d0212064.docx · web viewrelevance, promise and risks, menyebutkan terdapat 6 macam jenis media...
TRANSCRIPT
JURNAL
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
BAGI KOMUNITAS
(Studi Deskripsi Kualitatif Penggunaan Media Sosial Instagram, Black Berry
Messenger dan Line sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Ketimbang
Ngemis Solo)
Oleh:
LUTHFAN ADI PRABOWO
D0212064
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
0
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
BAGI KOMUNITAS
(Studi Deskripsi Kualitatif Penggunaan Media Sosial Instagram, Black Berry
Messenger dan Line sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Ketimbang
Ngemis Solo)
Luthfan Adi PrabowoWidyantoro
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractInstagram, Black Berry Messenger and Line are some types of social
media that are widely used by the people of Indonesia. The use of social media, which is considered more practical and efficient has penetrated into the community, one of the Community is Ketimbang Ngemis Solo. That humanitarian community uses social media as the primary means of communication, both internally with the community and with external parties.
The purpose of this research is to know the functionality and the advantages and disadvantages of each of the social media. This research is a qualitative descriptive research using the theory of communication, internet mediated communication, social media Instagram, Black Berry Messenger and Line, social groups and communities, virtual community as well as the relevant earlier research.This Research using the technique of primary data collection in the form of an interview and secondary data in the form of documentation that support. The number of informants in this study is five people, which consists of admin and voluenteer coordinator.
The results of this research shows that the use of social media Instagram as the main social media working for the promotion of 'sosok mulia', information future community activities and also the documentation community activities. It is the same as with the function of social media supporters of Black Berry Messenger and Line. Black Berry Messenger is used as a means of communication with the followers of intense. While the use of the Line more to the prospect of new voluenteer. Line is also used as a means of internal communication between both voluenteer community admin. In general, the use of the three above social media has been running goodly.
Keyword : Community, Ketimbang Ngemis Solo, Social Media, Qualitative
1
Pendahuluan
Fenomena kemiskinan sepertinya tidak pernah bisa terlepas dari kehidupan
manusia. Tingkat pendapatan nasional yang rendah dan lebarnya jurang
pendapatan juga menjadi pemicu meningkatnya kemiskinan yang terjadi di hampir
seluruh daerah di Indonesia. Kemiskinan di Indonesia identik dengan pekerjaan
mengemis, hal tersebut sesuai dengan kondisi saat ini di kota – kota besar yang
mengalami peningkatan jumlah pengemis. Kondisi ini rupanya membuat
permasalahan baru ketika mengemis dijadikan sebuah pekerjaan alternatif saja.
Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk menekan angka
pengemis dengan melakukan penertiban atau razia hingga pembuatan Peraturan
Daerah (Perda) yang pada intinya melarang pekerjaan meminta – minta atau
mengemis dan sanksi bagi pemberi pengemis itu sendiri. Usaha untuk menekan
angka lonjakan pengemis juga dilakukan oleh komunitas dengan menyebarkan
pesan “Say No to Ngemis” . Pesan tersebut disebarkan melalui media internet
oleh Komunitas Ketimbang Ngemis atau sering disingkat dengan istilah “KN”.
Komunikasi yang dilakukan oleh Ketimbang Ngemis tersebut, sering disebut
dengan istilah computer mediated communication. Shaff, Martin dan Gay
mendefinisikan computer mediated communication atau CMC sebagai interaksi
antar manusia menggunakan komputer berjaringan internet (dalam Pearson dkk,
2006: 267).
Komunitas Ketimbang Ngemis memanfaakan media sosial untuk mem -
posting sosok – sosok tersebut yang kemudian sering disebut dengan istilah
‘sosok mulia’. melalui media sosial agar masyarakat mengetahui dan kemudian
dapat memberi penghargaan atas keberadaanya, dengan cara membeli atau
menggunakan jasa mereka. Kini Komunitas Ketimbang Ngemis merambah di
berbagai kota di Pulau Jawa dan Bali. Salah satunya adalah Komunitas Ketimbang
Ngemis Solo, yang didirikan pada tanggal 27 Juni 2015 yang diprakarsai oleh
Maria Dea Pramudita. Ketimbang Ngemis Solo memanfaatkan beberapa media
sosial seperti Instagram, Black Berry Messenger dan juga Line. Instagram sebagai
media sosial utama Komunitas Ketimbang Ngemis Solo biasa digunakan untuk
2
mengunggah foto ‘sosok mulia’ di wilayah Kota Solo, agar diketahui
keberadaanya oleh masyarakat. Sedangkan media sosial Line dan Black Berry
Messenger penggunaannya lebih cenderung untuk menunjang media sosial utama.
Tujuan penelitian ini nantinya akan mengungkapkan seputaran penggunaan media
sosial sebagai sarana komunikasi komunitas tersebut.
Rumusan Masalah
1. Apa saja kegunaan media sosial Instagram, Black Berry Messanger dan Line
bagi Komunitas Ketimbang Ngemis ?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan media sosial Instagram, Black Berry
Messenger dan Line ?
Tinjuan Pustaka
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu kosekuensi dalam suatu interaksi yang
dibangun. Dengan komunikasi manusia dapat saling bertukar informasi sehingga
dapat mengatur maksud dan tujuan kehidupan yang dibangunnya. Schram
berpendapat bahwa apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk
membangun kebersamaan dengan orang lain. Selain itu, kita berusaha untuk
berbagai informasi,ide ataupun sikap (Tommy Suprapto, 2006: 2-3).
Manusia dilandasi oleh kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat,
perasaan, pengetahuan hingga pengalaman (Syaiful Rohim, 2009: 9). Pandangan
komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-
akibat dan aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Salah satu unsur yang dapat
ditambahkan dalam konseptualisasi ini adalah umpan balik yaitu feedback yang
berarti apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang
sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektifitas pesan
yang disampaikan sebelumnya (Deddy Mulyana, 2008: 72).
1.2 Unsur Komunikasi
3
Memahami komunikasi menurut Lasweell setidaknya harus menjawab
beberapa unsur, yaitu : Who, Says Ehat, In Which Channel, To Whom and With
What Effect. Unsur tersebut mengandung pengertian yaitu (a) siapa yang
mengatakan (komunikator, pengirim atau sumber pesan), (b) apa yang
disampaikan (pesan, ide tau gagasan), (c) dengan saluran mana (media atau
sarana), (d) kepada siapa (komunikan atau penerima pesan), (e) apa dampaknya
(efek atau hasil komunikasi) (Onong Uchjana Effendy, 2003: 10).
1.3 Fungsi Komunikasi
Menurut Onong Uchajana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori
dan Filsafat Komunikasi, menjelaskan tentang fungsi komunikasi yang terbagi
dalam empat fungsi, yakni (a) menyampaikan informasi (to inform), (b) mendidik
(to educate), (c) menghibur (to entertainment), (d) mempengaruhi (to influence)
(Effendy, 2003:55).
1.4 Tujuan Komunikasi
Pada umumnya tujuan komunikasi adalah mengharapkan adanya umpan balik
(feedback) dari masing-masing pelaku komunikasi. Adapun beberapa tujuan dari
komunikasi yaitu (a) mengubah sikap (to change the attitude), (b) mengubah opini
atau pandangan (to change the opinion), (c) mengubah perilaku (to change the
behaviour) dan (d) mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 2003:
55).
2. Komunikasi Bermedia Internet
Komunikasi dengan internet mulai diperkenalkan pada akhir abad ke 20 dan
telah menjadi sesuatu yang melekat dalam kondisi sosial masyarakat. Komunikasi
dengan internet merupakan penggunaan komputer beserta fasilitas dan
kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat
massa atau pribadi (Effendy, 2003: 130-142). Komunikasi dengan menggunakan
media internet erat kaitannya dengan istilah Computer Mediated Communication
atau sering desebut dengan CMC. SHAFF, Martin dan Gay dalam jurnalnya yang
berjudul An epistemological framework for analyzing student interaction in
computer-mediated communication environment menjelaskan CMC sebagai
4
interaksi antar manusia menggunakan komputer berjaringan internet (Pena Shaff,
2001: 14).
3. Media Sosial
Media sosial menurut beberapa ahli, seperti yang dijelaskan dalam buku yang
berjudul Internet and Society, Social Theory in the Information Age merangkum
beberapa definisi media sosial menurut ahli sebagai berikut ini :
a. Shirky (2008) mendefinisikan media sosial sebagai perangkat lunak sosial
untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja
sama (to corporate) diantara pengguna dan melakukan suatu tindakan secara
kolektif yang semuannya berada di luar kerangka intitusinal maupun
organisasi.
b. Meike dan Young (2012) mengartikan kata media sosial sebagai sebuah
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara
individu (to be share one to one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa
saja tanpa ada kekhususan individu (Fuchs, 2014: 35-36).
3.1 Karakteristik Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu platform yang muncul dalam media siber.
Sehingga, karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber pada
umumnya. Meskipun karakteristik media siber bisa dilihat melalui media sosial,
namun di sisi lain media sosial memeiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki
oleh beberapa jenis media siber lainnya. Dalam buku yang berjudul Media Sosial
Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi menjelaskan tentang
karakteristik media sosial sebagai diantaranya yaitu a) jaringan (network) b)
informasi (information), c) arsip (archieve), d) interaksi (interactivity), e) simulasi
sosial dan terkahir, f) konten oleh pengguna (user generated content) (Nasrullah,
2016: 16).
3.2 Jenis Media Sosial
Media sosial terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan
juga kebutuhan masyakat akan tuntutan dari teknlogi tersebut. Media sosial
menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi Karjaluoto dalam
jurnalnya yang berjudul A Prime in Social Media: Examining the Phenomenon, its
5
Relevance, Promise and Risks, menyebutkan terdapat 6 macam jenis media
soaial, yaitu Blog (blogs or web blogs), Forum (forums), Komunitas Konten
(content communities), Dunia virtual (virtual world), Wikis dan Jejaring Sosial
(social networking).
4. Instant Messeging
Rulli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Teori dan Riset Media Siber
(Cybermedia) menjelaskan tentang IM yang lebih cenderung ke dalam bentuk
komunikasi di internet, peer to peer (P2P). Cara kerja dari peer to peer adalah
melakukan percakapan dan juga transfer file, seperti aplikasi Yahoo Messenger,
Google talk dan AOL.(Nasrullah, 2014: 34). Instant Messege mempunyai
beberapa fitur unik yang membuat pengguna memilihnya sebagai salah satu
sarana berkomunikasi. To Et Al (2008) dalam jurnalnya yang berjudul An
empirical investigation of the factors affecting the adoption of Instant Messaging
in organizations, menuliskan beberapa keunikan fitur unik IM adalah
Synchronicity, Presence awareness, Choosen dan Interoperability (To Et
Al,2008: 152-153).
5. Instagram
Pengertian Instagram menurut Nurudin dalam bukunya yang berjudul Media
Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, menerangkan Instagram
merupakan salah satu jenis dari media sosial. Yaitu berupa sebuah aplikasi
berbagi foto yang memungkinkan para pengguna Instagram untuk mengambil
foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan. Salah
satu keunikan Instagram adalah fitur untuk memotong foro menjadi bentuk
persegi, sehingga terlihat seperti kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Nama
Instagram itu sendiri berasal dari kata “intan”, sedangkan “gram” berasal dari kata
”telegram”. Dimana cara kerja telegram itu sendiri adalah untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat.
6. Black Berry Messenger
Merupakan sebuah aplikasi media sosial untuk mengirim sebuah pesan secara
instan (instant messege). Pada mulanya, Black Berry Messenger disediakan
khusus bagi pengguna ponsel Black Berry, yang menjadi salah satu keunggulan
6
dari ponsel tersebut selain layanan Push Mail. Layanan yang masuk dalam
kategori Instant Messenger ini dirancang untuk melakukan kegiatan komunikasi
diantara pengguna Black Berry. Adapun cara penggunaan Black Berry Messenger
adalah dengan menghubungkan nomor PIN masing-masing pengguna dari Black
Berry itu sendiri. Fitur dari BBM yaitu (1) menampilkan kontak dan status, (2)
Fitur Bebagi Berkas, (3) Percakapan Grup, (4) Avatar (Id Features BBM, dikutip
dari http://id.blackberry.com/devices/features/im/blackberry_messenger.jsp,
diakses pada 8 November 2016, 13.30 WIB).
7. Line
Merupakan salah satu jenis media sosial yang menyediakan fasilitas chatting
dengan fitur didalamnya yang lebih interaktif. Sebagian besar aplikasi Line
digunakan dalam smartphone, namun seriring dengan perkembangan teknologi,
kini aplikasi Line bisa beroperasi dalam laptop maupun komputer. Beberapa fitur
unggulan Line adalah Personal Chat, Berbagi (share) Foto atau Gambar, Free
Call, Sticker, Timeline dan Grup (Suryadi, 2014: 28).
8. Kelompok Sosial dan Komunitas
Kelompok sosial dalam masyarakat tidak berhenti pada organisasi sosial yang
mengedepankan struktur dalam menjalankan kerjanya. Terdapat juga kelompok
sosial, berupa komunitas. Memberi batasan mengenai komunitas merupakan hal
cukup sulit bagi para ahli. Victor Turner mencoba mnejelaskan apa itu komunitas
dengan membandingkan dengan bidang lain, ia menjelaskan bahwa komunitas
dapat muncul dimana struktur sosial tidak ada. Martin Buber menjelaskan bahwa
komunitas merupakan hubungan intersubjektivitas yang merupakan bagian
essensial kehidupan manusia (dalam Wartaya Winangun, 1990: 48). Komunitas
lahir dari hubungan antar pribadi orang yang terlibat didalamnya. Hubungan
tersebut dapat bersifat spontan dan juga total. Hubungan yang terjalin pada
hakekatnya mempunyai tujuan tertentu namun bersifat dinamik.
9. Komunitas Virtual
Komunitas virtual dapat dikatakan sebagai sebuah grup dimana anggota-
anggotanya terkoneksi dengan teknologi informasi, salah satunya yaitu intenet.
Mereka bersifat interaktif atas dasar konsep many to many communication,
7
sehingga melibatkan setiap anggota komunitas untuk senantiasa aktif dalam grup
tersebut karena merasa terlibat dalam setiap proses komunikasi yang terjadi.
Landon dan Traver, dalam bukunnya yang berjudul Essentials of Management
Information System menjelaskan aspek penting dalam membangun komunitas
virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan juga pesan.
Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemimpinan, keahlian,
pengetahuan dan koordinasi (Laudon dan Traver, 2003: 836).
10. Penelitian yang Rekevan
Kristen dan Gregory melakukan penelitian untuk menganalisa bagaimana
organisasi nirlaba di Amerika Serikat menggunakan media sosial. Hasil dari
penelitian tersebut adalah sebagian besar mereka menggunakan Twitter sebagai
sarana untuk mengucapkan pengakuan dan ucapan terima kasih (giving
recognition and thanks), yaitu sebanyak 13,2 %. Selain itu Twitter juga digunakan
sebagai sarana untuk merespon atau membalas pesan-pesan yang masuk
(responces to reply messages), dengan frekuensi sebanyak 8,2 %. Organisasi
nirlaba sebagian besar menulis pesan di Twitter mereka, tentang promosi kegiatan
mereka, yaitu sebanyak 7,8 % (Lovejoy dan Saxton, 2012: 341-342).
Jurnal lain yang berjudul Effectiveness of Social Media as a toll of
Communication and its Potential for Technology Enabled Connections : A Micro
- Level Study karya Trisha Dowerah Baruah, dari Departemen Komunikasi Massa
Universitas Krishna Kanta Handigui India. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa penggunaan media sosial dirasa lebih efektif daripada media tradisionl,
terutama untuk promosi karena timbal balik atas pesan dapat diketahui secara
cepat.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi penelitian kualitatif . Metode penelitian
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya
dengan pengumpulan data sedalam-dalamnya (Rachmat Krisyantono, 2008 : 56).
Dengan kata lain penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
8
medapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari
perpektif observasi. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi
diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive
sampling yang diambil dari pendiri komunitas yang berjumlah 3 (tiga) orang,
yang juga menjadi admin komunitas. Selain itu diambil sebanyak 2 (dua) orang
volunteer bisasa dari keseluruhan voluenteer yang berjumlah 50 (lima puluh)
orang. Dua orang tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan dari para admin,
dimana dua orang tersebut merupakan voluenteer yang paling mengetahui tentang
komunitas dan menjadi koordinator. Teknik pengumpulan data melalui kegiatan
wawancara serta dokumentasi. Adapun jenis wawancaranya adalah wawancara
informal (the informal coversational interview) menunjukan pada kecenderungan
sifat sangat terbuka dan sangat longgar (tidak terstruktur) sehingga wawancara
memang benar-benar mirip dengan percakapan. Subjek yang sama kadangkala
harus didatangi kembali oleh peneliti untuk pertanyaan yang berbeda atau mirip
sehingga jawaban terdahulu dapat ditambahkan atau direvisi oleh subjek (Pawito,
2007: 132-133).
Narasumber dalam penelitian ini yaitu pendiri yang juga bertindak
sebagai admin. Para admin berjumlah tiga orang yang bertanggung jawab atas
media sosial dari komunitas, antara lain Official Instagram
@Ketimbang.ngemis.soloo, Official Black Berry Messenger. Selain admin,
peneliti juga memilih narasumber dari kalangan voluenteer biasa, yaitu yang
bertugas menjadi koordinator voluenteer. Data pendukung, yaitu dokumentasi
didapat dari screen shoot atau capture bentuk komunikasi dari masing-masing
media sosial tersebut, yang dianggap mendukung pembahasan. Dokumentasi
berupa foto-foto kegiatan komunitas akan digunakan untuk melengkapi lampiran
penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Bagian ini akan menjelaskan mengenai penggunaan media sosial
Instagram, Black Berry Messenger dan Line yang digunakan sebagai sarana
komunikasi bagi Komunitas Ketimbang Ngemis Solo. Pembahasan penggunaan
9
masing-masing media sosial tersebut akan disertai dengan pembahasan mengenai
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media sosial. Adapun penggunaan
media sosial sebagai sarana komunikasi komunitas dibagi menjadi berikut ini :
1. Penggunaan Instagram
Komunitas Ketimbang Ngemis Solo dapat dikenal oleh masyarakat
melalui Intsgarm. Media sosial instagram itu sendiri sampai saat ini digunakan
sebagai sarana komunikasi utama bagi Komunitas Ketimbang Ngemis Solo, untuk
memberikan informasi berupa foto maupun video singkat. Adapun konten foto
maupun video tersebut adalah tentang promosi ‘sosok mulia’ kepada followers,
informasi kegiatan mendatang komunitas berupa pamflet-pamflet yang berisi
mengenai kegiatan komunitas mendatang dan dokumentasi/laporan kegiatan
komunitas yang bertujuan sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban
komunitas kepada masyarakat (followers) terutama para donatur.
Admin Official Instagram komunitasi merasakan beberapa keunggulan
Instagram, yaitu foto ‘sosok mulia’ di Instagram dapat bercerita, karena secara
tidak langsung dapat menceritakan tentang kehidupan mereka. Yang kedua adalah
Anak muda sering mengunjungi Inatgram hal itu menjadi peluang anak muda agar
untuk menjadi voluenteer komunitas. Ketiga adalah Instagram merupakan media
sosial dengan followers terbanyak, hal itu berpeluang semakin banyaknya
komunikan (khalayak) yang akan menerima pesan dari komunitas. Keempat yaitu
bebas menulis informasi melalui captions, karena Instagram mempunyai ruang
yang cukup lebar (captions) untuk menulis informasi tentang unggahan. Kelima
yakni adanya fitur video singkat yang digunakan untuk memberikan suasana
‘hidup’ atau lebh dramatis bagi ‘sosok mulia’ yang kondisinya sangat
memprihatinkan.
Komunitas mencoba menyampaikan informasi “Say No to Ngemis” lebih
efektif dengan menonjolkan komunikasi visual. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Deddy Mulyana yang mengatakan bahwa dibanding dengan hanya
mengucap kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat
dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar (Deddy Mulyana, 2005:
353). Admin menggunakan filter yang disediakan oleh Instagram untuk
10
menambah suasana ‘hidup’ dalam foto atau video unggahan mereka. Hal ini
sesuai dengan pendapat Diamond yang mengatakan bahwa dengan menerapkan
filter, para pengguna mendapatkan foto yang lebih bagus daripada yang tidak
menggunakan filter (Diamnond, 2015: 110).
Admin juga menggunakan fitur video singkat yang disediakan oleh
Instagram untuk mendukung foto-foto komunitas terdahulu, agar terkesn lebih
interkatif. Hal ini menjadi pembeda media siber dengan media lama yang lebih
monoton. Cantoni dan Tardini menjelaskan bahwa Halaman di media siber tidak
hanya memuat teks dan foto saja seperti koran dan buku. Akan tetapi juga bisa
dikombinasikan dengan video, musik, animasi dan sebagainya. Teks bisa menjadi
lebih kreatif dan lebih banyak melibatkan indra manusia (Cantoni dan Tardini
dalam Nasrullah,2016: 64). Disisi lain Instagram memiliki kelemahan yaitu sering
kali feedback antara komunikator dengan komunian tidak fast responce, dalam hal
ini telah terjadi delayed feedback, artinya umpan balik yang tertunda karena
feedback yang terjadi memerlukan waktu untuk diketahui oleh komunikator,
biasanya terjadi dalam komunikasi bermedia atau menggunakan media
(Pietch,1993: 176).
2. Black Berry Messenger
Komunitas Ketimbang Ngemis Solo menggunakan media sosial berbasis
instant messeging (IM) yaitu Black Berry Messenger. Penggunaan media sosial
ini untuk menunjang media sosial utama komunitas yaitu Instagram. Admin
menggunakan Official Black Berry Messenger untuk menyampaikan informasi
tentang kegiatan komunitas, informasi target atau ‘sosok mulia’ dan sebagai
sarana komunikasi intens antara komunitas dengan masyarakat. Black Berry
Messenger mempunyai kelebihan tersendiri bagi admin, kelebiha tersebut adalah
komunikasi yang terjalin antara komunitas dengan masyarakat menjadi lebih
dekat, mudah digunakan dengan fitur sharing foto, fasr responce dalam
menaggapi followers dan perubahan status profil Black Berry Messenger lebih
cepat diketahui. Namun disisi lain Black Berry Messenger juga memiliki beberapa
kekurangan yaitu resolusi untuk sharing foto sangat rendah dan tidak ada fasilitas
sticker sehingga kurang ekspesif.
11
Admin Official Black Berry Messenger akan mengirimkan broadcast
messege kepada semua kontak yang ada di Black Berry Messenger tersebut.
Selanjutnya admin memperbolehkan bagi followers untuk mengirim ulang
kembali pesan tersebut kepada semua kontak Black Berry Messenger dalam
ponsel pribadi masing-masing. Admin memandang penting penggunaan emoticon
dalam proses komunikasi melalui media sosial. Dalam hal ini penggunaan
emoticon diperlukan untuk mewakilkan atau mengganti emosi pengguna media
sosial untuk menyatakan perasaannya ketika menanggapi sebuah pesan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Crystal yang menyatakan pengaruh teknologi akhirnya
memunculkan apa yang disebut dengan ikon emosi (emoticon). Ikon- ikon ini
muncul sebagai simbol dari emosi pengguna dengan modifikasi dari simbol-
simbol keseharian menjadi bahasa komputer (Crystal dalam Nasrullah: 2016: 82).
3. Line
Line merupakan media sosial ketiga yang digunakan oleh komunitas sebagai
sarana komunikasi. Komunitas dalam menggunakan Line dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu sebagai sarana komunikasi internal komunitas dan eksternal
komunitas. Adapun kelebihan Line sebagai sarana komunikasi adalah media
sosial Line banyak diminati oleh remaja, Line mampu menampung banyak
followers, fitur multi admin, sharing foto dengan kualitas bagus dan mendeteksi
silent reader dalam grup. Namun disisi lain Line mempunyai beberapa kelemahan
yaitu Line sering pending (tunda) dalam mengirim pesan dan sering muncul akun-
akun palsu tidak dikenal yang meresahkan.
Penggunaan Line sebagai sarana komunikasi komunitas sama dengan
penggunaan Black Berry Messanger. Penggunaan media sosial, dalam hal ini
yaitu aplikasi Line sebagai sarana komunikasi internal saat ini dianggap efektif.
Hal ini sesuai dengan riset yang menyatakan bahwa orang-orang yang hidup dan
berkomunikasi di dunia online daripada dunia offline. Mayoritas aspek kehidupan
mereka seperti interkasi sosial dan pertemanan dimediasi oleh teknologi digital,
sehingga akses akan informasi tersebar dengan cepat dan praktis (Gasser dan
Palfrey, 2008: 2). Penggunaan media sosial Line oleh Komunitas Ketimbang
12
Ngemis Solo sabagai sarana komunikasi telah menyebabkan pergeseran interaksi
yang terjadi. Perkembangan teknologi khususnya komunikasi CMC, dalam hal ini
penggunaan internet telah mengubah sifat interkasi manusia secara evolutif. Dulu
interkasi manusia memerlukan pertemuan fisik dan psikis, menjadi pertemuan
secara tidak nyata atau virtual (Dian Budiargo, 2015: 50).
Grup internal Line juga bisa dikatakan sebagai alternatif media, untuk
berkomunikasi bagi sebagian voluenteer yang tidak tebiasa berbicara secara
langsung untuk mengungkapkan suatu gagasan kepada voluenteer lain. Hal ini
sesuai dengan pendapat Robbins yang mengatakan bahwa dalam organisasi
terdapat seseorang yang mengalami kecemasan sosial secara oral akan sangat
cemas ketika harus berbicara melalui telepon. Maka, akibatnya mereka akan
bergantung pada media komunikasi yang dapat dilakukan secara tulisan (Robbins,
2003: 225).
Kesimpulan
Hasil penelitian tentang Penggunaan Media Sosial Instagram, Black Berry
Messenger dan Line sebagai Sarana Komunikasi Komunitas Ketimbang Ngemis
Solo, telah dipaparkan melalui sajian dan analisa data. Selanjutnya, penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut ini :
1. Penggunaan Media Sosial Instagram
Komunitas menggunakan media sosial Instagram sebagai sarana komunikasi
untuk menyebarkan beberapa informasi penting. Informasi tersebut yaitu promosi
‘sosok mulia’ kepada followers, informasi kegiatan komunitas mendatang dan
dokumentasi/laporan kegiatan komunitas. Pemilihan Instagram sebagai media
sosial salah satunya ditentukan oleh kelebihan-kelebihan Instagram itu sendiri.
Beberapa kelebihan tersebut terkait dengan fasilitas aplikasi Instagram yang
menunjang kinerja komunitas, seperti efek foto dan video singkat. Namun disisi
lain, masih terdapat kekurangan dalam praktik penggunaanya. Kurang responnya
admin terhadap beberapa pesan followers yang sudah masuk merupakan masalah
yang sampai saat ini terjadi.
13
2. Penggunaan Black Berry Messenger
Penggunaan dari Black Berry Messenger yaitu informasi kegiatan komunitas,
informasi target atau ‘sosok mulia’ dan sebagai sarana komunikasi intens antara
komunitas dengan masyarakat. Secara umum, dalam praktiknya, admin telah
menggunakan Black Berry Messenger dengan maksimal berikut kelebihan dan
kekurangan aplikasi tersebut. Sebagian besar kontak Black Berry Messenger
didominasi followers yang berusia dewasa, hal tersebut menjadi keunikan
tersendiri. Admin memandang Black Berry Messenger kurang ekspresif dan
cenderung monton dalam penggunaannya.
3. Penggunaan Line
Penggunaan media sosial Line terbagi dalam dua lingkup, yaitu lingkup dalam
komunitas (internal) dan pihak luar (eksternal). Line sebagai sarana komunikasi
dengan sesama admin dipergunakan untuk membahas beberapa masalah penting,
seperti kondisi dana maupun donatur dan keputusan relasi dengan pihak lain..
Sedangkan Line sebagai sarana komunikasi dengan pihak eksternal, berarti
merupakan sarana mengkomunikasikan pesan yang berisi informasi tentang
komunitas. Media sosial Line mempunyai kelebihan tersendiri, terutama untuk
menjaring kaum muda agar mau menjadi salah satu voluenteer komunitas.
Permasalahan yang mencolok dan sering muncul hingga saat ini adalah
banyaknya akun palsu yang selanjutnya diesebut dengan haters komunitas.
Saran
Pada penelitian ini sebenarnya masih banyak kekurangan, terutama tentang
penggalian data. Peneliti hanya mendeskripsikan penggunaan media sosial
Instagram, Black Berry Messenger dan Line sebagai sarana komunikasi
komunitas Ketimbang Ngemis Solo, serta kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing media sosial tersebut. Beberapa hal yang perlu digali lagi dari sisi
komunikator, seperti strategi membuat konten dalam media sosial dirasa perlu
untuk diteliti lebih lanjut. Dari Sisi komunikan, dalam hal ini followers media
sosial komunitas juga dapat diteliti lebih lanjut, seperti bagaimana followers
menanggapi pesan-pesan dalam media sosial tersebut.
14
Daftar Pustaka
Baruah, Trisha Dowerah. (2012). Effectiveness of Social Media as a tool of communication and its potential for technology enabled connections: A micro-level study.Vol 2, Issue 5. India : Department of Mass Communication Krishna Kanta Handiqui State Open University, Dispur, Guwahati.
Diamond, Stephanie. (2015). The Visual Marketing Revolution 26 Kiat SuksesPemasaran di Media Sosial. Jakarta: Serambi.
Effendy, Onong Uchjana. (2001). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Fuchs, C. 2014. Internet and Society: Social Theory in the Information Age.
London: Routledge.http://id.blackberry.com/devices/features/im/blackberry_messenger.jsp, diakses
pada 8 November 2016 pukul 13.30 WIB.Karjaluoto, E. (2008). A Prime in Social Media: Examining the Phenomenon, its
Relevance, Promise and Risks. dari http://www.smashlab.com/media/white-papers/a-primer-in social-media. Diakses pada 5 Maret 2017, 20.12 WIB.
Lovejoy, Kristen and Saxton, Gregory D. (2012). Information, Community, and Action: How Nonprofit Organizations Use Social Media. Journal of Computer Mediated Communication. New York : Department of Communication University at Buffalo.
Mulyana, Deddy . (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Bandung: Simbiosa Rekataman Media.
Pearson, Judy dkk. (2006). Human Communication Second Edition. New York :McGraw Hill.
Rohim, Syaiful .(2009). Teori Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Shaff, Pena. (2001). An epistemological framework for analyzing student
interactions in computer-mediated communication environments. Journal of Interactive Learning Research. United States : Cornell University..
Suryadi, Matius Tomy. (2014). The Best Android Apps for Chatting.Yogyakarta: Andi Offset.
To, P. L, et al. (2008). An empirical investigation of the factors affecting the adoption of Instant Messaging in organizations. Computer Standards and Interfaces. Vol.30, pp.148- 156 Taiwan : Department of Management Information Systems National Chiayi University dan Department of Information Management National Chung Cheng University.
15