core.ac.uk · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perencanaan geometrik, tebal...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN GEOMETRIK,
TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)
KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
HARTANTO EDY PRASTYO
I 8207006
PROGRAM DIPLOMA III
TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN GEOMETRIK,
TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)
KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun Oleh :
HARTANTO EDY PRASTYO
I 8207006
Surakarta, Juli 2010
Telah disetujui dan diterima oleh :
Dosen Pembimbing
Ir. SANUSI NIP. 19490727 198303 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN GEOMETRIK,
TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
(RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)
KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
HARTANTO EDY PRASTYO I 8207006
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Ir. Sanusi, MT T T NIP. 19490727 198303 1 001
Dipertahankan didepan Tim Penguji
Ir. Djumari, MT .................................................................. NIP. 195710201987021001
Slamet Jauhari Legowo, ST,MT .................................................................. NIP. 19670413 199702 1 001 Mengetahui : Disahkan : Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. Bambang Santoso, MT T Ir. Slamet Prayitno, MT T NIP. 19590823 198601 1 001 NIP. 19531227 198601 1 001
Mengetahui a.n Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP 19561112 198403 2 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
œ MOTTO
œ Time is Money.
– Berusaha menjadi orang yg detail,teliti dalam segala aspek
– Selalu semangat melakukan pekerjaan.
– Hargai sesuatu PENCAPAIAN itu pasti ada proses dan jalan.
– Selalu ingat akan kebesaran ALLAH, jangan lupa slalu
Bersyukur.
œ PERSEMBAHAN
› Allah SWT
› Ibuku tercinta yang sangat hebat sebagai single parent
dalam mendidikxu dan mengarahkanxu
› Ayahku tercinta yang tenang disisi ALLAH,Semoga
ditempatkan di JANNAH.AMIN.
› Keluarga, kakak – kakakxu dan keponakanxu tercinta
› Buat ababngku di SOLO(mas MOKO) terimakasih semua
dukungan,saran,petuahmu dan bantuanmu..Jasa printer
dan komputermu sangat besar buatku. Semoga cepet
dapet jodoh&Proyek lancar terus.
› Buat temen- temen 07 makasih dukungane.Terutama
Rizal&embah makasih bantuane serta Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahnya-Nya, sehingga Tugas Akhir “PERENCANAAN
GEOMETRIK DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN KRASAK –
PRINGAPUS KOTA SALATIGA” dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih
gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir.Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ir.Noegroho Djarwanti , MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir.Sanusi, Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
5. Endah Safitri, ST;MT Selaku Dosen Pembimbing Akademik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Rekan – rekan DIII Teknik Sipil Transportasi dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, amin.
Surakarta, MARET 2011
Penyusun
HARTANTO EDY PRASTYO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………………v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..xii
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………xiii
DAFTAR NOTASI ……………………………………………………………xiv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...2
1.3 Tujuan …………………………………………………………….2
1.4 Teknik Perencanaan ………………………………………………2
1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan …………………………….3
1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur ……………………4
1.4.3 Perencanaan Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu
Pelaksanaan (Time Schedule). ……………………………..4
1.5 Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan …………………………..5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………9
2.2 Klasifikasi Jalan …………………………………………………10
2.3 Perencanan Geometri Jalan ………………………………………11
2.3.1 Alinemen Horisontal ………………………………11
2.3.2 Bagian Lurus…………………………………………………11
2.1.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule ………XX
BAB III METODOLOGI
3.1 Umum …………………………………………………………….XX
3.2 Diagram Alir ……………………………………………………...XX
BAB IV PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN, TEBAL PERKERASAN
LENTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
4.1 Perencanaan Geometrik Jalan …………………………………….XX
4.1.1 Perbesaran Peta ……………………………………………..XX
4.1.2 Perhitungan Trace Jalan …………………………………….XX
4.1.2.1 Perhitungan Azimuth………………………………..XX
4.1.2.2 Perhitungan Sudut PI………………………………..XX
4.1.2.3 Perhitungan Jarak antar PI…………………………..XX
4.1.2.4 Perhitungan Kelandaian Melintang …………………XX
4.1.3 Perhitungan Tikungan ………………………………………XX
4.1.3.1 Tikungan PI1………………………………………...XX
4.1.3.2 Tikungan PI2………………………………………...XX
4.1.3.3 Tikungan PI3 ………………………………………XX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
4.1.3.4 Perhitungan Stationing ……………………………..XX
4.1.3.5 Kontrol Overlapping ………………………………XX
4.1.4 Perencanaan Alinemen Vertikal ……………………………XX
4.1.4.1 Perhitungan Kelandaian Memanjang ……………….XX
4.1.4.2 Perhitungan Alinemen Vertikal …………………….XX
4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan ……………………………..XX
4.2.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan jalan ………………….XX
4.2.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas …………………………...XX
4.2.3 Perhitungan Angka Ekivalen (E) Masing-masing
Kendaraan …………………………………………………..XX
4.2.4 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar ………………………XX
4.2.5 Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT) …………………….XX
4.2.6 Penentuan ITP (Indeks Tebal Perkerasan) ………………….XX
4.3 Rencana Anggaran Biaya …………………………………………XX
4.3.1 Analisa Perhitungan Pekerjaan ……………………………..XX
4.3.1.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Tanah ……………...XX
4.3.1.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan ….XX
4.3.2 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek …………..XX
4.3.3 Rencana Anggaran Biaya dan Time Shcedule ………………XX
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek ……………………………………………..XX
Gambar 2.1 Miring Alinemen Horizontal ……………………………………XX
Gambar 2.2 Lengkung Full Circle …………………………………………...XX
Gambar 2.3 Diagram Super Elevasi Full Circle …………………………….XX
Gambar 2.4 Lengkung Spiral – Circle - Spiral ……………………………..XX
Gambar 2.5 Diagram Super Elevasi Spiral – Circle – Spiral ………………..XX
Gambar 2.6 Lengkung Spiral Spiral …………………………………………XX
Gambar 2.7 Diagram Super Elevasi Spiral Spiral …………………………...XX
Gambar 2.8 Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal untuk Jh < Lt ………XX
Gambar 2.9 Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal untuk Jh > Lt ………XX
Gambar 2.10 Pelebaran Perkerasan pada Tikungan …………………………..XX
Gambar 2.11 Kontrol Overlapping…………………………………………….XX
Gambar 2.12 Sationing ………………………………………………………..XX
Gambar 2.13 Peta Azimuth ……………………………………………………XX
Gambar 2.14 Lengkung Vertikal Cembung …………………………………...XX
Gambar 2.15 Lengkung Vertikal Cekung ……………………………………..XX
Gambar 2.16 Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur ………………….XX
Gambar 2.17 Tebal Lapis Perkerasan Lentur………………………………….XX
Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Horizontal ………………XX
Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal …………………XX
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasan …………………..XX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
Gambar 3.4 Diagram Alir Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan
Time Schedule …………………………………………………..XX
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Panjang Bagian Lurus Maksimum ………………………………..XX
Tabel 2.2 Panjang Garis Minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%…………XX
Tabel 2.3 Jari-jari Tikungan yang tidak memerlukan Lengkung Peralihan …XX
Tabel 2.4 Kelandaian Maksimum yang diijinkan……………………………XX
Tabel 2.5 Prosentase Kendaraan Berat dan yang Berhenti serta Iklim
(Curah Hujan)……………………………………………..............XX
Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan ………………………………….XX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GRAFIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR NOTASI
a : Koefisien Relatif
a` : Daerah Tangen
A : Perbedaan Kelandaian (g1 – g2) %
α : Sudut Azimuth
B : Perbukitan
C : Perubahan percepatan
Ci : Koefisien Distribusi
CS : Circle to Spiral, titik perubahan dari lingkaran ke spiral
CT : Circle to Tangen, titik perubahan dari lingkaran ke lurus
d : Jarak
D : Datar
D` : Tebal lapis perkerasan
Δ : Sudut luar tikungan
Δh : Perbedaan tinggi
Dtjd : Derajat lengkung terjadi
Dmaks : Derajat maksimum
DDT : Daya dukung tanah
e : Superelevasi
E : Daerah kebebasan samping
Ec : Jarak luar dari PI ke busur lingkaran
Ei : Angka ekivalen beban sumbu kendaraan
em : Superelevasi maksimum
en : Superelevasi normal
Eo : Derajat kebebasan samping
Es : Jarak eksternal PI ke busur lingkaran
Ev : Pergeseran vertical titik tengah busur lingkaran
f : Koefisien gesek memanjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
fm : Koefisien gesek melintang maksimum
Fp : Faktor Penyesuaian
g : Kemiringan tangen ; (+) naik ; (-) turun
G : Pegunungan
h : Elevasi titik yang dicari
i : Kelandaian melintang
I : Pertumbuhan lalu lintas
ITP : Indeks Tebal Perkerasan
Jd : Jarak pandang mendahului
Jh : Jarak pandang henti
k : Absis dari p pada garis tangen spiral
L : Panjang lengkung vertikal
Lc : Panjang busur lingkaran
LEA : Lintas Ekivalen Akhir
LEP : Lintas Ekivalen Permulaan
LER : Lintas Ekivalen Rencana
LET : Lintas Ekivalen Tengah
Ls : Panjang lengkung peralihan
Ls` : Panjang lengkung peralihan fiktif
Lt : Panjang tikungan
O : Titik pusat
p : Pergeseran tangen terhadap spiral
θc : Sudut busur lingkaran
θs : Sudut lengkung spiral
PI : Point of Intersection, titik potong tangen
PLV : Peralihan lengkung vertical (titik awal lengkung vertikal)
PPV : Titik perpotongan tangen
PTV : Peralihan Tangen Vertical (titik akhir lengkung vertikal)
R : Jari-jari lengkung peralihan
Rren : Jari-jari rencana
Rmin : Jari-jari tikungan minimum
SC : Spiral to Circle, titik perubahan spiral ke lingkaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
S-C-S : Spiral-Circle-Spiral
SS : Spiral to Spiral, titik tengah lengkung peralihan
S-S : Spiral-Spiral
ST : Spiral to Tangen, titik perubahan spiral ke lurus
T : Waktu tempuh
Tc : Panjang tangen circle
TC : Tangen to Circle, titik perubahan lurus ke lingkaran
Ts : Panjang tangen spiral
TS : Tangen to Spiral, titik perubahan lurus ke spiral
Tt : Panjang tangen total
UR : Umur Rencana
Vr : Kecepatan rencana
Xs : Absis titik SC pada garis tangen, jarak lurus lengkung peralihan
Y : Factor penampilan kenyamanan
Ys : Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak
lurus ke titik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A LEMBAR KOMUNIKASI dan PEMANTAUAN
LAMPIRAN B DAFTAR HARGA SATUAN (Upah, Bahan dan Peralatan)
LAMPIRAN C ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
LAMPIRAN D GAMBAR AZIMUT
LAMPIRAN E GAMBAR TRACE JALAN
LAMPIRAN F GAMBAR LONG PROFIL
LAMPIRAN G GAMBAR CROSSECTION
LAMPIRAN H GAMBAR PLAN PROFIL
LAMPIRAN I DAFTAR ANGKA EKIVALEN (E) BEBAN SUMBU
KENDARAAN
LAMPIRAN J GAMBAR KORELASI DDT DAN CBR
LAMPIRAN K BATAS – BATAS MINIMUM TEBAL LAPIS PERKERASAN
LAMPIRAN L NOMOGRAM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan
kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karena itu
jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu
tujuan daerah yang ingin dituju ataupun dilalui.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah
yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah
semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan
bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan Jalan yang menghubungkan Desa Krasak – Desa Pringapus Kota
Madya Salatiga yang bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan
kenyamanan bagi pemakai jalan serta di harapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat di sekitar jalur jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Desa Krasak –
Desa Pringapus agar memperoleh jalan yang sesuai dengan fungsi dan kelas
jalannya?
Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan, Anggaran Biaya, dan Time
Schedule yang di butuhkan untuk membuat jalan tersebut?
1.3 Tujuan
Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :
a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi kolektor
b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.
c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk
pembuatan jalan tersebut.
1.4 Teknik Perencanaan
Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan
disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan
kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan
Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) Tahun 1997 dan
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik
ini akan membahas beberapa hal antara lain :
a. Alinemen Horisontal
Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :
v Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.
v Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :
a.) Full – Circle
b.) Spiral – Circle – Spiral
c.) Spiral – Spiral
v Pelebaran perkerasan pada tikungan.
v Kebebasan samping pada tikungan
b. Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi
rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.
c. Stationing
d. Overlapping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan
dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang
dipakai adalah sebagai berikut :
1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Laston MS 744
2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah Kelas A CBR 100%
3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu Kelas A CBR 70 %
1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule)
Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :
1. Volume Pekerjaan
2. Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan
3. Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.
Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan
perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / T / BM /
2008 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1.5. Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan
Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow
Chart dibawah ini :
a. Alinemen Horisontal
Mulai
Data : · Jari – jari rencana (Rr) · Sudut luar tikungan (Δ) · Kecepatan Rencana (Vr)
Dicoba Tikungan Full circle
Rr ³Rmin FC
· Perhitungan data tikungan · Perhitungan Pelebaran perkerasan · Perhitungan daerah kebebasan
samping
Dicoba Tikungan S – C - S
· Perhitungan data tikungan · Perhitungan Pelebaran perkerasan · Perhitungan daerah kebebasan
samping
Lc ³20 m
Lc < 20 m
· Perhitungan data tikungan · Perhitungan Pelebaran
perkerasan · Perhitungan daerah kebebasan
samping
Selesai
Dicoba Tikungan S - S
YA
YA
YA
Tidak
Tidak
Gambar 1.1 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Horisontal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Alinemen Vertikal
Mulai
Data : · Stationing PPV · Elevasi PPV · Kelandaian Tangent (g) · Kecepatan Rencana (Vr) · Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)
Perhitungan Panjang Lengkung Vertikal Berdasarkan · Syarat kenyamanan pengemudi · Syarat drainase · Syarat keluwesan bentuk · Pengurangan goncangan
Perhitungan : · Pergeseran vertikal titik tengah busur
lingkaran (Ev) · Perbedaan elevasi titik PLV dan titik
yang ditinjau pada Sta (y) · Stationing Lengkung vertikal · Elevasi lengkung vertikal
Selesai
Gambar 1.2. Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Perencanaan Tebal Perkerasan
Mulai
Data : · LHR · Pertumbuhan Lalu lintas (i) · Kelandaian Rata – rata · Iklim · Umur rencana (UR) · CBR Rencana
Menghitung Nilai LER Berdasarkan LHR
Penentuan Nilai DDT Berdasarkan Korelasi CBR 90%
Penentuan Faktor Regional (FR) berdasarkan berdasarkan tabel 2.13
Menentukan ITP berdasarkan nilai LER dan DDT dengan nomogram yang sesuai
Penentuan tebal perkerasaan
Selesai
Menentukan IPt berdasarkan LER
Menentukan IPo berdasarkan daftar VI SKBI 2.3.26.1987
Menentukan nomor nomogram berdasarkan IPt dan IPo
Menentukan ITP berdasarkan ITP dan FR dengan nomogram
Gambar 1.3. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan Time schedule
Mulai
Data Rencana Anggaran · Gambar Rencana · Daftar Harga Satuan Bahan ,
Upah Pekerja, dan Peralatan
Perhitungan · Volume Perkerasaan · Harga Satuan Pekerjaan
Rencana Anggaran Biaya
Time schedule
Selesai
Gambar 1.4. Diagram Alir Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan Time Schedule
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara
lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data
dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah
dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin,
2000)
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat
(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas
menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik
kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 2003)
Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan
bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan
yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu
lintas (Edy Setyawan).
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
(subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L.
Hendarsin, 2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas
tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban
kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban
berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan
permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung
tanah dasar ( Silvia Sukirman, 1999 ).
2.2. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Ketentuan klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan
FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL
KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC
Muatan Sumbu
Terberat, (ton)
> 10 10 8 8 8 Tidak
ditentukan
TIPE MEDAN D B G D B G D B G
Kemiringan
Medan, (%)
<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Administratif) sesuai PP.
No. 26 / 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya,
Jalan Desa dan Jalan Khusus
Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2.3. Perencanaan Geometrik Jalan
2.3.1. Alinemen Horisontal
Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,
yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri
dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
· Lingkaran ( Full Circle = F-C )
· Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
· Spiral-Spiral ( S-S )
2.3.2. Bagian Lurus
Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit
(Sesuai VR), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.
Tabel 2.2 Panjang Bagian Lurus Maksimum
Fungsi Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )
Datar Bukit Gunung
Arteri
Kolektor
3.000 2.500 2.000
2.000 1.750 1.500
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2.3.3. Tikungan
2.3.3.1. Jari-jari Minimum
Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan
melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan
melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban
kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien
gesekan melintang (f).
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat
dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan
maksimum.
Rumus penghitungan lengkung horizontal dari buku TPGJAK :
fmaks = 0,192 – (0,00065 x VR) ......................................................................... (1)
Rmin = )fe(127
V
maksmaks
2R+
............................................................................... (2)
Dmaks = 2
R
maksmaks
V
)fe(53,181913 +................................................................... (3)
Keterangan : Rmin : Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR : Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks : Superelevasi maksimum, (%)
fmaks : Koefisien gesekan melintang maksimum
D : Derajat lengkung
Dmaks : Derajat maksimum
Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel
Tabel 2.3 panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%
VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20
Rmin (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192
80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menghitung derajat kelengkungan terjadi dan superelevasi terjadi dengan rumus :
Dtjd = rR39,1432
.............................................................................................(4)
max
max
2max
2max 2
D
De
D
Dee tjdtjd
tjd
´´+
´-= ....................................................................(5)
Keterangan :
Dtjd = Derajat kelengkungan terjadi
e tjd = Superelevasi terjadi, (%)
Rr = Jari-jari tikungan rencana, (m)
emaks = Superelevasi maksimum, (%)
Dmaks = Derajat kelengkungan maksimum
2.3.3.2. Lengkung Peralihan (Ls)
Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.
panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan
di bawah ini :
1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 6,3
VR x T....................................................................................................... (6)
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt:
Ls = 0,022 xCRr
VR
´
3
- 2,727 xC
edVR ´ ............................................................ (7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
Ls = e
nm
ree´-
6,3)(
xVR............................................................................................. (8)
4. Sedangkan Rumus Bina Marga
Ls = meeW
tjdn ´+´ )(2
................................................................................... (9)
Keterangan :
T = Waktu tempuh = 3 detik
Rr = Jari-jari busur lingkaran (m)
C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, sebagai berikut:
Untuk Vr£ 70 km/jam Untuk Vr ³ 80 km/jam
re mak = 0,035 m/m/det re mak = 0,025 m/m/det
e = Superelevasi
em = Superelevasi Maksimum
en = Superelevasi Normal
m = Seperlandai Maksimum (Tabel 2 PPGJR 1970 hal 16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 2.1. Lengkung Full Circle
2.3.4. Jenis Tikungan
2.3.4.1. Bentuk busur lingkaran Full Circle (F-C)
Keterangan :
∆PI = Sudut Tikungan
O = Titik Pusat Tikungan
TC = Tangen to Circle
CT = Circle to Tangen
Rc = Jari-jari Lingkaran
Tc = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc = Panjang Busur Lingkaran
Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
Tc
TC CT
DPI Rc Rc
Ec
Lc
PI DPI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang
besar.
Tikungan FC ( Full Circle ) biasa digunakan pada sudut tikungan ( DPI ) kecil
( < 100 ) , dan R Rencana > R min tanpa ls ,dengan syarat Lc > 20 m
Tabel 2.4 Jari-jari minimum tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60
Sumber TPGJAK 1997
Tc= Rc tan ½ DPI..............................................................................................(10)
Ec = Tc tan ¼ DPI ........................................................................................... (11)
Lc = o
PI Rc
360
2. pD .............................................................................................. (12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2.3.4.2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.2 Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Keterangan gambar :
Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC
Ys = Jarak tegak lurus garis tangen (garis dari titik PI ke titik TS) ke titik SC
Ls = Panjang spiral (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST )
Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
SC = Titik dari spiral ke lingkaran
Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran
qs = Sudut lengkung spiral terhadap tangen
Rr = Jari-jari lingkaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangen spiral
Fs = Sudut lentur spiral terhadap tangen
A = Titik absis dari p pada garis tangen spiral
B = Titik singgung garis tangen dari titik PI ke titik TS dengan busur
lingkaran sebelum mengalami p
C = Titik potong Xs dengan Ys
Tpa = Panjang tangen dari TS ke B
Tbs = Panjang tangen dari TS ke SC
Tpc = Panjang tangen dari B ke SC
Tikungan S-C-S biasa digunakan pada lengkung dengan sudut tikungan ( DPI )
sedang ( antara 100 - 300 ) dengan syarat D c > 0 , Lc ³20 m
Rumus-rumus yang digunakan :
1. Xs = Ls ÷÷ø
öççè
æ´
-2
2
401
Rr
Ls...................................................................(13)
2. Ys = ÷÷ø
öççè
æxRrLs
6
2
...................................................................................(14)
3. qs = RrLs
xp90
.................................................................................(15)
4. Dc = ( )sPI Q-D .2 .........................................................................(16)
5. Lc = Rrxxc p÷øö
çèæ D180
........................................................................(17)
6. p = )cos1(6
2
sRrRrx
LsQ-- ...........................................................(18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
7. k = sxRrRrx
LsLs Q-÷÷
ø
öççè
æ- sin
40 .................................................(19)
8. Tt = kxpRr PI +D+ 21tan)( .......................................................(20)
9. Et = RrxpRr PI -D+ 21sec)( .....................................................(21)
10. Ltot = Lc + 2Ls .................................................................................(22)
2.3.4.3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)
Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Spiral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Keterangan gambar :
Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
Xs = Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS
Ys = Jarak tegak lurus garis tangen dari titik PI ke titik TS ke titik SS
Ls = Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
qs = Sudut lengkung spiral
Rr = Jari-jari lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari p pada garis tangen spiral
Fs = Sudut lentur spiral terhadap tangen
A = Titik absis dari p pada garis tangen spiral
B = Titik singgung garis tangen dari titik PI ke titik TS dengan lengkung
spiral sebelum mengalami p
C = Titik potong Xs dengan Ys
Tpa = Panjang tangen dari TS keB
Tbs = Panjang tangen dari TS ke SS
Tpc = Panjang tangen dari B ke SS
Tikungan S - S biasa digunakan pada sudut tikungan ( DPI ) besar ( > 300 )
dengan syarat Lc < 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Rumus-rumus yang digunakan :
1. Rr
Lss
22360
1 ´´=Q
p ........................................................................................(23)
2. ( )12 sc PI Q´-D=D .................................................................................(24)
3. 180
RrcLc
´´D= p ................................................................................(25)
4. 22PIs
D=Q ...................................................................................(26)
5. 90
2 RrsLs
´´Q=
p....................................................................................(27)
6. ( )
÷÷ø
öççè
æ´
= 2
2
40 RrLs
LsXs .................................................................................. (28)
7. Ys = ÷÷ø
öççè
æRr
Ls.6
2
.........................................................................................(29)
8. p = ( )sRrs Q--U cos1 ........................................................................(30)
9. k = sxRrs Q-C sin ...........................................................................(31)
10. Ts = kxpRr PI +D+ 21tan)( ...............................................................(32)
11. Es = RrxpRr PI -D+ 21sec)( ..............................................................(33)
12. Ltot= 2 x Ls ...............................................................................................(34)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kemiringan normal pada bagian jalan lurus
Kanan = ka - Kiri = ki -
e = - 2% h = beda tinggi e = - 2%
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan
As Jalan
Kanan = ka -
Kiri = ki +
emin h = beda tinggi
emaks
Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri
As Jalan Kanan = ka +
Kiri = ki -
emaks h = beda tinggi
emin
As Jalan
2.3.5. Diagram Super elevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk
bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri
maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif.
Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di
beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri
tanda (-).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sisi dalam tikungan
Bagian lengkung penuh
Sisi luar tikungan
Sedangkan yang dimaksud diagram superelevasi adalah suatu cara untuk
menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan
melintang (superelevasi). Diagram superelevasi pada ketinggian bentuknya
tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
a) Diagram Superelevasi pada Full-Circle
Gambar 2.4 Diagram Superelevasi Full-Circle
en= -2%
As Jalan
As Jalan As Jalan
As Jalan
en= -2% en= -2%
e = 0 %
en= -2%
e = +2%
e min
i
iv iii
ii
e maks
TC emax
Lc
Ls’
e =
en= -2%
CT
Ls’
1/3
2/3
1/3
2/3
Emin
e = 0%
en= -2%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
III II
Tikungan Luar
Tikungan Dalam
e maks
e mins
Untuk mencari kemiringan pada titik x :
xLs
= yeen max)( +
...................... ................................................................(35)
Jika x diketahui maka kemiringan pada titik x adalah y – en ; sebaliknya juga
untuk mencari jarak x jika y diketahui.
b) Diagram superelevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga.
As Jalan
en = -2% en = -2%
As Jalan
en = -2%
0 %
I II
I
Ts
II III IV
Cs
Lc
en = - 2 % en = - 2 %
IV I
Ts
0 % 0 %
Ls Ls
SC TS CS ST
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
III I II
Tikungan Luar
Gambar 2.5 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.
c) Diagram superelevasi pada Spiral –Spiral menurut Bina Marga.
- 2%
TS
0% 0%
en = - 2%
ST emin
emak
I II III
Ls Ls
As Jalan
-2%
+2%
e min
As Jalan e maks
IV III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
garis pandangE
Lajur Dalam
Lajur Luar
Jh
Penghalang Pandangan
RR'R
Lt
Gambar 2.6. Diagram Superelevasi Spiral-Spiral
2.3.6. Daerah Bebas Samping Di Tikungan
Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah
pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah
bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
2.3.6.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
Gambar 2.7. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt
As Jalan
en = -2% en = -2%
As Jalan
en = -2%
0 %
As Jalan
-2%
+2%
I
e mins
As Jalan e maks
IV III
II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
PENGHALANG PANDANGAN
RR'
R
Lt
LAJUR DALAMLAJUR LUAR Jh
Lt
GARIS PANDANG
E
Keterangan :
Jh = Jarak pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan (m)
E = Daerah kebebasan samping (m)
R = Jari-jari lingkaran (m)
Maka E = R ( 1 – cos RJho
.90p
) ......................................................(36)
2.3.6.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Gambar 2.8. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt
Keterangan:
Jh = Jarak pandang henti
Jd = Jarak pandang menyiap
Lt = Panjang lengkung total
R = Jari-jari tikungan
R’ = Jari-jari sumbu lajur
Maka E = R (1- cos RJh..90
P) + ( ( )
RJh
SinLtJh..90
.21
P- .)......................(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2.3.7. Pelebaran Perkerasan
Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar
kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah
disediakan.
Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 2.9 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
Rumus yang digunakan :
B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ......................................................(38)
b’ = b + b” ......................................................(39)
b” = Rr2 - 22 pRr - ......................................................(40)
Td = ( ) RApARr -++ 22 ......................................................(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Z = ÷ø
öçè
æ´
R
V105,0 ......................................................(42)
e = B - W ......................................................(43)
Keterangan:
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lalu lintas
b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus
b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan
p = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk
A = Tonjolan depan sampai bumper
W = Lebar perkerasan
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi
c = Kebebasan samping
e = Pelebaran perkerasan
Rr = Jari-jari rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2.3.8. Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over
Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman
untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over
Lapping : aI > 3V
Dimana : aI = Daerah tangen (meter)
V = Kecepatan rencana
Contoh :
Gambar 2.10. Kontrol Over Lapping
Vr = 120 km/jam = 33,333 m/det.
Syarat over lapping a’ ³ a, dimana a = 3 x V detik = 3 x 33,33 = 100 m
bila aI d1 – Tc ³ 100 m aman
aII d2 – Tc – Tt1 ³ 100 m aman
aIII d3 – Tt1 – Tt2 ³ 100 m aman
aIV d4 – Tt2 ³ 100 m aman
a3
d1 d2
d3
d4
ST CS
SC TS
ST TS
TC
CT PI-1
PI-2
PI-3
A
B
a1
a2
a4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2.3.9. Perhitungan Stationing
Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah
kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik
awal proyek menuju titik akhir proyek.
2.11. Stasioning
StaTs
PI2
Ts3
Ls2
Lc1
PI3
PI1
Sta Cs
Sta Sc
Sta Ts
Sta St
Lc3
Ls3
Ls3
Ls2
Sta St
Sta Tc
Tc1
Ts2
d1
d2
Ls1
d3
Sta Ct
Ls1
Sta B
Sta A
d4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Contoh perhitungan stationing :
STA A = Sta 0+000m STA Sc3 = Sta Ts3 + Ls3
STA PI1 = Sta A + d 1 STA Cs3 = Sta Sc3 + Lc3
STA Tc1 = Sta PI1 – Tc1 STA St3 = Sta Cs3 + Ls3
STA Ct1 = Sta Tc1 + Lc1 STA B = Sta Ct3 + d4 – Ts3
STA PI2 = Sta Ct1 + d 2 – Ts2
STA Ts2 = Sta PI2 – Ts2
STA St2 = Sta PI2 – Ls2
STA PI3 = Sta St2 + d 3 – Ts3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
v Flow Chart Perencanaan Lengkung Horisontal
Tidak
Mulai
Data :
§ Sudut luar tikungan (D PI) § Kecepatan rencana (Vr) § Superelevasi maksimum (e maks)
Perhitungan :
§ Jari-jari minimum (Rmin) § Derajat lengkung maksimum (D maks )
Tikungan S-C-S
Gambar.2.12 Diagram alir perencanaan tikungan Full Circle
Perhitungan Data Tikungan FC :
§ Lengkung peralihan fiktif (Ls¢) § Panjang tangen (Tc) § Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Ec) § Panjang busur lingkaran (Lc)
Daerah Kebebasan samping
Checking : 2 Tc > Lc….ok
Selesai
Pelebaran Perkerasan
Diagram superelevasi
Ya
Perhitungan Dtjd dan etjd
Dicoba Tikungan FC
Jh dan Jd
Rr tanpa Ls ≥ Rmin tanpa Ls
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Mulai
Data :
§ Sudut luar tikungan (DPI) § Kecepatan rencana (Vr) § Superelevasi maksimum (e maks)
Syarat : Lc ³ 20m, Dc > 0
Perhitungan :
§ Superelevasi terjadi (etjd) § Panjang Lengkung peralihan (Ls) § Sudut lengkung spiral (qs) § Sudut busur lingkaran (Dc) § Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Perhitungan Data Tikungan S-C-S :
§ Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) § Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) § Absis dari p pada garis tangen spiral (k) § Panjang tangen total (Tt) § Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Et)
Tikungan S-S
Checking : 2Tt > Lc + 2Ls….ok
Tidak
Perhitungan :
§ Jari-jari minimum (Rmin) § Derajat lengkung maksimum (D maks )
Dicoba Tikungan S-C-S
Daerah Kebebasan samping
Selesai
Pelebaran Perkerasan
Diagram superelevasi
Jh dan Jd
Gambar.2.13. Diagram alir perencanaan tikungan S-C-S
Rmin tanpa Ls > Rr dengan Ls > Rmin dengan Ls
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Mulai
Data : § Sudut Luar Tikungan (DPI) § Kecepatan Rencana (Vr) § Superelevasi maksimum (e maks)
Perhitungan :
§ Superelevasi terjadi (etjd) § Panjang Lengkung peralihan (Ls) § Sudut Lengkung spiral (qs) § Sudut busur lingkaran (Dc) § Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Perhitungan Data Tikungan S-S :
§ Panjang Lengkung peralihan (Ls), Lt = 2 Ls § Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) § Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) § Absis dari p pada garis tangen spiral (k) § Panjang tangen (Ts) § Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es)
qs = DPI /2
Checking : Ts > Ls ….ok
Perhitungan :
§ Jari-jari minimum (Rmin) § Derajat lengkung maksimum (D maks )
Rmin tanpa Ls > Rr dengan Ls > Rmin dengan Ls
Syarat : Lc = 0 m, Dc = 0
Diagram superelevasi
Selesai
Daerah Kebebasan samping
Pelebaran Perkerasan
Jh dan Jd
Gambar.2.14. Diagram alir perencanaan tikungan S - S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2.4. Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang
ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat
kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga
kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua
lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).
Rumus-rumus yang digunakan dalam alinemen Vertikal :
1. g = (elevasi awal – elevasi akhir ) %100´ ……………….. (44)
Sta awal- Sta akhir
2. A = g1 – g2…………………………………………………… (45)
3. Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ ……………….……………....………… (46)
4. Ev = 800
LvA´………………………………………………….. (47)
5. x = Lv41 ………...…………………………………………… (48)
6. y = ( )
Lv
LvA
´
´
2004
1 2
……………………………………………… (49)
7. Panjang Lengkung Vertilkal (Lv) :
a. Syarat keluwesan bentuk
Lv = 0,6 x V …………………………………………….... (50)
b. Syarat drainase
Lv = 40x A ……………………………………………….. (51)
c. Syarat kenyamanan
Lv = 390
2 AV ´……………………………………………… (52)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d. Syarat Jarak pandang, baik henti / menyiap
- Cembung
· Jarak pandang henti :
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+ …………………………...... (53)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-…………………………. (54)
· Jarak pandang menyiap :
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+ ……………………………… (55)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-…………………………. (56)
- Cekung
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = )5,3(150
2
xJhAxJh+ …………………………………… (57)
· Jarak pandang menyiap
Jh > Lv
Lv = ÷øö
çèæ +
-A
JhS
5,31502
……………………………….. (58)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1.) Lengkung vertical cembung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas
permukaan jalan
Gambar. 2.15. Lengkung Vertikal Cembung
2.) Lengkung vertical cekung
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas
permukaan jalan
Gambar 2.16. Lengkung Vertikal Cekung.
Keterangan :
PLV = titik awal lengkung parabola.
PPV = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
PTV = titik akhir lengkung parabola.
g = kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.
∆ = perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.
EV = pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (PV1 - m) meter.
PL
V
d1 d2
g2 EV
m
g1
h2 h1
Jh
L PTV
PPV
PL
EV
g2
g1Jh PTV
LV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Lv = Panjang lengkung vertikal
V = kecepatan rencana (km/jam)
Jh = jarak pandang henti
f = koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, f = 0,35
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal
1) Kelandaian maksimum.
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula
tanpa harus menggunakan gigi rendah.
Tabel 2.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan
Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10
VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
2) Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat
kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping,
karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air
kesamping.
3) Panjang kritis suatu kelandaian
Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum
agar pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 2.6 Panjang Kritis (m)
Kecepatan pada awal
tanjakan (km/jam)
Kelandaian (%)
4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
v Flow Chart Perencanaan Alinemen Vertikal
Data :
· Stationing PPV · Elevasi PPV · Kelandaian Tangent (g) · Kecepatan Rencana (Vr) · Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)
Perhitungan Panjang Lengkung Vertikal
Berdasarkan
· Syarat jarak pandang henti · Syarat penyinaran lampu besar · Syarat lintasan bawah · Pengurangan goncangan · Syarat keluwesan bentuk · Syarat kenyamanan pengemudi · Syarat drainase
Perhitungan :
· Pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (Ev)
· Perbedaan elevasi titik PLV dan titik yang ditinjau pada Sta (y)
· Stationing Lengkung vertikal · Elevasi lengkung vertikal
Selesai
Gambar 2.17. Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2.5. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan
Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –
2.3.26. 1987. Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah
sebagai berikut :
2.5.1. Lalu lintas
1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal
umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-
masing arah pada jalan dengan median.
- Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)
( ) 1
11 nSP iLHRLHR +´= ................................................................................(59)
- Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)
( ) 2
21 nPA iLHRLHR +´= ...............................................................................(60)
2. Rumus-rumus Lintas ekuivalen
- Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)
ECLHRLEPn
mpjPj ´´= å
=
...............................................................................(61)
- Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)
ECLHRLEAn
mpjAj ´´= å
=
...............................................................................(62)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
- Lintas Ekuivalen Tengah (LET)
2LEALEP
LET+= .........................................................................................(63)
- Lintas Ekuivalen Rencana (LER)
FpLETLER ´= .............................................................................................(64)
102n
Fp = ...........................................................................................................(65)
Dimana: i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J = jenis kendaraan
n1 = masa konstruksi
n2 = umur rencana
C = koefisien distribusi kendaraan
E = angka ekuivalen beban sumbu kendaraan
Fp = Faktor Penyesuaian
2.5.2. Angka Ekuivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Angka Ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (Setiap kendaraan)
ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:
- 4
8160. ÷
øö
çèæ=
kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbuE ....................(66)
- 4
8160. ÷
øö
çèæ=
kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbuE .........................(67)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2.5.3. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan
CBR.
2.5.4. Faktor Regional (FR)
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan
perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan
lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung
tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini
Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( Kelandaian dan Tikungan)
Tabel 2.7 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (Curah hujan)
Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%
Iklim I
< 900 mm/tahun 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
Iklim II
≥ 900 mm/tahun 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.5.5. Koefisien Distribusi Kendaraan
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 2.8 Koefisien Distribusi Kendaraan
Jumlah jalur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 Jalur
2 Jalur
3 Jalur
4 Jalur
5 Jalur
6 Jalur
1,00
0,60
0,40
-
-
-
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50
-
-
-
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.
**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer.
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
2.5.6. Koefisien kekuatan relative (a)
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis
permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test
(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan dengan
semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 2.9 Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien Kekuatan Relatif
Kekuatan Bahan
Jenis Bahan
A1 a2 a3 Ms (kg)
Kt kg/cm2
CBR %
0,4 744
LASTON 0,35 590 0,32 454 0,30 340 0,35 744
Asbuton 0,31 590 0,28 454 0,26 340 0,30 340 HRA 0,26 340 Aspal Macadam 0,25 LAPEN (mekanis) 0,20 LAPEN (manual)
0,28 590 LASTON ATAS 0,26 454
0,24 340 0,23 LAPEN (mekanis) 0,19 LAPEN (manual) 0,15 22 Stab. Tanah dengan
semen 0,13 18 0,15 22 Stab. Tanah dengan
kapur 0,13 18
0,14 100 Pondasi Macadam (basah)
0,12 60 Pondasi Macadam 0,14 100 Batu pecah 0,13 80 Batu pecah 0,12 60 Batu pecah 0,13 70 Sirtu/pitrun 0,12 50 Sirtu/pitrun 0,11 30 Sirtu/pitrun
0,10 20 Tanah / lempung kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2.5.7. Analisa komponen perkerasan
Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan
perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan
dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Rumus:
332211 DaDaDaITP ++= .......................................................................(68)
D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi
bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
v Flow Chart Perencanaan Tebal Perkerasan
Mulai
Data :
LHR
Pertumbuhan lalu lintas (i)
Kelandaian rata-rata
Iklim
Umur rencana (UR)
CBR
Penentuan nilai DDT
berdasarkan CBR dan DDT
Diperoleh nilai ITP dari
pembacaan nomogram
Selesai
Menghitung nilai LER
berdasarkan LHR
Penentuaan Faktor
Regional (FR) berdasarkan
Tabel
Diperoleh nilai ITP dari
Pembacaan nomogram
Penentuan tebal Perkerasan
Gambar 2.18. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus
diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat
jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan
timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan
volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section.
Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari
volume dari pekerjaan lainnya yaitu:
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
- Peninjauan lokasi
- Pengukuran dan pemasangan patok
- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan
- Pembuatan Bouplank
b. Pekerjaan tanah
- Galian tanah
- Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan
- Lapis permukaan (Surface Course)
- Lapis pondasi atas (Base Course)
- Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)
- Lapis tanah dasar (Sub Grade)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Pekerjaan drainase
- Galian saluran
- Pembuatan talud
e. Pekerjaan pelengkap
- Pemasangan rambu-rambu
- Pengecatan marka jalan
- Penerangan
2. Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan diambil dari harga satuan tahun 2007.
3. Kurva S
Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat Time Schedule
dengan menggunakan Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 2.19 Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule
Mulai
Pekerjaan tanah
Selesai
Pekerjaan drainase
Pekerjaan perkerasan
§ Rekapitulasi RAB
§ Time Schedule
Pekerjaan persiapan dan pelengkap
§ Galian tanah § Timbunan
tanah
§ Galian saluran
§ Pembuatan mortal/pasangan batu
§ Sub grade § Sub base course § Base course § Surface course
§ Pembersihan lahan § Pengukuran § Pembuatan
bouwplank § Pengecatan marka
jalan § Pemasangan
rambu
§ RAB pekerjaan tanah
§ Waktu pekerjaan tanah
§ RAB pekerjaan drainase
§ Waktu pekerjaan drainase
§ RAB pekerjaan perkerasan
§ Waktu pekerjaan perkerasan
§ RAB pekerjaan persiapan
§ Waktu pekerjaan pesiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB III
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
3.1 Penetapan Trace Jalan
3.1.1 Gambar Perbesaran Peta
Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat
Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan
digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada, (Gambar Trace dapat
dilihat pada lampiran ).
3.1.2 Penghitungan Trace Jalan
Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth
(skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3.1.3 Penghitungan Azimuth:
Diketahui koordinat:
A = (0; 820)
PI – 1 = (610; 1050)
PI – 2 = (1340 ; 820)
B = (2410 ; 0)
"'0
1
1
272069
8201050
0610
1
=
÷÷ø
öççè
æ--
=
÷÷ø
öççè
æ--
=-
ArcTg
YY
XXArcTgA
A
Aa
"'0
0
12
12
1629107
18040670
6101340
21
=
+÷øö
çèæ
--
=
÷÷ø
öççè
æ--
=-
ArcTg
YY
XXArcTga
"'0
0
12
12
5327127
1808200
13402410
2
=
+÷øö
çèæ
--
=
÷÷ø
öççè
æ--
=-
ArcTg
YY
XXArcTgBa
3.1.4 Penghitungan Sudut PI
"'0
"'00
2111
26758
272069"53'27127
=
-=
-=D -- aa API
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
"'0
"'00
2122
375819
1629107"53'27127
=
-=
-=D -- aa BPI
3.1.5 Penghitungan Jarak Antar PI
1. Menggunakan rumus Phytagoras
m
YYXXd AAA
37,651
)8201050()0610(
)()(
22
21
211
=
-+-=
-+-=-
m
YYXXd
37,765
)1050820()6101340(
)()(
22
212
21221
=
-+-=
-+-=-
m
YYXXd BBB
07,1348
)8200()13402410(
)()(
22
22
222
=
-+-=
-+-=-
m
dddd BA
2770
07,134837,765651
)( 2211
=++=
++=å ---
2 Menggunakan rumus Sinus
m
Sin
SinXX
dA
AA
92,651
"27'20690610
0
1
11
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
m
Sin
SinXX
d
37,765
"16'291076101340
0
21
1221
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
m
Sin
SinXX
dB
BB
07,1348
"53'2712713402410
0
2
22
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
m
dddd BA
2770
07,134837,76592,651
)( 2211
=++=
++=å ---
1. Menggunakan rumus Cosinus
m
Cos
CosYY
dA
AA
92,651
"27'20698201050
0
1
11
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
m
Cos
CosYY
d
37,765
"16'2910710508200
21
1221
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
m
Cos
CosYY
dB
BB
07,1348
"53'2712710508200
2
22
=
÷÷ø
öççè
æ -=
÷÷ø
öççè
æ -=
-- a
m
dddd BA
2770
07,134837,76592,651
)( 2211
=++=
++=å ---
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis
kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :
1. Kelandaian dihitung tiap 50 m
2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan
dan kiri
Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan
pada awal proyek, STA 0+200 m
a. Elevasi Titik Kanan
b. Elevasi Titik Kiri
Gambar 3.2 Cara Menghitung Trace Jalan
m
b
a
730
5,125,1
6.0725
5,121
1725kanan titik elevasi
=
´÷ø
öçè
æ+=
´÷øöç
èæ+=
725 m
737,5m
a1
b1
12,5 m
(Beda tinggi antara 2 garis kontur)
m
ba
57,703
5,127,02,0
700
5,1222
700kiri titik elevasi
=
´÷ø
öçè
æ+=
´÷øö
çèæ+=
700m
712.5 m
a2 b2
12,5 m (Beda tinggi antara 2 garis kontur)
703,57 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang
No STA Elevasi Beda
Tinggi (Dh)
Lebar Pot Melintang
(L)
Kelandaian Melintang
(%)
Klasifikasi Medan Kiri Center Kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0+000 700,00 734,03 768,06 68,06 200 34,03 Bukit
1 0+050 700,00 728,91 757,81 57,81 200 28,91 Bukit
2 0+100 703,57 726,79 750,00 46,43 200 23,22 Bukit
3 0+150 705,68 721,59 737,50 31,82 200 15,91 Bukit
4 0+200 703,57 716,37 730 25,6 200 12,80 Bukit
5 0+250 696,43 709,46 722,50 26,07 200 13,04 Bukit
6 0+300 687,50 706,02 712,50 25 200 12,50 Bukit
7 0+350 685,42 701,71 750,00 64,58 200 32,29 Bukit
8 0+400 675,00 700 712,50 37,5 200 18,75 Bukit
9 0+450 692,31 706,02 718,75 26,44 200 13,22 Bukit
10 0+500 696,88 710,94 725,00 28,12 200 14,06 Bukit
11 0+550 695,19 715,5 737,50 42,31 200 21,16 Bukit
12 0+600 700,00 714,5 737,50 37,5 200 18,75 Bukit
13 0+650 687,50 712,5 737,50 50 200 25,00 Bukit
14 0+700 687,50 712,5 737,50 50 200 25,00 Bukit
15 0+750 687,50 714 740,50 53 200 26,50 Bukit
16 0+800 687,50 715,91 744,32 56,82 200 28,41 Bukit
17 0+850 687,50 71591 744,32 56,82 200 28,41 Bukit
18 0+900 705,00 724,38 743,75 38,75 200 19,38 Bukit
19 0+950 700,00 725 750,00 50 200 25,00 Bukit
20 1+000 703,95 726,97 750,00 46,05 200 23,03 Bukit
21 1+050 705,21 727,6 750,00 44,79 200 22,40 Bukit
22 1+100 708,04 730,52 755,00 46,96 200 23,48 Bukit
23 1+150 712,50 731,5 762,50 50 200 25,00 Bukit
24 1+200 712,50 732 755,15 42,65 200 21,33 Bukit
25 1+250 712,50 731,2 750,00 37,5 200 18,75 Bukit
26 1+300 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit
27 1+350 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit
28 1+400 705,47 721,48 737,50 32 200 16,00 Bukit
29 1+450 712,50 726,95 741,41 28,91 200 14,46 Bukit
30 1+500 709,66 723,58 737,50 27,84 200 13,92 Bukit
31 1+550 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit
32 1+600 710,29 723,9 737,50 27,21 200 13,61 Bukit
33 1+650 700,00 713.9 768,06 68,06 200 34,03 Bukit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Sambungan dari Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang
No STA Elevasi Beda
Tinggi (Dh)
Lebar Pot Melintang
(L)
Kelandaian Melintang
(%)
Klasifikasi Medan Kiri Center Kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
34 1+700 701,25 717 725,00 23,75 200 11,88 Bukit
35 1+750 712,50 723,50 725,00 12,5 200 6,25 Bukit
36 1+800 713,75 726,54 733,33 19,58 200 9,79 Bukit
37 1+850 716,30 727,50 737,50 21,2 200 10,60 Bukit
38 1+900 716,38 730,50 737,50 21,12 200 10,56 Bukit
39 1+950 720,38 733,58 740,79 20,41 200 10,21 Bukit
40 2+000 723,57 728,5 747,12 23,55 200 11,78 Bukit
41 2+050 719,09 729,3 737,50 18,41 200 9,21 Bukit
42 2+100 722,12 742,2 739,29 17,17 200 8,59 Bukit
43 2+150 736,05 740,9 755,21 19,16 200 9,58 Bukit
44 2+200 740,28 740,9 753,13 12,85 200 6,43 Bukit
45 2+250 737,50 743,9 752,68 15,18 200 7,59 Bukit
46 2+300 737,50 746,5 754,73 17,23 200 8,62 Bukit
47 2+350 743,75 748,5 756,55 12,8 200 6,40 Bukit
48 2+400 743,48 749,9 758,33 14,85 200 7,43 Bukit
49 2+450 750,00 750 753,13 3,13 200 1,57 Datar
50 2+500 750,00 750 750,00 0 200 0,00 Datar
51 2+550 737,50 751,25 762,50 25 200 12,50 Bukit
52 2+600 737,50 750 765,00 27,5 200 13,75 Bukit
53 2+650 742,50 750 762,50 20 200 10,00 Bukit
Dari perhitungan kelandaian melintang, didapat:
Dari 53 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK,
Hal 11 dipilih klasifikasi fungsi jalan arteri dengan kecepatan antara 60 – 80
km/jam. Diambil kecepatan 60 km /jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Data dan klasifikasi desain:
Vr = 60 km/jam
emax = 10 %
en = 2 %
Lebar perkerasan ( w ) = 2 x 3,5 m
m = 200
(sumber TPGJAK tahun 1997)
15,0
)6000065,0(192,0max
=-= xf
( )
( )m
feVr
R
263,112
15,01,012760
1272
maxmax
2
min
=+
=
+=
( )
( )
0
2
2maxmax
max
63,12
6015,01,053,181913
53,181913
=
+=
+=
xVr
fexD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3.2.Perhitungan Alinemen Horisontal
3.2.1. Tikungan PI 1
Diketahui :
ΔPI1 = 580 7’26”
Vr = 60 km/jam
Rmin = 112,263 m ( R min dengan Ls )
Dicoba Tikungan S – C – S
Digunakan Rr = 250 m
(Sumber Buku TPGJAK th.1997)
3.2.1.1 Menentukan superelevasi terjadi:
073,5250
4,1432
4,1432
=
=
=Rr
Dtjd
%7~%01,7
0701,0
63,1273,510,02
63,1273,510,0
2
2
2
max
max
2max
2max
==
´´+
´-=
´´+
´-=
D
De
D
Dee tjdtjd
tjd
3.2.1.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
m
TVr
Ls
50
36,3
60
6,3
=
´=
´=
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
m
c
etjdVr
cRr
VrLs
84,7
4,0097,060
727,24,0250
60022,0
727,2022,0
3
3
=
´-´
´=
´-
´´=
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
( )
Vrre
eeLs nm ´
´-
=6,3
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk
Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.
( )
m
Ls
09,38
60035,06,302,01,0
=
´´-
=
d. Berdasarkan Bina Marga:
( )( ) ( )
m
eemw
Ls tjdn
4,50
07,002,01602
50,322
=
+´´´=
+´´=
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 50,4 m ~ 70 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3.2.1.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan
m
RrLs
LsXs
86,69
2504070
170
401
2
2
2
2
=
÷÷ø
öççè
æ´
-=
÷÷ø
öççè
æ´
-=
m
Rr
LsYs
266,32506
706
2
2
=´
=
´=
"'0 72,31182507090
90
=
´=
´=Q
p
p Rr
Lss
( )( )"56,22'440
72,31182"26'758
2
0
"'00
1
=
´-=
Q´-D=D sc PI
( )
( )
m
Rrc
Lc
76,174
25014,3180
56,22440180
"'0
=
´´=
´´D
= p
Syarat tikungan
okLc ......2076,174 >=
Tikungan S-C-S bisa dipakai
( )
( )m
sRrRr
Lsp
818,0
72,3118cos12502506
70
cos16
"'02
2
=
--´
=
Q--´
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
m
sRrRr
LsLsk
963,34
72,3118sin25025040
8282
sin40
"'02
3
2
3
=
´-´
-=
Q´-´
-=
( )( )
m
kPIpRrTt
35,174
963,3426758/tan818,0250
/tan"'0
21
121
=+´+=
+D´+=
m
RrPIpRr
Et
99,35
250"26'758/cos
818,0250
/cos
02
1
121
=
-÷÷ø
öççè
æ +=
-÷÷ø
öççè
æD+
=
( )( )
m
LsLcLtotal
76,314
70276,174
2
=´+=
´+=
2Tt > Ltot
2.174,76 > 314,76 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)
349,52> 314,76 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)
3.2.1.4 Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan
Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI1
yaitu dengan ketentuan :
Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka
kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.
b = 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
p = 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)
A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Vr = 60 km/jam
Pelebaran tikungan pada PI 1
* Secara Analisis
Vr = 60 km/jam
R = 250 m
m
PRRb
12,0
6,7250250
"22
22
=--=
--=
m
bbb
72,2
12,06,2
"'
=+=
+=
( )( )
m
RAPARTd
073,0
2501,26,721,2250
22
2
=
-+´+=
-++=
m
R
VZ
398,0250
60105,0
105,0
=
´=
´=
( ) ( )( ) ( )
m
ZTdncbnB
71,6
398,0073,0124,072,22
1'
=+-++=
+-++=
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m
Ternyata B < 7
6,71 < 7
Sehingga tidak perlu dibuat pelebaran perkerasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3.2.1.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1
Data-data:
Vr = 60 km/jam
R = 250 m
Lebar perkerasan, ω = 2 x 3,5m = 7m
Lt = 345,76 m
Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 115 m
Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 520 m
a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo):
Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)
= 0,5 (40 – 7)
= 16,5 m
b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh)
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
=90,49 m
c. Kebebasan samping yang diperlukan (E).
Jh = 90,49 m
Lt = 345,76 m
Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus :
m
RJh
RE
087,425014,3
9049,90cos1250
90cos1
=÷ø
öçè
æ´´-=
÷øö
çèæ
´´
-=p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Nilai E < Eo (4,087 < 16,5)
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
3.2.1.6 Hasil perhitungan
a. Tikungan PI1 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasil
penghitungan sebagai berikut:
ΔPI1 = 580 7’26”
Rr = 250 m
Lc = 174,76 m
Ls = 70 m
Tt = 174,35 m
Et = 35,99 m
Xs = 69,86 m
Ys = 3,266 m
p = 0,818
k = 34,963 m
emax= 10 %
etjd = 7 %
en = 2 %
b. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1. nilai E < Eo maka
daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 3.3 Tikungan PI 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
ISc
II III IV
I II III IV
Ts
e = 0 %
en = -2 %
emax = +9,97 % (kanan)
emax = -9,97 % (kiri)
ICs
IIIIIIVSt
e = 0 %
en = -2 %
IIIIIIIV
Ls = 34 m Lc = 32,849 m Ls = 34 m
Potongan I-I Potongan II-II Potongan III-III Potongan IV-IV
-2 % -2 % -2 % -2 %
+2 %0 % +9,97 %
-9,97 %
Gambar 3.4 Diagram Superelevasi tikungan PI1 (610 ; 1050) ( Spiral – Circle – Spiral )
Contoh perhitungan potongan :
a : 70 = x : Y
a : 70 = 2 : 9
a = 140 : 9
a = 15,55
a1 : 70 = x : Y
a1 : 70 = 4 : 9
a1 = 280 : 9
a1 = 31,1 m
Ls=70m Ls=70m Lc=174,76
e maks=7% kanan
e maks=7% kiri
+7%
- 7 %
Y = 7+ 2 = 9 =7
III IV
II
I a
Ls = 70
y
x
a1
7 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3.2.2 Tikungan PI 2
Diketahui :
ΔPI2 = 190 58’ 37”
Vr = 60km/jam
Rmin = 112,263 m
Dmax = 12,63
Dicoba Tikungan Full Circle
Digunakan Rr = 1000 m
(Sumber Buku TPGJAK th.1997)
3.2.2.1 Menentukan superelevasi terjadi:
043,11000
4,1432
4,1432
=
=
=Rr
Dtjd
%3,2
023,0
63,1243,110,02
63,1243,110,0
2
2
2
max
max
2max
2max
==
´´+
´-=
´´+
´-=
D
De
D
Dee tjdtjd
tjd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3.2.2.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls’) fiktif
a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
m
TVr
Ls
50
36,3
60
6,3
=
´=
´=
b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:
m
c
etjdVr
cRr
VrLs
47,2
4,0023,060
727,24,01000
60022,0
727,2022,0
3
3
=
´-´
´=
´-
´´=
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:
( )
Vrreee
Ls nmsx ´´-
=6,3
dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk
Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.
( )
m
Ls
09,38
60035,06,302,01,0
=
´´-
=
d. Berdasarkan Bina Marga:
( )( ) ( )
m
eemw
Ls tjdn
92,31
037,002,01602
50,322
=
+´´´=
+´´=
Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 50 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3.2.2.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan
m
RLc rPI
48,348360
10002"37'5819360
2
0
0
02
=´´
=
´´D=
p
p
m
RrTc PI
12,176"37'581921tan1000
21tan0
2
=´´=
D´=
m
TcEc PI
39,15"37'581941tan12,176
41tan0
2
=´´=
D´=
2Tc > Lc
352,24 > 348,48 ( Tikungan F-C bisa digunakan )
3.2.2.4 Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan
Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI2
yaitu dengan ketentuan :
Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka
kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.
b = 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)
p = 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)
A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)
Vr = 60 km/jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Pelebaran tikungan pada PI 2
* Secara Analisis
Vr = 60 km/jam
R = 1000 m
m
PRRb
028,0
6,710001000
"22
22
=--=
--=
m
bbb
628,2
028,06,2
"'
=+=
+=
( )( )
m
RAPARTd
017,0
10001,26,721,21000
22
2
=
-+´+=
-++=
m
R
VZ
19,01000
60105,0
105,0
=
´=
´=
( ) ( )( ) ( )
m
ZTdncbnB
167,7
19,0017,0128,0628,22
1'
=+-++=
+-++=
Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m
Ternyata B > 7
7,167 > 7
= 0,167 m
Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar: 0,167 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
3.2.2.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2
Data-data:
Vr = 60 km/jam
R = 1000 m
Lebar perkerasan, ω = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 686,7 m
Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 115 m
Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 520 m
a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo):
Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)
= 0,5 (40 – 7)
= 16,5 m
b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh)
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
c. Kebebasan samping yang diperlukan (E).
Jh = 90,49 m
Lc = 686,7 m
Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus :
E = R ( 1 – cos RJho
.90p
)
( ÷÷
ø
öççè
æ-=
100014,349,9090
cos11000xxo
= 1,02 m < 16,5 m ( Nilai E < Eo )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
3.2.2.6 Hasil perhitungan
a. Tikungan PI2 menggunakan tipe Full Circle dengan hasil penghitungan
sebagai berikut:
ΔPI2 = 190 58’ 37”
Rr = 1000 m
Tc = 176,12 m
Ec = 15,38 m
Lc = 348,48 m
Ls’ = 50 m
emax = 10 %
etjd = 2,3 %
en = 2 %
b. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan yaitu sebesar 0,167 m
c. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2. Nilai E < Eo
maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
Tc
TC CT
D
Rc Rc
Ec
Lc
Gambar 3.5 Tikungan PI2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tikungan PI2 Full Circle ( 1330;670 )
Potongan I – I Potongan II – II Potongan III – III Potongan IV – IV -2% -2%
0%
-2% -1,999 %
+1,999 %
+2,3%
-2,3%
2/3 Ls 1/3 Ls
en = - 2% en = - 2%
emaks = + 2,3% ( kiri )
emin = - 2,3% (kanan)
Ls = 50m Lc = 348,48 m
Ls = 50m
e = 0% e = 0%
IV I III II
2/3 Ls 1/3 Ls
IV I III II
IV III II I
TC2 CT2
IV III II I
1,999% 1,999%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Contoh Perhitungan Potongan :
II x1
I x
a
Ls= 50
a : 50 = x : Y
a : 50 = 2 : 4,3
a = 100 : 4,3
a = 23,25 m a1 = 23,25 x 2 = 46,5 m
Jadi kemiringan di potongan III adalah :
a1 : b = x1: y
46,5 : 50 = x1 : 4,3
x1 = 199,95 : 50
x1 = 3,999 – 2
x1 = 1,999 %
Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil perhitungan tikungan PI1 dan PI2
Tikungan ΔPI1 etjd
(%)
Rr Ls Xs Ys Lc p k Tt Et
(meter)
PI1 (S-C-S) 580 7’26” 7 250 70 69,86 3,266 174,76 0,818 34,963 174,35 35,99
Tikungan ΔPI2 etjd
(%)
Rr Ls Xs Ys Lc p k Tc Ec
(meter)
PI2 (F-C) 190 58’ 37” 2,3 1000 50 - - 348,48 - - 176,12 15,38
IV
547,57
Y = 2,3+2 = 4,3
2,3%
547,57 547,57 547,57
a1
III
2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
3.3. Perhitungan Stationing
Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 )
d 1 : 651,92 m
d 2 : 765,37 m
d 3 : 1348,07 m
1. Tikungan PI1 ( S - C - S )
Tt1 = 174,35 m
Ls1 = 70 m
Lc1 = 174,76 m
2. Tikungan PI2 ( F- C )
Tc2 = 176,12 m
Lc2 = 348,48 m
Sta A = 0+000
Sta PI1 = Sta A + d 1
= (0+000) + 651,92
= 0+651,92
Sta TS1 = Sta PI1 – Tt1
= (0+651,92) – 174,35
= 0+477,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1
= (0+477,57)+ 70
= 0+547,57
Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1
= (0+547,57) + 174,76
= 0+722,33
Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1
= (0+722,33) + 70
= 0+792,33
Sta PI2 = Sta ST1+ d 2 – Tt1
= (0+792,33) + 765,37 – 174,35
= 1+383,35
Sta TC2 = Sta PI2– Tc2
= (1+383,35) – 176,12
= 1+207,23
Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2
= (1+207,23) + 348,48
= 1+555,71
Sta B = Sta CT2 + d 3 –Tc2
= (1+555,71) + 1348,07 – 176,12
= 2+727,66< ∑ d..........ok
= 2+727,66<
2770.........ok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3.4 Kontrol Overlaping
Diketahui:
Diketahui :
det/66,16360060000
/60
m
jamkm
renV
=
=
=
Syarat overlapping
m
xVa ren
50
66,163
3
=´=
=
d > a è Aman
d > 50 m è Aman
Koordinat :
A = (0; 0)
Sungai1 = (370;960)
PI – 1 = (610 ; 1050)
PI – 2 = (1340 ; 820)
Sungai 2 = (1600; 630)
Jalan1 = (1760; 500)
Sungai 3 = (1880;410)
Sungai 4 = (2290;10)
B = (2 230 ; 1470)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Jarak PI 1 – Sungi 1 = ( ) ( ) m32,2569601050370610 22 =-+-
Jarak PI 2 – Sungai 2 = ( ) ( ) m02,32282063013401600 22 =-+-
Jarak PI 2 – Jalan Kolektor 1 = ( ) ( ) m02,52882050013401760 22 =-+-
Jarak PI 2 – Sungai 3 = ( ) ( ) m01,67882041013401880 22 =-+-
Jarak PI 2 – Sungai 4 = ( ) ( ) m44,12488201013402290 22 =-+-
Tt1 = 180,39 m
Tc2 = 176,12 m
STA Sungai 1 = STA PI 1 - (Jarak PI 1 − Sungai 1)
= (0+651,92) – 256,32
= 0+395,6
STA Sungai 2 = STA PI 2 + (Jarak PI2 − Sungai 2)
= (1+390,58) + 322,02
= 1+712,6
STA Jalan 1 = STA PI 2 + (Jarak PI2 − Jalan Kolektor1)
= (1+390,58) + 528,02
= 1+918,59
STA Sungai 3 = STA PI 2 + (Jarak PI2 − Sungai 3)
= (1+390,58) + 678,01
= 2+068,59
STA Sungai 4 = STA PI 2 + (Jarak PI2 − Sungai 4)
= (1+390,58) + 1248,44
= 2+639,02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Sehingga agar tidak over laping dn > 50 m
1. Awal proyek dengan Tikungan 1
d 1 = ( Jarak A - PI1 ) - Tt1
= 651,92 – 180,39
= 471,53 m > 50 m è Aman
2. Tikungan 1 dengan Tikungan 2
d 3 = (STA CT2) - (STA ST1)
= (1563,06) - (805,6)
= 757,46 m > 50 m è Aman
3. Tikungan 1 dengan Jembatan 1
d 2 = (Jarak PI 1– Sungai 1) –Tt1 – ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )
= (256,32) –– 180,39 ( ½ x 50 )
= 50,93 m > 50 m è Aman
4. Tikungan 2 dengan Jembatan 2
d 3 = (STA Sungai 2) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )
= (1+712,6) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )
= 124,59 m > 50 m è Aman
5. Tikungan 2 dengan Jalan Arteri
d 4 = ( Jarak PI2 – Jalan Arteri ) – CT2 –( ½ lebar jalan lokal)
= ( 1918,59) – 1+563,06 – ( ½ x 6 )
= 352,53 m > 50 m è Aman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
6. Tikungan 2 dengan Jembatan 3
d 4 = (STA Sungai 3 ) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )
= (2+068,59) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )
= 480,59 m > 50 m è Aman
7. Tikungan 2 dengan Jembatan 4
d5 = (STA Sungai 3 ) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )
= (2+639,02) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )
= 1050,96 m > 50 m è Aman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal
Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
Titik STA Elevasi Tanah Asli (m) Elevasi Rencana As Jalan
(m)
A 0+000 734,03 732
1 0+050 728,91 728
2 0+100 726,79 724
3 0+150 721,59 720
4 0+200 716,37 715,40
5 0+250 709,46 712,50
6 0+300 706,02 708
7 0+350 701,71 708
8 0+400 700 708
9 0+450 706,02 708
10 0+500 710,94 709,60
11 0+550 715,5 721
12 0+600 714,5 722,90
13 0+650 712,5 714,50 14 0+700 712,5 716
15 0+750 714 717,90
16 0+800 715,91 719,60
17 0+850 71591 721
18 0+900 724,38 722,90
19 0+950 725 724
20 1+000 726,97 725,90 21 1+050 727,6 727,50
22 1+100 730,52 729
23 1+150 731,5 730
24 1+200 732 729,90
25 1+250 731,2 729
Bersambung ke halaman berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Sambungan Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
Titik STA Elevasi Tanah Asli
(m)
Elevasi Rencana As Jalan
(m) 26 1+300 725 728
27 1+350 725 727,50
28 1+400 721,48 726,80
29 1+450 723,65 722,90
30 1+500 723,58 725
31 1+550 725 724,50
32 1+600 723,9 723,50
33 1+650 713.9 723
34 1+700 717 723
35 1+750 723,50 723
36 1+800 726,54 725,90
37 1+850 727,50 728,20
38 1+900 730,50 731
39 1+950 733,58 733,50
40 2+000 728,5 735
41 2+050 729,3 735
42 2+100 742,2 736
43 2+150 737,50 737,90
44 2+200 740,50 739,50
45 2+250 743,50 741,50
46 2+300 746,20 743,50
47 2+350 748,20 745
48 2+400 749,9 746,90
49 2+450 750 747,50
50 2+500 750 750,50
41 2+550 751,25 751,50
52 2+600 750 751,50
53 2+650 750 751,50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang
Contoh perhitungan kelandaian g ( A – PVI1)
Elevasi A = 732 m STA A = 0+000
Elevasi PVI1 = 708 m STA PVI1 = 0+300
%7
100)0000()3000(
732708
1001
11
-=
´+-+
-=
´--
=ASTAPVISTA
AElevasiPVIElevasig
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4Data Titik PVI
No. Titik STA Elevasi
(m)
Jarak
(m)
Kelandaian
Memanjang (%)
1 A 0+000 732
2 PVI1 0+300 708
3 PVI2 0+450 708
4 PVI3 1+150 730
5 PVI4 1+625 723
6 PVI5 1+750 723
7 PVI6 1+975 735
8 PVI7 2+075 735
9 PVI8 2+525 751.5
10 B 2+650 751.5
300
150
g1 = -7 %
g2 = 0 %
700
475
125
225
100
450
g3 = 3.2 %
g4 = 1.5%
g5 = 0 %
g6 = -5.3%
g7 = 0 %
g8 = 3.6 %
125 g9 = 0 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
PVI 1
y
Ev y
3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal
3.5.1.1 PVI1
Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PV-1
Perhitungan Lv :
%6,7%6,7%0
12
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
3046,740
40
=´=´=
Syarat kenyamanan
m
AVLv
15,70390
6,760390
2
2
=´
=
´=
g2= 0 %
g1= -7,6%
A
B
C D E
X
Z
Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = )5,3(150
2
xJhAxJh+
= )49,905,3(150
49,906,7 2
xx
+ = 133,3 m (memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh > Lv
Lv = ÷øö
çèæ +
-A
Jh5,3150Jh2
= ( )
÷ø
öçè
æ +-
6,749,905,3150
49,902x
x = 119,57 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 140 m
mLvA
Ev 33,1800
1406,7800
=´
=´
=
x = Lv41
= 14041
= 35 m
( )140200353,3
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,144 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Stationing lengkung vertikal PVI1
Sta A = Sta PVI1 – 1/2 Lv
= (0 + 300) - 1/2 140
= 0 + 230 m
Sta B = Sta PVI1 – 1/4 Lv
= (0 + 300) - 1/4 140
= 0 + 265 m
Sta C = Sta PVI1
= 0 + 300 m
Sta D = Sta PVI1 + 1/4 Lv
= (0 +300) + 1/4 140
= 0 + 335 m
Sta E = Sta PVI1 + 1/2 Lv
= (0 + 300) + 1/2140
= 0 + 370 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI1 + ( ½Lv x g1 )
= 708 + (½ 140 x 7,6 %)
= 713,32 m
Elevasi B = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv x g1) + y
= 708 + ( ¼ 140 x 7,6 % ) + 0,144
= 710,80 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Elevasi C = Elevasi PVI1+ Ev
= 708 + 1,33
= 709,33 m
Elevasi D = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv x g2) + y
= 708 + ( ¼ 140 x 0 %) + 0,144
= 708, 144 m
Elevasi E = Elevasi PVI1 + ( ½Lv x g2)
= 708 + ( ½140 x 0 % )
= 708m
Elevasi X(0+250) = Elevasi A - ( 250 – 230 x g1) + y
= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + EvxLv
x
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ
21
= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + 33,17020
x÷øö
çèæ
= 713 – 1,52 – 0,18
= 711,69
Elevasi Z (0+350) = Elevasi E - ( 370 – 350 x g2) + y
= 708 - ( 20 x 0 % ) + EvxLv
x
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ
21
= 708 - ( 20 x 0% ) + 33,17020
x÷øö
çèæ
= 708 – 0 + 0,18
= 708,18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
PVI 2
3.5.1.2 PVI – 2
Gambar 3.11 Lengkng Vertikal PVI-2
Perhitungan Lv:
%2,3%0%2,3
23
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
1282,340
40
=´=´=
g2= 0 %
g3= 3,2 %
y Ev y
E
A D
C
B Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = )5,3(150
2
xJhAxJh+
= )49,905,3(150
49,902,3 2
xx
+ = 90,98 m (memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh > Lv
Lv = ÷øö
çèæ +
-A
Jh5,3150Jh2
= ( )
÷ø
öçè
æ +-
2,349,905,3150
49,902x
x = 56,38 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 36 ~ 40 m
mLvA
Ev 16,0800
402,3800
=´
=´
=
x = Lv4
1
= 4041
= 10 m
( )40200
102,3
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,04 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Stationing lengkung vertikal PVI2
Sta A = Sta PVI2 - 1/2 Lv
= (0+450) - 1/2 40
= 0+430 m
Sta B = Sta PVI2 – 1/4 Lv
= (0+450) - 1/4 40
= 0+435 m
Sta C = Sta PVI2
= 0+450 m
Sta D = Sta PVI2 + 1/4 Lv
= (0+450)+ 1/4.40
= 0+460 m
Sta E = Sta PVI2 + 1/2 Lv
= (0+450) + 1/2 40
= 0+470 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI2+( ½Lv x g2)
= 708 + ( ½ 40 x 0% )
= 708 m
Elevasi B = Elevasi PVI2 + ( ¼ Lv x g2 ) + y
= 708+ ( ¼ 40x 0% ) + 0,04
= 708,04 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Elevasi C = Elevasi PVI2 + Ev
= 708 + 0,16
= 708,16 m
Elevasi D = Elevasi PVI2 + (¼ Lv x g3) +y
= 708 + (¼ 40 x 3,2%) + 0,04
= 708,36 m
Elevasi E = Elevasi PVI2 + (½Lv x g3)
= 708 + (½ 40 x 3,2%)
= 708,64 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
.5.1.3 PVI – 3
.
Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI-3
Perhitungan Lv:
%7,1%2,3%5,1
34
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
687,140
40
=´=´=
Syarat kenyamanan
m
AVLv
69,15390
7,160390
2
2
=´
=
´=
g3= 3,2 %
A y Ev
y
E
PVI3
g4= 1,5%
C B D
Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)15,0205,12(100
49,905,1
xx
x
+ = 409,5 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 5,1
)15,005,1(20049,902
2+-x = -217 m (tidak memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)05,1205,12(100
49,905,1
xx
x
+ = 28,43 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 5,1
)05,105,1(20049,902
2+-x = -93,56 m (memenuhi)
Diambil Lv 68 ~ 70 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mLvA
Ev 15,0800
700800
=´
=´
=
x = Lv41
= 7041
= 17,5 m
( )702005,170
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,04 m
Stationing lengkung vertikal PVI3
Sta A = Sta PVI3 – 1/2 Lv
= (1 + 150) - 1/2 70
= 1+115 m
Sta B = Sta PVI3 – 1/4 Lv
= (1 + 150) - 1/4 70
= 1+132,5 m
Sta C = Sta PVI3
= 1 + 150 m
Sta D = Sta PVI3 + 1/4 Lv
= (1 + 150) + 1/470
= 1 + 167,5 m
Sta E = Sta PVI3 + 1/2 Lv
= (1 + 150) + 1/270
= 1 + 185 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI3-( ½Lv x g3)
= 730,5 - (½ 70 x 3,2%)
= 729,38 m
Elevasi B = Elevasi PVI3-( ¼ Lv x g3 ) -y
= 730,5 - (¼ 70 x 3,2%) - 0,04
= 729,9 m
Elevasi C = Elevasi PVI3 - Ev
= 730,5 - 0,15
= 730,35 m
Elevasi D = Elevasi PVI3+ ( ¼ Lv x g4) - y
= 7730,5 + ( ¼ 70 x1,5%) - 0,04
= 730,72 m
Elevasi E = Elevasi PVI3 +( ½Lv x g4)
= 7730,5 + (½ 70 x1,5%)
= 731,02 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.5.1.4 PVI – 4
.
Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI-4
Perhitungan Lv:
%5,1%5,1%0
45
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
605,140
40
=´=´=
g4= 1,5 % A
y Ev
y E
PVI4 g5= 0 % C
B
D
X
Z Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = )5,3(150
2
xJhAxJh+
= )49,905,3(150
49,902,3 2
xx
+ = 28,43 m (tidak memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh > Lv
Lv = ÷øö
çèæ +
-A
Jh5,3150Jh2
= ( )
÷ø
öçè
æ +-
2,349,905,3150
49,902x
x = -217 m (memenuhi)
Diambil Lv 60 m
mLvA
Ev 075,0800
601800
=´
=´
=
x = Lv41
= 6041
= 15
( )60200
155,1
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,028 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Stationing lengkung vertikal PVI4
Sta A = Sta PVI4 – 1/2 Lv
= (1+625) - 1/2 60
= 1 + 595 m
Sta B = Sta PVI4 – 1/4 Lv
= (1+625) - 1/4 60
= 1 + 610 m
Sta C = Sta PVI4
= 1+625m
Sta D = Sta PVI4 + 1/4 Lv
= (1+625) + 1/4 60
= 1 + 640 m
Sta E = Sta PVI4 + 1/2 Lv
= (1+625) + 1/2 60
= 1+655 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI4+(½Lv x g4)
= 723 +(½ 60 x 1,5 %)
= 723,45 m
Elevasi B = Elevasi PVI4 + (¼ Lv x g4) + y
= 723 + (¼ 60 x 1,5%) + 0,028
= 723,25 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elevasi C = Elevasi PVI4 +Ev
= 723 + 0,075
= 723,075 m
Elevasi D = Elevasi PVI4 +( ¼ Lv x g5 ) - y
=723 + (¼ 60 x 0% ) + 0,028
= 723,028 m
Elevasi E = Elevasi PVI4 +( ½Lv x g5)
= 723 + (½ 60 x 0%)
= 723 m
Elevasi X (1+600) = Elevasi A - ( 1600 – 1595 x g4) + y
= 723,45 - ( 5 x 1,5 % ) + EvxLv
x
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ
21
= 723,45 - ( 5 x 1,5 % ) + 075,0305
x÷øö
çèæ
=723,45 – 0,075 + 0,002
= 723,37
Elevasi Z (1+650) = Elevasi E - ( 1650 – 1655 x g5) + y
= 723 - ( 5 x 0 % ) + EvxLv
x
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ
21
= 723 - ( 5 x 0 % ) + 02,0305
x÷øö
çèæ
= 723 – 0 + 0,002
= 723,002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g6 = -5,3 %
g5= 0% PVI5
3.5.1.5 PVI – 5
`
.
Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI-5
Perhitungan Lv:
%3,5%0%3,5
56
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
2123,540
40
=´=´=
A
y Ev y
E
B
C
D Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = )5,3(150
2
xJhAxJh+
= )49,905,3(150
49,902,3 2
xx
+ = 56,14 m (tidak memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh > Lv
Lv = ÷øö
çèæ +
-A
Jh5,3150Jh2
= ( )
÷ø
öçè
æ +-
2,349,905,3150
49,902x
x = 35,13 m (memenuhi)
Diambil Lv 35,13 ~ 40 m
mLvA
Ev 265,0800
403.5800
=´
=´
=
x = Lv4
1
= 4041
= 10 m
( )40200
103,5
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,066 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Stationing lengkung vertikal PVI5
Sta A = Sta PVI5 – 1/2 Lv
= (1+750) - ½ 40
= 1 +730 m
Sta B = Sta PVI5 – 1/4 Lv
= (1+750) - 1/4 40
= 1 + 740 m
Sta C = Sta PVI5
= 1+750 m
Sta D = Sta PVI5 + 1/4 Lv
= (1+750) + 1/4 40
= 1+760 m
Sta E = Sta PVI5 + 1/2 Lv
= (1+750) + 1/2 40
= 1+770 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI5 + (½Lv x g5)
= 723+( ½ 40 x 0%)
= 723 m
Elevasi B = Elevasi PVI5 +(¼ Lv x g5) + y
=723 + (¼40 x 0% ) + 0,066
= 723,066 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elevasi C = Elevasi PVI5 + Ev
=723+ 0,265
= 723,265 m
Elevasi D = Elevasi PVI5 +( ¼ Lv x g6) + y
= 723 + ( ¼ 40 x 5,3% ) + 0,066
= 723,596 m
Elevasi E = Elevasi PVI5 + (½Lv x g6)
= 723 + ( ½ 40 x 5,3%)
= 724,06 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.5.1.6 PVI – 6.
.
Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI-6
Perhitungan Lv:
%3,5%3,5%0
67
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
2123,540
40
=´=´=
Syarat kenyamanan
m
AVLv
9,48390
3,560390
2
2
=´
=
´=
y Ev y
g6= 5,3%
A
C E
PVI6
g7= 0% B
D
Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)15,0205,12(100
49,903,5
xx
x
+ = 70 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 3,5
)15,005,1(20049,902
2+-x = 105,75 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 36 ~ 40 m
mLvA
Ev 26,0800
403,5800
=´
=´
=
x = Lv4
1
= 4041
= 10 m
( )40200
103,5
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,06 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Stationing lengkung vertikal PVI6
Sta A = Sta PVI6 – 1/2 Lv
= (1 + 975) - 1/2 40
= 1 + 955 m
Sta B = Sta PVI6 – 1/4 Lv
= (1 + 975) - 1/4 40
= 1 + 965 m
Sta C = Sta PVI6
= 1 + 975 m
Sta D = Sta PVI6 + 1/4 Lv
= (1 + 975) + 1/4 40
= 1+985 m
Sta E = Sta PVI6 + 1/2 Lv
= (1 + 975) + 1/2 40
= 1 + 995 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI6-(½Lv x g6)
= 735 - (½ 40 x 5,3%)
= 733,9 m
Elevasi B = Elevasi PVI6 - (¼ Lv x g6 ) - y
= 735 -(¼ 40 x 5,3%) - 0,06
= 734,5 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g8 = 3,6 %
g7= 0% PVI7
Elevasi C = Elevasi PVI6 - Ev
= 735 – 0,26
= 734,7 m
Elevasi D = Elevasi PVI6 +( ¼ Lv x g7)- y
= 735 + (¼10 x 0%) - 0,06
= 734,9 m
Elevasi E = Elevasi PVI6 +( ½Lv x g7)
= 735 + (½40 x 0%)
= 735 m
3.5.1.7 PVI – 7
`
.
Gambar 3.16 Lengkung Vertikal PVI-7
Perhitungan Lv:
%6,3%0%6,3
78
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
= 90,49 m
A
y Ev y
E
B
B
C
D B Lv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
1446,340
40
=´=´=
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)15,0205,12(100
49,903,5
xx
x
+ = 70,9 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 3,5
)15,005,1(20049,902
2+-x = 100.21 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 36 ~ 40 m
mLvA
Ev 18,0800
406,3800
=´
=´
=
x = Lv41
= 4041
= 10 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
( )40200
106,3
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,045 m
Stationing lengkung vertikal PVI7
Sta A = Sta PVI7 – 1/2 Lv
= (2+075) - 1/2 40
= 2 +055 m
Sta B = Sta PVI7 – 1/4 Lv
= (2+075) - 1/4 40
= 2 + 065 m
Sta C = Sta PVI7
= 2+075 m
Sta D = Sta PVI7 + 1/4 Lv
= (2+075) + 1/4 40
= 2+085 m
Sta E = Sta PVI7 + 1/2 Lv
= (2+075) + 1/2 40
= 2+095 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI7 + (½Lv x g7)
= 735+( ½ 40 x 0%)
= 735 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elevasi B = Elevasi PVI7 +(¼ Lv x g7) + y
=735 + (¼40 x 0% ) + 0,045
= 735,045 m
Elevasi C = Elevasi PVI7 + Ev
=735+ 0,18
= 735,18 m
Elevasi D = Elevasi PVI7 +( ¼ Lv x g8) + y
= 735 + ( ¼ 40 x 3,6% ) + 0,045
= 735,405 m
Elevasi E = Elevasi PVI7 + (½Lv x g8)
= 735 + ( ½ 40 x 3,6%)
= 735,72 m
3.5.1.8 PVI – 8
.
Gambar 3.17 Lengkung Vertikal PVI-8
Perhitungan Lv:
%6,3%7,3%0
89
=-=
-= ggA
Jh = gf
Vr
TVr
26,3
6,3
2
÷ø
öçè
æ
+ = ( ) 35,08,926,3
60
36,3
60
2
÷ø
öçè
æ
+
g8= 3,6 %
A
y Ev y
E PVI8
g9= 0% E
C
B D
X
Lv
Z
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= 90,49 m
Syarat keluwesan bentuk
m
VLv
36606,0
6,0
=´=´=
Syarat drainase
m
ALv
1446,340
40
=´=´=
Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap
· Jarak pandang henti
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)15,0205,12(100
49,906,3
xx
x
+ = 105,18 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 6,3
)15,005,1(20049,902
2+-x = 73,21m (memenuhi)
· Jarak pandang menyiap
Jh < Lv
Lv = 2
21
2
)22(100 hh
AxJh
+
= 2
2
)15,0205,12(100
49,906,3
xx
x
+ = 80,18 m (tidak memenuhi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jh > Lv
Lv = A
hhxJh
221 )(200
2+
-
= 6,3
)15,005,1(20049,902
2+-x = 73,21m (memenuhi)
Diambil Lv 80 m
mLvA
Ev 36,0800
806,3800
=´
=´
=
x = Lv41
= 804
1 = 20 m
( )80200
206,3
2002
2
´´
=
´´=
LvxA
y
= 0,09 m
Stationing lengkung vertikal PVI7
Sta A = Sta PVI8 – 1/2 Lv
= (2+525) - 1/2 80
= 2 +485 m
Sta B = Sta PVI8 – 1/4 Lv
= (2+525) - 1/4 80
= 2 + 505 m
Sta C = Sta PVI8
= 2+525 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sta D = Sta PVI8 + 1/4 Lv
= (2+525) + 1/4 80
= 2+535 m
Sta E = Sta PVI8 + 1/2 Lv
= (2+525) + 1/2 80
= 2+565 m
Elevasi Lengkung vertical:
Elevasi A = Elevasi PVI8 - (½Lv x g8)
= 751,5-( ½ 80 x 3,6%)
= 750,06 m
Elevasi B = Elevasi PVI8 -(¼ Lv x g8) - y
=751,5 - (¼80 x 3,6% ) - 0,09
= 750,87 m
Elevasi C = Elevasi PVI8 - Ev
=751,5 – 0,36
= 751,14 m
Elevasi D = Elevasi PVI8 +( ¼ Lv x g9) - y
= 751,5 + ( ¼ 150 x 0% ) - 0,09
= 751,41 m
Elevasi E = Elevasi PVI8 + (½Lv x g9)
= 751,5+ ( ½ 150 x 0%)
= 751,5 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elevasi X (2+500) = Elevasi PVI8 - ( 2525 – 2500 x g8) - y
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - EvxLv
x
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ
21
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) – 0,075
=750,68 m
Elevasi X (2+550) = Elevasi PVI8 - ( 2525 – 2500 x g8) - y
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - EvxLv
x 2
21 ÷÷
÷
ø
ö
ççç
è
æ
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) – 0,14
=751,31 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
BAB IV
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan
Jalan dibuka pada tahun = 2012
Pertumbuhan lalu lintas (i1) selama pelaksaaan = 2 %
Pertumbuhan lalu lintas (i2) selama umur rencana = 6 %
Umur rencana (UR) = 10 tahun
Curah hujan rata-rata = 850 mm/th
Kelandaian = < 6% (2,81%)
Susunan lapis perkerasan Surface course = Laston MS 340
Base course = Laston MS 340
Sub base course = Sirtu (kelas B)
Roughness diharapkan = 1500 mm/km
C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah
Data lalu lintas yang digunakan diperoleh dari referensi Dosen Pembimbing dengan
pendekatan pada lokasi Kerja Praktek ( KP ) yang telah dilaksanakan :
Tabel 4.1 Nilai LHRS
No Jenis Kendaraan SLHR Kendaraan / hari / 2 jalur
1. Mobil Penumpang 2 ton 2500 2. Bus 8 ton 200 3. Truck 2 As 13 ton 150 4. Truck 3 As 20 ton 100 5. Truck 5 As 30 ton 60
STotal 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
4.2 Perhitungan Volume Lalu – Lintas
4.2.1. LHR2012 (Awal Umur Rencana), i1 = 2 %
Rumus : LHR2009 (1 + i) n
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Hal. 11
Penghitungan :
- Mobil Penumpang 2 ton = 2000 (1+0,02)3 = 2653,02 kendaraan
- Bus 8 ton = 200 (1+0,02)3 = 212,24 kendaraan
- Truck 2 As 13 ton = 100 (1+0,02)3 = 159,18 kendaraan
- Truck 3 As 20 ton = 50 (1+0,02)3 = 106,12 kendaraan
- Truck 5 As 30 ton = 20 (1+0,02)3 = 63,67 kendaraan
4.2.2. LHR2022 (Akhir Umur Rencana), i2 = 6 %
Rumus : LHR2012 (1 + i2) n2
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Hal. 11
Penghitungan :
- Mobil Penumpang 2 ton = 2653,02 (1+0,06)10 = 4751,15 kendaraan
- Bus 8 ton = 212,24 (1+0,06)10 = 380,09 kendaraan
- Truck 2 As 13 ton = 159,18 (1+0,06)10 = 285,07 kendaraan
- Truck 3 As 20 ton = 106,12 (1+0,06)10 = 190,04 kendaraan
- Truck 5 As 30 ton = 63,67 (1+0,06)10 = 114,02 kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
4.2.3. Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan
Angaka Ekivalen (E) dari suatu sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan
perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu
tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan
beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Tabel Daftar Angaka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Hal. 10.
Penghitungan :
- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 1,0375 + 2(0,1410) = 1,3195
4.2.4. Penghitungan LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)
Rumus = LEP = C x E x LHR2010
C = Koefisien distribusi kendaraan
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Tabel Daftar Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Hal. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Penghitungan :
- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,5 x 0,0004 x 2653,02 = 0,53
- Bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 0,1593 x 212,24 = 16,90
- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,5 x 0,10648 x 159,18 = 84,74
- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 1,0375 x 106,12 = 55,04
- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 0,5 x 1,3195 x 63,67 = 42,01 +
LEP = 199,21
4.2.5. Penghitungan LEA (Lintas Ekivalen Akhir)
Rumus : LEA = C x E x LHR2022
C = Koefisien distribusi kendaraan
E = Angka ekivalen
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Tabel Daftar Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Hal. 9 dan Tabel Angka
Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Hal.10
Penghitungan :
- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,5 x 0,0004 x 4751,15 = 0,95
- Bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 0,1593 x 380,09 = 30,27
- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,5 x 0,10648 x 285,07 = 15,18
- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 1,0375 x 190,04 = 98,58
- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 0,5 x 1,3195 x 114,02 = 75,22 +
LEP = 220,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
4.2.6 Penghitungan LET (Lintas Ekivalen Tengah)
Rumus : LET = ½ (LEP + LEA)
= ½ (199,21+ 220,20)
= 209,70 ~ 210
4.2.7. Penghitungan LER (Lintas Ekivalen Rencana)
Rumus : LER = LET x10UR
= 210 x 1010
= 210
4.3. Penentuan CBR Desain Tanah Dasar
Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),
berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah
CBR lapangan atau CBR laboratorium.
Jika digunakan CBR lapangan, maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan
dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat
juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan / direndam).
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR Hal.12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Dari pengujian DCP didapat data sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data CBR Tanah Dasar
STA 0+000 0+050 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
STA 0+550 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
STA 1+200 0+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
STA 1+900 2+000 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
STA 2+600 2+700 2+800
CBR (%) 7 7 6
Tabel 4.3 Penghitungan Jumlah dan Prosentase CBR yang Sama Atau Lebih Besar
No CBR Jumlah yang sama atau lebih besar
Persen yang sama atau lebih besar
1 6 31 31/31 x 100 % = 100 %
2 7 22 22/31x 100 % = 70,97 %
3 8 4 4/31 x 100 % = 12,90 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar dengan
persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai CBRnya. Yaitu
nilai CBR 90%.
Gambar 4.1 Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang sama
atau lebih besar.
Sehingga didapat CBR tanah dasar adalah 6,5%
Dalam perencanaan tebal perkerasan ini, berdasarkan data dari Kerja Praktek (KP)
diambil nilai CBR 6,5 %.
CBR Tanah Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
4.4. Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT)
Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR
Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai
DDT = 5,3
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKNI 2.3.26.1987. Gambar Korelasi DDT Dan CBR
Hal 13
CBRDDT
100 90
80 70 60 50
40
30
20
10 9
8 7 6 5 4 3
2
1
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
4.5 Perhitungan Faktor Regional (FR)
1. Berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR diperoleh nilai DDT = 5,3
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan
metode analisa komponen SKBI 2.3.2.6.1987.
2. Jalan Raya kelas II, klasifikasi jalan arteri dengan medan Datar
3. Penentuan nilai Faktor Regional (FR)
· % kelandaian berat = %1002007 LHR
berat kend. ´
Jumlah
= %1003010
510´
= 16,94 % £ 30 %
· Curah hujan berkisar 850 mm / tahun
Sehingga dikategorikan < 900 mm/ tahun, termasuk pada iklim I
· Kelandaian = %100B-AJarak
B titik Elevasi -A titik Elevasi´
= %1002921,56
715,42 - 803,02´
= 2,99 % < 6 %
Dengan mencocokan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26.1987. maka
diperoleh nilai FR = 0,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Tabel Daftar Faktor Regional (FR).
Hal 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
4.6 Penentuan Indeks Permukaan (IP)
4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo)
Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness 1500 mm/km, Maka
disesuaikan tabel indeks permukaan pada awal rencana diperoleh IPo = 3,9 – 3,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan metode
analisa komponen SKNI 2.3.26.1987. Tabel Daftar Indeks Permukaan Pada Awal
Umur Rencana (IPo) Hal 16
4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt)
Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat
nilai LER = 210, maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan
lentur jalan raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar V
Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) maka diperoleh IPt = 2,0 – 2,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
Data :
IPo = 3,9 – 3,5
IPt = 2,0 – 2,5
LER = 210
DDT = 5,3
FR = 0,5
Gambar 4.3 Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
Dengan nomogram no.4 didapat nilai ITP = 6,7
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen SKNI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram Lampiran 1 (4)
Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :
· Lapisan permukaan (Surface Course), D1 = 7,5 cm ; a1 = 0,30 (LASTON MS
340)
· Lapisan pondasi atas (Base Course), D2 = 10 cm ; a2 = 0,24 (LASTON MS340)
· Lapisan pondasi bawah (Sub Base Course) D3 = …cm ; a3 = 0,12 (Sirtu Kelas B
Dimana
a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
D1, D2, D3 = Tebal masing – masing lapis permukaan
ITP = (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)
6,7 = (0,30 x 7,5) + (0,10 x 20) + (0,12 x D3)
6,7 = 2,25 + 2,4 + (0,12 x D3)
6,7 = 4,65 + 0,13 D3
D3 = 13,0
65,47,6 -
D3 = 17 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
2% 2% 4%4%A
A
100 cm
60 cm
Lebar PerkerasanDrainase Bahu
Jalan Bahu Jalan
2 x 350 cm150 cm 100cm 150 cm
20 cm100 cm
60 cm
20 cm
Drainase
100cm
Susunan Perkerasan :
Gambar 4.4 Potongan A-A,Susunan Perkerasan
Gambar 4.5 Typical Cross Section
LASTON MS 340
7,5 cm
10 cm
17 cm Sirtu / Pitrun Kelas A (CBR 70 %)
LASTON MS 340
CBR tanah dasar = 6,5 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
132
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan
5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah
1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.
Luas =10 m x(Panjang jalan – Bentang Jembatan – Lebar persimpangan)
+ Lalur pendakian
= 10 m x (2770 – 200 – 6) + (542,5)
= 26.182,5 m²
2. Persiapan Badan Jalan ( m² ).
Luas = Lebar lapis pondasi bawah x (Panjang jalan – Bentang Jembatan
– Lebar persimpangan) + Lalur Pendakian
= 7,77 m x (2770 – 200 – 6) + (542,5)
= 20.454,78 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
3. Galian Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 0+600
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+600
H1 = 717,24 – 712,85
= 4,39
H2 = 717,70 – 712,84
= 4,86
H3 = 718,09 – 712,92
= 5,17
H4 = 718,75 - 713
= 5,75
H5 = 719,40 – 712,93
= 6,47
H6 = 719,76 – 712,83
= 6,93
H7 = 720,23 – 712,83
= 7,4
¤ Perhitungan Luas
( )282,4
121
m
HalasaLuas
=
´´=
256,11
5,22
21
m
HHbLuas
=
´÷øö
çèæ +
=
203,10
22
32
m
HHcLuas
=
´÷øöç
èæ +
=
211,19
5,32
43
m
HHdLuas
=
´÷øö
çèæ +
=
238,21
5,32
54
m
HHeLuas
=
´÷øö
çèæ +
=
24,13
22
65
m
HHfLuas
=
´÷øö
çèæ +=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
291,17
5,22
76
m
HHgLuas
=
´÷øöç
èæ +
=
269,13
727
21
m
HH
hLuas
=
÷øöç
èæ CC=
å = 2m 111,9 Galian TotalL
4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 0 + 700
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0 + 700
H1 = 715,71 – 711,17
= 4,54
H2 = 715,79 – 711,65
= 4,14
H3 = 716 – 712,50
= 3,5
H4 = 715,80 – 713,32
= 2,48
H5 = 715,72 – 713,80
= 1,92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
¤ Perhitungan Luas
( )215,5
121
m
HalasaLuas
=
´´=
268,8
22
21
m
HHbLuas
=
´÷øöç
èæ +
=
237,13
5,32
32
m
HHcLuas
=
´÷øö
çèæ +
=
247,10
5,32
43
m
HHdLuas
=
´÷øö
çèæ +
=
24,4
22
54
m
HHeLuas
=
´÷øöç
èæ +
=
( )292,0
5216
m
HalasLuas
=
´´=
å = 2m 42,99 timbunan L
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase
1. Galian Saluran
Gambar 5.4 Sket volume galian saluran
112
5,05,1xLuas úû
ùêë
é´÷øö
çèæ +
=
21 m=
Volume galian saluran (kanan dan kiri)
( )[ ]drainasegalianPanjangLuasV ´=
[ ]
35140
25702
m=
´=
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
I
II
I
0.2 m 0.2 m
1.5 m
0.3 m
1.5 m
0.2 m
0.8 m
Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu
1,5 m
0,5 m
1 m
0,5 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
÷÷ø
öççè
æ÷øö
çèæ +
´´=2
2,02,012IuasL
= 0,4 m2
2,02
3,01,0´÷øö
çèæ +
=IIuasL
= 0,04 m2
40,004,0 +=totaluasL
= 0,44 m2
Volume = 2 x luas x panjang drainase
= (2 x 0,44) x 2570
= 2.261,6 m3
3. Plesteran
Gambar 5.6 Detail Pot A – A pada drainase
Luas = (0,25 + 0,1 + 0,05) x 2570 x 2
= 2.056 m2
4. Siaran
Luas = 1,1 x 2570
= 2.827 m2
10 cm 5 cm
Pasangan batu
25 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
A A
H
(H/5)+0,3
25 cm
(H/6)+0,3
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan
5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan
1. Galian Pondasi
a. Ruas Kiri
Sta 0+000 s/d 0+100
· Sta 0+000
H Sta 0+000 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0,3 m
(H/6)+0,3 = 0,3 m
Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2
· Sta 0+100
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0,3 m
(H/6)+0,3 = 0,3 m
Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
· Volume ( Sta 0+000 s/d 0+100 ) = 1002
09,009,0´÷øö
çèæ +
= 9 m³
a. Ruas Kanan
Sta 0+000 s/d 0+100
· Sta 0+000
H Sta 0+000 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0,3 m
(H/6)+0,3 = 0,3 m
Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2
· Sta 0+100
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0,3 m
(H/6)+0,3 = 0,3 m
Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2
· Volume ( Sta 0+000 s/d 0+100 ) = 1002
09,009,0´÷øö
çèæ +
= 9 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan
Sta jarak KIRI KANAN
H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume
0+000 1.99 0.70 0.63 0.44 2.18 0.74 0.66 0.49 100 47.49 52.94
0+100 2.26 0.75 0.68 0.51 2.49 0.80 0.72 0.57 100 25.44 33.42
0+200 - 0.07 0.31 0.31 0.10 - -
0+400 - 0.77 0.45 0.43 0.19 100 12.84 27.29
0+500 1.13 0.53 0.49 0.26 1.60 0.62 0.57 0.35 93.67 12.03 22.36
0+593.67 - 0.30 0.36 0.35 0.13 15.33 1.32 2.75
0+609.00 0.63 0.43 0.41 0.17 1.00 0.50 0.47 0.23 15.33 3.03 4.16
0+624.33 0.94 0.49 0.46 0.22 1.40 0.58 0.53 0.31 59.34 12.05 19.60
0+683.67 0.70 0.44 0.42 0.18 1.60 0.62 0.57 0.35
sta jarak KIRI KANAN
H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume
23.77 3.72 6.60 707.44 0.33 0.37 0.36 0.13 0.83 0.47 0.44 0.20
58.54 10.63 13.07 765.98 1.00 0.50 0.47 0.23 1.05 0.51 0.48 0.24
15.33 4.60 4.62 781.31 1.67 0.63 0.58 0.37 1.64 0.63 0.57 0.36
16.53 6.06 5.83 797.84 1.67 0.63 0.58 0.37 1.57 0.61 0.56 0.34
2.16 0.82 0.76 0+800 1.80 0.66 0.60 0.40 1.63 0.63 0.57 0.36
100.00 50.87 47.12 0+900 2.67 0.83 0.75 0.62 2.54 0.81 0.72 0.58
100.00 47.88 45.83 1+000 1.53 0.61 0.56 0.34 1.51 0.60 0.55 0.33
- -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
1+500 0.19 0.34 0.33 0.11 0.10 0.32 0.32 0.10 100.00 17.10 15.70
1+600 0.98 0.50 0.46 0.23 0.88 0.48 0.45 0.21 100.00 24.99 22.03
1+700 1.20 0.54 0.50 0.27 0.97 0.49 0.46 0.23 100.00 23.14 20.18
1+800 0.76 0.45 0.43 0.19 0.65 0.43 0.41 0.18 100.00 16.34 14.51
1+900 0.36 0.37 0.36 0.13 0.21 0.34 0.34 0.11
JUMLAH 320.37 JUMLAH 358.76
Volume total = 320,37 + 385,76 = 706,13 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
2. pasangan Batu untuk Dinding Penahan
a. Ruas Kiri
Sta 0+000 s/d 0+100
· Sta 0+000
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+000 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0 m
(H/6)+0,3 = 0 m
Luas pasangan batu = ( )00102
025,0´+
þýü
îíì
´÷øö
çèæ +
= 0 m2
· Sta 0+ 100
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0 m
(H/6)+0,3 = 0 m
Luas pasangan batu = ( )0002
025,0´+
þýü
îíì
´÷øö
çèæ +
= 0 m2
Volume = 1002
00´÷øö
çèæ +
= 0 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
a. Ruas Kanan
Sta 0+000 s/d 0+100
· Sta 0+000
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+000 = 2,18 m
(H/5)+0,3 = 0,74 m
(H/6)+0,3 = 0,66 m
Luas pasangan batu = ( )66,074,018,22
66,025,0´+
þýü
îíì
´÷øö
çèæ +
= 1,48 m2
· Sta 0+100
Lebar atas = 0,25 m
H Sta 0+100 = 2,49 m
(H/5)+0,3 = 0,80 m
(H/6)+0,3 = 0,72 m
Luas pasangan batu = ( )72,080,049,22
72,025,0´+
þýü
îíì
´÷øö
çèæ +
= 1,78 m2
Volume = 1002
78,148,1´÷øö
çèæ +
= 163 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3:
Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan
Sta jarak KIRI KANAN
H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume
0+000 1.99 0.70 0.63 1.32 2.18 0.736 0.66 1.48 100 143.71 162.79
0+100 2.26 0.75 0.68 1.56 2.49 0.798 0.72 1.77 100 77.80 94.48
0+200 - 0.07 0.314 0.31 0.12 - -
0+400 - 0.77 0.454 0.43 0.46 100 33.70 73.01
0+500 1.13 0.53 0.49 0.67 1.60 0.62 0.57 1.00 93.67 31.57 57.17
0+593.67 - 0.30 0.36 0.35 0.22 15.33 2.90 6.19
0+609.00 0.63 0.43 0.41 0.38 1.00 0.5 0.47 0.59 15.33 7.16 11.11
0+624.33 0.94 0.49 0.46 0.55 1.40 0.58 0.53 0.86 59.34 28.83 55.26
0+683.67 0.70 0.44 0.42 0.42 1.60 0.62 0.57 1.00 23.77 7.68 17.76
707.44 0.33 0.37 0.36 0.23 0.83 0.466 0.44 0.49 58.54 24.04 32.57
765.98 1.00 0.50 0.47 0.59 1.05 0.51 0.48 0.62 15.33 12.65 12.71
781.31 1.67 0.63 0.58 1.06 1.64 0.628 0.57 1.04 16.53 17.49 16.67
797.84 1.67 0.63 0.58 1.06 1.57 0.614 0.56 0.98 2.16 2.40 2.17
0+800 1.80 0.66 0.60 1.16 1.63 0.626 0.57 1.03 100 155.53 142.41
0+900 2.67 0.83 0.75 1.95 2.54 0.808 0.72 1.82 100 145.09 137.90
1+000 1.53 0.61 0.56 0.95 1.51 0.602 0.55 0.94 - -
1+500 0.19 0.34 0.33 0.17 0.10 0.32 0.32 0.13 2.18
(Bersambung ka halaman berikutnya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Sta jarak KIRI KANAN
H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume
100 37.34 32.44 1+600 0.98 0.50 0.46 0.58 0.88 0.476 0.45 0.52
100 64.97 54.62 1+700 1.20 0.54 0.50 0.72 0.97 0.494 0.46 0.57
100 58.50 48.14 1+800 0.76 0.45 0.43 0.45 0.65 0.43 0.41 0.39
100 34.69 28.28 1+900 0.36 0.37 0.36 0.24 0.21 0.342 0.34 0.18
JUMLAH 886.04 JUMLAH 985.67
Volume total = 886.04 + 985.67= 1871,71 m³
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
25 cm
30 cm 10 cm
H - 0 ,3
3. Plesteran
Gambar 5.8 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan
· Ruas kiri
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,65+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66+94,
47+100+100+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+
3,81+100+100)
= 0,65 x 1.325,47
= 861,55 m2
· Ruas kanan
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,66+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66+94,4
7+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+3,81+100+100+
100)
= 0,65 x 1.325,47
= 861,55 m2
Luas total = 861,55 + 861,55
= 1.723,11 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
3. Siaran
· Ruas kiri
Sta 0+200 s/d 0+300
H Sta 0+200 = 0 m H – 0.3 Sta 0+200 = 0 m
H Sta 0+300 = 8,59 m H – 0,3 Sta 0+300 = 8,29 m
Luas = 1002
29,80´÷øö
çèæ +
= 414,5 m2
· Ruas kanan
Sta 0+900 s/d 1+000
H Sta 0+900 = 0,63 m H – 0.3 Sta 0+000 = 0,33 m
H Sta 1+000 = 0 m H – 0,3 Sta 0+100 = 0 m
Luas = 1002
33,00´÷øö
çèæ +
= 16,35 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan
Sta Jarak KIRI KANAN
H H- 0,3 Luas H H-0,3 Luas
0+000 1.99 1.69 2.18 1.88 100 182.50 203.50
0+100 2.26 1.96 2.49 2.19 100 98.00 109.50
0+200 - 0.07 0.00 - -
0+400 - 0.77 0.47 100 41.50 88.50
0+500 1.13 0.83 1.60 1.30 93.67 38.87 60.89
0+593.67 - 0.30 0.00 15.33 2.53 5.37
0+609.00 0.63 0.33 1.00 0.70 15.33 7.44 13.80
0+624.33 0.94 0.64 1.40 1.10 59.34 30.86 71.21
0+683.67 0.70 0.40 1.60 1.30 23.77 5.11 21.75
707.44 0.33 0.03 0.83 0.53 58.54 21.37 37.47
765.98 1.00 0.70 1.05 0.75 15.33 15.87 16.02
781.31 1.67 1.37 1.64 1.34 16.53 22.65 21.57
797.84 1.67 1.37 1.57 1.27 2.16 3.10 2.81
0+800 1.80 1.50 1.63 1.33 100 193.50 178.50
0+900 2.67 2.37 2.54 2.24 100 180.00 172.50
1+000 1.53 1.23 1.51 1.21 0.00 - -
1+500 0.19 0.10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan
1. Lapis Pondasi Bawah
Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah
L = 17,02
69,735,7´÷øö
çèæ +
= 1,278 m²
V = 1,278 x 2.570 + volume lajur pendakian(92,225)
= 3.376,68 m³
2. Lapis Pondasi Atas
5.10. Sket lapis pondasi atas
L = 10,02
35,715,7´÷øö
çèæ +
= 0,725 m²
V = 0,725 x 2.570 + volume lajur pendakian(54,25)
= 1.917,5 m³
0,17m
0,17 m 7,35 m 0,17 m
0,10 m
0,10 m 7,15m 0,10 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
3. Lapis Resap Pengikat (prime Coat)
Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan + Luas Lajur Pendakian
= 7,15 x 2.770 + 542,5
= 20.348 m²
4. Lapis Permukaan
Gambar 5.11. Sket lapis permukaan
L = 075,02
15,77´÷øö
çèæ +
= 0,53 m²
V = 0,53 x 2.770 + volume lajur pendakian(40,68)
= 1.508,78 m³
5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap
1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan
Ukuran marka
Gambar 5.12 Sket marka jalan
a. Marka ditengah (putus-putus)
Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2) 5
=2770 - (1.364,55) 5
= 281,09 buah
0,10m 0,10m
2 m 3 m 2 m
0,075m 7 m 0,075m
0,075m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Luas = 281,09 x (0,1x 2)
= 56,218 m²
b. Marka Tikungan (menerus)
Luas = Panjang tikungan (PI1+PI2) x lebar marka
= (1.364,55) x 0,1
= 136,455 m²
c. Luas total marka jalan
Luas = 56,218 + 136,455
= 192,673 m²
2. Rambu Jalan
Digunakan 1 rambu jalan setiap memasuki tikungan. Jadi total rambu yang
dugunakan adalah = 2 x 2 = 4 rambu jalan
3. Patok Jalan
Digunakan 27 buah patok setiap 100 m.
Digunakan 2 buah patok kilometer.
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek
5.3.1. Pekerjaan Umum
1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu.
2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama
4 minggu.
3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.
4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 2 minggu.
5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 16 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
5.3.2. Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :
Luas = 2.6182,5 m²
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja
diperkirakan 900 m²
Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m²
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan
tanah = minggu 585,45400
26182,5 »=
2. Pekerjaan persiapan badan jalan :
Luas = 20.454,78 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller
adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m2 x 6 hari = 10458 m2
Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pembersihan :
minggu 498,0104582
20454,78 »=´
=
3. Pekerjaan galian tanah :
Volume galian = 75.260,589 m3 + volume lajur pendakian = 187,16 m3 =
75.447,75 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Misal digunakan 10 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
= =´ 56,78410
75447,759,99 ≈ 10 minggu
4. Pekerjaan timbunan tanah setempat :
Volume timbunan = 15.274,472 m3 + volume lajur pendakian = 187,16 m3 =
15.461,632 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2353,26 m3
Misal digunakan 2 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan timbunan :
= =26,23532
15461,632x
3,28 ≈ 4 minggu
5.3.3. Pekerjaan Drainase
1. Pekerjaan galian saluran drainase :
Volume galian saluran = 5.140 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
= =56,7842
5140x
3,2 ≈ 4 minggu
2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :
Volume pasangan batu = 2.261,6 m3
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :
= minggu 35,2900
2261,6 »=
3. Pekerjaan plesteran :
Volume plesteren = 2.056 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :
= minggu 3 2,28 9002056 »=
4. Pekerjaan siaran
Volume siaran = 2827 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :
= minggu 3 3,14 9002827 »=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan
1. Pekerjaan Galian Pondasi
Volume galian pondasi = 1.505,53 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah
18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
= =56,784
1.505,531,9 ≈ 2 minggu
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Volume galian pondasi = 2.261,6 m³
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 51,2900
2.261,6 = ≈ 3 minggu
3. Pekerjaan Plesteran
Luas plesteran= 1723,11 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 9,1900
1723,11 = ≈ 2 minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
4. Pekerjaan Siaran
Luas siaran= 2148,53 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 38,2900
2148,53 = ≈ 3 minggu
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan
1. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :
Volume = 3.376,68 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 56,03 m³ x 7 jam = 392,18 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,18 m3 x 6 hari = 2353,08 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :
= minggu 4 minggu 44,108,2353
3376,68»=
2. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :
Volume = 1.917,5 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :
= minggu 3 85,242,672
1917,5»=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
3. Pekerjaan Prime Coat :
Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 20.348 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer
diperkirakan 2324 l/m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 2324 x 6 = 13944 l/m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :
= minggu 3 5,11394420348 »=
4. Pekerjaan LASTON :
Volume = 1.508,78 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher
diperkirakan 14,43 x 7 jam = 101,01 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3
Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan LASTON = minggu 3 5,206,606
1508,78»=
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap
1. Pekerjaan marka jalan :
Luas = 192,673 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan
93,33 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu :
= 234,098,559
192,673»= minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu.
3. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume
dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan,kemudian dijumlah
dikalikan 10 % (Overhead dan Profit).Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan
hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.
Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:
Diketahui :
a. Tenaga
1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0161 x 5.500,00
= 88,55
2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 9.000,00
= 36
Total biaya tenaga = 124,55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
b. Peralatan
1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0025 x 220.000,00
= 550
2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 170.000,00
= 680
3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0105 x 108.000,00
= 1.134
4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00
Biaya = Volume x Upah
= 1 x 150,00
= 150,00
Total biaya peralatan = 2514
Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A)
Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,85 (B)
Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 290
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan
Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap
pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen).
Bobot = %100pekerjaan hargaJumlah
pekerjaan tiaparga´
h
Contoh perhitungan :
Bobot pekerjaan pengukuran = %100pekerjaan hargaJumlah
pekerjaan tiaparga´
h
= %10040.154Rp.9.071.000,00Rp.5.000.0
´
= 0,06 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan
No. Uraian Pekerjaan Volume Pekerjaan
Kemampuan Kerja
per hari
Kemampuan Kerja
per minggu
Waktu Pekerjaan (minggu)
1 Umum :
a). Pengukuran Ls - - 4
b). Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 4
c). Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1
d). Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 2
e). Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 16
2 Pekerjaan Tanah :
a). Pembersihan semak dan
pengupasan tanah 24.440 m2 900 m2 5400 m2 5
b). Persiapan badan jalan 18.989,88 m2 1743 m2 10.458 m2 4
c). Galian tanah (biasa) 75.260,59 m3 130,76 m3 784,56 m3 10
d). Timbunan tanah (biasa) 15.274,47 m3 392,21 m3 2.353,26 m3 4
3 Drainase :
a). Galian saluran 4.300 m3 130,76 m3 784,56 m3 4
b). Pasangan batu dengan mortar 1.892 m3 150 m3 900 m3 3
c). Plesteran 1.720 m2 150 m2 900 m2 3
c). Siaran 2365 m2 150 m2 900 m2 3
5. Dinding penahan
a). Galian pondasi 1.505,53 m3 130,76 m3 784,56 m3 2
b). Pasangan batu dengan mortar 2.059,87 m3 150 m3 900 m3 3
c). Plesteran 1.723,11 m2 150 m2 900 m2 2
c). Siaran 2.148,5 m2 150 m2 900 m2 3
4 Perkerasan :
a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) 1.644,75 m3 392,18 m3 2.353,08 m3 4
b). Lapis Pondasi Atas (LPA) 3.160,5 m3 112,07 m3 672,42 m3 3
c). Prime Coat 18.947,5 m2 2.324 m2 13.944 m2 3
d). Lapis Laston 1.404,5 m3 101,01 m3 606,06 m3 3
5 Pelengkap
a). Marka jalan 187,87 m2 93,33 m2 559,98 m2 2
b). Rambu jalan Ls - - 1
c). Patok kilometer Ls - - 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan
dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan
Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
5.6. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA KRASAK - PRINGAPUS PROPINSI : JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2010 PANJANG PROYEK : 2650 m Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO. URAIAN PEKERJAAN KODE
ANALISA VOLUME SATUAN HARGA
SATUAN (Rp.) JUMLAH
HARGA (Rp.) BOBOT
1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6
BAB I : UMUM
1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00 0,07 2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20.000.000,00 0,22 3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500.000,00 0,006 4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1.000.000,00 0,01 5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 2.200.000,00 2.200.000,00 0,02
JUMLAH BAB 1 : UMUM 28.700.000,00 BAB II : PEKERJAAN TANAH
1 Pembersihan semak dan pengupasan tanah K-210 2.6182,5 M2 1853,500 48.529.263,75 0,53
2 Persiapan badan jalan EI-33 20.454,78 M2 10987,350 224.743.827 2,48 3 Galian tanah (biasa) EI-331 75.447,75 M3 41127,955 3.103.011.667 34,2 4 Timbunan tanah (biasa) EI-321 15.461,632 M3 66999,460 1.035.920.995 11,42
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 4.412.205.753
BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 1 Galian saluran EI-21 5.140 M3 41338,110 212.477.885,4 2,34 2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 2.261,6 M3 255752,145 578.409.051,1 6,38 3 Plesteran G-501 2.056 M2 21669,568 44.552.631,81 0,49 4 Siaran EI-23 2.827 M2 14525,385 41.063.263,4 0,45
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 876.502.831,7
BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 1 Galian pondasi EI-21 1.505,53 M3 41338,110 62.235.764,75 0,69 2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 2.261,6 M3 255752,145 526.816.170,9 5,80 3 Plesteran G-501 1.723,11 M2 21669,568 37.339.049,32 0,41 4 Siaran EI-23 2.148,53 M2 14525,385 31.208.225,43 0,34
JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN 657.599.210,4 BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1 Konstruksi LPB kelas A EI-521 3.376,68 M3 150400,475 507.854.275,9 5,59 2 Konstruksi LPA kelas A EI-512 1.917,5 M3 237370,991 455.158.875,2 5,02 3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 20.348 M2 8834,364 179.761.638,7 1,98 4 Pekerjaan LASTON EI-815 1.508,78 M3 1277343,595 1.927.230.469 21,24
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 3.070.005.259 BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1 Marka jalan LI-841 192,673 M2 125647,750000 24.208.928,94 0,27 2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 4 Buah 324995,000000 1.299.980,00 0,01 3 Patok kilometer LI-844 2 Buah 259095,320000 518.190,64 0,006
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 26.027.099,58 100 REKAPITULASI BAB I : UMUM 28.700.000,00 BAB II : PEKERJAAN TANAH 4.412.205.753 BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 876.502.831,7 BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 657.599.210,4 BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 3.070.005.259 BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP 26.027.099,58
JUMLAH 9.071.040.154 PPn 10% 907.104.015,4
JUMLAH TOTAL 9.978.144.169 Dibulatkan = (Rp.) 9.978.144.200
SEMBILAN MILYAR SEMBILAN RATUS TUJUPULUH DELAPAN JUTA SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU DUA RATUS RUPIAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Jenis jalan dari Desa Krasak – Desa Pringapus merupakan jalan arteri
dengan spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan m5,32´ , dengan
kecepatan rencana JamKm60 , direncanakan 2 tikungan (1 tikungan Spiral
- Circle - Spiral dan 1 tikungan Circle – Circle ) .
a. Pada 1PI dengan jari-jari lengkung rencana 250 m, sudut 1PI sebesar
"'0 26758
b. Pada 2PI dengan jari-jari lengkung rencana 1000 m, sudut 2PI
sebesar "'0 375819 .
2. Pada alinemen vertical jalan Desa Krasak – Desa Pringapus terdapat 8
PVI .
3. Perkerasan jalan Desa Krasak – Desa Pringapus menggunakan jenis
perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan :
a. Jenis bahan yag dipakai adalah :
1) Surface Course : LASTON ( MS 340 )
2) Base Course : LASTON Atas ( MS 340 )
3) Sub Base Course : Sirtu / Pitrun Kelas A (CBR 70 %)
b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-
masing lapisan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
1) Surface Course : 7,5 cm
2) Base Course : 10 cm
3) Sub Base Course : 17 cm
4 Perencanaan jalan Desa Krasak – Desa Pringapus dengan panjang 2770 m
memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 9.978.144.200 dan
dikerjakan selama 4 bulan.
6.2 Saran
1. Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian
di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat
terangkat.
2. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah
pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
3. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar
rencana maupun dokumen kontrak.