daerah tingkat - jatengprov.go.id

21
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR: 11 TAHUN: 1991 SERI: B NO : 11 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 1990 TENTANG PEMBUATAN DAN PENGUSAHAAN TAMBAK DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH Menimbang : a. bahwa usaha meningkatkan mutu hasil pro- duksi budidaya tambak yang dikonsumsi dan/ atau diperdagangkan kepada masyarakat, baik dalam maupun luar negeri serta demi terbi- nanya kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan hidup , perlu adanya pembinaan, pengawasan, dan penertiban yang dituangkan dalam bentuk Ijin Pembuatan dan pengusahaan Tambak; 313

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

LEMBARAN DAERAH

PROPINSI DAERAH TINGKAT I

JAWA TENGAH

NOMOR: 11 TAHUN: 1991 SERI: B NO : 11

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

NOMOR : 2 TAHUN 1990

TENTANG

PEMBUATAN DAN PENGUSAHAAN TAMBAK DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

Menimbang : a. bahwa usaha meningkatkan mutu hasil pro­duksi budidaya tambak yang dikonsumsi dan/ atau diperdagangkan kepada masyarakat, baik dalam maupun luar negeri serta demi terbi­nanya kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan hidup , perlu adanya pembinaan, pengawasan, dan penertiban yang dituangkan dalam bentuk Ijin Pembuatan dan pengusahaan

Tambak;

313

Page 2: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

2

Mengingat

b. bahwa berhubung dengan itu maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I JawaTengah Nomor 4 Tahun 1973 tentang Pengadaan/ Pengusahaan Tambak sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dewasa ini sehingga perlu disusun dan ditetapkan kembali yang pengaturannya dituangkan dalam Pera­turan Daerah.

: 1. Undang - undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

Pokok - pokok Pemerintahan di Daerah;

2. Undang - undang Nomor 10 Tahun 1950

tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah;

3. Undang - undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957

tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah;

4. Undang - undang Nomor 16 Tahun 1964tentang Bagi hasil Perikanan ;

5. Undang - undang Nomor 11 Tahun 1974tentang Pengairan ;

6. Undang - undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang

Ketentuan - ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;

7. Undang - undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang

Perikanan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1951

tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Dari Urusan Pemerintah Pusat Dalam La­pangan Perikanan Darat Kepada Propinsi Jawa

Tengah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975

tentang Pengurusan, pertanggungjawaban dan

Pengawasan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982

tentang Tata Pengaturan Air;

314

Page 3: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

3

Menetapkan

11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;

12. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984 tentang Proyek Tambak Inti Rakyat:

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah:

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 4 April 1981 Nomor 75 Tahun 1981 tentang Tata Cara Pelaksanaan Dan Penata Usahaan Uang Perangsang ;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1984 tentang Penghentian Pelaksanaan

. dan Pungutan Pemerintah Daerah atas Be berapa Komoditi Non Minyak dan Gas Bumi;

16. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 334 / KPTS/IK.210/6/1986 tentang Pengembangan Budidaya Udang dengan Pola Tambak Inti Rakyat;

17. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Nomor IK. 330/DI. 845/85K tentang Petunjuk Paket Teknologi Budidaya Air Payau ;

18. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah;

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

MEMUTUSKAN:

: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH TENTANG PEM-

315

Page 4: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

4

BUATAN DAN PENGUSAHAAN TAMBAK DI PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I* Jawa Tengah ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah ;

c. Dinas Perikanan adalah Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah;

d. Tambak adalah suatu lahan yang sengaja dibuai untuk tempat pemeliharaan ikan air payau yang dibedakan sebagai berikut ;

1. Tambak Teknologi Sederhana adalah tambak yang dikelola secara tradisional dengan teknologi sederhana ;

2. Tambak Teknologi Madya adalah tambak yang dikelola secara intensif dengan teknologi madya;

3. Tambak Teknologi Maju adalah tambak yang dikelola secara intensif dengan teknologi maju.

c. Ikan adalah semua jenis ikan termasuk biota lainnya yang hidup di tambak.

BAB nPEMBUATAN DAN PENGUSAHAAN TAMBAK

Pasal 2

Pembuatan dan Pengusahaan Tambak dilakukan oleh :

a. Badan Usaha Milik Negara;

316

Page 5: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

5

b. Perusahaan Daerah;

c. Koperasi;

d. Badan Hukum Swasta yang didirikan sesuai dengan Peraturan Perundang - undangan Republik Indonesia berkedudukan di Indonesia dan mempunyai pengurus yang tinggal di Jawa Tengah;

c. Perorangan yang berkewarganegaraan Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia dengan mengutamakan mereka yang bertempat tinggal di Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang bersangkutan;

f. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara/Badan Usaha

Milik Negara disatu pihak dengan Daerah dan atau Perusahaan Daerah di pihak lain ;

g. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara/Badan Usaha Milik Negara dan atau Daerah/Perusahaan Daerah disatu pihak dengan Koperasi, Badan Hukum Swasta atau perorangan tersebut pada huruf c, d, dan e, Pasal ini.

Pasal 3

Pembuatan Tambak menurut konstruksinya dibedakan sebagai berikut:

a. Teknologi sederhana :

1. Luas petakan sampai dengan 4 Ha ;

2. Bentuk petakan tidak beraturan ;

3. Pematang dari tanah dan kedap air;

4. Bcrcaren keliling / tengah ;

5. Pintu air masuk dan keluar jadi satu;

6. Sistem irigasi dari air pasang surut secara alam, penggantian

air sewaktu * waktu dengan tenaga pasang surut air laut.

b. Teknologi Madya :

1. Luas petakan sampai dengan 2 Ha ;

317

Page 6: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

6

2. Bentuk petakan beraturan (empat persegi panjang);

3. Pematang dari tanah atau dilapisi plastik, kedap air;

4. Bercaren keliling / tengah ;

5. Pintu air masuk dan keluar jadi satu;

6. Sistem irigasi dari air pasang surut dengan penggantian air

yang teratur berdasarkan pasang surut air laut dan / atau menggunakan pompa air.

c. Teknologi Maju :

1. Luas petakan antara 0.1 - 1 Ha ;2. Bentuk petakan segi empat (bujur sangkar);

3. Pematang dari tanah, tanah dilapisi plastik atau beton ;

4 Tidak bercaren ;5. Pintu pengeluaran terpisah dengan pintu pemasukan;

6. Sistem Irigasi dengan penggantian air secara teratur setiap hari dengan pompa air.

B A B III

P E R 1 J 1 N A N

Bagian Pertama

Wewenang pemberian Ijin

Pasal 4

(1) Setiap pembuatan dan pengusahaan tambak hanya dapat di laksanakan setelah mendapat ijin dari Gubernur Kepala Daerah.

(2) Gubernur Kepala Daerah dapat mendelegasikan sebagian tugas

dimaksud ayat (!) Pasal ini kepada Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

(3) Setiap Pemberian Ijin pembuatan dan pengusahaan Tambak

sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus dipertimbangkan kemampuan pemohon baik teknis maupun keuangan.

318

Page 7: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

7

(4) Gubemur Kepala Daerah dalam memberikan Ijin pembuatan 'dan Pengusahaan Tambak sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasai ini menetapkan kewajiban*kewajiban yang harus dipenuhi oleh

pemegang ijin.

(5) Ijin pembuatan dan Pengusahaan Tambak tidak dapat di* pindahtangankan kecuali dengan ijin Gubemur Kepala Daerah dan atau Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

Pasal 5

(1) Ijin Pengusahaan Tambak dapat diberikan sampai dengan seluas

30 (tiga puluh) Ha.

(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini penambahan di atas 30 (tiga puluh) Ha hanya

dapat dilakukan dengan menggunakan Pola Tambak Inti Rakyat (TIR) dengan perbandingan 40 inti dan 60 plasma.

(3) Pembuatan dan pengusahaan Tambak oleh perorangan yang sifatnya merupakan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari dengan luas tidak lebih dari 0,5 Ha, dan menggunakan teknologi sederhana tidak dikenakan

kewajiban memiliki ijin, akan tetapi harus mendaftar menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Gubemur Kepala Darah.

Pasal 6

Pengusahaan Tambak Teknologi Maju dengan luas antara 10 sampai dengan 30 Ha wajib melakukan pembinaan kepada petani tambak

disekitamya.

Pasal 7

Guna kelancaran pelaksanaannya pemberian ijin dimaksud Pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini, Gubemur Kepala Daerah dapat menyerahkan wewenang pemberian ijin tersebut kepada Kepala Dinas Perikanan.

319

Page 8: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

8

Bagian Kedua

Tata Cara Pemberian Ijin

Pasal 8

Untuk mendapatkan Ijin Pembuatan Tambak pihak yang ber­sangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis Kepada Gubernur Kepala Daerah menurut bentuk yang ditetapkan dan

dilampiri dengan :

a. Rekomendasi dari Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah

Tingkat II setempat;

b. Ijin Lokasi dari pejabat yang berwenang ;

c. Salinan Akte pendirian Perusahaan dan / atau salinan Kanu

'l anda Penduduk ( KTP ) atau Bukti Kewarganegaraan untuk

per-orangan ;

d. Bukti Pemilikan / Pengusahaan Tanah ;

e Bagan konstruksi tambak ;

f. Ijin Pemakaian / Pengambilan air Bawah Tanah bagi yang menggunakan air Bawah Tanah dan/atau Ijin penggunaan Air

Permukaan Tanah bagi yang menggunakan Air Permukaan

Tanah ;

g. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) dan Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) bagi pembuatan tambak seluas 5 Ha atau

lebih dengan menggunakan teknologi maju, teknologi madya

dan pada lahan hutan bakau.

Pasal 9

Untuk mendapatkan Ijin Pengusahaan Tambak yang bersangkutan harus mengajukan kepada Gubernur Kepala Daerah menurut bentuk

yang ditetapkan dan dilampiri dengan :

a. Salinan Ijin Pembuatan Tambak;

b. Laporan pelaksanaan pembuatan tambak.

320

Page 9: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

9

Bagian Ketiga Jangka Waktu Ijin

Pasal 10Ijin Pembuatan Tambak berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun

terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 11

Ijin Pengusaan Tambak diberikan untuk jangka waktu tidak terbatas

dengan ketentuan setiap 5 (lima) tahun harus didaftar ulang

kepada Gubernur Kepala Daerah.

Bagian Kempa t

Pencabutan Ijin

Pasal 12

Surat Ijin pembuatan dan pengusahaan Tambak tidak berlaku lagi atau dicabaut karena ;

a. Pemegang Ijin Pembuatan dan pengusahaan Tambak dalam

jangka waktu 6 (enam ) bulan sejak diterimanya ijin belum melaksanakan kegiatan tanpa memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan ;

b. Masa berlakunya Ijin Pembuatan Tambak telah berakhir dan

untuk Ijin Pengusahaan Tambak lidak didaftar ulang ;

c. Melanggar ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dan / atau persyaratan yang ditentukan dalam surat ijin.

BAB IV

RETRIBUSI

Pasal 13

(1) Untuk mendapatkan Ijin pembuatan Tambak Ijin Pengusahaan

Tambak dan daftar ulang dikenakan retribusi sesuai dengan

jenisnya sebagai berikut :..........

321

Page 10: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

10

a Pembuatan Tambak untuk :

1. Tambak Teknologi SedcrhanasebesarRp.25.000,00 (dua

puluh lima ribu rupiah );

2. Tambak Teknologi Madya sebesar Rp. 75.000,(X) (tujuh

puluh lima ribu rupiah);

3. Tambak Teknologi Maju sebesar Rp. 150.000,00

( seratus lima puluh ribu rupiah i

b. Pengusahaan Tambak Teknologi Sederhana untuk peme­

liharaan :

1. Udang sebesar Rp. 25.000,00 ( dua puluh lima ribu

rupiah ) per Ha ;

2. Bandeng sebesar Rp. 10.000,00 ( sepuluh ribu rupiah) per Ha;

3. Ikan Campuran ( Udang dan Bandeng ) sebesar

Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah ) per Ha ;

4. Ikan/Biota lainnya sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu

rupiah ) per Ha ;

c. Pengusahaan Tambak Teknologi Madya untuk peme­liharaan :

1. Udang sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh lima ribu

rupiah) per Ha ;

2. Bandeng sebesar Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah)

per Ha;

3. Ikan Campuran ( Udang dan Bandeng ) sebesar Rp. 25.000,00 ( dua puluh lima ribu nipiah) per Ha;

4. Ikan/Biota lainnya sebesar Rp. 15.000,00 (lima belas

ribu rupiah ) per Ha ;

d. Pengusahaan Teknologi maju untuk pemeliharaan :

1. Udang sebesar Rp. 100.000,00 ( seratus ribu rupiah )

per Ha ;

2. Bandeng sebesar Rp. 40.000,00 (empat puluh ribu

rupiah) per Ha ;

322

Page 11: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

11

3. Ikan Campuran ( Udang dan Bandeng ) sebesar Rp. 70.000,00 (tujuh puluh ribu rupiah ) per Ha;

4. ikan / Biota lainnya sebesar Rp. 40.000.00 (empat puluh

ribu rupiah) per Ha;

e. Daftar ulang untuk :

1. Tambak Teknologi Sederhana sebesar Rp. 25.000,00

(dua puluh lima ribu rupiah);

2. Tambak Teknologi Madya sebesar Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah );

3. Tambak Teknologi Maju sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (l) huruf b, c, dan d pasal ini satuan luas tambak kurang dari 0,5 Ha dihitung 0,5 Ha, lebih dari 0,5 Ha dan kurang dari 1 Ha dihitung 1 Ha.

Pasal 14

Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 13 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah ini . pembuatan dan Pengusahaan Tambak maupun Daftar Ulang untuk Tambak. Teknologi Sederhana dengan luas sampai dengan 0,5 Ha, yang dipergunakan untuk pemeliharaan ikan dikenakan retribusi sebesar

Rp. 0,00

Pasal 15

Semua hasil pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 13 peraturan Daerah ini disetorkan ke Kas Daerah Tingkat 1 Jawa

Tengah dengan memberikan bukti setor dan bukti lainnya yang diperlukan kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah.

Pasal 16

(1) Untuk menunjang kegiatan pemungutan diberikan uang per­

323

Page 12: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

12

angsang sebesar5% (limaperseratus) dari realisasi penerimaan Retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 13 Peraturan Daerah ini.

(2) Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan operasional diberi biaya

operasional yang besarnya ditetapkan oleh Gubernur Kepala

Daerah dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Daerah.

Pasal 17

Perimbangan pembagian pungutan retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 13 pasal ini ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala

Daerah dengan memperhatikan Kabupaten/ Kotamadya Daerah

Tingkat 11 asal sumber dan Daerah lainnya.

BAB VP E N G A W A S A N

Pasal 18

(1) Untuk tertibnya pelaksanaan Peraturan Daerah ini diperlukan

pengawasan operasional.

(2) Pelaksanaan pengawasan operasional sebagaimana dimaksud

ayat ( 1) Pasal ini dilakukan oleh Dinas Perikanan dengan

mengikutsertakan Instansi terkait.

pasal 19

Untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 18 Per­aturan Daerah ini diberikan biaya operasional yang besarnya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah dan ditampung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah.

324

Page 13: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

13

BAB VI KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Barang siapa melanggar ketentuan dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) dan ayat (4) dan pasal 13 Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi - tingginya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah ).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat(l) Pasal ini adalah

pelanggaran.

BAB VII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 21

(1) Selain oleh Pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan

oleh pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Perundang - Undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ber­

wenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempai kejadian

dan melakukan pemeriksaan;

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;

d. Melakukan penyitaan benda atau surat *,

325

Page 14: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

14

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi:

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlakukan dan hubungan­nya dengan pemeriksaan perkara;

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapatkan petunjuk

dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau

peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka, atau ke­

luarganya :

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang ber-

tanggungjawab.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

pasal 22

(1) Setiap pembuatan dan/atau pengusahaan tambak yang telah mendapat ijin sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dalam

waktu selambat - lambatnya 6 (enam ) bulan sejak berlakunya

Peraturan Daerah ini harus mengajukan permohonan ijin baru

berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Barang siapa melakukan kegiatan pembuatan dan / atau pen- gusahan tambak dan belum mempunyai ijin, dalam waktu selambat - lambainya 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini harus mengajukan permohonan ijin berdasarkan

Peraturan Daerah ini.

326

Page 15: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

15

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Gubemur Kepala

Daerah.

Pasal 24.Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah

Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 1973

tentang pengadaan / Pengusahaan Tambak yang diundangkan dalam

Lembaran Daeah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah Seri A Tahun 1973 Nomor 9 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan peng­undangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Semarang, 21 Maret 1990

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHPROPINSI DAERAH TINGKAT 1

JAWA TENGAH KETUA.

lld

Ir. SOEKORAHARDJO

GUBERNUR KEPALA DAERAHTINGKAT 1 JAWA TENGAH,

lld

1 S M A 1 1.

327

Page 16: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

16

Disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusannya tanggal 19 Maret 1991Nomor 523.33 - 275.

Diundangkan dalam lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor : 11 Tanggal : 10 April 1991

Seri : B No. : 11

SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

Ymt,

ttd

Drs. WAHYVDINIP.010 014 882

Assistcn IV Sekwilda.

328

Page 17: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

17

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

NOMOR : 2 TAHUN 1990PEMBUATAN DAN PENGUSAHAAN TAMBAK

DI PROPINSIDAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

1. PENJELASAN UMUM :

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1951 tentang pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah

Pusat Dalam lapangan perikanan Darat kepada Propinsi Jawa Tengah; Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Tengah

di beri wewenang untuk melakukan pengurusan sebagian urusan pemerintah dibidang perikanan Darat, antara lain

penerangan dan propaganda memajukan mutu perikanan Darat.

Oleh karena usaha dengan memberikan penerangan dan propaganda tersebut ternyata belum membawa hasil se­bagaimana yang diharapkan, maka Pemerintah Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1964 tentang mengadakan / mengusahakan Tambak. Peraturan Daerah tersebut mengatur segala sesuatunya dalam rangka meningkatkan mutu hasil produksi tambak yang dituangkan dalam bentuk pemberian Ijin pengadaan dan pen­gusahaan Tambak.

Dalam perjalanan waktu peraturan Daerah tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, khususnya mengenai besarnya tarip pada waktu itu. maka kemudian diubah untuk pertama kalinya dengan peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

1968.

Selanjutnya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1964 juneto Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1968 sudah tidak sesuai lagi

329

Page 18: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

18

dengan perkembangan keadaan, maka kedua Peraturan Daerah

tersebut dicabut dan diganti dengan peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1973.

Sehubungan perkembangan teknologi dalam melakukan

pengelolaan di bidang perikanan darat, dan dalam rangka upaya

untuk lebih meningkatkan pendapatan masyarakat serta komoditi ekspon non migas, maka Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa lengah memandang perlu mencabul Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 1973 tersebut dan menyusun kembali yang

pengaturannya di tuangkan dalam peraturan Daerah.

II. PENJELASAN' PASAL DEMI PASAL

Pasal i huruf a s/d c : Cukup jelas

huruf d Yang dimaksud dengan Teknologi Sederhana adalah suatu usaha yang

sifatnya ekstensif dimana perlakuan terhadap faktor produksi barusedikit dimanipulasi oleh kegiatan

teknologi.

Yang dimaksud dengan Teknologi Madya adalah suatu usaha yang ber­sifat semi intensif dimana perlakuan terhadap faktor produksi sudah

dimanipulasi oleh kegiatan tekno­

logi.

Yang dimaksud dengan Tenologi Maju adalah suatu usaha yang ber­sifat intensif dimana seluruh faktor

produksi sudah dimanipulasi oleh

kegiatan teknologi.

huruf e

Pasal 2 huruf a, b

Cukup jelas

Cukup jdas

330

Page 19: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

19

huruf c

huruf d, e dan g

Pasal 3

Pasal 4 ayat (1)

ayat(2)

ayat (3)

ayat (4)

Yang dimaksud dengan Koperasi adalah Koperasi sesuai dengan Undang - undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok - pokok Per­koperasian dan Instruksi Prsiden No­mor 4 Tahun 1984 tentang Pembi­naan dan Pengembangan Koperasi.

: Cukup jelas

: , Cukup jelas

Cukup jelas

Yang dimaksud dengan pertimbang­an teknis dan keuangan adalah :

a. Kesesuaian lokasi baik lahan, air serta prasarana jalan, listrik dan

saluran;

b. Tata letak dan konstruksi tambak;

c. Ketersediaan sarana produksi ;

d. Tenaga kerja yang memadai;

c. Kemampuan permodalan yang menyangkut analisa usaha;

Yang dimaksud dengan kewajiban

antara lain :

a. Penghijauan pantai sebagai upaya

memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi pantai agar secara optimal berfungsi sebagai unsur produksi sebagai unsur

produksi, pengatur tata air dan

perlindungan alam lingkungan.

b. Pemeliharaan saluran tambak.

: Cukup jelas

331

Page 20: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

20

Pasal 5 ayat (1)

ayal (2)

ayal (3)

Pasal 6

Pasal 7

Cukup jelas

Yang dimaksud dengan Pola Tambak

Inti Rakyat ( TIR ) adalah sc-. bagaimana dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 4 Juni 1986 Nomor 334 / Kpts / IK.210 / 6 / 1986 tentang pengem­bangan Budidaya Udang dengan

Pola Tambak Inti Rakyat ( TIR )

Pendaftaran tersebut dimaksud untuk

keperluan pendataan dan pembinaan.

1. Yang dimaksud dengan melakukan

pembinaan kepada petani Tambak disekiiamya adalah:

a. Membantu meningkatkan teknik

budidaya, penyediaan sarana

produksi dan pemasaran hasil tambak ;

b. Membantu teknik pemeliharaan dan perbaikan saluran tambak;

c. Membantu pelaksanaan peng­hijauan pantai.

2. Kegiatan pembinaan tersebut angka

1 dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama.

Cukup jelas

Pasal 8 huruf a s/d f : Cukup jelas.

huruf g Yang dimaksud dengan Penyajian Informasi Lingkungan ( PIL ) dan

Penyajian Evaluasi Lingkungan

t PEL) adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis

332

Page 21: DAERAH TINGKAT - jatengprov.go.id

21

Pasal 9 s/d 13

Pasal 14

Pasal 15 s/d 25

mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Keputusan Menteri Pertanian

tanggal 7 Juni 1986 Nomor : 362/ Kpts / RC.410 / 6 / 1989 tentang Kriteria jenis kegiatan di Sektor Pertanian yang wajib dilengkapi Penyajian Informasi Lingkungan

( PIL ) Penyajian Evaluasi Ling­kungan (PEL).

Cukup jelas.

Ketentuan tersebut dimaksudkan guna

memberikan keringanan kepada pe­lani tambak yang mengusahakan

tambaknya semata - mata diper­gunakan untuk nalkah kehidupannya sehari - hari.

Cukup jelas

333