coretan produl gedung parkir

16
pembangunan nasional disegala bidang merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan dan dinamika pembangunan nasional memberikan hasil yang positif juga membawa konsekuensi adanya perubahan yang bersifat negatif. Kapasitas lahan parkir di kota Makassar yang ada saat ini tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang hendak memarkir karena luas lahan yang terbatas. Salah satu alternatif pemecahannya adalah membangun gedung parkir. Pakar Tata Ruang dari Universitas Muslim Indonesia, Dr Nadiah ST, MT pada Koran Tribun Timur (9/10/2013) mengatakan masalah parkir di Makassar dapat diatasi dengan menyediakan satu gedung di setiap kawasan sebagai tempat parkir. Jika mengadopsi sistem menangani parkir di negara-negara maju, di setiap blok atau kawasan menyediakan satu gedung parkir, sehingga mereka menyimpan kendaraannya tersebut disana dan ke gedung tempat mereka bekerja dengan berjalan kaki. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang membutuhkan parkir dan juga besaran tarif parkir yang berlaku saat ini. Hasilnya diprediksikan untuk beberapa tahun ke depan sehingga dapat ditentukan kapasitas dan perkiraan biaya konstruksi gedung parkir. Sistem parkir secara vertikal dalam sebuah gedung merupakan upaya penghematan lahan, sebab jika parkir secara horizontal membutuhkan lahan yang besar. Seperti di daerah perkotaan, lahan untuk parkir semakin sedikit. Sehingga solusinya yakni parkir dengan sistem vertikal dalam sebuah gedung. Dengan melihat kondisi kebutuhan masyarakat Kota Makassar, maka perlu adanya perencanaan gedung parkir dengan sarana dan fasilitas yang lengkap sebagai penunjang dalam sebuah bangunan. Kapasitas lahan parkir di kota Makassar yang ada saat ini tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang hendak memarkir karena luas lahan yang terbatas. Salah satu alternatif pemecahannya adalah membangun gedung parkir. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang membutuhkan parkir saat ini. Hasilnya

Upload: ulla

Post on 04-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gedung Parkir

TRANSCRIPT

Page 1: Coretan Produl Gedung Parkir

pembangunan nasional disegala bidang merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan dan dinamika pembangunan nasional memberikan hasil yang positif juga membawa konsekuensi adanya perubahan yang bersifat negatif.

Kapasitas lahan parkir di kota Makassar yang ada saat ini tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang hendak memarkir karena luas lahan yang terbatas. Salah satu alternatif pemecahannya adalah membangun gedung parkir. Pakar Tata Ruang dari Universitas Muslim Indonesia, Dr Nadiah ST, MT pada Koran Tribun Timur (9/10/2013) mengatakan masalah parkir di Makassar dapat diatasi dengan menyediakan satu gedung di setiap kawasan sebagai tempat parkir. Jika mengadopsi sistem menangani parkir di negara-negara maju, di setiap blok atau kawasan menyediakan satu gedung parkir, sehingga mereka menyimpan kendaraannya tersebut disana dan ke gedung tempat mereka bekerja dengan berjalan kaki.

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang membutuhkan parkir dan juga besaran tarif parkir yang berlaku saat ini. Hasilnya diprediksikan untuk beberapa tahun ke depan sehingga dapat ditentukan kapasitas dan perkiraan biaya konstruksi gedung parkir.

Sistem parkir secara vertikal dalam sebuah gedung merupakan upaya penghematan lahan, sebab jika parkir secara horizontal membutuhkan lahan yang besar. Seperti di daerah perkotaan, lahan untuk parkir semakin sedikit. Sehingga solusinya yakni parkir dengan sistem vertikal dalam sebuah gedung.

Dengan melihat kondisi kebutuhan masyarakat Kota Makassar, maka perlu adanya perencanaan gedung parkir dengan sarana dan fasilitas yang lengkap sebagai penunjang dalam sebuah bangunan.

Kapasitas lahan parkir di kota Makassar yang ada saat ini tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang hendak memarkir karena luas lahan yang terbatas. Salah satu alternatif pemecahannya adalah membangun gedung parkir. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang membutuhkan parkir saat ini. Hasilnya diprediksikan untuk beberapa tahun ke depan sehingga dapat ditentukan kapasitas dan perkiraan biaya konstruksi gedung parkir. Selain itu dibuat kuisioner untuk mengetahui alternatif penyediaan fasilitas parkir dan sistem tarif yang paling banyak dipilih oleh masyarakat.

Rumusan Masalah

Umum

Mewujudkan perencanaan suatu bangunan yang dapat menampung kendaraan – kendaraan yang hendak parkir dengan sistem parkir vertikal secara legal sesuai aturan dan standar yang berlaku. Serta tetap memperhatikan tarif yang terjangkau bagi masyarakat.

Page 2: Coretan Produl Gedung Parkir

Khusus

Merancang suatu gedung parkir yang dimana menyesuaikan terhadap kondisi iklim, menerapkan arsitektur setempat dan penggunaan teknologi efisiensi energi sehingga bangunan yang dihasilkan nyaman bagi pengguna, ramah lingkungan dan hemat energi.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Menganalisa dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan gedung parkir yang mampu menjadi sarana umum yang berguna bagi masyarkat pengguna kendaraan pribadi.

Sarana

Menciptakan sarana parkir yang legal dan memenuhi standar dan aturan yang ada agar pengguna merasa aman dan nyaman.

Data menunjukkan, jumlah kendaraan beroperasi di Makassar mencapai 2,4 juta. Dari jumlah itu, 1,2 juta di antaranya adalah sepeda motor. Pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahun mencapai antara 10-15 persen. Kendaraan umum petepete mencapai 5.140, padahal idealnya hanya sekitar 2.600 unit. Panjang jalan dalam Kota Makassar mencapai 1.593 km, sekitar 107 km mengalami rusak parah atau 6,7 persen sesuai dengan sajian data 2013.

sebanyak 25 motor/menit terjual ..wah jumlah yang cukup fantastis.,..dong…,kenapa seperti ini ??

Data kendaraan yang beroperasi di Kota Makassar berdasarkan data dari Polwiltabes Kota Makassar tahun 2008 adalah sepeda motor sebanyak 360.122 unit ( 75,80%), mobil penumpang (angkutan umum) sebanyak 77.319 unit (16,27%), mobil barang sebanyak 26.797 unit (5,64%), kendaraan khusus sebanyak 71 unit (0,01%). Berdasarkan data tersebut, kendaraan roda dua atau sepeda motor memiliki jumlah yang cukup dominan yaitu 360.122 unit (75,80%). Sedangkan panjang jalan berdasarkan data dari dinas pekerjaan umum Kota Makassar adalah 1593,46 Km. Panjang jalan itu, terdiri dari jalan nasional sepanjang 45,29 Km dan jalan kota sepanjang 1548,17 Km dengan kondisi jalan rata-rata baik. Sementara itu, pertumbuhan panjang jalan sebesar 1-35 per tahun.

Dari data PD Parkir saat ini jumlah jukir resmi di Makassar mencapai 1.200 orang. Mereka beroperasi di 940 titik parkir Kota Makassar, di luar jumlah tersebut maka liar. (*)

Page 3: Coretan Produl Gedung Parkir

Aktualita

1. Semakin meningkatnya jumlah masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi disbanding mereka harus menggunakan transportasi umum

2. Kurangnya lahan parkir resmi yang tersedia

3. Kurang mengcukupinya fasilitas parkir yang disediakan pada setiap bangunan umum

4. Semakin banyaknya parkir liar yang muncul di pinggiran jalan

Urgensi

Perlunya keberadaan suatu bangunan yang dapat menampung kendaraan – kendaraan yang hendak parkir dengan sistem parkir secara vertical

Menciptakan fasilitas parkir yang legal demi mematikan parkir liar yang memakan badan jalan penyebab kemacetan

Makassar merupakan suatu kota yang mempunyai pertumbuhan dan perkembangan

pembangunan yang semakin maju. Dengan semakin majunya semua aspek pembangunan juga

ikut menimbulkan berbagai implikasi, salah satuhnya yang menyangkut mobilitas manusia yang

terus meningkat mengakibatkan timbulnya permasalahan kemacetan suatu kota. Penyebab

kemacetan ini dimulai dari peningkatan angka kendaraan hingga banyaknya parkir liar yang

beroperasi di badan jalan dikarenakan kurang tersedianya lahan parkir yang legal.

Kapasitas lahan parkir di kota Makassar yang ada saat ini tidak seimbang dengan bertambahnya

jumlah kendaraan yang hendak memarkir. Salah satu alternatif tepat untuk memecahkan

permasalahan ini adalah membangun gedung parkir. Pakar Tata Ruang dari Universitas Muslim

Indonesia, Dr Naidah Naing ST, MT pada Koran Tribun Timur (9/10/2013) mengatakan

masalah parkir di Makassar dapat diatasi dengan menyediakan satu gedung di setiap kawasan

sebagai tempat parkir. Jika mengadopsi sistem menangani parkir di negara-negara maju, di setiap

blok atau kawasan menyediakan satu gedung parkir, sehingga mereka menyimpan kendaraannya

tersebut disana dan ke gedung tempat mereka bekerja dengan berjalan kaki.

Dengan dilakukannya survei lapangan demi mengetahui jumlah kendaraan yang membutuhkan

parkir dan juga besaran tarif parkir yang berlaku saat ini, hasilnya tersebut akan diprediksikan

untuk dipakai dalam beberapa tahun ke depan guna diketahuinya kapasitas dan perkiraan biaya

Page 4: Coretan Produl Gedung Parkir

konstruksi gedung parkir. Data yang ada menunjukkan jumlah kendaraan beroperasi di Makassar

mencapai 2,4 juta. Dari jumlah itu, 1,2 juta di antaranya adalah sepeda motor. Pertumbuhan

kendaraan bermotor setiap tahun mencapai antara 10-15 persen. Panjang jalan dalam Kota

Makassar mencapai 1.593 km sesuai dengan sajian data Makassar Dalam Angka 2014.

Dengan terwujudnya sistem parkir secara vertikal dalam sebuah gedung telah menjawab upaya

penghematan lahan, seperti di daerah perkotaan yang dimana lahan untuk parkir semakin sedikit.

Sehingga solusi tepat yakni parkir dengan sistem vertikal dalam sebuah gedung. Apabila parkir

secara horizontal terus dipertahankan maka membutuhkan lahan yang sangat besar.

Menyimak dari hasil uraian latar belakang maka perlu adanya perencanaan gedung parkir di

Kota Makassar dengan sarana dan fasilitas yang lengkap sebagai penunjang dalam sebuah

bangunan, yang lebih lengkapnya tertera pada Keputusan Direktorat Perhubungan Darat, KD

Nomor 272/HK.105/DJPD/96 mengenai Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

dalam sajian data Perhubungan Darat Dalam Angka 2014.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah :

1. Bagaimanakah karakterstik gedung parkir yang akan direncanakan di Kota Makassar?

2. Bagaimana mewujudkan perencanaan gedung parkir dengan tetap memperhatikan tarif yang

terjangkau bagi masyarkat?

3. Bagaimana merencanakan gedung parkir yang disesuaikan terhadap kondisi iklim,

menerapkan arsitektur setempat dan penggunaan teknologi efisiensi energi serta ramah

lingkungan?

Penetapan tarif parkir adalah salah satu cara pengendalian lalu- lintas, Perhitungan tarif parkir

tidak didasarkan atas perhitungan pengembalian biaya investasi dan operasional;. juga tidak

semata -mata untuk memperoleh keuntungan material dan/atau finansial.

Pertimbangan yang perlu diambil oleh pemerintah daerah dari retribusi parkir adalah bagaimana

menetapkan tarif parkir yang paling tepat, tidak terlalu murah ataupun terlalu mahal. Dengan

menggunakan pendekatan ekonomi dapat diterapkan tarif parkir yang paling optimal, sehingga

Page 5: Coretan Produl Gedung Parkir

retribusi parkir dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan asli daerah tetapi

juga sebagai alat untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi.

Penerapan tarif retribusi jasa umum pada dasarnya disesuaikan dengan peraturan perundangan

yang berlaku dan memperhatikan pedoman yang yang ditetapkan, dalam hal ini Keputusan

Menteri Perhubungan No. 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk umum.

BAB III

1. Kondisi Fisik

Kota Makassar merupakan Ibu Kota dari Provinsi Sulawesi Selatan, terletak di antara

119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara

Kabupaten Pangkajene Kepulauan, sebelah timur dengan Kabupaten Maros, sebelah selatan

dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar

tercatat 175,77 km persegi yang meliputi 14 Kecamatan dan 142 Kelurahan dengan 885 RW dan

4446 RT, (Makassar Dalam Angka, 2014).

(Lampirkan tabel luas wilayah menurut kecamatan)

Secara geografis, letak kota Makassar berada di tengah diantara pulau – pulau besar lain dari

wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan kota dengan sebutan “angin mammiri” ini

menjadi pusat pergerakan spasial dari wilayah Barat ke bagian Timur maupun dari Utara ke

Selatan Indonesia. Dengan posisi ini menyebabkan Kota Makassar memiliki daya tarik kuat bagi

para imigran, baik dari Sulawesi Selatan itu sendiri maupun dari provinsi lain terutama dari

kawasan Timur Indonesia untuk datang mencari tempat tinggal dan lapangan pekerjaan.

(Lampiran Gambar peta Makassar)

Berdasarkan pencatatan Stasiun Metereologi Maritim Paotere, secara rata – rata kelembapan

udara sekitar 23,5° - 33,2° C dan rata – rata kecepatan angin 4,6 knot, sebagaimana umumnya

iklim di daerah khatulistiwa yang beriklim tropis. Dikarenakan kota pesisir sehingga Kota

Makassar memiliki topografi wilayah yang relatif datar dan ketinggian tanah berkisar antara 1 –

25 m, dengan kemiringan rata – rata 5 derajat kearah timur.

Page 6: Coretan Produl Gedung Parkir

Sarana transportasi yang memadai sangat penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan

kelancaran distribusi barang dari dan ke daerah. Panjang jalan di Kota Makassar pada tahun 2013

sepanjang 1.593,46 kilometer, dibandingkan pada tahun 2012 panjang jalan tidak mengalami

perubahan. Tahun 2013, untuk kondisi jalan baik mengalami peningkatan disbanding tahun

2012. Rusak berat juga mengalami pengurangan dari tahun 2012. Secara keseluruhan panjang

jalan dapat dilihat pada tabel 3.1. (

Adapun jumlah kendaraan bermotor wajib uji di Kota Makassar pada tahun 2013 adalah

sebanyak 49.373 kendaraan dengan rincian mobil bus sebanyak 7.865 kendaraan, mobil

penumpang sebanyak 5.462 kendaraan dan kendaraan lainnya sebanyak 36.046 kendaraan,

dibandingkan tahun 2012 jumlah kendaraan bermotor wajib uji mengalami penurunan sebesar

21,45 % di tahun 2013 (tabel 3.2)

2. Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar No.6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Makassar 2005 – 2015, pada Pasal 8 Wilyah Pengembangan. Sesuai

dengan karakteristik fisik dan perkembangannya, Makassar dibagi atas 13 (tiga belas)

Kawasan Terpadu dan 7 (tujuh) Kawasan Khusus sebagaimana dengan kebijakan

pembangunan unutk masing – masing wilayah pengembangan sebagai berikut :

1. Wilayah Pengembangan (WP) I dibagian atas Sungai Tallo, tepatnya di bagian Utara dan

Timur Kota, dengan dasar kebijakan utamanya diarahkan pada peningkatan peran dan

fungsi – fungsi kawasan yang berbasiskan pada pengembangan infrastruktur dasar

ekonomi perkotaan melalui pengembangan kegiatan secara terpadu seperti

pengembangan fungsi dari sektor industri dan pergudangan, pusat kegiatan perguruan

tinggi, pusat penelitian, bandar udara yang berskala internasional, kawasan maritim dan

pusat kegiatan penelitian sebagai sentra primer baru bagian Utara Kota;

2. Wilayah Pengembangan (WP) II dibagian bawah Sungai Tallo, tepatnya dibagian Timur

dari Jalan Andi Pengeran Pettarani sampai dengan batas bagian bawah dari Sungai Tallo,

dengan dasar kebijakan utamanya mengarah pada pengembangan kawasan pemukiman

Page 7: Coretan Produl Gedung Parkir

perkotaan secara terpadu dalam bingkai pengembangan sentra primer baru bagian Timur

Kota;

3. Wilayah Pengembangan (WP) III Pusat Kota, tepatnya berada pada sebelah Barat dari

Jalan Andi Pengeran Pettarani sampai dengan Pantai Losari dan batas bagian atas dari

Sungai Balang Beru (Danau Tanjung Bunga), dengan dasar kebijakan utamanya

mengarah pada kegiatan revitalisasi Kota, pengembangan pusat jasa dan perdagangan,

pusat bisnis dan pemerintahan serta pengembangan kawasan pemukiman secara terbatas

dan terkontrol guna mengantisipasi semakin terbatasnya lahan Kota yang tersedia dengan

tanpa mengubah dan mengganggu kawasan dan atau bangunan cagar budaya;

4. Wilayah Pengembangan (WP) IV dibagian bawah Sungai Balang Beru (Danau Tanjung

Bunga), tepatnya batas bagian bawah dari Sungai Balang Beru sampai dengan batas

administrasi Kabupaten Gowa, dengan dasar kebijakan utamanya mengarah pada

pengembangan kawasan secara terpadu untuk pusat kegiatan kebudayaan, pusat bisnis

global terpadu yang berstandar internasional, pusat bisnis dan pariwisata terpadu dan

pusat olahraga terpadu yang sekaligus menjadi sentra primer baru bagian Selatan Kota;

5. Wilayah Pengembangan (WP) V Kepulauan Spermonde Makassar, dengan dasar

kebijakan utamanya yang diarahkan pada peningkatan kegiatan pariwisata, kualitas

kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut dan pemanfaatan

sumber daya perikanan dengan konservasi ekosistem terumbu karang;

Berikutnya Pemerintah Kota Makassar memperbaruhi aturan tersebut yang tercantum pada

Rancangan Peraturan Daerah Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

2010 – 2030, Pasal 15 (Kawasan Pengembangan Terpadu Kota) dan Pasal 16 (Kawasan

Pengembangan Strategis Kota), uraiannya antara lain :

Kawasan Pengembangan Terpadu Kota, terdiri atas:

a. Kawasan pusat Kota, yang berada pada bagian tengah barat dan selatan Kota mencakup

wilayah Kecamatan Wajo, Bontoala, Ujung Pandang, Mariso, Makassar, Ujung Tanah

dan Tamalate;

Page 8: Coretan Produl Gedung Parkir

b. Kawasan permukiman terpadu, yang berada pada bagian tengah pusat dan timur Kota,

mencakup wilayah Kecamatan Manggala, Panakukang, Rappocini dan Tamalate;

c. Kawasan pelabuhan terpadu, yang berada pada bagian tengah barat dan utara Kota,

mencakup wilayah Kecamatan Ujung Tanah dan Wajo;

d. Kawasan bandara terpadu, yang berada pada bagian tengah timur Kota, mencakup

wilayah Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea;

e. Kawasan maritim terpadu, yang berada pada bagian utara Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Tamalanrea;

f. Kawasan industri terpadu, yang berada pada bagian tengah timur Kota, mencakup

wilayah Kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya;

g. Kawasan pergudangan terpadu, yang berada pada bagian utara Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Tamalanrea, Biringkanaya dan Tallo;

h. Kawasan riset dan pendidikan terpadu, yang berada pada bagian tengah timur Kota,

mencakup wilayah Kecamatan Panakukang, Tamalanrea dan Tallo;

i. Kawasan budaya terpadu, yang berada pada bagian selatan Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Tamalate;

j. Kawasan olahraga terpadu, yang berada pada bagian selatan Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Tamalate;

k. Kawasan bisnis dan pariwisata terpadu, yang berada pada bagian tengah barat Kota,

mencakup wilayah Kecamatan Tamalate;

l. Kawasan bisnis global terpadu, yang berada pada bagian tengah barat Kota, mencakup

wilayah Kecamatan Mariso.

Kawasan Pengembangan Strategis Kota, terdiri atas:

a. Kawasan Strategis Wisata Pulau Terpadu berada di pesisir sebelah barat Kota, yang

termasuk dalam Kepulauan Spermonde, mencakup wilayah Kecamatan Ujung Pandang

dan Ujung Tanah;

Page 9: Coretan Produl Gedung Parkir

b. Kawasan Strategis koridor pesisir berada di Kecamatan Tamalanrea ;

c. Kawasan Stategis pelabuhan terpadu berada pada bagian tengah barat dan utara Kota,

mencakup wilayah Kecamatan Ujung Tanah dan Wajo;

d. Kawasan Strategis Sungai Jene’berang Terpadu yang bermuara di sebelah selatan Kota,

yang melintasi Kota dan Kabupaten Gowa;

e. Kawasan Strategis Sungai Tallo yang berada di sebelah utara Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Tallo;

f. Kawasan Strategis lindung Lakkang berada di Kecamatan Tallo, yang diapit oleh Sungai

Tallo dan Sungai Pampang;

g. Kawasan Strategis pusat energi berada di sebelah utara Kota yang mencakup wilayah

Kecamatan Tamalanrea, tepatnya di muara Sungai Tallo yang berdekatan dengan

Kawasan Strategis maritim terpadu;

h. Kawasan Bandara Terpadu berada pada bagian tengah timur Kota, mencakup wilayah

Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea, serta berbatasan langsung dengan Kabupaten

Maros;

i. Kawasan Strategis maritim terpadu berada di pesisir utara Kota tepatnya berada di

Kelurahan Untia;

j. Kawasan Strategis bisnis karebosi berada di lapangan Karebosi yang merupakan jantung

Kota, alun-alun Kota kebanggaan masyarakat yang telah ada sejak zaman dahulu dan

merupakan titik nol Kota;

k. Kawasan Strategis bisnis losari yang terletak di kawasan pusat Kota lama;

l. Kawasan Strategis bisnis global terpadu berada di kawasan pusat Kota lama yakni di

sekitar Tanjung Beringin.

Page 10: Coretan Produl Gedung Parkir

Persoalan lalu lintas merupakan masalah publik yang harus ditangani dan diselesaikan oleh

pemerintah setempat, utamnya kemacetan dengan berbagai upaya kebijakan yang harus

dilakukan. Sebagaimana yang terlihat bebeberapa upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah

Kota Makassar dalam menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas tersebut. Namun yang

terlihat adalah penanganan secara teknis dibawah kendali Dinas Perhubungan Kota Makassar

sebagai leading sektor yang menangani persoalan tersebut ternyata belum efektif.

Berbagai kebijakan telah dibuat oleh Walikota Makassar untuk sekedar mengatasi

kemacetan lalu lintas jalan khususnya di jalan-jalan protokol seperti Peraturan Walikota

Makassar Nomor 94 Tahun 2013 tentang tentang larangan truk beroperasi dalam kota pada

siang hari (jam tertentu), dan Peraturan Walikota Makassar Nomor 64 Tahun 2011 tentang

larangan parkir pada lima ruas jalan (badan jalan) pada jalan-jalan protokol. Namun kebijakan

walikota tersebut belum terlaksana secara efektif yang dapat dilihat pada tingkat kemacetan

pada ruas-ruas jalan yang dimaksud ternyata juga tidak berkurang.

Rendahnya penegakan peraturan, sekalipun sudah terdapat peraturan, namun sebagaimana

terlihat masih banyak pelanggaran terhadap peraturan tersebut yang berlangsung setiap saat.

Tidak hanya itu faktor pemicu terjadinya pelanggaran terutama penggunaan bahu badan

jalan sebagai tempat parkir kendaraan yang sebenarnya dilarang sebagaimana diatur dalam

Peraturan Walikota Makassar, perilaku warga (pengusaha) yang melakukan alih fungsi lahan

dan bangunan untuk keperluan usaha misalnya bangunan peruntukan perumahan dialihkan

jadi peruntukan bisnis seperti diubah jadi hotel, wisma, restoran, rumah makan dan café,

dan ruko. Permasalahan yang ditimbulkan adalah mereka tidak menyediakan lahan parkir.

Selain daripada itu beberapa pengelola restoran menggunakan rolling jalan didepan tokonya

sebagai tempat memasak, dan bahkan pengelola usaha lainnya mempersewakan rolling jalan

depan tokonya sebagai tempat jualan pedagang kaki lima, penjual makanan dan berbagai

accessories.

Rendahnya penegakan peraturan lainnya dapat juga dilihat pada pemanfaatan bahu jalan

sebagai tempat parkir yang seolaholah legal karena pada area tersebut terpasang rambu untuk

Page 11: Coretan Produl Gedung Parkir

memarkirkan kendaraan. Keadaan seperti ini sebenarnya melanggar peraturan yang lebih

tinggi yakni UndangUndang tentang Jalan. Selain itu pelanggaran-pelanggaran lain yang

dilakukan oleh warga masyarakat adalah pelanggaran terhadap berbagai rambu lalu lintas

misalnya larangan parkir atau pada rambu larangan berhenti. Kesadaran warga yang rendah

dalam mentaati aturan, sebenarnya dapat diatasi jika ada ketegasan petugas dalam

menegakkan aturan seperti memberi sanksi sesuai dengan ketentuan yang ada.