csr

161
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009 1 CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN BANK SUMUT KEPADA MASYARAKAT SEKITARNYA (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : AIMI SOLIDEI MANALU NIM : 040200257 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Upload: rexy-anderson-tindagen

Post on 23-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

CSR, Coorporate, Social, Responsibility, dokumen, Coorporate social responsiblity. pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

1

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN BANK SUMUT

KEPADA MASYARAKAT SEKITARNYA (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

AIMI SOLIDEI MANALU NIM : 040200257

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Page 2: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

2

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

YANG DILAKUKAN BANK SUMUT KEPADA MASYARAKAT SEKITARNYA

(Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

AIMI SOLIDEI MANALU NIM : 040200257

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Disetujui Oleh : Ketua Departemen Hukum Ekonomi

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH NIP. 131 570 455

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Dr. Sunarmi, SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Page 3: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus Sang Juru

Selamat Hidup, Bapa Yang Baik, Sahabat Yang Setia, yang tak pernah

meninggalkan, mengecewakan dan yang telah memberikan pengharapan dan

semangat serta kekuatan yang baru ketika hampir putus asa sehingga penulisan

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi yang berjudul: CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN OLEH BANK SUMUT

TERHADAP MASYARAKAT (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan

Imam Bonjol No. 18 Medan) adalah guna memenuhi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis sadar akan ketidaksempurnaan hasil penulisan skripsi ini yang

membawa harapan yang besar pada semua pihak agar dapat memberikan kritik

dan saran yang konstruktif guna menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih

baik dan lebih sempurna lagi, baik dari segi substansi ataupun dari segi cara

penulisannya di masa mendatang.

Secara khusus, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua Penulis, Ayahanda Tercinta Bapak W. Manalu dan Ibunda Tersayang

Mama S. Napitupulu yang telah merawat dan mendidik Penulis untuk menjadi

anak yang beriman dan yang takut akan Tuhan serta telah memberikan perhatian

yang sangat besar, doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tidak ternilai

sehingga Penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan formal hingga

jenjang Strata Satu.

Page 4: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

4

Tak lupa ucapan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof. Dr.

Chairuddin Lubis atas kesempatan berharga yang diberikan untuk dapat

mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan di kampus USU.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M. Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) atas dukungan yang besar

terhadap seluruh mahasiswa/i di lingkungan kampus USU.

3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. MH, selaku Pembantu Dekan I Universitas

Sumatera Utara (USU).

4. Bapak Syarifuddin Hasibuan, SH. M. Hum, DFM selaku Pembantu Dekan

II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

5. Bapak Muhammad Husni, SH. M. H selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M. H selaku Ketua Departemen

Hukum Ekonomi, Guru Besar dan Dosen Hukum Ekonomi serta Dosen

Pembimbing I. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan

dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian

skripsi ini.

7. Ibu Dr. Sunarmi, SH. M. Hum selaku Sekretaris Jurusan Departemen

Hukum Ekonomi, Dosen Hukum Ekonomi serta Dosen Pembimbing II.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan, kritikan, saran,

Page 5: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

5

bimbingan dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat hingga

selesainya penyusunan skripsi ini.

8. Buat saudara-saudaraku K” Sismei, K” Katrin, Naomi, Daniel, El-Ezer,

Deo Doharna…….

9. Buat teman-temanku yang sudah menyemangatiku menyelesaikan skripsi

ini Tomita Sitompul, Friska Sitanggang (Vichenk), Maria Simare-mare,

terima kasih banyak buat dukungannya.

10. Buat Sri Agustina, Duma Natalia, Verawati, Melva Sari, Keke, Happy,

Panataran and all teman-teman Departemen Hukum Ekonomi,

Chiayoooooo….

11. Buat Fitri, Edwina Ira Ginting, Serenity, Delima, Elkana terima kasih

sudah mau menjadi teman yang sangat baik bagiku…….

12. Buat K” Fitri terima kasih sudah mau berulang-ulang kali membuat surat

pengantar risetku………….! Terima kasih ya Kak…….

13. Buat pegawai perpus FH, dan pegawai perpus USU pusat……… tanx.

14. Buat pegawai American Corner yang sudah baik memberikan waktu yang

panjang memakai internetnya…. tanx a lot ya Bang……

Semoga Allah membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang telah

membantu secara tulus dan ikhlas mendapatkan berkat-Nya.

Salam Hormat,

Penulis

Page 6: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

ABSTRAKSI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................ 8

D. Keaslian Penulisan .............................................................. 9

E. Tinjauan Kepustakaan ......................................................... 10

F. Metode Penulisan ................................................................ 12

G. Sistematika Penulisan.......................................................... 15

BAB II CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ............... 18

B. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social

Responsibility (CSR) .............................................................. 23

C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR) .......... 32

D. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)................... 38

E. Community Development Ujung Tombak dari Corporate Social

Responsibility (CSR) ........................................................... 49

Page 7: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

7

BAB III PERANAN PERBANKAN DALAM RANGKA PENGIMPLEMENTASIAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam Undang-Undang Perbankan ...................................... 70

B. Peranan Bank Indonesia dalam Penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) Perbankan di Indonesia ...................... 78

C. Corporate Social Responsibility (CSR) yang Dijalankan

PT. Bank Sumut Sebelum dan Setelah Berlakunya Undang-

Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ..... 99

BAB VI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN OLEH PT. BANK SUMUT TERHADAP MASYARAKAT

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Responsibility

(CSR) Pada PT. Bank Sumut .......................................... 112

B. Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang

Dilakukan PT. Bank Sumut ............................................. 123

C. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

Masyarakat ..................................................................... 129

D. Hambatan dalam Penerapan Corporate Social Responsibility

(CSR) pada Perbankan di Indonesia ................................. 138

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 144

B. Saran ............................................................................... 146

DAFTAR PUSTKA ..................................................................................... 148

Page 8: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

8

LAMPIRAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN OLEH BANK SUMUT TERHADAP MASYARAKAT

(Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

*) Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.H **) Dr. Sunarmi, SH. M. Hum ***) Aimi Solidei Manalu

ABSTRAKSI

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya. Berbagai sektor dituju dalam kegiatan ini, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan bahkan sosial budaya. Saat ini, konsep dan pelaksanaan CSR makin berkembang di Indonesia. Hal ini tentu menggembirakan. Hanya saja pemahaman kalangan dunia usaha tentang konsep CSR masih beragam. Namun yang terpenting, agar masyarakat bisa merasakan hasil yang maksimal dari kegiatan CSR, maka kegiatan itu harus berkelanjutan (suistanable). Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah mengapa CSR perlu diterapkan di Indonesia, dan bagaimana peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian CSR di Indonesia serta apa yang menjadi hambatan dari upaya penerapan CSR pada Perbankan di Indonesia?

Metode penelitian yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan dari buku, majalah, peraturan perundang-undangan dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat hubungannya dengan maksud tujuan daripada penyusunan karya ilmiah ini serta penelitian lapangan (field research), untuk melihat aplikasi dari peraturan perundang-undangan tersebut dengan mengambil lokasi penelitian pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CSR perlu diterapkan di Indonesia karena membawa manfaat kepada perusahaan, masyarakat, lingkungan, dan pemerintah. Baik dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan dalam mensejahterakan seluruh komunitas. Peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian CSR dapat dilihat dengan berbagai program kedermawanan yang dilakukan seperti pemberian beasiswa, bantuan kepada masyarakat miskin maupun program pemberian bantuan kredit kepada perusahaan yang telah melaksanakan CSR dengan baik. Walaupun banyak hambatan yang harus dihadapi dalam upaya penerapan CSR tersebut misalnya kurangnya kesadaran para pengusaha dalam melaksanakan CSR.

Page 9: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

9

*) Dosen Pembimbing I **) Dosen Pembimbing II ***) Mahasiswa Fakultas Hukum USU

Page 10: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat dan alam lingkungan hidup merupakan sumber utama faktor-

faktor produksi terpenting bagi kegiatan dan eksistensi perusahaan. Tanpa

masyarakat dan alam lingkungan hidup, maka perusahaan tidak akan pernah eksis

dan mampu berkembang. Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang karena

adanya faktor-faktor produksi tersebut. Karena itulah perusahaan memiliki

tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

keberadaan masyarakat dan alam lingkungan. Kesetaraan sosial dan ekonomi

seluruh masyarakat akan berpengaruh sangat positif baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta eksistensi perusahaan.

Sebab masyarakat merupakan penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar dari

seluruh hasil produksi perusahaan. Masyarakat yang sejahtera dan memiliki

kesetaraan sosial ekonomi akan mampu menyediakan tenaga kerja yang

berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Pada saat yang sama kesejahteraan

sosial ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk

yang dipasarkan perusahaan.1

Demikian pula halnya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya merupakan prasyarat utama

keberlangsungan operasional suatu perusahaan. Sebab perusahaan tidak pernah

1 http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Page 11: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

11

bisa melepaskan dirinya dari alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan

hidup termasuk masyarakat lokal di sekitar tempatnya berada. Alam lingkungan

yang terjaga kelestarian dan keharmonisannya menjamin kelancaran proses

produksi, termasuk kepastian penyediaan bahan baku. Lingkungan yang rusak

membawa konsekuensi biaya ekonomi yang sangat tinggi, serta memerlukan

waktu panjang untuk proses pemulihannya.2

Terjadinya berbagai bencana alam yang massif dan beruntun di seluruh

wilayah Indonesia, membawa dampak negatif terhadap tingkat kesejahteraan

maupun kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. Bencana alam juga

menimbulkan berbagai kerusakan terhadap alam dan lingkungan hidup, terutama

bencana alam yang disebabkan oleh tingkah laku manusia. Dalam jangka pendek

maupun panjang, dampak negatif bencana alam tersebut akan berpengaruh buruk

pula terhadap keberadaan perusahaan di masa mendatang.

3

Juga akhir-akhir ini kerapkali terjadi kecelakaan dan musibah yang

disebabkan oleh kalangan industri, sehingga menimbulkan stigma industrial di

kalangan masyarakat. Sebagai contoh adalah mengenai kasus lumpur panas

Porong, memang hal ini lebih dikarenakan faktor teknis dan human error yang

telah menjadi trigger untuk kembali menyerukan tanggung jawab kalangan

pebisnis terhadap lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menjadi salah satu

alasan perlunya kesadaran terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) demi

tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan masyarakat

sekitar. Semenjak keruntuhan rezim diktatoriat Orde Baru, masyarakat semakin

2 http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007. 3 http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Page 12: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

12

berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap

perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan

mampu melakukan filterisasi terhadap dunia usaha yang tengah berkembang di

tengah masyarakat ini. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan

usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut

untuk memperoleh capital gain atau profit dari lapangan usahanya, melainkan

mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi--baik material maupun

spiritual--kepada masyarakat dan pemerintah.4

Estimasi versi Bank Dunia jumlah penduduk miskin (dengan pendapatan

kurang dari US$ 2 per hari) di Indonesia mencapai 70 juta jiwa. Sementara

menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Maret 2007 tercatat 37,17 juta jiwa,

atau 16,58% dari total penduduk Indonesia. Pendekatan Corporate Social

Responsibility (CSR) sangat terkait dengan pengurangan tingkat kemiskinan.

Belakangan, Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi isu menarik yang

mulai dibicarakan baik di kalangan masyarakat umum, dunia umum, dunia usaha

maupun di pemerintahan. Kesadaran akan pentingnya penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) telah menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya

kepedulian masyarakat terhadap produk-produk yang ramah lingkungan (green

product) dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-

prinsip hak azasi manusia (HAM).

5

Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia semakin

kompleks. Anggaran yang kecil serta konsentrasi pemerintah yang tersedot ke

4 http://yesalover.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008. 5 http://www.mbipb.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008.

Page 13: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

13

beberapa persoalan, menyebabkan pemerintah tidak akan mampu mengatasinya

seorang diri. Karenanya kemitraan dan kerja sama antara pemerintah dengan

berbagai elemen bangsa khususnya dengan dunia usaha melalui program

Corporate Social Responsibility (CSR) perlu ditingkatkan. Sekecil apapun bentuk

kedermawanan perusahaan akan sangat berarti dalam membantu pemerintah dan

masyarakat. Terlebih bila dilakukan secara berkesinambungan dan dikelola

dengan baik.6

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep dimana

perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi kepada

masyarakat dengan yang lebih baik lagi dan lingkungan yang lestari. Tanggung

jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah merupakan

suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan

adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang

saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR) berhubungan erat dengan “pembangunan

berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam

melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya

berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau deviden

melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat

ini maupun untuk jangka panjang.

7

6 Yusuf Wibisono, Membedakan Konsep dan Aplikasi CSR, (Gersik: Fascho Publishing,

2007), hal. xiii. 7 http://id.wikipedia.org/wiki/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Page 14: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

14

Konstitusi telah mengamanatkan pemerintah termasuk pemerintah daerah

terkait penanggulangan kemiskinan, akan tetapi penanggulangan kemiskinan ini

juga menjadi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility). Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekedar bagian

kecil dari praktik good governance, namun lebih dari itu, merupakan bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjawab semua kebutuhan atau

permasalahan masyarakat.8

Kini, saatnya perusahaan memberikan perhatian yang semakin serius

terhadap masalah tersebut. Perusahaan tidak bisa bertindak egois dalam

menjalankan roda usahanya dengan hanya mengejar profit semata. Karena,

sebagai entitas bisnis perusahaan tidak bisa mempedulikan masyarakat dan

lingkungannya. Perusahaan memang mesti bertindak sebagai good citizen yang

merupakan tuntutan dari good business ethics. Memang profit merupakan tujuan

utama bagi perusahaan, sebagaimana gagasan Milton Friedman: the business of

business is business. Namun masyarakat dan lingkungan juga merupakan aspek

penting bagi keberlanjutan usahanya.

9

Tiga aspek inilah, yang mesti disadari dan dijaga keseimbangannya oleh

para pelaku bisnis agar usahanya bisa berkelanjutan. Upaya untuk tetap terus

menjaga dan meningkatkan sustainability korporasi ini menjadi penting, agar

perusahaan bisa mendatangkan manfaat sebesar-besarnya tidak saja kepada para

shareholder namun juga kepada stakeholders. Upaya perusahaan dalam

meningkatkan peran tersebut memerlukan sinerji multipihak yang solid, terutama

8 http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008. 9 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 152.

Page 15: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

15

dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan

perannya dalam mendukung tumbuh kembangnya penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) di tanah air. Setidaknya pemerintah diharapkan mampu

menyediakan iklim yang kondusif, mampu memberikan jaminan keamanan,

menunjukkan keseriusannya dalam praktik Good Corporate Governance (GCG)

atau bahkan dapat memberikan apresiasi kepada pelaku Corporate Social

Responsibility (CSR). Peran masyarakat, terutama komunitas lokal juga sangat

menentukan dalam upaya perusahaan untuk memperoleh rasa aman dan

kelancaran dalam berusaha. Karenanya, upaya-upaya untuk meningkatkan

keterlibatan mereka perlu mendapat dukungan yang semestinya.

Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan menjadi

pelajaran yang sangat berharga bagi pelaku usaha untuk memberikan perhatian

yang lebih baik terhadap penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).

Dengan demikian, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) secara

konsisten merupakan suatu tantangan sekaligus kesempatan bagi pelaku usaha,

terutama untuk membangun corporate value di mata stakeholdersnya sehingga

korporasi bisa tetap sustain.10

10 Ibid., hal. 153.

Kesadaran mengenai penting dan strateginya upaya

untuk meningkatkan kualitas penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

memang memerlukan waktu yang tidak pendek dan melalui proses yang tidak

sederhana. Kesungguhan dan komitmen dari dunia usaha dan masing-masing

stakeholders memegang peranan penting.

Page 16: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

16

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) seharusnya tidak

dianggap sebagai cost semata, melainkan juga sebuah investasi jangka panjang

bagi perusahaan bersangkutan. Perusahaan mesti yakin, bahwa ada korelasi positif

antara pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan meningkatnya

apresiasi dunia internasional maupun domestik terhadap perusahaan

bersangkutan.11

Ada berbagai penafsiran tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak

diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya

melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi

sekedar public relations.

Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility (CSR) yang

sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya

mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang

saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain

yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-

kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam Corporate Social

Responsibility (CSR) ini antara lain adalah tata laksana perusahaan (corporate

governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan

akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan

perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy).

12

11 http://goodcsr.wordpress.com/, terkhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008 12 Chrysanti Hasibuan-Sedyono, “Etika Bisnis Corporate Social Responsibility (CSR) dan

PPM”, http://goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Page 17: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

17

B. Perumusan Masalah

Agar tidak menjadi bias dan melebarnya pembahasan dalam skripsi ini

maka perlu untuk mengangkat permasalahan yang dijadikan sebagai landasan atau

acuan dari pokok materi penulisan sehingga suatu kesimpulan dapat diperoleh.

Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa Corporate Social Responsibility (CSR) perlu untuk diterapkan di

Indonesia?

2. Bagaimana peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian Corporate

Social Responsibility (CSR) di Indonesia?

3. Apa yang menjadi hambatan dari upaya penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perlunya penerapan Corporate Social Responsibility

(CSR) diterapkan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian

Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia.

Page 18: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

18

3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Perbankan dari upaya

penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah

dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan

pandangan baru terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) terutama

dalam penerapannya.

2. Secara Praktis

Pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi masukkan

bagi pembaca, khususnya dunia perusahaan yang berhubungan langsung

dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut

kemudian dapat mengimplementasikan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan dengan sebaik-baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi

perusahaan, bagi pemerintah, bagi masyarakat maupun bagi kelestarian

lingkungan.

D. Keaslian Penulisan

“Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut

Terhadap Masyarakat (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam

Bonjol No. 18 Medan)” yang diangkat menjadi judul skripsi belum pernah ditulis

di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada terdapat judul yang

Page 19: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

19

hampir sama dengan yang ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda.

Penulis menyusunnya melalui bahan-bahan referensi buku-buku, media cetak dan

elektronik, serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian skripsi

ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Menurut Schermerhon (1993) defenisi Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-

cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan

publik eksternal.13 Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah

pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi

bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan

(stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.14

Corporate Social Responsibility (CSR) belum memiliki pengertian yang

tunggal. Defenisi dari Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri telah

dikemukakan oleh bapak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukakan

oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefenisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai:”A business acts in socially responsible manner

when its decision and account for and balance diverse stakeholders interest”.

Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang

terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan

13 John R. Schermerhon, Management for Productivity, (New York: John Wiley and Son,

1993), hal. 42. 14 Mu’man Nuryana, “Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan”, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal 5 Desember 2005.

Page 20: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

20

dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial

bertanggung jawab.15

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

adalah sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan

lebih dari 120 multinational company yang berasal lebih dari 30 negara itu, dalam

publikasinya Making Good Business Sense mendefenisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai:

”Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life of the workforce and

their families as well as of the local community and society at large”. Maksudnya

adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan

dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

16

Versi lain mengenai defenisi Corporate Social Responsibility (CSR)

dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai: “The commitment of business to

contribute to sustainable economic development working with employees and

their representatives the local community and society at large to improve quality

of life, in ways that are both good for business and good for development”. Yang

artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi

15 A. B. Susanto, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: The Jakarta Consulting

Group, 2007), hal. 21. 16 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7.

Page 21: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

21

terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua

pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang

bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun

masyarakat umum.17

Penjelasan atas Pasal 15 (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung jawab sosial

perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan

penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan

sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.

18

F. Metode Penulisan

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan supaya dapat lebih

terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan

yang digunakan antara lain:

1. Jenis Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitian Hukum Normatif

yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan

hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder. Sedangkan yang

bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadangkala dilakukan

dengan melakukan suatu survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi

yang dapat mendukung teori yang telah ada.

17 Daniel Prakosa, “CSR for Better Life a Learning Forum Series”, Disampaikan pada Seminar Indonesia Business Links Resource Center for Corporate Citizenship, di Hotel Grand Angkasa, Medan tanggal 31 Agustus 2007, hal 7.

18 Penjelasan atas Pasal 15 butir (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Page 22: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

22

2. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara dengan

informan yang berasal dari pihak PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam

Bonjol No. 18 Medan dan pihak-pihak yang terkait.

b. Data Sekunder

Data-data sekunder tersebut, meliputi:19

1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan

terdiri dari:

a. Norma/kaidah dasar, yaitu: Pembukaan UUD 1945

b. Peraturan dasar:

1. Batang Tubuh UUD 1945

2. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

c. Peraturan Perundang-undangan:

1. Undang-Undang dan peraturan yang setaraf,

2. Peraturan Pemerintah dan peraturan yang setaraf,

3. Keputusan Presiden dan keputusan yang setaraf,

4. Keputusan Menteri dan keputusan yang setaraf,

5. Peraturan-peraturan Daerah.

d. Bahan Hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti Hukum Adat.

19 Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), hal. 31-32.

Page 23: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

23

e. Yurisprudensi

2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-Undang

(RUU), hasil-hasil penelitian, atau pendapat para pakar hukum.

3. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus (hukum), ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan

data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun

dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak

maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan

perundang-undangan.

2. Penelitian Lapangan (Fields Research), yaitu suatu pengumpulan data

dengan cara terjun ke lapangan guna memperoleh data-data yang

diperlukan, dan data yang diperoleh itu disebut dengan data primer. Dalam

penelitian ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara (interview)

adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to-face), seketika

seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

Page 24: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

24

dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan

masalah penelitian kepada seorang responden.20

4. Analisis Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara

perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode

deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan,

sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai

sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh

kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah, maka pembahasannya harus diuraikan

secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan

adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang

saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

adalah:

BAB I : Berisikan Pendahuluan yang merupakan pengantar yang di

dalamnya terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi,

Perumusan Masalah kemudian dilanjutkan dengan Tujuan dan

Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penulisan, yang kemudian diakhiri oleh Sistematika

Penulisan.

20 Ferd. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada

University Press, Cetakan Kelima, 1996), hal. 770.

Page 25: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

25

BAB II : Merupakan bab yang membahas tentang Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam Hukum Perusahaan di Indonesia,

dimana di dalamnya diuraikan Pengertian tentang Corporate

Social Responsibility (CSR), Latar Belakang dan Perkembangan

Corporate Social Responsibility (CSR), Dasar Hukum Corporate

Social Responsibility (CSR), Manfaat Corporate Social

Responsibility (CSR).

BAB III : Merupakan bab yang membahas Peranan Perbankan dalam

Rangka Pengimplementasian Corporate Social Responsibility

(CSR) di Indonesia, dimana di dalamnya diuraikan, Pengaturan

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Undang-Undang

Perbankan, Peranan Bank Indonesia dalam Penerapan Corporate

Social Responsibility (CSR) di Indonesia, Corporate Social

Responsibility (CSR) yang Dijalankan Bank Sumut Sebelum dan

Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

BAB IV : Merupakan bab yang membahas mengenai Hambatan dari Upaya

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada

Perbankan di Indonesia, dimana di dalamnya diuraikan gambaran

umum tentang Pedoman Implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Bank Sumut, Bentuk Corporate

Social Responsibility (CSR) yang Dilakukan Bank Sumut,

Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

Page 26: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

26

Masyarakat, Hambatan dalam Penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia.

BAB V : Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah

dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi

perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) di Indonesia dan orang-orang yang membacanya.

Page 27: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

27

BAB II

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) secara etimologis diterjemahkan

sebagai “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. Dalam konteks lain, Corporate

Social Responsibility (CSR) kadang juga disebut sebagai “Tanggung Jawab Sosial

Korporasi” atau “Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha (Tansodus)”.21 Dalam

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74,

Corporate Social Responsibility (CSR) disebutkan dengan istilah “Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan”, walaupun tidak dijelaskan lebih lanjut pengertian

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tersebut. Namun menurut A.B. Susanto

dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, defenisi

dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan lebih menitikberatkan kepada

pengembangan komunitas (Community Development).22

Menurut Schermerhon (1993) defenisi Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-

cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan

publik eksternal.

23

21 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 8. 22 A. B. Susanto, Op. cit., hal. vii. 23 John R. Schermerhon, Loc. cit.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah

pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi

Page 28: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

28

bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan

(stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.24

Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering

diidentikkan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain

Pemberian/Amal Perusahaan (Corporate Giving/Charity), Kedermawanan

Perusahaan (Corporate Philanthropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan

(Corporate Community/Public Relation), dan Pengembangan Masyarakat

(Community Development). Keempat nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi

atau pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam konteks Investasi

Sosial Perusahaan (Corporate Social Invesment/Investing) yang didorong oleh

spektrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga “pemberdayaan”.

25

Corporate Social Responsibility (CSR) belum memiliki pengertian yang

tunggal. Defenisi dari Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri telah

dikemukakan oleh bapak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukakan

oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefenisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai:”A business acts in socially responsible manner

when its decision and account for and balance diverse stakeholders interest”.

Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang

terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan

24 Mu’man Nuryana, “Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan”, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal 5 Desember 2005. 25 Briliant dan Rice, Influencing Corporate Philanthropy dalam Cary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace (New York: Springer Publishing Co.) hal. 299 (dalam Sunarmi, Implementasi CSR dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Toba Samosir, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2007), hal. 7).

Page 29: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

29

dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial

bertanggung jawab. Sedangkan komisi Eropa membuat defenisi yang lebih

praktis, yang pada galibnya bagaimana perusahaan yang secara sukarela memberi

kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang

lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan

yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada

peningkatan kualitas perusahaan (profit); masyarakat, khususnya komunitas

sekitar ( people); serta lingkungan hidup (planet earth).26

The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

adalah sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan

lebih dari 120 multinational company yang berasal lebih dari 30 negara itu, dalam

publikasinya Making Good Business Sense mendefenisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai:

“Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life of the workforce and

their families as well as of the local community and society at large”. Maksudnya

adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan

dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

27

Versi lain mengenai defenisi Corporate Social Responsibility (CSR)

dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang

26 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 21-22. 27 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7.

Page 30: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

30

Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai: “The commitment of business to

contribute to sustainable economic development working with employees and

their representatives the local community and society at large to improve quality

of life, in ways that are both good for business and good for development”. Yang

artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi

terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua

pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang

bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun

masyarakat umum.28 Sementara itu sejumlah negara juga mempunyai defenisi

tersendiri mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Uni Eropa (EU

Green Paper on CSR) mengemukakan bahwa: “CSR is a concept where by

companies integrate social and environmental concerns in their business

operations and their interaction with their stakeholders on a voluntary basic”.29

Menurut defenisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group,

tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar

(eksternal) perusahaan. Ke dalam, maksudnya tanggung jawab ini diarahkan

kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti

diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang

dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan oleh

karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta

pertumbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan

mengalami peningkatan. Oleh karenanya perusahaan harus berjuang keras agar

28 Daniel Prakosa, Loc cit. 29 Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7-8.

Page 31: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

31

memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa mencari

peluang bagi pertumbuhan di masa depan. Di samping kepada pemegang saham,

tanggung jawab sosial ke dalam ini juga diarahkan kepada karyawan. Karenanya

hanya dengan kerja keras, kontribusi, serta pengorbanan merekalah perusahaan

dapat menjalankan berbagai macam aktivitasnya serta meraih kesuksesan. Oleh

karenanya perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta

memberikan peluang pengembangan karier bagi karyawannya. Tentu saja

hubungan antara perusahaan dengan karyawan ini harus didasarkan pada prinsip

hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial). Artinya perusahaan

harus memberikan kompensasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan,

namun di lain pihak karyawan pun dituntut untuk memberikan kontribusi yang

maksimal bagi kemajuan perusahaan.30

Ke luar, maksudnya tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran

perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan

kesejahteraan karyawan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan

bagi kepentingan generasi mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Oleh karenanya perusahaan harus dikelola dengan sebaik-

baiknya sehingga mampu meraih laba yang maksimal. Demi kelancaran aktivitas

perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan membutuhkan banyak

tenaga kerja. Seiring dengan tumbuh kembangnya perusahaan, kebutuhan akan

tenaga kerja ini akan mengalami peningkatan. Perusahaan berkewajiban untuk

ikut berpartisipasi menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Lapangan kerja

30 A. B. Susanto, Op.cit., hal. 22-23.

Page 32: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

32

akan semakin banyak tersedia manakala perusahaan tumbuh dan berkembang.

Oleh karenanya perusahaan berkewajiban untuk selalu mencari peluang-peluang

baru bagi pertumbuhan, tentu saja dengan tetap mempertimbangkan faktor

keuntungan dan tingkat pengembalian finansial yang optimal. Perusahaan juga

memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan

maupun yang tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara

kualitas lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup

masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun untuk

generasi penerus.31

B. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) yang kini marak

diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis

dalam rentang waktu yang cukup panjang. Konsep ini tidak lahir begitu saja, ada

beberapa tahapan sebelum gemanya lebih terasa. Pada saat industri berkembang

setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan

dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka. Mereka memandang

bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan

lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan

pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat

tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang

31 Ibid., hal. 24-25.

Page 33: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

33

diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial.

Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan

masyarakat sekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga

memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya

lingkungan di sekitar operasi perusahaan.32

Adanya revolusi industri telah menyebabkan masalah tanggung jawab

perusahaan menjadi fokus yang tajam. Ini merefleksikan kekuatan industri baru

untuk membentuk kembali hubungan yang sudah kuno. Feodal, klan, rumpun,

atau sistem otoritas yang berlandaskan kekeluargaan dan teknologi memberi

kekuasaan yang besar dan kekayaan pada “perusahaan”. Tanah harus dibagi-bagi

kembali dan kota-kota dibangun. Kekuatan mesin yang melebihi manusia

meningkatkan masalah tanggung jawab dan moralitas.

33

Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep Corporate

Social Responsibility (CSR) yang paling primitif: kedermawanan yang bersifat

karitatif

34

32 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 3-4.

33 Tom Canon, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1995), hal. 2. 34 Kegiatan karitatif merupakan suatu kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat. Maksudnya suatu kegiatan yang ditujukan untuk membangun, memajukan dan mendukung kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat masyarakat sekitar.

. Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility)

telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode

Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para

pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan

kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa

hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin

Page 34: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

34

penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung

di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.35

Literatur-literatur awal yang membahas Corporate Social Responsibility

(CSR) pada tahun 1950-an menyebut Corporate Social Responsibility (CSR)

sebagai Social Responsibility (SR bukan CSR). Tidak disebutkannya kata

corporate dalam istilah tersebut kemungkinan besar disebabkan pengaruh dan

dominasi korporasi modern belum terjadi atau belum disadari. Buku karangan

Howard R. Bowen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman dapat

dianggap sebagai tonggak bagi Corporate Social Responsibility (CSR) modern.

Dalam buku itu Bowen memberikan definisi awal dari Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai: “… obligation of businessman to pursue those

policies, to make those decision or to follow those line of action wich are

desirable in term of the objectives and values of our society”. Walaupun judul dan

isi buku Bowen bias gender (hanya menyebutkan businessman tanpa

mencantumkan businesswoman), sejak penerbitan buku tersebut definisi

Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan Bowen memberikan

pengaruh besar kepada literatur-literatur Corporate Social Responsibility (CSR)

yang terbit setelahnya. Sumbangsih besar pada peletakan pondasi Corporate

Social Responsibility (CSR) tersebut membuat Bowen pantas disebut sebagai

Bapak CSR.

36

35Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”,

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007. 36Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”,

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.

Page 35: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

35

Dalam artikelnya, Craig Smith memberikan beberapa ulasan singkat dalam

sejarah yang menjadi tolak ukur perubahan atau evolusi atas pandangan

perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) di Amerika Serikat.

Sekitar tahun 1950-an, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang menarik

segala restriksi hukum dan menyatakan tidak berlaku segala aturan tidak tertulis

yang menghalangi keterlibatan perusahaan dalam isu-isu sosial. Sehingga, pada

tahun 1960-an dengan telah ditariknya halangan-halangan tersebut di atas,

perusahaan-perusahaan mulai merasakan adanya tekanan atas diri mereka untuk

menunjukkan tanggung jawab sosial mereka, dan banyak perusahaan yang mulai

mendirikan in-house foundations atau unit khusus untuk menangani hal ini.37

Gema Corporate Social Responsibility (CSR) semakin terasa pada tahun

1960-an saat dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang

Dunia II, dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Pada waktu itu

persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan

mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Persoalan ini

telah mendorong berkembangnya beragam aktivitas yang terkait dengan

pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorong berkembangnya

sektor produktif dari masyarakat.

38

37 Bismar Nasution, “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial”, Disampaikan pada

Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, diselenggarakan oleh Komisi Hak Asasi Manusia, Riau: Pekanbaru tanggal 23 Februari 2008, hal. 6.

38 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 4.

Pada tahun 1960-an banyak usaha dilakukan

untuk memberikan formalisasi definisi Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu akademisi Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkenal pada

masa itu adalah Keith Davis. Davis dikenal karena berhasil memberikan

Page 36: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

36

pandangan yang mendalam atas hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis.

Davis mengutarakan “Iron Law of Responsibility” yang menyatakan bahwa

tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka

miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate with their

social power).39

Gema Corporate Social Responsibility (CSR) pada dekade itu juga

diramaikan oleh terbitnya buku legendaris yang berjudul “Silent Spring”. Di

dalam buku ini untuk pertama kalinya persoalan lingkungan diwacanakan dalam

tataran global. Penulis buku itu, Rachel Carson, yang merupakan seorang ibu

rumah tangga biasa, mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa betapa

mematikannya pestisida bagi lingkungan dan kehidupan. Melalui karyanya itu

sepertinya ia ingin menyadarkan bahwa tingkah laku korporasi mesti dicermati

sebelum berdampak menuju kehancuran. Sejak itu, perhatian terhadap

permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian yang kian

luas.

40

Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam

“The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1996. Pandangan

Thurow pun tak kalah tajamnya. Menurutnya, kapitalisme--yang menjadi

mainstream saat itu--tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun juga

memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya

disebut sustainable society. Thurow memang agak pesimistis bahwa konsep itu

39Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”,

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007. 40Yusuf Wibisono, Loc.cit.

Page 37: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

37

diimplementasikan. Namun demikian, perilaku karitatif sudah banyak digelar oleh

korporasi.41

Pada tahun 1970-an, banyak perusahaan yang cenderung menyokong isu-

isu sosial yang paling tidak terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong

beraneka ragam isu sosial (tidak terpaku hanya satu), dan bentuk tanggung jawab

sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain yang terpisah dari

perusahaan.

42 Pada dasawarsa 1970-an, terbitlah “The Limits to Growth”. Buku

yang hingga kini terus diperbaharui itu merupakan hasil pemikiran para

cendikiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini mengingatkan

kepada masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan

daya dukung. Sementara di sisi lain, manusia bertambah secara eksponensial.

Karenanya, eksploitasi alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya

pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.43

Tahun 1971, Committee for Economic Development (CED) menerbitkan

Social Responsibilities of Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap

sebagai code of conduct bisnis tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan

usaha memiliki tujuan dasar untuk memberikan pelayanan yang konstruktif untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. CED merumuskan Corporate

Social Responsibility (CSR) dengan menggambarkannya dalam lingkaran

konsentris. Lingkaran dalam merupakan tanggungjawab dasar dari korporasi

untuk penerapan kebijakan yang efektif atas pertimbangan ekonomi (profit dan

41 Ibid., hal. 5. 42 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 7. 43 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 5.

Page 38: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

38

pertumbuhan); Lingkaran tengah menggambarkan tanggung jawab korporasi

untuk lebih sensitif terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang berlaku dalam

menentukan kebijakan mana yang akan diambil; Lingkaran luar menggambarkan

tanggung jawab yang mungkin akan muncul seiring dengan meningkatnya peran

serta korporasi dalam menjaga lingkungan dan masyarakat.44

Sejalan dengan bergulirnya wacana tentang kepedulian lingkungan,

kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan

philanthropy serta Community Development (CD). Pada dasawarsa ini, terjadi

perpindahan penekanan dari fasilitas dan dukungan pada sektor-sektor produktif

ke arah sektor-sektor sosial. Latar belakang perpindahan ini adalah kesadaran

bahwa peningkatan produktivitas hanya akan dapat terjadi manakala variabel-

variabel yang menahan orang miskin tetap miskin, misalnya pendidikan dan

kesehatan dapat dibantu dari luar. Berbagai program populis kemudian banyak

dilakukan seperti penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, air

bersih dan banyak lagi kegiatan sejenisnya.

45

Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep

filantropisnya ke arah Community Devekopment. Intinya kegiatan kedermawaan

yang seperti Robin Hood semakin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat

misalnya pengembangan kerja sama, memberikan ketrampilan, pembukaan akses

pasar, hubungan inti-plasma, dan sebagainya.

46

44Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”,

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007. 45Yusuf Wibisono, Loc.cit. 46Ibid., hal. 6.

Pada tahun 1980-an, juga telah

semakin banyak perusahaan yang menyokong isu-isu sosial yang paling tidak

Page 39: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

39

terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong beraneka ragam isu sosial,

dan bentuk tanggung jawab sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain

yang terpisah dari perusahaan. Hal ini dapat dilihat dalam kasus Exxon Valdez Oil

Spill (tumpahan minyak Exxon) pada tahun 1989.47

Dalam artikel yang berjudul Dimensions of Corporate Social

Performance, S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi

yang dikenal dengan social obligation, social responsibility, dan social

responsiveness. Menurut Sethi, social obligation adalah perilaku korporasi yang

didorong oleh kepentingan pasar dan pertimbangan-pertimbangan hukum. Dalam

hal ini social obligation hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja.

Social responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan

pada aspek ekonomi dan hukum saja tetapi menyelaraskan social obligation

dengan norma, nilai dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial.

Social responsiveness merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat

mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness merupakan

tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat disimpulkan bahwa

social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat anjuran dan social

responsiveness bersifat preventif. Dimensi-dimensi kinerja sosial (social

performance) yang dipaparkan Sethi juga mirip dengan konsep lingkaran

konsentris yang dipaparkan oleh CED.

48

47Bismar Nasution, Loc. cit. 48Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”,

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.

Page 40: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

40

Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam

pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholders maupun

pendekatan civil society. Beragam pendekatan tersebut telah mempengaruhi

praktik Community Development. Community Development menjadi suatu

aktivitas yang lintas sektoral karena mencakup baik aktivitas produktif maupun

sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan

berbagai pihak.49 Pada tahun 1990-an ini, cara pandang pun berubah dimana

Corporate Social Responsibility (CSR) suatu perusahaan tidak hanya diarahkan

untuk turut mencapai sasaran-sasaran bisnis perusahaan, tetapi perseroan tersebut

juga harus menyokong kegiatan-kegiatan dengan memanfaatkan keahlian dalam

bidang pemasaran (marketing expertise), bantuan teknis perseroan (technical

assistance), dan sukarelawan dari kalangan pegawai.50

Pada tataran global tahun 1992 diselenggarakan KTT yang diadakan di

Rio de Jenairo, Brazil ini menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan

(sustainable development) yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup,

pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang mesti dilakukan. Terobosan

besar dalam konteks Corporate Social Responsibility (CSR) ini dilakukan oleh

John Elkington melalui konsep “3P” (profit, people dan planet) yang dituangkan

dalam bukunya “Cannibals with Forks, The Tripple Bottom Line of Twentieth

Century Business” yang dirilis pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika

perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya

profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada

49 Yusuf Wibisono, Loc.cit. 50 Bismar Nasution, Loc.cit.

Page 41: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

41

masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).

Gaung Corporate Social Responsibility (CSR) kian bergema setelah

diselenggarakannya World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun

2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak saat inilah defenisi Corporate Social

Responsibility (CSR) mulai berkembang.51

C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal

74 ayat (1), (2), (3), dan (4);

2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal

15 (b) dan Pasal 34;

3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada bagian menimbang butir b, c, d, Pasal 1 butir 1, 2, 3, 14, 24, dan Pasal 3,

Pasal 4, Pasal 6;

Pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada Pasal 74

yang menyebutkan:52

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

51 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 6-7. 52 Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Page 42: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

42

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Penjelasan atas Pasal 74 ayat (1) lebih lanjut menerangkan bahwa

ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya

mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan

“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber

daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan yang tidak memanfaatkan

sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan

sumber daya alam.53

Penjelasan atas Pasal 74 ayat (3) lebih lanjut menerangkan bahwa yang

dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan

53 Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Page 43: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

43

perundang-undangan yang terkait. Sedangkan penjelasan atas Pasal 74 ayat (2)

dan (4) adalah cukup jelas.

Pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada:54

1. Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban:

a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;

b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan

menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;

d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha

penanaman modal; dan

e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pasal 34

(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15

dapat dikenai sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan usaha;

c. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau

d. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

54 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Page 44: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

44

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh

instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan

dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Penjelasan atas Pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung

jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat

setempat.55

Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

dilihat pada:

56

1. Menimbang butir b

Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan

kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945

dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu

dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup berdasarkan kebijakan nasional yang terpadu menyeluruh dengan

memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan;

55 Penjelasan atas Pasal 15 butir (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. 56 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 45: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

45

2. Menimbang butir c

Bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk

melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi,

selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;

3. Menimbang butir d

Bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka

pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup harus

didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran

masyarakat dan perkembangan lingkungan global dan serta perangkat hukum

internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

4. Pasal 1 butir 1

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan

dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.

5. Pasal 1 butir 2

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,

pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup.

6. Pasal 1 butir 3

Page 46: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

46

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya

sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber

daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,

kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

7. Pasal 1 butir 14

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan yang berkelanjutan.

8. Pasal 1 butir 24

Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang, dan/atau badan

hukum.

9. Pasal 3

Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung

jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

10. Pasal 4

Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:

a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan

lingkungan hidup;

Page 47: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

47

b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang

memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;

c. tercapainya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;

f. terlindungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak

usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

11. Pasal 6

(1) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup

serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup.

(2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban

memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan

lingkungan hidup.

D. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Masih banyak kalangan yang memandang Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai program yang tidak profitable sehingga tak urung Corporate

Social Responsibility (CSR) akan menjadi beban dan tuntutan semata, akan tetapi

seharusnya merupakan komitmen yang dilakukan pemerintah dan perusahaan

untuk peduli dan berupaya aktif memberi solusi konkrit atas kompleksnya

permasalahan sosial di tengah masyarakat Indonesia. Fokus Corporate Social

Page 48: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

48

Responsibility (CSR) adalah bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat

hingga akhirnya muncul kemapanan masyarakat untuk mengatasi permasalahan

sosial.57

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan

perhatiannya kepada 3 (tiga) hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat.

Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang

saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai

pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak

kepada pemerintah. Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada

lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha

pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia

dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas

manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya sekedar

memberikan bantuan kepada korban bencana, namum juga berpartisipasi dalam

usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana

melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk

meminimalisir bencana.

58

Di Amerika Serikat beredar wacana bahwa apabila suatu perusahaan

berpartisipasi dalam isu-isu sosial, tidak hanya perusahaan tersebut akan kelihatan

baik di mata para konsumen, investor, dan analis keuangan, tetapi perusahaan

57 http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008. 58 A. B. Susanto, Op. cit, hal. 26-27.

Page 49: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

49

tersebut akan memiliki reputasi yang baik di mata Congress, atau bahkan di dalam

ruang pengadilan apabila terlibat dalam suatu perkara.59

Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan

aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan

kompetensi yang dimiliki diberbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini

pada gilirannya diharapkan akan mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas

hidup masyarakat. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial yang dijalankan,

perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun

juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

60 Tanggung jawab

sosial atau perusahaan berarti menunjukkan, kepada orang miskin, kesalahan jalan

mereka atau memberikan jembatan emas untuk peningkatan diri mereka.61

Menurut A. B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat

yang dapat diperoleh dari aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), antara

lain sebagai berikut:

62

1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima

perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara

konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah

merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya. Corporate

Social Responsibility (CSR) akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam

rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Manakala

59 Bismar Nasution, Op. cit, hal. 8.

60 A. B. Susanto, Op. cit, hal. 27-28. 61 Tom Canon, Op. cit, hal. 12.

62 A. B. Susanto, Op. cit, hal. 28-31.

Page 50: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

50

terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan melakukan perilaku

serta praktik-praktik yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan

pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela

tempat institusi-institusi mereka bekerja.

2. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berfungsi sebagai pelindung dan

membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu

krisis. Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan

ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami

dan memanfaatkannya. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen

consumer goods yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya

dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten

dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat

memaklumi dan memaafkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas

dan kinerjanya.

3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga

bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara

konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka

merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan.

Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.

4. Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan secara konsisten

akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan

Page 51: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

51

dengan para stakeholdersnya. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian

terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya

berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan

para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan

dengan perusahaan.

5. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search

Worldwide konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan

oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya

sehingga memiliki reputasi yang baik.

6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus

lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat

lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.

Manfaat perusahaan mempraktikkan Corporate Social Responsibility

(CSR) yang baik yaitu manfaat yang pertama adalah untuk merajut dan

membangun reputasi perusahaan (corporate reputation). Tidak ada yang lebih

membahagiakan bagi para pelaku bisnis selain mendapati kenyataan bahwa

perusahaannya memiliki reputasi yang positif di mata masyarakat dan para

pelanggannya.

Manfaat yang kedua yang bisa dipetik dari praktik Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah tumbuhnya rasa kebanggaan (sense of pride) dari

segenap karyawan perusahaan tersebut. Sebuah kebanggaan bahwa perusahaan

tempatnya bekerja tidak hanya digerakkan oleh profit motif semata, namun juga

Page 52: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

52

didorong oleh keinginan untuk mempersembahkan something beyond just money.

Sebuah kebanggaan bahwa perusahaannya juga ikut berikhtiar untuk meringankan

beban saudara-saudaranya yang diderita kemalangan. Dan rasa bangga akan

kiprah perusahaan ini dalam jangka panjang akan mampu melentikkan spirit dan

dedikasi para karyawan untuk juga mempersembahkan yang terbaik.63

Manfaat bagi perusahaan yang telah melakukan Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan baik dan sepenuh hati menurut Yusuf Wibisono

adalah:

64

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.

Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun

sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image

positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non-finansial utama bagi

perusahaan bagi stakeholdersnya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan

untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.

2. Layak mendapatkan social lincene to operate.

Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.

Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti

dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan. Sehingga

imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan

perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi

program Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan menjadi bagian

63 http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November

2007 64 A. B. Susanto, Op. cit, hal. 78.

Page 53: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

53

dari asuransi sosial (social insurance) yang akan menghasilkan harmoni dan

persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.

3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

Mengelola risiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan

merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan mesti

menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti

akan menjadi bom waktu yang dapat memicu risiko yang tidak diharapkan.

Misalnya disharmoni dengan stakeholders hingga pembatalan atau

pemberhentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan

reputasi bahkan kinerja perusahaan. Bila hal itu terjadi, maka di samping

menanggung opportunity loss, perusahaan juga mesti mengeluarkan biaya

yang mungkin justru berlipat besarnya dibanding biaya untuk

mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR). Karena itu,

menempuh langkah antisipatif dan preventif melalui penerapan Corporate

Social Responsibility (CSR) merupakan upaya investatif yang dapat

menurunkan risiko bisnis perusahaan.

4. Melebarkan akses sumber daya.

Track record yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat

membantu untuk memuluskan jalan melaju sumber daya yang diperlukan

perusahaan.

Page 54: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

54

5. Membentangkan akses menuju market (pasar).

Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility

(CSR) ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar yang

terbuka lebar. Termasuk di dalamya akan memupuk loyalitas konsumen dan

menembus pangsa pasar baru. Sudah banyak bukti akan resistensi konsumen

terhadap produk-produk yang tidak comply pada aturan dan tidak tanggap

terhadap isu sosial dan lingkungan.

6. Mereduksi biaya.

Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan yang

didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari

penerapan program tanggung jawab sosialnya. Yang mudah dipahami adalah

upaya untuk mereduksi limbah melalui proses recycle (daur ulang) ke dalam

siklus produksi. Di samping mereduksi biaya, proses ini tentu juga mereduksi

buangan ke luar sehingga menjadi lebih aman.

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) tentunya akan

menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Nuansa seperti itu

dapat membentangkan karpet merah bagi terbentuknya trust kepada

perusahaan.

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator.

Perusahaan yang menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR)

pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban pemerintah

sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggung jawab

Page 55: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

55

utama untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa

bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk

menanggung beban tersebut.

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.

Kesejahteraan yang diberikan para pelaku Corporate Social Responsibility

(CSR) umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang

dibebankan kepada perusahaan. Oleh karenanya wajar bila karyawan menjadi

terpacu untuk meningkatkan kinerjanya. Di samping itu reputasi perusahaan

yang baik di mata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi

karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.

10. Peluang mendapatkan penghargaan.

Banyak reward ditawarkan bagi penggiat Corporate Social Responsibility

(CSR). Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai

kans yang cukup tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social

Responsibility65, adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan

yang mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain:66

1. Peningkatan penjualan dan pangsa pasar (Increased sales and market share)

2. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (Srengthened brand positioning)

65 Business for Social Responsibility adalah suatu organisasi non-profit global, yang

usahanya adalah memberikan informasi, instrumen, pelatihan-pelatihan dan jasa konsultasi yang menyangkut Corporate Social Responsibility (CSR).

66 Bismar Nasution, Loc. cit.

Page 56: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

56

3. Meningkatkan citra perusahaan (Enhanced corporate image clout)

4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan

pegawai (Increased ability to attract, motivate, and retain employees)

5. Menurunkan biaya operasi (Decreasing operating cost)

6. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analis keuangan (Increased appeal

to investors and financial analysts).

Konsep piramida Corporate Social Responsibility (CSR) yang

dikembangkan Archie B. Carrol memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa

sebuah perusahaan perlu menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi

masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah puncak piramida yang erat terkait, dan bahkan

identik dengan tanggung jawab filantropis.67

1. Tanggung jawab ekonomi. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama

perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan.

Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar

perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.

Tanggung jawab ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab

agar dapat menghidupi karyawan, membayar pajak dan kewajiban-kewajiban

perusahaan lainnya. Tanpa laba perusahaan tidak akan eksis, tidak dapat

memberi kontribusi apapun terhadap masyarakat.68

67 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 59. 68 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 32.

Page 57: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

57

2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat

hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar

kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.

Sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang hukum

perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai representasi

dari rule of the game.

3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan

praktik bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu

menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be

ethical. Tanggung jawab sosial juga harus tercermin dari perilaku etis

perusahaan.

4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat

hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi

kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya

adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a

good citizen. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki

tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini

dikenal dengan istilah nonfinanciary responsibility.

Tanggung jawab filantropis, yang mengharuskan perusahaan untuk

berkontribusi terhadap komunitasnya yaitu meningkatkan kualitas hidup.

Pesan utama yang harus dicermati adalah jangan sampai terjadi upaya

filantropis ini untuk menutupi perilaku-perilaku tidak etis perusahaan,

pelanggaran hukum atau bahkan untuk menutupi bahwa sesungguhnya

Page 58: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

58

tidak mampu menghasilkan laba. Kegiatan filantropis Corporate Social

Responsibility (CSR), bukanlah kegiatan tukang cuci untuk menghapus

perilaku tidak etis dan pelanggaran hukum yang dilakukan perusahaan.69

E. Community Development Ujung Tombak Dari Corporate Social

Responsibility (CSR)

Dewasa ini, isu Corporate Social Responsibility (CSR) mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Salah satu pendorongnya adalah perubahan

paradigma dunia usaha untuk tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi harus

pula bersikap etis dan berperan dalam menciptakan investasi sosial. Di antaranya,

yang lazim dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan kegiatan karitatif,

filantropis dan menyelenggarakan program pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat (Community Development).70

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep moral dan etis yang

berciri umum, oleh karena itu pada tataran praktisnya Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah konsep moral dan etis yang berciri umum, oleh

karena itu pada tataran praktisnya harus dialirkan ke dalam program-program

konkrit. Salah satu bentuk aktualisasi Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah Pengembangan Masyarakat atau CommunityDevelopment (CD). Program-

program Community Development (CD), dapat dilakukan perusahaan-perusahaan

69 Ibid.

70 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 71.

Page 59: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

59

atas dasar sikap dan pandangan yang umumnya telah ada (inheren) dalam dirinya,

yaitu sikap dan pandangan filantropis (kedermaan).71

Community Development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang

dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses

komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang

lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.

Secara hakekat, Community Development merupakan suatu proses adaptasi sosial

budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap

kehidupan komunitas lokal. Prinsip dasar pembangunan komunitas (Community

Development) yang bersumber dari dunia usaha (perusahaan) dan pemerintah pada

dasarnya masih memandang komunitas lokal termasuk di dalamya komunitas asli,

sebagai obyek yang harus diperhatikan dan diubah agar dapat setara kehidupannya

dengan komunitas lainnya dan mandiri.

72

Perusahaan umumnya memiliki sikap filantropis yang didasarkan atas dua

motif sekaligus, yakni altruisme dan self interest. Pendekatan altruisme (sifat

mementingkan kepentingan orang lain) belum menjadi mainstream oleh sebagian

besar perusahaan. Sebagian besar pengambil keputusan perusahaan memandang

filantropi perusahaan sebagai pencerahan atas kepentingan pribadi (self interest).

Self interest merupakan aspek yang tidak dapat dihindari dalam praktek

kedermawanan sosial perusahaan. Motif perusahaan dalam menyumbang

seringkali tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan tanggung jawab moral,

71 B. Tamam Achda, “Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility

(CSR) dan Implementasinya di Indonesia”, Disampaikan pada Seminar Nasional: A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR, di Hotel Hilton, Jakarta tanggal 23 Agustus 2006, hal. 6.

72 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, (Bandung, Rekayasa Sains, 2007), hal. 234.

Page 60: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

60

melainkan dalam bentuk pemberian dengan motif; charity (amal atau derma),

imagebuilding (promosi), tax-facility (fasilitas pajak) security-prosperity

(keamananan dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering.73

Untuk mengatasi hal itu, pemerintah dan pihak perusahaan seharusnya

memastikan keberlanjutan investasinya pada pengembangan infrastruktur sosial

melalui program-program keterlibatan komunitas, pendekatan kemitraan,

mengembangkan pola-pola adaptasi dunia usaha terhadap komunitas lokal dan

mengembangkan kepemilikan komunitas lokal. Selain itu diperlukan juga usaha

untuk menemukenali pranata-pranata sosial yang berlaku, lembaga-lembaga sosial

yang tumbuh dan berkembang dan menyertakannya dalam investasi infrastruktur

yang dibutuhkan, baik oleh industri maupun oleh komunitas lokal, sehingga

komunitas lokal terutama komunitas asli dapat mengembangkan

kemampuannya.

Berbeda dengan pandangan pemerintah dan perusahaan, banyak anggapan

dari komunitas asli dan komunitas lokal melihat industri khususnya Pertambangan

dan Pengusahaan Hutan (HPH) sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan

bahkan lebih merupakan suatu bencana. Anggapan ini didasari adanya posisi

pemerintah dan dunia usaha (industri) adalah sebagai pendatang dengan kekuatan

ekonomi dan politik yang mencari kehidupan di wilayah komunitas lokal.

74

Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah mengingat dan memperhatikan

keadaaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya, sehingga dengan adanya

pergerakan sosial budaya komunitas sekitar yang nyata-nyata bervariasi, akan

73 B. Tamam Achda, Loc. cit. 74 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 235.

Page 61: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

61

dapat menghambat berjalanya perusahaan itu sendiri, seperti munculnya

kecemburuan sosial akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh

berbeda antara perusahaan (pegawai perusahaan) dengan komunitas sekitar.

Begitu juga dengan kondisi di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu antara pegawai

atau karyawan yang berasal dari komunitas lokal biasanya akan mempunyai

perbedaan pendapatan dan bahkan juga perlakuan dibandingkan dengan pegawai

atau karyawan yang berasal dari komunitas pendatang (bisa juga dari komunitas

bangsa asing sebagai tenaga ahli). Kenyataan-kenyataan ini pada dasarnya dapat

menjadi penghambat bagi berjalannya sebuah korporasi dan juga menjadi

hambatan dalam pembentukan kebudayaan perusahaan.75

Kegiatan Community Development (CD) untuk lingkungan industri pada

dasarnya dapat dipergunakan sebagai media peningkatan komitmen masyarakat

untuk dapat hidup berdampingan secara simbiotik dengan entitas bisnis

(perusahaan) beserta operasinya.

76

75 Ibid.

Dalam kenyataannya juga komunitas lokal

tidak hanya berdiri pada sisi lingkungan sosial suatu perusahaan atau berada di

luar perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi juga berada di dalam perusahaan

sebagai karyawan atau pegawai. Sehingga dengan demikian anggota dari

komunitas lokal, juga anggota dari komunitas perusahaan yang setiap individunya

akan dapat bermain dalam status dan peran yang berbeda sekaligus (sebagai

anggota perusahaan dan sebagai anggota komunitas lokal). Keadaan ini

memungkinkan seorang individu dalam komunitas lokal yang bekerja pada

korporasi akan dapat mempunyai pertentangan peran ketika dihadapkan pada

76 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.

Page 62: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

62

masalah yang menyangkut peran dari kedua komunitas tersebut.77 Kedudukan

komunitas dalam konsep Community Development (CD) pada lingkungan

industrial adalah sebagai bagian dari stakeholders yang secara strategis memang

diharapkan memberikan dukungannya bagi eksistensi perusahaan.78

Memang dengan keberadaan suatu perusahaan di suatu daerah maka akan

dapat mendorong bermunculannya kegiatan-kegiatan sosial ekonomi komunitas

sekitarnya, seperti adanya perusahaan-perusahaan jasa menunjang kehidupan

perusahaan yang besar. Akan tetapi kemunculan perusahaan jasa ini pada

umumnya berasal dari luar komunitas lokal dengan modal usaha yang berbeda

dengan komunitas lokal. Untuk meningkatkan peran serta komunitas pada

kegiatan perusahaan atau paling tidak untuk menjaga kemunculan ketidaksetaraan

sosial ekonomi komunitas dengan perusahaan atau dengan pendatang lainnya

diperlukan suatu cara untuk meningkatkan daya saing dan mandirinya komunitas

lokal.

79

Kemudian untuk itu diperlukan suatu wadah program yang berguna untuk

menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka

sendiri maka diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang sering

disebut sebagai Community Development yang mempunyai tujuan untuk

pemberdayaan komunitas (empowerment), bagaimana anggota komunitas dapat

mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada

disekitarnya dan memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa ketergantungan

77 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Loc. cit. 78 B. Tamam Achda, Loc. cit. 79 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 236.

Page 63: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

63

dengan pihak-pihak lain. Sehingga dengan demikian, pranata sosial yang sudah

ada di komunitas sebelumnya dapat berjalan tanpa adanya ketergantungan dari

pihak perusahaan dan sekaligus perusahaan dapat menjadi bagian dari komunitas

yang bersangkutan dimana perusahaan tersebut berada.80

Konsep dasar Community Development adalah kesadaran bahwa terdapat

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan

komunitas yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal

mengharapkan perusahaan bersedia membantu mereka dalam manghadapi

masalah-masalah mereka. Sebaliknya pihak perusahaan mengharapkan mereka

diperlakukan secara adil dan cara pandang yang sportif. Berdasarkan pandangan

ini pihak perusahaan harus mengeksplorasi hubungan mereka dengan komunitas.

Kemudian mengidentifikasi titik-titik yang dianggap kritis dalam menjalin

hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Dari sini dirumuskan

bagaimana perusahaan merespon kebutuhan serta masalah-masalah yang mereka

hadapi.

81

Konsep dan perspektif Community Development memang begitu luas,

karena itu memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Di samping

metodologinya harus benar, kaidah-kaidahnya juga harus tepat. Melaksanakan

Community Development hanya dengan mendengar masukan dari masyarakat saja,

atau sebaliknya hanya mengandalkan inovasi dari pelaksanaan Community

Development, juga bisa menjebak masyarakat kepada ketergantungan yang baru.

82

80 Ibid. 81 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 59.

82 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8.

Page 64: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

64

Secara umum ruang lingkup program-program Community Development

dapat dibagi berdasarkan tiga kategori yang secara keseluruhan akan bergerak

secara bersama-sama, ketiga kategori dapat digambarkan sebagai berikut:83

1. Community Relations;

Yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman

melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Seperti

seringnya pihak perusahaan dengan anggota komunitas lokal bertukar pikiran

dalam suatu hal, atau membangun pertemuan-pertemuan yang kerap

dilakukan. Dalam kedermawanan (charity) perusahaan. Kegiatan yang

menyangkut hubungan sosial antara perusahaan dan komunitas lokal pada

dasarnya merupakan kegiatan yang harus dilakukan pertama kali dalam

kaitannya hubungan antara perusahaan dan komunitas lokal. Dari hubungan

ini maka dapat dirancang pengembangan hubungan yang lebih mendalam

yang terkait dengan bagaimana mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan

masalah-masalah yang ada dikomunitas lokal sehingga perusahaan dapat

menerapkan program selanjutnya.

2. Community Services;

Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas

ataupun kepentingan umum. Ini dapat ditunjukkan dengan adanya

pembangunan secara fisik sektor-sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan,

83 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 236-237.

Page 65: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

65

transportasi dan sebagainya yang berupa puskesmas, rumah ibadah, sekolah,

jalan raya, sumber air minum dan sebagainya. Inti dari kategori ini adalah

memberikan kebutuhan yang ada di komunitas dan pemecahan tentang

masalah yang ada dikomunitas dilakukan oleh komunitas sendiri sedangkan

perusahaan hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah yang ada di

komunitas. Kebutuhan-kebutuhan yang ada di komunitas dianalisis oleh para

community development officer, dengan menggunakan metode yang bersifat

kualitatif. Hal ini berkaitan untuk menggali kebutuhan yang muncul di

komunitas dapat digali dengan cara mengidentifikasi sifat-sifat dari komunitas

itu sendiri secara fungsional yang bersumber dari komunitas itu sendiri.

3. Community Empowering;

Adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang

lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, seperti

pembentukan koperasi, usaha industri kecil lainnya yang secara natural

anggota komunitas sudah mempunyai pranata pendukungnya dan perusahaan

memberikan akses kepada pranata sosial yang ada tersebut agar dapat

berlanjut. Kategori ini pada dasarnya lebih mendalam dari pada community

services, hal ini menyangkut keberlanjutan dari kegiatan yang ditanamkan

pada pranata-pranata sosial yang ada di komunitas. Sehingga dalam kategori

ini, kemandirian komunitas adalah sasaran utama dari program pembangunan

komunitas. Selain komunitas dapat menjaring permasalahannya serta

pemecahan masalahnya sendiri, komunitas dapat melaksanakan program

secara mandiri dengan “pancingan” akses yang diberikan oleh perusahaan

Page 66: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

66

dalam program pembangunan komunitas. Kategori ini pada dasarnya melalui

tahapan-tahapan kategori lain seperti melakukan community relations pada

awalnya, yang kemudian berkembang pada community services dengan segala

metodologi penggalian data dan kemudian diperdalam melalui ketersediaan

pranata sosial yang sudah lahir dan muncul di komunitas melalui program

kategori ini.

Banyak perusahaan yang telah menerapkan program-program Community

Development, yang dilakukan dengan tujuan dan motif-motif pragmatis tertentu,

misalnya dalam kerangka membangun kondisi hubungan yang lebih harmonis

antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, atau menjalin co-eksistensi damai.

Tujuan-tujuan pragmatis seperti ini tidak dapat disalahkan, akan tetapi sebaiknya

dilakukan dengan metodologi yang benar.84

84 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.

Dalam kaitannya dengan tanggung

jawab sosial perusahaan dan yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan

komunitas (Community Development) maka perlunya suatu rancangan serta

pemantauan yang pada dasarnya tercakup dalam program pembangunan

komunitas itu sendiri yang berupa audit sosial. Berjalannya program

pembangunan komunitas akan dapat sesuai dengan rencana yang telah dijalankan

dan sesuai dengan kondisi komunitas yang merupakan sasaran program asalkan

adanya suatu pemerikasaan yang bersifat sosial dan juga audit sosial. Hal ini

berkaitan dengan tujuan dari pembangunan komunitas yang mengarah pada

partisipasi antara berbagai komunitas sebagai anggota komunitas yang lebih luas.

Partisipasi yang dimaksud bukanlah hanya partisipasi satu pihak yang sebagai

Page 67: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

67

partisipasi komunitas terhadap sesuatu, akan tetapi partisipasi dari semua

komunitas, khususnya komunitas korporasi terhadap komunitas lokal dan juga

terhadap komunitas lainnya sebagai stakeholder. Sistem yang terbangun dalam

sebuah komunitas mengisyaratkan adanya hubungan yang fungsional antara

berbagai segmen yang hidup di dalamnya.85

Konsep Community Development yang benar bagi sebuah perusahaan di

negara-negara maju, Community Development dapat dilakukan dalam bentuk-

bentuk aksi penolakan atau advokasi atas tindakan-tindakan masyarakat, seperti

aborsi, diskriminasi rasial. Namun dalam konteks Indonesia, oleh karena sebagian

besar masyarakat di lingkungan industri berada dalam kondisi kemiskinan, maka

kegiatan Community Development yang relevan adalah dalam bentuk

pemberdayaan masyarakat.

86 Pembangunan komunitas (Community Development)

yang diteliti oleh Bobby Batubara tahun 2005-2006 memberikan gambaran

kepada Indonesia betapa pentingnya sebuah program pembangunan komunitas

diterapkan disebuah perusahaan guna beradaptasi dengan komunitas lokal.

Program pengembangan komunitas atau pembangunan komunitas ini menjadi

dasar bagi perkembangan aktivitas perusahaan pada masa selanjutnya, yaitu

setelah dilakukan sebuah komitmen antara perusahaan dengan komunitas lokal.87

Indikator keberhasilan suatu program pembangunan komunitas dapat

dilihat dari bentuk-bentuk kebersamaan yang terjalin antara pihak-pihak

pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal yang tergambar dalam partisipasi

85 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 237-238. 86 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8. 87 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Loc. cit.

Page 68: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

68

dan keberlanjutan (sustainability). Partisipasi dapat dilihat sebagai keterlibatan

para pihak di dalam mengelola program-program Community Development.

Secara mendasar, partisipasi bukanlah milik dari komunitas lokal, dalam arti yang

diminta untuk berpartisipasi bukan hanya komunitas lokal atau rakyat atau

komunitas, akan tetapi semua pihak harus berpartisipasi.88 Program Community

Development direkomendasikan untuk didedikasikan pada peningkatan

pendapatan (ekonomi) atau kesejahteraan masyarakat, masalah-msalah pekerjaan,

peningkatan pendidikan, kesehatan masyarakat, penguatan kelembagaan lokal

serta tersedianya basik infrastruktur yang memadai.89

Partisipasi sebagai hasil sebuah program penerapan baik yang dilakukan

oleh pemerintah maupun perusahaan dalam bentuk ini menyangkut:

90

1. Pasif

Yaitu, bentuk partisipasi yang tidak menuntut respon partisipan untuk terlibat

banyak. Biasanya perusahaan akan meminta seseorang dari anggota komunitas

(misalnya ketua RT, atau orang yang berpengaruh) untuk mengumpulkan

tanda tangan dari beberapa orang yang dikenal oleh orang yang dihubungi

oleh perusahaan ini, tanda tangan tersebut biasanya menyatakan kesediaan

penduduk dan dukungan penduduk terhadap perusahaan. Orang suruhan

perusahaan tersebut biasanya diberi biaya cukup berikut juga dengan orang-

orang yang menandatangani kertas persetujuan yang bersangkutan.

2. Terapi (therapy)

88 Ibid., hal. 241. 89 B. Tamam, Achda, Loc. cit. 90 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 242.

Page 69: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

69

Partisipasi yang melibatkan anggota komunitas lokal, dan anggota komunitas

lokal memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan tetapi jawaban

anggota komunitas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan tidak

ada pengaruh dalam usaha mempengaruhi keadaan. Bentuk ini seperti sebuah

dengar pendapat dengan mengumpulkan beberapa penduduk lokal untuk

saling tanya jawab dengan perusahaan sedangkan pendapat dari penduduk

lokal sama sekali tidak dapat Mempengaruhi kedudukan program perusahaan

yang sedang berjalan.

3. Konsultasi (consultation)

Bentuk partisipasi dimana anggota komunitas diberikan pendampingan dan

konsultasi oleh semua pihak (pemerintah dan perusahaan) sehingga

pandangan-pandangan diperhitungkan dan tetap dilibatkan dalam menentukan

keputusan. Dalam model ini wakil dari penduduk lokal, biasanya adalah para

pemuka adat, agama dan pemerintahan kampung diberikan hak untuk

menjelaskan pandangannya terhadap kondisi wilayahnya sendiri.

4. Penenangan (placation)

Suatu bentuk partisipasi dengan materi, artinya anggota komunitas diberikan

insentif tertentu. Atau beberapa tokoh komunitas diberikan insentif tertentu

untuk kepentingan perusahaan atau pemerintah sehingga tidak mewakilkan

komunitas secara keseluruhan. Dalam konteks ini para wakil penduduk lokal,

seperti para pemuka adat, agama dan pemerintahan kampung diberikan benda-

benda materi sebagai “hadiah” dari perusahaan sehingga para pemuka ini

segan berbicara untuk menentang program perusahaan.

Page 70: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

70

5. Kerja sama (partnership)

Partisipasi fungsional dimana semua pihak mewujudkan keputusan bersama

(antara perusahaan, pemerintah dan komunitas). Suatu bentuk partisipasi yang

melibatkan para pemuka komunitas dan atau ditambah dengan orang-orang

lainnya sebagai penduduk lokal, duduk berdampingan dengan wakil dari

pemerintah daerah, dalam hal ini bisa dari pihak kabupaten, kecamatan dan

bahkan dinas terkait serta perusahaan secara bersama-sama merancang sebuah

program yang akan diterapkan pada komunitas.

6. Pendelegasian wewenang (delegated power)

Suatu bentuk partisipasi yang aktif, dimana anggota komunitas melakukan

perencanaan, implementasi dan monitoring. Dalam hal ini anggota komunitas

lokal diberikan keleluasaan untuk melaksanakan sebuah program dengan cara

ikut memberikan proposal bagi pelaksanaan program dan bahkan

pengutamaan pembuatan proposal adalah pada penduduk lokal sekitar

perusahaan tersebut berdiri, atau proyek atau program yang akan diterapkan

tersebut ada.

7. Pengawasan oleh komunitas (citizen control)

Dalam model ini sudah terbentuk independensi dari monitoring oleh

komunitas lokal terhadap perusahaan dan juga pemerintah. Monitoring yang

dilakukan oleh komunitas lokal biasanya adalah berupa pendapat yang biasa

diletakkan di pusat informasi bagi perusahaan, seperti public hearing center.

Musyawarah adalah sebuah pendekatan kultural khas Indonesia yang dapat

dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah.

Page 71: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

71

Musyawarah dilakukan dengan melibatkan pihak perusahaan, pemerintah daerah

dan masyarakat. Musyawarah merupakan sarana untuk meningkatkan partisipasi

dan rasa memiliki dalam program Community Development yang dijalankan,

sebagai bagian dari transfer ownership program.91Partisipasi ini menggambarkan

bahwa bukan komunitas saja yang diharuskan berpartisipasi, dan tidak masuk

apabila komunitas lokal yang diharuskan berpartisipasi. Hal ini terkait dengan

kedudukan komunitas lokal sebagai pemilik dan penguasa wilayah yang ada

sedangkan perusahaan dan pemerintah adalah pendatang dari kewilayahan yang

ada, ini dikuatkan oleh adanya hukum-hukum adat yang berlaku setempat.

Partisipasi ini tentunya mengarah kepada fungsi dari tiga hubungan antar

komunitas, pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal (penduduk).92

Keberlanjutan adalah strategi program yang dipakai untuk menunjang

kemandirian komunitas yang dapat dilihat dari sisi-sisi manusia (human), sosial

(social), lingkungan (environment) dan ekonomi (economic). Sehingga dengan

adanya keberlanjutan, suatu usaha dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi pada

masa sekarang saja, akan tetapi juga oleh generasi selanjutnya dalam bentuk alih

teknologi maupun bentuk pola hidup yang berbeda dari sebelumnya. Artinya

bahwa terjadi suatu perubahan kebudayaan yang dialami oleh komunitas yang

akan datang yang sesuai dengan kondisi yang dihadapinya, sehingga pengetahuan

kebudayaan yang dimiliki oleh komunitas generasi selanjutnya dapat berjalan dan

berlaku secara berkesinambungan. Salah satu perangkat dalam melaksanakan

91 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 60. 92 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 243.

Page 72: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

72

Community Development yang baik adalah menempatkan audit sosial sebagai

perangkat terakhir untuk menjadi awal dalam proses selanjutnya.93

Dari sisi perusahaan unsur-unsur yang mendasari Community

Development adalah pengembangan citra perusahaan (Corporate Image

Development), aktivitas pengembangan komunitas (Community Development) itu

sendiri, dan tentu saja memang terdapat unsur filantropi (Philanthropy) yang

menjadi cikal bakal kegiatan Community Development. Corporate image

terbentuk dari asosiasi antara perusahaan dengan sekumpulan atribut positif

maupun negatif. Seperti perusahaan diasosiasikan dengan atribut-atribut: bermutu,

layanan baik, akan tetapi kurang memiliki tanggung jawab sosial. Jadi sejatinya

corporate image berada dalam benak para stakeholders-nya. Dari sisi individu,

atribut-atribut yang menonjol (salience) inilah yang menentukan apakah sebuah

perusahaan dinilai mempunyai reputasi baik atau buruk.

94

Sebagian besar donasi perusahaan dalam konteks Corporate Social

Responsibility (CSR) masih merupakan hibah sosial, dan masih sedikit yang

berupa hibah pembangunan. Hibah sosial adalah “bantuan kepada suatu organisasi

nirlaba untuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan atau kegiatan lain untuk

kemaslahatan masyarakat dengan hak pengelolaan sepenuhnya pada penerima”,

sementara hibah pembangunan merupakan bantuan selektif kepada suatu kegiatan

pengembangan masyarakat (Community Development).

95

93 Ibid. 94 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 37.

Kegiatan Community

Development dan aktivitas filantropis akan memberi dampak berkembangnya citra

95 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.

Page 73: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

73

perusahaan. Tetapi harus disadari citra (image) sifatnya lebih terbatas dari sisi

luasnya terpaan terhadap khalayak (publics), dan dari sisi rentang waktu.

Corporate image menjangkau publik yang lebih terbatas, dan dalam rentang

waktu yang terbatas pula. Jika mengharapkan jangkauan khalayak yang lebih luas

dan rentang waktu yang lebih panjang dibahas dalam manajemen reputasi.

Reputasi merupakan akumulasi dari corporate image secara lintas

kelompok antar stakeholders, maupun dalam lintasan waktu (over the time).

Perusahaan memiliki stakeholders seperti karyawan, pemegang saham, pelanggan,

komunitas, yang acap dikelompokkan sebagai primary groups, dan media,

pemerintah, pemasok sebagai secondary groups. Namun penggolongan ini tidak

baku karena setiap perusahaan mempunyai nature of business yang berbeda dan

pengelompokannya pun berbeda. Kelompok-kelompok stakeholder ini masing-

masing memiliki image tertentu terhadap perusahaan. Kumpulan dari corporate

image masing-masing kelompok dalam rentang waktu yang panjang akan

membentuk reputasi perusahaan. Manajemen reputasi mempunyai tugas utama

untuk mengelola image agar sesuai dengan yang dinginkan oleh perusahaan

(wished image). Walaupun demikian manajemen reputasi harus bergerak di “dua

dunia” agar tidak timpang: dunia realitas dan dunia image. Bergerak di dunia

realitas dalam arti perusahaan harus benar-benar mempunyai organizational

behavior yang dapat mendukung kinerja perusahaan dan menunjang reputasi

perusahaan.96

96 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 39.

Page 74: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

74

Kemudian langkah-langkah manajemen reputasi dalam dunia realitas ini

harus didukung oleh kegiatan corporate communication yang efektif agar persepsi

konstutiens tidak salah, dan terbentuklah - dan dalam jangka panjang reputasi -

yang diharapkan. Ada semacam paradoks yang berkembang dalam pengelolaan

reputasi, bahwa semakin dibutuhkan, reputasi cenderung semakin sulit untuk

dikelola. Reputasi yang kuat dibangun dari tindakan operasional sehari-sehari

yang konsisten dengan tata nilai perusahaan, tidak cukup satu gebrakan saja.

Langkah-langkah yang kongkrit yang harus dilakukan adalah melakukan analisis

kebutuhan komunitas (community need analysis). Dalam melakukan analisis

kebutuhan harus diperhatikan benar agar dapat memenuhi kebutuhan (needs), dan

bukan sekedar keinginan (wants) yang dapat bersifat superfisial demi pemenuhan

sesaat saja. Analisis harus dilakukan secara mendalam agar dapat menggali

kebutuhan yang sesungguhnya, bukan berlandaskan keinginan perusahaan atau

keinginan tokoh-tokoh masyarakat saja. 97

Klasifikasi pembangunan, masyarakat (Community Development),

menurut Arthur Dunham, dalam bukunya Outlook for Community Development

Review, bahwa mengikuti garis kualitas masyarakat yang hendak dibangun dibagi

atas 3 (tiga) klasifikasi Community Development (CD), yaitu:

98

1. Development for Community, adalah pendekatan yang menempatkan

masyarakat pada posisi sebagai objek pembangunan. Karena itu, inisiatif,

perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh aktor dari luar.

Pendekatan saeperti ini relevan dilakukan pada masyarakat yang kesadaran

97 Ibid., hal. 60. 98 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.

Page 75: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

75

dan budayanya terdominasi. Namun berbagai temuan lapangan

memperlihatkan bahwa Development for Community akan sangat mudah

menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.

2. Development with Community, adalah pendekatan yang dilakukan dalam

bentuk kolaborasi antara aktor luar dan masyarakat setempat. Keputusan yang

diambil merupakan keputusan bersama, dan sumber daya yang dipakai berasal

dari kedua belah pihak. Bentuk Community Development ini adalah yang

paling populer dan banyak diaplikasikan oleh berbagai pihak. Dasar pemikiran

bentuk Community Development ini adalah, perlunya sinergi dari potensi yang

dimiliki oleh masyarakat lokal dengan yang dikuasi oleh aktor luar.

Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan juga diharapkan dapat

mengembangkan rasa memiliki terhadap inisiatif pembangunan yang ada

sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih efesien.

3. Development of Community, adalah pendekatan yang menempatkan

masyarakat sendiri sebagai agen pembangunan, sehingga inisiatif

perencanaan, dan pelaksanaan dilakukan sendiri oleh masyarakat. Masyarakat

menjadi pemilik dari proses pembangunan. Peran aktor dari luar dalam kondisi

ini lebih sebagai sistem pendukung bagi proses pembangunan.

Ketiga pendekatan Community Development tersebut pada dasarnya

memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat

lokal. Perbedaan yang ada lebih berada pada sarana (means) yang dipakai.

Efektivitas sarana ini sangat ditentukan oleh konteks dan karaterisitik masyarakat

yang dihadapi. Di sinilah letak peran korporasi sangat penting sebagai agen

Page 76: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

76

perubahan masyarakat, dalam menentukan program Community Developmentnya

masing-masing, sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.99

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program

Community Development yaitu cater, yang berarti program-program yang

disajikan harus benar-benar sesusai dengan kebutuhan mereka, dan jangan

bersikap seolah-olah tahu, serta memperhatikan dan utilize, yang berarti sedapat

mungkin melibatkan tenaga kerja setempat untuk melaksanakan proyek.

Misalnya, dalam pembangunan gedung sekolah, sedapat mungkin menyerap

tenaga kerja setempat. Selanjutnya harus ada kepekaan (sensitive) dalam

memahami situasi psikologis, sosial, budaya yang tengah berkembang dalam

komunitas. Dan yang terakhir adalah socialize, dalam arti sosialisasi program

Community Development kepada pihak luar melalui aktivitas perusahaan.

100

Telah terjadi pergeseran paradigma dalam pengembangan komunitas atau

Community Development yang dilakukan sebuah perusahaan. Dahulu program ini

bersifat ad hoc, artinya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dengan

tujuan yang juga terbatas. Programnya pun hanya bersifat charity, memberikan

pertolongan bagi yang membutuhkan yang dampaknya hanya terasa dalam jangka

waktu yang lebih pendek. Kesadaran untuk melakukan Community Development

pun masih kurang karena perusahaan menganggap program ini semata-mata

sebagai beban biaya. Pelaksanaan aktivitas lebih didasarkan karena adanya

dorongan faktor-faktor eksternal, seperti program Community Development

99 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007. 100 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 65.

Page 77: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

77

karena memperingati peristiwa bersejarah tertentu atau karena telah terjadi

bencana di suatu wilayah.101

Tujuan pelaksanaan Community Development menurut B. Tamam Achda,

antara lain adalah:

102

1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menemukan alternatif

ekonomi dalam jangka panjang;

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik dalam dimensi

ekonomi, sosial, maupun budaya;

3. Memperkuat kelembagaan lokal yang mampu mempelopori tumbuhnya

prakarsa-prakarsa lokal;

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat, baik dalam bidang politik,

ekonomi, maupun budaya.

Dalam menjalankan program Community Development perusahaan lebih

memperlakukan komunitas yang dikembangkannya sebagai mitra. Hubungan

antara perusahaan dengan komunitasnya bersifat timbal balik dan program-

program yang disajikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas

yang dikembangkannya. Saat ini Community Development telah menjadi

kebutuhan moral bagi perusahaan. Perusahaan tidak lagi menganggap Community

Development sebagai hal yang berada di luar tanggung jawab mereka dan hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba lainnya.

Pelaksanaan aktivitas Community Development saat ini lebih berorientasi pada

etika. Perusahaan tidak bisa mengabaikan peran komunitas karena bagaimanapun

101 Ibid., hal. 66. 102 B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8.

Page 78: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

78

masyarakat, khususnya komunitas sekitar, memiliki peran baik langsung maupun

tidak langsung, dalam hal memelihara eksistensi perusahaan seperti dalam bentuk

pembelian produk-produk yang dihasilkannya, penyediaan tenaga kerja, dan

sebagainya. Faktor-faktor pendorong yang berasal dari internal perusahaan saat

ini telah menjadi penggerak bagi dijalankannya program Community

Development. Program Community Development telah menjadi bagian dari usaha

perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkannya.103

Pengembangan Masyarakat (Community Development) pada dasarnya merupakan

strategi perubahan sosial terencana yang secara profesional didesain untuk

mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pada tingkat komunitas.104

Komunitas dan korporat diusahakan berada dalam sebuah hubungan

simbiosis mutualisme. Keberadaan perusahaan diharapkan dapat memacu derap

roda perekonomian, yang membawa komunitas menuju taraf hidup yang lebih

tinggi. Dengan demikian harus ada keseimbangan keuntungan komunitas

(community benefits) dengan keuntungan bisnis (business benefits), yang dapat

diperoleh dari pencampuran antara filantropi murni dan pendekatan penajaan

bisnis (business sponsorship approach) yang melahirkan filantropi strategis

(strategic philanthropy).

105

103 A. B. Susanto, Op. cit., hal. 67. 104Edi Suharto, “Pengembangan Masyarakat dalam Praktik Pekerjaan Sosial”,

Disampaikan pada Pelatihan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember, Jember tanggal 28 September 2006, hal 1.

105A. B. Susanto, Op. cit., hal 69.

Page 79: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

79

BAB III

PERANAN PERBANKAN DALAM RANGKA PENGIMPLEMENTASIAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Undang-

Undang Perbankan

Adapun yang menjadi landasan hukum bagi penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam industri perbankan sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998;

2. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

3. Kode Etik Bankir di Indonesia;

4. Etika dan Sapta Prasetya KORPRI;

5. Etika dan Sumpah Jabatan;

Page 80: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

80

Pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pengaturan Corporate

Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada:106

1. Menimbang butir b.

Bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi

utamanya sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat, memiliki

peranan yang srategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,

dan rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup

rakyat banyak.

2. Pasal 1 butir 1

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

3. Pasal 4

Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan Pembangunan

Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengaturan Corporate

Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada Pasal 1 butir 2:107

106 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 107 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7

Tahun 1992 tentang Perbankan.

Page 81: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

81

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk

Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk Kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Etika perbankan adalah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan

suatu norma sopan-santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-

prinsip moral atau nilai-nilai (values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta

tugas dan tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dalam

mencegah hal yang tidak baik. Prinsip etika perbankan terdiri atas:108

Pada prinsip pertanggungjawaban sosial ini ditekankan agar para bankir

dan pegawai bank dalam melaksanakan tugasnya, tetap mempunyai tanggung

jawab sosial. Rasa tanggung jawab sosial ini dapat diartikan tanggung jawab

1. Prinsip Kepatuhan Peraturan

2. Prinsip Kerahasiaan

3. Prinsip Kebenaran Pencatatan

4. Prinsip Kesehatan Persaingan

5. Prinsip Kejujuran Wewenang

6. Prinsip Keselarasan Kepentingan

7. Prinsip Keterbatasan Keterangan

8. Prinsip Kehormatan Profesi

9. Prinsip Pertanggungjawaban Sosial

10. Prinsip Persamaan Perlakuan

11. Prinsip Kebersihan Pribadi

108 H. As. Mahmoedin, Etika Bisnis Perbankan, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994),

hal. 24.

Page 82: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

82

moral kepada masyarakat, pemerintah, lingkungan, dan dunia perbankan itu

sendiri, yaitu sebagai berikut:109

a. Masyarakat: etika bankir kepada masyarakat adalah mempunyai rasa tanggung

jawab kepada masyarakat seperti lingkungan. Tidak memberikan bantuan

kredit kepada perusahaan yang merusak lingkungan, atau yang mematikan

usaha kecil.

b. Nasabah: etika bankir kepada nasabah, adalah rasa tanggung jawab terhadap

kepentingan para nasabah. Tidak membuat ketentuan yang merugikan para

nasabah.

c. Pemerintah: etika bankir kepada pemerintah adalah rasa tanggung jawab

kepada program pemerintah. Dan tidak membuat kebijakan yang dapat

mengganggu program dan kepentingan pemerintah.

d. Pemilik: etika bankir kepada pemilik saham adalah rasa tanggung jawab,

bahwa ia tidak akan mengorbankan perusahaan demi ambisi pribadinya.

e. Karyawan: etika bankir kepada karyawan, adalah memperhatikan nasib para

karyawan, penuh tanggung jawab dan rasa adil.

Isu tanggung jawab sosial (social corporate responsibility) adalah suatu

topik yang berkenaan dengan etika bisnis. Di sini terdapat tanggung jawab sosial

moral perusahaan baik terhadap karyawan perusahaan dan masyarakat di sekitar

perusahaan. Etika merupakan tata cara yang menguji standar moral seseorang atau

standar moral masyarakat.110

109 Ibid, hal. 128. 110 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 1.

Bank sebagai lembaga yang memiliki peran strategis

dalam pembangunan nasional dan yang melakukan usahanya berdasarkan

Page 83: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

83

kepercayaan seharusnya mempekerjakan bankir yang dalam sikap dan

perbuatannya mencerminkan integritas pribadi, profesionalisme dan tanggung

jawab sosial yang tinggi. Bankir Indonesia dalam mengelola bank secara sehat

menghormati norma-norma yang berlaku umum serta mematuhi dan mentaati tata

nilai sebagai pedoman dasar dalam menentukan sikap dan tindakannya. Untuk itu,

guna membina dan menjaga integritas secara kejujuran seorang bankir diperlukan

norma-norma yang diakui, diterima dan ditaati sebagai Kode Etik Bankir

Indonesia:111

1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan

peraturan yang berlaku.

2. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi

yang bertalian dengan kegiatan banknya.

3. Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.

4. Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan

pribadi.

5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan

dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.

6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.

7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap

kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan

lingkungan.

111 H. As. Mahmoedin, Op. cit., hal. 149.

Page 84: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

84

8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri

pribadi maupun keluarganya.

9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra

profesinya.

Tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan teori utilitarisme

sebagaimana diutarakan Jeremy Bentham. Menurut utilitarisme suatu perbuatan

atau aturan adalah baik, kalau memang kesenangan paling besar untuk jumlah

orang paling besar (the greatest good for the greatest number), dengan perkataan

lain kalau memaksimalkan manfaat.112

Dalam Kode Etik Bankir Indonesia seorang bankir memperhitungkan

dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap

keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan. Seorang bankir harus memperhitungkan

dampak yang merugikan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang

ditetapkannya, baik yang menimbulkan keresahan-keresahan ekonomi, sosial dan

politik maupun kerusakan lingkungan antara lain, seorang bankir tidak

memberikan pembiayaan yang diketahuinya bahwa dengan pembiayaan tersebut

Prinsip tanggung jawab sosial ialah prinsip

kepedulian perbankan terhadap berbagai hal kehidupan, baik masyarakat, maupun

negara. Rasa tanggung jawab ini dapat berupa kepedulian terhadap perekonomian,

kehidupan rakyat banyak, masalah lingkungan, kependudukan, kebijaksanaan

pmerintah dan masalah politik lainnya.

112 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 2.

Page 85: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

85

suatu perusahaan akan mencapai kedudukan yang dapat mematikan perusahaan

lain, lebih-lebih apabila akan mematikan perusahaan-perusahaan kecil.113

Tanggung jawab sosial suatu bank mencari untung tanpa merugikan

masyarakat. Bank adalah bagian dari masyarakat tempat tempat bank bekerja.

114

Prinsip tanggung jawab sosial atau social responsibility menuntut setiap bankir

untuk secara cermat memperhitungkan atau mempertimbangkan dampak dari

setiap keputusan yang akan diambilnya tidak hanya terhadap konsekuensi

finansial umum tetapi juga terhadap masyarakat banyak. Misalnya: bank adalah

badan hukum yang bertanggung jawab; bank mempunyai tanggung jawab

terhadap nasabahnya; nasabah seyogyanya tidak diizinkan mengikat diri

(meminjam) di luar batas kemampuannya; memberikan penjelasan kepada

nasabah tentang konsekuensi jika ia mengambil alih suatu harta/surat berharga

yang ditawarkan kepadanya; atau mengungkapkan dengan lengkap tindak-tanduk

kejahatan yang diketahui.115

Etika perbankan harus mempertimbangkan harus mempertimbangkan

harapan-harapan masyarakat. Meskipun harapan-harapan masyarakat mungkin

tidak bersifat normatif, harapan-harapan itu sering merupakan petunjuk

kebutuhan-kebutuhan nyata masyarakat yang harus dipenuhi oleh bank, kalau

bank hendak membenarkan eksistensinya.

116

113 H. As. Mahmoedin, Op. cit., hal. 150.

114 O. P. Simorangkir, Etika: Bisnis, Jabatan, dan Perbankan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal. 174. 115 H. As. Mahmoedin, Loc. cit. 116 O. P. Simorangkir, Loc. cit.

Bank adalah bagian dari

masyarakat, oleh karena itu setiap kebijaksanaan perbankan merupakan harapan

hidup orang banyak, dan tanggung jawab dunia perbankan sangat erat dengan

Page 86: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

86

kehidupan masyarakat. Dalam hal ini bank seakan mempunyai misi tersendiri buat

masyarakat, dan mempunyai fungsi seperti:117

1. Mendayagunakan daan masyarakat, yaitu menghimpun dana masyarakat dan

disalurkan melalui kredit sehingga menjadi potensial.

2. Meningkatkan daya guna barang, yaitu melalui kredit, bank bisa memberi

bantuan kepada pengusaha sehingga pengusaha bisa mengolah bahan mentah

menjadi barang jadi.

3. Meningkatkan taraf hidup rakyat, yaitu melalui kredit dapat membantu

pengusaha yang kekurangan modal, yang bermuara dengan meningkatnya

penghasilan mereka.

4. Memeratakan penghasilan (in equilibrium of income), yaitu dengan

kebijaksanaan diversifikasi bunga dan selektivitas kredit, dapat memberikan

prioritas terlebih dahulu kepada golongan ekonomi lemah.

5. Menambah lapangan kerja, yaitu dengan bantuan kredit dapat menciptakan

beberapa lapangan kerja.

6. Meningkatkan kecerdasan masyarakat, yaitu dengan meningkatnya

penghasilan masyarakat, maka meningkat pula pola berpikirnya. Bahkan

dengan kredit meningkat pula pola produksinya.

7. Menambah potensi masyarakat yaitu dengan meningkatnya lapangan kerja,

berarti manambah penghasilan akhirnya menambah potensi masyarakat.

8. Meningkatnya income pemerintah yaitu jika potensi masyarakat bertambah

maka kemampuan masyarakat membayar pajak juga bertambah.

117 H. As. Mahmoedin, Loc. cit.

Page 87: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

87

9. Mengendalikan moneter pemerintah, yaitu dengan berbagai kebijaksanaan

perkreditan dapat mengatur situasi moneter dan keuangan pemerintah.

Secara khusus gabungan perbankan swasta nasional mengeluarkan Panca

Etika Perbanas, sedangkan pemerintah yang direksi dan karyawannya menjadi

anggota KORPRI denga Sapta Prasetya KORPRI, dan sumpah jabatan.

Bunyi Etika dan Sapta Prasetya KORPRI adalah sebagai berikut: “Kami

anggota KORPRI senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,

kesejahteraan masyarakat serta kesetiakawanan KORPRI”. Dalam kalimat

“mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesejahteraan masyarakat”

terkandung prinsip tanggung jawab kepada masyarakat.

Bunyi dari Etika dan Sumpah Jabatan adalah sebagai berikut: “Bahwa

dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih

mementingkan kepentingan negara, daripada kepentingan saya sendiri seseorang

atau golongan”. Dalam kalimat “lebih mementingkan kepentingan negara”

terkandung prinsip tanggung jawab kepada masyarakat.

Dalam etika tanggung jawab sosial terdapat tanggung jawab sosial yang

negatif dan tanggung jawab yang positif. Tanggung jawab sosial bank yang

negatif yaitu prinsip etis yang merugikan masyarakat. Contoh: suatu perusahaan

merugikan masyarakat yang menyebabkan polusi, pengotoran air sungai, dan

menyebabkan bau busuk. Tanggung jawab sosial yang positif yaitu prinsip etis

yang berbuat baik terhadap masyarakat. Bank diminta bantuan untuk ikut serta

mangatasi masalah sosial, misalnya turut membangun sekolah-sekolah.118

118 O. P. Simorangkir, Loc. cit.

Page 88: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

88

B. Peranan Bank Indonesia Dalam Penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) Perbankan Di Indonesia

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan

usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam

maupun dari luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank

menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional

maupun risiko reputasi. Banyak ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam

rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur

kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masig

bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”.119

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan

semata-mata diakibatkan sektor ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum

dilaksanakannya Good Corporate Governance (GCG) dan etika yang

melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia

perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat

mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan

penting lain yaitu:

120

1. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian;

2. Pelaksanaan Good Corporate Governance; dan

3. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank.

119 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. 120 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Page 89: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

89

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan untuk

membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat

mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh

karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang

mengkaji terus-menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan,

telah pula mengeluarkan Pedoman Pelaksaan Good Corporate Governance

(GCG) bagi dunia Perbankan secara internasional.121

Good Corporate Governance (GCG) mengandung lima prinsip utama

yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness), dan diciptakan untuk dapat melindungi kepentingan semua

pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pengaturan dan implementasi Good

Corporate Governance (GCG) memerlukan komitmen dari top manajemen dan

seluruh jajaran organisasi.

122

Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus

senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi

(transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material

dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan

secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian

pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

121 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

122 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Page 90: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

90

prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Bank harus bertindak sebagai good

corporate citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan

dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Keempat, independensi (independency)

yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak

manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip

dasar tersebut di atas, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan

persyaratan minimum serta pedoman yang terkait dengan pelaksanaan Good

Corporate Governance.123 Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakam

dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam

perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang

diwujudkan dalam satu kata dan perbuatan, merupakan faktor penting sebagai

landasan penerapan Good Corporate Governance (GCG).124

Berdasarkan pertimbangan di atas dan tingginya tingkat kompleksitas serta

risiko bisnis perbankan, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance

memandang perlu untuk mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance

(GCG) Perbankan Indonesia (Indonesian Banking Sector Code) sebagai

pelengkap dan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Umum Good Corporate

123 Ketentuan Umum Penjelasan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. 124 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Page 91: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

91

Governance (GCG). Perbankan dalam pedoman ini meliputi bank umum dan

Bank Perkreditan Rakyat yang dijalankan secara konvensional maupun syariah.125

Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam

melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan

(transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan

ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan srategi

bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada

prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang

berlaku sebagai wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas

dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta

senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas

kesetaraan dan kewajaran (fairness). Dalam hubungan dengan prinsip tersebut

bank perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

126

1. Keterbukaan (Transparency)

a. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,

akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders

sesuai dengan haknya.

b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-

hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,

kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham

pengendali, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk

management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status

125 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. 126 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Page 92: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

92

kepatuhan, sistem dan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank.

c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban

untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

d. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi

tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (Accountability)

a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing

organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi

perusahaan.

b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai

kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya

dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).

c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam

pengelolaan bank.

d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan

ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan

(corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki rewards

and punishment system.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Page 93: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

93

a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada

prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin

dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.

b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang

baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung

jawab sosial.

4. Independensi (Indepedency)

a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak

serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

b. Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari segala

tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fairness)

a. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders

berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk

memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank

serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

keterbukaan.

Emmy Prabawani, Peneliti Senior Tim Arsitektur Perbankan Indonesia

(API) memaparkan hasil surveinya tentang Good Corporate Governance (GCG)

bank di Indonesia bahwa dari 130 bank yang ada di Indonesia, 12 memperoleh

kategori yang sangat baik, 76 baik, 39 cukup baik, dan 3 kurang baik, dimana tiga

Page 94: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

94

peringkat teratas merupakan bank asing dan kantor cabang bank asing. Bank

Indonesia telah melakukan percobaan terhadap 130 bank, termasuk bank asing,

untuk mengukur tingkat Good Corporate Governance (GCG). Percobaan yang

dilakukan Bank Indonesia dengan menerapkan beberapa pasal dari ketentuan

Good Corporate Governance (GCG) terhadap industri perbankan di Indonesia,

yang hasilnya menerangkan bahwa 69,3 % bank yang beroperasi di Indonesia

belum memenuhi ketentuan Good Corporate Governance (GCG). Namun

demikian, sektor usaha di Indonesia yang paling konsisten dalam menerapkan

Good Corporate Governance (GCG) adalah perbankan. Hal ini disebabkan Bank

Indonesia mempunyai aturan khusus yang mengatur Good Corporate Governance

(GCG) dan ada program monitoring setiap tahun sekaligus penerapan sanksinya.

Implementasi Good Corporate Governance (GCG) oleh bank bermanfaat untuk

memaksimalkan nilai perusahaan.127

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam prinsip Good Corporate

Governance (GCG) ibarat dua sisi mata uang. Keduanya sama penting dan tidak

terpisahkan. Dimana keduanya berjalan beriringan untuk meningkatkan

keberlanjutan operasi perusahaan.

128

127 http://www.inilah.com/, terakhir kali diakses tanggal 28 Februari 2008. 128 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Peranan Bank Indonesia dalam penerapan

Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia dapat dilihat

dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, dan

Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 Perubahan

Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good

Page 95: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

95

Corporate Governance Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No.

9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Dimana dalam Peraturan-peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate

Governance (GCG) tersebut di dalamnya terdapat prinsip Corporate Social

Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan perbankan di

Indonesia.

Pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, pengaturan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip Good Corporate

Governance dapat dilihat pada:129

1. Menimbang butir a

Bahwa dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka

semakin meningkat pula kebutuhan praktik Good Corporate Governance oleh

perbankan.

2. Menimbang butir b

Bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan

stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri

perbankan, diperlukan pelaksanaan Good Corporate Governance.

3. Pasal 1 butir 6

Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

129 Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum.

Page 96: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

96

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness).

4. Pasal 2 ayat (1)

Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam

setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

5. Pasal 2 ayat (2)

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling kurang harus diwujudkan dalam:

a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi;

b. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang

menjalankan fungsi pengendalian intern bank;

c. penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;

d. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;

e. penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;

f. rencana strategis bank;

g. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.

6. Pasal 3

Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate

Governance bank.

7. Pasal 9 ayat (1)

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good

Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Page 97: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

97

8. Pasal 26

Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

9. Pasal 28

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Direksi paling kurang wajib

membentuk:

a. Satuan Kerja Audit Intern;

b. Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko; dan

c. Satuan Kerja Kepatuhan.

10. Pasal 61 ayat (1)

Bank wajib menyusun laporan pelaksanaan Good Corporate Governance pada

setiap akhir tahun buku.

11. Pasal 61 ayat (2)

Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), paling kurang meliputi:

a. cakupan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 ayat (2) dan hasil penilaian (self assesment) atas pelaksanaan Good

Corporate Governance bank;

b. kepemilikan saham anggota dewan Komisaris serta hubungan keuangan

dan hubungan keluarga anggota dewan Komisaris dengan anggota dewan

Page 98: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

98

Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham bank

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;

c. kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota dewan Komisaris,

anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham bank sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 36;

d. paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi dewan Komisaris serta

Direksi;

e. shares option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif;

f. rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

g. frekuensi rapat dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

h. jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh bank;

i. jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh bank;

j. transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

k. buy back shares dan/atau buy back obligasi bank; dan

l. pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal

maupun penerima dana.

12. Pasal 61 ayat (3)

Pengungkapan paket/kebijakan remunerasi fasilitas lain bagi dewan Komisaris

dan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling kurang

mencakup jumlah anggota dewan Komisaris, jumlah anggota Direksi, dan

jumlah keseluruhan gaji, tunjangan (benefits), kompensasi berbasis saham,

Page 99: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

99

bentuk remunerasi lainnya, dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

13. Pasal 62 ayat (1)

Bank wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 kepada pemegang saham dan kepada:

a. Bank Indonesia;

b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);

c. Lembaga pemeringkat di Indonesia;

d. Asosiasi-asosiasi Bank di Indonesia;

e. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);

f. 2 (dua) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan;

g. 2 (dua) majalah ekonomi dan keuangan,

paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir.

14. Pasal 62 ayat (2)

Bagi bank yang telah memiliki homepage wajib menginformasikan laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pada homepage bank paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku

berakhir.

15. Pasal 62 ayat (3)

Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disampaikan pertama kali untuk posisi laporan akhir Desember

2007.

16. Pasal 62 ayat (4)

Page 100: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

100

Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan pelaksanaan Good

Corporate Governance apabila bank menyampaikan laporan dimaksud kepada

Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan

sejak batas akhir waktu penyampaian laporan.

17. Pasal 62 ayat (5)

Bank dianggap tidak menyampaikan laporan Good Corporate Governance

apabila bank belum menyampaikan laporan dimaksud dalam batas waktu

keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

18. Pasal 63

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan laporan pelaksanaan Good

Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 diatur dengan

Surat Edaran Bank Indonesia.

19. Pasal 64

Penyampaian laporan pelaksanaan Good Corporate Governance kepada Bank

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf a dialamatkan

kepada:

a. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta

10110, bagi bank yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank

Indonesia;

b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi bank yang berkantor pusat di luar

wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.

20. Pasal 65 ayat (1)

Page 101: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

101

Bank wajib melakukan penilaian (self assessment) atas pelaksanaan Good

Corporate Governance bank yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur

dalam Pasal 2 ayat (2) paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun.

21. Pasal 65 ayat (2)

Hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan pelaksanaan Good Corporate Governance.

22. Pasal 65 ayat (3)

Tata cara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Surat

Edaran Bank Indonesia.

23. Pasal 66 ayat (1)

Dalam rangka melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate

Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bank Indonesia dapat

melakukan penilaian atau evaluasi terhadap hasil penilaian (self assessment)

pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal

65 ayat (1).

24. Pasal 66 ayat (2)

Berdasarkan hasil penilaian atau evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Bank Indonesia dapat meminta bank untuk menyampaikan action plan

yang memuat langkah-langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan oleh bank

dengan target waktu tertentu.

Page 102: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

102

25. Pasal 66 ayat (3)

Dalam hal diperlukan Bank Indonesia dapat meminta bank untuk melakukan

penyesuaian action plan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan/atau

melakukan pemeriksaan khusus terhadap hasil perbaikan pelaksanaan Good

Corporate Governance yang telah dilakukan oleh bank.

26. Pasal 67 ayat (1)

Kantor cabang bank asing wajib memenuhi ketentuan tentang pelaksanaan

Good Corporate Governance sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia ini.

27. Pasal 67 ayat (2)

Pelaksana fungsi dewan Komisaris dan pembentukan komite disesuaikan

dengan struktur organisasi yang berlaku pada bank yang bersangkutan.

28. Pasal 67 ayat (3)

Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi seluruh

fungsi yang diperlukan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance

sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini.

29. Pasal 68

Bank Indonesia berwenang meminta penyesuaian struktur organisasi kantor

cabang bank asing untuk memastikan terlaksananya Good Corporate

Governance sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia ini.

30. Pasal 69

Bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

Pasal 5, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal

Page 103: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

103

14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 22, Pasal

23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal

31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, Pasal

40, Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, Pasal

48, Pasal 49, Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 52 ayat (2), Pasal 59, Pasal

60, Pasal 65, Pasal 67 dikenakan sanksi administratif antara lain berupa:

a. teguran tertulis;

b. penurunan tingkat kesehatan berupa penurunan peringkat faktor

manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan;

c. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;

d. pembekuan kegiatan usaha tertentu;

e. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat

pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat

Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan

Bank Indonesia; dan

f. pencantuman anggota pengurus, pegawai, pemegang saham bank dalam

daftar tidak lulus melalui mekanisme uji kepatutan dan kelayakan (fit and

proper test).

Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai

dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan

peningkatan eksposur risiko bank. Good Corporate Governance pada industri

perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan masa-masa yang akan datang,

mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan

Page 104: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

104

semakin meningkat. Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi

kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara

umum pada industri perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance.130

Ada perbedaan yang cukup mendasar antara prinsip responsibility dan

empat prinsip Good Corporate Governance (GCG) lainnya. Empat prinsip Good

Corporate Governance (GCG) pertama lebih memberikan penekanan terhadap

kepentingan pemegang saham perusahaan (shareholders) sehingga ketiga prinsip

tersebut lebih mencerminkan shareholders-driven concept. Contohnya, perlakuan

yang adil terhadap pemegang saham minoritas (fairness), penyajian laporan

keuangan yang akurat dan tepat waktu (transparency), dan fungsi dan

kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi (accountability).

131

Dalam prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada

kepentingan stakeholders perusahaan. Di sini perusahaan diharuskan

memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah

(value added) dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara

kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Karena itu, prinsip

responsibility di sini lebih mencerminkan stakeholders-driven concept.

132

Pada Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober

2006 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan

130 Ketentuan Umum Penjelasan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum 131 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. 132 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Page 105: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

105

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, pengaturan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip Good Corporate

Governance dapat dilihat pada:133

1. Menimbang butir a

Bahwa peningkatan kualitas pelaksanaan Good Corporate Governance

merupakan salah satu upaya untuk memperkuat industri perbankan nasional

sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia.

2. Menimbang butir b

Bahwa dewan Komisaris dan Direksi memegang peranan yang sangat penting

dalam menciptakan Good Corporate Governance.

3. Menimbang butir c

Bahwa check and balance dari pihak-pihak independen dengan pihak yang

terkait dengan pemegang saham pengendali akan meningkatkan pelaksanaan

Good Corporate Governance bank.

4. Menimbang butir d

Bahwa dalam pelaksanaan Good Corporate Governance bank terdapat

dinamika yang perlu direspon secara proporsional dalam rangka

mengoptimalkan penerapan Good Corporate Governance bank.

5. Pasal 1 butir 6 diubah menjadi:

Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

133Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Perubahan Atas Peraturan Bank

Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Page 106: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

106

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness).

6. Pasal 9 ayat (1) diubah menjadi:

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good

Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

7. Pasal 69 diubah menjadi:

Bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,

Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal

13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal

22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal

30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal

39, Pasal 39A, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal

46, Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 52 ayat

(2), Pasal 59, Pasal 60, Pasal 65, Pasal 67 dikenakan sanksi administratif,

antara lain berupa:

a. teguran tertulis;

b. penurunan tingkat kesehatan berupa penurunan peringkat faktor

manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan;

c. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;

d. pembekuan kegiatan usaha tertentu;

e. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat

pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat

Page 107: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

107

Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan

Bank Indonesia; dan

f. pencantuman anggota pengurus, pegawai, pemegang saham bank dalam

daftar tidak lulus melalui mekanisme penilaian kemampuan dan kepatutan

(fit and proper test).

Pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum berlaku tanggal 30 Mei 2007,

pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip

Good Corporate Governance dapat dilihat pada Self Assessment Pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bank.134

1. Menetapkan Nilai Peringkat per Faktor, dengan melakukan Analisis Self

Assessment dengan cara membandingkan Tujuan dan Kriteria/Indikator yang

telah ditetapkan dengan kondisi bank yang sebenarnya.

Self assessment Good Corporate Governance (GCG) dilakukan dengan

mengisi Kertas Kerja Self Assessment Good Corporate Governance (GCG) yang

telah ditetapkan, yang meliputii 11 (sebelas) Faktor Penilaian, dengan cara:

2. Menetapkan Nilai Komposit hasil self assessment, dengan cara membobot

seluruh Faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan Predikat

Kompositnya.

3. Dalam penetapan Predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :

134 Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Page 108: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

108

a. Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor dengan Nilai

Peringkat 5, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai bank

adalah “Cukup Baik”;

b. Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor dengan Nilai

Peringkat 4, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai bank

adalah “Baik”.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

1. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dapat menjadi Bab

tersendiri dalam Laporan Tahunan Bank atau disajikan terpisah dari Laporan

Tahunan Bank yang disampaikan bersama-sama dengan Laporan Tahunan

Bank.

2. Apabila Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance

(GCG) Bank menunjukkan perbedaan material yakni mengakibatkan hasil

Predikat Komposit yang berbeda, maka bank wajib menyampaikan revisi

Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance (GCG) Bank

tersebut secara lengkap kepada Bank Indonesia.

3. Revisi Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) terkait

dengan Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance

(GCG) tersebut, harus dipublikasikan pula dalam Laporan Keuangan Publikasi

Page 109: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

109

Bank pada periode terdekat, paling kurang meliputi Nilai Komposit dan

Predikatnya.

C. Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dijalankan Bank Sumut

Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas

Sebelum Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Undang-

Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pada Pasal 74 yang menjadi

motivasi yang mendasari kalangan bisnis dalam menerima konsep Corporate

Social Responsibility (CSR) sangatlah beragam. Selain karena sifat Corporate

Social Responsibility (CSR) sendiri yang bersifat sukarela, juga karena paradigma

yang dimiliki oleh korporasi sangat beragam. Absennya regulasi dan produk

hukum yang mengikat ditambah lagi lemahnya penegakan hukum juga ikut andil

pada beragamnya motivasi korporasi untuk mempraktikkan Corporate Social

Responsibility (CSR).135 Keragaman pengertian konsep Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah akibat logis dari sifat pelaksanaannya yang

berdasarkan prinsip kesukarelaan.136

Cara perusahaan memandang Corporate Social Responsibility (CSR) atau

alasan perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) bisa

diklasifikasikan dalam tiga kategori. Pertama, sekedar basa-basi dan

keterpaksaaan. Artinya, Corporate Social Responsibility (CSR) dipraktikkan lebih

135 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. 136 http://radjafahmi.multiply.com/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Page 110: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

110

karena faktor eksternal (external driven). Berikutnya karena faktor reputasi

(reputation driven), motivasi pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah untuk mendongkrak citra perusahaan. Yang masih hangat dalam ingatan

misalnya saat bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara terjadi. Korporasi

besar dan kecil seperti dikomando untuk berebut memberikan bantuan uang,

sembako, medis dan sebagainya. Berikutnya, para perusahaan berlomba

menginformasikan kontribusinya melalui media massa. Tujuannya bisa ditebak,

mengangkat reputasi.137

Di satu sisi, hal itu memang menggembirakan terutama dikaitkan dengan

kebutuhan riil atas bantuan bencana dan rasa solidaritas kemanusiaan. Namun di

sisi lain, fenomena ini menimbulkan tanda tanya terutama dikaitkan dengan

komitmen solidaritas kemanusiaan itu sendiri. Artinya, niat untuk menyumbang

masih diliputi kemauan meraih kesempatan untuk melakukan publikasi positif

misalnya untuk menjaga atau mendongkrak citra korporasi. Ada pamrihnya,

seperti perumpamaan ada udang dibalik batu. Pada fase ini hampir dapat

dipastikan bahwa yang dilakukan perusahaan merupakan kebijakan bisnis yang

hanya bersifat kosmetik. Corporate Social Responsibility (CSR)

diimplementasikan sebagai upaya dalam konteks pekerjaan rumah. Perusahaan

melakukannya untuk memenuhi tuntutan dan memberi citra sebagai korporasi

yang tanggap terhadap kepentingan sosial.

138

137 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 73. 138 Ibid., hal. 74.

Sebelum Undang-Undang No. 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal mengatur Corporate Social Responsibility (CSR),

Page 111: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

111

memang Corporate Social Responsibility (CSR) bersifat sukarela sehingga

penerapannya pun bebas tafsir berdasarkan kepentingan masing-masing

perusahaan.139

Kedua, sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance).

Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan karena memang ada

regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Misalnya karena adanya market

driven. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan Corporate Social

Responsibility (CSR) ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya

kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan

dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial. Contoh kongkritnya,

pengusaha-pengusaha Amerika Serikat sudah semakin keras dengan produk

furnitur yang datang dari Indonesia. Dengan alasan, produk furnitur diharuskan

menerapkan ecolabeling, suatu tanda bukti bahwa kayunya diambil secara

bijaksana dengan memperhatikan lingkungan, misalnya tidak menebang kayu

seenaknya tanpa usaha peremajaan.

140

Bank-bank di Eropa juga telah menurunkan regulasi dalam masalah

pinjaman yang hanya diberikan kepada perusahaan yang mengimplementasikan

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik. Sebagai contoh, mereka

hanya memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Asia

yang memberikan jaminan bahwa ketika membuka lahan perkebunan mereka

tidak melakukannya dengan cara membakar hutan. Tren global lainnya adalah di

bidang pasar modal dimana beberapa bursa sudah menerapkan indeks yang

139 http://www.hukumonline.com/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007. 140 Yusuf Wibisono, Loc. cit.

Page 112: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

112

memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mengimplementasikan

Corporate Social Responsibility (CSR). New York Stock Exchange sekarang

memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) sebagai saham-saham

perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai Corporate Social Responsibility

(CSR) yang baik. Dow Jones Sustainability Index (DJSI) mulai dipraktikkan sejak

tahun 1999. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially

Responsible Investment (SRI) Index dan Financial Times Stock Exchange (FTSE)

yang mempunyai FTSE4Good sejak 2001. Inisiatif ini mulai diikuti oleh otoritas

bursa saham di Asia, seperti di Hangseng Stock Exchange dan Singapore Stock

Exchange. Konsekuensi dari adanya indeks-indeks tersebut memacu investor

global untuk menanamkan investasinya hanya di perusahaan-perusahaan yang

sudah masuk dalam indeks tersebut.141

Selain market driven, faktor lain yang sanggup memaksa perusahaan untuk

mempraktikkan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah adanya

penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap intitusi atau

lembaga. Misalnya Corporate Social Responsibility (CSR) Award baik yang

regional maupun yang global, Padma (Pandu Jaya Masyarakat) Award yang

digelar oleh Derpartemen Sosial, dan PROPER (Program Peringkat Kinerja

Perusahaan) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Khusus untuk

PROPER, perusahaan tidak dapat meraih peringkat hijau, apalagi peringkat emas

141 Ibid., hal. 75.

Page 113: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

113

apabila praktik Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan tersebut

buruk.142

Ketiga, bukan lagi sekedar compliance tetapi beyond compliance atau

compliance plus. Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan

karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driver). Perusahaan

telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi

untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung

jawab sosial dan lingkungan. Dasar kesehatan pemikirannya, menggantungkan

semata-mata pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa

tumbuh secara berkelanjutan.

143

Perusahaan meyakini bahwa program Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability)

usaha. Artinya, Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi dilihat sebagai

pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit center) di masa

mendatang. Logikanya sederhana, bila Corporate Social Responsibility (CSR)

diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk mengatasi risikonya jauh

lebih besar daripada nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran Corporate

Social Responsibility (CSR) itu sendiri. Belum lagi risiko non-finansial yang

berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaaan masyarakat kepada

perusahaan.

144

142 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. 143 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 76. 144 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal tanggal 4 Januari 2008.

Page 114: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

114

Dengan demikian, Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi

sekedar aktivitas tempelan yang kalau terpaksa bisa dikorbankan demi mencapai

efesiensi, namun Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan nyawa

korporasi. Corporate Social Responsibility (CSR) telah masuk ke dalam jantung

strategi korporasi. Corporate Social Responsibility (CSR) disikapi secara strategis

dengan melakukan alignment antara inisiatif Corporate Social Responsibility

(CSR) dengan strategi korporasi. Caranya, inisiatif Corporate Social

Responsibility (CSR) dikonsep untuk memperbaiki kontes kompetitif korporasi

yang berupa kualitas lingkungan bisnis tempat korporasi beroperasi.145

Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) berada dalam koridor

strategi perusahaan yang diarahkan untuk mencapai bottom line business goal

yaitu mendatangkan keuntungan. Perbaikan konteks ini diyakini akan menjadi

sumber keunggulan kompetitif yang sangat power full bagi perusahaan.

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) itu merupakan langkah-

langkah pilihan sendiri, sebagai kebijakan perusahaan, bukan karena dipaksa oleh

aturan dan tekanan masyarakat. Bahwa kemudian efeknya positif ke arah

pembentukan citra, melampaui standar regulasi yang berlaku, mendongkrak nilai

saham, atau memenangi kompetisi dan memperoleh penghargaan, itu sudah

seharusnya. Tetapi awalnya murni karena korporasi berniat untuk berbuat baik.

Meski demikian, tidak serta-merta semua perusahaan akan memiliki sikap seperti

145 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal tanggal 4 Januari 2008.

Page 115: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

115

ini. Bukan hanya di Indonesia secara global pun perusahaan-perusahaan masih

berada dalam fase “metamorfosis” yang berbeda-beda.146

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh PT. Bank

Sumut sebelum berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut:

147

1. Bidang Sosial, antara lain berupa:

a. Kesehatan, yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang

mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, memberikan

perlindungan asuransi jiwa secara gratis kepada seluruh penabung Martabe

Bank Sumut.

b. Kesejahteraan sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan

Karya Murni, Panti Asuhan Alpha Omega, dan Panti Asuhan Madrasah,

memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh dan Sumatera Utara

berupa uang tunai, rumah, pakaian, obat-obatan, makanan dan secara

khusus memberikan bantuan uang tunai kepada seluruh anggota keluarga

korban bencana gempa dan tsunami yang menabung di Bank Sumut.

c. Pendidikan, yaitu merehab 5 bangunan sekolah dasar negeri (SDN) antara

lain SDN 104247 Tanjung Mulia, SDN 105352 Desa Pasar Miring, SDN

105350 Perbarakan Kecamatan Pagar Merba, SDN 107433 Desa

Bahgerger dan SDN 105349 Desa Kulasar Kecamatan Bangun Purba.

2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:

146 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 77.

147 Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut dari tahun 2005-2006.

Page 116: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

116

a. Pembinaan UKM, yaitu memberikan bantuan uang tunai sebanyak Rp 22.

500,00,- kepada Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP.

PKK) dan Pemuda Mitra Kamtibnas (PMK) Tanjung Balai untuk

membina 15 unit sampan kota, sebagai sarana untuk menuju dan

menumbuhkembangkan wisata bahari.

b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UMKM

dengan agunan biaya rendah.

3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:

a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun

penggunaan air bersih

b. Pengembangan ekowisata.

Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, perbuatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang

dilakukan oleh Bank Sumut baru bersifat kedermawanan (charity), dan sebagai

brand image saja.

Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

yang baru, tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di Indonesia.

Namun saat ini etika ini telah normatif dengan diundangkannya Undang-Undang

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.148

148 Bismar Nasution, Op. cit., hal.12.

Page 117: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

117

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga tingkat kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) atau program Corporate Social Responsibility (CSR) yang

berorientasi penguatan ekonomi masyarakat atau pengembangan ekonomi lokal.

Tiga tingkat kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yakni :149

1. Kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bersifat

“charity”, Bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampaknya terhadap

masyarakat hanyalah “menyelesaikan masalah sesaat” hampir tidak ada

dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain lebih mahal,

dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan, dari

sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya publikasi kegiatan.

Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan dan

masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan Corporate

Social Responsibility (CSR) yang berorientasi pada peningkatan produktivitas

dan mendorong kemandirian masyarakat.

2. Kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang membantu

usaha kecil secara parsial. Saat ini makin banyak perusahaan yang

menyadari pentingnya pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR)

yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan mendorong kemandirian

masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil,

tetapi bentuk kegiatan memperkuat tersebut masih bersifat parsial,

memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi,

149 http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 4 Januari 2007.

Page 118: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

118

infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkat

masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan, bahkan

cenderung meningkatkan kebergantungan masyarakat pada perusahaan,

sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang

kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal.

3. Kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berorientasi

membangun daya saing masyarakat, program Corporate Social Responsibility

(CSR) akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat

karena :

a. Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktivitas (sebagai ukuran

data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses

pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan

penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri

(berjangka waktu yang jelas/mempunyai exit policy yang jelas)

b. Untuk memberikan dorongan besar pada pendapatan masyarakat maka

kegiatan memperkuat dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling

terkait dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai. Pada

dasarnya adalah organ ekonomi yang hidup, usaha memperkuat dilakukan

untuk meningkatkan metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan

pengetahuan) dalam sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan

meningkatkan performa setiap organ. Pendekatan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang bijak dengan mengambil peran sebagai

fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan Corporate Social Responsibility

Page 119: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

119

(CSR) lebih efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu

rantai nilai.

c. Program pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur-infrastruktur dirancang

sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu meningkatkan

indeks pembangunan manusia pada tingkat lokal.

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh PT. Bank

Sumut setelah berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas adalah sebagai berikut:150

a. Kesehatan, yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang

mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, dan melakukan

donor darah yang mengikutkan seluruh karyawan Bank Sumut.

1. Bidang Sosial, antara lain berupa:

b. Kesejahteraan Sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan

Amaliyah berupa alat-alat sekolah seperti buku, tas, pakaian seragam serta

berbagai kebutuhan harian anak-anak yatim, juga membagikan hewan

kurban sebanyak 10 ekor lembu dan 7 ekor sapi kepada masyarakat yang

kurang mampu pada hari raya Kurban, memberikan kredit pinjaman rumah

biaya ringan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum mempunyai

rumah, menyantuni fakir miskin/kaum dhuafa serta memberikan bantuan

kepada orang tua yang berada di panti jompo.

150 Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut tahun 2007-2008.

Page 120: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

120

c. Pendidikan, yaitu memberikan bantuan uang tunai kepada Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Medan sebesar Rp 6.000.000,00,- yang

melakukan kegiatan perlombaan diskusi berbahasa Inggris.

2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:

a. Pembinaan UKM, yaitu melakukan pembinaan kepada para petani

perkebunan.

b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UMKM

dengan agunan biaya rendah maupun memberikan pinjaman biaya bunga

rendah kepada para petani perkebunan (petani dan nelayan kecil).

c. Penguatan kelembagaan, yaitu pemberian bantuan 1 unit mobil bus kepada

Badan Narkotika Provinsi Sumatera Utara dan memberikan pinjaman 10

miliar kepada Pemerintah Daerah Bengkulu untuk proyek recovery

(pemulihan) pasca gempa di Bengkulu.

3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:

a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun

penggunaan air bersih.

b. Perumahan dan pemukiman.

Setelah berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh

Bank Sumut masih bersifat kedermawanan (charity), dan sebagai brand image

saja. Karena Bank Sumut belum membentuk satu divisi khusus yang menangani

Corporate Social Responsibility (CSR).

Page 121: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

121

BAB VI

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN

BANK SUMUT TERHADAP MASYARAKAT

Page 122: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

122

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank

Sumut

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) diawali dengan

diajukannya Corporate Social Initiatives (inisiatif sosial perusahaan). Inisiatif

sosial perusahaan dapat didefenisikan sebagai major activities undertaken by a

corporation to support social causes and to fulfill commitments to corporate

social responsibility, yaitu berbagai kegiatan atau aktivitas utama perusahaan

yang dilakukan untuk mendukung aksi sosial guna memenuhi komitmen dalam

tanggung jawab sosial perusahaan.151

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di perusahaan pada

umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah terkait dengan

komitmen pimpinannya. Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan

masalah sosial, jangan diharap akan mempedulikan aktivitas sosial. Kedua,

menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan

lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan

belum mapan. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah.

Semakin kacaunya regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil

ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada

masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif

151 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 5.

Page 123: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

123

pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada

perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat.152

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sangat

bergantung pada pimpinan puncak korporasi. Artinya, kebijakan Corporate Social

Responsibility (CSR) tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi.

Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar

kemungkinan korporasi tersebut menerapkan Corporate Social Responsibility

(CSR) dengan benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada

kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai

saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, bisa jadi kebijakan Corporate

Social Responsibility (CSR) hanya sekedar kosmetik.

153

Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan

yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari

Setidaknya tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti

merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi

usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya

wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti

menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat.

Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas

penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang

kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial

karena timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat.

152 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 71. 153 http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.

Page 124: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

124

masyarakat, setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut

untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta

harmonisasi hubungan bahkan meningkatkan citra dan performa perusahaan.

Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk

meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal

akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan

ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.154

Kotler dan Lee menyebutkan bahwa setidaknya ada 6 opsi untuk “berbuat

kebaikan” (Six options for Doing Good) sebagai insiatif sosial perusahaan yang

dapat ditempuh dalam rangka implementasi Corporate Social Responsibility

(CSR), yaitu:

155

a. Cause Promotions

Suatu perusahaan dapat memberikan dana atau berbagai macam kontribusi

lainnya, ataupun sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat atas sesuatu isu sosial tertentu, ataupun dengan cara

mendukung pengumpulan dana, partisipasi dan rekruitmen sukarelawan untuk

aksi sosial tertentu.

b. Cause Related Marketing

154 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 72.

155 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 5.

Page 125: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

125

Suatu perusahaan dalam hal ini berkomitmen untuk berkontribusi atau

menyumbang sekian persen dari pendapatannya dari penjualan suatu produk

tertentu miliknya untuk isu sosial tertentu.

c. Corporate Social Marketing

Suatu perusahaan dapat mendukung perkembangan atau pengimplementasian

kampanye untuk merubah cara pandang maupun tindakan, guna meningkatkan

kesehatan publik, keamanan, lingkungan, maupun kesejahteraan masyarakat.

d. Corporate Philanthropy

Dalam hal ini, suatu perusahaan secara langsung dapat memberikan

sumbangan, biasanya dalam bentuk uang tunai. Pendekatan ini merupakan

bentuk implementasi tanggung jawab sosial yang paling tradisional.

e. Community Volunteering

Dalam hal ini, perusahaan dapat mendukung dan mendorong pegawainya,

mitra bisnis maupun para mitra waralabanya untuk menjadi sukarelawan di

organisasi-organisasi kemasyarakatan lokal.

f. Socially Responsible Business Practicse

Misalnya perusahaan dapat mengadopsi dan melakukan praktik-praktik bisnis

dan investasi yang dapat mendukung isu-isu sosial guna meningkatkan

kelayakan masyarakat (community well-being) dan juga melindungi

lingkungan.

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh

masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan

dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak

Page 126: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

126

perusahaan yang telah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan

dengan pelanggan, karyawan, komunitas, dan lingkungan sekitar yang merupakan

titik awal yang sangat baik menuju pendekatan Corporate Social Responsibility

(CSR) yang lebih luas. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

perlu diintegrasikan dengan pengambilan keputusan inti, strategi, aktivitas, dan

proses manajemen perusahaan.156

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia semakin

meningkat baik dalam kuantitas, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya

semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 sekitar 11.5 juta dollar AS dari

180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh

media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan

dana Corporate Social Responsibility (CSR) di Amerika Serikat, dilihat dari

angka kumulatif tersebut, perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)

di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang

meyumbangkan dana bagi kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah

sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta perkegiatan. Sebagai perbandingan, di

AS porsi sumbangan dana Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun

1998 mencapai 21.51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar

atau sekitar 2.030 triliun rupiah.

157

156 A. B. Susanto., Op. cit., hal 73.

157 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 64.

Page 127: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

127

Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

dikelola berdasarkan pola sebagai berikut: 158

1. Program sentralisasi

Perusahaan sebagai pelaksana/penyelenggara utama kegiatan. Begitupun

tempat, kegiatan berlangsung di area perusahaan. Pada praktiknya,

pelaksanaan kegiatan bisa bekerja sama dengan pihak lainnya seperti event

organizer atau institusi lainnya sejauh memiliki kesamaan visi dan tujuan.

2. Program desentralisasi

Kegiatan dilaksanakan di luar area perusahaan. Perusahaan berperan sebagai

pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana, material

maupun sponsor.

3. Program kombinasi

Program ini dapat dilakukan terutama untuk program-program pemberdayaan

masyarakat, dimana inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan

dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.

Tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik

dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), namun kerangka kerja

(framework) yang luas dalam pengimplementasian Corporate Social

Responsibility (CSR) masih dapat dirumuskan, yang didasarkan pada pengalaman

juga pengetahuan dalam bidang-bidang seperti manajemen lingkungan.159

158 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 138. 159 A. B. Susanto., Op. cit., hal. 74.

Page 128: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

128

Mekanisme dalam pelaksanaan program atau kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) dapat dilakukan sebagai berikut:160

1. Bottom Up Process

Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan

evaluasi oleh perusahaan.

2. Top Down Process

Program berdasar survei/pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang

disepakati oleh beneficiaries.

3. Partisipatif

Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.

Dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) tidak

ada standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan

memiliki karakteristik dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap

bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap perusahaan

memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan

dengan Corporate Social Responsibility (CSR) serta seberapa banyak hal yang

telah dilakukan dalam hal memgimplementasikan pendekatan Corporate Social

Responsibility (CSR). 161

Penilaian terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan untuk

mengidentifikasi masalah, peluang, dan tantangan yang dihadapi perusahaan

dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Penilaian

Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan agar perusahaan melakukan

160 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 139. 161 A. B. Susanto, Loc. cit.

Page 129: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

129

aktivitas-aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) secara

berkesinambungan, tidak bersifat parsial. Penilaian Corporate Social

Responsibility (CSR) juga membantu perusahaan mengidentifikasi kesenjangan

dan peluang yang ada, sehingga mampu memperbaiki kualitas pengambilan

keputusan. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan dan

menguji informasi yang relevan mengenai produk, layanan, proses pengambilan

keputusan, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan agar secara akurat

menentukan posisi perusahaan saat ini berkaitan dengan aktivitas Corporate

Social Responsibility (CSR). Penilaian Corporate Social Responsibility (CSR)

yang tepat harus memberikan pemahaman mengenai hal-hal:162

1. Nilai-nilai dan etika perusahaan

2. Dorongan eksternal dan internal yang memotivasi perusahaan untuk

menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

3. Isu-isu penting seputar Corporate Social Responsibility (CSR) yang dapat

memberikan dampak bagi perusahaan

4. Stakeholders kunci

5. Struktur pengambilan keputusan yang berlaku dalam perusahaan saat ini,

kekuatan dan kelemahannya dalam hal mengimplementasikan program

Corporate Social Responsibility (CSR) yang terintegrasi.

6. Implikasi terhadap sumber daya manusia dan anggaran yang dimiliki

7. Aktivitas-aktivitas berkaitan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

yang tengah berjalan.

162 Ibid., ha. 75.

Page 130: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

130

Menurut Saidi dan Abidin yang memotivasi perusahaan melakukan

Corporate Social Responsibility (CSR) digambarkan dalam tiga tahap paradigma

yang berbeda:163

1. Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan

motivasi keagamaan.

2. Tahap kedua adalah corporate philanthropy, yakni dorongan manusia yang

biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama

dan memperjuangkan pemerataan sosial.

3. Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewarganegaraan

demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

Jika dipetakan, tampaklah bahwa spektrum paradigma Corporate Social

Responsibility (CSR) terentang dari “sekedar menjalankan kewajiban” hingga

“demi kepentingan bersama” atau dari “membantu dan beramal kepada sesama”

menjadi “memberdayakan manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis,

pada umumnya perusahaan melakukan Corporate Social Responsibility (CSR)

didorong oleh motivasi karitatif kemudian motivasi kemanusiaan dan akhirnya

motivasi kewargaan.164

Tahapan-tahapan dari pelaksanaan penilaian Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

165

1. Membentuk tim kepemimpinan Corporate Social Responsibility (CSR)

163 Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 64 164 Ibid.

165 A. B. Susanto., Op. cit., hal. 76.

Page 131: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

131

Biasanya tim kepemimpinan Corporate Social Responsibility (CSR)

mencakup perwakilan dari dewan direksi, manajemen puncak, dan pemilik,

serta sukarelawan dari berbagai unit dalam perusahaan yang terkena dampak

atau terlibat dengan isu-isu seputar Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Merumuskan defenisi program Corporate Social Responsibility (CSR)

Perumusan defenisi program Corporate Social Responsibility (CSR) akan

menjadi landasan bagi aktivitas penilaian selanjutnya. Dapat juga

diidentifikasi nilai-nilai kunci yang memotivasi perusahaan. Melibatkan

orang-orang pada setiap tingkatan dalam perusahaan akan lebih menjamin

tercapainya tujuan dan penerimaan dari aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dilakukan.

3. Melakukan kajian terhadap dokumen, proses, dan aktivitas perusahaan

Dokumen-dokumen ini dapat mencakup misi, kebijakan, code of conduct,

prinsip-prinsip dan dokumen-dokumen operasional lainnya. Dapat juga

mencakup dokumen-dokumen eksternal yang berhubungan dengan program-

program atau inisiatif-inisiatif yang melibatkan perusahaan. Ini berguna untuk

menelusuri mengapa dokumen-dokumen ini dibuat serta pelajaran-pelajaran

apa yang bisa diambil.

Perusahaan secara khusus memiliki proses pengambilan keputusan yang

spesifik serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aspek-aspek

tertentu dari kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat berguna dalam kaitannya

dengan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Aktivitas-aktivitas

perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan produk dan layanan

Page 132: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

132

yang dihasilkan dapat secara erat berhubungan dengan aktivitas-aktivitas

Corporate Social Responsibility (CSR). Memperhatikan aktivitas pesaing dan

juga perusahaan di sektor lain juga dapat bermanfaat.

4. Mengidentifikasi dan melibatkan stakeholder kunci

Perusahaan mungkin saja melewatkan isu-isu penting yang sedang hangat di

luar. Oleh karenanya diskusi dengan para stakeholder kunci, khusunya pihak

eksternal, sangat penting guna memetakan kepentingan yang mereka miliki.

Adalah penting untuk memperoleh kejelasan mengenai tujuan diskusi, karena

stakeholder dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk mengemukakan

pandangan mereka mengenai perilaku perusahaan. Kunci bagi efektifnya

keterlibatan para stakeholder ini adalah memetakan defenisi mereka mengenai

keberhasilan dalam rangka kerja samanya dengan perusahaan.

Oleh karena pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Bank

Sumut hingga saat ini masih bersifat brand image, kedermawanan (filantropis)

dan karitatif saja sehingga pedoman implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Bank Sumut belum ada. Penulis mendapat keterangan

dari pihak Bank Sumut sendiri yang menerangkan hingga saat ini (saat penulisan

skripsi) belum ada pedoman implementasi pada Bank Sumut dalam melakukan

Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini disebabkan belum adanya divisi

khusus bagi program pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR).

Page 133: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

133

B. Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank

Sumut

Pada dasarnya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka

ragam dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang bersifat

pengembangan komunitas, dari yang bernuansa abstrak sampai pada bentuk yang

konkrit. Akan tetapi dari keseluruhan kegiatan tersebut, pada dasarnya tidak

terkait dengan produk dari yang dihasilkan perusahaan, seperti sebuah reklame

tetapi tidak berisi produk dari si pembuat reklame. Menurut Bambang Rudito dan

Melia Famiola kegiatan program yang dilakukan oleh perusahaan dalam konteks

tanggung jawab sosial dapat dikategorisasi dalam tiga bentuk:166

Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak

terkait sama sekali dengan produk yang dihasilkan perusahaan yang

bersangkutan. Bentuk ini lebih ditekankan pada penanaman persepsi tentang

perusahaan dengan si perusahaan membuat suatu kegiatan sosial tertentu dan

khusus sehingga tertanam dalam image komunitas bahwa perusahaan tersebut

banyak melakukan kegiatan sosial sampai anggota komunitas tidak

mengetahui produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Atau sebaliknya anggota komunitas mengetahui produk yang dihasilkan

perusahaan, akan tetapi tertanam di benak anggota komunitas bahwa

1. Public Relations

166 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal 210.

Page 134: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

134

perusahaan yanag bersangkutan selalu menyisihkan sebagian keuntungannya

untuk kegiatan sosial.

Kegiatan atau usaha ini lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara

perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang

baik tentang perusahaan terhadap komunitas. Pekerjaan untuk model public

relations ini lebih banyak menjadi tugas dari unit kerja hubungan komunitas

dalam sebuah perusahaan. Contoh dalam konteks public relations adalah

program “cause related marketing” yang dijalankan oleh sebuah perusahaan

pakaian. Di sini ditampilkan gambar-gambar tawanan yang dijatuhi hukuman

mati, disertai dengan kampanye anti hukuman mati bagi umat manusia di

seluruh dunia. Upaya menentang hukuman mati ini tidak ada kaitannya atau

hubungannya sama sekali dengan kebijakan korporasi atau produk-produk

yang diproduksikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Kampanye ini

semata-mata ditujukan untuk membuat komunitas mengasosiasikan

perusahaan tersebut dengan sebuah perasaan emosional yang bertujuan baik,

dan berusaha untuk menanamkan bahwa usaha dari perusahaan yang

bersangkutan sebagian keuntungannya untuk membela kepentingan usaha

menghindarkan hukuman mati.

2. Strategy Defensive

Usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna menangkis anggapan negatif

komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap

karyawannya, dan biasanya untuk melawan “serangan” negatif dari anggapan

komunitas atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang. Kegiatan ini

Page 135: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

135

biasanya dilakukan dengan sasaran yang berbeda dengan anggapan yang telah

berkembang atau bertolak belakang dengan persepsi-persepsi yang ada

dikomunitas pada umumnya. Prinsipnya hampir sama dengan bentuk kegiatan

public relations, akan tetapi berbeda pada proses kejadiannya.

Pada public relations, pada dasarnya menjalin hubungan yang belum ada,

sedangkan dalam strategy defensive mengarah pada proses melawan kejadian

yang pernah dialami, artinya anggapan komunitas terhadap perusahaan sudah

ada sebelumnya dan anggapan ini biasanya bernada negatif yang pada

umumnya bicara tentang aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan yang

negatif terhadap sesuatu hal. Usaha Corporate Social Responsibility (CSR)

yang dilakukannya adalah untuk merubah anggapan yang berkembang

sebelumnya dengan menggantinya dengan yang baru sebagai suatu anggapan

baru yang bersifat positif.

Sehingga usaha dari perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) dari bentuk ini adalah seakan merupakan perlawanan

terhadap pandangan orang luar terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Perlawanan ini tentunya harus ditunjang dengan modal yang tidak sedikit, hal

ini berkaitan dengan usaha membersihkan nama baik yang telah beredar

secara meluas di dalam kehidupan komunitas, sedangkan untuk mengganti

secara menyeluruh seperti mengganti logo tidak memungkinkan dan bahkan

menjadi kerugian yang besar.

Contoh kajian PriceWaterhouse Coopers tentang program Corporate Social

Responsibility (CSR), ditemukan bahwa sejumlah perusahaan menjalankan

Page 136: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

136

Corporate Social Responsibility (CSR) karena ingin menghindari konsekuensi

negatif dari publisitas yang buruk. Contohnya adalah kasus sebuah perusahaan

yang merespon pemberitaan tentang perusahaan tersebut yang melanggar hak-

hak pekerjanya dengan melakukan kegiatan sosial lainnya untuk meredam

pemberitaan tersebut.

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar

berasal dari visi perusahaan itu.

Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar

perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan

itu sendiri. Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak

mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk

menanamkan kesan baik terhadap komunitas atau komunitas berkaitan dengan

kegiatan perusahaan.Biasanya bentuk keinginan tulus suatu perusahaan dalam

kegiatan tanggung jawab sosialnya adalah berkaitan erat dengan kebudayaan

perusahaan yang bersangkutan sudah tersirat etika dari perusahaan tersebut.

Di sini dapat diberikan contoh seperti tindakan perusahaan sepatu dengan

memberikan obat-obatan kepada mereka yang membutuhkan. Kemudian

sebuah perusahaan minuman kopi membayar petani kopi dengan harga yang

layak serta membangun infrastruktur pendidikan dan kesehatan pada

komunitas petani-petani itu; langkah sebuah perusahaan komputer yang

membangun sistem komunikasi yang unggul, dapat diandalkan, dapat

terjangkau kepada komunitas yang digabungkan dengan kontribusi terhadap

Page 137: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

137

proyek-proyek komunitas; atau program dari perusahaan rokok untuk

membangun klinik-klinik kesehatan di pedesaan.

Secara garis besar, perwujudan perilaku Corporate Social Responsibility

(CSR) yang baik dapat direfleksikan dalam dua tindakan utama. Yang pertama

adalah melalui apa yang disebut sebagai corporate charity (upaya kedermawanan

dari perusahaan). Dalam tindakan ini perusahaan mencoba memberikan

kontribusinya bagi pengembangan masyarakat yang membutuhkan. Dalam banyak

kasus, kontribusi ini berwujud dalam bentuk dana tunai misalnya dana bantuan

bencana alam, dana beasiswa pendidikan, ataupun dana pinjaman lunak bagi

pengembangan ekonomi kelas kecil. Juga bisa berwujud bantuan fisik semacam

bantuan piranti komputer, tenda, buku, ataupun gedung perpustakaan, dan lain-

lain. Namun demikian, tidak jarang bantuan ini dapat berupa bantuan tenaga ahli.

Misalnya, salah satu perusaaan teknologi besar di Amerika mewajibkan

karyawannya untuk menjadi guru sukarelawan selama 40 jam dalam setahun dan

selama menjadi sukarelawan ini gaji karyawan tetap dibayarkan secara penuh.167

Bentuk perilaku Corporate Social Responsibility (CSR) yang kedua adalah

melalui apa yang disebut sebagai penerapan praktik good corporate governance

dan etika bisnis yang baik. Sebuah perusahaan hanya layak disebut sebagai warga

yang baik jika ia mampu mengelola segenap tindakan bisnisnya dalam bingkai

tata kelola bisnis yang profesional dan penuh integritas. Serta juga dibarengi oleh

167 http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November

2007

Page 138: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

138

kesungguhan untuk menegakkan etika bisnis secara konsisten dalam setiap

langkah geraknya.168

Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Bank

Sumut berdasarkan pembagian yang dilakukan Bambang Rudito dan Melia

Famiola maka program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan

oleh Bank Sumut termasuk ke dalam bentuk public relations karena Bank Sumut

berusaha menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan. Bila berdasarkan pembagian bentuk perilaku

Corporate Social Responsibility (CSR) secara umum maka Bank Sumut termasuk

ke dalam bentuk corporate charity (upaya kedermawanan dari perusahaan) dapat

dilihat dalam tindakan Bank Sumut mencoba memberikan kontribusinya bagi

pengembangan masyarakat yang membutuhkan. Dalam banyak kasus, kontribusi

ini berwujud dalam bentuk dana tunai semisal dana bantuan bencana alam,

ataupun dana pinjaman lunak bagi pengembangan ekonomi kelas kecil. Juga

berwujud bantuan fisik semacam bantuan mobil, tenda, buku, pakaian, ataupun

rehabilitasi gedung sekolah, dan sebagainya.

169

Pendekatan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) terdiri atas 2

bentuk, yaitu pendekatan tradisional (traditional approach) dan pendekatan baru

(new approach). Dalam pendekatan tradisional, Corporate Social Responsibility

(CSR) oleh perusahaan-perusahaan hanya dipandang sebagai kewajiban semata

(fulfilling an obligation), sedangkan dalam pendekatan baru, Corporate Social

168 http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November

2007 169 http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November

2007

Page 139: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

139

Responsibility (CSR) tidak hanya dipandang sebagai kewajiban yang harus

dipenuhi, tetapi juga turut membantu mencapai sasaran-sasaran bisnis

perusahaan.170

C. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Masyarakat

Lingkup penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan

gagasan Prince of Wales International Business Forum yang mengusung lima

pilar. Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan sumber daya

manusia, baik internal (karyawan) maupun eksternal (masyarakat sekitar).

Caranya adalah dengan melakukan pengembangan dan memberikan kesejahteraan

kepada mereka. Istilahnya, building human capital. Kedua, memberdayakan

ekonomi komunitas. Istilahnya, strengthening economies. Ketiga, menjaga

harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak terjadi konflik (assessing social

cohesion). Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik (encouraging

good corporate governance). Kelima, memperhatikan kelestarian lingkungan

(protecting the environment).171

Pandangan lain yang sejalan dengan pemikiran di atas adalah yang

dikemukakan oleh Gurvy Kavei, pakar manajemen dari Universitas Manchester.

Ia menyatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) dipraktikkan di tiga

area. Pertama, di tempat kerja. Implementasinya mencakup aspek kesehatan dan

keselamatan kerja, pengembangan knowledge dan skill karyawan, peningkatan

kesejahteraan dan bahkan mungkin kepemilikan saham. Kedua, di komunitas.

170 Bismar Nasution, Op. cit., hal. 7. 171 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 139.

Page 140: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

140

Implementasinya bisa berupa kontribusi dalam bentuk charity, philanthropy

maupun community development. Ketiga, terhadap lingkungan. Praktiknya bisa

berupa proses produksi dan produk yang ramah lingkungan, ikut serta dalam

upaya pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya.172

Green Paper dari Komisi Masyarakat Eropa (2001) memberikan

perspektif lain, bahwa tanggung jawab sosial korporat itu memiliki dua dimensi

yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal itu mencakup

manajemen sumber daya manusia, kesehatan dan keselamatan kerja, beradaptasi

dengan perubahan, dan manajemen dampak lingkungan dan sumber daya alam.

Sedangkan dimensi eksternalnya mencakup komunitas-komunitas lokal, mitra

usaha, pemasok dan konsumen, hak-hak asasi manusia, dan kepedulian kepada

lingkungan hidup.

173

Eleanor Chambers dengan kawan-kawan pada tahun 2003 melakukan

penelitian atas praktik tanggung jawab sosial korporat di tujuh negara di Asia

mengklasifikasikan Corporate Social Responsibility (CSR) ke dalam tiga aspek

yaitu, keterlibatan dalam komunitas, pembuatan produk yang bisa

dipertanggungjawabkan secara sosial, dan employee relations. Yang termasuk ke

dalam keterlibatan dalam komunitas itu di antaranya pengembangan masyarakat

(community development), pendidikan dan pelatihan kegiatan keagamaan dan

olahraga. Sedangkan yang masuk ke dalam pembuatan produk yang bisa

dipertanggungjawabkan secara sosial adalah kesehatan dan keselamatan kerja dan

proses dan produk yang ramah lingkungan termasuk kepedulian terhadap

172 Ibid. 173 http://www.yahoo.com/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Page 141: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

141

konservasi lingkungan hidup. Adapun yang masuk ke dalam employee relations

adalah kesejahteraan pekerja dan keterlibatan pekerja.174

Umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSR) menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

175

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness Building;

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessement, dan Corporate Social

Responsibility (CSR) Manual Building.

Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran

mengenai arti penting Corporate Social Responsibility (CSR) dan komitmen

manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya,

diskusi kelompok dan lain-lain.

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessement merupakan upaya untuk

memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu

mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk

membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan Corporate

Social Responsibility (CSR) secara efektif.

Langkah selanjutnya adalah membangun Corporate Social Responsibility

(CSR) Manual. Hasil assessement merupakan dasar untuk penyusunan manual

atau pedoman implementasi Corporate Social Responsibility (CSR). Upaya

yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking, menggali dari

174 http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007. 175 Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 121.

Page 142: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

142

referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan,

penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta tenaga ahli

independen dari luar perusahaan. Penyusunan manual Corporate Social

Responsibility (CSR) dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam

pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh

perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan

keseragaman pola pikir dan dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna

tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efesien.

2. Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak

apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan

Corporate Social Responsibility (CSR) secara keseluruhan tidak akan tercapai,

masyarakat tidak merasakan manfaat yang optimal. Padahal, anggaran yang

telah dikeluarkan tidak sedikit. Oleh karenanya perlu disusun strategi untuk

menjalankan rencana yang telah dirancang.

Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti

dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang mesti dilakukan, serta

bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam istilah

manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:

a. pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan

b. penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas

atau pekerjaan yang harus dilakukannya

Page 143: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

143

c. pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan

tindakan

d. pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan

e. pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

f. penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu sosialisasi,

pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan

kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan

implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) khusunya mengenai

pedoman penerapan Corporate Social Responsibility (CSR). Agar efektif

upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu,

langsung berada di bawah pengawasan salah satu direktur yang ditunjuk

sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) champion di perusahaan.

Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang akan diimplementasikan mendapat dukungan

penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalannya tidak

ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan

pedoman Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada, berdasar roadmap

yang telah disusun. Sedang internalisasi adalah tahap jangka panjang.

Internalisasi mencangkup upaya-upaya untuk memperkenalkan Corporate

Social Responsibility (CSR) di dalam seluruh proses bisnis perusahaan

misalnya melalui sistem manajemen kinerja, prosedur penggandaan, proses

Page 144: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

144

produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya. Dengan upaya ini dapat

dinyatakan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan

sekedar kosmetik namun telah menjadi strategi perusahaan, bukan lagi sebagai

upaya untuk compliance tetapi sudah beyond compliance.

3. Tahap Evaluasi

Setelah program Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan,

langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap

yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur

sejauh mana efektivitas penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).

Tahap evaluasi harus tetap dilakukan baik saat kegiatan itu berhasil atau gagal.

Bahkan kegagalan atau keberhasilan bisa diketahui setelah kegiatan atau

program tersebut dievaluasi. Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari

kesalahan atau mencari kambing hitam. Evaluasi dilakukan untuk

pengambilan keputusan. Misalnya keputusan untuk menghentikan,

melanjutkan atau memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari

program yang telah diimplementasikan.

Evaluasi bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan

audit implementasi atas praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang

telah dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan

dan prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian risiko

perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessement audit atau scoring juga dapat

dilakukan secara mandotori. Evaluasi tersebut dapat membantu perusahaan

untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan

Page 145: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

145

dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga dapat

mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi

yang diberikan.

4. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk

keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi

untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholders yang memerlukan.

Lingkup program Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain:176

1. Bidang Sosial, antara lain:

a. Pendidikan/Pelatihan

b. Kesehatan

c. Kesejahteraan sosial

d. Kepemudaan/Kewanitaan

e. Keagamaan

f. Kebudayaan

g. Penguatan kelembagaan

2. Bidang Ekonomi, antara lain:

a. Kewirausahaan

b. Pembinaan UKM

c. Agrobisnis

d. Pembukaan lapangan kerja

176 Ibid., hal. 133.

Page 146: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

146

e. Sarana dan prasarana ekonomi

f. Usaha produktif lainnya

3. Bidang Lingkungan, antara lain:

a. Penggunaan energi secara efisien

b. Proses produksi yang ramah lingkungan

c. Pengendalian polusi

d. Penghijauan

e. Pengelolaan air

f. Pelestarian alam

g. Pe177

h. Penyehatan lingkungan

ngembangan ekowisata

i. Perumahan dan pemukiman

Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT.

Bank Sumut dapat dilihat dalam:

1. Bidang Sosial, antara lain berupa:

a. Kesehatan yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang

mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, memberikan

perlindungan asuransi jiwa secara gratis kepada seluruh penabung

Martabe, donor darah.

b. Kesejahteraan sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan

Amaliyah berupa alat-alat sekolah seperti buku, tas, pakaian seragam serta

berbagai kebutuhan harian anak-anak yatim, memberikan sumbangan ke

177 Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut dari tahun 2005-2008.

Page 147: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

147

Panti Asuhan Karya Murni, Panti Asuhan Alpha Omega, dan Panti Asuhan

Madrasah, memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh dan

Sumatera Utara berupa uang tunai, rumah, pakaian, obat-obatan, makanan

dan secara khusus memberikan bantuan uang tunai kepada seluruh anggota

keluarga korban bencana gempa dan tsunami yang menabung di Bank

Sumut, juga membagikan hewan kurban sebanyak 10 ekor lembu dan 7

ekor sapi kepada masyarakat yang kurang mampu pada hari raya Kurban,

memberikan kredit pinjaman rumah biaya ringan kepada Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang belum mempunyai rumah, menyantuni fakir

miskin/kaum dhuafa serta memberikan bantuan kepada orang tua yang

berada di panti jompo.

c. Pendidikan, yaitu memberikan bantuan uang tunai kepada Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Medan sebesar Rp 6.000.000,00,- yang

melakukan kegiatan perlombaan diskusi berbahasa Inggris, merehab 5

bangunan sekolah dasar negeri (SDN) antara lain SDN 104247 Tanjung

Mulia, SDN 105352 Desa Pasar Miring, SDN 105350 Perbarakan

Kecamatan Pagar Merba, SDN 107433 Desa Bahgerger dan SDN 105349

Desa Kulasar Kecamatan Bangun Purba.

d. Keagamaan, yaitu pembangunan rumah ibadah baik mesjid maupun

gereja, pemberian zakat, infaq dan shadaqah kepada kaum dhuafa/fakir

miskin.

Page 148: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

148

2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:

a. Pembinaan UKM, yaitu memberikan bantuan uang tunai sebanyak Rp 22.

500,00,- kepada Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP.

PKK) dan Pemuda Mitra Kamtibnas (PMK) Tanjung Balai untuk

membina 15 unit sampan kota, sebagai sarana untuk menuju dan

menumbuhkembangkan wisata bahari.

b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UKMK

dengan agunan biaya rendah maupun memberikan pinjaman biaya bunga

rendah kepada para petani perkebunan (petani dan nelayan kecil).

c. Penguatan kelembagaan, yaitu pemberian bantuan 1 unit mobil bus kepada

Badan Narkotika Provinsi Sumatera Utara dan memberikan pinjaman 10

miliar kepada Pemerintah Daerah Bengkulu untuk proyek recovery

(pemulihan) pasca gempa di Bengkulu.

3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:

a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun

penggunaan air bersih.

b. Perumahan dan pemukiman.

c. Pengembangan ekowisata.

D. Hambatan Dalam Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada

Perbankan Di Indonesia

Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan

industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan

Page 149: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

149

kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Konsep tanggung

jawab sosial pweusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum

diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan

stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat,

lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan

secara berkelanjutan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya

merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas pada pemenuhan aturan

hukum semata. Masih banyak perusahaan tidak menjalankan program-program

Corporate Social Responsibility (CSR) karena melihat hal tersebut hanya sebagai

pengeluaran biaya (cost center).178

Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memberikan hasil secara

keuangan dalam jangka pendek. Namun Corporate Social Responsibility (CSR)

akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan

perusahaan pada masa mendatang. Investor juga ingin investasinya dan

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di mata

masyarakat umum. Dengan demikian, apabila perusahaan melakukan program-

program Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan keberlanjutan,

sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, program

Corporate Social Responsibility (CSR) lebih tepat apabila digolongkan sebagai

investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.

179

178 http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007. 179 http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.

Page 150: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

150

Dalam proses berjalannya Corporate Social Responsibility (CSR) banyak

masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah:180

1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) belum tersosialisasikan

dengan baik di masyarakat.

2. Masih terjadi perbedaan pandangan antara Departemen Hukum dan HAM

dengan Departemen Perindustrian mengenai Corporate Social Responsibility

(CSR) dikalangan perusahaan dan industri.

3. Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan Corporate Social

Responsibility (CSR) dikalangan perusahaan.

Hambatan yang dihadapi oleh pihak perbankan dalam upaya penerapan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah double taxation. Misalnya ketika

perusahaan membentuk yayasan dari profit perusahaan, maka ketika dana tersebut

dikeluarkan untuk yayasan, perusahaan harus menanggung pajaknya. Pajak juga

akan dikenakan jika ternyata ada kelebihan dari dana yang dikeluarkan ke yayasan

yang dibentuk tersebut. Juga hukum yang menjamin iklim usaha sering tidak

sehat. Seharusnya hukum yang menjamin iklim usaha yang sehat, artinya selain

menjamin praktik bisnis, juga menjamin perlindungan stakeholdersnya. Hukum

yang tidak terintegrasi ditambah dengan lemahnya penegakkan hukum menjadi

celah malpraktik usaha. Juga kurangnya kesadaran dari para pengusaha itu sendiri

dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).181

180http://www.business.enveronment.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4

Januari 2008. 181 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Page 151: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

151

Perbankan dalam upaya penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

secara efektif diperlukan lingkungan yang kondusif. Untuk itu maka pihak-pihak

yang terkait dengan perbankan perlu memberikan dukungan, misalnya:182

1. Pemerintah dan otoritas terkait mengeluarkan peraturan perundang-undangan

yang memungkinkan dilaksanakannya Corporate Social Responsibility (CSR)

secara efektif.

2. Dilaksanakannya penegakkan hukum (law enforcement)

3. Peningkatan peran dari asosiasi-asosiasi perbankan di Indonesia dalam

menunjang dan mensosialisasikan Corporate Social Responsibility (CSR).

Dapat ditarik kesimpulan yang menjadi hambatan dalam upaya penerapan

Corporate Social Responsibility (CSR) pada perbankan di Indonesia adalah:

1. Absennya produk hukum yang menunjang penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR). Karena hingga saat penulisan skripsi ini, DPR belum

mensahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan sebagai peraturan pelaksana/peraturan organik dari Pasal 74

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas. DPR berjanji

akan mensahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut paling lama akhir

triwulan pertama tahun 2008. Namun hingga akhir triwulan pertama tahun

2008, rancangan peraturan pemerintah tersebut belum juga disahkan.

Seharusnya rancangan peraturan pemerintah tersebut sudah disahkan setelah

tiga bulan keluarnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan

tersebut.

182 http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Page 152: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

152

2. Hukum yang tidak terintegrasi dan lemahnya penegakan hukum di Indonesia,

sehingga banyak dari pihak perbankan tidak melaksanakan Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan baik dan efektif. Hal ini akan menjadi celah

malpraktik usaha seperti tindak pidana pencucian uang (money laundering).

Terdapat indikasi bahwa pengusaha dalam melakukan Corporate Social

Responsibility (CSR) karena ingin mencuci uang yang diperolehnya secara

tidak halal seperti korupsi. Ataupun dana yayasan yang diperolehnya ingin

dipergunakannya sendiri atau masuk menjadi harta kekayaannya dan

pengusaha tersebut tidak ingin memberikannya kepada masyarakat yang

membutuhkan.

3. Pihak pengusaha perbankan kurang menyadari dan memahami Corporate

Social Responsibility (CSR) serta kurang mensosialisasikan Corporate Social

Responsibility (CSR) kepada karyawannya. Bilamana perusahaan sudah

terbangun kesadarannya terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) dan

mau mensosialisasikannya kepada karyawan maka pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) akan lebih maju.

4. Kurangnya hukum yang menjamin iklim usaha yang sehat, artinya selain

menjamin praktik bisnis, juga menjamin perlindungan stakeholdernya.

Sehingga apabila perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility

(CSR), ada kesempatan bagi para pemungut liar (pungli) atau pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pemerasan terhadap

perusahaan perbankan tersebut.

Page 153: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

153

5. Perusahaan perbankan belum membentuk divisi khusus untuk menangani

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga masih

melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) sekedar saja sebagai upaya

kedermawaan dan brand image.

6. Perusahaan perbankan yang menerapkan Corporate Social Responsibility

(CSR) dengan memberikan bantuan kredit biaya ringan kepada UKM/UMKM

dan petani/nelayan kecil sering mengalami kesulitan dalam menagih

pembayaran kredit tersebut. Hal ini disebabkan para UKM/UMKM dan

petani/nelayan kecil kurang sadar kewajibannya dalam membayar kembali

kredit pinjamannya kepada bank.

Page 154: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

154

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Corporate Social Responsibility (CSR) perlu diterapkan di Indonesia untuk

dapat mengentaskan kemiskinan dan melakukan pembangunan yang

berkelanjutan dalam mensejahterakan seluruh komunitas baik itu masyarakat

Indonesia, pemerintah maupun para pengusaha. Juga karena Corporate Social

Responsibility (CSR) memberikan manfaat bagi masyarakat dimana praktik

Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan meningkatkan nilai

tambah sebab adanya perusahaan di suatu daerah akan menyerap tenaga kerja,

meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap

akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika ada

masyarakat adat/masyarakat lokal, praktik Corporate Social Responsibility

(CSR) akan menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut. Bagi

perusahaan manfaat yang akan diperoleh dari diterapkannya Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah usahanya akan lebih lestari/berkesinambungan

(sustainable) karena pekerjanya sejahtera dan kerasan bekerja di sana

sehingga produktivitas pekerja semakin meningkat; bahan bakunya terjamin

karena lingkungan terjaga; nama baik (image) akan diperoleh karena

dukungan sosial dari masyarakat sekitar, maka pada akhirnya untung/laba

(profit) yang didapat perusahaan juga akan terjaga. Bagi lingkungan manfaat

dari praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan mencegah

Page 155: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

155

eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas

lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat

memperbaharui lingkungan. Sedangkan manfaat bagi pemerintah dari

penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik adalah akan

mencegah apa yang disebut dengan “misconduct” atau malpraktik bisnis yang

banyak terjadi seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang

memicu tingginya korupsi dan selain itu negara akan menikmati pendapatan

dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) dari perusahaan.

2. Peranan perbankan dalam rangka pengimplementasian Corporate Social

Responsibility (CSR) di Indonesia yaitu dapat dilihat dengan diterapkannya

berbagai program kedermawanan kepada masyarakat. Baik berupa pemberian

beasiswa di bidang pendidikan, memberikan bantuan materil kepada

masyarakat yang terkena bencana alam, mendonorkan darah di bidang

kesehatan, ataupun mengadakan pengobatan gratis, memberikan bantuan

kepada kaum dhuafa/masyarakat miskin, memberikan bantuan kepada panti

asuhan, anak-anak yatim, maupun orang-orang jompo. Selain itu perbankan

juga melakukan program pemberian bantuan kredit dengan tanpa agunan atau

dengan biaya ringan kepada UKM/UMKM maupun para petani dan nelayan

kecil (pengusaha kecil), dan memberikan pinjaman kredit kepada pengusaha

yang telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik.

3. Hambatan yang dihadapi oleh pihak perbankan dalam upaya penerapan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah double taxation. Misalnya

ketika perusahaan membentuk yayasan dari profit perusahaan, maka ketika

Page 156: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

156

dana tersebut dikeluarkan untuk yayasan, perusahaan harus menanggung

pajaknya. Pajak juga akan dikenakan jika ternyata ada kelebihan dari dana

yang dikeluarkan ke yayasan yang dibentuk tersebut. Juga hukum yang

menjamin iklim usaha sering tidak sehat. Seharusnya hukum yang menjamin

iklim usaha yang sehat, artinya selain menjamin praktik bisnis, juga menjamin

perlindungan stakeholdersnya. Hukum yang tidak terintegrasi ditambah

dengan lemahnya penegakkan hukum menjadi celah malpraktik usaha. Juga

kurangnya kesadaran dari para pengusaha itu sendiri dalam melaksanakan

Corporate Social Responsibility (CSR).

B. Saran

1. Agar seluruh perusahaan mensosialisasikan pengertian Corporate Social

Responsibility (CSR) kepada seluruh jajaran perusahaan. Dengan demikian

setiap karyawan diharapkan bisa mengerti konsep Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan benar, yaitu bagaimana dia bisa peduli pada

sosial dan lingkungan sehingga semua karyawan yang terlibat selalu berpikir

konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dan suistanable development

(pembangunan yang berkelanjutan).

2. Pihak bank dalam memberikan pinjaman/kredit baik kepada pengusaha

maupun kepada sektor UKM/UMKM tidak hanya melihat kepada

neraca/kondisi keuangan dari perusahaan itu saja namun juga melihat apakah

perusahaan telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

Page 157: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

157

baik. Sehingga jangan sampai pihak bank memberikan bantuan kredit kepada

perusahaan yang melakukan pencemaran maupun perusakan lingkungan.

3. Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

sebaiknya kegiatannya berkaitan dengan usaha yang dijalankannya sehingga

bisa memberikan manfaat secara langsung bagi perusahaan, lingkungan dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dan bukan hanya pemberian

sumbangan atau kegiatan sosial saja.

4. Perusahaan sebaiknya membentuk suatu divisi khusus yaitu divisi Corporate

Social Responsibility (CSR) yang akan melaksanakan program-program

Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan tersebut. Sehingga

program pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan

tersebut dapat terencana, terprogram dan terealisasi dengan baik. Oleh

karenanya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan

bukan sekedar kedermawaan belaka dengan tujuan untuk brand image saja.

Page 158: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

158

DAFTAR PUSTAKA

I. Buku

Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk

Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2004). Briliant, Eleanor L dan Kimberlee A. Rice, Influencing Corporate Philanthropy

dalam Cary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace (New York: Springer Publishing Corporation, 1998).

Canon, Tom, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), (Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo, 1995). Kerlinger, Fred. N, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada

University Press, 2003). Mahmoedin, H. As, Etika Bisnis, Perbankan, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1994). Rudito, Bambang dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan di Indonesia, (Bandung: Rekayasa Sains, 2007). Saidi, Zaim dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktik

Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta: Piramedia, 2004). Schermerhorn, John R, Management for Productivity, (New York: John Wiley

and Son, 1993). Simorangkir, O. P, Etika: Bisnis, Jabatan, dan Perbankan, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003). Susanto, A. B, A Strategic Management Approach Corporate Social

Responsibility, (Jakarta: The Jakarta Consulting Group, 2007). Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi Corporate Social Responsibility,

(Gresik: Fascho Publishing, 2007). Sunarmi, Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Toba Samosir, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2007)

Page 159: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

159

II. Surat Kabar, Majalah, Makalah

Achda, B. Tamam, “Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Implementasinya di Indonesia”, Disampaikan pada Seminar Nasional: A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR, di Hotel Hilton, Jakarta tanggal 23 Agustus 2006.

Nasution, Bismar, “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”,

Disampaikan pada Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, Pekanbaru tanggal 28 Februari 2008.

Nuryana, Mu’man, “Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan”, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal 5 Desember 2005.

Prakosa, Daniel, “CSR for Better Life a Learning Forum Series”, Disampaikan

pada Seminar IBL Resource Center for Corporate Citizenship, di Hotel Grand Angkasa, Medan tanggal 31 Agustus 2007.

Suharto, Edi, “Pengembangan Masyarakat Dalam Praktik Pekerjaan Sosial”,

Disampaikan pada Pelatihan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember, Jember 28 September 2006.

III. Internet http://yesalover.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008. http://www.mbpib.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008. http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008. http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008. http://id.wikipedia.org/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. http://www.business.enveronment.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4

Januari 2008.

Page 160: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

160

Chrysanti Hasibuan dan Sedyono, “Etika Bisnis Corporate Social Responsibility (CSR) dan PPM, http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008

http://www.goodcsr.wordpress.com/, CSR Bukan Cost Semata Tetapi Juga

Sebuah Investasi Jangka Panjang, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008. Hangga Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”

http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.

http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007. http://www.strategimanagement.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November

2007. http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007. http://www.hukumonline.com/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007. http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007. http://www.yahoo.com/ http://www.microsoft.com/ IV. Perundang-Undangan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Rpublik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Page 161: Csr

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008. USU Repository © 2009

161

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 Tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Tanggal 5 Oktober 2006 tentang

Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Coporate

Governance Bagi Bank Umum.