cost benefit analysis pengembangan model teknologi …
TRANSCRIPT
1 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
COST BENEFIT ANALYSIS PENGEMBANGAN MODEL
TEKNOLOGI BIOGAS DI DUSUN TO’DURIAN,
PATA’PADANG, TORAJA UTARA
Eunike Rismayani Allufris
*Gustin Tanggulungan
* Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRACT A This study aims to analyze the feasibility of alternative development models of biogas
technology in the hamlet To 'Durian, District Sanggalangi', North Toraja, using the Cost -
Benefit Analysis (CBA). Feasibility assessment based on NPV > 0 and BCR> 1 with a
discount rate of 24%, and the IRR rate of> 24%. The results showed that individual models
worthy of 6 households, the choice between individual or communal models feasible for 9
households, and decent communal models for 5 communities consisting of 20 households.
The benefits to be derived from the application of biogas technology is the provision of
alternative energy sources, reduction of health and environmental problems, and additional
incomes. Cost needed include installation costs, maintenance costs, and the cost of
socialization. The farmers need socialization of these technologies to achieve adopt
awareness.
Keywords: cost - benefit analysis, NPV, BCR, IRR, biogas technology
PENDAHULUAN
Beternak hewan bagi masyarakat pedesaan Toraja, khususnya hewan babi dan
kerbau adalah hal yang umum dijumpai. Masyarakat di pedesaan Toraja melakukan
aktivitas beternak karena permintaan hewan sangat tinggi untuk memenuhi acara-
acara adat. Oleh karena itu beternak hewan dapat menjadi salah satu sumber
pendapatan. Akan tetapi terdapat fenomena bahwa aktivitas beternak belum
memberikan hasil maksimal serta memunculkan masalah lingkungan dan kesehatan.
Para peternak dapat memaksimalkan manfaat ternaknya diantaranya dengan
mengkonversi kotoran ternak menjadi sumber biogas untuk berbagai keperluan
(Hastuti, 2009). Dengan teknologi sederhana ini, kotoran ternak yang tadinya hanya
mencemari lingkungan, mengganggu pemandangan, dan penyebab penyakit dapat
diubah menjadi sumber energi terbarukan (Simamora, 2006).
2 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Teknologi biogas pada dasarnya juga dimaksudkan untuk mengatasi kelangkaan
energi dengan menciptakan sumber energi alternatif. Biogas dihasilkan dari limbah
peternakan dan pertanian yang relatif mudah diperoleh di lingkungan masyarakat
pedesaan (Simamora, 2006). Masyarakat pedesaan atau sekitar pinggir hutan yang
umumnya masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar akan terbantu dengan
teknologi tersebut yang sekaligus mengatasi masalah lingkungan dari menurunnya
populasi pohon karena dgunakan sebagai bahan bakar.
Meskipun demikian, keputusan untuk mengadopsi suatu teknologi baru selayaknya
didahului dengan uji kelayakan. Analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis)
adalah salah satu informasi akuntansi manajemen yang dapat menyediakan informasi
perbandingan cost dan benefit atas suatu alternatif tindakan oleh pengambil
keputusan. CBA berguna untuk menilai apakah keputusan yang dipilih dapat
memanfaatkan secara efisien sumber daya yang langka dengan pengambilan
alternatif kebijakan yang relevan untuk menerapkan suatu kriteria keputusan yang
tepat (Fuguitt dan Wilcox, 1999; Campbell dan Brown, 2003). Pemerintah di
beberapa tempat telah mengupayakan berbagai penelitian dan program untuk
merealisasi program biogas dengan memanfaatkan limbah ternak. Namun belum ada
kajian untuk model pengembangan yang dapat diterapkan pada masyarakat pemilik
ternak di pedesaan Toraja.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kemungkinan pengembangan teknologi biogas
bagi masyarakat pedesaan Toraja khususnya pada wilayah yang menjadi lokasi
penelitian ini dengan pendekatan cost-benefit analysis. Untuk itu dirumuskan
persoalan penelitian “ apakah teknologi biogas layak diadopsi masyarakat pemilik
ternak di Dusun To’ Durian, Kecamatan Sanggalangi’, Kabupaten Toraja Utara dan
bagaimanakah model pemanfaatan teknologi biogas yang dapat dipilih oleh setiap
rumah tangga?
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah setempat ataupun pihak-
pihak terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Bagi
3 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran untuk
mengadopsi teknologi biogas sebagai sumber energi alternatif yang juga dapat
mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh kegiatan beternak tersebut. Penelitian ini
juga diharapkan menjadi referensi untuk penelitian terkait.
TELAAH LITERATUR
Cost Benefit Analysis (CBA)
Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu prosedur sistematis dan analitis yang
membandingkan manfaat dan biaya dalam mengevaluasi suatu proyek atau program
yang bersifat sosial (Mishan dan Quah, 2007). Bappenas (2011), secara sederhana
mengartikan “manfaat” adalah hal-hal positif atau menguntungkan suatu pihak
apabila suatu pilihan diambil sedangkan “biaya/cost” diartikan sebagai hal-hal
negatif atau merugikan suatu pihak. Identifikasi biaya maupun manfaat proyek
kemudian didiskontokan dengan discount rate tertentu (Ismaryanto, 1992).
Dengan CBA keputusan kebijakan mempertimbangkan hasil perbandingan cost dan
benefit terkait proyek/program tersebut. CBA berguna untuk menilai apakah
keputusan yang dipilih dapat memanfaatkan secara efisien sumber daya yang langka
dengan pengambilan alternatif kebijakan yang relevan untuk menerapkan suatu
kriteria keputusan yang tepat (Fuguitt dan Wilcox, 1999; Campbell dan Brown,
2003). Di sektor publik, CBA digunakan untuk mengevaluasi nilai akhir dari sebuah
proyek publik dan memberikan arah apakah sebuah proyek kemudian layak
dijalankan atau tidak (Puslitbang Sosial, Ekonomi dan Lingkungan, 2011).
Biaya atau manfaat yang timbul tidak selalu berupa “uang”. Namun biaya dan
manfaat harus diidentifikasikan, diukur, dan dinilai dalam satuan moneter untuk
menentukan Net Present Value (NPV), Benefit-Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate
of Return (IRR) dari suatu proyek/program yang dinilai. NPV adalah nilai bersih
dari selisih cash flow yang dihasilkan dengan yang dikeluarkan dengan
mempertimbangkan nilai waktu dari uang. BCR adalah perbandingan nilai sekarang
(present value) dari manfaat yang diperoleh terhadap nilai sekarang (present value)
dari biaya yang dikorbankan. Adapun IRR adalah tingkat discount rate yang terjadi
4 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
apabila NPV sama dengan nol. NPV dan IRR yang semakin tinggi berarti semakin
besar manfaat bersih yang diperoleh (Ruijs, 2008).
Model Pengembangan Teknologi Biogas
Terdapat dua model pengembangan teknologi biogas yang umumnya diterapkan
oleh peternak, yaitu: model individual (skala rumah tangga) dan model komunitas
(skala komunal). Teknologi biogas skala rumah tangga dapat dikembangkan jika
rumah tangga pemilik ternak memiliki kecukupan limbah ternak dan memiliki
kesediaan dan komitmen untuk menerapkan teknologi ini secara berkelanjutan
(Junus, 1995:6). Adapun skala komunal akan dapat diterapkan apabila: (1)
masyarakat yang tergabung dalam sebuah komunitas suka bergotong–royong (2)
jarak antar rumah tangga yang tergabung dalam sebuah komunitas berdekatan; (3)
adanya komitmen dari semua rumah tangga yang tergabung dalam komunitas untuk
menerapkan teknologi secara berkelanjutan.
Cost dan Benefit Teknologi Biogas
Teknologi biogas merupakan suatu metode pemanfaatan limbah yang berupa feses,
urine, dan sisa pakan hewan ternak sebagai bahan baku pembuatan berbagai
kebutuhan hidup dengan cara mengolahnya menjadi penghasil sumber energi
alternatif dalam bentuk gas yang ramah lingkungan (Simamora at al, 2006). Cost
yang berkaitan langsung dengan adopsi teknologi biogas mencakup biaya instalasi
dan biaya pemeliharaan. Biaya instalasi terdiri atas biaya alat, bahan, dan biaya
tenaga. Pada wilayah Salatiga di Jawa Tengah, komponen biaya dana standar biaya
instalasi adalah seperti pada Lampiran 1. Cost yang timbul akan dapat diamortisasi
sepanjang umur ekonomis reaktor biogas yang menurut Widodo, at al (2007) dapat
mencapai umur ekonomis 20 tahun. Pemeliharaan secara rutin diperlukan untuk
kelancaran penggunaan teknologi biogas. Komponen biaya pemeliharaan teknologi
biogas mencakup pemeliharaan digester, penampung gas, kompor dan saluran biogas
untuk menghindari kebocoran (Yusriadi, 2011).
5 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Pada tahap awal adopsi teknologi biogas keterlibatan pemerintah dan aktor-aktor
sosial lainnya sangat diperlukan untuk mendorong dan menarik minat masyarakat.
Sehubungan dengan itu akan ada biaya sosialisasi. Kegiatan sosialisasi tersebut dapat
berupa ceramah tentang manfaat biogas, demonstrasi cara pembuatan biogas dan
praktek pelatihan penggunaan biogas. Proses dan biaya sosialisasi juga dilakukan
setelah pembuatan teknologi biogas untuk meningkatkan loyalitas dan kepercayaan
masyarakat untuk keberlanjutan penggunaan teknologi biogas (Baba, 2008).
Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan teknologi biogas.
Teknologi yang menggunakan bahan baku feses ternak dapat mengurangi
pencemaran lingkungan (Yusriadi, 2011). Teknologi ini juga memberi dampak
positif terhadap lingkungan, diantaranya membantu program pelestarian hutan, tanah
dan air, mengurangi polusi udara dan meningkatkan sanitasi lingkungan. Selain itu,
penerapan teknologi biogas dapat mengurangi masalah kesehatan yang ditimbulkan
oleh limbah ternak (Muryanto, 2006).
Potensi biogas berbeda-beda untuk berbagai limbah kotoran sebagaimana disajikan
pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1.
Potensi Produksi Gas dari Kotoran Ternak
AIRBAHAN
KERING
Sapi 28 80 20 0,644 - 1.120
Sapi Perah 28 80 20 0,644 - 1,120
Kerbau 35 83 17 0,805 - 1.400
Kambing 1,13 74 26 tidak ada informasi
Domba 1,13 74 26 tidak ada informasi
Babi 3,41 67 33 0, 136 - 0,201
Ayam 0,18 72 28 0,012 - 0,021
Itik 0,34 62 38 0,022 - 0,400
JUMLAH
TINJA PER
HARI (KG)
JENIS
TERNAK
PERSENTASE
KANDUNGAN PRODUKSI GAS PER
HARI (m3)
AIR BAHAN KERING
Sapi 28 80 20 0.644 - 1.120
Sapi Perah 28 80 20 0.644 - 1.120
Kerbau 35 83 17 0.805 - 1.400
Kambing 1.13 74 26 tidak ada informasi
Domba 1.13 74 26 tidak ada informasi
Babi 3.41 67 33 0.136 - 0.201
Ayam/kampung/ras 0.18 72 28 0.012 - 0. 021
Itik 0.34 62 38 0.022 - 0,400
Manusia 0.15 77 23 0.003 - 0.004
JENIS TERNAK
Sumber: (1)Buku saku peternakan, Dit. Bina Program Dirjen Peternakan
(http://www.scribd.com/doc/40142122/3-5-Biogas);
(2)Updated Guidebook On Biogas Development (1984) dalam (Haryati, 2006).
6 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Hasil dari biogas dapat diubah menjadi beberapa bentuk energi, yaitu energi panas
atau dengan bantuan generator diubah menjadi energi listrik maupun mekanik
(Haryati, 2006). Perbandingan hasil konversi energi biogas per 1m3 untuk berbagai
penggunaan adalah seperti yang ditunjukkan tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.
Konversi Energi Biogas per 1 m3 dan Penggunaannya
Tenaga pengangkut Konversi
Penerangan Sebanding dengan lampu 60 – 100 W selama 6 jam.
Memasak Untuk memasak 3 jenis makanan untuk 5 – 6 orang
Pengganti bahan bakar
Sebanding dengan 0,8 liter bensin, elpiji 0,46 kg,
minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter dan
kayu bakar 3,5 kg .
Tenaga pengangkut Menjalankan motor 1 pk selama 2 jam
Listrik Sebanding dengan 1,25 KWH listrik
Sumber: Kristoferson Dan Bolkaders (1991) dalam Haryati (2006)
Gas bio yang dihasilkan dapat digunakan untuk pembakaran karena
menghasilkan panas yang tinggi, tidak berbau, tidak berasap, dan api yang dihasilkan
berwarna biru. Hasil sampingan dari teknologi biogas adalah berupa pupuk organik
dalam bentuk padat maupun cair dengan kualitas yang tinggi. Kapasitas pupuk padat
dan pupuk cair yang dihasilkan dari setiap ukuran digester adalah sebagaimana
terlihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3.
Produksi Pupuk Organik Berdasarkan
Ukuran Reaktor Biogas per Bulan
UKURAN REAKTOR
BIOGAS (m3)
PUPUK PADAT
(Kg)
PUPUK CAIR
(Ltr)
4 140 50
6 210 75
8 280 100
10 350 125
12 420 150
4 1 4 0 5 0
6 2 1 0 7 5
8 2 8 0 1 0 0
1 0 3 5 0 1 2 5
1 2 4 2 0 1 5 0
U K U R A N R E A K T O R
B I O G A S ( M 3 )
P U P U K P A D A T
( K G )
P U P U K C A I R
( L T R )
Sumber: http://sulteng.litbang.deptan.go.id
7 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi kasus di Dusun To’ Durian, Lembang
Pata’padang, Kecamatan Sanggalangi’, Kabupaten Toraja Utara. Pemilihan lokasi
penelitian berdasarkan pertimbangan: 1) merupakan kawasan pedesaan; 2)
keberadaan peternak dalam skala yang beragam; 3) ketersediaan akses data. Data
diperoleh dengan cara observasi dan wawancara ke rumah penduduk.
Data dan Asumsi
Data penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara kepada masyarakat, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur terkait manfaat dan biaya
teknologi biogas, potensi biogas, dan nilai konversi biogas ke berbagai macam
penggunaan. Data yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan beberapa konsep
dan asumsi berikut ini :
1. Satu rumah sebagai satu rumah tangga
2. Semua rumah tangga dan komunitas bersedia mengadopsi teknologi biogas dan
dapat bekerjasama untuk pengembangan reaktor biogas secara komunal (satu
komunitas adalah rumah dengan jarak maksimal 50 meter)
3. Pemilihan ukuran reaktor biogas didasarkan pada potensi maksimal biogas pada
setiap keluarga/komunitas yakni sesuai jumlah kepemilikan hewan ternak pada
saat penelitian dan akan dipertahankan sepanjang umur reaktor biogas.
4. Satu batang pohon setara dengan 100 kg kayu bakar. Biaya replacement untuk
sebatang pohon adalah US $ 0,965 (Krause & Koomey (1989) dalam Renwick
at al (2007)). Satu ikat kayu bakar (satuan yang lazim di masyarakat) setara
dengan 3 kg.
5. Upah rata – rata buruh tani per hari (8 jam) adalah Rp 25.000,00
6. Penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tercemar lebih rentan
menyerang anak–anak daripada usia dewasa. Penyakit demam dan diare yang
sering menyerang anak-anak setempat menjadi proxy dalam penelitian ini.
7. Semua masyarakat melakukan pengobatan di Puskesdes Pata’padang dengan
tarif biaya per pengobatan sebesar Rp 20.000,00
8 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
8. Tersedia pasar untuk menjual pupuk organik sebagai hasil sampingan dari
reaktor biogas dengan harga Rp 350,00/kg untuk pupuk padat dan Rp
500,00/liter untuk pupuk cair.
9. Harga metana sama dengan emisi karbon dan tersedia pasar emisi karbon
menurut harga Protokol Kyoto yaitu U$ 10 per ton CO2e.
10. Suku bunga tingkat petani adalah 24 persen dan konstan setiap tahunnya
(Moll,1989).
11. Tahun dasar dalam perhitungan adalah tahun 2013.
12. Kurs terhadap USD adalah kurs tengah BI pada bulan Agustus, 2013 sebesar Rp
10.318,00.(http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-
i/Default.aspx)
13. Umur ekonomis instalasi biogas adalah 20 tahun
Langkah Analisis Data
Langkah analisis data adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi kemungkinan pengembangan alternatif model individu atau
komunitas berdasarkan jarak antar rumah.
2. Penghitungan potensi biogas pada rumah tangga atau komunitas.
3. Identifikasi ukuran digester biogas yang sesuai untuk potensi biogas pada rumah
tangga atau komunitas
4. Eliminasi rumah tangga dan komunitas yang tidak potensial
5. Mengestimasi cost dan benefit pada setiap rumah tangga dan atau komunitas
yang potensial
6. Menghitung NPV, BCR, dan IRR.
7. Menentukan kelayakan adopsi model pengelolaan biogas berdasarkan nilai
NPV> 0, BCR> 1, dan IRR >i (discount rate).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Penelitian
Jumlah rumah tangga dan kepemilikan ternak pada objek penelitian adalah
sebagaimana pada Tabel 4 dengan karakteristik demografi sebagaimana pada
9 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Lampiran 2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa 91 persen rumah tangga di Dusun To’
Durian melakukan aktivitas beternak.
Tabel 4.
Populasi Rumah Tangga dan Kepemilikan Ternak
KETERANGAN JUMLAH %
Jumlah rumah tangga 67 100%
Rumah tangga yang tidak melakukan aktivitas beternak 6 9%
Rumah tangga yang melakukan aktivitas beternak 61 91%
Sumber: Data Diolah, 2014
Potensi Model Pengembangan Ukuran Reaktor Biogas
Hasil identifikasi ukuran reaktor biogas untuk rumah tangga dan komunitas
menunjukkan ada 15 rumah tangga yang tidak potensial mengadopsi teknologi ini
karena kapasitas limbah ternak tidak cukup untuk semua ukuran digester biogas
(lampiran 3). Sedangkan kapasitas reaktor yang potensial dibangun adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.
Jumlah Potensi per Model dan Ukuran Digester
UKURAN
DIGESTER
JUMLAH RUMAH
TANGGA
JUMLAH KOMUNITAS &
JUMLAH RUMAH
Ukuran 4 m3 5 3 (7 rumah)
Ukuran 6 m3 3 3 (15 rumah)
Ukuran 8 m3 0 1 (2 rumah)
Ukuran 10 m3 2 2 (6 rumah)
Ukuran 12 m3 5 3 (11 rumah)
Potensi Biogas Pada Skala Rumah Tangga dan Komunitas
Perhitungan potensi biogas (m3) di setiap rumah tangga dilakukan dengan terlebih
dahulu menentukan potensi gas rata-rata setiap hewan ternak. Potensi rata – rata
adalah merupakan nilai rata-rata dari potensi maksimal dan potensi minimal. Cara
pengitungan potensi per rumah tangga adalah : (jumlah ternak kerbau x rata-rata
produksi gas hewan kerbau per hari x 30 hari) + {( jumlah ternak babi dewasa + (¼
x jumlah babi anakan) x rata-rata produksi gas hewan babi per hari x 30 hari } +
10 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
(jumlah ternak itik x rata-rata produksi gas hewan itik per hari x 30 hari). Sedangkan
perhitungan potensi biogas per bulan untuk komunitas adalah total penjumlahan
potensi perbulan seluruh rumah tangga yang tergabung dalam sebuah komunitas.
Hasil perhitungan potensi biogas per bulan menunjukkan potensi biogas untuk 46
rumah tangga yang memiliki hewan ternak di Dusun To’ Durian, Kecamatan
Sanggalangi’, Kabupaten Toraja Utara adalah sebesar 2.491,52 m3. Total potensi
biogas skala individu adalah 1.415,28 m3. Sedangkan total potensi biogas untuk
skala komunal sebesar 1.076,24 m3. Penghitungan potensi biogas ini menjadi dasar
untuk menentukan besar potensi subsitusi manfaat bila teknologi biogas diadopsi.
Jenis dan Jumlah Biaya
Biaya Instalasi Teknologi Biogas
Perhitungan biaya instalasi biogas untuk rumah tangga/individu mencakup semua
kebutuhan alat dan bahan pembuatan instalasi biogas, biaya tenaga ahli, tukang, dan
asisten tukang. Komponen biaya instalasi mengikuti daftar kebutuhan biaya di Kota
Salatiga dengan penyesuaian harga berlaku di lokasi penelitian. Perhitungan biaya
instalasi untuk model komunal lebih besar daripada model rumah tangga karena ada
beberapa tambahan alat sesuai jumlah rumah tangga yang tergabung dalam suatu
komunitas, yaitu: pipa gas utama (1,5”), knee polos 0,5” PVC, pipa PVC AW 0,5”,
valve gas utama KITZ, kompor, selang gas PE, T PVC 0,5”, T drat dalam 0,5”,
sokdrat luar PVC 0,5”, sokdrat dalam PVC 0,5”, manometer, water drain, dan lem
pipa PVC.
Hasil perhitungan biaya instalasi biogas per unit untuk model rumah tangga dengan
ukuran reaktor 4 m3 yakni Rp 6.488.500,00; ukuran reaktor 6 m3 sebesar Rp
7.233.500,00; ukuran reaktor 10 m3 sebesar Rp 9.168.500,00; dan ukuran reaktor 12
m3 sebesar Rp 10.093.500,00. Adapun biaya instalasi untuk model komunal berkisar
antara Rp 7.464.000,00 hingga Rp 14.774.500,00.
11 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya untuk kebutuhan mereparasi dan
memelihara instalasi biogas agar kondisi fisik instalasi dapat bertahan lama dan
beroperasi dengan baik. Rata – rata biaya reparasi dan pemeliharaan menggunakan
acuan biaya rata-rata di Kota Salatiga yakni Rp 200.000,00 per tahun untuk semua
ukuran digester biogas.
Biaya Sosialisasi
Menurut pemerintah setempat dan beberapa tokoh masyarakat, kegiatan sosialisasi
program-program kepada masyarakat setempat relatif mudah dilakukan karena
dapat disampaikan pada acara-acara adat atau kegiatan ibadah yang frekuensi
kejadiannya tinggi. Dan masyarakat pedesaan umumnya akan mudah mengikuti
suatu program apabila terbukti hasilnya, sehingga sosialisasi disarankan dilakukan
dalam bentuk pelatihan pembuatan sebuah pilot project. Sehubungan dengan itu
perhitungan biaya sosialisasi menggunakan asumsi biaya pilot project di salah satu
potensi model komunal yaitu di lokasi To’ Gereja. Pemilihan tersebut dengan
pertimbangan bahwa lokasi ini dekat dengan gereja, salah satu fasilitas publik
penting di daerah ini, dengan lingkungan yang terlihat kumuh karena menjadi lokasi
kandang hewan para pemilik ternak yang memiliki lahan tersebut. Biaya untuk
instalasi tersebut adalah berkisar Rp 11.564.500,00 dengan tambahan kebutuhan
pelatihan lainnya, maka total biaya terhitung mencapai Rp 15.000.000,00.
Identifikasi Jenis Dan Nilai Manfaat
Tersedianya Bahan Bakar secara Mandiri
Konversi biogas untuk keperluan memasak menjadi kebutuhan prioritas dalam
penghitungan kebutuhan energi masyarakat karena dibutuhkan semua masyarakat
dan tidak memerlukan biaya tambahan yang besar dalam proses konversi dari gas
bio ke bahan bakar. Selain menjadi sumber energi alternatif manfaat lain yang terkait
adalah dapat direlokasinya waktu yang semula digunakan untuk mengumpulkan
kayu ke kegiatan produktif lainnya. Perhitungan manfaat dari tersedianya bahan
bakar secara mandiri dilakukan dengan langkah – langkah berikut ini:
12 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
1. Menentukan kuantitas kebutuhan bahan bakar yang terpenuhi dan nilai
konversinya ke harga elpiji.
2. Menentukan jumlah penghematan waktu dari kegiatan pengumpulan bahan
bakar kayu dan nilai konversinya sebagai pendapatan berdasarkan rata-rata tarif
upah per jam setempat.
Total benefit berupa ketersediaan bahan bakar secara mandiri dan penghematan
waktu pengumpulan bahan bakar mencapai Rp 34.542.000,00 untuk instalasi model
individual dan Rp 60.662.000,00 untuk instalasi komunal. Terdapat beberapa
reaktor yang akan memiliki kapasitas sisa yang seharusnya bisa dikonversi ke
kebutuhan bahan bakar kendaraan bermotor yang juga menjadi kebutuhan penting
masyarakat setempat. Akan tetapi manfaat ini tidak diperhitungkan karena proses
konversi tersebut membutuhkan alat dan biaya tambahan yang tidak tersedia
informasinya.
Tersedianya Pupuk Organik Secara Mandiri
Bahan keluaran dari proses pembuatan biogas adalah pupuk organik berupa pupuk
padat dan pupuk cair yang kuantitasnya tergantung ukuran reaktor biogas. Pupuk
organik sebagai hasil sampingan tersebut akan mengurangi biaya pembelian pupuk
oleh para peternak yang juga mayoritas petani. Disamping itu akan ada penghematan
waktu produktif yang semula untuk menangani pupuk kandang. Langkah
perhitungan manfaat dari ketersediaan pupuk organik dilakukan sebagai berikut:
1. Menghitung kuantitas keluaran pupuk padat dan pupuk cair organik
berdasarkan ukuran reaktor biogas.
2. Menentukan nilai moneter keluaran pupuk dengan cara : ( Q pupuk padat x
Rp 350,00) + (Q pupuk cair x Rp 500,00).
Perhitungan penghematan waktu dari penanganan pupuk kandang dilakukan sebagai
berikut :
1. Menentukan waktu per periode penanganan pupuk kandang dan intensitas
pengumpulan pupuk kandang.
13 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
2. Mengukur dan menghitung penghematan waktu mengumpulkan pupuk
kandang ke satuan moneter per tahun dengan menggunakan informasi rata –
rata upah pekerja masyarakat setempat yakni Rp 3.000,00/jam dengan cara :
(jam per penanganan pupuk x rata-rata upah buruh per jam x intensitas
pengumpulan per bulan x 12 bulan)
Total benefit terhitung dari ketersediaan pupuk organik secara mandiri dan
penghematan waktu penanganan pupuk kandang mencapai Rp 33.756.000,00 untuk
instalasi model individual dan Rp 55.428.000,00 untuk instalasi komunal. Dengan
demikian teknologi biogas memberikan manfaat pengurangan biaya pembelian
pupuk, tambahan penghasilan dari kapasitas pupuk yang tidak terpakai, serta
realokasi waktu yang semula digunakan untuk menangani pupuk kandang.
Peningkatan Kualitas Kesehatan
Penanganan limbah ternak melalui teknologi biogas mengurangi masalah kesehatan
sehingga memberi manfaat penghematan biaya pengobatan dalam hal ini digunakan
proxy biaya pengobatan penyakit diare. Menurut masyarakat setempat, anak-anak
umumnya lebih rentan terhadap penyakit diare daripada orang tua sehingga dalam
penghitungan hanya diperhitungkan biaya berobat oleh anak-anak.
Penghitungan manfaat kesehatan per tahun untuk tiap rumah tangga maupun
komunitas dilakukan dengan cara : (jumlah anak x intensitas berobat dalam setahun
x tarif berobat). Pemanfaatan limbah menjadi biogas berpotensi meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat setempat yakni penghematan biaya berobat bagi
penggunaan skala individu diperkirakan sebesar Rp 4.140.000 per tahun dan untuk
skala komunal adalah sebesar Rp 14.080.000 per tahun.
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Manfaat Pengurangan Pohon Untuk Keperluan Kayu Bakar
Pengalihan bahan bakar memasak dari kayu bakar ke gas bio akan mengurangi
penebangan pohon untuk kebutuhan kayu bakar. Penghitungan benefit dari
14 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
penyelamatan hutan lokal digunakan proxy biaya replacement. Biaya replacement
dalam hal ini adalah biaya penanaman pohon kembali. Metode perhitungannya
dilakukan sebagai berikut:
1. Menghitung penggunaan kg kayu bakar per tahun berdasarkan rata-rata
penggunaan saat ini.
2. Konversi penggunaan kg kayu bakar per tahun ke satuan pohon.
3. Menentukan biaya penanaman pohon/tahun dalam nilai rupiah.
4. Menentukan manfaat penghematan penanaman pohon/tahun dengan cara
(persentase) pemenuhan kayu bakar dikalikan dengan biaya penanaman
pohon/tahun.
Total manfaat pengurangan pohon dari substitusi kayu bakar ke gas bio untuk skala
individu sebesar Rp 2.771.099,00 per tahun, sedangkan untuk skala komunal sebesar
Rp 4.389.826,00 per tahun .
Manfaat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Pemanfaatan limbah ternak melalui teknologi biogas dapat membantu mengurangi
emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Nilai pengurangan emisi GRK dari setiap instalasi
biogas dihitung berdasarkan total pengurangan emisi dan harga pasar pengurangan
karbon melalui mekanisme CDM (Clean Development Mechanism) di bawah
Protokol Kyoto. Perhitungan nilai moneter pengurangan emisi GRK adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung pengurangan emisi GRK untuk setiap instalasi biogas. Setiap
instalasi biogas dapat mengurangi emisi GRK rata – rata 5t CO2/instalasi/tahun
(berdasarkan proyek pengembangan CDM biogas di Nepal, 2005).
2. Menetapkan harga pasar penjualan karbon/ ton. Satu ton pengurangan emisi gas
CO2 diukur berdasarkan harga karbon yang ada di pasar internasional sesuai
dengan Protokol Kyoto yaitu sebesar U$ 10 per ton CO2e dengan menggunakan
Kurs Tengah BI pada bulan Agustus, 2013 sebesar Rp 10.318,00.
3. Mengukur nilai pengurangan karbon per tahun ke satuan rupiah untuk setiap
instalasi biogas.
15 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
= 5 ton x U$ 10/ton x Rp 10.318,00
= Rp 515.900,00.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu program sensitif
terhadap suatu perubahan. Salah satu variabel yang dapat berubah adalah variabel
discount rate. Menurut Likke et al (2000) dalam analisis cost benefit dengan
menggunakan NPV dan BCR, variabel yang paling berpengaruh adalah discount
rate. Tingkat discount rate diubah untuk melihat bagaimana nilai cost dan benefit
mengalami perubahan pada tingkat discount rate yang lebih tinggi maupun pada
tingkat discount rate yang lebih rendah (Perkins, 1994). Penelitian ini menggunakan
tingkat discount rate sebesar 24 persen yaitu tingkat suku bunga pinjaman yang
menurut Moll (1989) berlaku pada petani di Jawa Barat. Dalam penelitian ini
discount rate diasumsikan konstan setiap tahun dan disimulasikan pada tingkat 15
persen, 30 persen, dan 40 persen.
Analisis Kelayakan Adopsi Teknologi Biogas
Analisis NPV, BCR, dan IRR
Hasil perhitungan cost dan benefit menunjukkan nilai akhir NPV yang positif, BCR
lebih besar dari 1 (BCR> 1), dan tingkat IRR lebih besar dari 24% (IRR > 24%).
Nilai penghitungan IRR sangat tinggi dibandingkan tingkat suku bunga yang berlaku
di Indonesia yang berkisar antara 5,75 persen sampai dengan 12,25 persen. Analisis
tersebut menunjukkan bahwa dari 61 rumah tangga yang ada di lokasi penelitian,
teknologi biogas skala rumah tangga dan skala komunitas layak diadopsi dalam
bentuk :
1. Model skala rumah tangga saja oleh 6 rumah tangga
2. Model skala komunal oleh 5 komunitas yang terdiri atas 20 rumah tangga.
3. Alternatif pilihan antara model skala rumah tangga dengan skala komunal oleh 9
rumah tangga
16 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Analisis Sensitivitas
Hasil analisis sensitivitas pada beberapa tingkatan discount rate menunjukkan baik
model skala individu maupun skala komunal terlihat bahwa semakin tinggi tingkat
discount rate maka nilai NPV dan BCR yang dihasilkan semakin menurun. Pada
tingkat discount rate 15 persen, nilai NPV> 0 dan BCR> 1 dan nilainya cukup besar.
Akan tetapi pada tingkat discount rate 30 persen nilai NPV dan BCR menurun
tetapi NPV tetap positif dan nilai BCR masih > 1. Demikian pula pada tingkat
discount rate 40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi ini
memberikan manfaat yang lebih besar daripada biayanya sehingga layak untuk
diadopsi.
SIMPULAN DAN SARAN
Pendekatan Cost Benefit Analysis untuk potensi adopsi teknologi biogas di Dusun
To’Durian, Lembang Pata’padang, Kecamatan Sanggalangi’, Kabupaten Toraja
Utara, menunjukkan adanya benefit berupa tersedianya bahan bakar secara mandiri,
tersedianya pupuk organik secara mandiri, peningkatan kualitas kesehatan, dan
peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan cost yang teridentifikasi dan dapat
dihitung adalah biaya instalasi reaktor biogas, biaya reparasi dan pemeliharaan
reaktor oleh masyarakat, dan biaya sosialisasi. Terdapat pula manfaat yang
teridentifikasi tetapi tidak dapat dihitung berupa kelebihan kapasitas yang
seharusnya dapat dikonversi ke energi lainnya misalnya untuk bahan bakar
kendaraan bermotor.
Berdasarkan kriteria NPV yang positif, BCR>1, dan IRR > 24 persen, maka
teridentifikasi ada 6 rumah tangga dapat mengadopsi model individual, 20 rumah
tangga dapat tergabung dalam 5 komunitas untuk mengadopsi model komunal, dan 9
rumah tangga dapat memilih diantara model rumah tangga atau model komunal.
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tidak semua cost dan benefit dapat dihitung karena keterbatasan data dan
metode pengukuran. Terdapat pula asumsi-asumsi yang perlu dikaji lebih lanjut
diantaranya asumsi bahwa masyarakat dapat bekerjasama mengembangkan dan
17 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
mengelola model komunal, semua hewan piaraan dikandangkan, serta kayu
bakar diperoleh dengan cara menebang pohon.
2. Analisis sensitivitas hanya menggunakan faktor discount rate, sedangkan faktor
lain yang juga mudah berubah belum dianalisis diantaranya perubahan jumlah
hewan yang diternakkan, pola pemeliharaan hewan ternak masyarakat setempat
yang tidak selalu dikandangkan, dan penambahan jumlah anggota keluarga.
Sehubungan dengan itu pihak pemerintah, stakeholder lainnya, maupun peneliti yang
bergerak dalam pengusahaan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan dapat
menjadikan penelitian ini sebagai referensi awal untuk penelitian lanjutan yang
terkait.
DAFTAR PUSTAKA :
Anonim. Kajian Metode Analisis Biaya Manfaat Hasil Litbang. (2011). Kementerian
Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan – Puslitbang Sosial,
Ekonomi dan Lingkungan.
Baba, S. (2008). Rekayasa Teknologi Biogas untuk Diadopsi Peternak Sapi Potong
di Sulawesi Selatan. Prosding Seminar Nasional Sapi Potong – Palu, 24
November 2008: 140 – 150.
Bappenas (2011). Kajian Ringkas Pengembangan Dan Implementasi Metode
Regulatory Impact Analysis (Ria) Untuk Menilai Kebijakan (Peraturan Dan
Non Peraturan) Di Kementerian Ppn/Bappenas,
http://birohukum.bappenas.go.id/data/data_kajian/Draft%20Policy%20Pape
r%2013juli.pdf, diunduh 1 Juni 2014.
BSP Nepal. (2005). Clean Development Mechanism Simplified Project Design
Document For Small – Scale Project Activities (Version 02).
Campbell, H. F.& Brown, R. P. C. (2003). Benefit-Cost Analysis-Financial and
Economic Appraisal Using Spreadsheets. New York: Cambridge University
Press.
Fuguitt, D. & Wilcox, S. J. (1999). Cost-Benefit Analysis for Public Sector Decision
Makers. United States: Greenwood Publishing Group, Inc.
18 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Haryati, T. (2006). Biogas – Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi
Alternatif. Wartazoa Vol. 16, No.3: 160 – 169.
Ismaryanto, S. (1992). Pengukuran Eksternalitas Lingkungan Proyek – Proyek
Pembangunan – Pendekatan Analisis Biaya Dan Manfaat. Jakarta: Pusat
Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia.
Junus, M. (1995). Teknik Membuat Dan Memanfaatkan Unit Gas Bio. Yokyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Likke., Liewelyn, R. & Musianto, L. (2000). Analisis Cost-Benefit terhadap Industri
Rokok di Indonesia. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol.2, No. 2,
September 2000.
Mishan, E. J. & Quah, E. (2007). Cost Benefit Analysis, Fifth Edition. London and
New York: Routledge, Taylor & Francis Group.
Moll, H.A.J. (1989). Farmers and Finance: Experience with Institutional Savings
andCredit in West Java. Dissertation. Wageningen Agricultural University,
TheNetherlands. Wageningen Economic Studies, Netherlands.
Muryanto., Hermawan, A., Muntoha. & Widagdo. (2006). Rekomendasi Teknologi
Instalasi Biogas Drum Skala Rumah
Tangga,http://jateng.litbang.deptan.go.id(diakses tanggal 8 Juli 2013).
Renwick, M., Subedi, P. S., & Hutton, G. (2007). A Cost-Benefit Analysis of
National And Regional Integrated Biogas And Sanitation Programs In Sub-
Saharan Africa. Draft Final Report Prepared For The Dutch Ministry Of
Foreign Affairs, 26 – 27.
Ruijs,A. (2008). The Role of Social Cost-Benefit Analysis Revisited - The role of
CBA In River Basin Management In The Netherlands. Water Economic and
Institutions Group.
Simamora., Salundik., Wahyuni & Surajin. (2006). Membuat Biogas – Pengganti
Bahan Bakar Minyak Dan Gas Dari Kotoran Ternak. Jakarta Selatan : PT.
Agro Media.
Widodo, T. W., Ana, N., & Elita, R. (2007). Pemanfaatan Limbah Industri
Pertanian Untuk Energi Biogas.
19 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Yusriadi. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Adopsi Peternak Sapi
Perah Tentang Teknologi Biogas Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Hastuti, Dewi. (2009). Aplikasi Teknologi Biogas Guna Menunjang Kesejahteraan
Petani Ternak: Mediagro, VOL.5 No.1, 2009 hal 20-26
20 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Lampiran 1. Rata-rata Biaya Instalasi Biogas di Salatiga 2013
No Keterangan Unit Harga Satuan Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total
1 Bata Merah pcs 600.00Rp 1400 840,000Rp 1600 960,000Rp 1900 1,140,000Rp 2100 1,260,000Rp 2400 1,440,000Rp
2 Pasir Kasar m3 140,000.00Rp 2.5 350,000Rp 3.5 490,000Rp 4 560,000Rp 5 700,000Rp 6 840,000Rp
3 Batu Pecah 1,5-2,5 cm m3 250,000.00Rp 1.3 325,000Rp 1.5 375,000Rp 1.7 425,000Rp 1.9 475,000Rp 2.1 525,000Rp
4 Semen 40 Kg sak 50,000.00Rp 22 1,100,000Rp 25 1,250,000Rp 28 1,400,000Rp 32 1,600,000Rp 35 1,750,000Rp
5 Batang Besi 10mm pcs 45,000.00Rp 3 135,000Rp 4 180,000Rp 5 225,000Rp 6 270,000Rp 7 315,000Rp
6 Bendrat kg 16,000.00Rp 1 16,000Rp 1 16,000Rp 1 16,000Rp 1 16,000Rp 1 16,000Rp
7 1 set Pipa Gas Utama (1,5") pcs 150,000.00Rp 1 150,000Rp 1 150,000Rp 1 150,000Rp 1 150,000Rp 1 150,000Rp
8 Knee Polos 0,5" PVC Pcs 2,000.00Rp 10 20,000Rp 10 20,000Rp 10 20,000Rp 10 20,000Rp 10 20,000Rp
9 Pipa PVC AW 0,5" Btg 15,000.00Rp 10 150,000Rp 10 150,000Rp 10 150,000Rp 10 150,000Rp 10 150,000Rp
10 Selotif Pipa PVC pcs 10,000.00Rp 1 10,000Rp 1 10,000Rp 1 10,000Rp 1 10,000Rp 1 10,000Rp
11 Paku+Klem pcs 1,000.00Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp
12 Valve Gas Utama KITZ Pcs 130,000.00Rp 1 130,000Rp 1 130,000Rp 1 130,000Rp 1 130,000Rp 1 130,000Rp
13 Kompor pcs 160,000.00Rp 1 160,000Rp 1 160,000Rp 1 160,000Rp 2 320,000Rp 2 320,000Rp
14 Mixer pcs 120,000.00Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp
15 Selang Gas PE meter 20,000.00Rp 1 20,000Rp 1 20,000Rp 1 20,000Rp 2 40,000Rp 2 40,000Rp
16 Pipa Inlet PVC AW 4" pcs 140,000.00Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp
17 Cat Emulsi liter 20,000.00Rp 2 40,000Rp 2 40,000Rp 3 60,000Rp 3 60,000Rp 4 80,000Rp
18 T PVC 0,5" Pcs 2,500.00Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp
19 T drat dalam 0,5" pcs 2,500.00Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp
20 Keni Sokdrat dalam 0,5" pcs 2,500.00Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp
21 Sokdrat luar pvc 0,5" pcs 2,500.00Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp 2 5,000Rp
22 Sokdrat dalam pvc 0,5" pcs 2,500.00Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp 1 2,500Rp
23 Aditif Cor pcs 45,000.00Rp 1 45,000Rp 1 45,000Rp 1 45,000Rp 1 45,000Rp 1 45,000Rp
24 1 set Manometer pcs 50,000.00Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp
25 ayakan pasir (1/4") m2 15,000.00Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp
26 Water Drain pcs 35,000.00Rp 1 35,000Rp 1 35,000Rp 1 35,000Rp 1 35,000Rp 1 35,000Rp
27 Gas Tap pcs 50,000.00Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp
28 Lem Pipa PVC pcs 10,000.00Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp
29 Galian Tanah hari 100,000.00Rp 3 300,000Rp 3 300,000Rp 4 400,000Rp 5 500,000Rp 6 600,000Rp
30 Ember pcs 10,000.00Rp 5 50,000Rp 5 50,000Rp 5 50,000Rp 5 50,000Rp 5 50,000Rp
31 Pemeliharaan ls 200,000.00Rp 1 200,000Rp 1 200,000Rp 1 200,000Rp 1 200,000Rp 1 200,000Rp
32 Tenaga Ahli ls 1,000,000Rp 1,100,000Rp 1,200,000Rp 1,300,000Rp 1,400,000Rp
33 Tukang hari 60,000.00Rp 7 420,000Rp 8 480,000Rp 9 540,000Rp 10 600,000Rp 11 660,000Rp
34 Buruh / Pembantu tukang orang 40,000.00Rp 14 560,000Rp 16 640,000Rp 18 720,000Rp 20 800,000Rp 22 880,000Rp
6,488,500Rp 7,233,500Rp 8,091,000Rp 9,168,500Rp 10,093,500Rp TOTAL HARGA BAHAN
4m3 6m3 8m3 10m3 12m3
21 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Lamiran 2 : Karakteristik Responden
A. Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2014
B. Usia Responden
Sumber: Data Primer yang Diolah,2014
Pria 14 21%
Wanita 53 79%
Total 67 100%
JENIS KELAMINJUMLAH RESPONDEN
(ORANG)PERSENTASE
< 11 0 0%
11 − 20 7 10%
21 − 30 13 19%
31 − 40 18 27%
41 − 50 12 18%
51 − 60 12 18%
> 60 5 7%
USIA (TAHUN)JUMLAH RESPONDEN
(ORANG)PERSENTASE
22 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Lampiran 3 : Identifikasi Kapasitas, Alternatif Model & Potensi Ukuran Reaktor Biogas
DEWASA ANAKAN
1 Nekku' 0 1 0 0 3,41
2 Bundo 0 3 0 5 11,93
3 Tanan 0 3 7 20 23 4
4 Jenny 0 2 0 1,71
5 Kurri' Batu 0 3 0 0 10,23
6 Mukkun 0 2 0 1,71
7 Yusuf Sampe 0 2 1 0 7,67
8 Petrus Randa 0 2 0 0 6,82
9 Marthen 0 3 0 0 10,23
10 Maria Ripu 0 2 0 11 10,56
11 Saba 0 3 0 6 12,27
12 Kapurung 0 2 0 4 8,18
13 Rembon 0 2 0 0 6,82
14 Upa' Masakke 0 2 0 1,71
15 Kurri' Tambunan 0 3 0 13 14,65
16 Leppe 0 2 0 0 6,82
17 Dallo 0 2 0 0 1,71
18 Kale'pe' 0 1 0 0 14,65
19 Daniel Moto' 0 2 0 0 6,82
20 Lukas 0 2 0 0 1,71
21 Tinong 0 3 0 0 14,65
22 Dito 0 2 0 0 6,82
23 Yulianus Bintan 0 1 2 0 5,12
24 Rannu 0 2 0 0 6,82
25 Appe 2 3 0 0 80,23 10
26 Yohanis Luttu 0 2 0 0 6,82
27 Sakke' To' Bulo 0 3 0 0 10,23
28 Tappu' 0 2 0 0 6,82
29 Stevanus Marampa' 0 1 7 0 9,38
30 Paginta' 0 2 0 0 6,82
4
4
4
6
10
20,79
20,45
23,18
52,86
93,87
17,05
16,2
Kalebu'
To' Bulo 1
To' Bulo 2
To' Bulo 3
To' Bulo 4
To' Bulo 5
UKURAN REAKTOR
BIOGAS RT YG
SESUAI (m3)
UKURAN REAKTOR
BIOGAS
KOMUNITAS YG
SESUAI (m3)
NONAMA KEPALA
KELUARGA
NAMA
KOMUNITAS
Kalapuan
KERBAU
BABI
ITIK
KEPEMILIKAN TERNAKKAPASITAS LIMBAH
TERNAK RT PER
HARI (KG)
KAPASITAS LIMBAH
TERNAK
KOMUNITAS PER
HARI (Kg)
23 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
DEWASA ANAKAN
31 Matius Lolo 2 2 10 0 85,35 10
32 Bata 0 1 0 0 3,41
33 Pa'deng 0 2 0 0 6,82
34 Yessi Bungaran 0 1 0 0 3,41
35 Pussang 0 2 0 0 6,82
36 Daniel Barasa' 1 1 0 0 38,41 4
37 Ne' Briel 1 1 0 0 38,41 4
38 Luther Tanduk 0 2 8 0 13,64
39 Lattu' 1 4 0 0 48,64 6
40 John Nober Barre 0 2 1 0 17,9
41 Yanas Tato' 0 4 0 0 13,64
42 Reta Marampa' 0 2 0 0 6,82
43 Dina Marampa' 3 4 0 0 118,64 12
44 Rante M 2 40 0 0 206,4 12
45 Malimbu 1 1 0 0 38,41 4
46 Markus Manda' 1 1 0 0 38,41 4
47 Apping 0 1 0 0 3,41
48 Ne' Baru 0 1 0 0 3,41
49 Yusuf Bato' 0 0 3 0 2,56
50 Panggau Ponglabba 1 16 26 0 111,73 12
51 Budiarto 3 6 0 0 125,46 12
52 Dorce 0 13 0 0 44,33 6
53 Bernadus 0 5 0 0 17,05
54 Papa' Donna 0 4 3 0 16,2
55 Daniel 0 1 0 0 3,41
56 Petrus Alik 0 1 0 0 3,41
57 Hartasi' 0 0 0 15 5,1
58 Minggu 1 3 0 0 45,23 6
59 Yohanis Lempang 0 2 0 0 6,82
60 Padars Marampa' 0 3 10 0 18,76
61 Gallaran 3 3 0 0 115,23 12
22 188 84 74 1523,56 1115,46 118 94
12
10
12
6
Jumlah
12
6
8
169,79
45,17
105,81
52,05
66,54
345,5
80,23
5,97To' Gereja 1
To' Durian 2
To' Durian 3
To' Durian
To' Durian 1
To' Kantoro'
Lembang 1
To Kantoro'
Lembang 2
To' Gereja
UKURAN REAKTOR
BIOGAS RT YG
SESUAI (m3)
UKURAN REAKTOR
BIOGAS
KOMUNITAS YG
SESUAI (m3)
NONAMA KEPALA
KELUARGA
NAMA
KOMUNITAS KERBAU
BABI
ITIK
KEPEMILIKAN TERNAKKAPASITAS LIMBAH
TERNAK RT PER
HARI (KG)
KAPASITAS LIMBAH
TERNAK
KOMUNITAS PER
HARI (Kg)
24 ISSN NO : 1978-6522
The 8th NCFB and Doctoral Colloquium 2015 Towards a New Indonesia Business Architecture
Sub Tema: “Crisis Management: Key to Sustainable Business Development” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana UKWMS
Lampiran 4 : Contoh Perhitungan Biaya Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga setiap Ukuran Reaktor Biogas
Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total
1 Bata Merah pcs 600Rp 1400 840,000Rp 1600 960,000Rp 1900 1,140,000Rp 2100 1,260,000Rp 2400 1,440,000Rp
2 Pasir Kasar m3 150,000Rp 2.5 350,000Rp 3.5 525,000Rp 4 600,000Rp 5 750,000Rp 6 900,000Rp
3 Batu Pecah 1,5-2,5 cm m3 300,000Rp 1.3 325,000Rp 1.5 450,000Rp 1.7 510,000Rp 1.9 570,000Rp 2.1 630,000Rp
4 Semen 40 Kg sak 48,000Rp 22 1,100,000Rp 25 1,200,000Rp 28 1,344,000Rp 32 1,536,000Rp 35 1,680,000Rp
5 Batang Besi 10mm pcs 58,000Rp 3 135,000Rp 4 232,000Rp 5 290,000Rp 6 348,000Rp 7 406,000Rp
6 Bendrat kg 15,000Rp 1 16,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp
7 1 set Pipa Gas Utama (1,5") pcs 160,000Rp 1 150,000Rp 1 160,000Rp 1 160,000Rp 1 160,000Rp 1 160,000Rp
8 Knee Polos 0,5" PVC Pcs 3,000Rp 10 20,000Rp 10 30,000Rp 10 30,000Rp 10 30,000Rp 10 30,000Rp
9 Pipa PVC AW 0,5" Btg 25,000Rp 10 150,000Rp 10 250,000Rp 10 250,000Rp 10 250,000Rp 10 250,000Rp
10 Selotif Pipa PVC pcs 15,000Rp 1 10,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp
11 Paku+Klem pcs 1,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp 20 20,000Rp
12 Valve Gas Utama KITZ Pcs 140,000Rp 1 130,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp 1 140,000Rp
13 Kompor pcs 180,000Rp 1 160,000Rp 1 180,000Rp 1 180,000Rp 2 360,000Rp 2 360,000Rp
14 Mixer pcs 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp 1 120,000Rp
15 Selang Gas PE meter 25,000Rp 1 20,000Rp 1 25,000Rp 1 25,000Rp 2 50,000Rp 2 50,000Rp
16 Pipa Inlet PVC AW 4" pcs 145,000Rp 1 140,000Rp 1 145,000Rp 1 145,000Rp 1 145,000Rp 1 145,000Rp
17 Cat Emulsi liter 35,000Rp 2 40,000Rp 2 70,000Rp 3 105,000Rp 3 105,000Rp 4 140,000Rp
18 T PVC 0,5" Pcs 3,500Rp 1 2,500Rp 1 3,500Rp 1 3,500Rp 2 7,000Rp 2 7,000Rp
19 T drat dalam 0,5" pcs 5,000Rp 2 5,000Rp 2 10,000Rp 2 10,000Rp 2 10,000Rp 2 10,000Rp
20 Keni Sokdrat dalam 0,5" pcs 3,000Rp 1 2,500Rp 1 3,000Rp 2 6,000Rp 2 6,000Rp 2 6,000Rp
21 Sokdrat luar pvc 0,5" pcs 3,000Rp 2 5,000Rp 2 6,000Rp 2 6,000Rp 2 6,000Rp 2 6,000Rp
22 Sokdrat dalam pvc 0,5" pcs 3,500Rp 1 2,500Rp 1 3,500Rp 1 3,500Rp 1 3,500Rp 1 3,500Rp
23 Aditif Cor pcs 50,000Rp 1 45,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp
24 1 set Manometer pcs 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp 1 50,000Rp
25 ayakan pasir (1/4") m2 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp 1 15,000Rp
26 Water Drain pcs 40,000Rp 1 35,000Rp 1 40,000Rp 1 40,000Rp 1 40,000Rp 1 40,000Rp
27 Gas Tap pcs 55,000Rp 1 50,000Rp 1 55,000Rp 1 55,000Rp 1 55,000Rp 1 55,000Rp
28 Lem Pipa PVC pcs 10,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp 2 20,000Rp
29 Galian Tanah hari 100,000Rp 3 300,000Rp 3 300,000Rp 4 400,000Rp 5 500,000Rp 6 600,000Rp
30 Ember pcs 15,000Rp 5 50,000Rp 5 75,000Rp 5 75,000Rp 5 75,000Rp 5 75,000Rp
32 Tenaga Ahli ls 1,000,000Rp 1,100,000Rp 1,200,000Rp 1,300,000Rp 1,400,000Rp
33 Tukang hari 50,000Rp 7 420,000Rp 8 400,000Rp 9 450,000Rp 10 500,000Rp 11 550,000Rp
34 Buruh / Pembantu tukang orang 40,000Rp 14 560,000Rp 16 640,000Rp 18 720,000Rp 20 800,000Rp 22 880,000Rp
Harga Satuan
TOTAL
UnitKeteranganNo
6,488,500Rp 7,233,500Rp 8,091,000Rp 9,168,500Rp 10,093,500Rp
4m3 6m3 8m3 10m3 12m3