crs hifema
DESCRIPTION
berisi penjelasan mengenai hifemaTRANSCRIPT
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 1/17
HIFEMA
I. DEFINISI
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu
daerah di antara kornea dan iris ( kamera okuli anterior ), yang dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor
aqueus (cairan mata) yang jernih.1
Perdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut perdarahan primer
atau perdarahan terjadi 5! hari sesudah trauma yang disebut perdarahan sekunder. Hifema
sekunder biasanya terjadi akibat gangguan mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka
sehingga mempunyai prognosis yang lebih buruk.
II. EPIDEMIOLOGI
"nsiden ratarata terjadinya hifema di #merika $tara adalah 1!%&'1&&.&&& populasi
setiap tahunnya dengan mayoritas luas terjadi pada pasien dengan usia kecil dari %&
tahunan. lahraga merupakan sumber utama sebesar &* pada pasien usia muda.
Perbandingan antara lakilaki dan perempuan didapatkan + 1. -rauma tumpul merupakan
penyebab paling umum yang ditemukan pada pasien dengan hifema.
/ementara itu, $nited /tates 0ye "njury egistry ($/0") menemukan ++* dari
trauma serius pada mata akan menyebabkan terjadinya hifema. isiko terjadinya hifema
sendiri sebesar +1* pada trauma terbuka bulbus okuli dan +5* pada trauma tertutup
bulbus okuli. $/0" juga menemukan 2&* penderita hifema adalah lakilaki.
III. ETIOPATOGENESIS
Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena bola,
batu, peluru senapan angin, dll. /elain itu, hifema juga dapat terjadi karena kesalahan
prosedur operasi mata. 3eadaan lain yang dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi
adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah
(contohnya ju4enile anthogranuloma). 1
Perdarahan bilik depan bola mata ini terutama berasal dari pembuluh darah korpus
siliare dan sebagian kecil dari pembuluh darah iris. /edangkan penyerapan darahnya,
menurut 6ahn dan akusin, sebagian besar akan diserap melalui trabekular mesh7ork dan
selanjutnya ke 3anal /ch"emm, sisanya akan diabsorbsi melalui permukaan iris.%
1
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 2/17
#pabila pembuluh darah rusak maka sistem hemostasis tubuh akan melakukan
penutupan terhadap pembuluh darah yang rusak dan melindungi terhadap kehilangan darah
lebih lanjut. 8ang pertama terjadi adalah sumbatan sementara oleh trombosit, yang
kemudian diikuti oleh perubahan sumbatan menjadi bekuan yang tetap yaitu pembentukan
fibrin.
Pada hari kelima setelah trauma biasanya terjadi perdarahan sekunder oleh karena
itu sebaiknya penderita dira7at. Perdarahan sekunder ini terjadi karena bekuan darah
terlalu cepat diserap sehingga pembuluh darah tak mendapat 7aktu cukup untuk regenerasi
kembali dan menimbulkan perdarahan lagi. #danya darah di dalam bilik mata depan dapat
menghambat aliran akuos humor ke dalam trabekula sehingga dapat menimbulkan
glaukoma sekunder. Hifema dapat pula menyebabkan u4eitis. 9arah dapat terurai menjadi
hemosiderin yang dapat meresap masuk ke dalam kornea menyebabkan kornea ber7arna
kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisi kornea.-ingkatan dari hifema ditentukan oleh banyaknya perdarahan dalam bilik depan
bola mata. 3lasifikasi hifema berbeda dari beberapa pengarang, namun pembagian yang
paling sering digunakan adalah
Tabel 1. 9erajat hifema berdasarkan luasnya darah dalam anterior chamber
9erajat (:rade ) ;uas Hifema
"
""
"""
"<
=ikroskopik
> 1'+
1'+ ? 1'%
1'% hampir total
total
hanya terlihat dengan mikroskop, tidak
terlihat makroskopik
IV. DIAGNOSIS
:ambaran klinik dari penderita dengan traumatik hifema adalah
• #danya anamnesa trauma, terutama mengenai matanya.
• 9itemukan perdarahan pada bilik depan bola mata (diperiksa dengan flashlight)
• 3adangkadang ditemukan gangguan tajam penglihatan.
• 9itemukan adanya tandatanda iritasi dari konjungti4a dan perikorneal.
• Penderita mengeluh nyeri pada mata, fotofobia (tidak tahan terhadap sinar), sering
disertai blefarospasme.
%
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 3/17
Gambar 1. Ilustrasi Hifema
Gambar 2. Hifema paa 1!" bili# mata epa$1
Gambar ". Hifema paa % bili# mata epa$1
-erdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya
cukup banyak. @ila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian ba7ah bilik
mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. /elain itu, dapat
terjadi peningkatan tekanan intra okular, sebuah keadaan yang harus diperhatikan untuk
menghindari terjadinya glaukoma. 1
+
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 4/17
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 5/17
tindakan pertama yang harus dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema.@ahkan 9arr
() dan akusin (F) menunjukkan bah7a dengan tirah baring sempurna absorbsi dari
hifema dipercepat dan sangat mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan sekunder.
%. @ebat mata
=engenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat di antara
para sarjana. 0d7ard;ayden (!) lebih condong untuk menggunakan bebat mata pada mata
yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit. /elanjutnya
dikatakan bah7a pemakaian bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah,
cemas dan merasa tak enak, dengan akibat penderita. (matanya) tidak istirahat (2) #khirnya
akusin (F) mengatakan bah7a dalam pengamatannya tidak ditemukan adanya pengaruh
yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak terhadap absorbsi, timbulnya komplikasi
maupun prognosa bagi tajam penglihatannya
+. Pemakaian obatobatan
Pemberian obatobatan pada penderita dengan traumatik hifema tidaklah mutlak,
tapi cukup berguna untuk menghentikan perdarahan, mempercepat absorbsinya dan
menekan komplikasi yang timbul. $ntuk maksud di atas digunakan obatobatan seperti
(a) 3oagulansia
:olongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parentera",
berguna untuk menekan'menghentikan perdarahan (), =isalnya #naroil, #dona #6,
6oagulen, -ransamin, 4itamin 3 dan 4itamin 6.
(b) =idriatika =iotika
=asih banyak perdebatan mengenai penggunaan obatobat golongan midriatika
atau miotika, karena masingmasing obat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri
sendiri =iotika memang akan mempercepat absorbsi (+), tapi meningkatkan kongesti dan
midriatika akan mengistirahatkan perdarahan.
:ombos (1) menganjurkan pemberian midriatika bila didapatkan komplikasi
iridosiklitis. #khirnya akusin (F) membuktikan bah7a pemberian midriatika dan miotika
bersamasama dengan inter4al +& menit sebanyak dua kali sehari akan mengurangi
perdarahan sekunder dibanding pemakaian salah satu obat saja. 9arr () menentangnya
dengan tanpa menggunakan kedua golongan obat tersebut pada pengobatan traumatic
hyphaema.
(c) cular Hypotensi4e 9rug
5
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 6/17
/emua sarjana menganjurkan pemberian acetaGolamide (9iamo) secara oral
sebanyak + sehari bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intraokuler @ahkan
:ombos dan 8asuna (1,2) menganjurkan juga pemakaian intra4ena urea, manitol dan
gliserin untuk menurunkan tekanan intraokuler, 7alaupun ditegaskan bah7a cara ini tidak
rutin.
(d) 3ortikosteroid
Pemberian hidrokortison &,5* secara topikal akan mengurangi komplikasi iritis dan
perdarahan sekunder dibanding dengan antibiotika (F). 8asuna (2) menganjurkan
pemberian prednison F& mg'hari secara oral segera setelah terjadinya traumatic hyphaema
guna mengurangi perdarahan sekunder.
(e) batobat lain
/edati4a diberikan bila penderita gelisah. 9iberikan analgetika bila timbul rasa
nyeri.
Pada hifema primer penderita dipulangkan dari pera7atan bila sesudah 5 hari
perdarahan hilang atau dengan koagulum yang mengecil.
Pasien yang jelas memperlihatkan hifema yang mengisi lebih dari 5* kamera
anterior diharuskan tirah baring dan harus diberikan tetes steroid dan sikloplegik pada mata
yang sakit selama 5 hari. =ata diperiksa secara berkala untuk mencari adanya perdarahan
sekunder, glaukoma atau bercak darah di kornea akibat pigmen besi. Perdarahan berulang
terjadi pada 1%&* kasus dalam %+ hari. Penyulit ini memiliki risiko tinggi menimbulkan
glaukoma dan pe7arnaan kornea. @eberapa penelitian mengisyaratkan bah7a penggunaan
asam aminokaproat oral untuk menstabilkan pembentukan bekuan darah menurunkan
risiko terjadinya perdarahan ulang. 9osisnya adalah 1&& mg'kg setiap F jam sampai
maksimum +&g'hari selama 5 hari. #pabila timbul glaukoma maka tatalaksana cukup
diberikan timolol &,%5* atau &.5* dua kali sehari asetaGolamid, %5&mg oral empat kali
sehari dan obat hiperosmotik (manitol, gliserol dan sorbitol)
Hifema harus die4akuasi secara bedah apabila tekanan intraokuler tetap tinggi
(+5mmHg selama ! hari atau 5& mmHg selama 5 hari) untuk menghindari kerusakan saraf
optikus dan pe7arnaan kornea. #pabila pasien mengidap hemoglobinopati, maka besar
kemungkinannya cepat terjadi atrofi optikus glaukomatosa dan pengeluaran bekuan darah
secara bedah harus dipertimbangkan lebih a7al. "nstrumeninstrumen 4itrektomi digunakan
untuk mengeluarkan bekuan darah disentral dan la4asa kamera anterior. 9imasukkan
tonggak irigasi dan probe mekanis disebelah anterior limbus melalui bagian kornea yang
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 7/17
jernih untuk menghindari keruskan iris dan lensa. -idak dilakukan usaha untuk
mengeluarkan bekuan dari sudut kamera anterior atau dari jaringan iris. 3emudian
dilakukan iridektomi perifer. 6ara lain untuk membersihkan kamera anterior adalah dengan
e4akuasi 4esikoelastik, dan sebuah insisi yang lebih besar 12& & berla7anan agar hifema
dapat didorong keluar.
:laukoma dapat timbul belakangan setelah beberapa bulan atau tahun akibat
penyempitan sudut. 9engan sedikit perkecualian, bercak darah di kornea akan hilang secara
perlahan dalam periode sampai setahun.
@. P0#/"
6ara ini akan dikerjakan bila ditemukan
I :laukoma sekunder yang berkurang atau menghilang dengan pengobatan konser4atif (1 ,
%,1&)I 3emungkinan timbulnya hemosiderosis cornea dan tidak ada pengurangan dari tingginya
hifema dengan pera7atan nonoperasi selama + 5 hari (1,). #tas dasar di atas 9arr
menentukan cara pengobatan traumatik hifema (), sedang akusin menganjurkan tindakan
operasi setelah hari kedua bila ditemukan hifema dengan tinggi perdarahannya +'F bilik
depan bola mata (F). -indakan operasi yang dikerjakan adalah (F,1&)
1. Parasintesis
Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah atau
nanah dari bilik mata depan, dengan teknik sebagai berikut dibuat insisi kornea % mm dari
limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan iris. @iasanya bila dilakukan
penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata depan keluar. @ila darah tidak
keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas dengan garam fisiologis. @iasanya luka
insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit.
-indakan pembedahan parasentese dilakukan bila terlihat tandatanda imbibisi
kornea, glaukoma, hifema penuh dan ber7arna hitam atau bila darah setelah 5 hari tidak
memperlihatkan tandatanda berkurang.
$ntuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan penbedahan bila
-ekanan bola mata maksimal J 5& mmHg selama 5 hari
-ekanan bola mata maksimal J +5 mmHg selama !hari
!
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 8/17
$ntuk mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bila
-ekanan bola mata ratarata J%5 mmHg selama hari
@ila terlihat tandatanda dini imbibisi kornea
$ntuk mencegah sinekia antreior perifer dilakukan pembedahan bila
Hifema total bertahan selama 5 hari
Hifema difus bertahan selama hari.
%. =elakukan irigasi bilik depan bola mata dengan larutan fisiologik.
+ 9engan cara seperti melakukan ekstraksi katarak dengan membuka corneoscleralnya
sebesar 1%&E.
VII. 'OMPLI'ASI
3omplikasi yang ditimbulkan akibat hifema secara langsung dapat menimbulkan
retensi darah pada bilik mata depan. 3omplikasi yang penting diantaranya adalah
1. Perara*a$ se#u$er
3omplikasi ini sering terjadi pada hari ke + sampai ke (+,5,!,2,1&,11), sedangkan
insidensinya sangat ber4ariasi, antara 1& F&*. Perdarahan sekunder ini timbul karena
iritasi pada iris akibat traumanya (2), atau merupakan lanjutan dari perdarahan primernya
(+)
2. Glau#+ma se#u$er
-imbulnya glaukoma sekunder pada traumatik hifema disebabkan oleh
tersumbatnya trabecular mesh7ork oleh butirbutir'gumpalan darah (+). "nsidensinya %&*
(11), sedang di / 9r /oetomo sebesar 1!,5* (). :ejala hifema sekunder
-imbul rasa sakit baru pada mata
Hifema segar baru dalam bilik mata depan.
-erlihat garis darah mengalir pada iris
Penelitian oleh @akri tahun %&&5 melaporkan adanya oftalmia simpatetik yang
mengikuti hifema.
". Hem+sier+sis #+r$ea
2
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 9/17
Hemosiderosis ini akan timbul bila ada perdarahan'perdarahan sekunder disertai
kenaikan tekanan intraokuler (+). :angguan 4isus karena hemosiderosis tidak selalu
permanen, tetapi kadangkadang dapat kembali jernih dalam 7aktu yang lama (% tahun).
"nsidensinya K 1&* ().
,. Si$e#ia p+steri+r
/inekia posterior dapat terjadi pada penderita hifema akibat trauma. 3omplikasi ini
sekunder terhadap iritis atau iridosiklitis. Balau demikian, komplikasi ini jarang terjadi jika
pasien ditangani dengan baik. /inekia posterior lebih sering terjadi pada pembedahan yang
dilakukan untuk menge4akuasi hifema
-. Si$e#ia a$teri+r perifer
/inekia anterior perifer sering terjadi pada pasien yang ditangani secara medis,namun hifema masih tertinggak di bilik mata depan untuk 7aktu yang cukup lama,
biasanyal ebih dari hari. Patogenesis sinekia anterior perifer mungkin disebabkan iritis
yang terjadi cukup lama disebabkan oleh trauma a7al dan'atau iritia kimia akibat darah
pada bilik mata depan
Pada hifema akibat trauma bila terjadi kemunduran tajam penglihatan dapat
dipikirkan kemungkinan adanya kerusakan langsung pada mata akibat trauma tersebut,
seperti luksasi lensa, ablasi retina dan edema makula. Hifema sekunder yang terjadi pada
hari ke 5! sesudah trauma biasanya lebih masif dibanding dengan hifema primer dan dan
memberikan rasa sakit sekali.
9apat terjadi keadaan yang disebut sebagai hemoftalmitis atau peradangan
intraokuler akibat adanya darah yang penuh dalam bola mata. 9apat juga terjadi siderosis
akibat hemoglobin atas siderin tersebar dan diikat oleh jaringan mata.
. /+r$eal 0l++ Stai$i$
3omplikasi ini terjadi pada sekitar % ? 11 * kasus, terutama pada hifema yang luas
atau total, pasien dengan 7aktu pembekuan yang tidak normal dan adanya kerusakan pada
endotel kornea. Pada keadaan ? keadaan ini akan menimbulkan deposit dari hemoglobin,
hemosiderin dan degenerasi dari eosinofil di stroma kornea yang menimbulkan 7arna
kekuningan pada kornea yang mengakibatkan penurunan 4isus dan ambliopia pada anak ?
anak
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 10/17
. Atr+fi papil
#trofi papilla ner4us optikus terjadi pada peningkatan -" yang lama ataupun bila
terdapat kontusio pada C. optikus. Hal ini bisa terjadi pada -" yang menetap tinggi 5&
mmHg selama 5 hari atau +5 mmHg selama ! hari.
VIII. P&OGNOSIS
Prognosis hifema bergantung pada jumlah darah dalam bilik mata depan. @ila darah
sedikit di dalam bilik mata maka darah ini akan hilang dan jernih dengan sempurna.
/edangkan bila darah lebih dari setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosis
buruk yang akan disertai dengan beberapa penyulit. Hifema yang penuh di dalam boilik
mata depan akan memberikan prognosis lebih buruk dibanding dengan hifema sebagian.
3eberhasilan penyembuhan hifema tergantung dari tiga hal, yaitu
Lumlah kerusakan lain akibat hifema pada struktur mata (ruptur koroid, pembentukan scar makula)
#pakah terjadi hifema sekunder
#pakah terjadi komplikasi akibat hifema seperti glaukoma, bercak darah pada
kornea dan atrofi optikus
3eberhasilan penyembuhan terjadi hampir 2& * pada hifema derajat 1. sementara
pada hifema derajat F angka kesembuhan mencapai +5*.
I&IDOPLEGIA
3alau mata terkena trauma tumpul, pupil dapat melebar akibat iridoplegia, karena
parese dari serabut saraf yang mengurus otot sfingter pupil, sehingga pupil kadangkadang
berbentuk sedikit lonjong.
"ridoplegia dapat terjadi temporer %+ minggu, dapat juga permanen, tergantung
adanya parese atau paralise dari otot sfingter pupil. 9alam 7aktu ini mata terasa silau.
Pengobatan
• "stirahat di tempat tidur, memakai kacamata hitam.
• 9ilarang membaca, oleh karena bersamaan dengan iridoplegia terdapat juga parese
dari otot siliar, sehingga tidak dapat bekerja untuk mengadakan akomodasi.
• @eri pilokarpin sebagai miotika.
( nana 7ijana )
1&
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 11/17
IL(ST&ASI 'AS(S
/eorang lakilaki berusia 2 tahun dira7at di bangsal =ata pada tanggal + 9esember
%&&2 dengan
'elu*a$ (tama3
=ata kanan kabur sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
&i4a5at Pe$5a#it Se#ara$ 3
- =ata kanan kabur sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
- =ata kanan terasa nyeri dan terlihat gumpalan darah sejak 1 jam sebelum masuk
rumah sakit
- -idak terdapat darah mengalir keluar dari mata
- /ebelumnya mata kanan pasien terkena lemparan mainan kertas oleh temannya dari
arah depan. 3emudian pasien berobat ke dokter umum dan tidak diberi obat apa
apa, dikarenakan tidak adanya alat pemeriksaan mata
&i4a5at Pe$5a#it Da*ulu 3
- Pasien tidak memakai kacamata dan tidak pernah menderita trauma mata
sebelumnya
&i4a5at Pe$5a#it 'eluara 3
- -idak ada keluarga yang sakit seperti yang dikeluhkan pasien ini.
Pemeri#saa$ fisi#3
3eadaan umum tampak sakit sedang
3esadaran compos mentis cooperatif
-ekanan darah 1%&'!& mmHg
Pernafasan teratur, frekuensi %5 'mnt
11
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 12/17
Cadi 2&' mnt
/uhu afebris
3ulit tidak ditemukan kelainan
3:@ tidak membesar
=ata status oftalmologi
-hora dalam batas normal
#bdomen palpasi hepar tidak teraba
0kstremitas reflek fifiologis M'M
eflek patologis'
STAT(S
OFTALMI'(S
OD OS
<isus tanpa koreksi 5'5 5'5
<isus dengan koreksi
efleks fundus (M) (M)
/ilia'supersilia =adarosis (), trichiasis () =adarosis (), trichiasis ()
Palpebra superior 0dema () 0dema ()
Palpebra inferior 0dema () 0dema ()
=argo palpebra 0dema() 0dema()
#parat lakrimalis ;akrimasi C ;akrimasi C
1%
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 13/17
3onjungti4a tarsalis Hiperemis (?)
Dolikel ()
Papil ()
Hiperemis (?)
Dolikel ()
Papil ()
3onjungti4a forniks Hiperemis ()
Dolikel ()
Papil()
Hiperemis (?)
Dolikel ()
Papil()
3onjungti4a bulbi Hiperemis (?)
Dolikel (?)
Papil ()
Hiperemis (?)
Dolikel ()
Papil ()
/clera Putih Putih
3ornea @ening @ening
1+
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 14/17
3amera okuli anterior
3oagulum dan hifema (M) di
bagian ba7ah
6ukup dalam
"ris 6oklat, rugae (M) 6oklat, rugae (M)
Pupil midriasis, refleks () C, refleks (M)
;ensa @ening @ening3orpus 4itreum Lernih Lernih
Dundus
- Papil optikus
- etina
- =acula
- aa ' 44 retina
@ulat, batas tegas, 6'9 N &,+
Perdarahan (), eksudat (?)
efleks fo4ea (M)
% ' +
@ulat, batas tegas, 6'9 N &,+
Perdarahan (), eksudat (?)
efleks fo4ea (M)
% ' +
-ekanan bulbus okuli C palpasi C palpasi:erakan bulbus okuli @ebas kesegala arah @ebas kesegala arah
:ambar
1F
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 15/17
3oagulum hifema
9iagnosis kerja Hifema grade 1 9
"ridoplegi 9
9iagnosis banding#njuran terapi -irah baring dengan posisi kepala > & &
-utup mata
#ntikoagulansia
3ortikosteroid
/ikloplegik
#sam amino kaproat
DIS'(SI
@erdasarkan anamnesis didapatkan bah7a pasien merasa mata kanannya menjadi
kabur, nyeri, dan terdapat gumpalan darah di bola mata bagian ba7ah. /ebelumnya mata
kanan pasien terkena lemparan mainan kertas oleh temannya dari arah depan. 9ata yang
diperoleh dari anamnesis menunjukkan bah7a pasien mengalami trauma tumpul pada mata
kanannya. @erdasarkan literatur, kelainan yang terjadi akibat trauma tumpul pada mata bisa berupa
15
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 16/17
kelainan orbita, kelainan kelopak mata, kelainan konjungti4a, kelainan kornea, kelainan bilik mata
depan, kelainan pupil dan iris, kelainan lensa, kelainan fundus, perubahan tekanan bola mata, dan
kelainan gerakan bola mata. Pada kasus ini, berdasarkan kecepatan dan kekuatan trauma, kelainan
yang muncul dapat berupa kelainan konjungti4a, kelainan kornea, kelainan bilik mata depan,
kelainan pupil dan iris, dan kelainan lensa. Pada pemeriksaan fisik ditemukan 4isus mata kanan dan kiri 5'5. Pada refle fundus (M)
mata kanan dan kiri, konjungti4a tarsal, forniks dan bulbi kanan dan kiri tidak hiperemis, kornea
mata kanan dan kiri bening, kamera okuli anterior kanan terdapat koagulum dan hifema di bagian
ba7ah, kamera okuli anterior kiri cukup dalam, pupil kanan midriasis, refleks cahaya (), pupil kiri
C, reflek cahaya (M) iris kanan dan kiri cokloat, rugae (M),lensa mata kanan dan kiri bening. Pada
pemeriksaan funduskopi ditemukan papil optikus bulat, batas tegas, 6'9 &,+, retina perdarahan
tidak ada, eksudat tidak ada, makula refleks fo4ea (M) kanan dan kiri. Pemeriksaan tekanan bulbus
okuli kanan dan kiri C secara palpasi. @erdasarkan data dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan diagnosis kerja hifema :rade 1 mata kanan dan iridoplegi mata kanan.
Pada kasus ini seharusnya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
P-'#P-- untuk mengetahui adanya kelainan 7aktu pembekuan. Penderita ditidurkan dalam
keadaan terlentang dengan posisi kepala diangkat (diberi alas bantal) kurang dari 60°. Hal ini akan
mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita mengevaluasi jumlah
perdarahannya. Selain itu, mata yang terkena trauma ditutup, untuk mengurangi pergerakan mata.
batobatan yang diberikan antara lain antikoagulansia yang berguna untuk menghentikan
perdarahan, kortikosteroid untuk mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan sekunder,
siklopegik untuk , dan asam amino kaproat untuk menstabilkan
pembentukan bekuan darah sehingga menurunkan risiko perdarahan ulang.
Prognosis hifema bergantung pada jumlah darah dalam bilik mata depan. @ila darah sedikit
di dalam bilik mata maka darah ini akan hilang dan jernih dengan sempurna. /edangkan
bila darah lebih dari setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosis buruk yang akan
disertai dengan beberapa penyulit.
3eberhasilan penyembuhan hifema tergantung dari tiga hal, yaitu
1
7/21/2019 CRS Hifema
http://slidepdf.com/reader/full/crs-hifema-56deacb792e79 17/17
Lumlah kerusakan lain akibat hifema pada struktur mata (ruptur koroid, pembentukan scar
makula)
#pakah terjadi hifema sekunder
#pakah terjadi komplikasi akibat hifema seperti glaukoma, bercak darah pada kornea dan
atrofi optikus
3eberhasilan penyembuhan terjadi hampir 2& * pada hifema derajat 1. sementara pada
hifema derajat F angka kesembuhan mencapai +5*.
DAFTA& P(STA'A
1!