daftar biaya operasional uptd puskesmas gilireng
TRANSCRIPT
i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL
PADA UPTD (UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH)
PUSKESMAS GILIRENG KABUPATEN WAJO
SKRIPSI
OLEH
ANDI NURUL INAYAH
105731113216
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL
PADA UPTD (UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH)
PUSKESMAS GILIRENG KABUPATEN WAJO
Oleh
ANDI NURUL INAYAH
105731113216
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua terkasih dan tercinta Bapak alm. Suparman dan Ibu Andi
Nuraeni yang telah memberikan motivasi, dorongan semangat, kontribusi
serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan oleh Ibunda tercinta sehingga
saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak dan ibu dosen serta asisten dosen, terkhusus kepada kedua Bapak
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
membimbing penulis sampai selesai mengerjakan skripsi ini.
3. Teman-teman yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
MOTTO HIDUP
‘’Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.’’
(QS. Al-Baqarah ayat 216)
ii
iii
iv
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan ucapan syukur Alhamdulillah pnulis panjatkan kepada
Allah SWT, karena atas segala berkat rahmat dan hidayah-Nya, serta shalawat
dan tak lupa dihaturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul ‘’Analisis Sistem
Pengendalian Biaya Operasional Pada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo’’ dengan baik.
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai
salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi
Akuntansi, Universitas Muhammadyah Makassar.
Proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penyelesaian
skripsi ini bukan semata-mata hasil usaha penulis sendiri, namun berkat
pertolongan Allah SWT dan doa, bimbingan, nasihat, bantuan orang tua serta
orang-orang yang ada disekitarku. Penulis dengan rasa tulus dan hormat
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua terkasih, Ayahanda Alm Suparman dan Ibunda Andi Nuraeni yang
dengan ketulusan hati meluangkan seluruh cinta kasih dan sayangnya serta
pengorbanan tak terhingga terutama selama penulis menempuh Pendidikan di
Universitas Muhammadyah Makassar, serta tidak akan ada kata yang mampu
menggambarkan rasa terima kasih penulis kepada keduanya, terutama kepada
ibunda yang telah berjuang selama ini. Kepada seluruh keluarga besar yang tak
henti-hentinya memberikan doa, nasihat, kontribusi dan dukungan kepada
viii
penulis. Kepada Pembimbing 1, Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE., MM dan
Pembimbing 2, Bapak Abd. Salam, HB, SE., M.Si. Ak. CA. CSP yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama proses penyelesaian
skripsi dengan baik hingga selesai. Semoga semua yang telah diberikan kepada
penulis, Allah balas dengan pahala yang berlipat ganda.
Maka dari itu penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Rektor Universitas Muhammadyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Ambo
Asse., M.Ag.
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar,
Bapak Ismail Rasulong, SE., MM.
3. Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadyah Makassar, Bapak Ismail
Badollahi, SE., M.Si., Ak. CA. CSP.
4. Kepada seluruh Dosen/Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadyah Makassar yang telah memberikan waktu dan
ilmunya selama penulis mengikuti proses perkuliahan.
5. Kepada seluruh staf, karyawan dan tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadyah Makassar.
6. Kepada teman-teman jurusan akuntansi terkhusus teman kelas AkD.16 yang
telah membantu dalam banyak hal dan bersama baik suka maupun duka
serta selalu memberikan motivasi kepada penulis, bersama kalian
menjadikan hidup penulis berwarna.
7. Kepada teman-teman HIPERMAWA (Hipermawa Komisariat Gilireng dan
Hipermawa Koperti Unismuh Makassar) terkhusus teman seangkatan
ix
MANURUNG16, kalian teman yang luar biasa dan berarti bagi penulis, serta
selalu memberikan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi.
8. Kepada Kepala Puskesmas dan jajarannya yang telah memberikan
kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan proses penelitian.
Penulis menyadari skripsi ini masih sangat banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca,
penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi mencapai
kesempurnaan skripsi ini dan semoga memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Makassar, 31 Oktober 2020
Andi Nurul Inayah
x
ABSTRAK
A.N Inayah, 2020, Analisis Sistem Pengendalian Biaya Operasional Pada
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
Skripsi. Pembimbing: Edi Jusriadi dan Abd. Salam.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keefektifan sistem
pengendalian biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo. Untuk menganalisis data dari proses penelitian yang telah dilakukan,
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
analisis dekskriptif kuantitatif dan ukuran data.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat keefektifan sistem
pengendalian biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo selalu mengalami peningkatan keefektifan dari tahun 2017-2019, meskipun
dari segi persentase selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga
dapat disimpulkan tingkat keefektifan pada UPTD Puskesmas Gilireng tergolong
baik. Berdasarkan rincian anggaran serta realisasi biaya menunjukkan
persentase sebesar 95%, yang berarti sistem pengendalian biaya operasional
pada UPTD Puskesmas Gilireng berada pada kategori efektif dan baik.
Kata Kunci: Sistem Pengendalian, Biaya Operasional, Tingkat Keefektifan
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A. Sistem Pengendalian ........................................................................ 6
1. Pengertian Sistem Pengendalian .................................................. 6
2. Jenis-jenis Pengendalian .............................................................. 7
3. Unsur-unsur Pengendalian ........................................................... 8
4. Tujuan Pengendalian .................................................................... 8
5. Tahap-tahap Pengendalian ........................................................... 9
xii
6. Proses Pengendalian .................................................................... 9
7. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ...................................... 10
8. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern .................................... 11
9. Biaya Sistem Pengendalian ......................................................... 12
B. Pengertian Biaya ............................................................................. 13
C. Klasifikasi Biaya .............................................................................. 13
1. Berdasarkan Objek Biaya .......................................................... 13
2. Berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan
Fungsional ................................................................................. 15
3. Berdasarkan Periode Akuntansi ................................................. 15
4. Berdasarkan Tingkah Laku Biaya ............................................... 16
5. Berdasarkan Pertanggungjawaban ............................................ 16
6. Berdasarkan Pengambilan Keputusan ....................................... 17
D. Biaya Operasional ........................................................................... 17
1. Pengertian Biaya Operasional.................................................... 17
2. Tujuan Biaya Operasional .......................................................... 18
3. Klasifikasi Biaya Operasional ..................................................... 18
4. Anggaran Biaya Operasional ..................................................... 20
5. Pengendalian Biaya Operasional ............................................... 20
E. Efektivitas ....................................................................................... 21
1. Pengertian Efektivitas ................................................................ 21
2 Kriteria Efektivitas ...................................................................... 22
F. Tinjauan Empiris ............................................................................. 22
G. Kerangka Konsep ........................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 28
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 28
xiii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 28
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ............................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
E. Informan Penelitian......................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 32
A. Profile Tempat Penelitian ................................................................ 32
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 32
2. Sejarah Singkat UPTD Puskesmas Gilireng .............................. 32
3. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Motto, Tata Nilai dan Janji Layanan
Puskesmas ............................................................................... 33
a. Visi dan Misi ......................................................................... 33
b. Kebijakan Mutu..................................................................... 34
c. Motto dan Tata Nilai.............................................................. 34
d. Janji Layanan Puskesmas .................................................... 35
4. Struktur Organisasi.................................................................... 35
B. Aktivitas Puskesmas ...................................................................... 36
1. Sarana Puskesmas ................................................................... 36
2. Peralatan Puskesmas ............................................................... 37
3. Sumber Daya Manusia .............................................................. 37
C. Hasil Penelitian ............................................................................... 39
1. Sistem Pengendalian Pada UPTD Puskesmas Gilireng
Kabupaten Wajo ....................................................................... 39
a. Perencanaan ....................................................................... 39
b. Pelaksanaan ........................................................................ 42
c. Pengendalian ....................................................................... 43
xiv
d. Pengawasan ........................................................................ 44
e. Pertanggungjawaban............................................................ 45
2. Standar Operating Procedure Pada UPTD Puskesmas Gilireng
Kabupaten Wajo ....................................................................... 45
3. Biaya Operasioanal Pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo ......................................................................................... 47
a. Biaya Alat Kesehatan/Medis ................................................. 48
b. Biaya Bahan Habis Pakai ..................................................... 50
c. Biaya Alat Non Medis ........................................................... 51
d. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK) ............................................... 53
e. Biaya Peralatan Kebersihan dan Alat Pembersih ................ 54
f. Biaya Alat Listrik .................................................................. 55
g. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan ....................... 56
h. Biaya Pemeliharaan Kendaraan .......................................... 56
i. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor .................................. 56
j. Biaya Kalibrasi Alat Kesehatan ............................................. 57
k. Biaya Honororium Penginput Data JKN ............................... 57
l. Biaya Operasional Internet .................................................. 57
m. Biaya Jasa Pelayanan ......................................................... 57
n. Biaya Transfer Jasa Sarana Kesehatan .............................. 57
o. Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah................................ 58
p. Biaya Pengadaan Obat ....................................................... 58
D. Hasil Pengukuran Rasio Efektivitas Biaya Operasional UPTD
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo ........................................... 59
E. Pembahasan ................................................................................. 60
xv
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 63
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran ............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65
LAMPIRAN ........................................................................................................ 67
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Penggunaan Biaya Operasional ................................................ 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 23
Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 30
Tabel 3.2 Kriteria Pengukuran Efektivitas Biaya Operasional ............................ 31
Tabel 4.1 Jumlah Sarana Kesehatan ................................................................. 36
Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya ................................... 38
Tabel 4.3 Total Anggaran Biaya Operasional .................................................... 48
Tabel 4.4 Alat-alat Kesehatan/medis ................................................................. 48
Tabel 4.5 Bahan-bahan Habis Pakai ................................................................. 50
Tabel 4.6 Alat-alat Non Medis ........................................................................... 51
Tabel 4.7 Alat Tulis Kantor ................................................................................ 53
Tabel 4.8 Alat-alat Pembersih ........................................................................... 55
Tabel 4.9 Alat-alat Listrik ................................................................................... 55
Tabel 4.10 Pemeliharaan Peralatan Kantor ....................................................... 56
Tabel 4.11 Kalibrasi Alat Kesehatan .................................................................. 57
Tabel 4.12 Rekapitulasi Biaya Operasional UPTD Puskesmas ......................... 58
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Efektivitas Biaya Operasional.............................. 60
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...................................................................... 35
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat pengangkatan dosen pembimbing skripsi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar.
2. Surat keterangan telah melakukan penelitian pada UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten Wajo
3. Surat Izin Penelitian/Survey dari Dinas Penanaman Modal & Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wajo.
4. Tabel Informan/Narasumber dan Daftar Pertanyaan Wawancara.
5. Daftar Biaya Operasional UPTD Puskesmas Gilireng.
6. Riwayat Hidup.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai jenis perusahaan telah didirikan di Indonesia, baik perusahaan
jasa maupun dagang. Dari perusahaan-perusahaan tersebut dibedakan
menjadi organisasi laba dan nonlaba. Organisasi laba didirikan untuk lebih
menekankan pada tujuan laba sedangkan organisasi nonlaba didirikan untuk
lebih menekankan pada tujuan sosial yaitu kegiatan pelayanan masyarakat.
Sehingga hal yang membedakan organisasi laba dengan nonlaba terletak
pada penekanan prioritas perusahaan terhadap laba dan tanggungjawab
sosial.
Organisasi nonlaba yang didirikan adalah Rumah Sakit, baik Rumah
Sakit Pemerintah maupun Non Pemerintah. Seiring perkembangannya yang
sangat pesat, pembangunan organisasi pelayanan sosial ini telah sampai ke
pelosok-pelosok daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.
Salah satu organisasi pelayanan yang berada di tengah-tengah masyarakat
dan terletak di pelosok yaitu Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas tersebut menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
Puskesmas semakin mengalami peningkatan karena ada beberapa
Puskesmas yang telah setara dengan Rumah Sakit. Hal ini tidak terlepas dari
perhatian pemerintah kepada Puskesmas sebagai garda terdepan
2
pembangunan kesehatan yang memberikan pelayanan terjangkau bagi
masyarakat yang akan tetap mengutamakan mutu yang sebaik-baiknya.
Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat menjadi salah satu
organisasi nonlaba, yang tetap dikelola secara efektif dan efisien.
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang menjamin bahwa
sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi. Pengendalian manajemen pada jenis
perusahaan laba berlaku juga pada organisasi nonlaba, hanya saja berbeda
pada pelaksanaan pengendalian tersebut. Sehingga prinsip pengendalian dan
sistemnya sangat penting untuk diterapkan, baik pada organisasi laba
maupun organisasi nonlaba.
Sistem pengendalian merupakan fungsi manajemen serta suatu proses
untuk memastikan bahwa kegiatan dalam organisasi sesuai dengan yang
telah direncanakan. Sehingga apa yang dicapai yaitu standar dan yang harus
dilakukan yaitu pelaksanaan, dan apabila dalam pelaksanaan terdapat
kesalahan maka harus dilakukan perbaikan agar dalam pelaksanaannya
sesuai dengan standar.
Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi nonlaba seperti Puskesmas
membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun
alat sehingga memerlukan laba yang cukup untuk penggunaan sarana dan
prasarana ini memerlukan biaya yang harus ditanggung pihak Puskesmas.
Biaya ini termasuk ke dalam biaya operasional. Biaya operasional merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh Puskesmas dalam melaksanakan operasinya.
Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya langsung rawat jalan, biaya
langsung rawat inap, biaya pelayanan medis, biaya administrasi dan umum,
3
biaya pemasaran, biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan,
pengadaan obat, vaksin dan alat kendaraan, biaya listrik, telepon dan air,
biaya transportasi rujukan pasien serta biaya kuratif dan biaya rehabilitatif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa biaya operasional merupakan biaya yang cukup
besar dan sering menimbulkan banyak permasalahan, namun dengan adanya
pengendalian yang efektif, efisien dan sistematis dalam penggunaan biaya
operasional maka dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan atau
penyelewengan. Berikut daftar rincian anggaran penggunaan biaya
operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
Tabel 1.1 Daftar Penggunaan Biaya Operasional
Sumber: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo 2019
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Gilireng merupakan
salah satu organisasi nonlaba yang bergerak di bidang pelayanan jasa
kesehatan dan merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat sehingga berada
paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan
dengan pusat kesehatan lainnya, dalam pelayanannya Puskesmas berusaha
meningkatkan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat. UPTD Puskesmas
NO TANGGAL BUKTI URAIAN PENDAPATAN BELANJA SALDO
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah sampai dengan bulan lalu 31 Oktober 2019 Rp 411.516.681.00 Rp 264.900.614.00 Rp 161.256.026.32
1 19/11/2019 Terima uang JKN Bulan November 2019 Rp 50.857.750.00 - Rp 212.113.776.32
2 29/11/2019 Bayar Operasional Internet Rp 1.000.000.00 Rp 211.113.776.32
3 29/11/2019 Bayar Perjalananan Dinas Dalam Daerah Rp 2.100.000.00 Rp 209.013.776.32
4 29/11/2019 Bayar Materai Rp 500.000.00 Rp 208.513.776.32
5 30/11/2019 Bayar ATK Rp 6.731.580.00 Rp 201.782.196.32
6 30/11/2019 Bayar Pajak PPN ATK Rp 683.409.00 Rp 201.098.787.32
7 30/11/2019 Bayar Pajak PPh 22 ATK Rp 102.511.00 Rp 200.996.276.32
8 30/11/2019 Bayar Honororium Pengimput Data JKN September -Oktober 2019 Rp 1.140.000.00 Rp 199.856.276.32
9 30/11/2019 Bayar Pajak PPh 21 Honororium Pengimput Data JKN Rp 60.000.00 Rp 199.796.276.32
Jumlah bulan ini 30 November 2019 Rp 50.857.750.00 Rp 12.317.500.00 Rp 199.796.276.32
Jumlah sampai dengan bulam ini 2 Januari s/d30 November 2019 Rp 462.374.431.00 Rp 277.218.114.00 Rp 199.796.276.32
4
Gilireng melakukan transaksi keuangan dan mengeluarkan biaya operasional
dalam beberapa kebutuhan sesuai dengan prosedur kebijakan.
Pengelolaan biaya operasional di UPTD Puskesmas Gilireng mengalami
kurangnya kesesuaian antara anggaran biaya dengan realisasi biaya
operasional atau pengeluaran yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan aktivitas yang menjadi beban operasional yang dilakukan di
UPTD Puskesmas Gilireng, sehingga pihak manajemen Puskesmas
menyadari bahwa pengendalian biaya adalah masalah penting dalam
pengelolaan biaya operasional yang dilakukan untuk menghindari
penyalahgunaan atau penyelewengan terhadap penggunaan biaya
operasional di Puskesmas tersebut. Pihak manajemen UPTD Puskesmas
Gilireng mengupayakan dilakukannya inovasi yang efektif yaitu dengan
menganalisis sistem pengendalian biaya operasional yang telah digunakan
dalam kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan oleh pihak Puskesmas guna
untuk mengetahui tingkat efektifitas sistem pengendalian biaya operasional
tersebut. Terkait kurangnya kesesuaian antara pengelolaan biaya operasional
yang kurang sesuai terhadap biaya anggaran biaya dan realisasi biaya pada
instansi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) dalam hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo, telah
direalisasikan sebagaimana mestinya dengan menggunakan beberapa
metode seperti, adanya penyimpanan cadangan berupa saldo atau kas yang
tersisa pada tahun berjalan untuk dipergunakan pada tahun berikutnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka judul
yang diangkat penulis untuk penelitian yaitu ‘’Analisis Sistem Pengendalian
5
Biaya Operasional pada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
rumusan masalah, Apakah sistem pengendalian biaya operasional pada
UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo telah efektif?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
keefektifan sistem pengendalian biaya operasional pada UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten Wajo.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis
a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat secara teoritis dalam mengetahui peran Puskesmas.
b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi sebagai bahan
untuk peningkatan penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
pembaca baik dari kalangan akademis maupun masyarakat umum
tentang peran Puskesmas sebagai pusat kesehatan.
b. Penelitian ini dapat memberikan konstribusi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, sekaligus untuk mengetahui peran Puskesmas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengendalian
1. Pengertian Sistem Pengendalian
Menurut Marshall B. Romney (2015:3), sistem adalah serangkaian dua
atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010:195), pengendalian merupakan
suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, Personal
entitas lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan
keuangan (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengertian sistem dan pengendalian di atas disimpulkan bahwa
sistem pengendalian merupakan suatu proses yang menjamin bahwa
sumber diperoleh dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
Sebuah sistem membutuhkan adanya pengendalian, fungsinya
supaya sistem tersebut bisa berjalan dengan sesuai tujuan. Terdapat
banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sebuah sistem,
salah satunya yaitu dengan sistem pengendalian manajemen.
7
Menurut Tata Sutabri (2016:73), unsur-unsur yang mendasar di dalam
proses pengendalian adalah:
a. Suatu standar yang merinci prestasi yang diharapkan. Hal ini bisa
berupa anggaran prosedur pengoperasian atau suatu algoritma
keputusan untuk ukuran prestasi aktual yang diharapkan dan yang
nyata.
b. Suatu rangkaian tindakan yang diambil unit pengendalian untuk
mengubah prestasi mendatang kalau saat ini ada keadaan yang
kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk
memilih jawaban yang tepat dan untuk mengubah salah satu kondisi
seperti unit pengendalian yang baru.
Menurut Tata Sutabri (2016:74), proses pengendalian memerlukan
ukuran prestasi dan suatu standar prestasi. Ukuran adalah dasar bagi
pengalaman manusia. Kita berfikir, bergerak, dan bertindak menurut
ukuran waktu, jarak dan tata nilai. Prestasi dinyatakan menurut ukuran unit
masukan, kegiatan dan keluaran.
2. Jenis-jenis Pengendalian
Pada dasarnya ada beberapa jenis dasar pengendalian, yaitu:
a. Pengawasan pendahuluan, pengawasan ini didesain untuk
mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu dan memungkinkan
perbaikan dilakukan sebelum seluruh tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
b. Pengendalian Concurrent (Yes/No), jenis pengendalian ini dilakukan
selama kegiatan masih berlangsung. Jenis ini merupakan
pengendalian dimana suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau
8
tidak apabila ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang harus
dipenuhi.
c. Pengendalian Umpan Balik, pengendalian ini mengevaluasi hasil-
hasil yang telah terjadi setelah suatu kegiatan selesai. Penyebab-
penyebab penyimpangan kemudian ditentukan, dan kemudian
penyebab tersebut dapat digunakan untuk perencanaan di masa
mendatang untuk kegiatan yang serupa.
d. Pengendalian Operasional, dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah
ditetapkan.
3. Unsur-unsur Pengendalian
Menurut Malayu Sumarsan (2013:9), unsur-unsur pengendalian
adalah sebagai berikut:
a. Keahlian karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.
b. Pemisahan.
c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan
yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang
penerimaan dan pengeluaran.
4. Tujuan Pengendalian
Menurut Malayu Sumarsan (2013:7), menyatakan bahwa tujuan
pengendalian yaitu:
a. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi.
b. Melindungi harta perusahaan.
c. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
9
d. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.
5. Tahap-tahap Pengendalian
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010:197), proses pengendalian
meliputi tahap-tahap berikut:
a. Menentukan sasaran (goal) untuk ferforma aktivitas atau fungsi.
Sasaran ini membantu mengarahkan dan menghubungi usaha
manusia. Sasaran organisasi adalah hasil yang diinginkan.
b. Menentukan standar ferforma untuk setiap sasaran khusus dan
aktivitas atau fungsi. Standar pada dasarnya merupakan hasil yang
akan ada apabila ferforma adalah memuaskan.
c. Memonitor atau pengukuran ferforma aktual. Pemonitoran dapat
dinyatakan dalam moneter dan istilah akuntansi seperti laba, biaya,
pendapatan, dengan indikator akuntansi yang lain.
d. Menelaah (review) dan membandingkan aktual dengan ferforma yang
direncanakan. Ini juga disebut sebagai ‘’proses pembandingan’’, yang
menentukan apakah terdapat perbedaan antara aktivitas dan hasil
yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.
e. Memproduksi deviasi dan mengadministrasikan untuk memotivasi
dan menekankan ferforma. Ini disebut sebagai proses
penilaian/ganjaran.
6. Proses Pengendalian
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2010), proses pengendalian
manajemen meliputi tiga fase, tindakan perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan penilaian tindakan. Tahap-tahap ini terjadi sebelum,
selama atau setelah tindakan atau kejadian. Selain itu ketiga fase ini
10
terjadi di berbagai tingkat dalam suatu organisasi, dari manajemen
senior ke unit operasi yang paling kecil. Terdapat beberapa proses
perencanaan dan pengendalian yang digunakan dalam organisasi, yaitu:
a. Perencanaan dan pengendalian strategik, yaitu proses memutuskan
dan menilai tujuan organisasi, serta formulasi dan strategi-strategi
umum yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
b. Pengendalian manajemen (management control) adalah proses yang
dilakukan manajemen untuk memastikan organisasi melakukan
strategi-strateginya.
c. Pengendalian tiga (tast control) adalah proses memastikan tugas-
tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.
7. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengawasan yang paling efektif dipergunakan oleh suatu
perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau lebih dikenal
dengan nama pengendalian intern.
Menurut Standar Profesional Akuntansi Akuntan Publik (IAI, 2001:
SA 319.03) dalam Sudarmanto (2009:22), struktur pengendalian intern
didefinisikan antara lain sebagai berikut: ‘’Pengendalian intern adalah
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan sebagai berikut: (a)
keandalan pelaporan keuangan (b) efektifitas dan efisiensi operasional
dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Tujuan
dilakukannya struktur pengendalian intern adalah:
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
11
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
8. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern dijelaskan dalam
bukunya Sukrisno Agoes (2017:163) meliputi:
a) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
b) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan
entitas, sudah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian mempunyai
berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan
fungsi.
c) Sistem Akuntansi
Sistem dianggap sebagai suatu jaringan prosedur yang saling
berkaitan yang dapat dilambangkan sesuai dengan kerangka yang
saling berintegrasi untuk melaksanakan kegiatan perusahaan
seluruhnya. Sistem akuntansi diciptakan mengidentifikasi, merakit,
12
menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi
suatu kesatuan usaha tersebut.
d) Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai
tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi
yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan
tercapai.
Dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan perlu
adanya struktur organisasi yang menggambarkan dengan jelas
tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian
sehingga kemungkinan yang merugikan perusahaan dapat dibatasi
seminimal mungkin.
9. Biaya Sistem Pengendalian
Berdasarkan buku Kenneth A. Merchant (2014:207) sistem
pengendalian manajemen biaya juga terbagi atas biaya sistem
pengendalian, yaitu:
a. Biaya Langsung, adalah sistem pengendalian mencakup seluruh out-
of-pocket, biaya moneter yang dibutuhkan untuk mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian. Beberapa biaya
langsung, seerti biaya pembayaran bonus tunai, (berasal dari
kompensasi insentif untuk pengendalian hasil) atau biaya
pemeliharaan staf audit internal (dibutuhkan untuk memastikan
kesesuaian dengan keputusan pengendalian tindakan) secara relatif,
mudah diidentifikasi.
13
b. Biaya Tidak Langsung, adalah biaya yang dapat dikurangi oleh biaya
langsung pengendalian yang disebabkan oleh sejumlah efek samping
yang merugikan, termasuk perubahan perilaku, gamesmanship,
penundaaan pekerjaaan dan perilaku negatif.
B. Pengertian Biaya
Menurut Harnanto (2017:22), biaya (cost) adalah jumlah uang yang
dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan
akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau tujuan tertentu.
Biaya merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktivitas
ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba usaha. Ada
berbagai istilah yang digunakan oleh para ahli untuk menyatakan biaya
seperti beban, harga perolehan, harga pokok, nilai tukar, dan pengorbanan.
Namun pada dasarnya isitilah biaya itu tidak saling bertentangan, hanya
berbeda menurut pandangan masing-masing.
Menurut Firdaus A. Dunia (2011:22) biaya (cost) adalah pengeluaran-
pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa
yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat
melebihi satu periode akuntansi tahunan.
C. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data
biaya agar berguna bagi manajemen dalam mencapai berbagai tujuannya.
Menurut Firdaus A. Dunia, (2009:23) pengklasifikasian biaya adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Objek BIaya
14
Objek biaya merupakan suatu dasar yang digunakan untuk melakukan
perhitungan biaya. Dalam sebuah perusahaan terdapat banyak hal yang
dijadikan sebagai objek biaya, yaitu: produk, jasa, proyek, konsumen,
merek, aktivitas, departemen. Dengan begitu banyaknya objek biaya
yang dapat digunakan oleh perusahaan, namun yang paling umum
dilakukan perusahaan adalah berdasarkan produk, departemen dan
aktivitas.
a. Berdasarkan Produk
Berdasarkan produk yang dihasilkan, maka biaya ini diklasifikasikan
dalam tiga elemen utama, yaitu:
1. Biaya Bahan Langsung, merupakan biaya perolehan dari
seluruh bahan langsung yang menjadi bagian integral yang
membentuk barang jadi.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah dari semua tenaga
kerja langsung yang secara fisik baik menggunakan tangan
maupun mesin ikut dalam proses produksi untuk menghasilkan
suatu produk atau barang jadi.
3. Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya untuk
memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan
tenaga kerja langsung. Istilah lain dari biaya ini adalah biaya
produksi tidak langsung dan dikelompokkan menjadi: bahan
tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi
tidak langsung lainnya.
15
b. Berdasarkan Departemen
1. Departemen produksi, merupakan unit organisasi dari suatu
perusahaan manufaktur dimana proses produksi dilaksanakan
secara langsung atas produk, baik dengan tangan maupun
dengan menggunakan mesin.
2. Departemen pendukung, merupakan suatu unit organisasi yang
secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi.
2. Berdasarkan Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional
Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari kegiatan fungsional
bertujuan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, analisis,
dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang ada dalam
suatu organisasi.
Anggaran operasi disusun untuk setiap fungsi, dan selanjutnya
dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan juga
dihimpun menurut fungsi-fungsi tersebut. Penyimpangan yang terjadi
akan dianalisis oleh manajemen untuk melakukan tindakan perbaikan
atas penyimpangan yang tidak wajar. Berdasarkan pada jenis
kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Biaya produksi, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk
menghasilkan produk hingga siap untuk dijual.
b. Biaya penjualan, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk menjual
suatu produk atau jasa.
16
c. Biaya umum/administrasi, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk
memimpin, mengendalikan dan menjalankan suatu organisasi.
3. Berdasarkan Periode Akuntansi
Untuk dapat menggolongkan biaya sesuai dengan periode
akuntansi dimana biaya dibebankan, lebih dahulu penggolongan
pengeluaran, yaitu:
a. Pengeluaran Modal adalah pengeluaran yang akan dapat
memberikan manfaat, pada beberapa periode akuntansi atau
pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat dimasa yang
akan datang.
b. Pengeluaran Penghasilan adalah pengeluaran yang akan
memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana
pengeluaran terjadi.
4. Berdasarkan Tingkah Laku Biaya
a. Biaya Tetap adalah biaya tetap yang jumlah totalnya tetap
konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau
aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
b. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin
besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total
biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel adalah biaya dimana jumlahnya berubah-
ubah dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas yang
diproduksi tetapi perubahannya tidak proporsional.
17
5. Berdasarkan Pertanggungjawaban
1. Biaya Terkendali, adalah biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
2. Biaya Tidak Terkendali, adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan/pejabat tertentu berdasar
wewenang yang dimiliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
6. Berdasarkan Pengambilan Keputusan
a. Biaya Relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus
diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan dengan
menggunkan berbagai alternatif.
b. Biaya Tidak Relevan adalah adalah biaya yang dikeluarkan tetapi
tidak mempengaruhi keputusan apapun.
D. Biaya Operasional
1. Pengertian Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang terjadi di dalam kaitannya
dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan
ukur. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operation cost
atau biaya usaha.
Menurut Sudarmanto (2009:6) penggolongan biaya merupakan
proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen
yang ada di dalam golongan tertentu yang lebih ringkas untuk
memberikan informasi yang lebih punya arti.
18
Umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Untuk perusahaan yang
bergerak di bidang jasa, maka biayanya disebut dengan istilah biaya
operasional. Biaya operasional adalah keseluruhan biaya yang
sehubungan dengan operasi perusahaan atau organisasi.
2. Tujuan Biaya Operasional
Maksud dari semua biaya-biaya ini dijalankan oleh pihak
perusahaan, karena biaya ini mempunyai hubungan langsung dari
kegiatan utama perusahaan. Tujuan kita membahas biaya operasional
adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan arus masuk (input) dan
keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya
yang dimiliki agar kegiatan dan fungsi operasional dapat lebih efektif.
b. Untuk mengambil keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi
biaya masa yang akan datang (future cost) karena pengambilan
keputusan berhubungan dengan masa depan. Informasi biaya masa
yang akan datang tersebut jelas tidak dapat diperoleh dari hasil
peramalan.
c. Digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi seorang manager
didalam melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah
direncanakan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan biaya operasional adalah untuk
mengelola sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan aktivitas perusahaan dalam upaya mempertahankan dan
19
menghasilkan pendapatan, karena pendapatan pada umumnya
merupakan sumber pembiayaan utama kegiatan perusahaan.
3. Klasifikasi Biaya Operasional
Klasifikasi biaya operasional adalah suatu proses pengelompokan
biaya yang sistematis atas keseluruhan dari elemen-elemen yang ada
dalam golongan biaya pengklasifikasian biaya operasional.
Klasifikasi biaya operasional pada Rumah Sakit dan Puskesmas
berbeda dengan penggolongan biaya operasional yang ada pada
perusahaan yang lainnya, misalnya pada perusahaan dagang, pada
Rumah Sakit dan Puskesmas tidak terdapat biaya penjualan, karena
sesuai dengan fungsinya Rumah Sakit tidak menjual barang melainkan
jasa pelayanan kesehatan.
Menurut Supriyono (1999:31) menyatakan bahwa biaya
operasional dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya
tertentu.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya terjadinya atau
manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya
tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek
atau pusat biaya.
Biaya operasional perusahaan yang bergerak dibidang dagang,
berbeda dengan biaya operasional perusahaan yang bergerak dibidang
jasa kesehatan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas memiliki jenis
biaya operasional, yaitu:
20
1. Keringanan atau pengembalian.
2. Biaya personalia.
3. Biaya langsung rawat inap.
4. Biaya langsung rawat jalan.
5. Biaya langsung penunjang medik.
6. Biaya tidak langsung rawat inap.
7. Biaya tidak langsung penunjang medik.
8. Biaya administrasi dan umum.
9. Upaya kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
10. Pemeliharaan gedung.
11. Pemeliharaan kendaraan.
12. Biaya listrik, telepon dan air.
13. Pengadaan obat, vaksin dan alat kendaraan.
14. Biaya transportasi rujukan pasien.
4. Anggaran Biaya Operasional
Menurut William K. Carter (2009:13) anggaran adalah pernyataan
yang terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh
tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam membuatnya.
Anggaran yang dapat dilaksanakan meningkatkan kordinasi dari
pekerja, klasifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana. Anggaran itu juga
menciptakan harmoni internal dan kebulatan suara yang lebih besar
antara manajer dan pekerja berkaitan dengan tujuan.
Anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran
yang berkaitan dengan distribusi dan pengeluaran untuk menjalankan
roda organisasi.
21
5. Pengendalian Biaya Operasional
Pengendalian biaya operasional adalah usaha sistematis
manajemen untuk mencapai tujuan aktivitas-aktivitas dimonitor terus-
menerus untuk mamastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang
diinginkan dan merupakan bentuk pengawasan agar kegiatan
operasional tidak menyimpang.
Menurut Willliam K. Carter (2009:14) menyatakan bahwa tanggung
jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-
individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan
biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab
manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat
dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja pada umumnya diukur
dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap
anggaran. Sistem yang didesain untuk mencapai cita-cita tersebut
disebut sistem akuntansi pertanggungjawaban.
E. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh
seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain, semakin banyak
rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin
efektif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘’KBBI’’, efektivitas iaah
daya guna, keaktifan serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan
22
antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin
dicapai.
2. Kriteria Efektivitas
Secara umum beberapa tolak ukur atau kriteria efektivitas sebagai
berikut:
a. Efektivitas keseluruhan yaitu sejauh mana seseorang atau organisasi
melaksanakan seluruh tugas pokoknya.
b. Produktifitas yaitu kuantitas produk atau jasa yang dihasilkan
sesorang kelompok atau oraganisasi.
c. Efisiensi yaitu ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai
berdasarkan besarnya sumber daya yang digunakan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
d. Kepuasan kerja yaitu timbal-balik atau kompensasi positif yang
dirasakan seseorang atas peranannya dalam organisasi.
F. Tinjauan Empiris
Penelitian tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Biaya Operasional
bukanlah penelitian yang pertama kali dilakukan, akan tetapi penelitian
terdahulu telah dilakukan dan dijadikan sebagai salah satu acuan sehingga
penulis mendapatkan teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
dilakukan, antara lain:
23
Tabel 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
NO. Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian
1. Muhammad Ramdani Rais, Hendra Setiawan (Jurnal Akuntansi, 2018)
Analisis Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mengukur Efisiensi Biaya Operasional (Studi Kasus Pada PT. Suryaraya Rubberindo Industries)
Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh peneliti yaitu penyusunan anggaran dan realisasi anggaran biaya operasional non produksi pada PT. Suryaraya Rubberindo Industries di lakukan dengan proses dapat dikatakan baik.
2. Yudie Fermana, M. Harlie (Jurnal Spread Vol.4 No.1, 2018)
Analisis Pengendalian Biaya Operasional Dalam Menentukan Harga Penjualan Kamar Hotel Pada Hotel Banjarmasin Internasional
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak manajeman HBI Banjarmasin menggunakan penggolongan biaya menurut departemen yang mengeluarkan biaya yang dapat membuat kurang informatif untuk perhitungan biaya pokok.
3. Sudirman, Maryam (Economy Deposit Journal Vol.2 No.1, 2020)
Analisis Pengendalian Biaya Operasional Pada PT. Midi Utama Indonesia Tbk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian anggaran biaya operasional agar pelaksanaan kegiatan PT. Midi Utam Indonesia
24
Tbk dapat berjalan dengan baik, maka PT. Midi Utama Indonesia Tbk melaksanakan evaluasi pelaksanaan anggaran biaya operasional an dengan demikian hipotesis kerja terbukti kebenarannya dan dapat diterima bahwa kemampuan PT. Midi Utama Indonesia Tbk dalam melaksanakan pengendalian biaya belum sepenuhnya efisien.
4. Andriani, Harry Roestiono (Jurnal Akuntansi, 2018)
Analisis Perencanaan Biaya Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus pada PT. X Bogor)
Hasil penelitian ini menunjukkan setelah dianalisa, bahwa perencanaan yang dilakukan sudah baik dan membantu dalam meminimalisir penyimpangan yang terjadi.
5. Jefry Katili (Jurnal EMBA Vol.1 No.4, 2013)
Analisis Varians Biaya Operasional Dalam Pengukuran Efektivitas Pengendalian Biaya Operasional PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses penyusunan anggaran di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Manado sudah baik, dimana anggaran disusun oleh direksi dengan mempertimbangkan anggaran yang dibuat regional manager terlebih dahulu dan laporan anggaran realisasi rencana kerja tahun
25
sebelumnya. Hasil analisis varians biaya operasional untuk tahun 2010-2012 menghasilkan penyimpangan yang menguntungkan (favorable) dan penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable), tetapi pada umumnya secara keseluruhan menghasilkan penyimpangan yang menguntungkan (favorable). Dan untuk pengendalian terhadap biaya operasional diperusahaan sudah baik, karena perusahaan selalu melakukan usaha perbaikan pada tahun berikutnya. Ynag berarti Sistem Manajemen Kinerja (SMK) di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Manado Regional Office sudah baik.
6. Mehdi Travakoli, Fatemeh Shokridehaki, dkk (Jurnal Internasional, 2018)
CVaR-based energy management scheme for optimal resilience and operational cost in commercial building microgrids
Hasil penelitian ini menunjukkan analisis simulasi dilakukan dalam MATLAB untuk mengevaluasi kinerja metode yang diusulkan. Hasil menunjukkan bahwa ketahanan jaringan mikro bangunan komersial meningkat pesat dengan sedikit peningkatan dalam biaya operasional.
7. Muchammad Ainun Kurniawan
The Application of internal control
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa dalam pengeluaran
26
(Jurnal Internasional, 2019)
operational costs to reduce cash disbursement at PT.HOME CENTER INDONESIA
kas PT.HCI mengalami masalah atau penyimpangan dalam ketiadaan akuntansi, ini adalah hasil akhir dari fungsi perangkapan yang dilakukan oleh kasir. Dalam biaya operasi kasir tidak fokus saat melakukan perhitungan, setelah kontrol internal perusahaan memang mengalami perbedaan dimana dapat merugikan pihak PT.HCI terutama PT.HCI harus merekrut dan membuat divisi baru untuk hal-hal yang merugikan khususnya biaya tunai tidak terjadi lagi.
8. J.W.Herman, G.Ioannou, I.Minis dan J.M.Proth (Jurnal Internasional, 2015)
Minimazation of acquisition and operational cost in horizontal material handling system design
Hasil penelitian ini menunjukkan meminimalkan biaya tetap untuk memperoleh material dan biaya operasional bahan transfer dalam sistem manufaktur. Hasilnya menunjukkan bahwa metode yang diusulkan sangat cocok untuk aplikasi.
27
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan gambaran yang mencerminkan
keterkaitan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lainnya dan menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya
sebuah penelitian.
UPTD Puskesmas Gilireng merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat
sehingga berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat. Manajemen
dan pihak UPTD Puskesmas Gilireng mengevaluasi sistem pengendalian
biaya operasional dengan cara menganalisis data sehingga dapat diketahui
tingkat efektivitas pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
Gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
ANALISA DATA
UPTD PUSKESMAS GILIRENG
KABUPATEN WAJO
SISTEM PENGENDALIAN BIAYA
OPERASIONAL
KEEFEKTIFAN
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
metode deskriptif kuantitatif, yaitu bertujuan untuk mengumpulkan data
dalam bentuk angka, atau dalam bentuk kalimat yang diubah atau
dikonversi ke dalam bentuk angka. Metode penelitian ini digunakan untuk
dapat mengumpulkan data pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi yang
akurat.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Gilireng yang berlokasi di
Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo, sementara waktu penelitian ini
dilaksanakan bulan Agustus-September 2020.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Variabel dalam bentuk rumusan yang lebih operasional yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi
tersebut maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sistem Pengendalian adalah suatu proses yang menjamin bahwa
sumber diperoleh dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
29
2. Biaya Operasional adalah biaya yang terjadi di dalam kaitannya dengan
operasi yang dilakukan perusahaan atau organisasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Pustaka
Penelitian pustaka yaitu pengumpulan data secara teoritis dengan cara
menelaah berbagai buku literatur dan bahan teori lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas, contoh tempat pada Perpustakaan
Unismuh Makassar dan Perpustakaan lainnya.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan
secara langsung di Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
3. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki
komunikasi langsung atau tanya jawab langsung antara peneliti dengan
informan penelitian pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan mencatat data-
data yang sudah ada. Dalam menggunakan metode dokumentasi
biasanya peneliti membuat instrument dokumentasi yang berisi instansi
variabel yang akan didokumentasikan dengan menggunakan check list
untuk mencatat variabel yang telah ditentukan sebelumnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi.
30
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui
laporan dalam bagian keuangan, administrasi dan informasi biaya.
E. Informan Penelitian
Informan merupakan orang yang memberi informasi tentang suatu
kondisi dan keadaan latar belakang penelitian sebelum peneliti melakukan
pemilihan informan, maka terlebih dahulu ditetapkan situasi penelitian,
merupakan tempat dimana permasalahan terjadi dan benar adanya. Untuk
memperoleh informasi yang akurat, peneliti memilih informan sesuai
bidangnya dan tidak memilih informan dengan acak.
Dengan adanya informan yang terpilih yang mengetahui secara benar
dan terlibat dalam fokus penelitian. Informan dalam penelitian ini berjumlah
tiga orang yang akan diwawancarai. Di bawah ini merupakan daftar
infroman dalam peneliian, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
No. Nama Jabatan Pendidikan Umur
1. dr. Hj. Karmiladi, M.Kes
Kepala UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten
Wajo
S2 44 tahun
2. Gusnanengsi, S.ST Pengelola Keuangan
UPTD Puskesmas
Gilireng
S1 34 tahun
3. Hasfardin, S,Sos Plt. Kepala Tata Usaha Puskesmas
Gilireng
S1 39 tahun
31
F. Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan
cara mengumpulkan, menafsirkan serta pengambilan dari hasil penelitian
berupa data dalam bentuk angka. Metode ini untuk menguji hipotesis dan
menjawab pertanyaan yang menyangkut pokok dari suatu penelitian.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Efektivitas, digunakan untuk memgukur tingkat efektivitas biaya
operasional dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Efektivitas = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 x 100%
Hasil pengukuran menggunakan kategori nilai sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Pengukuran Efektivitas Biaya Operasional
Sangat Efektif >100%
Efektif >90-100%
Cukup Efektif >80-90%
Kurang Efektif >60-80%
Tidak Efektif < 60%
Sumber: Mahsun Moh, 2006.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas Gilireng
Kabupaten Wajo yang terletak di Kelurahan Gilireng yang merupakan
Ibukota Kecamatan Gilireng merupakan pusat pelayanan kesehatan
strata pertama untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat
khususnya Kecamatan Gilireng dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan.
Letak geografis UPTD Puskesmas Gilireng yang strategis
membuatnya mudah terjangkau, adapun batas-batas wilayahnya adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara Permukiman Penduduk.
b. Sebelah Selatan Kantor PLN Unit Kecamatan Gilireng.
c. Sebelah Timur Kantin UPTD Puskesmas Gilireng.
d. Sebelah Barat Rumah Dinas Dokter dan Paramedis.
2. Sejarah Singkat UPTD Puskesmas Gilireng
Kecamatan Gilireng merupakan gabungan dua kecamatan pada
awal terbentuknya. Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun
2001 berpisah dan definitif menjadi salah satu kecamatan baru dalam
lingkup Kabupaten Wajo. Mulailah dibentuk infrastuktur dan sarana yang
mendukung sebagai sebuah kecamatan dengan didelegasikannya
tugas-tugas dari kecamatan untuk dilaksanakan sendiri oleh kecamatan.
33
baru, salah satu dibangunnya infrastuktur kesehatan yaitu UPTD
Puskesmas Gilireng.
Jauh sebelum terbentuknya kecamatan Gilireng secara definitif,
Puskesmas Gilireng yang sebelumnya merupakan Puskesmas
Pembantu, pada tahun 1991 telah mulai berfungsi sebagai Puskesmas
Induk yang membawahi 9 desa di wilayah utara, yang sekarang
merupakan desa-desa yang berada di bawah kendali kecamatan
Gilireng. Sehingga ketika kecamatan ini sepenuhnya lepas dari
kecamatan Maniangpajo, Puskesmas Gilireng sudah siap dan sedia
melayani kebutuhan masyarakat akan Kesehatan.
Pada tahun 2001, Puskesmas Gilireng sudah berstatus Puskesmas
Rawat Inap, namun baru pada tahun 2005 dapat berfungsi karena masih
kurangnya sarana prasarana dan tenaga yang ada waktu itu.
3. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, Motto, Tata Nilai dan Janji Layanan
Puskesmas
a. Visi dan Misi
Visi Puskesmas Gilireng adalah ‘’Terwujudnya Masyarakat
Kecamatan Gilireng yang sehat dan Mandiri’’.
Misi Puskesmas Gilireng, sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar yang
Berkulitas dan Terjangkau bagi Masyarakat.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar Secara
Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif.
3. Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Sumber Daya
Tenaga Kesehatan yang Profesional.
34
4. Mendorong Kemandirian dan Kualitas Sumber Daya Tenaga
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat.
b. Kebijakan Mutu
UPTD Puskesmas Gilireng selalu berkomitmen untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara berkelanjutan
dan berkesinambungan serta berpijak pada etika profesi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, mengutamakan
keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan dengan cara:
1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat.
3. Mengupayakan tersedianya saran dan prasarana sesuai
standar.
4. Mengupayakan kemandirian masyarakat berperilaku hidup
bersih dan sehat.
c. Motto dan Tata Nilai
Motto: ‘’SETIA (Sehat Tiap Saat)’’.
Tata Nilai: Cakkuridie (Nama Orang/Pahlawan/Raja).
CAKAP: Mempunyai Kemampuan.
KREATIF: Memiiki Ide-ide/Gagasan, Terobosan.
ULET: Pantang Menyerah.
RAMAH: Melayani Dengan Sopan Santun.
INOVATIF: Selalu Memberikan Hal Baru.
DISIPLIN: Menghargai Waktu.
EMPATI: Melayani Dengan Sepenuh Hati.
35
d. Janji Layanan Puskesmas
1. Kami siap memberikan pelayanan kesehatan yang
profesional, bermutu dan sesuai standar.
2. Kami siap memberikan pelayanan kkesehatan dengan sikap
ramah, sepenuh hati dan tidak diskriminasi.
3. Kami siap meningkatkan kerjasama dengan tim terpadu dalam
rangka membantu masyarakat memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
serta menuju masyarakat Kecamatan Gilireng yang mandiri.
4. Struktur Organisasi
UKM
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
SISTEM
INFORMASI
PUSKESMAS
KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH
TANGGA
TATA USAHA
UKM
ESENSIAL
DAN
PERKESMAS
UKM
PENGEMBANGAN
UKP,
KEFARMASIAN
DAN
LABORATORIUM
JARINGAN
PELAYANAN
PUSKESMAS
36
B. Aktivitas Puskesmas
1. Sarana Kesehatan
Tahun 2016 Puskesmas Gilireng mendapatkan beberapa
penambahan sarana dan prasarana. Antara lain pembangunan satu unit
gedung Primary Obstetri Neonatal Emergency D (PONED),
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) penambahan
dua unit motor dinas, pengadaan jaringan internet serta pembelian lahan
untuk tempat gedung PONED.
Sejak tahun 2005 Puskesmas Gilireng sudah mulai berfungsi
sebagai Puskesmas Rawat Inap sehingga masyarakat yang perlu
diopname tidak perlu lagi dirujuk keluar kecamatan. Puskesmas
menyediakan sepuluh tempat tidur untuk pasien rawat inap serta
memiliki kendaraan untuk merujuk kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani di Puskesmas.
Tabel 4.1 Jumlah Sarana Kesehatan
Puskesmas Gilireng Tahun 2019
No. Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1. Gedung Rawat Jalan 1 unit
2. Gedung Rawat Inap 1 unit
3. Gedung PONED 1 unit
4. Puskesmas Pembantu 4 unit
5. Puskesmas Keliling 1 unit
6. Poskesdes 5 unit
7. Motor Dinas 10 unit
8. Ambulance 1 unit
9. Rumah Dinas Dokter 1 unit
10. Rumah Dinas Paramedis 2 unit
11. Instalasi Pengolahan Air Limbah
1 unit
Jumlah 26 unit
37
2. Peralatan Puskesmas
Penunjang kegiatan pelayanan yang bermutu tentunya harus
tersedia alat yang yang dibutuhkan. Dalam tahun 2019 Puskesmas
mendapat bantuan dropping alat kesehatan dari Dinas Kesehatan yang
semuanya memberi dampak bagi peningkatan upaya kesehatan
terutama peralatan-peralatan diagnosis serta alat gawat darurat set. Ada
beberapa alat yang belum tersedia di Puskesmas dan ada beberapa
yang dalam kondisi rusak.
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan infrastruktur pokok yang harus
dipenuhi dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2025, serta
untuk memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah yang bekerja disektor kesehatan dan
memiliki keahlian dan kewenangan untuk menjalankan profesinya yang
diatur oleh Undang-Undang sesuai bidang pendidikannya.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan sesuai dengan keahlian dan
bidang tugas merupakan tuntutan zaman yang harus dipenuhi untuk
menjamin tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai
standar.
Jumlah tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Gilireng terus
meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2019 tenaga kesehatan yang ada
berjumlah 69 orang yang terdiri dari ASN 31 orang dan Tenaga Non
ASN sebanyak 38 orang.
38
Tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas sebanyak 61 orang
dan 8 orang bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes). Tenaga yang bekerja di luar Puskesmas tersebut
adalah bidan-bidan desa. Ditinjau dari sisi jenis tenaga kesehatan pada
tahun 2019 Puskesmas Gilireng mendapatkan 8 tenaga kesehatan baru,
sehingga hampir semua jenis tenaga telah terpenuhi.
Rincian jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Gilireng menurut jenis
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya
Puskesmas Gilireng Tahun 2019
No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan
1. Dokter Umum 2
2. Apoteker 1
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
4. Perawat 14
5. Bidan 36
6. Perawat Gigi 1
7. Asisten Apoteker 1
8. Analis Kesehatan 1
9. Sanitarian 1
10. Rekam Medis 1
11. Nutrisionist 1
12. Administrasi 4
13. Pengemudi 1
Jumlah 69
39
C. Hasil Penelitian
1. Sistem Pengendalian Pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo
Sistem pengendalian pada UPTD Puskesmas Gilireng dimaksudkan
agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal maka Puskesmas
harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga
terciptalah masyarakat yang sehat dan produktif. Manajemen
Puskesmas terdiri dari, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan serta pertanggungjawaban.
a. Perencanaan
Pada Tingkat Puskesmas, perencanaan disusun untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dan juga sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
1) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum:
Meningkatkan kemampuan manajemen di UPTD
Puskesmas Gilireng dalam Menyusun perencanaan tahanan
yang efektif dan efisien berdasarkan fungsi dan asas
penyelenggaraannya.
Tujuan Khusus:
Dapat menjabarkan gambaran umum serta upaya
Puskesmas dalam mewujudkan visi misi yang dijadikan sebagai
40
tolak ukur dan kerangka acuan dalam melaksanakan kegiatan
agar tercapainya target program dan kegiatan secara terukur
serta tersusunya rencana usulan kegiatan di tahun berikutnya
dalam mengatasi kesehatan masyarakat.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Perencanaan Puskesmas mencakup semua
kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib/esensial
yang meliputi: pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayan gizi, upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan perorangan. Agar upaya
kesehatan terselenggara dengan optimal maka Puskesmas wajib
membuat Puskesmas.
3) Tahapan Penyusunan
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas dilakukan
pada setiap periode tahun, dengan tahap pelasanaannya
sebagai berikut:
a) Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat
dalam proses penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas
agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap perencanaan. Hal ini dilakukan
dengan menetapkan Surat Keputusan tentang pembentukan
Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas.
41
b) Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh infomasi
mengenai keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi Puskesmas, agar dapat merumuskan
kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan masyarakat
yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja
Puskesmas. Tahap ini dilakukan dengan cara: mengumpulkan
data kinerja Puskesmas dan analisis data.
c) Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus
dilengkapi dengan uraian pembiayaan untuk kebutuhan rutin,
sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang
disusun pada bulan Januari tahun berjalan berdasarkan hasil
kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya, dan
diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun
berjalan.
d) Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup
siklus kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan
mengingat adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas.
Dengan keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity,
kegiatan Puskesmas dapat terselenggara secara efisien,
42
efektif, bermutu dan target prioritas yang ditetapkan pada
perencanaan lima tahunan dapat tercapai dengan
mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang telah disepakati.
4) Manfaat
Adapun manfaat dokumen Perencanaan Tingkat Puskesmas
adalah:
1. Memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang
ada.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terkait
pelaksanaan biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng
Kabupaten Wajo dengan salah satu informan yaitu ibu dr.Karmiladi
menyatakan pernyataannya terkait pelaksanaan - pelaksanaan yang
sudah dioptimalkan berdasarkan pada perencanaan yang sudah
dijelaskan sebelumnya, mengenai upaya selenggarakannya kesehatan
secara optimal maka tindakan yang dipilih yaitu dengan melaksanakan
manajemen dengan baik berdasarkan perencanaan yang telah ada.
Adapun jenis-jenis aktivitas atau program biaya operasional adalah
sebagai berikut:
1. Biaya Alat Kesehatan/Medis
2. Biaya Bahan Habis Pakai
43
3. Biaya Alat Non Medis
4. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK)
5. Biaya Peralatan Kebersihan dan Alat Pembersih
6. Biaya Alat Listrik
7. Biaya Pemliharaan Gedung dan Bangunan
8. Biaya Pemeliharaan Kendaraan
9. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor
10. Biaya Kalibrasi Alat kalibrasi Kesehatan
11. Biaya Honorarium Penginputan JKN
12. Biaya Operasional Internet
13. Biaya Jasa Pelayanan
14. Biaya Transfer Sarana Kesehatan
15. Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah
16. Biaya Pengadaan Obat
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa biaya-biaya operasional yang telah disebutkan diatas sudah
dikerjakan secara optimal dengan proporsi masing-masing.
c. Pengendalian
Berdasarkan pemaparan dari para informan dalam penelitian ini,
pengendalian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
satu instansi, terkhususnya pada UPTD (Unit Pelaksana Teknis
Daerah) Puskesmas Gilireng yang ada di Kabupaten Wajo, Adapun
pertanyaan yang peneliti ajukan kepada salah satu informan, yaitu ibu
Gusnanengsi, bagaimanakah sistem pengendalian biaya operasional
44
pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo. Ibu Gusnanengsi
dalam keterangan hasil wawancara mengatakan bahwa:
‘’Untuk mengatasi kendala yang bersangkutan dengan biaya-biaya
operasional perlunya ada tindakan atau pengendalian sebagai
langkah bijak dalam mengatasi masalah yang bisa muncul kapan
saja. Adapun pengendalian yang dilakukan pada UPTD Puskesmas
Gilireng dalam mencegah permasalahan biaya operasional yaitu
apabila anggaran pada tahun berjalan tersisa, maka sisa tersebut
akan dijadikan sebagai simpanan atau saldo yang akan
dioergunakan pada tahun berikutnya dalam mencukupi kebutuhn
atau keperluan pada tahun tersebut. Adapun yang
bertanggungjawab dalam pengendalian biaya operasional yaitu
pengelola keuangan sebagaimana yang telah di tetapkan oleh
Kepala Puskesmas yang memiliki wewenang tertinggi pada UPTD
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo’’.
d. Pengawasan
Adapun bentuk pengawasan terhadap biaya operasional pada
UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo, yaitu dengan
melakukan evaluasi terhadap penggunaan biaya operasional sesuai
dengan rencana kebutuhan yang telah ditetapkan, seperti pernyataan
yang terdapat pada pengendalian biaya operasional. Sistem
pengawasan biaya operasional ini juga dipegang atau
dipertanggungjawabkan oleh Pengelola Keuangan pada UPTD
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
45
e. Pertanggungjawaban
UPTD Puskesmas Gilireng dipegang atau berada di bawah
naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo. Ini berarti bahwa semua
aktivitas yang terdapat pada UPTD Puskesmas Giireng, terkait
pelaporan keuangan, sistem pengendalian harus dilaporkan setiap
bulannya dan harus dipertanggungjawabkan. Seperti hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dalam hal ini mengajukan sebuah
pertanyaan yang berhubungan dengan pertanggungjawaban
pelaporan keuangan atau pelaporan pertanggungjawaban biaya
operasional kepada salah satu informan’’ yaitu bapak Hasfardin
bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban biaya operasional pada
UPTD Puskesmas Gilireng. ‘’ Bapak Hasfardin dalam keterangannya
mengatakan bahwa terkait pertanggungjawaban biaya operasional
pada UPTD Puskesmas Gilireng dapat dipertanggungjawabkan,
mengapa? Karena setiap devisi yang bertugas melakukan tugas dan
tanggung jawab yang diamanahkan dengan mengutamakan kejujuran
sesuai SOP instansi yang ada’’.
Berdasarkan pernyataan diatas peneliti dapat menyatakan
bahwa UPTD Puskesmas Gilireng Kabupten Wajo telah
bertanggungjawab dengan tugas masing-masing yang telah
diamanahkan serta efektif dan dapat dipertangggungjawabkan.
2. Standar Operating Procedure (SOP) Pada UPTD Puskesmas Gilireng
Kabupaten Wajo
Standar Operating Procedure (SOP) merupakan suatu rangkaian
instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin
46
yang terdapat pada suatu instansi atau perusahaan. Pengembangan dan
penerapan SOP merupakan bagian penting dari berhasilnya suatu sistem
baik kualitas maupun kuantitas, SOP menyediakan informasi untuk setiap
individu dalam instansi untuk menjalankan sebuah pekerjaan serta
memberikan konsistensi pada kualitas mutu.
Integritas dari suatu produk atau hasil akhir pada intinya dengan
melakukan suatu penerapan SOP, maka instansi dapat memastikan suatu
operasional berjalan sesuai dengan prosedur yang ada dan telah
ditetapkan untuk mendorong suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi, agar dapat menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
a. SOP Pelayanan Loket Puskesmas
Jenis pelayanan atau loket pendaftaran pengunjung dengan
membawa tanda pengenal atau kartu berobat/BPJS Kesehatan dan
ktp pada saat berkunjung pada jam pelayanan yang telah ditentukan.
Adapun petugas pada bagian pelayanan (loket) tersebut ada dua
orang di UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
b. SOP Pelayanan Balai Pengobatan Umum (Bagian Farmasi)
Jenis Pelayanan yang professional berdasarkan standar operating
prosedur dan pengobatan rasional dengan standar Quality Assurance
dan WHO akan mendapatkan ketepatan untuk diagnose dan
pemberian obat serta terapi, petugas yang berada pada bagian
tersebut terdapat dua orang yang terdiri dari Apoteker dan Asisten
Apoteker guna melayani pemeriksaan dan pengobatan pasien.
47
c. SOP Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan KB
Jenis Pelayanan kesehatan yang melayani pemeriksaan ibu hamil,
imunisasi dasar lengkap, imunisasi untuk catin, pertolongan
persalinan dan KB yang dilaksanakan oleh beberapa kelompok bidan
yang bertugas.
d. SOP Pelayanan Poli Umum
Jenis Pelayanan yang ditugaskan bagi dua dokter umum yang
bertugas untuk memeriksa dan mendengarkan keluhan pasien yang
berkunjung ke Puskesmas, untuk kemudian diberikan resep obat
sesuai dengan penyakit yang diderita.
e. SOP Pelayanan Poli Gigi
Jenis Pelayanan ini terdiri atas, penambalan gigi sementara dan
tetap, pencabutan gigi yang sakit, konseling kesehatan gigi dengan
memberikan tata cara perawatan kesehatan gigi pada penderita
dengan baik dan benar, serta pembersihan karang gigi yang rutin di
periksakan akan mengurangi resiko gangguan pada gigi dan mulut.
Petugas pada Poli Gigi tersebut ad satu orang yang merupakan
perawat kesehatan gigi.
3. Biaya Operasional UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng merupakan
biaya yang digunakan untuk segala kegiatan operasional yang telah
disusun oleh bagian keuangan yang disetujui bagian manajemen dan
Kepala Puskesmas, dengan anggaran yang telah ada agar dapat
dipergunakan dengan baik sesuai dengan hasil kegiatan operasional
yang menjadi acuan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
48
Rincian biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo diatur sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, dalam hal
ini Dinas Kesehatan yang menaungi seluruh Puskesmas yang ada di
Kabupaten Wajo sehingga pihak pengelola keuangan Puskesmas
Gilireng mengikuti aturan tersebut dalam perincian dan mengelola daftar
biaya operasional tersebut.
Anggaran pada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas
Gilireng Kabupaten Wajo dari tahun 2017-2019 tercantum pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.3 Total Anggaran Biaya Operasional
UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo Tahun 2017-2019
Tahun Anggaran biaya Realisasi biaya
2017 366.133.857,07 359.892.231
2018 402.653.577,07 388.013.617,75
2019 365.135.190,32 336.378.673
Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
a. Biaya Alat Kesehatan/Medis
Alat Kesehatan/medis yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
tersedia pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Alat-alat Kesehatan/Medis
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No
.
Uraian Jenis Barang Pekerjaan
Tipe Mer
k Ukuran
Banyaknya
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1. Tabung Rotator 8 Buah 27.600 22.800
2. Manset Anak 10 Buah 55.200 552.000
3. Manset Dewasa 10 Buah 55.200 552.000
49
4. Balon Tensi 10 Buah 42.950 429.500
5 Kulkas Obat 2 Buah 2.000.000 4.000.000
6. Pengukur Suhu Kulkas
2 Buah
79.750 159.500
7. Termometer Digital
22 Buah 55.200 1.214.400
8. Tensimeter Mobile
2 Buah 3.986.150 7.972.300
9. Tensimeter Kompas
5 Buah 196.250 981.250
10. Suction 1 Buah 2.269.050 2.269.050
11. Gelas Kimia 500 ml
1 Buah 343.450 343.450
12. Gelas Ukur 100 ml
1 Buah 220.800 220.800
13. Gelas Ukur 50 ml
1 Buah 147.200 147.200
14. Erlemeyer 250 ml
1 Buah 331.200 331.200
15. Batang Pengaduk
3 Buah 18,400 55.200
16. Lumpang Samper 16 cm
1 Buah 110.400 110.400
17. Lumpang Samper 13 cm
10 Buah 92.000 920.000
18. Tensimeter Digital
10 Buah 1.042.550 10.425.550
JUMLAH 30.904.550
Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel diatas maka biaya alat Kesehatan/medis yang
digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng yaitu sebesar Rp 30.904.550.
50
b. Biaya Bahan Habis Pakai
Penggunaan Bahan Habis Pakai pada UPTD Puskesmas Gilireng
tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Bahan-bahan Habis Pakai
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No.
Uraian Jenis
Barang Pekerjaan
Type Merk
Ukuran Banyaknya
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Satuan
(Rp)
1. Strip Kolestrol Nesco
16 Botol 220.800 3.532.800
2. Strip HB Easy Touch
10 Botol 184.000 1.840.000
3. Tes Widal 2 Box 1.839.750 3.679.500
4. Strip Urine 10 Parameter
1 Botol 306.650 306.650
5. RDT Malaria
1 Box 1.165.200 .1.165.200
6. Kantong Sampah Medis
8 Bungkus 42.950 343.600
7. Klip Plastik Obat 7x10
15 Bungkus 4.900 73.500
8. Strip Kolestrol Nesco
14 Botol 220.800 3.091.200
9. Klip Plastik Obat 7x10
1 Bungkus 4.900 4.900
10. Eugenol 2 Botol 73.600 147.200
11. Cevitron 2 Box 110.400 220.800
12. Dental Needle 30 G (0,30 x 16 mm)
1 Box 269.850 269.850
13. Aseptik Gel Onemed
24 Botol 61.350 1.472.400
14. Sendok Sirup
18 Lusin 6.150 110.700
15. Ultrasound Gel (Jelly
24 Botol 42.950 1.030.800
51
untuk USG)
16. Plano Test 4 Box 85.900 343.600
17. Strip Asam Urat Nesco
10 Botol 134.950 1.349.500
18. Plesterin 8 Box 42.950 343.600
JUMLAH 19.325.800
Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel diatas maka biaya bahan habis pakai yang terdapat
pada UPTD Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 19.325.800.
c. Biaya Alat Non Medis
Alat non medis yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng terdapat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Alat-alat Non Medis
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No.
Uraian Jenis Barang Pekerjaan
Type Merk (Ukuran)
Banyaknya
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1.
Kursi Kerja
Sandaran 50 cm x 43 cm Dudukan 48 cm x 45 cm Tinggi 93 cm x 102 cm Frame Sandaran dan Tangan Nylon, Kain Mesh Double Layer, Busa rebounded + busa soft 30 cm, Kaki besi 1 mm, Sisi
32 Buah
976.000
31.232.000
52
putih roda PU, mechanism ayun dan hydrolis turun.
2. Kipas Angin Kipas Angin Dinding 18 Inch, Merek Sekai
5 Buah
650.000 3.250.000
3.
Proyektor+Attachment
45111609-PKM-00461616 Acer Projector X127H Dynamic Black DLP Technology
1 Unit
5.830.000
5.830.000
4.
Proyektor+Attachment
45111603-pkm-004667538 Brite Projector Tripod Screen TRI-1818 70-INCH
2 Unit
1.125.000
2.250.000
5.
Printer
43212104-PKM-0005888023 Epson Printer L120
8 Unit
1.990.000
15.920.000
6.
Laptop
43211503-PKM-004726571 Laptop Acer Aspire 3 A314-33 Celeron N4000/4GB 500GB/14 inch/Win 10 Pro
1 Unit
6.997.000
6.997.000
53
7. AC 1 Paket 6.000.000
6.000.000
JUMLAH 71.479.000
Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka biaya alat non medis pada UPTD
Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 71.479.000.
d. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK)
Alat tulis kantor (ATK) yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Alat Tulis Kantor
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No.
Uraian Jenis
Barang Pekerjaan
Type Merk
Ukuran Banyaknya Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Satuan
(Rp)
1. Bundel 10 Buah 35.000 1.400.000
2. Buku Folio 200 Lembar
5 Buah 30.000 150.000
3. Kertas HVS Kuning F4
5 Rim 65.000 325.000
4. Kertas HVS Biru F4
5 Rim 65.000 325.000
5. Map File Kancing
48 Buah 20.000 960.000
6. Map Plastik Bening Lubang
60 Buah 4.000 240.000
7. Tinta Epson
5 Botol 110.000 550.000
8. Kertas HVS F4
40 Rim 57.500 2.300.000
9. Materai 3000
10 Lembar 4.000 40.000
10. Materai 6000
50 Lembar 7.000 350.000
11. Box File Plastik
30 Buah 15.000 450.000
12. Kertas 5 Rim 40.000 200.000
54
Jilid
13. Catrik Canon Warna
5 Buah 300.000 1.500.000
14. Catrik Canon Hitam
10 Buah 240.000 2.400.000
15. Buku Tulis 38 Lembar
5 Pak 54.000 270.000
16. Buku Tulis 58 Lembar
5 Pak 74.000 370.000
17. Map Plastik Bening
60 Buah 4.000 240.000
18. Tinta Canon E-Print Black
10 Botol 65.000 650.000
19. Kertas HVS F4 70 gram
25 Rim 57.500 1.437.500
20. Materai 3000
20 Lembar 4.000 80.000
21. Materai 6000
60 Lembar 7.000 420.000
22. Kertas HVS F4 70 gram
6 Rim 57.500 345.000
23. Tinta Canon E-Print Black
1 Botol 65.000 65.000
24. Catridge Canon PG-810 Black
2 Buah 240.000 480.000
25. Map Plastik Bening Lubang
24 Buah 4.000 96.000
JUMLAH 15.643.500 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo.
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka penggunaan biaya ATK pada
UPTD Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 15.643.50
e. Biaya Peralatan Kebersihan dan Alat Pembersih
Peralatan pembersih dan alat pembersih yang digunakan di UPTD
Puskesmas Gilireng terdapat pada tabel dibawah ini:
55
Tabel 4.8 Alat-alat pembersih
Pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No
Uraian Jenis
Barang Pekerjaan
Type Merk
Ukuran Banyaknya Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1. Pel Lantai Magic Mop
3 Buah 175.000 525.000
2. Sapu Ijuk 2 Macan Factory Broom Hard
16 Buah 45.000 720.000
3. Sapu Lidi 5 Buah 26.000 130.000
4. Skop Sampah
5 Buah 25.000 125.000
JUMLAH 1.500.000 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel diatas maka penggunaan biaya peralatan dan alat
pembersih pada UPTD Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 1.500.000.
f. Biaya Alat Listrik
Jenis-jenis alat listrik yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Alat-alat Listrik
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No
Uraian Jenis
Barang Pekerjaan
Type Merk
Ukuran
Banyaknya
Satua
n
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Satuan
(Rp)
1. Lampu Led Rechargeable Bulb 12 W
Luby 12 Watt
6 Buah 76.000 456.000
2. Lampu Led 15 W
Panasonic 15 Watt
6 Buah 65.000 390.000
3. Lampu Led 5 W
Philips 5 Watt
4 Buah 20.000 80.000
4. Kabel Colokan Listrik
Colokan 5 Lubang 5
M
2 Buah 37.000 74.000
JUMLAH 1.000.000 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
56
Berdasarkan tabel diatas maka penggunaan alat listrik pada UPTD
Puskesmas Gilireng yaitu sebesar Rp 1.000.000.
g. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan pada UPTD Puskesmas
Gilireng selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 24.000.000.
h. Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Biaya pemeliharaan kendaraan di UPTD Puskesmas Gilireng selama tahun
2019 yaitu sebesar Rp 2.541.000.
i. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor
Pemeliharaan peralatan kantor yang dilakukan pada UPTD Puskesmas
Gilireng tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Pemeliharaan peralatan kantor
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No. Uraian Jenis
Barang Pekerjaan
Type Merk
Ukuran
Banyaknya
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1. Pemeliharaan Komputer - Instal Komputer - Mouse
2 2
Unit Unit
50.000 50.000
100.000 100.000
2. Pemeliharaan Laptop - Instal Laptop - Keyboard
4 1
Unit Unit
50.000 250.000
200.000 250.000
3. Pemeliharaan Printer - Service Printer
4
Unit
50.000
200.000
JUMLAH 850.000 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel diatas maka biaya pemeliharaan peralatan kantor pada
UPTD Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 850.000.
57
j. Biaya Kalibrasi Alat Kesehatan
Kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan pada UPTD Puskesmas Gilireng
terdappat tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Kalibrasi Alat Kesehatan
pada UPTD Puskesmas Gilireng tahun 2019
No. Nama Barang Satuan Banyaknya Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1. Centrifuge Buah 1 200.000 200.000
2. Regulator Oksigen
Buah 1 160.000 160.000
3. Tensimeter Buah 5 70.000 350.000
4. Sterilisator Kering Buah 1 170.000 170.000
5. Suktion Pump Buah 1 120.000 120.000
JUMLAH 1.000.000 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
Berdasarkan tabel diatas maka biaya kalibrasi alat kesehatan yang
digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng adalah sebesar Rp 1.000.000.
k. Biaya Honorarium Penginput Data JKN
Biaya honorarium penginput data JKN pada UPTD Puskesmas Gilireng
selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 7.200.000.
l. Biaya Operasional Internet
Biaya operasional internet yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
selama tahun 2019 yaitu sebesar Rp 5.100.000.
m. Biaya Jasa Pelayanan
Biaya jasa pelayanan yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 115.932.665.
n. Biaya Transfer Jasa Sarana Kesehatan
Biaya transfer jasa sarana kesehatan yang digunakan pada UPTD
Puskesmas Gilireng selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 17.487.613.
58
o. Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Biaya perjalanan dinas dalam daerah yang digunakan pada UPTD
Puskesmas Gilireng selama tahun 2019 adalah sebesar Rp 5.100.000.
p. Biaya Pengadaan Obat
Biaya pengadaan obat yang digunakan pada UPTD Puskesmas Gilireng
selama tahun 2019 yaitu sebesar Rp 10.054.545.
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, maka berikut total
rekapitulasi biaya-biaya operasional yang terdapat pada UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten Wajo tahun 2019 yang terdapat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Biaya Operasional UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo tahun 2019
No. Biaya Operasional Jumlah
1. Biaya Alat Kesehatan/medis 30.904.550
2. Biaya Bahan Habis Pakai 19.325.800
3. Biaya Alat Non Medis 71.479.000
4. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK) 15.643.500
5. Biaya Peralatan Kebersihan dan Alat Pembersih
1.500.000
6. Biaya Alat Listrik 1.000.000
7. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
24.000.000
8. Biaya Pemeliharaan Kendaraan 2.541.000
9. Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor
850.000
10. Biaya Kalibrasi Alat Kesehatan 1.000.000
11. Biaya Honorarium Penginput Data JKN
10.200.000
12. Biaya Operasional Internet 5.100.000
13. Biaya Jasa Pelayanan 115.932.665
14. Biaya Transfer Jasa Sarana Kesehatan
17.487.613
15. Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah
9.360.000
16. Biaya Pengadaan Obat 10.054.545
Total Biaya Operasional 336.378.673 Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo data diolah kembali
59
Berdasarkan tabel di atas total rekapitulasi biaya operasional UPTD
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo tahun 2019 adalah sebesar
Rp.336.378.673.
D. Hasil Pengukuran Rasio Efektivitas Biaya Operasional UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten Wajo
Mengukur tingkat keefektifan biaya-biaya operasional digunakan rasio
efektivitas dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Efektivitas = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 x 100%
2017 = 359.892.231
366.133.857,07 x 100%
= 98%
2018 = 388.013.617,75
402.653.577,07 x 100%
= 96%
2019 = 336.378.673
365.135.190,32 x 100%
= 92%
60
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Efektivitas Biaya Operasional
UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo Tahun 2017 - 2019
Tahun
Biaya Operasional
Hasil Persentase
Kriteria Pengukuran Anggaran Biaya Realisasi Biaya
2017 366.133.857,07 359.892.231 98% Efektif
2018 402.653.577,07 388.013.617,75 96% Efektif
2019 365.135.190,32 336.378.673 92% Efektif
Rata-rata
1.133.922.624.5 1.084.284.521,8 95% Efektif
Sumber Data: UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo diolah kembali.
E. Pembahasan
1. Sistem Pengendalian Pada UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten
Wajo
Sistem pengendalian pada UPTD Puskesmas Gilireng dimaksudkan
agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal maka Puskesmas
harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga
terciptalah masyarakat yang sehat dan produktif. Manajemen Puskesmas
terdiri dari, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban serta beberapa tahapan atau
proses yang dilakukan agar sistem pengendalian yang disusun dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan untuk memperoleh keefektifan
61
pada sistem pengendalian, dalam hal ini sistem pengendalian biaya
operasional. Sistem pengendalian biaya operasional yang digunakan oleh
UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo sudah sesuai dengan SOP
dan telah dilaksanakan secara efisien dan efektif.
2. Tingkat Keefektifan Biaya Operasional Pada UPTD Puskesmas
Gilireng
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan hasil pengukuran efektivitas
biaya operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng dari tahun 2017
sampai dengan 2019. Pada tahun 2017 efektivitas biaya operasional
sebesar 98% dengan kriteria efektif berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, pada tahun 2018 efektivitas biaya operasional mengalami
penurunan sebesar 96% dengan kriteria efektif berdasarkan kriteria yang
ditentukan, dan pada tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar
92% dengan kriteria efektif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Hasil penelitian diatas telah sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu,
penelitian yang dilakukan oleh Yudie Fermana M. Harlie (2018), yang
menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan pihak manajemen HBI
Banjarmasin menggunakan penggolongan biaya menurut departemen
yang mengeluarkan biaya yang dapat membuat kurang informatif untuk
perhitungan biaya pokok.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudirman Maryam (2020),
mengungkapkan bahwa untuk mengetahui pengendalian biaya
operasional yang telah ditetapkan oleh PT. Midi Utama Indonesia dan
untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan biaya operasional tidak
efektifdanefisien.
62
Penelitian berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Andriani,
Harry Roestiono (2018), menunjukkan setelah dianalisa, bahwa
perencanaan yang dilakukan sudah baik dan membantu dalam
meminimalisir penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi
lebih didominasi penyimpangan sesuai posedur, bila dibandingkan
dengan penyimpangan yang tidak sesuai prosedur.
Penelitian oleh Muhammad Ramdani Rais, Hendra Setiawan (2018),
menunjukkan bahwa untuk Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan
data yang diperoleh peneliti yaitu penyusunan anggaran dan realisasi
anggaran biaya operasional non produksi pada PT. Suryaraya
Rubberindo Industries di lakukan dengan proses dapat dikatakan baik.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Tingkat keefektifan sistem pengendalian biaya operasional pada UPTD
Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo selalu mengalami peningkatan
keefektifan dari tahun 2017-2019, meskipun dari segi persentase selalu
mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga dapat disimpulkan
tingkat keefektifan pada UPTD Puskesmas Gilireng tergolong baik.
Berdasarkan rincian anggaran serta realisasi biaya menunjukkan
persentase sebesar 95%, yang berarti sistem pengendalian biaya
operasional pada UPTD Puskesmas Gilireng berada pada kategori efektif
dan baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas yang telah dikemukakan,
maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah dan Dinas Kesehatan
Bagi pihak Pemerintah dan Dinas Kesehatan yang menaungi
Puskemas sebaiknya di analisa secara baik dalam hal penggunaan
biaya operasional pada setiap Puskesmas, agar Puskesmas
meningkatkan sistem pengendalian yang diterapkan unuk menghindari
ketidakefektifan sistem pengendalian biaya operasional tersebut.
64
Sehingga proses penggunaan biaya operasional berjalan sesuai
dengan sistem pengendalian yang telah disepakati.
2. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi kekurangan yang
terdapat pada penelitian ini dan untuk memperoleh hasil yang lebih
baik diharapkan menambah periode analisis dari tahun ke tahun.
65
DAFTAR PUSTAKA
A.Merchant, K. (2014). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.
Agoes, S. (2017). Auditing. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Andriani, H. R. (2018). Analisis Perencanaan Biaya Operasional Sebagai Alat
Pengendalian Manajemen (Studi Kasus pada PT. X Bogor. Jurnal
Akuntansi.
B.Romney, M. (2017). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Dunia, F. A. (2017). Akuntansi Biaya (Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Empat.
Harnanto. (2017). Akuntansi Biaya, Sistem Biaya Historis. Yogyakarta: CV.Andi
Offset.
J.W. Herman, G. I. (2015). Minimazation of Acquisition and Operational Cost in
Horizontal Material Handling System Design. Jurnal Internasional .
K.Carter, W. (2009). Akuntasi Biaya (Edisi Keempat Belas ,Buku 2). Jakarta:
Salemba Empat.
Katili, J. (2013). Analisis Varians Biaya Operasional Dalam Pengukuran
Efektiivitas Pengendalian BIaya Operasional PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) . Jurnal EMBA Vol. 1 No. 4.
Kurniawan, M. A. (2019). The Application of Internal Control Operational Costs to
Reduce Cash Disbursement at PT. HOME CENTER INDONESIA. Jurnal
Internasional.
Mehdi Travakoli, F. S. (2018). CVar-Based Energy Management Scheme for
Optimal Resilience and Operational Cost in Commercial Building
Microgrids. Jurnal Internasional.
Muhammad Ramdani Rais, H. S. (2018). Analisis Anggaran Biaya Operasional
Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mengukur Efisiensi Biaya
Operasional (Studi Kasus Pada PT.Suryaraya Rubberindo Indonesia).
Jurnal Akuntansi.
66
Sudarmanto. (2009). Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasi Guna
Meningkatkan Efektiitas dan Efisiensi pada Rumah Sakit Umum Haji
Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sudirman, M. (2020). Analisis Pengendalian BIaya Operasional Pada PT. Midi
Utama Indonesia Tbk. Economy Deposit Journal Vol. 2 No. 1 .
Sumarsan, M. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen, Konsep, Aplikasi dan
Pengukuran Kinerja. Edisi 2 Indeks.
Supriyono, R. (1999). Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok ( Edisi Kedua Belas, Buku 1). Yogyakarta: BPFE.
Sutabri, T. (2016). Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi). Yogyakarta:
CV.Andi Offset.
Tunggal, A. W. (2010). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
Yudie Fermana, M. (2018). Analisis Pengendalian Biaya Operasional Dalam
Menentukan Harga Penjualan Kamar Hotel Pada Hotel Banjarmasin
Internasional. Jurnal Spread Vol. 4 No.1.
67
L
A
M
P
I
R
A
N
A.Informan/Narasumber:
No. Nama Jabatan Pendidikan Umur
1. dr.Hj.Karmiladi, M.Kes Kepala UPTD Puskesmas
Gilireng Kabupaten
Wajo
S2 44 tahun
2. Gusnanengsi, S.ST Pengelola Keuangan
UPTD Puskesmas
Gilireng
S1 34 tahun
3. Hasfardin, S,Sos Plt. Kepala Tata Usaha Puskesmas
Gilireng
S1 39 tahun
B. Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Frofil UPTD Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo
2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Gilireng
3. Apa saja Unsur-Unsur Biaya Operasional?
4. Bagaimana Laporan realisasi anggaran Biaya Operasional?
5. Bagaimana Sistem Pengendalian yang diterapkan Pada UPTD
Puskesmas Gilireng?
6. Bagaimana Standar Operating Procedure (SOP) yang diterapkan Pada
UPTD Puskesmas Gilireng?
DAFTAR BIAYA OPERASIONAL UPTD PUSKESMAS GILIRENG
Alat-alat Kesehatan/Medis
No Uraian Jenis Barang Pekerjaan
Tipe Merk Ukura
n
Banyaknya
Satuan Harga Satuan
(Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1. Tabung Rotator 8 Buah 27.600 22.800
2. Manset Anak 10 Buah 55.200 552.000
3. Manset Dewasa 10 Buah 55.200 552.000
4. Balon Tensi 10 Buah 42.950 429.500
5 Kulkas Obat 2 Buah 2.000.000
4.000.000
6. Pengukur Suhu Kulkas
2 Buah
79.750 159.500
7. Termometer Digital
22 Buah 55.200 1.214.400
8. Tensimeter Mobile
2 Buah 3.986.150
7.972.300
9. Tensimeter Kompas
5 Buah 196.250
981.250
10. Suction 1 Buah 2.269.050
2.269.050
11. Gelas Kimia 500 ml
1 Buah 343.450
343.450
12. Gelas Ukur 100 ml
1 Buah 220.800
220.800
13. Gelas Ukur 50 ml
1 Buah 147.200
147.200
14. Erlemeyer 250 ml
1 Buah 331.200
331.200
15. Batang Pengaduk
3 Buah 18,400 55.200
16. Lumpang Samper 16 cm
1 Buah 110.400
110.400
17. Lumpang Samper 13 cm
10 Buah 92.000 920.000
18. Tensimeter Digital
10 Buah 1.042.550
10.425.550
JUMLAH 30.904.550
Bahan Habis Pakai
1. Strip Kolestrol Nesco
16 Botol 220.800 3.532.800
2. Strip HB Easy Touch
10 Botol 184.000 1.840.000
3. Tes Widal 2 Box 1.839.750
3.679.500
4. Strip Urine 10 Parameter
1 Botol 306.650 306.650
5. RDT Malaria 1 Box 1.165.200
.1.165.200
6. Kantong Sampah Medis
8 Bungkus
42.950 343.600
7. Klip Plastik Obat 7x10
15 Bungkus
4.900 73.500
8. Strip Kolestrol Nesco
14 Botol 220.800 3.091.200
9. Klip Plastik Obat 7x10
1 Bungkus
4.900 4.900
10. Eugenol 2 Botol 73.600 147.200
11. Cevitron 2 Box 110.400 220.800
12. Dental Needle 30 G (0,30 x 16 mm)
1 Box 269.850 269.850
13. Aseptik Gel Onemed
24 Botol 61.350 1.472.400
14. Sendok Sirup 18 Lusin 6.150 110.700
15. Ultrasound Gel (Jelly untuk USG)
24 Botol 42.950 1.030.800
16. Plano Test 4 Box 85.900 343.600
17. Strip Asam Urat Nesco
10 Botol 134.950 1.349.500
18. Plesterin 8 Box 42.950 343.600
JUMLAH 19.325.800
Alat Non Medis
1.
Kursi Kerja
Sandaran 50 cm x 43 cm Dudukan 48 cm x 45 cm Tinggi 93 cm x 102 cm Frame Sandaran dan Tangan Nylon, Kain Mesh Double Layer, Busa rebounded + busa soft 30 cm, Kaki besi 1 mm, Sisi putih roda PU, mechanism ayun dan hydrolis turun.
32 Buah
976.000
31.232.000
2. Kipas Angin Kipas Angin Dinding 18 Inch, Merek Sekai
5 Buah
650.000 3.250.000
3.
Proyektor+Attachment
45111609-PKM-00461616 Acer Projector X127H Dynamic Black DLP Technology
1 Unit
5.830.000
5.830.000
4.
Proyektor+Attachment
45111603-pkm-004667538 Brite Projector Tripod Screen TRI-1818 70-INCH
2 Unit
1.125.000
2.250.000
5.
Printer
43212104-PKM-0005888023 Epson Printer L120
8 Unit
1.990.000
15.920.000
6.
Laptop
43211503-PKM-004726571 Laptop Acer Aspire 3 A314-33 Celeron N4000/4GB 500GB/14 inch/Win 10 Pro
1 Unit
6.997.000
6.997.000
7. AC 1 Paket
6.000.000 6.000.000
JUMLAH 71.479.000
Alat Tulis Kantor (ATK)
1. Bundel 10 Buah 35.000 1.400.000
2. Buku Folio 200 Lembar
5 Buah 30.000 150.000
3. Kertas HVS Kuning F4
5 Rim 65.000 325.000
4. Kertas HVS Biru F4
5 Rim 65.000 325.000
5. Map File Kancing
48 Buah 20.000 960.000
6. Map Plastik Bening Lubang
60 Buah 4.000 240.000
7. Tinta Epson 5 Botol 110.000 550.000
8. Kertas HVS F4 40 Rim 57.500 2.300.000
9. Materai 3000 10 Lembar 4.000 40.000
10. Materai 6000 50 Lembar 7.000 350.000
11. Box File Plastik 30 Buah 15.000 450.000
12. Kertas Jilid 5 Rim 40.000 200.000
13. Catrik Canon Warna
5 Buah 300.000 1.500.000
14. Catrik Canon Hitam
10 Buah 240.000 2.400.000
15. Buku Tulis 38 Lembar
5 Pak 54.000 270.000
16. Buku Tulis 58 Lembar
5 Pak 74.000 370.000
17. Map Plastik 60 Buah 4.000 240.000
Bening
18. Tinta Canon E-Print Black
10 Botol 65.000 650.000
19. Kertas HVS F4 70 gram
25 Rim 57.500 1.437.500
20. Materai 3000 20 Lembar 4.000 80.000
21. Materai 6000 60 Lembar 7.000 420.000
22. Kertas HVS F4 70 gram
6 Rim 57.500 345.000
23. Tinta Canon E-Print Black
1 Botol 65.000 65.000
24. Catridge Canon PG-810 Black
2 Buah 240.000 480.000
25. Map Plastik Bening Lubang
24 Buah 4.000 96.000
JUMLAH 15.643.500
Alat-alat Pembersih
1. Pel Lantai Magic Mop
3 Buah 175.000 525.000
2. Sapu Ijuk 2 Macan Factory Broom Hard
16 Buah 45.000 720.000
3. Sapu Lidi 5 Buah 26.000 130.000
4. Skop Sampah 5 Buah 25.000 125.000
JUMLAH 1.500.000
Alat-alat Listrik
1. Lampu Led Rechargeable Bulb 12 W
Luby 12
Watt
6 Buah 76.000 456.000
2. Lampu Led 15 W
Panasonic 15
Watt
6 Buah 65.000 390.000
3. Lampu Led 5 W Philips 5
Watt
4 Buah 20.000 80.000
4. Kabel Colokan Listrik
Colokan 5
Lubang 5 M
2 Buah 37.000 74.000
JUMLAH 1.000.000
Pemeliharaan Peralatan Kantor
1. Pemeliharaan Komputer - Instal Komputer - Mouse
2 2
Unit Unit
50.000 50.000
100.000 100.000
2. Pemeliharaan Laptop - Instal Laptop - Keyboard
4 1
Unit Unit
50.000 250.000
200.000 250.000
3. Pemeliharaan Printer - Service Printer
4
Unit
50.000
200.000
JUMLAH 850.000
Kalibarasi Alat Kesehatan
1. Centrifuge Buah 1 200.000 200.000
2. Regulator Oksigen
Buah 1 160.000 160.000
3. Tensimeter Buah 5 70.000 350.000
4. Sterilisator Kering Buah 1 170.000 170.000
5. Suktion Pump Buah 1 120.000 120.000
JUMLAH 1.000.000
Jenis Biaya Jumlah
Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rp 24.000.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Rp 2.541.000
Biaya Honorarium Penginput Data JKN
Rp 7.200.000
Biaya Operasional Internet Rp 5.100.000
Biaya Jasa Pelayanan Rp 115.932.665
Biaya Transfer Jasa Sarana Kesehatan
Rp 17.487.613
Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Rp 5.100.000
Biaya Pengadaan Obat Rp 10.054.545
\
RIWAYAT HIDUP
ANDI NURUL INAYAH lahir di Kelurahan Gilireng
Kecamatan Gilireng pada tanggal 29 Maret 1998
dari pasangan suami istri Bapak alm. Suparman
dan Ibu Andi Nuraeni. Penulis merupakan anak
bungsu dari 2 bersaudara. Asal daerah peneliti
dari Kabupaten Wajo. Pendidikan yang telah
ditempuh oleh penulis yaitu TK Andi Bau Beddu
Kelurahan Gilireng lulus tahun 2004, melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 218
Gilireng lulus tahun 2010, kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Gilireng lulus tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 7 Wajo (ex SMAN 3 Sengkang) lulus pada tahun 2016,
dan penulis kemudian melanjutkan Pendidikan mulai tahun 2016 mulai
mengikuti dan terdaftar sebagai mahasiswi pada Program Strata Satu (S1)
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah Makassar
sampai dengan sekarang.