cyst-popliteal.pdf

20
BAB I PENDAHULUAN Kista adalah suatu struktur sperti gelembung yang tidak normal yang bisa ditemukan di manapun di seluruh bagian tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat dan memiliki dinding luar, yang dikenal sebagai kapsul. Kista bisa saja terlihat kecil dan hanya terlihat dengan menggunakan mikroskop, atau bisa saja tumbuh dengan ukuran yang sangat besar dan memindahkan struktur tubuh normal. Kista pada umumnya tumbuh di berbagai jaringan dan organ-organ tubuh. dan biasanya penamaan dari penyakit kista disesuaikan dengan lokasi tertentu dimana ia tumbuh. misalnya kista ovarium , kista kandung kemih, kista payudara , kista hati, kista ginjal, kista pankreas, kista vagina, kista kulit, kista tiroid termasuk kista baker ( kista popliteal ) . Tapi ada Beberapa jenis kista yang memiliki sebutan khusus. 1

Upload: ranggi-sanjaya

Post on 09-Aug-2015

207 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

simptoms, causes and recovery

TRANSCRIPT

Page 1: Cyst-Popliteal.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

Kista adalah suatu struktur sperti gelembung yang tidak normal yang bisa ditemukan di

manapun di seluruh bagian tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah

padat dan memiliki dinding luar, yang dikenal sebagai kapsul. Kista bisa saja terlihat kecil dan

hanya terlihat dengan menggunakan mikroskop, atau bisa saja tumbuh dengan ukuran yang

sangat besar dan memindahkan struktur tubuh normal.

Kista pada umumnya tumbuh di berbagai jaringan dan organ-organ tubuh. dan biasanya

penamaan dari penyakit kista disesuaikan dengan lokasi tertentu dimana ia tumbuh. misalnya

kista ovarium , kista kandung kemih, kista payudara , kista hati, kista ginjal, kista pankreas,

kista vagina, kista kulit, kista tiroid termasuk kista baker ( kista popliteal ) . Tapi ada Beberapa

jenis kista yang memiliki sebutan khusus.

1

Page 2: Cyst-Popliteal.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi sendi lutut

Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak

pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari

dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis, lateralis dan condylus tibiae yang

terkait dalam sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris.

Gambar 1 : Sendi lutut

1. Tulang pembentuk sendi lutut

Sendi lutut dibentuk dari tiga buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia, tulang fibula

dan tulang patella.

a. Tulang femur

Merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan pelvis dan kebawah dengan

tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal, diaphysis dan epiphysis

distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam persendian lutut adalah epiphysis

distalis. Epiphysis distalis merupakan bulatan sepanjang yang disebut condylous

femoralis lateralis dan medialis.

2

Page 3: Cyst-Popliteal.pdf

Dibagian proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut

epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang

melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya bersendi dengan tulang

patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara condylus lateralis dan medialis terdapat

cekungan yang disebut fossa intercondyloideal.

Gambar 2a. Tulang Femur Gambar 2b. Tulang Femur

tampak depan tampak belakang1

b. Tulang patella

Merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dengan bentuk segitiga

dan gepeng dengan aspex menghadap kearah distal. Pada permukaan depan atau

anterior tulang patella kasar sedangkan permukaan dalam atau dorsal memiliki

permukaan sendi yang lebih besar dan facies medial yang lebih kecil.

1

3

Page 4: Cyst-Popliteal.pdf

Gambar 3a. Patella tampak Gambar 3b. Patella tampak

Depan belakang2

c. Tulang tibia

Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia merupakan

tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumit kaki. Seperti halnya

tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung proksimal, corpus dan ujung

distal bagian dari tulang tibia yang membentuk sendi lutut adalah bagian proksimal,

dimana pada bagian ujung proksimal terdapat condillus medialis dan tubercullum inter

condiloseum lateral. Didepan dan dibelakang eminentia terdapat fossa intercondilodea

anterior dan posterior.

2

4

Page 5: Cyst-Popliteal.pdf

Gambar 4. Tulang Tibia

d. Tulang fibula

Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang, terletak di sebelah lateral dari tibia juga

terdiri dari tiga bagian : epiphysis proximal, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis

proximalis membulat disebut capitulum fibula yang keproximal.

Gambar 5. Fibula

5

Page 6: Cyst-Popliteal.pdf

1) Jaringan lunak sekitar sendi lutut

a. Meniscus

Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut adalah meniscus

lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah:

Penyebaran pembebanan

Peredam kejut (shock absorber)

Mempermudah gerakan rotasi

Mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan

diteruskan ke sebuah sendi.

b. Bursa

Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan

dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial. Ada beberapa bursa

yang terdapat pada sendi lutut antara lain :

bursa popliteus

bursa supra patellaris

bursa infra patellaris

bursa subcutan prapatelaris

bursa sub patellaris

c. Ligamen-ligamen Sendi Lutut

Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang

berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi.

Ada beberapa ligamen sendi lutut yaitu :

1) Ligamentum cruciatum anterior

Berjalan dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medial condilus

lateralis femoris yang berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia

ke depan.

6

Page 7: Cyst-Popliteal.pdf

2) Ligamentum cruciatum posterior

Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke fossa

intercondylodea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah belakang.

3) Ligamentum collateral lateral

Berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan gerakan

varus atau samping luar.

4) Ligamentum collateral mediale

Berjalan dari epicondylus medial ke permukaan medial tibia (epicondylus medialis

tibia) yang berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun

secara bersamaan fungsi – fungsi ligament collateralle menahan bergesernya tibia ke

depan pada lutut 90°.

5) Ligamentum patella

Yang merupakan lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yang berjalan dari patella

ke tuberositas tibia.

6) Ligamentum retinacullum patella lateral dan

medial

Ligament ini berada disebelah lateral dari tendon M. Quadricep Femoris dan berjalan

menuju tibia, dimana ligamen-ligamen ini melekat dengan tuberositas tibia.

7) Ligamentum popliteum articuatum

Terletak pada daerah condylus lateralis femoris erat hubungannya dengan M.

Popliteum.

8) Ligamentum popliteum oblicum

Berjalan dari condylus lateralis femoris kemudian turun menyilang menuju fascia

popliteum yang berfungsi mencegah hyperekstensi lutut.

7

Page 8: Cyst-Popliteal.pdf

Gambar 6 : ligamen

2) Otot-otot sendi lutut

a) Otot-otot pada bagian depan tungkai atas (M.

Quadriceps Femoris)

Gambar 7. M. Quadriceps

a) M. Rectus Femoris

Origo : Spina iliaca anterior superior

8

Page 9: Cyst-Popliteal.pdf

Insertion : Tuberositas tibiae melalui ligament patela

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

b) M. Vastus Medialis

Origo : Bagian paling caudal line intertrochanterica

Labium Mediale linea aspera

Insertion : Tepi medial tendon M. Rectus femoris bagian

Lateral patella

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

c) M. Vastus Intermedius

Origo : Permukaan anterior dan lateral femur

Insertion : Tendon M. Rectus femoris

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

d) M. Vastus Lateralis

Origo : Permukaan anterior dan caudal trochanter mayor

Insertion : Tepi lateral tendon M.Rectus femoris

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

b) Otot-otot pada bagian belakang tungkai atas

9

Page 10: Cyst-Popliteal.pdf

Gambar 8 : M. Hamstring

a) M. Adductor Magnus

Origo : Ramus ossis ischii

Insertion : 2/3 proximal linea aspera

Innervasi : N. Obturatorius dan N. ischiadicus

Aksio : adduksi-hip

b) M. Piriformis

Origo : Os sacrum, facies pelvic (plexus scaralis)

Insertion : Tepi patella, tuberositas tibia

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Exorotasi dan adduksi hip

c) M. Sartorius

Origo : Sias

Insertion : Tuberositas tibia

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Fleksi-knee dan abduction-hip

d) M. Gracilis

10

Page 11: Cyst-Popliteal.pdf

Origo : Ramus inferior ossis pubis

Insertion : Mediale tuberositas tibiae

Innervasi : N. Obturatorius

Aksio : Adduksi-hip dan fleksi

e) M.Gastrocnemius

Origo : - Caput mediale : epicondylus medialis femoris

- Caput laterale : epicondylus lateralis femoris

Insertion : - Tuber calcanei dengan perantara tendo calcanei

achilles

- Facies posterior fibulae dan Linea poplitea tibiae

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Fleksi tungkai bawah

f) M. Biceps femoris

Origo : - Caput longum : Tuber ischiadicum

- Caput brevis : Labium lateral linea aspera

Insertion : - Capitulum fibulae

- Condylus lateralis tibiae

Innervasi : - N. Tibialis

- N. Peroneus Communis

Aksio : Fleksi pada articulation coxae

g) M. Semitendinosus

Origo : Tuber ischiadicum

Insertion : Tuberositas tibiae (medial)

11

Page 12: Cyst-Popliteal.pdf

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Fleksi-knee dan endorotasi-knee

h) M. Semi membranosus

Origo : Tuber ischiadicum

Insertion : Condylus medial tibiae dan lig. Popliteum oblicum

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Flexi-knee dan endorotasi

3) Meniscus sendi lutut

Gambar 9 : Meniscus

Meniscus medialis

Meniscus medialis berbentuk semi sirkulasi dan bersatu dengan ligament collateral

medial.

12

Page 13: Cyst-Popliteal.pdf

Meniscus lateralis

Meniscus lateralis berbentuk hampir sirkuler, tempat-tempat perlengketannya dekat

satu sama lain. Meniscus lateralis tidak bersatu dengan kapsula atau ligament collateral

dan maka dari itu meniscus lateral lebih mobile daripada meniscus medialis.

Gambar 10 : menicus

4) Vascularisasi dan persarafan sendi lutut

Regio femoralis anterior (A. femoralis)

Di regio femoralis anterior dibungkus oleh selubung yang merupakan lanjutan dari

jaringan ikat ektraperitonial dan dinamakan femoral sheat yang dibungkus oleh fascia

latae sedangkan dasarnya merupakan lekukan yang dibentuk oleh mm.iliopsoas dan

pectineus.

Regio femoralis posterior

Di regio femoralis posterior terdapat a. perforantes yang dipercabangkan dari a.

profunda femoris.

Regio genu anterior

Di regio genu anterior tidak terdapat saraf dan pembuluh darah yang besar. Pada sisi

medial kira-kira selebar tangan, di sebelah dorsal patella terdapat v. saphena magna.

13

Page 14: Cyst-Popliteal.pdf

Regio posterior

Arteri genu superior lateralis berjalan ke lateral proksimal terhadap condylus

lateralis femoris tertutup oleh tendon M. biceps femoris menuju M. vastus lateralis.

A. Biomekanik sendi lutut

Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan tubuh manusia. Pada

bahasan Karya Tulis Ilmiah ini penulis hanya membahas komponen kinematis, ditinjau

dari gerakan secara Osteokinematika dan secara Artrokinematika yang terjadi pada

sendi lutut.

a.Osteokinematika sendi lutut

Lutut termasuk dalam sendi ginglyus (hinge modified) dan mempunyai gerak yang

cukup luas seperti sendi siku, luas gerak fleksinya cukup besar. Osteokinematika yang

memungkinkan terjadi pada sendi lutut adalah gerak flexi dan extensi pada bidang

segitiga dengan lingkup gerak sendi untuk gerak fleksi sebesar + 140° hingga 150°

dengan posisi ekstensi 0° atau 5° dan gerak putaran keluar 40° hingga 45° dari awal

mid posisi, 20.

Fleksi sendi lutut adalah gerakan permukaan posterior ke bawah menjauhi

permukaan posterior tungkai bawah. Putaran ke dalam adalah gerakan yang membawa

jari-jari ke arah sisi dalam tungkai (medial). Putaran keluar adalah gerakan membawa

jari-jari ke arah luar (lateral) tungkai. Untuk putaran (rotasi) dapat terjadi posisi lutut

fleksi 90°, R (<90°).

b. Artrokinematika sendi lutut

Pada kedua permukaan sendi lutut pergerakan yang terjadi meliputi gerak sliding

dan rolling, maka disinilah berlaku hukum konkaf-konvek. Hukum ini menyatakan

bahwa “jika permukaan sendi cembung (konvek) bergerak pada permukaan sendi

cekung (konkaf) maka pergerakan sliding dan rolling berlawanan. Dan “jika permukaan

sendi cekung, maka gerak slidding dan rolling searah” (Mudasir, 2002). Pada

permukaan femur cembung (konvek) bergerak, maka gerakkan slidding dan rolling

berlawanan arah. Saat gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliddingnya

kebelakang. Dan pada permukaan tibia cekung (konkaf) bergerak, fleksi ataupun

ekstensi menuju ke depan atau ventral.

14

Page 15: Cyst-Popliteal.pdf

Definisi

Kista Baker adalah pembengkakan yang disebabkan oleh cairan dari sendi lutut

menonjol di bagian belakang lutut. Bagian belakang lutut juga disebut sebagai daerah poplitea

lutut. Kista Baker kadang-kadang disebut kista poplitea. Ketika cairan berlebihan cairan

membentuk kantung berisi cairan dari kista Baker. Pemberian nama ini untuk diilhami dari ahli

bedah Inggris William Morrant Baker (1839-1896).

Gambar 11 : kista baker

Epidemiologi

15

Page 16: Cyst-Popliteal.pdf

Etiologi

Kista baker diakibatkan oleh penumpukan cairan sendi yang terjebak, yang menonjol

dari kapsul sendi di belakang lutut sebagai kantung yang menonjol. Penyebab dari penumpukan

cairan sendi termasuk radang sendi rheumatoid, osteoarthritis, dan terlalu banyak menggunakan

lutut. Kista baker menyebablkan ketidaknyamanan di bagian belakang lutut. Kista mungkin

membesar dan memanjang menurun ke dalam otot betis.

Gambar 12 : kista baker

Gejala klinis

Perkembangan yang cepat dalam hal banyaknya dan tekanan dari cairan dalam kista

bisa membuatnya pecah. Cairan yang dilepaskan dari kista bisa membuat jaringan sekitarnya

menjadi meradang, menghasilkan gejala yang mungkin seperti thrombophlebitis. Selain itu,

Kista baker menonjol atau pecah bisa menyebabkan thrombophlebitis di vena popliteal (yang

terletak di belakang lutut) dengan menekan vena.

16

Page 17: Cyst-Popliteal.pdf

Gambar 13 : kista baker

Diagnosis

Diagnosa dengan menanyakan pertanyaan khusus terhadap gejala dan meraba

pembengkakan di belakang lutut atau betis. Ultrasound, magnetic resonance imaging (MRI),

atau arthrography, kadang-kadang bisa membantu dalam diagnosa dan mendokumentasi sejauh

mana kista berkembang.

Gambar 14 : MRI kista baker

Terapi

Ada dua jenis pengobatan untuk kista poplitea: nonsurgical dan bedah

Nonsurgical Treatment

17

Page 18: Cyst-Popliteal.pdf

Mengambil cairan dengan jarum suntik ( aspirasi ) dapat mengurangi ukuran kista.

Kemudian kortison dapat disuntikkan ke daerah yang terkena untuk mengurangi peradangan.

Biasanya ini solusi sementara, namun. Perawatan juga mencakup Nonsurgical istirahat dan

menjaga kaki bertumpu selama beberapa hari. ahli terapi fisik yang menggunakan perawatan,

kompresi membungkusnya, untuk mengurangi pembengkakan lutut. Fleksibilitas dan olah raga

terhadap ekstremitas bawah dapat digunakan untuk membantu meningkatkan keseimbangan

otot di lutut. .

Bedah

Tujuan pembedahan adalah untuk membuang kista dan memperbaiki lubang di lapisan

sendi tempat kista menerobos. Sayangnya, sekitar setengah dari waktu kista kembali, atau

berulang, setelah dibuang. Ahli bedah berhati-hati ketika menyarankan operasi untuk

menghapus poplitea kista karena mereka cenderung akan berulang. Penyembuhan sering

permanen, tetapi mencegah lebih kista tergantung banyak pada keberhasilan mengobati

penyebab. Pembedahan dapat mengambil lebih dari satu jam untuk menyelesaikannya. Hal ini

dilakukan baik di bawah anestesi umum, atau menggunakan anestesi tulang belakang (spinal

anestesi)..

BAB III

KESIMPULAN

18

Page 19: Cyst-Popliteal.pdf

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Baker cyst. Available from : http://medicastore.com/penyakit/3323/Kista_Baker.html,

di unduh tanggal 26 mei 2012

2. Kista popliteal. Available from : http://ronggolawe-

wajibsehat.blogspot.com/2010/08/kista-baker-kista-popliteal.html, di unduh

tangal 26 mei 2012

3. Rasjad Chairuddin. Penganar Ilmu Bedah Ortopedi : kista baker. Edisi pertama. Bagian

Ilmu Bedah FK. Universitas Hasanudin Indonesia, Makassar 2003 : 217

4. Baker cyst. Avalable from : http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=335, di

unduh tanggal 27 mei 2012

5.

19

Page 20: Cyst-Popliteal.pdf

20