cytochrome

37
IDENTITAS PENELITIAN KETUA PENELITI I. a. Nama lengkap dan gelar : Kristiana Natalian b. Jenis kelamin : Perempuan c. Jurusan/Fakultas : Fakultas Kedokteran d. Universitas : Universitas Trisakti e. NIM : 030.11.159 f. Alamat rumah : Pondok Hijau, Jl. Duta darma VIII D9 no 22, ciputat, tangerang selatan g. Nomor telepon rumah : 021-7403336 h. Nomor telepon selular : 081218604517 i. Alamat email : [email protected] ANGGOTA TIM PENELITI I a. Nama Lengkap : Kiki Stefanus Jioe b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. N I M : 030. 11. 157 d. Jurusan/Fakultas/ Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti e. No. telp rumah/HP & email : 087885616090/ [email protected] ANGGOTA TIM PENELITI II a. Nama Lengkap : Fifi Anggraeny b. Jenis Kelamin : Perempuan 1

Upload: kikistefanus

Post on 09-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

research about cytochrome

TRANSCRIPT

Page 1: cytochrome

IDENTITAS PENELITIAN

KETUA PENELITI

I.

a. Nama lengkap dan gelar : Kristiana Natalianb. Jenis kelamin : Perempuan

c. Jurusan/Fakultas : Fakultas Kedokteran

d. Universitas : Universitas Trisakti

e. NIM : 030.11.159

f. Alamat rumah : Pondok Hijau, Jl. Duta darma VIII D9 no 22, ciputat, tangerang selatan

g. Nomor telepon rumah : 021-7403336

h. Nomor telepon selular : 081218604517i. Alamat email : [email protected]

ANGGOTA TIM PENELITI I

a. Nama Lengkap : Kiki Stefanus Jioe

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. N I M : 030. 11. 157

d. Jurusan/Fakultas/Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

e. No. telp rumah/HP & email : 087885616090/ [email protected]

ANGGOTA TIM PENELITI II

a. Nama Lengkap : Fifi Anggraeny

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. N I M : 030.11.102

d. Jurusan/Fakultas/Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

e. No. telp rumah/HP & email 087775031520

1

Page 2: cytochrome

LOKASI PENELITIAN : Jakarta

WAKTU PENELITIAN : Mei 2014 – September 2014

BIAYA PENELITIAN : Rp 34.356.000

SUMBER DANA : Fakultas Kedokteran Trisakti

Jakarta, 30 November 2013 Ketua Pengusul,

Kristiana Natalian

2

Page 3: cytochrome

PENGARUH EKSTRAK Typhonium flagelliforme TERHADAP EKSPRESI

SITOKROM C MITOKONDRIA PADA MENCIT YANG TERPAJAN ASAP

ROKOK

Kristiana Natalian, Kiki Stefanus, Fifi Anggraeny

ABSTRAK

Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di

dunia. Rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya, salah satunya adalah

radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan berbagai

penyakit. Salah satu organel sel yaitu mitokondria, sangat rentan terhadap kerusakan

yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan sel,

dibutuhkan senyawa antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa Typhonium

flagelliforme merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan.

Untuk membuktikannya, maka dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan dengan

dua kelompok mencit yang diberi paparan asap rokok, tetapi pada salah satu

kelompok akan diberikan ekstrak Typhonium flagelliforme. Untuk menilai pengaruh

Typhonium flagelliforme sebagai antioksidan, maka kami akan membandingkan

ekspresi sitokrom c mitokondria pada kedua kelompok dengan metode

Imunohistokimia. Sitokrom c, yang berada di dalam mitokondria merupakan salah

satu indikator dari kerusakan sel. Maka dari itu, pengaruh Typhonium flagelliforme

dapat memberikan efek proteksi pada sel, sehingga tidak terjadi penurunan ekspresi

sitokrom c pada mitokondria.

KATA KUNCI (KEYWORDS): Radikal Bebas, Mitokondria, Sitokrom C,

Typhonium flagelliforme, Antioksidan

I. PENDAHULUAN

3

Page 4: cytochrome

I.1 Latar belakang

Indonesia menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak

di dunia yaitu 61,4 juta perokok setelah Cina dan India. Data Biro Pusat

Statistik (SUSENAS) menunjukkan jumlah perokok pemula usia 5-9 tahun

meningkat tajam dari 0,4% (2001) menjadi 2,8% ( 2004). Trend perokok

pemula pada usia 10-14 tahun pun meningkat tajam, dari 9.5% (Susenas,

2001) menjadi 17.5% (Riskesdas, 2010).1 Rokok mengandung TAR dan gas

NO yang mempunyai potensi sebagai radikal bebas. Radikal bebas dapat

menyebabkan kerusakan sel serta penuaan dini serta radikal bebas

berkontribusi terhadap berbagai penyakit, seperti serangan jantung, stroke dan

kanker.

Oleh karena itu, dibutuhkan senyawa antioksidan untuk menangkal efek

radikal bebas pada tubuh. Antioksidan alami banyak terkandung di dalam

tumbuh-tumbuhan. Salah satunya yang dipercaya mengandung antioksidan

alami adalah tumbuhan Typhonium flagelliforme.3

Meskipun pada penelitian menunjukkan adanya aktifitas antioksidan

pada Typhonium flagelliforme, namun belum ada bukti secara klinis tentang

mekanismenya dalam mencegah dampak negatif dari radikal bebas. Sehingga,

penelitian intensif tentang keladi tikus perlu untuk dilakukan. Dalam

penelitian ini, efek proteksi Typhonium flagelliforme sebagai antioksidan akan

kami ukur dengan indikator kerusakan sel yaitu sitokrom C melalui metode

imunohistokimia. Jika ekspresi sitokrom C pada membran mitokondria mencit

yang diberi Typhonium lebih tinggi dari yang tidak diberikan, maka

antioksidan yang kami teliti ini, kemungkinan besar dapat memberikan efek

proteksi sel terhadap radikal bebas.

I.2 Perumusan masalah dan Pertanyaan Penelitian

Jumlah perokok di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia. Sangat

4

Page 5: cytochrome

disayangkan, karena rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya, salah

satunya adalah radikal bebas. Radikal bebas dianggap bertanggung jawab

terhadap kerusakan sel, yang mengakibatkan penuaan dini dan berbagai

penyakit. Salah satu indikator kerusakan sel adalah penurunan jumlah

sitokrom C mitokondria. Maka dari itu, dibutuhkanlah senyawa untuk

menangkal dampak negatif dari radikal bebas, yaitu antioksidan. Typhonium

flagelliforme yang sebelumnya dikenal memiliki antikanker, juga dipercaya

memiliki kandungan antioksidan didalamnya. Typhonium mungkin

selanjutnya dapat dikembangkan untuk menjadi alternatif pilihan antioksidan

yang berasal dari bahan-bahan alami. Untuk itulah muncul pertanyaan

penelitian yaitu :

Bagaimana efek proteksi pemberian Typhonium flagelliforme terhadap

kerusakan sel akibat pajanan asap rokok?

I.3 Hipotesis

Dengan pemberian Typhonium flagelliforme diharapkan tidak terjadi

kerusakan sel yang ditandai dengan penurunan jumlah sitokrom C pada

mitokondria.

I.4 Tujuan penelitian

Tujuan Umum :

Menilai pengaruh pemberian Typhonium flagelliforme terhadap kerusakan

sel akibat pajanan asap rokok.

Tujuan Khusus :

5

Page 6: cytochrome

Mengetahui efek proteksi Typhonium flagelliforme pada jumlah

Sitokrom C mitokondria

I.5 Manfaat penelitian

Bagi Ilmu Pengetahuan

mendorong peneliti masa depan untuk meneliti lebih banyak lagi tentang

potensi zat-zat antioksidan alami.

Bagi Profesi

manambah pengetahuan tentang pilihan alternatif antioksidan alami yang

bisa diterapkan dalam ilmu medis.

Bagi Masyarakat

dapat menggunakan kearifan alam dalam upaya pencegahan penyakit

II. TINJAUAN PUSTAKA

Didalam rokok terdapat banyak sekali bahan kimia dan racun berbahaya.

6

Page 7: cytochrome

Bahkan rokok mengandung 4.000 bahan kimia dan 200 racun didalamnya.

Bahan kimia yang berperan sebagai radikal bebas pada rokok adalah tar dan gas

NO.6 Radikal bebas adalah sekelompok molekul atau ion yang sangat reaktif

karena pada struktur kimianya terdapat kekurangan pasangan elektron. Adanya

elektron yang tidak berpasangan ini menyebabkan senyawa tersebut sangat

reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat molekul

elektron di sekitarnya. Radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa seperti

protein, asam nukleat, asam lemak, sehingga dapat menginisiasi timbulnya

penyakit degeneratif.4,5 Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh maupun

dari luar tubuh, seperti aktifitas dan lingkungan.

Hernani dan Rahardjo (2005) menyatakan bahwa kerusakan sel, jaringan

dan gen disebabkan oleh karena adanya radikal bebas yang bersifat sangat reaktif

dan tidak stabil di dalam tubuh. Jika radikal bebas berhasil mengikat molekul

elektron dari dalam sel, maka DNA akan rusak. 4 Seperti yang telah diketahui,

DNA berada di dalam inti sel, sehingga saat DNA suatu sel rusak, pada umumnya

membran sel dan organel lain pun ikut rusak. Salah satu organel sel yang sangat

rentan terhadap radikal bebas adalah mitokondria.7 Mitokondria merupakan

organel sel yang berperan penting dalam pembentukan energi, 80% energi

dibentuk di mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Pada proses

fosforilasi oksidatif, terdapat berbagai protein yang berperan, salah satu protein

yang paling berperan dalam pengangkutan elektron adalah sitokrom C.

Sitokrom C merupakan suatu protein yang melekat di membran dalam

mitokondria. Pada membran dalam mitokondria, sitokrom c membentuk

kompleks cyt c-CL atau sitokrom c-kardiolipin. Pada saat akan terjadi kerusakan

sel, kardiolipin akan dioksidasi oleh enzim sitokrom c peroksidase sehingga

sitokrom c di dalam mitokondria terlepas dari kompleks cyt c-CL lalu lepas ke

ruang intrasel yang mengakibatkan penurunan jumlah sitokrom c.8 Sehingga

7

Page 8: cytochrome

jumlah sitokrom c di dalam mitokondria dapat dijadikan indikator dari kerusakan

sel. Seperti yang disebutkan di atas kerusakan sel dapat menyebabkan berbagai

penyakit kronik seperti penyakit degeneratif dan keganasan yang sulit untuk

diobati, sehingga pencegahan akan hal ini menjadi mutlak.

Gambar 1. Mitokondria dan Sitokrom C

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu komponen penting yang mampu

menyelamatkan sel-sel tubuh manusia dari radikal bebas, yaitu antioksidan.

Beberapa jenis antioksidan yang ada saat ini meliputi: Vitamin C, Vitamin E,

Beta-carotene, dan Mineral seperti selenium.9 Antioksidan adalah substansi yang

berperan sebagai penyumbang elektron terutama untuk zat radikal bebas untuk

mencegah terjadinya penarikan elektron dari substansi lain di dalam sel. Dengan

menyumbangkan elektron, antioksidan membuat senyawa radikal bebas menjadi

8

Page 9: cytochrome

stabil dan tidak reaktif. Sehingga dengan mencegah radikal bebas, maka

kerusakan sel dapat dihindari dan penyakit kronik seperti kanker, diabetes pun

dapat dicegah.4

Typhonium flagelliforme merupakan tanaman herbal, yang berasal dari

family Araceae, dan umum dikenal dengan nama ‘rodent tuber’ di Malaysia,

Singapura, dan Cina. Tanaman ini sudah lama dimanfaatkan sebagai obat

tradisional di India, Cina dan Asia tenggara dalam mengobati kanker.3 Di

indonesia sendiri, tanaman ini terkenal dengan nama Keladi tikus. Typhonium

flagelliforme merupakan tanaman yang cukup potensial dalam mengobati

berbagai jenis kanker yang telah terbukti di sejumlah penelitian.

Typhonium memiliki khasiat lainnya yakni digunakan sebagai anti-radang,

antibakteri, antioksidan. Berdasarkan penelitian Affandi (2006), pada uji

fitokimia senyawa Alkaloid, flavonoid, dan tanin pada keladi tikus menunjukkan

hasil positif. Senyawa-senyawa ini merupakan senyawa penangkal radikal bebas

yang mampu menghambat reaksi oksidasi.2

Gambar Typhonium flagelliforme

9

Page 10: cytochrome

KERANGKA TEORI

10

Radikal bebas Autoimunitas

Kerusakan seldan membran mitokondria

Kadar sitokrom C menurun

Infeksi

Antioksidan

Page 11: cytochrome

KERANGKA KONSEP

11

Pajanan asap rokok

Ekstrak Typhonium

flagelliforme

Ekspresi sitokrom c mitokondria

Ekspresi sitokrom c mitokondria

Tanpa ekstrak Typhonium

flagelliforme

Page 12: cytochrome

III. METODE PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan 2

kelompok.

III.2 Tempat dan waktu

Tempat:

Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Waktu : 2014

III.3 Populasi dan sample

Populasi penelitian ini adalah semua mencit dengan strain Webster jantan dan

betina. Dimana sample akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Kelompok 1 : mencit hanya akan diberikan pajanan asap

rokok

Kelompok 2 : mencit akan diberikan pajanan asap rokok dan

ekstrak Typhonium flagelliforme

III.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi:

Mencit strain Webster

Mencit yang tidak mengidap penyakit pada saluran pernafasan

Kriteria eksklusi:

Mencit yang pernah terpajan asap rokok

12

Page 13: cytochrome

III.5 Besar sample

Penentuan besar sample dilakukan menurut rumus Federer, yaitu :

(t-1)(n-1) >15

t = kelompok perlakuan

n = jumlah sample kelompok perlakuan

Dimana sample yang digunakan adalah 32 ekor mencit strain webster.

Masing- masing kelompok perlakuan terdiri dari 16 ekor mencit. Hasil ini

didapat dari perhitungan rumus federer:

(t-1)(n-1) >15

(2-1)(n-1) > 15

(1).(n-1) >15

n > 15 +1

n > 16

III.6 Cara kerja

Cara Kerja

Persiapan mencit sebagai kelompok kontrol dan perlakuan

Mencit strain Webster yang digunakan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi akan dibagi

dalam dua kelompok. Pada kelompok 1 mencit akan diberi pajanan asap rokok

selama 8 minggu. Lalu pada kelompok 2 selain diberi pajanan asap rokok, mencit

akan diberi ekstrak Thyponium flagelliforme kedua kelompok diberikan makanan

bagi mencit. Berikan juga asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

Pemberian ekstrak Thyponium flagelliforme pada kelompok 2

13

Page 14: cytochrome

Mencit pada kelompok 2 diberikan ekstrak Thyponium flagelliforme sebesar 0,8mg

diencerkan dalam 1 cc air peroral dimulai pada minggu ke-3 penelitian. Perlakuan ini

selama 14 hari sebelum diberi pajanan ditambah pemberian ekstrak Typhonium

flagelliforme selama 8 minggu dengan pajanan

Pemberian Pajanan Asap Rokok pada mencit

Pada hari ke-15, pada kedua kelompok akan diberikan pajanan asap rokok selama 8

minggu. Dimana rokok yang digunakan sebanyak 2 batang/hari selama 30 menit.

Pengukuran tanda vital dan observasi perilaku

Pemeriksaan fisik pada mencit dilakukan dengan mengukur tanda vital berupa suhu

dan denyut jantung. Suhu normal mencit 37,4 ˚C dan denyut jantung 325-780

x/menit. Observasi perilaku mencit juga harus dilakukan untuk melihat adanya

perubahan tingkah laku, berupa aktivitas dan nafsu makan, yang terjadi sebelum dan

sesudah dipajan asap rokok.

Prosedur Penilaian Ekspresi Sitokrom C

Persiapan Preparat

Setelah 8 minggu pajanan asap rokok, setiap dua hari pada kedua kelompok masing-

masing diambil 2 ekor. Dilakukan pembiusan dengan ether. Setelah mencit terbius

kemudian paru-parunya akan diambil untuk diproses menjadi membuat preparat

histologik.

Penilaian ekspresi Sitokrom C dengan pemeriksaan Imunohistokimia

Untuk mendeteksi adanya Sitokrom C digunakan metode imunohistokimia

menggunakan antibodi monoklonal dengan sediaan preparat jaringan paru. Antibodi

monoklonal yang dipergunakan dapat mendeteksi Sitokrom C di dalam mitokondria.

Metode ini sangat sederhana dan hanya memerlukan mikroskop cahaya sehingga

dapat diaplikasikan di laboratorium yang sederhana.

14

Page 15: cytochrome

Pada dasarnya, reaksi kimia berupa reaksi antara antigen dengan antibodi

monoklonal. Preparat lalu difiksasi dengan methanol dingin (-20) selama 2-3 menit,

kemudian direndam dalam larutan peroxidase blocking solution untuk menghilangkan

aktivitas peroksidase endogen. Sebelum penambahan antibodi primer sediaan

diinkubasikan dulu dengan larutan (serum blocking solution) untuk menghindarkan

ikatan non spesifik yang mengganggu hasil reaksi. Setelah antibodi primer

diinkubasikan dengan antigen target dan dicuci dengan dapar fosfat, prosedur

dilanjutkan dengan penambahan antibodi sekunder yang dilabel biotin. Penambahan

antibody sekunder yang dilabel biotin berfungsi sebagai penghubung antara antibody

primer dengan konjugat peroksidase-streptavidin. Konjugat peroksidase-streptavidin

kemudian ditambahkan untuk mengikat residu biotin. Adanya enzim dapat

diperlihatkan dengan penambahan suatu campuran dari larutan substrat-kromogen.

Enzim peroksidase akan mengkatalisa substrat, hidrogen peroksida dan

mengubah kromogen substrat diaminobenzidine tetrachloride (DAB) menjadi deposit

warna coklat yang menunjukkan adanya lokasi antigen di situ. Jadi hasil positif

ditunjukkan dengan adanya warna coklat pada irisan jaringan yang intensitas

warnanya tergantung dari jumlah kromogen yang bereaksi dengan enzim peroksidase.

Untuk konfirmasi kepositifan sitokrom C. Pemeriksaan ini menggunakan alat dan

bahan yang sudah tersedia di laboratorium Bagian Biologi FK Universitas Trisakti.

III.7 Definisi operasional

Mitokondria

Adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup,

selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak, biosintesis

pirimidin, homeostasi kalsium, transduksi sinyal seluler, dan penghasil energi.

Sitokrom C

Sitokrom C merupakan suatu protein yang melekat di membran dalam

15

Page 16: cytochrome

mitokondria. Sitokrom C merupakan salah satu indikator kerusakan sel.

Pewarnaan Imunohistokimia

Merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau

kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.

III.8 Rencana manajemen dan analisis data

Selama 3 bulan, data dicatat setiap hari mengenai jumlah dosis Typhonium

serta jumlah pajanan asap rokok yang diberikan.

Setiap 11 hari, paru-paru diambil jaringannya untuk dilakukan metode

imunohistokimia, dan diukur jumlah sitokrom c nya.

Akhir bulan ke-3, semua data dikumpulkan dan dianalisis.

Analisis data

Menggunakan analisa deskriptif yang bersifat univariat. Data yang diperoleh

akan diolah menggunakan SPSS ver. 17.

16

Page 17: cytochrome

IV. JADWAL PELAKSANAAN

Mei

2014

Juni

2014

Juli

2014

Agustus

2014

September

2014

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

penelitian:

a. Pembelian ekstrak

Typhonium

b. Pembelian reagen

imunohistokimia

2 Pengumpulan

sampel

3 Kegiatan di

laboratorium

4 Analisis data

5 Pembuatan

laporan

17

Page 18: cytochrome

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2010 [Cited October

25th 2013]. Available at : http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/

2. Irawan D. Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Mahkota Dewa, Temu Putih,

Sambiloto, dan Keladi Tikus secara In Vitro. [Cited on 23 th October 2013].

Available at: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/45998

3. Mankaran S, Dinesh K, Deepak S, Gurmeet S. Typhonium flagelliforme: A

Multipurpose Plant. Int Res J Pharm. 2013; 4(3): 45-48.

4. Rohmatussolihat. Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia.

Biotrends. 2009; 4: 5-9.

5. Lu JM, Lin PH, Yao Q, Chen C. Chemical and Molecular Mechanism of

Antioxidant: Experimental Approaches and Model Systems. J Cell Mol Med.

2010 April; 14: 840-860.

6. Church DF, Pryor WA. Free-Radical Chemistry of Cigarette Smoke and Its

Toxicological Implications. [cited October 29th 2013]. Available at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1568603/pdf/envhper00447-

0113.pdf

7. Cui H, Kong Y, Zhang H. Oxidative Stress, Mitochondrial Dysfunction, and

Aging. 2012 [Cited on 25th October 2013]. Available at:

http://www.hindawi.com/journals/jst/2012/646354/.

8. Kagan VE, Bayir HA, Belikova NA, Kapralov O, et al. Cytochrome c/cardiolipin

relations in mitochondria: a kiss of death. Free Radic Biomed. 2009; 46(11):

1439-1453.

9. Harvard School of Public Health. Antioxidant: Beyond the Hype. [cited October

2nd 2013].Available at: http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/antioxidants/

18

Page 19: cytochrome

RENCANA BIAYA

1. Sumber Biaya

No

.

Nama Institusi Alamat Institusi Jumlah Biaya yang

disetujui (RP)

1. Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 1, Jakarta

Rincian Biaya

a. Komponen Honorarium

1. Honorarium Tenaga Ahli

No

.

Nama Jenjang

Peneliti

Jml Beban SKS Satuan

SKS

Jumlah (Rp.)

1. Kristiana Natalia S1 4 SKS x 5 bulan 100.000 2.000.000

2. Kiki Stefanus S1 4 SKS x 5 bulan 100.000 2.000.000

3. Fifi Anggraeny S1 4 SKS x 5 bulan 100.000 2.000.000

Subtotal-1 6.000.000

2. Honorarium Narasumber/Pembimbing

No

.

Nama Jumlah Jam Satuan Jumlah (Rp.)

1. Dr. Monic 25 jam 100.000 2.500.000

Subtotal-2 2.500.000

3. Honorarium tenaga Penunjang

No

.

Nama Jumlah Hari Satuan Jumlah (Rp.)

1. Rasimin 7 hari/3 bulan 100.000 700.000

19

Page 20: cytochrome

2. Tenaga perawat

Tikus

30 hari/3 bulan 500.000/bulan 1.500.000

Subtotal-3 2.200.000

b. Biaya Bahan Habis dan Peralatan

1. Biaya Bahan Habis

No

.

Nama/Spesifikasi Jumlah Harga Satuan Jumlah

Harga

1. Rokok Djarum Coklat 120 Bungkus 10.000 960.000

2. Mencit strain webster 32 ekor 20.000 420.000

3. Serbuk Keladi Tikus 100 gram 30.000/50 gr 60.000

4. Objek glass 2 pak 100.000 200.000

5. Powder free latex exam

gloves

1 boks 700.000 700.000

6.

7.

Anti- Cytochrome C

primary antibody

(RabMabs®)

Anti- Cytochrome C

secondary antibody

(RabMabs®)

100 µL

100µL

400$ x 11.000

400$ x 11.000

4.400.000

4.400.000

8. Xylol 1 liter 195.000 195.000

9.

10.

Alcohol 80 %

Alcohol 96 %

1 liter

1 liter

25.000

33.000

25.000

33.000

11. Alcohol Absolut 1 liter 30.000 30.000

12. H2O2 (30 %) 200 ml 240.000 240.000

13. Hematoksilin 500 ml 730.000 730.000

14. Methanol 1 liter 8000 8.000

15. Larutan buffer sitrat 250 ml 1.265.000/125 2.530.000

20

Page 21: cytochrome

ml

16.

17.

18.

19.

20.

DAB substrate kit

Lithium Carbonat jenuh

Blocking Background

Sniper

Chamber slide tray

Slide rack

125 ml

500ml

25 ml

1 buah

1 buah

1.925.000

460.000

690.000

530.000

220.000

1.925.000

460.000

690.000

530.000

220.000

Subtotal-4 18.996.000

2. Sewa Peralatan

No

.

Nama/Spesifikasi Jumlah Harga Satuan Jumlah

(Rp.)

1. Sewa Lab Fakultas

Kedokteran Universitas

Indonesia

- - 2.500.000

Subtotal-5 2.500.000

c. Biaya Perjalanan dan Transport Lokal

1. Perjalanan Luar Kota

No

.

Nama Dari Tujuan Jumlah

(Rp.)

- - - - -

Subtotal-6 ------------

--

2. Transport Lokal

No Nama Jumlah Hari Orang/Hari Jumlah

21

Page 22: cytochrome

. (Rp.)

1. Kristiana Natalian 30 50.000 1.500.000

2. Kiki Stefanus 30 50.000 1.500.000

3. Fifi Anggraeny 30 50.000 1.500.000

Subtotal-7 4.500.000

d.Laporan, Seminar dan Publikasi

1. Laporan Penelitian

Jenis Pengeluaran Harga Satuan Jumlah (Rp.)

ATK 3 paket 50.000 150.000

Fotokopi Laporan penelitian (1

paket)

50.000 50.000

Subtotal-8 200.000

2. Seminar

No

.

Jenis Pengeluaran Biaya Sat. (Rp.) Tujuan Jumlah (Rp.)

- - - - -

Subtotal-9 ------------------

-

3. Publikasi

No

.

Jenis Pengeluaran Biaya Sat.

(Rp.)

Tujuan Jumlah (Rp.)

- - - - -

Subtotal-10 ----------------

---

22

Page 23: cytochrome

d. Rekapitulasi Biaya

No

.

Uraian Jumlah (Rp.)

1. Komponen Honorarium 10.700.000

2. Biaya Bahan Habis dan Peralatan 18.996.000

3. Biaya Perjalanan dan Transport Lokal 4.500.000

4. Laporan, Seminar dan Publikasi 200.000

TOTAL 34.396.000

23

Page 24: cytochrome

PENGESAHAN

Judul Penelitian

Jakarta, 30 November 2013

Wakil Dekan III FK Trisakti KPH Dewan Riset Fakultas

(dr. Tb. Ferdi Fadillah Sp.A, M.Kes) (Dr. dr. Rina K. Kusumaratna,

MKes)

Dekan Fakultas

(dr. Hj. Suriptiastuti, DAP & E, MS)

24

PENGARUH EKSTRAK Typhonium flagelliforme TERHADAP

JUMLAH SITOKROM C MITOKONDRIA PADA MENCIT YANG

TERPAJAN ASAP ROKOK

Page 25: cytochrome

BIODATA PENELITI

Ketua penelitian

a. Nama Lengkap : Kristiana Natalian

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 030.11.159

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP : 081218604517

g. Alamat Rumah : Pondok Hijau, Jl. Duta darma VIII D9 no 22,

ciputat, tangerang selatan

h. Publikasi : -

25

Page 26: cytochrome

Anggota Peneliti 1

a. Nama Lengkap : Kiki Stefanus Jioe

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIM : 030.11.157

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP :087885616090

g. Alamat Rumah : Jl. Hadiah 9A no 1052

h. Publikasi : -

Anggota Peneliti 2

26

Page 27: cytochrome

a. Nama Lengkap : Fifi Anggraeny

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 030.11.102

d. Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

e. Telpon / Faks : -

f. HP : 087775031520

g. Alamat Rumah : Jalan warakas 1 no. 48 jakarta utara

h. Publikasi : -

27