d1214016.docx · web viewinformasi ini dapat berupa berita atau artikel yang sifatnya beragam,...
TRANSCRIPT
MOTIF PENCARIAN INFORMASI, BERSOSIALISASI, HIBURAN,
PENCARIAN STATUS DAN PENGALAMAN BERMEDIA
SEBELUMNYA TERHADAP MINAT MELAKUKAN NEWS SHARING DI
MEDIA SOSIAL FACEBOOK OLEH KALANGAN MAHASISWA UNS
TAHUN 2014/2015
(Analisis Structural Equation Model Pengaruh Motif Pencarian Informasi,
Bersosialisasi, Hiburan, Pencarian Status dan Pengalaman Bermedia Sebelumnya
Terhadap Minat Melakukan News Sharing Di Media Sosial Facebook oleh
Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2014/2015)
Disusun Oleh :
Astiara Kusmarani
D1214016
JURNAL
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
MOTIF PENCARIAN INFORMASI, BERSOSIALISASI, HIBURAN,
PENCARIAN STATUS DAN PENGALAMAN BERMEDIA
SEBELUMNYA TERHADAP MINAT MELAKUKAN
NEWS SHARING DI KALANGAN MAHASISWA UNS
(Analisis Structural Equation Model Pengaruh Motif Pencarian Informasi,
Bersosialisasi, Hiburan, Pencarian Status dan Pengalaman Bermedia
Sebelumnya Terhadap Minat Melakukan News Sharing Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Astiara Kusmarani
Diah Kusumawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractIn its development, media experiences the shift of function. A media user,
human being experiences some probabilities. One of them is the function of social media facebook as news sharing. Previous studies found that information seeking motif, socializing, entertainment and status seeking affect the respondents to do news sharing. This research aimed to find out the factors mostly affecting the population in maximizing the use of faceboook as news sharing media.
The author developed a conceptual model corresponding to the population and employed uses and gratification theory as a guideline. This theory helped the author elaborate the motivation of respondents in which many reasons made the media users choose media to support their activity.
This research employed quantitative method with SEM or Structural Equation Model analysis connecting the factors studied simultaneously. The author selected the respondents using random sampling technique.
The result of research showed that the significance of individual variables’ effect was varying. The variable with highest score (mostly affecting) was entertainment with the score of 0.52, followed with status seeking of 0.24, information seeking of 0.18 and finally socializing of -0.03. This research showed that there was an effect of the four variables on the interest in doing news sharing.Keywords: facebook, news sharing, SEM
1
Pendahuluan
Setelah ditelaah, komunikasi menjadi satu konsep yang lebih luas, bahwa
komunikasi tidak harus mengenai tatap muka, atau pembicaraan antar orang yang
mau mengenal dan saling kenal. Karena bahkan orang-orang yang tidak mengenal
dan memiliki satu passion yang sama, bisa melakukan komunikasi. Bahkan, dapat
dikatakan semakin berbeda pendapat maka semakin mungkin terjadi komunikasi.
Komunikasi yang umumnya dilakukan secara langsung atau face to face
kemudian berkembang menjadi komunikasi menggunakan teknologi. Menurut
Shannon & Weaver (1949) yang dikutip oleh Cangara (2003 : 20) bahwa
“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan seni dan teknologi.”
Teknologi disini, salah satunya dapat dicontohkan teknologi handphone.
Teknologi ini kemudian membawa pesan melalui media yang lebih modern dan
menyebabkan penyampaiannya jauh lebih efisien.Lebih rinci, handphone dapat
memberikan layanan-layanan yang menjangkau internetdan kemudian dijadikan
alternatif berkomunikasi oleh manusia.
Dewasa ini, handphone atau istilah populernya gadget menjadi salah satu
kebutuhan pokok bagi manusia, terutama kalangan anak muda khususnya
mahasiswa. Gadget seakan menjadi barang yang biasa, tidak lagi jadi barang
mewah seperti beberapa dekade sebelumnya. Seiring perkembangan teknologi,
masyarakat menjadi terbiasa memperoleh informasi yang cepat. Segala informasi
dirasa perlu dibaca atau ditemukan sendiri apabila masih mengandung kerancuan
didalamnya.
Informasi yang cepat, lambat laun menjadi kebutuhan sendiri bagi
penggunanya. Internet yang kemudian memperluas kepopuleran berbagai macam
sosial media, kini sudah menjadi media komunikasi yang paling sering digunakan
sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa. Hampir semua mahasiswa yang memiliki
latar belakang berbeda-beda seolah sepakat keberadaan sosial media memberi satu
2
kemudahan dalam berkomunikasi baik untuk pengetahuan pribadi maupun untuk
dibagikan kepada orang lain.
Informasi yang dibagikan ini, cenderung memiliki ketertarikan tersendiri
bagi pihak komunikator atau disini dapat disebut sebagai penerus informasi dari
sumber tertentu. Informasi ini dapat berupa berita atau artikel yang sifatnya
beragam, dapat menghibur, mengenai hobi, tips atau fenomena-fenomena menarik
yang terjadi di sekitar kita. Tak jarang, komunikator disini mengaharapkan
informasi yang ia bagikan, dapat menambah wawasan komunikan atau membantu
komunikan dalam menyelesaikan sesuatu bahkan memberikan partisipasi mereka
khususnya untuk informasi yang sedang update atau memicu berbagai
kontroversi. Kembali seperti pernyataan penulis diatas, bahwa peristiwa
komunikasi ini memicu komunikator berpotensi menjadi komunikan, juga
sebaliknya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu kemungkinan
komunikator melakukan news sharing adalah mengharapkan dukungan dari
ketertarikannya terhadap sebuah informasi, meskipun mungkin hanya sekedar
likes. Wilbur Schramm dikutip oleh Suryanto (2015 : 41) berpendapat : “When
we communicate, we are trying to establish a communess with someone. That is
we are trying to share information, an idea or an attitude, ... Communication
always requires at least three elements-the source, the message, and destination.”
Melihat pernyataan Wilbur diatas, menyatakan penyampaian informasi
dibutuhkan untuk mencapai persamaan atau communess baik dalam hal
pandangan, pemikiran, kesepakatan dan hal-hal lain yang diharapkan dapat
menjadi penguat atau pendorong komunikator dalam menyampaikan informasi.
Dalam jurnalnya, Lee dan Ma (2011 : 331) berpendapat bahwa “Indeed,
sharing news in social media has become a phenomenon of growing social,
economic and political importance. Yet, knowledge about factors influencing
news sharing in social media is not well documented in literature.”
Dalam kasus yang mungkin tidak mereka kuasai kebenarannya disini,
dapat membuat masing-masing pembaca berita ini memiliki persepsi tersendiri
soal siapa yang benar dan salah juga apa yang sebenarnya terjadi. Dengan fasilitas
3
share di Facebook ini membuat para penggunanya lebih mudah mengemukakan
pendapat mereka disertai bukti yang menurut mereka dapat memperkuat alasan
mereka. Atau lebih dari itu, mereka melakukan news sharing ini karena
memungkinkan mereka dianggap lebih update, atau sekedar menunjukkan
reputasi dirinya yang ingin dianggap sebagai kaum mahasiswa intelektual dan
berpendidikan.
Sejalan dengan pendapat diatas, oleh Anna Kumpel dkk (2015 : 8 ) dalam
jurnalnya bahwa
“Hence, they are (or at least perceive themselves as) opinion leaders,
often approached by their well-developed social networks for advice or
information and comfortable in adopting new ideas and technologies.
Seeking status, gaining reputation, and drawing people’s attention to
one’s own views and ideas (e.g., Lee & Ma, 2012; Ma et al., 2011) are the
main motivations of news sharing that can be ascribed to this ideal type.
Hyperbolically speaking, news are shared by people who want to openly
express their own opinions, are prone to social appreciation, and crave
for improving their image.”
Artinya, bahwa para pengguna sosial media dalam hal ini Facebook yang
kemudian memutuskan untuk melakukan penyebaran berita atau news sharing –
yang kemudian dapat kita sebut adopter - dimungkinkan menjadi atau setidaknya
menganggap dirinya sebagai opinion leader yang sedang mengalami
perkembangan dalam jaringan sosial mereka dan merasa nyaman untuk
mengadopsi hal-hal baru dalam teknologi. Mencari status / pengakuan,
memperoleh reputasi dan menarik perhatian orang lain atas pendapat mereka
sendiri dapat menjadi beberapa kemungkinan seseorang termotivasi untuk
menyebarkan berita. Secara gamblang, seseorang adopter ini bisa saja ingin
berbagi kepada orang lain secara terbuka dengan mengungkapkan pendapat
mereka sendiri, cenderung menghargai keadaan sekitar dan mendambakan
peningkatan terhadap citra diri mereka sendiri.
Perkembangan internet dan sosial media yang merupakan bentuk media
massa baru membuat para penggunanya dapat saling bertukar informasi dalam
4
bentuk tulisan, gambar, video atau berbagai macam artikel yang dapat dibagikan.
Survey yang dilakukan oleh Kemkominfo dan UNICEF pada tahun 2013,
menyebutkan ada 3 motivasi utama penggunaan internet oleh anak-anak dan
remaja, yakni mencari informasi, persahabatan dan hiburan. Media sosial telah
membentuk cara baru dalam berkomunikasi dan berkolaborasi. Media sosial juga
menawarkan cara yang lebih cepat untuk publik berpartisipasi dalam pertukaran
informasi melalui internet. Media sosial kemudian diartikan sebagai media dengan
konten yang dihasilkan berasal dari pengguna yang disebarkan melalui internet
menggunakan teknologi yang mengedepankan keterlibatan (involvement), berbagi
(sharing) dankolaborasi (collaborating). Media yang menyediakan berbagai
informasi yang dapat disebarkan salah satunya adalah Facebook.
Facebook sebagai kategori sosial media ini, kemudian menjadi sorotan
bagi para penikmat media sosial, juga menjadi peluang bagi para penyebar
informasi seperti media massa koran dan majalah. Sebagai pencipta berita, mereka
memanfaatkan media sosial sebagai penyebaran informasi sekaligus
memfungsikan dirinya sebagai pemberi berita yang eksis dan terpercaya.
Perkembangan media baru yang memicu perkembangan lainnya ini dapat disebut
sebagai sebuah mediamorfosis.
Kehadiran aplikasi share di sosial media Facebook, membuat segala
informasi menjadi mudah untuk disebarkan. Namun, informasi yang terpampang
di timeline mungkin tidak selamanya benar. ‘Benar’ disini adalah benar yang
sebenarnya dan benar untuk dibagikan atau tidak. Sebuah informasi mungkin
tidak benar, atau ada beberapa bagian yang tidak benar atau kurang tepat. Selain
itu, ada beberapa informasi yang benar, namun ada baiknya untuk tidak dibagikan
mengingat informasi mungkin menyinggung berbagai pihak atau memicu
kontroversi dan perdebatan lebih lanjut. Misalnya saja informasi yang mengenai
perdebatan soal agama, ras maupun budaya tertentu. Ketika pihak komunikator
memilih tombol share, ini mungkin akan mempengaruhi banyak pihak yang
menjadi komunikan, baik dalam aspek psikologis maupun tingkah laku.
Lee dan Ma (2011 : 331) dalam jurnalnya, mengutip bahwa “There a
promising line of inquiry is the uses and gratifications (U & G) theory which
5
attempts to explain what social and psychological needs motivate audiences to
select particular media channels and content choices.”
Maksudnya bahwa dalam teori uses and gratification menjelaskan bahwa
ada kemungkinan kebutuhan sosial dan psikologi bagi tiap – tiap orang untuk
kemudian memotivasi dirinya dalam meilih media dan isi yang membersamai
media tersebut.
Selanjutnya, Dunne dkk (2010) dan Park dkk (2009) yang dikutip Lee
(2011 : 331) meneliti bahwa “Recent studies on social networking sites also
highlight that gratifications such as entertainment, information searching and
seeking, socializing, and establishing status and reputation are important in the
usage of social media to facilitate social interaction and group discussion.”
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penggunaan sosial media
khususnya dalam kegiatan news sharing, responden memiliki 4 kemungkinan
motivasi yaitu pencarian informasi, bersosialisasi, menghibur dan pencarian status
yang dapat mempengaruhi minat responden dalam melakukan news sharing.
Selain 4 faktor diatas, Lee dan Ma (2011 : 332) mengungkapkan bahwa “Besides
gratification factors, prior social media experience may play a role in influencing
news sharing intention.
Artinya bahwa selain 4 faktor gratification diatas, adanya kemungkinan
prior media experience yang ikut mempengaruhi motivasi responden melakukan
kegiatan news sharing. Selanjutnya, Lee dan Ma (2011 : 331 ) mengungkapkan
“In sum, social media empower individuals to create, share and seek content, as
well as to communicate and collaborate with each other. These features afforded
by social media have the potential to change the nature of news sharing. To
investigate news sharing intention in social media, we extend prior work by
drawing from the U&G theory to explain users’ motivations.
Sehingga, faktor prior social media experience atau pengalaman dalam
menggunakan media sosial ditambahkan kedalam kemungkinan faktor pencarian
informasi dan pencarian status. Akhirnya, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya persamaan atau perbedaan konseptual dengan fenomena yang
telah dipilih oleh peneliti.
6
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis jelaskan diatas, rumusan
masalah yang dapat ditarik oleh penulis adalah :
1. Bagaimana persamaan atau perbedaan antara model konseptual motivasi
Pencarian Informasi, Bersosialisasi, Menghibur dan Pencarian Status yang
melibatkan Pengalaman Menggunakan Media Sosial terhadap minat
melakukan news sharing di Facebook ?
2. Bagaimana pengaruh secara simultan faktor-faktor motivasi Pencarian
Informasi, Bersosialisasi, Menghibur dan Pencarian Status yang
melibatkan Pengalaman Menggunakan Media Sosial terhadap minat
melakukan news sharing di Facebook ?
Tinjauan Pustaka
1. News SharingDalam mengartikan news sharing disini, kita harus memahami definisi
berita itu sendiri dan kemudian menemukan apa yang seharusnya kita sharing atau
bagikan sesuai dengan karakter diri kita dan ketertarikan kita terhadap sesuatu.
Atau mungkin saja, setelah melihat berita yang menarik atau sedang booming,
maka anda menjadi tertarik pula dengan tema tersebut dan menjadi passion baru
anda dalam membaca berita.
Lee (2011 : 332) merangkum pernyataan Szabo dan Huberman (2010) dan
Chung (2008) bahwa para pelaku news sharing memilih sosial media
dibandngkan media tradisional.
“Firstly, in social media, users actively participate in producing news content by submitting links or news stories from various sources. Secondly, in spite of being separated by physical distance, social media users are connected with each other through similar interests and news stories can be spread across such online communities and discussed by people around the world within minutes. Thirdly, social media differs from traditional media in that audiences can customize news choices and interact with others.”
7
Pernyataan tersebut, menyiratkan bahwa sosial media memiliki
keunggulan yang membuat para users nya memiliki alasan kuat untuk terus
melakukan news sharing secara kontinyu. Dalam mempermudah kegiatan news
sharing disini, sosial media menyediakan berbagai fasilitas yang masing-masing
memiliki karakter tersendiri. Seperti contohnya facebook yang memiliki aplikasi
share yang dapat menambahkan komentar berupa saran, kritik, atau sekedar
dukungan kita terhadap berita tersebut.
Diungkapkan Anna Kumpel dkk (2015 : 1 ) dalam jurnalnya, bahwa :
“Focusing on the latter, it cannot be ignored that social media recently have become a constitutive part of online news distribution and consumption (cf. Mitchell & Page, 2014b). Additionally, due to their convenient and easy-to-use tools for posting content, social media also simplify and facilitate news sharing—both for media organizations and individuals. For the average social media user, this can be done, for example, using the share buttons provided on news sites or by “reposting” or “retweeting” links to news found on a Facebook fan page or a friend’s Twitter feed. Online news sites increasingly rely on these referrals from social media to improve their website traffic, article views, and ultimately their economic success. Therefore, it is quite expectable that all US newspapers with a weekday circulation of more than 100,000 are using social media as an additional means to distribute their content online (Ju, Jeong, &Chyi, 2014).”
Kutipan pernyataan diatas, menguatkan bahwa sosial media yang membuat
news sharing ini menjadi kegiatan yang mudah bahkan cenderung menjadi
passion bagi masing-masing pengguna sosial media untuk berbagai alasan.
Dengan pemanfaatan sosial media ini, news sharing dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja, mengingat teknologi informasi dalam penyebaran berita semakin
mengalami persaingan antar portal berita online, sehingga berita yang dikemas
cenderung lebih rinci dan meskipun kontroversial dimungkinkan menuai lebih
banyak ketertarikan penggguna sosial media untuk menyebarkannya. Namun,
lagi-lagi, fenomena news sharing ini tidak bisa kemudian terlepas dari sosial
media itu sendiri, karena keduanya saling berkaitan untuk kepentingan masing-
masing pihak, baik pengguna sebagai penyebar berita, sosial media yang
8
menyediakan fasilitas news sharing, dan tentunya pembuat berita yang secara
umum dapat kita sebut portal berita.
Akhirnya, dapat ditarik kutipan yang dapat menyimpulkan definisi news
sharing ini yakni
“However, we would argue that the term “news sharing” is somewhat more precise because it only focuses on the act of distributing a specific kind of content instead of describing a general social media activity that can involve posting personal pictures, anecdotes, or simply talking about one’s feelings. Thus, we define news sharing as the practice of giving a defined set of people access to news content via social media platforms, as by posting or recommending it.”
Bahwa news sharing adalah sebuah kondisi pendistribusian konten secara
spesifik dapat menjelaskan aktivitas di sosial media secara umum termasuk
postingan foto pribadi, anekdot atau pembicaraan sederhana mengenai perasaan
seseorang. Lebih jauh. News sharing diartikan sebagai praktek pendefinisian
sekumpulan orang yang disalurkan melalui konten berita di perangkat sosial
media seperti mengumumkan atau merekomendasikannya.
2. Teori : Uses and Gratifications dalam Minat Melakukan News Sharing
Neumen dalam Sugiyono, (2004 : 80) berpendapat “Teori adalah
seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”.
Teori Uses and Gratifications ini pertama kali dikenalkan oleh Herbert
Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974. Teori ini menyatakan bahwa pengguna
media mempunyai peran aktif untuk memilih dan menggunakan media untuk
mendapatkan sumber-sumber yang diinginkan dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Dalam hal ini pengguna media mempunyai kesempatan yang besar
untuk memilih sendiri media seperti apa dan informasi apa yang dibutuhkan demi
mencapai kepuasan.
Menurut Diddi & LaRose (2006) ; Lin (2002) ; Rubin & Perse (1987) ;
Ruggiero (2000) dalam Lee & Ma (2011 : 331) “The U&G theory attempts to
explain what social and psychological needs motivate audiences to select
9
particular media channels and content choices, as well as the subsequent
attitudinal and behavioral effects.”
Dari kutipan pernyataan diatas, menjelaskan bahwa teori uses and
gratifications disini memang bertujuan memaparkan motivasi dari pengguna
media dalam memilih media itu sendiri dan berbagai perilaku yang akan atau
kemudian dilakukan oleh mereka.
Namun, Lee dan Ma (2011 : 331 - 339) menyimpulkan dari berbagai
kemungkinan yang telah diteliti oleh para peneliti sebelumnya, bahwa ada 4
kemungkinan seseorang melakukan kegiatan news sharing yaitu pencarian
informasi, bersosialisai, menghibur dan pencarian status yang kemudian
berhubungan dengan pengalaman menggunakan media sosial.
Metodologi
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis SEM. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006 : 47) “Penelitian kuantitatif adalah data berdasarkan
angka-angka, sedangkan rancangan penelitian menggunakan kajian deskriptif
yaitu meneliti hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan
suatu gejala atau keadaan yang selanjutnya dianalisa untuk mengetahui gambaran
tentang sesuatu hal yang terjadi.”
Kesimpulan peneliti bahwa penelitian ini, akan dilakukan dengan menjelaskan
variabel tentang gambaran suatu keadaan atau gejala yang diteliti tanpa
membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain dan didatakan
menggunakan angka-angka.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keabsahan teori dengan menggunakan
data-data yang diperoleh peneliti melalui penyebaran kuesioner kepada sebagian
mahasiswa UNS yang merupakan pengguna pernah melakukan kegiatan news
sharing di Facebook. Peneliti berharap dengan metode penelitian kuantitatif
bersifat deskriptif ini dapat menjelaskan pemanfaatan media sosial Facebook
dalam kegiatan News Sharing oleh mahasiswa penggunanya.
10
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan
SEM (Structural Equation Model). Sugiyono (2012 : 323) mendeskripsikan SEM
sebagai suatu analisis yang menggabungkan pendekatan analisis faktor (factor
analysis), model struktural (structural model), dan analisis jalur (path analysis).
Dengan demikian dalam SEM dapat dilakukan tiga macam kegiatan secara
serentak, yaitu pengecekan validitas dan reliabilitas instrumen (berkaitan dengan
analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel (berkaitan
dengan analisis jalur), dan kegiatan untuk mendapatkan suatu model yang cocok
untuk prediksi (berkaitan dengan analisis regresi atau analisis model struktural).
SEM disini merupakan teknik penelitian yang secara simultan meneliti hubungan
antar variabel yang akan diteliti. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.
2. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen / Eksogen
Variabel ini adalah variabel yang berdiri sendiri dan tidak dipengaruhi
oleh variabel lain, namun keberadaannya dapat menjadi pengaruh bagi
variabel lain. Variabel independen atau eksogen dalam penelitian ini adalah :
pencarian informasi, bersosialisasi, menghibur dan pencarian status.
b. Variabel Dependen / Endogen
Variabel yang selanjutnya ini adalah variabel yang bergantung dengan
variabel independen, atau dengan kata lain, munculnya variabel ini karena
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pengalaman menggunakan media sosial dan minat melakukan news
sharing.
11
Sajian dan Analisis Data
INF20.25
INF30.41
SOC5-0.00
ENT80.29
ENT90.24
STAT100.32
STAT110.26
STAT120.25
INFORMAT
SOCIALIZ
ENTERTAI
STATUSSE
PRIORMED
INTENTIO
PRIOR15 -0.01
INT17 0.32
INT18 0.36
INT19 0.32
Chi-Square=45.53, df=41, P-value=0.28912, RMSEA=0.032
1.01
0.82
0.80
0.82
0.87
0.77
1.00
0.84
0.87
0.82
0.86
0.86
-0.09
0.29
0.18
0.18
-0.03
0.52
0.24
Nilai muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen dan nilai
muatan variabel indikator eksogen ke variabel laten eksogen dapat langsung
dilihat dalam hasil diagram SEM diatas. Namun, nilai muatan variabel indikator
eksogen ke variabel laten endogen belum diketahui sehingga perlu dihitung
terlebih dulu untuk melihat indikator mana yang paling besar pengaruhnya
terhadap variabel laten endogen yaitu pengalaman bermedia sebelumnya dan
minat melakukan news sharing. Untuk lebih mudahnya, peneliti menyajikan tabel
nilai muatan hubungan antar variabel.
12
Nilai Muatan Faktor Variabel Laten Eksogen ke Variabel Laten Endogen,
Variabel Indikator Eksogen ke Variabel Laten Eksogen dan Variabel
Indikator Eksogen ke Variabel Laten Endogen
Variabel
Laten
Eksogen
Variabel
Indikator
Variabel
Laten
Endogen
Nilai
Muatan
Variabel
Laten
Eksogen ke
Variabel
Laten
Endogen
Nilai
Muatan
Variabel
Indikato
r
Eksogen
ke
Variabel
Laten
Eksogen
Nilai
Muatan
Variabel
Indikator
Eksogen ke
Variabel
Laten
Endogen
1 2 1 2
Pencarian
Informasi
News
Sharing
memudahka
n saya
mengingat
kembali
berita
tersebut
pada saat
dibutuhkan
Pengala
man
Bermedi
a
Sebelum
nya (1)
Minat
Melakuk
an News
Sharing
(2)
-
0.03
0.18
0.87
-0.2 1.2
News
Sharing
membuat
saya tetap
up-to-date
mengenai
berbagai
0.77
13
berita dan
event terbaru
Bersosialisasi
News
Sharing
membantu
saya dapat
tetap
berhubungan
dengan
orang lain
Minat
Melakuk
an News
Sharing
(2)
-
0.031.00 1
Hiburan
News
Sharing
mengatasi
kebosanan
saya
Minat
Melakuk
an News
Sharing
(2)
0.52
0.84
1News
Sharing
membantu
saya untuk
bersantai
0.87
Pencarian
Status
News
Sharing
membuat
saya merasa
penting
Pengala
man
Bermedi
a
Sebelum
nya (1)
Minat
Melakuk
an News
Sharing
-
0.02
0.24
0.82
-
0.09
1.0
9
News
Sharing
membantu
saya
memperoleh
status
0.86
14
(2)
News
Sharing
membantu
saya terlihat
baik / pandai
0.86
Pada nilai muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen
dapat disimpulkan ada 2 yang menduduki posisi lebih tinggi dari yang lainnya.
Yaitu variabel Hiburan ke Minat Melakukan News Sharing sebesar 0,52.
Selanjutnya, variabel Pencarian Status ke Minat Melakukan News Sharing sebesar
0,24.
Artinya, dalam hal motivasi melakukan News Sharing, mahasiswa UNS
memiliki kecenderungan untuk entertaining atau menghibur diri dan pencarian
status sebagai motivasi utama. Dari hasil penelitian ini, menyatakan bahwa faktor
hiburan / entertainment dan pencarian status / status seeking adalah yang paling
mempengaruhi responden untuk melakukan kegiatan news sharing.
Selain itu, ada beberapa variabel yang menunjukkan angka negatif, yaitu
variabel pencarian informasi yang melalui pengalaman bermedia sebelumnya dan
juga pencarian status yang melalui pengalaman bermedia sebelumnya pula.
Masing-masing variabel menunjukkan angka -0,03 dan -0,02. Artinya, bahwa
mahasiswa UNS yang memilih motivasi pencarian informasi dan pencarian status
disini, secara signifikan tidak perlu melalui faktor pengalaman mereka dalam
bermedia sosial / menggunakan internet untuk mencapai kepuasan dalam
penggunaan Facebook yang kemudian dapat berlanjut ke minat melakukan news
sharing. Mahasiswa UNS, berdasarkan penelitian ini, cenderung puas walaupun
tidak dengan memiliki blog, melakukan mikro blogging atau membagi foto dan
video di sosial media ; dimana hal-hal tersebut merupakan indikator dari variabel
Pengalaman bermedia sebelumnya. Berikut penjelasan lebih detail mengenai
hubungan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen, variabel indikator
eksogen ke variabel laten eksogen serta variabel indikator eksogen ke variabel
laten endogen.
15
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Rumusan masalah yang menyatakan model konseptualisasi yang
dibangun oleh peneliti sebelumnya memiliki kesamaan dengan model yang
dibangun populasi oleh peneliti terbukti. Artinya, motif pencarian informasi,
bersosialisasi, hiburan dan pencarian status memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat melakukan news sharing dengan variabel pencarian informasi dan
pencarian status yang terhubung dan melewati variabel pengalaman bermedia
sebelumnya (prior media experience). Meskipun, variabel prior media experience
bernilai negatif atau tidak mempengaruhi minat melakuukan news sharing di
menggunakan Facebook.
Faktor yang paling mempengaruhi minat melakukan news sharing adalah
hiburan sebesar 0,52 disusul oleh pencarian status yakni sebesar 0,24. Artinya,
responden dalam penelitian memiliki motivasi untuk mencari hiburan dan mencari
status untuk mencapai kepuasan yang memicu penggunaan facebook sebagai
media news sharing. Variabel lainnya yaitu bersosialisasi dan pencarian informasi
memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan variabel diatas. Meskipun mereka
memiliki nilai yang kecil, namun nilainya masih positif sehingga masih bisa
dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi responden dalam melakukan
kegiatan news sharing.
Di sisi lain, variabel pengalaman bermedia sebelumnya memiliki nilai
negatif yakni sebesar -0,09. Artinya, bahwa dalam mencapai kepuasan melakukan
kegiatan news sharing, responden tidak memerlukan pengalaman dalam bermedia
terlebih dahulu untuk kemudian mempertimbangkan untuk melakukan kegiatan
news sharing.
Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini hanya sebatas media sosial
Facebook saja. Oleh karenanya, peneliti selanjutnya dapat melihat media
sosial lain atau membandingkan dengan media sosial yang lain. Variabel
16
yang digunakan peneliti selanjutnya pun dapat ditambahkan untuk
mengukur kemungkinan-kemungkinan hubungan pada model diagram
path lainnya.
2. Untuk media sosial Facebook yang telah kemudahan melakukan kegiatan
news sharing supaya menambah semacam rekomendasi – rekomendasi
mengenai artikel / berita yang bermanfaat dan mendidik. Juga lebih bisa
melakukan filter terhadap konten – konten yang berbau SARA dan
sejenisnya supaya penggunaan facebook tidak disalahgunakan oleh
oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab
Daftar Pustaka
Aak. (2015). Kemkominfo : Internet Jadi Referensi Utama Mengakses Berita dan Informasi. (Online). (https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5421/Kemkominfo%3A+Internet+Jadi+Referensi+Utama+Mengakses+Berita+dan+Informasi/0/berita_satker . Diakses pada 20 Juni 2016, 14:06 WIB)
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Cangara, Hafied. (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Ghozali, Imam, dan Fuad. (2008). Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang : Badan Penerbit UNDIP
________ . (2012). Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang : Badan Penerbit UNDIP
Ferdinand, Augusty. (2002). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang : FE Undip.Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.Kumpel, Anna Sophie dkk. (2015). “News Sharing in Social Media: A Review of
Current Research on News Sharing Users, Content, and Networks”. Journal of Social Media and Society. Vol. 1 : 1-14
Lee, Chei Sian dan Long Ma. (2011). “News Sharing in Social Media: The Effect of Gratifications and Prior Experience”. Journal of Computers in Human Behavior. Vol. 28 : 331–339
Literat, Ioana. (2014). “Measuring New Media Literacies: Towards the Development of a Comprehensive Assessment Tool”. Journal of Media Literacy Education. Vol. 6 : 15-27.
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka CiptaMorissan. (2013). Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Jakarta : Prenada
Media
17
Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Silverblatt, Art dkk. (2014). Media Literacy, Keys to Interpreting Media Messages Fourth Edition. Praeger
Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.________. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta.Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Pustaka Setia.Usman, Husaini dan Purnomo. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT
Bumi AksaraWest, Richard dan Iynn Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika
18