi TerhadapCagar Budaya Kota Bandung di DISBUDPAR KotaBandung adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Struktur Tabel User
Field Type Size Keterangan
NIP Varchar 18 Primary Key
Username Varchar 11
Password Varchar 40
Hak_akses Varchar 18
Tabel 3 Struktur Tabel Cagar Budaya
Field Type Size Keterangan
Kode_cb Varchar 7 Primary Key
NIP Varchar 18 Foreign Key
Status Varchar 30
Nama_bangunan Varchar 40
Alamat Varchar 40
Arsitek Varchar 40
Thn_pembangunan year 4
Fungsi_lama Varchar 40
Fungsi_baru Varchar 40
Gaya_arsitektur Varchar 40
Bahan_fasade Varchar 30
Atap_bentuk Varchar 40
Konstruksi Varchar 50
Bagian_luar Varchar 40
Tabel 4 Struktur Tabel Kriteria
Field Type Size Keterangan
Id_Kriteria Integer 11 Primary Key
Kriteria Varchar 30
NIP Varchar 18 Foreign Key
Tabel 5 Struktur Tabel Matriks Kriteria
Field Type Size Keterangan
Id_Kriteria Integer 18 Foreign Key
Kolom Integer 11
Nilai Float
Tabel 5 Struktur Tabel Subkriteria
Field Type Size Keterangan
Id_Subkritria Integer 11 Primary Key
Id_Kriteria Integer 11 Foreign Key
NIP Varchar 18 Foreign Key
Field Type Size Keterangan
Subkiteria Varchar 40
Bobot Integer 3
Tabel 6 Struktur Tabel Matriks Subkriteria
Field Type Size Keterangan
Id_Subkriteria Integer 11 Foreign Key
Id_Kriteria Integer 11
Kolom Integer 11
Nilai Float
Tabel 7 Struktur Tabel Penilaian
Field Type Size Keterangan
Kode_cb Varchar 7 Foreign Key
Id_subkriteria Varchar 18 Foreign Key
Bobot Int 3
Tabel 8 Struktur Tabel Detail Penilaian
Field Type Size Keterangan
Id_penilaian Int 11 Primary Key
Kode_cb Varchar 7 Foreign Key
Nama_bangunan Varchar 40
Alamat Varchar 40
Fungsi_lama Varchar 40
Arsitek Varchar 40
Tahun Year 4
Detail_nilai Varchar 255
Hasil Integer 11
Golongan Varchar 10
Jenis_tindakan Text
Jenis_tindakan2 Text
4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN4.1 Implementasi
Implementasi merupakan kelanjutan darikegiatan perancangan sistem dan dapat dipandangsebagai usaha untuk mewujudkan sistem yangdirancang. Implementasi bertujuan untukmengkonfirmasikan modul program perancanganpada para pelaku sistem, sehingga user dapatmemberikan masukan kepada pembangun sistem.Gambar 6 menggambarkan proses penginputan datacagar budaya yang dilakukan oleh petugas pelaksanaseksi kebudayaan dinas kebudayaan dan pariwisata.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)33
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
Gambar 6 Form Penginputan Data Cagar Budaya
Gambar 7 menggambarkan proses penilaian datacagar budaya dengan melakukan perubahan nilaiindikator cagar budaya, serta penentuan waktu amsaberlaku penilaian, sistem akan menghasilkan outputberupa golongan cagar budaya dari hasil penilaianindikator, serta rekomendasi tindakan revitalisasiberdasarkan golongan cagar budaya tersebut.
Gambar 7 Form Penilaian Cagar Budaya
Gambar 8 merupakan halaman untuk melihat statusrevitalisasi dari setiap cagar budaya hasil analisisyang telah dilakukan oleh Tim Pertimbangan.
Gambar 8 Form Status Revitalisasi Cagar Budaya
Gambar 9 merupakan tampilan form histori darirevitalisasi cagar budaya yang telah dilakukan olehdinas kebudayaan dan pariwisata.
Gambar 9 Form Histori Revitalisasi
4.2 PengujianPengujian yang digunakan untuk menguji sistem
ini adalah metode pengujian black box. Pengujianblack box berfokus pada persyaratan fungsionalperangkat lunak. Dengan demikian, pengujian blackbox berfokus pada persyaratan fungsional perangkatlunak. Pengujian ini memungkinkan perekayasaperangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisiinput yang sepenuhnya semua persyaratanfungsional untuk suatu program.
Berdasarkan hasil pengujian black box yang telahdilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa padaproses masih memungkinkan untuk terjadinyakesalahan tetapi secara fungsional sistem sudahdapat menghasilkan output yang diharapkan.
Dari pengujian yang telah dilakukan dapatdisimpulkan sistem pendukung keputusanrevitalisasi terhadap bangunan dan kawasan cagarbudaya Kota Bandung di DISBUDPAR KotaBandung ini memiliki tampilan yang menarik danmudah digunakan, cukup mempemudah kinerjapetugas dalam melakukan pengolahan databangunan dan kawasan cagar budaya, cukupmempercepat waktu yang dibutuhkan untukmelakukan analisis cagar budaya, mempemudahpengambilan keputusan terhadap penentuan prioritasrevitalisasi dan sudah sesuai dengan kebutuhan.Hasil pengujian ini baru secara presentase statistiksaja, dan mungkin kurang akurat. Untuk itu, apabilaingin mengetahui jawaban dengan kedalamanakurasi, maka perlu adanya suatu pengolahan datastatistik dengan acuan dari hasil kuesioner yangsama.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)34
Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033
5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis, perancangan,implementasi beserta pengujian yang telahdilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulanterhadap sistem pendukung keputusan revitalisasiterhadapa bangunan dan kawasan cagar budaya KotaBandung di DISBUDPAR Kota Bandung sebagaiberikut :
1. Sistem pendukung keputusan yang dibangundapat mempermudah proses pengolahan databangunan dan kawasan cagar budaya.
2. Sistem pendukung keputusan yang dibangundapat mempersingkat waktu dalammelakukan analisis data bangunan dankawasan cagar budaya.
3. Sistem pendukung keputusan yang dibangundapat mempermudah petugas dinaskebudayaan dan pariwisata Kota Bandungseksi kebudayaan dalam mengambilkeputusan untuk menentukan prioritasrevitalisasi yang akan dilakukan.
5.2 SaranDalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan
Revitalisasi Terhadadap Bangunan Dan KawasanCagar Budaya Kota Bandung Di Disbudpar KotaBandung ini masih banyak hal yang dapatdikembangkan, seperti :
1. Pengelolaan nilai matriks dalam perhitunganAHP dibuat jadi lebih mudah untuk penggunayang baru menggunakan sistem.
2. Perlu dibuat adanya sistem backup, agar data-data yang telah ada tersimpan dengan lebihbaik.
3. Data yang dimasukan kedalam programdiharapkan menggunakan data yang benar,serta dilakukan pemeliharaan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA[1] Turban, E., Aronson, J. E., dan Liang, T. P.
2005. Decision Support System and IntelligentSystems.Seventh Edition. Prentice-Hall ofIndia Private Limited. New Delhi.
[2] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi SistemPendukung Keputusan. C.V Andi Offset.Yogyakarta.
[3] Pressman, S Roger. 2012. Rekayasa PerangkatLunak: Pendekatan Praktisi Edisi 7, Andi,Yogyakarta.
[4] Hartono, Jogiyanto. 2002. PengenalanKomputer, Dasar Ilmu Komputer,Pemrograman, Sistem Informasi, danIntelegensi Buatan. Andi. Yogyakarta.