cts - referat

Upload: anggieldri

Post on 05-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

njkhk

TRANSCRIPT

REFERATCARPAL TUNNEL SYNDROME

Disusun oleh :Anggi Novita E. 1102010022

Pembimbing :Dr. Dik Adi Nugraha Sp.B, M.Kes

KEPANITERAAN SMF ILMU BEDAH RSUD SOREANG

TINJAUAN PUSTAKADEFINISI Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan tanda dan gejala klinik yang timbul akibat tekanan terhadap N. Medianus yang berjalan melalui canalis carpi. CTS dikenal juga dengan syndrome terowongan karpal. CTS merupakan salah satu bentuk neuropathy pada ekstremitas superior yang menimbulkan efek nyeri pada tangan berupa gangguan motorik dan sensorik yang dipersarafi oleh N. Medianus.ETIOLOGIMayoritas kasus carpal tunnel syndrome tak diketahui etiologinya secara pasti (idiopatik). Carpal tunnel syndrome dapat dihubungkan dengan beragam keadaan yang memicu penekanan terhadap N. Medianus pada pergelangan tangan. Beberapa kondisi yang dapat memicu timbulnya carpal tunnel syndrome, antara lain: obesitas, hipotiroidisme, arthritis, diabetes dan trauma.Penyebab lainnya, faktor intrinsik dengan tekanan kuat dari dalam pada canalis dan faktor ekstrinsik dengan tekanan kuat berasal dari luar canalis, yang dikarenakan oleh tumor jinak berupa lipoma, ganglioma, dan malformasi vaskuler. Hingga saat ini masih belum ditemukan hubungan yang jelas antara pekerjaan dan timbulnya carpal tunnel syndrome atau dikarenakan adanya masalah kesehatan lain yang tak teridentifikasi.Hubungan dengan Pekerjaan (Okupasi Ergonomik)Sampai saat ini masih diperdebatkan hubungan antara insidensi carpal tunnel syndrome dengan gerakan repetitif pergelangan tangan akibat pekerjaan. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di Amerika Serikat mengeluarkan peraturan dan regulasi berkaitan dengan trauma karena kelainan kumulatif akibat faktor pekerjaan. Faktor resiko pekerjaan akibat penggunaan repetitif, pemaksaan, postur pergerakan, dan paparan vibrasi berulang. Akan tetapi, perkumpulan The American Society for Surgery of the Hand (ASSH) telah menyatakan literatur yang terkini tidak mendukung adanya hubungan kausal antara aktivitas pekerjaan dan pengembangan penyakit akibat faktor pekerjaan seperti carpal tunnel syndrome.Hubungan antara pekerjaan dan carpal tunnel syndrome masih kontroversi; di banyak tempat para pekerja yang terdiagnosis dengan carpal tunnel syndrome harus mengambil cuti dan menerima kompensasi. Di Amerika Serikat, dana yang dibutuhkan selama masa pengobatan carpal tunnel syndrome sebesar US$30,000 yakni biaya pengobatan dan hilangnya waktu kerja karena cuti.Beberapa ahli berspekulasi bahwa carpal tunnel syndrome dapat terjadi dikarenakan gerakan repetitif dan aktivitas manipulatif akibat paparan yang telah berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini juga ditegaskan gejala yang timbul dikarenakan eksaserbasi dengan pemaksaan dan penggunaan tangan dan pergelangan tangan secara repetitif karena faktor pekerjaan, namun tidak dijelaskan jika gejala ini berupa nyeri alih (yang bukan gejala carpal tunnel syndrome) atau gejala mati rasa yang lebih tipikal. Sebuah data ilmiah yang dikeluarkan oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menyatakan jenis pekerjaan yang menyebabkan pergelangan tangan terpostur melakukan pekerjaan secara repetitif berhubungan dengan insidensi carpal tunnel syndrome, namun penyebabnya tidak dijelaskan secara terperinci dan perbedaan antara gejala yang ditimbulkan oleh carpal tunnel syndrome dan nyeri pada lengan akibat hubungan kerja tidak dijelaskan secara spesifik. Telah diketahui bahwa penggunaan lengan secara repetitif dapat menimbulkan efek biomekanik pada ekstremitas superior atau menyebabkan kerusakan pada jaringan. Juga telah diketahui assessment postural dan spinal bersamaan dengan assessment ergonomic seharusnya dimasukkan sebagai kondisi determinasi. Saat ini belum ada bukti konkrit tentang riwayat timbulnya carpal tunnel syndrome.Carpal tunnel syndrome sering ditemukan pada populasi pekerja orang dewasa; oleh karena itu, ada kemungkinan baik dikarenakan oleh faktor pekerjaan atau bukan. Saat sebuah otot berkonstraksi, sebagai contoh memelintir dan melakukan gerakan fleksi pergelangan tangan, terjadi penambahan luas otot berlebihan yang dapat memicu timbulnya kelainan muskuloskeletal. Disamping tingginya hubungan antara faktor pekerjaan dengan insiden carpal tunnel syndrome, pengetahuan mengenai hal ini masih kurang jika ditinjau dari pola dan kausalitas dari hubungan kedua hal ini. Penelitian yang lebih luas perlu dilakukan untuk mengemukakan secara konkrit hubungan ergonomik dan kecelakaan kerja yang di dalamnya termasuk carpal tunnel syndrome.Hubungan Carpal Tunnel Syndrome dengan Penyakit Penyakit LainBeragam faktor yang dapat memicu timbulnya CTS (carpal tunnel syndrome) yakni faktor keturunan, ukuran dari ruas canalis carpi, hubungan penyakit secara lokal dan sistemik, dan kebiasaan hidup. Penyebab non-traumatik secara umum dapat timbul setelah lewat suatu periode waktu, dan tidak dipicu oleh hal lain. Kebanyakan faktor pemicu ini dikarenakan manifestasi penuaan secara fisiologi, antara lain: Rheumatoid arthritis dan penyakit inflamasi lainnya yang dapat menyebabkan peradangan pada tendon tendon fleksor. Kehamilan dan hipotiroidisme, terjadinya retensi cairan dalam jaringan menyebabkan pembengkakan pada tenosynovium. Perempuan hamil beresiko tinggi terkena CTS dikarenakan perubahan hormonal dan retensi cairan yang sering terjadi pada masa kehamilan. Cedera di waktu lalu berupa fraktur pada pergelangan tangan. Trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan. Sprain pergelangan tangan. Trauma langsung terhadap pergelangan tangan. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang-ulang. Seorang sekretaris yang sering mengetik, pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan tangannya juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome. Kesalahan pengobatan dapat memicu terjadinya retensi cairan atau timbulnya inflamasi berupa: artritis inflamasi, fraktur Colles, amyloidosis, hipotiroidisme, diabetes mellitus, acromegaly, dan penggunaan kortikosteroid dan estrogen secara berlebihan. Carpal tunnel syndrome berhubungan dengan aktivitas repetitif pada tangan dan pergelangan tangan, bersamaan dengan adanya pemaksaan dan postur yang kaku. Acromegaly, kelainan hormon pertumbuhan yang menekan persarafan akibat pertumbuhan tulang abnormal pada tangan dan pergelangan tangan. Tumor, biasanya tumor jinak, yakni ganglion atau lipoma, dapat menimbulkan menekan secara aktif ke dalam canalis carpi dan mengurangi ukuran ruang dalam canalis carpi. Kejadian ini jarang terjadi (kurang dari 1% dari total insidensi). Obesitas juga dapat meningkatkan resiko CTS. Individu yang termasuk di dalam kelompok obese (BMI>29) memiliki resiko 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan individu yang bertubuh kurus (BMI < 20). Mutasi heterozygot dalam gen dengan kode SH3TC2 berhubungan dengan Charcot-Marie-Tooth yang menimbulkan neuropathy termasuk CTS.

Latar Belakang SejarahCarpal tunnel syndrome mulai dikenal sejak Perang Dunia II. Seseorang yang menderita gejala gejala carpal tunnel syndrome akan menjalani terapi pembedahan di pertengahan abad ke 19. Tahun 1854, Sir James Paget pertama kali melaporkan tekanan pada N. Medianus di pergelangan tangan akibat fraktur distal radius. Diikuti pada abad ke 20 didapatkan beragam kasus penekanan N. Medianus dalam ligamentum carpal transversum. Kejadian Carpal tunnel syndrome sering dipublikasikan dalam literasi kedokteran pada awal abad ke 20 dan mulai digunakan dalam praktek klinis tahun 1939. Dr. George S. Phalen dari Cleveland Clinic pertama kali mengidentifikasi patologis dari carpal tunnel syndrome pada sekelompok pasien di tahun 1950-an dan tahun 1960-an dan menyimpulkan carpal tunnel syndrome merupakan cedera tangan akibat penggunaan dalam aktivitas rutin secara terus menerus yang sering didapatkan akibat pekerjaan.

ANATOMIAnatomi tangan Terowongan Karpal terletak di pergelangan tangan. Kerangkanya dibentuk oleh 8 buah tulang karpal yang tersusun atas dua deret. Deretan proksimal : (lateral ke medial) tulang Navikulare, Lunatum, Trikwetrum dan Pisiformis. Deretan distal (lateral ke medial) : tulang Trapesium (Multangulum mayus), Trapezoidum (Mulatangulum minus), Kapitatum dan Hamatum.

Pada permukaan volar pergelangan tangan terdapat penebalan fasifleksor retinakulum. Fleksorretinakulumterdiridari2lapisanfasia: ligamen karpi palmaris (volaris)berjalan melintang dari prosesus stiloideus tulang ulnaris ke prosesus stiloeideus tulang radius ligamen karpi transversummenutupi lengkungan tulang-tulang karpal pada permukaan palmar sehingga membentuk Terowongan Karpal.

Pada orang dewasa ukuran terowongan ini dapat dilalui satu jari. Luas penampang tersempit lebih kurang 2,5 cm dan panjangnya lebih kurang 916 mm. Dalam terowongan ini terdapat 10 struktur n.Medianus fleksorpolisislongusuntukibujari 8tendofleksordigitorummasing-masingduasetiapjari(superficial dan profunda). Pada potongan melintang pergelangan tangan melalui terowongan karpal n.Medianus terletak langsung di bawah ligamen karpi transversum dan di puncak semua tendo-tendo fleksor

N.Medianus terbentuk dari fasikulus lateralis asal radiks C5, C6, C7 fasikulus medialis asal radiks C8 dan Th1. Setelah memberi cabang pada otot-otot lengan bawah untuk berbagai gerakan lengan jari-jari tangan, di bawah ligamen karpi tranversumn.Medianus bercabang dua lateral (motorik)abduktor polisis brevis, fleksor polisis brevis, oponen dan otot lumbrikalis ke satu dan ke dua cabang sensorikbagian volar jari-jari 1, 2, 3 dan setengah lateral jari ke 4 serta di bagian dorsal hanya bagian distal ujung- ujung jari tersebut. Kulit telapak tangan bagian tengah agak ke radial dipersarafi cabang kutaneus palmaris yang berasal dari n.Medianus dipercabangkan sebelum memasuki terowongan karpal tidak ada gangguan pada CTS.

Secara anatomis, canalis carpi (carpal tunnel) berada di dalam dasar pergelangan tangan. Sembilan ruas tendon fleksor dan N. Medianus berjalan di dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang tulang carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan pada jari jari tangan. Jari tangan dan otot otot fleksor pada pergelangan tangan beserta tendon tendonnya berorigo pada epicondilus medial pada regio cubiti dan berinsersi pada tulang tulang metaphalangeal, interphalangeal proksimal dan interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm.Tertekannya N. Medianus dapat disebabkan oleh berkurangnya ukuran canalis carpi, membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan jaringan lubrikasi pada tendon tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat mengecilkan ukuran canalis.Penekanan terhadap N. Medianus yang menyebabkannya semakin masuk di dalam ligamentum carpi transversum dapat menyebabkan atrofi eminensia thenar, kelemahan pada otot fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor pollicis brevis yang diikuti dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi transversum yang dipersarafi oleh bagian distal N. Medianus.Cabang sensorik superfisial dari N. Medianus yang mempercabangkan persarafan proksimal ligamentum carpi transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan jari jempol.GEJALA KLINIK

Carpal Tunnel Syndrome yang tidak diobati

Gejala gejala yang ditimbulkan oleh carpal tunnel syndrome berupa nyeri, paresthesia, dan kelemahan pada regio yang dipersarafi oleh N. Medianus. Diagnosis carpal tunnel syndrome berupa adanya nyeri, mati rasa (numbness) dan kesemutan pada tangan yang dapat menjalar hingga pundak dan leher; gangguan ini sering terjadi di malam hari saat tidur dengan posisi tidur berbaring ke satu sisi. Untuk mencegah terjadinya carpal tunnel syndrome akibat aktivitas repetitif yang menimbulkan mati rasa (numbness) dan nyeri, perlu dilakukan gerakan meregang pergelangan tangan, tangan dan jari tangan. Selain itu, pengobatan yang efektif bagi penderita carpal tunnel syndrome dengan menggunakan splint (balut tangan), injeksi kortikosteroid dan pembedahan.Mayoritas kasus carpal tunnel syndrome didiagnosis tanpa disertai dengan penyebab yang khusus dan pada beberapa penderita dikarenakan oleh faktor geneCarpal tunnel syndrom menimbulkan beragam gejala khas dari gejala sakit sedang hingga gejala sakit yang berat. Gejala gejala ini akan semakin bertambah berat dan penderita yang telah didiagnosis dengan carpal tunnel syndrome akan mengeluhkan sensasi mati rasa (numbness), kesemutan, dan sensasi terbakar pada jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah dimana ketiga jari tersebut diinervasi oleh N. Medianus. Pada beberapa penderita juga sering mengeluhkan rasa sakit pada tangan atau pergelangan tangan dan hilangnya kekuatan menggenggam. Rasa nyeri juga timbul pada lengan dan pundak serta benjolan pada tangan; rasa nyeri ini akan terasa teramat sakit terutama di malam hari saat tiduMati rasa (numbness) dan kesemutan (paresthesia) pada area yang dipersarafi oleh N. Medianus merupakan gejala neuropathy akibat sindrom jebakan canalis carpi (carpal tunnel entrapment). Kelemahan dan atrofi otot otot thenar akan timbul selanjutnya jika kondisi ini semakin tak terobati. Perempuan tiga kali lebih banyak daripada laki laki pada penderita carpal tunnel syndrome, yang diperkirakan karena ukuran canalis carpi pada perempuan lebih kecil dibandingkan pada laki laki.

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom angan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa CTS adalah :a. Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS.b. Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tesini menyokong diagnosa.c. Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.d. Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.e. Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.f. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer.g. Wrist extension test : Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosa CTS.h. Pressure test : Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.i. Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosaj. Pemeriksaan sensibilitas : Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosak. Pemeriksaan fungsi otonom : Pada penderita diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa CTS (Greenberg,1994). Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah sangatpatognomonis untuk CTS (Barnardo,2004, Davis,2005, Aroori, 2008))

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKElektrodiagnostikRontgenograf Falositas/ kecepatan dari syaraf

PEMERIKSAAN NEUROFISIOLOGI (ELEKTRODIAGNOSTIK)a. Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus Carpal Tunnel Syndrome.b. Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.c. Pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.d. Pemeriksaan laboratorium Bila etiologi Carpal Tunnel Syndrome belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.TERAPI Selain ditujukan langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome terapi juga harus diberikan terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Oleh karena itu sebaiknya terapi Carpal Tunnel Syndrome dibagi atas 2 kelompok, yaitu : a. Terapi langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome. : 1. Terapi konservatif. a. Istirahatkan pergelangan tangan. b. Obat anti inflamasi non steroid. c. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.d. lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan. e. Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika.f. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab Carpal Tunnel Syndrome adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar g. Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan. 2. Terapi operatif. Tindakan operasi pada Carpal Tunnel Syndrome disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada Carpal Tunnel Syndrome bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang persisten. Biasanya tindakan operasi Carpal Tunnel Syndrome dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada saraf.. Beberapa penyebab Carpal Tunnel Syndrome seperti adanya massa atau anomali maupun tenosinovitis pacta terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.a. Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud. b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.c. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau menyulam. d. Wrist extension test. e. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti, Carpal Tunnel Syndrome maka tes ini menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome f. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome. g. Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa. h. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi i. Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa.j. Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa. k. Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa. l. Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa Carpal Tunnel Syndrome 1. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari Carpal Tunnel Syndrome.Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome harus ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan Carpal Tunnel Syndrome kembali. Pada keadaan di mana Carpal Tunnel Syndrome terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome atau mencegah kekambuhannya antara lain :a. Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netralb.Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk.c. Batasi gerakan tangan yang repetitif.d.Istirahatkan tangan secara periodik.e. Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu untuk beristirahat.f. Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara teraturDi samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome seperti: trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering dihemodialisa, myxedema akibat hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan bertambahnya isi terowongan karpal.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKElektrodiagnostikRontgenograf Falositas/ kecepatan dari syaraf