copy of css luka bakar erik

22
LUKA BAKAR CLINICAL SCIENCE SESSION Disusun oleh : Gita Jayanti 1301-1208-0039 Roland Lallo Mangontan 1301-1208-0050 Christian Sihite 1301-1208-0126 Erich Chandra Sianipar 1301-1208-0258 Preceptor : Lisa Y. Hasibuan, dr., Sp.BP SUB BAGIAN ILMU BEDAH PLASTIK UPF/BAGIAN ILMU BEDAH 0

Upload: erichchandras

Post on 20-Aug-2015

1.349 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of css luka bakar erik

LUKA BAKARCLINICAL SCIENCE SESSION

Disusun oleh :

Gita Jayanti 1301-1208-0039Roland Lallo Mangontan 1301-1208-0050Christian Sihite 1301-1208-0126Erich Chandra Sianipar 1301-1208-0258

Preceptor :

Lisa Y. Hasibuan, dr., Sp.BP

SUB BAGIAN ILMU BEDAH PLASTIK

UPF/BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN

BANDUNG

2009

0

Page 2: Copy of css luka bakar erik

LUKA BAKAR

I. PENDAHULUAN

Sekitar 250.000 orang terbakar setiap tahunnya di UK. Dari jumlah

tersebut, sebanyak 112.000 datang ke emergensi dan sekitar 210 orang meninggal

karenanya. Sedikitnya 250.000 orang datang ke dokter umum untuk mengobati

lukanya.

II. DEFINISI

Adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak

dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

III. ETIOLOGI

Cause %Adults  Flame 48 Scalds (oil or water) 33 Contact 8Electrical 5Chemical 3Friction 2Sunburn 1Children  Scalds (oil or water) 60Flame 25Contact 10Electrical 2Chemical 2Sunburn 1   

(www.britishburnassociation.co.uk).

1

Page 3: Copy of css luka bakar erik

IV. MEKANISME LUKA BAKAR

Cedera Panas

Api : dipicu oleh bensin, cairan pada pematik api, atau gas alam. Kedalaman

dari luka bakar akibat api ketebalannya dapat total atau parsial.

Air panas : 60 % luka bakar yang terjadi pada anak-anak.

Kilat : luka bakar akibat kilat biasanya terjadi pada wajah, ekstremitas atas dan

disebabkan oleh ledakan dari bahan-bahan kimia.

Cedera akibat Listrik

Voltase rendah : energi lebih dari 240 V biasanya memberikan luka bakar yang

dalam. Luka bakar tersebut biasanya terjadi pada tangan. Jika alternatif aliran

menyeberangi miokardium, dapat menyebabkan aritmia. Jika EKG menunjukkan

tidak ada kelainan dan pasien masih dalam keadaan sadar, maka monitoring untuk

jantungnya tidak diperlukan.

Voltase tinggi : tekanan tinggi dapat menyebabkan luka bakar jika kekuatannya

1000 V atau lebih. Luka katastropik ini menyebabkan kerusakan jaringan yang

luas. Rhabdomiolisis dan gagal ginjal dapat terjadi.

Cedera akibat Bahan-bahan Kimia

Asam : keasaman mengakibatkan nekrosis koagulopati, denaturasi protein, dan

biasanya menyakitkan. Asam hidroflorida dapat penetrasi ke dalam jaringan dan

mengakibatkan toksisitas sistemik yang fatal bahkan dalam luka yang kecil.

2

Page 4: Copy of css luka bakar erik

Penggunaan lavase secara cepat dan terapi dengan gel topikal kalsium glukonas

sangat penting pada kasus ini.

Alkali : penyebab cedera alkali yang sering adalah akibat pemutih dan pembersih,

semen, yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis liquifaktif. Bahan-bahan

tersebut sangat potensial melakukan penetrasi ke jaringan dengan sangat dalam

lebih dari bahan kimia asam lain. Karena dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi

sel dan denaturasi protein dan kolagen. Seringnya rasa sakit dirasakan terlambat

setelah terjadinya kerusakan jaringan yang lebih parah.

V. FASE LUKA BAKAR

1. Fase awal, Fase akut, Fase syok

Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit

karena cedera termis yang bersifat sistemis, dapat juga terjadi gangguan

saluran napas karena cedera inhalasi.

2. Fase setelah syok berakhir/diatasi/sub akut

Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di bawahnya)

menimbulkan:

a. Proses inflamasi

Proses inflamasi pada luka bakar berlangsung hebat disertai eksudasi

dan kebocoran protein. Terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian

berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepaskannya zat-zat

yang berhubungan dengan proses imunologik, yaitu kompleks

3

Page 5: Copy of css luka bakar erik

lipoprotein (lipid protein kompleks, burn toxin) yang menginduksi

respon inflamasi sistemik.

b. Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis

c. Proses penguapan cairan tubuh disertai panas/energi (evaporate heat

loss) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.

3. Fase lanjut

Terjadi setelah penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase

ini adalah timbulnya penyulit berupa jaringan parut hipertrofik, kontraktur

dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ.

VI. KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Berdasarkan penyebab : karena api, air panas, bahan kimia (yang bersifat

asam atau basa kuat), listrik atau petir, radiasi dan akibat suhu yang rendah (frost

bite).

Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan :

a. Luka Bakar Derajat I

Pada luka bakar ini, kerusakan terbatas pada lapisan epidermis. Kulit

kering, berwarna merah (eritema), nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik

teriritasi, kulit akan terlihat pucat ketika dilakukan penekanan secara

ringan dan tidak ditemui bulla. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam

5-10 hari. Contoh luka bakar ini adalah luka tesengat matahari.

4

Page 6: Copy of css luka bakar erik

Gambar 1 Luka bakar derajat I

b. Luka Bakar Derajat II

Luka bakar derajat II mengenai bagian luar (epidermis) dan bagian sebelah

dalam (dermis). Gejala pada luka bakar derajat II adalah kemerahan, nyeri,

bengkak dan adanya bulla. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering

terletak lebih tinggi dari kulit normal. Luka bakar ini juga sering mengenai

kelenjar keringat dan folikel rambut.

Dibedakan menjadi dua jenis:

Derajat II dangkal (superfisial)

Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis, organ-organ

kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat

masih utuh. Penyembuhan secara spontan dalam 10-14 hari.

Derajat II dalam (deep)

Kerukan mengenai hampir seluruh bagian dermis, organ-organ

kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat

5

Page 7: Copy of css luka bakar erik

masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung dari epitel

yang tersisa (biasanya > 1 bulan).

Jika luka bakar derajat II yang dalam tidak diobati dengan benar, maka akan

terjadi pembengkakkan dan penurunan aliran darah ke jaringan, dapat

menyebabkan luka bakar meluas menjadi derajat III.

Gambar 2. Luka bakar derajat II

c. Luka Bakar Derajat III

Kerusakan mengenai epidermis, dermis dan hypodermis dan

mengakibatkan warna kulit menjadi putih transluen atau abu-abu, dengan

adanya pembuluh darah yang terlihat di bawah permukaan kulit. Pada luka

bakar ini sudah tidak terasa nyeri, karena ujung-ujung saraf sensorik

mengalami kerusakan. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat rusak. Terjadi koagulasi protein pada

epidermis dan dermis yang disebut eskar. Penyembuhan pada luka bakar

derajat III sangat lambat, karena tidak terdapat proses epitelisasi spontan

dari dasar luka.

6

Page 8: Copy of css luka bakar erik

Gambar 3. Luka bakar derajat III

VII. DIAGNOSIS LUKA BAKAR

Derajat keparahan pada luka bakar berhubungan dengan kedalaman kulit

dan presentase total permukaan tubuh yang terkena.

1. Rule of Nines for Estimating Extent of Burns

Region Percentage

Head 9%

Chest & abdomen 18%

Upper and lower back 18%

7

Page 9: Copy of css luka bakar erik

Arms 9%

Upper leg 9%

Lower leg 9%

Genitalia and perineum 1%

Dalam menghitung luas luka bakar yang ireguler, dapat digunakan cara

yang lebih praktis yaitu dengan menghitung luas luka bakar dengan menggunakan

permukaan telapak tangan (dihitung 1%). Luka bakar pada wajah, tangan, kaki,

dan perineum, walaupun kecil, harus dirawat.

Gambar 4. Perhitungan luas luka bakar

8

Page 10: Copy of css luka bakar erik

A Lund and Browder chart is useful in assessing the extent of burn injury (the relative proportions of body areas differ in children)

Menilai Kedalaman Luka Bakar

Criteria Partial-thickness burn Full-thickness burn

(Second-degree burn) (Third-degree burn)

Cause Very deep sunburn, contact with Fire, prolonged exposure to

hot liquids, or flash burns from hot liquids, contact with hot

Gasoline flame. objects or electricity.

Color Pink or mottled red Pale white or charred

appearance and leathery.

Surface Blisters and broken epidermis. Dry and inelastic, broken skin with

Sensitive to cold air. fat exposed

Pin prick Painful Painless, insensitive to pin prick.

Severity Critical: burns complicated by Critical: burns complicated

9

Page 11: Copy of css luka bakar erik

respiratory tract injury/fractures by respiratory tract injury or fractures.

and/or covering 15-30% body Burns involving the critical areas

surface area. of the face, hands, feet and/or

perineum. Burn covering > 10%

of BSA

Moderate: burns of 15-30% of Moderate: burns of 2-10% of BSA,

body surface area and not involving face, hands, feet and

perineum.

Minor: burns < 15% of BSA Minor: burns < 2% of BSA

VIII. KATEGORI PENDERITA

1. Luka bakar berat/kritis

Derajat II-III > 40%

Derajat III pada wajah, tangan dan kaki

Trauma inhalasi

Luka bakar listrik

10

Page 12: Copy of css luka bakar erik

Disertai tauma lainnya (fraktur iga dll)

2. Luka bakar sedang

Derajat II 15-40%

Derajat III <10% kecuali muka, tangan dan kaki.

3. Luka bakar ringan

Derajat I

Derajat II < 15%

Derajat III < 2%

IX. INDIKASI RAWAT INAP

Usia 10-40 tahun : luka bakar derajat II >15% TBSA, luka bakar

derajat III >3% TBSA

Usia <10 tahun dan >40 tahun : luka bakar derajat II >10% TBSA,

setiap luka bakar derajat III.

Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, kaki atau

perineum

Luka bakar sirkunferensial di ekstremitas

Luka bakar akibat listrik

Luka bakar yang menyebabkan penderita tidak dapat merawat diri

sendiri atau tidak dapat menopang kehidupannya sendiri di rumah.

X. MANAJEMEN LUKA BAKAR

11

Page 13: Copy of css luka bakar erik

Prioritas manajemen pada luka bakar adalah menjaga jalan napas,

mengontrol perdarahan, dan terapi resusitasi (ABCD).

Protocol for managing burn injuries*

A - Airway and cervical spine control

B - Breathing and ventilation

C - Circulation and haemorrhage control

D - Disability

E - Exposure and environmental control

F - Fluid resuscitation

(www.britishburnassociation.co.uk)

Perawatan Luka

1. Cuci dengan larutan detergen encer. Bilas dengan air mengalir

2. Kulit yang terkelupas dibuang, bulla jangan dikelupas

3. Bulla utuh dengan cairan >5cc diisap, <5cc dibiarkan

4. Luka dikeringkan, diolesi merkurokrom/SSD

5. Perawatan terbuka atau tertutup dengan balutan selanjutnya pasien

dipindahkan ke tempat steril

Fluid resuscitation guide based on Parkland formula

Calculations are guidelines only and refer to fluid required from the time of burn

injury, not the time of presentation. Volumes refer to fluid resuscitation for the

12

Page 14: Copy of css luka bakar erik

first 24 hours: half is given in the first 8 hours, and half over the subsequent 16

hours

Resuscitation formula for adults

3-4 ml Hartmann's solution/kg body weight/% total body surface area

Resuscitation formula for children

3-4 ml Hartmann's solution/kg body weight/% total body surface area, plus

maintenance fluids (4% glucose in 0.25 or 0.2 physiological saline)

 

Terapi Cairan dan Elektrolit

Tujuannya untuk memperbaiki sirkulasi dan mempertahankannya

Bila, derajat II/III > 25%

Bila tidak dapat minum

Menurut EVANS, perkiraan kebutuhan cairan sebagai berikut :

HARI I

13

Page 15: Copy of css luka bakar erik

BB x % luka bakar x 1 cc (elektrolit/NaCl)

BB x % luka bakar x 1 cc (koloid)

2000 cc glukosa 10%

HARI II

BB x % luka bakar x ½ cc (elektrolit/NaCl)

BB x % luka bakar x ½ cc (koloid)

2000c glukosa 10%

Monitor urin, ½ - 1 cc/jam.

Pemberian disesuaikan dengan monitoring

Selanjutnya ½ vol diberikan 8 jam pertama sejak trauma

½ vol sisa diberikan 16 jam berikutnya

Monitor kateter urin, CVP

Monitor sirkulasi : tensi , nadi ,pengisian vena, pengisisan kapiler, kesadaran,

dieresis, CVP, Hb, Ht tiap jam

Bila diuresis <1 cc/kgBB 2 jam berturut-turut, tetesan dipercepat 50%

Bila diuresis >2 cc/kgBB 2 jam berturut-turut, tetesan dipercepat 50%

Nutrisi

14

Page 16: Copy of css luka bakar erik

Cara pemberian enteral dan parenteral

Persamaan Harris-Bennedict untuk kebutuhan kalori : kebutuhan kalori 24

jam = (25 kkal x kgBB) + (40kkal x %TBSA)

Protein : 2.5 - 3 % per kg per hari (dewasa), 3-4 gr/Kg/hari (anak)

Pada pasien dengan luka bakar luas dapat dilakukan pemantauan kadar

prealbumin untuk memantau keadaan nutrisi pasien

Eksisi dan Graft

Eksisi luka bakar secara tangensial dan graft dilakukan setelah

hemodinamik stabil, biasanya dilakukan mulai dari hari ke-2 sampai 4.

Eksisi dilakukan lapis demi lapis hingga tercapai lapisan kulit yang masih

viable

Sebelum dilakukan graft, harus dilakukan debridement luka yang baik,

infeksi diatasi dan keadaan nutrisi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 17: Copy of css luka bakar erik

De Jong, Wim. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sudjatmiko, Gentur. 2007. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastik Rekontruksi.

Jakarta : Yayasan Khazanah Kebajikan.

http://www.britishburnassociation.co.uk

16