contoh kebijakan berdasar mixed scanning theory

2
MIXED SCANNING THEORY Konsep dan Langkah: 1. Menggabungkan antara yang rasional dan inkremental ( Teori Campuran) 2. Memperhatikan kemampuan pembuat keputusan dengan memperhitungkan keputusan fundamental dan inkremental 3. Muncul karena melihat adanya potensi (kelebihan & kekurangan) dari dua pendekat sebelumnya. ( Amitai Etzioni --1970an) 4. Mengkombinasikan pendekatan Rasional Menyeluruh dengan Pendekatan Terpilah masi masing dalam kadar lingkup tertentu 5. Menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup wawasan sekilas/ mengamati da mempelajari ( scan ) serta memperdalam tinjauan atas unsur/ subsistem yang strategis kedudukan sistem terhadap permasalahan menyeluruh 6. Tahap scanning berangkat dari yang paling luas sampai fokus analisis mendalam. menemukan fokus, tahap berikutnya dengan komprehensif Contoh Kebijakan Berdasar Teori MIX SCANNING : KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN Landasan Argumentasi: 1. Komprehensif; berdasarkan data yang sangat kuat dari berbagai elemen kebijakan un menentukan tentang perlunya wajib belajar 12 tahun. Berbagai pemikiran dan data diperoleh didapat dari rendahnya tingkat melek huruf Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara sekitar. 2. Terpilah; menggunakan kecenderungan kebijakan wajib belajar sebelumnya untuk mene prediksi kendala yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan wilayah-wilayah yang telah sukses mengimplementasikan kebijakan tersebut. 3. Mixed scaning; menggunakan 2 macam pendekatan. Pertama adalah dengan melihat secara menyeluruh dengan tidak melihat bagian-ba yang detail, yaitu menempatkan segenap rakyat Indonesia untuk berhak mendapatka pendidikan selama 12 tahun sebagai langkah lanjutan Wajib Belajar 9 tahun. Kedua adalah dengan mendetailkan hasil pemikiran tahap pertama dan memperdala analisisnya untuk kemudian ditetapkan kebijakan yang lebih parsial untuk menduk keterjelasan pendekatan pertama. 4. Wajar 12 tahun merupakan kelanjutan dari kebijakan wajar 6 dan 9 tahun ( feed back dari kebijakan sebelumnya) 5. Merupakan kebijakan tambahan dan perbaikan dari kebijakan sebelumnya 6. Menjadi langkah lanjutan untuk mewujudkan fasilitas pendidikan demi terwujudnya belajar sepannjang hayat dalam rangka pemeberdayaan rakyat secara keseluruhan Keunggulan Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun Pemenuhan dan pemerataan kebutuhan pendidikan bermutu bagi seluruh rakyat Indon (sesuai amanat konstitusi dimana pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (menurunkan angka putus sekolah, meni angka melek huruf) Mengurangi tingkat kesenjangan sosial Memajukan dan mencerdaskan sumber daya manusia dalam rangka mengantisipasi era persaingan global

Upload: muhammad-fachrudin

Post on 21-Jul-2015

1.092 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

MIXED SCANNING THEORY Konsep dan Langkah: 1. Menggabungkan antara yang rasional dan inkremental ( Teori Campuran) 2. Memperhatikan kemampuan pembuat keputusan dengan memperhitungkan keputusan fundamental dan inkremental 3. Muncul karena melihat adanya potensi (kelebihan & kekurangan) dari dua pendekatan sebelumnya. ( Amitai Etzioni --1970an) 4. Mengkombinasikan pendekatan Rasional Menyeluruh dengan Pendekatan Terpilah masingmasing dalam kadar lingkup tertentu 5. Menyederhanakan tinjauan menyeluruh dalam lingkup wawasan sekilas/ mengamati dan mempelajari (scan) serta memperdalam tinjauan atas unsur/ subsistem yang strategis dalam kedudukan sistem terhadap permasalahan menyeluruh 6. Tahap scanning berangkat dari yang paling luas sampai fokus analisis mendalam. Setelah menemukan fokus, tahap berikutnya dengan komprehensif Contoh Kebijakan Berdasar Teori MIX SCANNING : KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN Landasan Argumentasi: 1. Komprehensif; berdasarkan data yang sangat kuat dari berbagai elemen kebijakan untuk menentukan tentang perlunya wajib belajar 12 tahun. Berbagai pemikiran dan data yang diperoleh didapat dari rendahnya tingkat melek huruf Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara sekitar. 2. Terpilah; menggunakan kecenderungan kebijakan wajib belajar sebelumnya untuk menentukan prediksi kendala yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan wilayah-wilayah yang lain yang telah sukses mengimplementasikan kebijakan tersebut. 3. Mixed scaning; menggunakan 2 macam pendekatan. Pertama adalah dengan melihat secara menyeluruh dengan tidak melihat bagian-bagian yang detail, yaitu menempatkan segenap rakyat Indonesia untuk berhak mendapatkan pendidikan selama 12 tahun sebagai langkah lanjutan Wajib Belajar 9 tahun. Kedua adalah dengan mendetailkan hasil pemikiran tahap pertama dan memperdalam analisisnya untuk kemudian ditetapkan kebijakan yang lebih parsial untuk mendukung keterjelasan pendekatan pertama. 4. Wajar 12 tahun merupakan kelanjutan dari kebijakan wajar 6 dan 9 tahun (feed back dari kebijakan sebelumnya) 5. Merupakan kebijakan tambahan dan perbaikan dari kebijakan sebelumnya 6. Menjadi langkah lanjutan untuk mewujudkan fasilitas pendidikan demi terwujudnya budaya belajar sepannjang hayat dalam rangka pemeberdayaan rakyat secara keseluruhan Keunggulan Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun Pemenuhan dan pemerataan kebutuhan pendidikan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia (sesuai amanat konstitusi dimana pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (menurunkan angka putus sekolah, meningkatkan angka melek huruf) Mengurangi tingkat kesenjangan sosial Memajukan dan mencerdaskan sumber daya manusia dalam rangka mengantisipasi era persaingan global

Kelemahan Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun Membutuhkan sumber daya dana, manusia dan waktu yang relatif besar Hanya dengan bantuan BOS yang relatif kecil, tidak semua satuan pendidikan mampu membebaskan biaya sekolah Memungkinkan adanya mafia anggaran di tingkat implementatif Tidak semua daerah siap menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun (sangat tergantung kondisi demografi dan budaya masyarakat, serta ketersediaan sekolah setingkat SMA) Timbul Kontraproduktif dengan rencana pengaturan pungutan biaya sekolah oleh pemerintah

Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun Faktor Keberhasilan Penetapan kebijakan yang matang (baik dari segi program maupun dana) Sosialisasi yang terencana kepada seluruh stakeholder (pemda, sekolah dan masyarakat) Implementasi yang memerlukan pengawasan intensif beserta alternatif pemecahannya jika terjadi kendala Adanya kesiapan semua daerah untuk menjalankan wajib belajar 12 tahun Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

Faktor Kegagalan Tidak siapnya seluruh daerah menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun Munculnya mafia anggaran di tingkat implementatif (akibat lemahnya pengawasan)