contoh proposal penelitain 1

64
CONTOH_1: PROPOSAL PENELITIAN: Berikut ini akan disampaikan Contoh Proposal Penlitian dan Gambaran dari Bentuk Konsultasi melalui e-mail. Tujuan dari penyampaian contoh ini hanya memberikan Gambaran kpd Mahasiswa ttg Bentuk Proposal yang akan disusun. JUDUL PROPOSAL PADA CONTOH INI ADALAH: “Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Seks Pra Nikah Pada Siswa Kelas XI SMK X DI KECAMATAN Y” RANCANGAN/DESAIN PENELITIAN: Kuasi Eksperimental (Pra Eksperimental) (Tulisan Proposal secara utuh ada dibawah) --------------------------- Silahkan dibaca untuk memberikan Gambaran ttg Bentuk Proposal Penelitian. Berkaitan dengan Rancangan Penelitian, TIDAK perlu dirisaukan. Untuk Mahasiswa Semester V TW nanti CUKUP dengan Rancangan Deskriptif saja. Berikut Contoh-Contoh Topik Penelitian Deskriptif: 1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Retardasi Mental *) Pada Keluarga Dengan Anak Menderita Retardasi Mental Di Desa XXXX *) 2. Hubungan Tingkat Pendidikan *) Orang Tua Dengan Pengetahuan *) Tentang Retardasi Mental Pada Keluarga Dengan Anak Retardasi Mental Di Desa XXX *) , dsb. 1

Upload: ferry-ardani-trisitadi

Post on 05-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vjhghjhk

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Proposal Penelitain 1

CONTOH_1: PROPOSAL PENELITIAN:Berikut ini akan disampaikan Contoh Proposal Penlitian dan Gambaran dari Bentuk Konsultasi melalui e-mail. Tujuan dari penyampaian contoh ini hanya memberikan Gambaran kpd Mahasiswa ttg Bentuk Proposal yang akan disusun.

JUDUL PROPOSAL PADA CONTOH INI ADALAH:

“Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Tentang Seks Pra Nikah Pada Siswa Kelas XI SMK X DI KECAMATAN Y”

RANCANGAN/DESAIN PENELITIAN:

Kuasi Eksperimental (Pra Eksperimental)

(Tulisan Proposal secara utuh ada dibawah)

---------------------------

Silahkan dibaca untuk memberikan Gambaran ttg Bentuk Proposal Penelitian. Berkaitan dengan Rancangan Penelitian, TIDAK perlu dirisaukan. Untuk Mahasiswa Semester V TW nanti CUKUP dengan Rancangan Deskriptif saja. Berikut Contoh-Contoh Topik Penelitian Deskriptif:1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Retardasi Mental*) Pada

Keluarga Dengan Anak Menderita Retardasi Mental Di Desa XXXX*)

2. Hubungan Tingkat Pendidikan*) Orang Tua Dengan Pengetahuan*) Tentang

Retardasi Mental Pada Keluarga Dengan Anak Retardasi Mental Di Desa

XXX*), dsb.

Keterangan dari Kata-kata yg diberi Tanda *) : ã Bahwa Variabel tersebut Dapat diganti dengan Variabel lain, misalnya

Retardasi Mental diganti dengan Kondisi Gangguan Kesehatan (Patologis) yang lain yang terkait dengan Terapi Wicara, seperti Apasia, Gangguan Pendengaran dsb.

ã Tempat/Lokasi juga dapat diganti/disesuaikan, misalnya di Rumah Sakit...., di Klinik....., di Yayasan....., di RBM, dan sebagainya.

ã Variabel Tingkat Pendidikan bisa diganti dengan Tingakt Pendapatan atau Sosial Ekonomi Keluarga, Pekerjaan Orang Tua, dsb.

ã Variabel Pengetahuan juga dapat diganti dengan Variabel yg lain seperti Sikap, Keterampilan, dsb.

Contoh-Contoh yang lain akan segera menyusul....!!!!

1

Page 2: Contoh Proposal Penelitain 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk Indonesia sudah terbukti mulai melakukan hubungan seks

pada umur semakin muda. Hasil penelitian Yayasan Kusuma Buana

menunjukkan bahwa sebanyak 10.3% dari 3,594 remaja di 12 kota besar di

Indonesia telah melakukan hubungan seks bebas (Stephanie Creagh, 2004).

Hasil riset dari penelitian yang telah dilakukan oleh Komnas Perlindungan

Anak (2007) ataupun BKKBN (2010), mengenai perilaku remaja yang

melakukan hubungan seks pra nikah juga menunjukkan kecenderungan yang

meningkat.

Di Indonesia ada sekitar 16-20% dari remaja yang berkonsultasi

telah melakukan hubungan seks pranikah, jumlah kasus ini cenderung naik. Itu

bisa dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus aborsi di Indonesia yang

mencapai 2,3 juta pertahun. Di Jawa tengah ada sekitar 60 ibu yang

melakukan aborsi perbulan atau sekitar 720 pertahun. Tragisnya 15-30% dari

perilaku aborsi itu adalah remaja yang berstatus siswi SMP (Sekolah

Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), ini

menunjukkan rentannya remaja terhadap masalah seks bebas

(Pujiyatmi,2009).

2

Page 3: Contoh Proposal Penelitain 1

Perilaku seksual remaja di Klaten sudah dalam taraf memprihatinkan

dimana perilaku seks bebas sudah mulai berkembang di kalangan remaja di

Klaten.Pihak pendidikan harus memberikan pemahaman yang benar tentang

seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi pelajar Sekolah Menengah Umum

(SMU) di Kabupaten Klaten sebagai kelompok yang rentan terhadap perilaku

dan pergaulan bebas. (Purnama, 2008).

Di Kabupaten Klaten kehamilan pranikah pada remaja menduduki

prosentase ketiga setelah anemia dan infeksi kulit sebagai masalah remaja

tahun 2010. Kumulatif angka kejadian kehamilan pranikah di Kabupaten

Klaten mengalami kenaikan yang cukup tajam yaitu dari 2 kasus menjadi 45

kasus (Dinkes Kab.Klaten, 2010).

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 20

September 2011 di Swadaya Klaten dari 6 (lima) siswa terdapat 1 (satu) siswa

atau 16.6% mengetahui tentang pengertian seks pra nikah, 2 (dua) siswa atau

33.33% menjawab salah tentang pengertian seks pra nikah dan 2 (dua) siswa

atau 33.33% tidak mengetahui tentang pengertian seks pra nikah. Angka

kejadian dalam kurun waktu 3 tahun ini terdapat 3 (tiga) siswa yang mengalami

masalah kesehatan reproduksi diantaranya dampak negatif dari seks pranikah

yang menyebabkan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Untuk menghindari

dampak negatif dari seks pra nikah, maka perlu memberikan pengetahuan pada

remaja tentang pengertian seks pranikah yaitu hubungan seks yang dilakukan

remaja sebelum menikah. Hubungan seks pranikah selain dilarang oleh agama,

banyak mengandung risiko atau dampak seperti hilangnya

3

Page 4: Contoh Proposal Penelitain 1

keperawanan/keperjakaan, terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD),

hal ini membuat remaja terpaksa menikah, padahal mereka belum siap mental,

sosial dan ekonominya, putus sekolah (Drop Out). Materi yang akan di

sampaikan perlu menggunakan alat bantu berupa media yang berarti perantara

dalam penyampaian pelajaran kepada siswa. Media yang bisa digunakan salah

satunya yaitu jenis Leaflet. Leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi

atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Leaflet mempunyai

salah satu manfaat yaitu pembelajaran bisa lebih menarik, media dapt

diasosiasikan sebagai penarik perhatian membuat siswa tetap terjaga dan

memperhatikan. Kurangnya materi khusus tentang kesehatan reproduksi

mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga perlu di

beri penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya tentang seks pra nikah.

Apabila hal ini tidak segera ditindak lanjuti, maka siswa akan berusaha mencari

sumber informasi yang mungkin berasal dari pihak yang kurang bertanggung

jawab.Memperhatikan hal-hal di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Leaflet Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Tentang Seks Pra Nikah Pada Siswa Kelas XI

SMK Swadaya Klaten.

4

Page 5: Contoh Proposal Penelitain 1

B. Rumusan Masalah

Kesehatan reproduksi sangat penting untuk dipahami oleh remaja, karena

ketidaktahuan tentang kesehatan reproduksi dengan benar, dapat

mengakibatkan remaja melakukan hubungan seksual secara bebas pranikah, Di

Indonesia masih sangat minim upaya-upaya peningkatan pengetahuan remaja

tentang kesehatan reproduksi dikarenakan hal tersebut dianggap adalah hal

yang tabu. Dengan media audio visual yang dilakukan secara tepat akan dapat

menambah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja

khususnya seks pra nikah. Oleh sebab itu, permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penyuluhan dengan media

leaflet mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang

seks pra nikah pada siswa kelas XI SMK Swadaya Klaten”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap

peningkatan pengetahuan tentang seks pra nikah pada siswa kelas XI SMK

Swadaya Klaten

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan seks pra nikah sebelum dilakukan

penyuluhan dengan menggunakan media leaflet

b. Untuk mengetahui pengetahuan seks pra nikah setelah dilakukan

penyuluhan dengan menggunakan media leaflet

5

ASUS, 24/09/11,
TUJUANNYA KOK BEDA..?KALO TUJUAN SPT INI TENTUNYA NGGK PERLU ADA KONTROL DALAM RANCANGANNYA.Tidak ada dalam Tujuan ini yang memberikan gambaran/bayangan bahwa penelitian ini akan membandingkan antara DUA Kelompok dengan Perlakuan Berbeda.Yang ada hanyalah Satu Kelompok dengan Perlakuan yg berbeda.Sehingga, Tanpa Penelitianpun, asumsi/argumen orang sudah mampu Menjelaskan Bahwa kalau manusia itu belum diberi Penyuluhan dan setelah diberi penyuluhan JELAS Tingkat Pengetahuannya akan BerBEDA.Bagaimana Reny memberi Argumentasi dengan Bantahan seperti ini...????
Page 6: Contoh Proposal Penelitain 1

c. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan dengan menggunakan media leaflet

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang

pengaruh penyuluhan dengan media leaflet terhadap peningkatan

pengetahuan tentang seks pranikah pada siswa kelas XI SMK Swadaya

Klaten

b. Informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk penelitian

selanjutnya dengan hasil yang lebih akurat dan lebih bermanfaat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tenaga Kesehatan

Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam rangka membekali

remaja tentang ilmu pengetahuan tentang seks pranikah sehingga dapat

meningkatkan remaja kearah yang positif.

b. Bagi Guru SMK Swadaya Klaten

Sebagai masukan guru untuk meningkatkan pengetahuan positif

tentang kesehatan reproduksi terutama tentang seks pranikah pada

siswa.

6

Page 7: Contoh Proposal Penelitain 1

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Sehat Simatupang (2009)

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X

Semester II SMAN I Binjai” jenis penelitian ini adalah penelitian quasi

eksperimen. Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas dimana terdiri dari

I kelas sebagai eksperimen dan I kelas sebagai kontrol dan masing-

masing kelas terdiri dari 39 siswa. Hasil akhir nilai pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan sebesar 38 %. Persamaan

penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-

sama penelitian quasi eksperimen dan menggunakan kontrol. Perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel,materi yang disampaikan, sampel, waktu dan tempat

penelitian.

2. Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Sehat Sakinatunisa

(2010) “dengan judulefektifitas penyuluhan kesehatan reproduksi

remaja terhadap terhadap peningkatan pengetahuan pada siswa kelas XI

SMA N I Semin Gunung Kidul”. Jenis penelitian ini adalah penelitian

quasi eksperimen dengan pre test-post test design. Dengan responden

84 siswa kelas XI. Hasil akhir terjadi peningkatan pengetahuan setelah

diberi penyuluhan. Persamaan penelitian tersebut dengan penenlitian

yang akan diteliti adalah terdapat kesamaan pada variabel bebas dan

veriabel terikat, jenis penelitian. Perbedaan penelitian tersebut dengan

7

ASUS, 24/09/11,
Tolong cek semua Pengetikan, krn masih ada yg Doble dan beberapa kata blom ada spasinya...!!!
ASUS, 24/09/11,
Apakah secara Kebetulan SAMA Nama Depannya dengan yg No.1....???
Page 8: Contoh Proposal Penelitain 1

penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pada penelitian

terdahulu tidak ada kontrol, pemberian materi berbeda, sampel, dan

tempat penelitian berbeda.

8

ASUS, 24/09/11,
BUKANKAH Pernyataan ini menunjukkan bahwa Penelitian Reny akan Menggunakan KONTROL....????Tetapi Coba Lihat di TUJUAN dan KERANGKA KONSEP serta HIPOTESA, justru berlawanan dengan Pernyataan ini, yaitu Tidak Ada Pernyataan Reny yg menunjukkan adanya Analisis/Observasi thd Kontrol.
Page 9: Contoh Proposal Penelitain 1

BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga sasaran

tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Effendy, 1998).

Menurut Notoatmodjo (2004) metode yang digunakan dalam penyuluhan

kesehatan adalah:

a. Metode Ceramah

Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian, atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga

memperoleh informasi tentang kesehatan (Effendy, 1998).

b. Metode Diskusi Kelompok

Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang

suatu topik pembicaraan di antara 5-20 peserta (sasaran) dengan seorang

pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

9

Page 10: Contoh Proposal Penelitain 1

c. Metode Curah Pendapat

Adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan

oleh masing-masing peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat.

d. Metode Panel

Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau

peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dan

seorang pemimpin.

e. Metode Bermain Peran

Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai

sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap

kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium

Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan, tetapi saling berhubungan erat.

10

Page 11: Contoh Proposal Penelitain 1

h. Metode Seminar

Adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk

membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang

menguasai bidangnya.

2. Media

a. Pengertian media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperolah pengetahuan, katerampilan

atau sikap. Dalam proses belajar media diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangka, memproses dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad 2001).

b. Fungsi dan manfaat media

1) Fungsi media :

a) Memotivasi minat atau tindakan

b) Menyajikan informasi

c) Memberi instruksi

11

Page 12: Contoh Proposal Penelitain 1

2) Manfaat

a) Penyampain pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang

melihat atau mendengar penyajin melalui media menerima pesan

yang sama

b) Pembelajaran bisa lebih menarik, media dapt diasosiasikan

sebagai penarik perhatian membuat siswa tetap terjaga dan

memperhatikan

c) Pelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal

partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan

d) Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat karena kebanyakan

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan

pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak

dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa

e) Kualitas hasil belajar dapat dapat meningkat apabila integrasi kata

dan gambar sebagai media pembelajaran dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan yang

terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

f) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana di perlukan

g) Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan

h) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif

12

Page 13: Contoh Proposal Penelitain 1

c. Macam-macam media

1) Media Cetak

2) Media elektronik

3) Media papan

d. Media cetak

Menurut Notoatmodjo (2007) Media cetak sebagai alat untuk

menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

1) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan maupun gambar

2) Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam

bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi

3) Flyer (selebaran) adalah seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk

lipatan

4) Flip chart (lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan

6) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi

kesehatan yang biasanya ditempel ditembok-tembok, tempat umum

7) foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan

13

Page 14: Contoh Proposal Penelitain 1

e. Leaflet

1) Manfaat media leaflet yaitu :

a) Untuk mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan

atau dikomunikasikan

b) Diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah

disampaikan

c) Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak

2) Keuntungan leaflet

a) Dapat disimpan lama

b) Sebagai refensi

c) Jangkauan dapat jauh

d) Membantu media lain

e) Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi

(Dep.kes RI, 2004).

3. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu” yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

14

Page 15: Contoh Proposal Penelitain 1

b. Tingkat Pengetahuan

Terdapat enam tingkatan dalam pengetahuan, yaitu: (Notoatmojo,

2007).

1) Tahu (know)

Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehension)

Adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih masih didalam

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

15

Page 16: Contoh Proposal Penelitain 1

6) Evaluasi (evaluation)

Adalah kemapuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilkakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetehuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan di atas.

Pada penelitian ini, variabel pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi diukur dengan menggunakan kuesioner, dengan jawaban

dikotomi, yaitu nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban

salah. Kemudian jawaban ditabulasi dalam bentuk presentase dan

dikategorikan dalam kategori baik (>75%), cukup (≥60-≥75%) dan

kurang (<60%) (Arikunto, 2006).

4. Remaja

a. Pengertian Remaja

WHO mendefinisikan remaja adalah mereka yang berusia 10-19

tahun. Sementara United Nation (UN) menetapkan usia 15-24 tahun

sebagai usia muda (youth). Di Indonesia batasan remaja yang

16

Page 17: Contoh Proposal Penelitain 1

mendekati batasan UN tentang pemuda adalah kurun usia 15-24 tahun

(Sarwono, 2003).

Tahapan masa remaja :

1) Masa remaja awal umumnya antara usia 11-13 tahun.

2) Masa remaja tengah., yaitu antara usia 14-18 tahun.

3) Masa remaja akhir antara umur 19-21 tahun (BKKBN, 2000).

b. Perkembangan Remaja

Masa remaja ditandai masa pubertas, yaitu waktu terjadinya

perkembangan seks sekunder, berlangsung antara 2-3 tahun. Perubahan

pubertas akan mendahului perkembangan seks sekunder yang pertama.

Hormon-hormon steroid adrenal, estrogen, androgen, mempunyai peran

penting dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas

(Sarwono, 2003).

1) Perkembangan Fisik

Perubahan dalam bentuk dan ciri-ciri fisik dan hubungan erat

dengan mulainya pubertas. Hormon pertumbuhan memproduksi

dorongan pertumbuhan yang cepat, dan membawa tubuh mendekati

tinggi dan berat dewasanya dalam jangka waktu 2 tahun.

Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai

oleh kehadiran menstruasi. Menstruasi dapat menimbulkan

gangguan-gangguan berupa puting susu nyeri, bengkak, mudah

tersinggung, sakit perut (dismenorea), letih, gelisah, kram, yang

biasa dikenal dengan istilah PMS atau premenstrual syndrome. Masa

17

Page 18: Contoh Proposal Penelitain 1

subur atau saat pelepasan sel telur pada perempuan terjadi pada hari

ke 14 sebelum masa menstruasi sebelumnya. Biasanya diambil

perkiraan masa subur 3-5 hari sebelumdan sesudah hari ke 14

tersebut.

Sedangkan pada pria ditandai oleh produksi sperma. Laki laki

memproduksi sperma setiap hari. Sperma tidak harus selalu

dikeluarkan. Ia akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui

cairan keringat, kotoran cair dan kotoran padat. Hormon-hormon

utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan

estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan

penampilan ciri-ciri seksual sekunder : rambut wajah, tubuh, kelamin

dan suara yang mendalam pada pria. Pada wanita, perubahan terjadi

pada rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul

lebih lebar.

2) Perkembangan Intelektual

Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama

masa remaja.

3) Perkembangan Seksual

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung

jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks

masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga

kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Terlepas

dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja

18

Page 19: Contoh Proposal Penelitain 1

tidak tertarik pada atau tahu tentang metode Keluarga Berencana

atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya,

angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin semakin

meningkat.

4) Perkembangan Emosional

Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa

remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan

fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

c. Ciri-ciri Remaja

Ciri-ciri remaja menurut Sarwono 2003 adalah sebagai berikut :

1) Masa Peralihan

Yaitu terjadi peralihan dari tahap perkembangan ke tahap berikutnya,

artinya apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya

pada apa yang terjadi sekarang dan akan datang.

2) Masa Perubahan

Yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada

tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi, perubahan tubuh,

minat dan peran.

3) Usia Bermasalah

Masalah remaja sering sulit diatasi karena remaja merasa dirinya

mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan

menolak bantuan orang tua.

4) Ambang Masa Dewasa

19

Page 20: Contoh Proposal Penelitain 1

Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang berhubungan

dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras,

memakai narkoba dan terlibat dalam perbuatan seks.

5) Masa Yang Tidak Realistis

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia

inginkan dan bukan sebagaimana adanya.

6) Masa Mencari Identitas

Penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting dan mulai

mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi

sama dengan teman-temannya, salah satu cara untuk mengangkat

dirinya adalah dengan simbol status.

d. Tanda-tanda Seksual Pada Remaja

Menurut Sarwono (2003) perubahan fisik pada remaja ditandai

dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun,

penis dan buah zakar bertambah besar, tumbuh bulu pada di sekitar

kemaluan, terjadinya ereksi dan ejakulasi (keluarnya air mani),

tumbuh bulu ketiak dan bulu dada, tumbuh kumis dan dada lebih

bidang dan badan berotot.

2) Pada remaja putri terjadi menstruasi, pinggul melebar, pertumbuhan

rahim dan vagina, payudara membesar dan tumbuhnya rambut di

ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).

20

Page 21: Contoh Proposal Penelitain 1

5. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Kesehatan Reproduksi

ICPD di Kairo menyepakati pengertian kesehatan reproduksi adalah

keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas

dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan

dengan sistem reproduksi (BKKBN, 2000)

b. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi

1) Konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)

2) Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang

aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal)

3) Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular

seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan

4) Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)

5) Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan

reproduksi

c. Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas

penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental

serta sosial kultural (BKKBN, 2000).

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki

informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor

21

Page 22: Contoh Proposal Penelitain 1

yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan

remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab

mengenai proses reproduksi.

d. Pengetahuan Dasar Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar

mempunyai kesehatan reproduksi yang baik meliputi :

1) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi

(aspek tumbuh kembang remaja)

2) Mendewasakan usia kawin serta merencanakan kehamilan agar

sesuai dengan keinginannya dan pasanganya

3) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya

terhadap kondisi kesehatan reproduksi

4) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

5) Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual

6) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya

7) Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk

memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang

bersifat negatif

8) Hak-hak reproduksi

e. Anatomi Dan Faal Alat Reproduksi

Menurut Evelin Pearce (2002) alat reproduksi terdiri atas :

1) Alat reproduksi pria

22

Page 23: Contoh Proposal Penelitain 1

a) Penis berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan seksual

sehingga dapat ditampung dalam liang senggama. Pada waktu

tertentu (misalnya pada waktu akan senggama) pembuluh-

pembuluh darah pada penis dialiri darah sehingga penis mengeras

(ereksi). Penis yang tidak bisa berereksi dinamakan impoten.

Penderita impoten akan mengalami kesulitan dalam hubungan

seksual dan untuk mengatasi hal itu penderita perlu melakukan

pengobatan ke dokter.

b) Testis berfungsi membentuk hormon pria yaitu tostesteron dan

membentuk spermatozoa, spermatozoa diproduksi dalam jumlah

ratusan juta.

c) Epididimis berfungsi untuk tempat tumbuh dan berkembangnya

spermatozoa.

d) Kelenjar prostat berfungsi membentuk cairan pendukung

spermatozoa dan sebagai tempat penyimpanan sperma untuk

sementara.

e) Urethra (saluran kencing) merupakan tempat keluarnya air mani

dalam keadaan penis berereksi. Pemancaran air mani yang biasanya

terjadi pada puncak kepuasan seksual (orgasme) disebut ejakulasi.

Pada setiap ejakulasi dipancarkan sekitar 200-400 juta sel

spermatozoa. Jika jumlah spermatozoa kurang dari 50 juta dalam

setiap ejakulasi, ada kemungkinan laki-laki itu tidak dapat

menghamili istrinya (mandul).

23

Page 24: Contoh Proposal Penelitain 1

2) Alat reproduksi wanita

a) Labia mayora (bibir besar)

b) Labia minora ( bibir kecil)

c) Klitoris yaitu bagian yang mengandung banyak syaraf sehingga

sangat sensitif terhadap sentuhan dan dapat menyebabkan terjadi

orgasme pada wanita

d) Himen (selaput dara) merupakan selaput tipis yang menutupi

sebagian lubang vagina luar. Pada saat pertama kali senggama

selaput dara bisa sobek dan terjadi perdarahan ringan, tetapi ada

juga sobeknya selaput dara tanpa disertai dengan perdarahan

e) Vagina (liang senggama) mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai jalan

keluar darah haid, jalan masuk penis pada waktu senggama dan

jalan keluar bayi waktu melahirkan

f) Rahim (uterus) tempat untuk memelihara dan mempertahankan

kehamilan selama sembilan bulan

g) Tuba fallopi berfungsi menangkap ovum, tempat terjadinya

pembuahan, menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil

pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam

rahim

h) Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) dan mengatur

proses menstruasi. Sel telur pada umumnya terlepas satu per satu

pada waktu tertentu (biasanya 28 hari sekali)

24

Page 25: Contoh Proposal Penelitain 1

f. Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Seks pranikah

Seks pranikah adalah hubungan seks yang dilakukan remaja

sebelum menikah. Hubungan seks pranikah selain dilarang oleh agama,

banyak mengandung risiko, seperti hilangnya keperawanan/keperjakaan,

terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), hal ini membuat

remaja terpaksa menikah, padahal mereka belum siap mental, sosial dan

ekonominya, putus sekolah (Drop Out).

Jika remaja tersebut masih sekolah, pengguguran kandungan

(aborsi), jika hal ini dilakukan oleh orang yang kurang terlatih dapat

terjadi pendarahan, bahkan bisa menyebabkan kematian, terkena penyakit

menular seksual (IMS/HIV/AIDS), khususnya remaja yang sering

berganti-ganti pasangan apalagi yang berhubungan seks dengan pejajah

seks (Sarwono, 2005).

Bentuk-bentuk tingkah laku seks pranikah dapat beraneka ragam,

mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku masturbasi, onani,

berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan, cium bibir, petting dan

berhubungan seksual. Objek seksual dapat berupa orang, baik sejenis

maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian

tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak

menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau

lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan

sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat

serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah dan agresi (Sarwono, 2005).

25

Page 26: Contoh Proposal Penelitain 1

Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual

antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial

yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar

nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak

keadaan tersebut. Selain itu risiko yang lain adalah terganggunya

kesehatan yang bersangkutan, risiko kelainan janin dan tingkat kematian

bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga

sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah

menerima kenyataan adanya murid yang hamil di luar nikah (Sarwono,

2005).

1. Faktor penyebab

Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan hubungan

seksual pra nikah ini terbagi dalam beberapa factor (Dianawati,

2006), yaitu :

a. Tekanan yang datang dari teman pergaulan

b. Tekanan dari pacar

c. Ada kebutuhan badaniah

d. Rasa penasaran

e. Pelampiasan diri

Menurut Sarwono mengutip dari Sanderiwtz dan Paxman

(2005) menunjuk kepada faktor–faktor sosial–ekonomi seperti

rendahnya pendapatan dan taraf pendidikan, besarnya jumlah

keluarga dan rendahnya nilai agama di masyarakat yang

26

Page 27: Contoh Proposal Penelitain 1

bersangkutan sebagai factor yang berpengaruh terhadap perilaku

seksual remaja.

Ada pula faktor penyebab perilaku seks pranikah yang lain,

yaitu:

a. Kurangnya menghayati ajaran agama, pengetahuan norma sesuai

ajaran agama yang kurang disertai penyebab dan akibat seks

pranikah.

b. Faktor lingkungan, baik keluarga maupun lingkungan pergaulan.

Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya

pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya.

Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang

anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima

sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi

hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari

tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak

mendidik mereka. ssAnak akan dibesarkan di lingkungan yang

tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di

lingkungan pergaulan bebas.

c. Pengawasan masyarakat semakin menurun, masyarakat tidak lagi

melakukan pengawasan terhadap perbuatan yang melanggar nilai-

nilai dan sosial budaya, termasuk hubungan seks pranikah,

menyebabkan kepatuhan terhadap nilai-nilai sosial budaya

semakin menurun.

27

Page 28: Contoh Proposal Penelitain 1

d. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang, sehingga

mereka cenderung menggali pengetahuan lebih jauh dengan cara

mencoba-coba, ditambah pula dorongan seksual yang kuat

e. Penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa yang

dengan teknologi yang canggih (contoh: VCD, buku, photo,

majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi.

Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin

mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media

massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui

masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.

f. Adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria

dan wanita dalam masyarakat, salah memilih teman dapat

merugikan masa depan karena mengikuti gaya hidup yang tidak

sehat, seperti gaya seks bebas, penggunaan narkoba, tindak

kriminal dan kekerasan (Sarwono, 2005)

2. Dampak

Anak remaja yang terlibat dalam dalam aktifitas seksual di

luar perkawinan akan menghadapi stigma sosial, konflik keluarga,

permasalahan dengan sekolah, dan kebutuhan potensial unutk

upaya pengguguran yang tidak aman ( Waspodo, 2005)

28

Page 29: Contoh Proposal Penelitain 1

3. Pencegahan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

upaya-upaya untuk mencegah atau menghindari seks pranikah :

a. Mencari kegiatan-kegiatan atau alternatif baru sehingga dapat

menemukan kepuasan yang mendalam dalam hal yang positif.

b. Membuat komitmen bersama pacar dan berusaha keras untuk

mematuhi komitmen itu. Komitmen dalam hal ini adalah

kesepakatan tentang batasan-batasan aktifitas seksual yang

dipilih dalam hubungan pacaran. Dalam pengambilan keputusan

ini perlu dipertimbangkan berbagai hal seperti norma, nilai,

risiko dan manfaat.

c. Menghindari situasi atau tempat yang menimbulkan fantasi atau

rangsangan seksual seperti berduaan di rumah yang tidak

berpenghuni, di pantai malam hari, tempat yang sepi dan gelap.

d. Menghindari frekuensi pertemuan yang terlalu sering karena jika

sering bertemu tanpa ada aktifitas yang pasti, maka keinginan

untuk mencoba aktifitas seksual biasanya semakin menguat.

e. Melibatkan banyak teman/saudara untuk berinteraksi sehingga

kesempatan untuk selalu berdua semakin berkurang. Hal ini juga

menghindari ketergantungan yang berlebih dengan pacar.

f. Mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang masalah

seksualitas dari sumber yang dapat dipercaya.

29

Page 30: Contoh Proposal Penelitain 1

g. Mempertimbangkan risiko dari tiap perilaku seksual yang

dipilih.

h. Mendekatkan diri pada Tuhan dan berusaha keras menghayati

norma atau nilai-nilai yang berlaku.

i. Memahami bahwa seks bukannya satu-satunya cara untuk

mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan.

j. Menghindari sikap-sikap yang dapat menimbulkan rangsangan,

seperti menyentuh bagian tubuh yang mudah terangsang

sehingga menimbulkan gairah dan hawa nafsu berhubungan seks

(BKKBN, 2008)

B. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Modifikasiberdasarkan Notoatmodjo (2007).

30

Input(Siswa SMK Swadaya Kelas XI)

Materi :Seks pra nikah

Alat bantu :Media leaflet

OutputTingkat pengetahuan :

Tahu (know)

Proses belajar

Penyuluhan

ASUS, 24/09/11,
Kerangka ini Justru lebih mengarah pada Kerangka Konsep.Karena Teori2 yg Reny bangun di atas KURANG terSkema di sini.Kerangka Teori murni berisi Teori2 yg dipakai, BELUM terkait/berisi ttg Lahan/Responden/Pelaksanaan Penelitian.Jadi masih sebatas TEORI-TEORI yg dirangkum dalam Skema shg memungkinkan menggabung berbagai Teori.
Page 31: Contoh Proposal Penelitain 1

C. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ada pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media leaflet terhadap

peningkatan pengetahuan tentang seks pra nikah.

31

Penyuluhan dengan Media Leaflet Peningkatan Pengetahuan

remaja tentang seks seks pra nikah

Penyuluhan tanpa Media Leaflet

???

Sebaiknya Objek Penelitiannya siapa, ada di sini SEBELUM masuk ke Variabel Pengetahuan

COBA DIPERETEGAS LAGI, SEBENARNYA MAU PAKAI KONTROL ATAU TIDAK..? KALAU TIDAK, YA COBA DIBACA ULANG KEPUNYAAN KEASLIAN PENELITIAN YG NO.2, BARANGKALI ADA YG BISA DI ADOBSI....!!!

Page 32: Contoh Proposal Penelitain 1

01 X 02

01 02

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

jenis penelitian ini merupakan penelitian QuasiEksperimental dengan

rancangan Non Randomized Control Group Pretest–Posttest Design.

(Notoatmodjo, 2002). Pola desain penelitian yang dipergunakan adalah

sebagai berikut:

Pretest Perlakuan Postest

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Gambar 3 : Desain Penelitian

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. waktu

Waktu yang digunakan oleh peneliti dalam pengambilan data untuk

penelitian direncanakan pada bulan september – oktober 2011.

2. Lokasi

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMK Swadaya Klaten

32

Page 33: Contoh Proposal Penelitain 1

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini populasi yang

digunakan adalah semua siswa kelas XI SMK Swadaya Klaten

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (hidayat,2007).Sampel dalam

penelitian ini diambil dengan teknik total sampling yaitu semua populasi

dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

SMK Swadaya Klaen

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari

hasil pretest dan postest.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai reliabilitas. Dalam penelitian ini

terdapat tiga variabel, yaitu penyuluhan dengan Media Leaflet sebagai

variabel bebas, peningkatan pengetahuan remaja tentang seks pra nikah

33

ASUS, 24/09/11,
Coba reCek di TEORI, apakah ada istilah Variabel KONTROL...? Dan sebaiknya dalam Proposal ada Penjelasan Teori secara singkat ttg Variabel2 itu.
ASUS, 24/09/11,
Iyakah...???
Page 34: Contoh Proposal Penelitain 1

sebagai variabel terikat dan penyuluhan tanpa media leflet sebagai variabel

kontrol.

F. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Skala Data Skala ukur1 Kelompok

eksperimen: penyuluhan dengan Media

Kelompok Kontrol: Penyuluhan tanpa media leaflet

Pemberian informasi yang berkaitan dengan seks pranikah dengan menggunakan media leafletyang disertai ceramah yang berisi materi.

Pemberian informasi yang berkaitan dengan seks pranikah tanpa menggunakan leaflet dengan ceramah yang berisi materi.

- -

2 peningkatan pengetahuan remaja tentang seks pra nikah

Peningkatan pengetahuan responden dalam memberikan tanggapan atas pertanyaan – pertanyaan tentang seks pra nikah yang diketahui dengan menggunakan kuesionar yg telah disusun.

Ordinal 1. Baik ( 76%-100%

2. Cukup ( 56% - 75%)

3. Kurang ( 40% - 55%)

34

ASUS, 24/09/11,
Bukan Vareiabel Penelitian lho....!!!
ASUS, 24/09/11,
???
Page 35: Contoh Proposal Penelitain 1

G. Langkah-langkah Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap ini diawali peneliti dengan menyusun proposal penelitian

kemudian peneliti mengurus perijinan pada akademik dan pihak sekolah

SMK Swadaya Klaten. Upaya tersebut dilakukan pada bulan september-

oktober,kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah melakukan survey

pendahuluan di SMK Swadaya Klaten. Langkah terakhir adalah

melakukan seminar proposal.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, kegiatan yang dilakukan terdiri dari:

tahap perkenalan yang memberi tahu maksud dan tujuan setelah itu

penyebaran kuesioner pada responden, pengumpulan kembali

kuesioner dari responden. Kemudian peneliti melakukan penyuluhan

dengan media leaflet tentang seks pranikah. Setelah itu kembali

disebarkan kuisioner, pengumpulan kembali kuesioner dari responden.

Pada hari yang sama hanya saja waktu yang berbeda dilakukan

penyuluhan tanpa menggunakan media leaflet pada kelompok kontrol.

Dimulai dari penyebaran kuesioner pada kelompok kontrol,

pengumpulan kembali kuesioner. Kemudian dilakukan penyuluhan

tanpa media leaflet, setelah itu pengumpulan kembali kuesioner. Lalu

dilakukan pengolahan data. Penyebaran kuesioner pada responden

akan dilakukan pada bulan Oktober tahun 2011. Pengumpulan kembali

kuesioner dari reponden juga akan dilakukan pada bulan Oktober

35

Page 36: Contoh Proposal Penelitain 1

tahun 2011. Setelah memperoleh data, peneliti akan melakukan cek

ulang untuk melihat kelengkapan data. Selanjutnya kegiatan akhir

yang dilakukan oleh peneliti adalah tabulasi, pengolahan, analisa data,

pembahasan, serta penarikan kesimpulan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan

siswa tengtang seks pranikah adalah dengan kuesioner yang bersifat tertutup

dengan jawaban benar (B) dan salah (S). Nilai untuk yang benar adalah 1 dan

nilai yang salah adalah 0, kemudian dikelompokkan dalam skala ordinal.

Tabel Kisi-kisi soal

No Kisi-kisi Nomor soal jumlah

1 Pengertian seks pra nikah 1,2 2

2 Bentuk tingkah laku seks

pranikah3, 4

2

3 Faktor penyebab seks pranikah 5,6,7,8,9 5

4 Objek seks pranikah 10,11 2

5 Dampak perilaku seks pra nikah 12,13,14,15,16 5

6 pencegahan 17,18,19,20,21,22 6

36

ASUS, 24/09/11,
Jumlah Keseluruhan = 22 Item Pertanyaan. Benar....??? Berarti berjumlah Genap dan berarti juga bisa di Belah Dua dengan sama rata, yaitu 11 dan 11. Kan...???Implikasinya nanti pada Uji Reliabilitasnya..!!!
Page 37: Contoh Proposal Penelitain 1

I. Validitas dan Reabilitas

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument ( Arikunto, 2006 ). Kevalidan

kuesioner dapat diketahui dengan uji korelasi antara skor pada setiap item

pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang

dipakai adalah teknik korelasi Product Moment yang rumusnya sebagai

berikut :

r xy=N ∑ xy−(∑ x ) (∑ y )

√{N ∑ x2

−(∑ x2)}{N∑ y

2

−(∑ y2)}

keterangan :

r : koefisien korelasi x dan y product momen

x : pernyataan

y : skor total

xy : skor pernyataan dikali skor total

N : jumlah sampel

Instrumen dapat dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel.

Jika r hitung lebih kecil dari r tabel instrumen gugur.

2. Uji reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmojo, 2005).

Pada penelitian ini untuk mencari reabilitas pada instrumen variabel

tingkat pengetahuan HIV/AIDS dan uji reliabilitas instrumen variabel

37

Page 38: Contoh Proposal Penelitain 1

sikap terhadap seks pranikah ini menggunakan rumus alpha cronbach

(Riwidikdo, 2009) :

ri =

K( K−1 ) {1−∑Si

2

St2 }

Keterangan :

ri : Indeks reliabilitas instrument

K : Mean kuadrat antara subjek

∑ st2

: Mean kuadrat ke salahan

st2

: Variabel total

Kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7

(Riwidikdo, 2007).

J. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya kemudian diolah dengan menggunakan statistik

dan dengan bantuan komputer.Analisis statistik yang dutujukan untuk

mengetahui peningkatan pengetahuan dan sebelum dan sesudah intervensi

dilakukan uji non parametrik/parametrik dengan menggunakanWilcoxon

Signed Rank Test.

38

ASUS, 24.09.11,
Untuk Skala Data ORDINAL memang Benar.Tapi lihat di Kuesioner, apakah itu berskala ORDINAL...???
ASUS, 24/09/11,
Perhatikan Syarat Penggunaan Teknik Uji Reliabilitas (Setiap Jenis/Teknik Uji ada Ketentuannya sendiri2, Sesuaikan dengan SKALA DATA pd INSTRUMEN Penelitiannya)Baca : Statistika untuk Penelitian (DR. Sugiyono) Tahun 2003, Halaman 282. Penerbit AlfabetaApakah Cocok untuk Penelitian Reny.....???? Saya rasa TIDAK...he...he..he... :)
Page 39: Contoh Proposal Penelitain 1

K. Pengolahan Data

Data-data hasiljawabandiolahdenganlangkah-langkahsebagaiberikut:

a. Editing

Editingadalahupayauntukmemeriksakembalikebenaran data yang

sudahdiperolehataudikumpulkan. Editingdilakukan di

lapangansehinggabilaterjadikekuranganatauketidaksengajaankesalahanpen

gisiandapatsegeradilengkapiataudisempurnakan.

b. Coding

Merupakankegiatanpemberiankodenumerik (angka) terhadap data yangn

sudahdikumpulkanuntukmemudahkandalamanalisa data.

c. Tabulating

Pada tahapini, hasildaripengamatandihitung dimana jawaban ya

mendapatnilai 1 dan jawabantidakmendapatnilai 0.

d. Penyajian Data

Suatu cara untukmenampilkan data agar

dapatdibacaataudipahamioranglaindenganmenggunakandistribusifrekuensi

yaitusuatutabeluntukmenyajikan data dalambeberapakelompok

39

Page 40: Contoh Proposal Penelitain 1

KESIMPULAN SEMENTARA :

1. Menurut Saya yang paling penting adalah Kejelasan TUJUAN Penelitian,

apakah memang seperti itu saja....?

Karena Saya melihat Tidak ada Pernyataan yang menggambarkan bahwa

Penelitian Reny akan membandingkan antara 2 Kelompok Perlakuan. Hanya

ada 2 macam perlakuan.

2. Tidak ada ke-Konsisten-an antara Perumusan Tujuan dengan Pernyataan di

Keaslian Penelitian yang No. (2).

3. Tidak Konsisten antara Tujuan dengan Kerangka Konsep dan Hipotesa.

4. Tidak Konsisten antara Tujuan, KK, Hipotesa dengan Pola/Rancangan

Penelitian.

Dimana, dalam rancangan ada KONTROL, sedang di Tujuan, Hipotesa, KK

sama sekali tidak mencerminkan adanya Penelitian/Analisis thd Kontrol yg

dimaksud.

5. Kerangka Teori kurang menggambarkan detail dari semua Teori yg dipakai

dalam tinjauan teori, bahkan justru sudah memasukkan Variabel Penelitian.

Dan jangan lupa untuk Kerangka Teori selalu dituliskan di bawahnya tentang

Sumber yg dipakai, misalnya kalau sumber itu gabungan dari beberapa

sumber ya ditulis saja : Sumber : Mr. A (2009) dan Mr. B (2010)

6. Kerangka Konsep : Sesuaikan dengan Tujuan Penelitian.

40

Page 41: Contoh Proposal Penelitain 1

7. Masih ada beberapa Penggunaan Istilah yang sepertinya kurang didukung oleh

Teori yang ada. Misalnya istilah Variabel Kontrol dalam pengertian jenis2

Variabel Penelitian itu adakah Pengertian/Definisi secara Teori.

8. KUESIONER : karena Pilihan Jawabannya adalah Benar dan Salah , yang

dalam makna sebenarnya TIDAK berbeda dengan Ya dan TIDAK, maka

menurut Saya itu hanya akan menghasilkan Skala Data NOMINAL bukan

ORDINAL.

Jadi, kalau ingin menghasilkan Skala Data Ordinal yg sebenarnya sehingga

TIDAK perlu ada/melakukan proses Dummy, maka buatlah Quesioner dgn

Pilihan Ganda,dengan 1 jawaban yang Benar dan 2 Jawaban Destruktif.

Kemudian baru dilakukan Skoring dan Pengkategorian.

SARAN :

1. TUJUAN : ada 2 alternatif :

a. Bila Tujuan Tetap seperti yg Reny Tulis saat ini, TIDAK SALAH, tapi

silahkan pakai Desain/Rancangan & Pola Penelitian yg tepat. Misalnya

One Group Camparison, atau yg lain. Atau coba baca lagi

Penelitiannya yg Reny pakai untuk Keaslian Penelitian yg nomor (2),

Bukannya penelitian itu juga tidak menggunakan KONTROL...???

Lalu bagaimana Pola Rancangannya...? Sudah dibaca...?

b. Bila Tujuan Penelitiannya adalah untuk membandingkan 2 Kelompok

dengan 2 Perlakuan yg berbeda, maka Lihat Lagi Usulan Rumusan

41

Page 42: Contoh Proposal Penelitain 1

Tujuan yg Pernah Saya e-mailkan sebelumnya, lalu diskusikan dengan

Pembimbing.

2. Kerangka Teori : Carilah beberapa Referensi yang mempunyai Skema tentang

Pengetahuan, kemudian kembangkan dengan dukungan teori lain yang

dirumuskan dalam bentuk Skema.

3. Kerangka Konsep : Sesuaikan dengan Tujuan (bila sudah dipastikan mau

pakai yg mana Tujuannya)

4. Hipotesa : Juga harus Konsisten dengan Tujuan Penelitian yang di arahkan

untuk dapat menjawab Permasalahan Penelitian.

5. Uji Reliabilitas : Silahkan pakai Teknik yang tepat, karena setau Saya, dengan

Jumlah Kuesioner yg Genap seperti itu (22 item), maka akan lebih tepat

dilakukan dengan teknik Spearmen Brown atau Belah Dua.

6. Kuesioner : Silahkan disesuaikan dengan Skala Data yang akan dihasilkan.

Kalau Kuesioner seperti itu (Skala Guttman) hanya akan menghasilkan Data

Nominal.

ATAU

Kuesioner tetep seperti itu, tapi Keterangan ttg Skala Data dalam DO di ubah

Saja...shg Skala datanya adalah NOMINAL yang kemudian diberi penjelasan

yang mengacu pada Arikunto, bahwa hasil pengolahan data tersebut kemudian

di kategorikan menjadi 3 kategori yaitu Kategori Baik, bila......., Kategori

Cukup Baik, bila.......dan Kategori Tidak Baik, bila..........(dengan rumus yg

sudah ada)

42

Page 43: Contoh Proposal Penelitain 1

43