daftar isidirectory.umm.ac.id/data elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · web viewbagi investor,...

48
DAFTAR ISI A. Judul PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG MI BURSA EFEK JAKARTA B. Latar Belakang Penelitian C. Rumusan Masalah D. Batasan Masalah E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian 2. Kegunaan Penelitian E. Landasan Teori 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu 2. Pengertian Saham 3. Analisis Penilaian Saham 4. Pengertian Return Saham 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian (Return) 6. Elemen-Elemen Return Saham 7. Pengertian Earning Per Share (EPS) 8. Pengertian Return On Equity (ROE) 9. Pengertian Debt To Total Asset (DTA)

Upload: hoangmien

Post on 03-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

DAFTAR ISI

A. JudulPENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG MI BURSA EFEK JAKARTA

B. Latar Belakang Penelitian

C. Rumusan Masalah

D. Batasan Masalah

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

2. Kegunaan Penelitian

E. Landasan Teori

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

2. Pengertian Saham

3. Analisis Penilaian Saham

4. Pengertian Return Saham

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian (Return)

6. Elemen-Elemen Return Saham

7. Pengertian Earning Per Share (EPS)

8. Pengertian Return On Equity (ROE)

9. Pengertian Debt To Total Asset (DTA)

10. Hipotesis

11. Kerangka Pikir

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Page 2: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

2. Jenis dan Sumber Data

3. Populasi dan Sampel Penelitian

4. Definisi Operasional Variabel

5. Metode Analisis Data

Page 3: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

A. Judul

PENGARUH VARIABEL –variabel fUNDAMENTAL TERHADAP RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERCATAT DI BURSA

EFEK JAKARTA

B. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

panjang yang dapat diperjualkan. Disamping tidak boleh awal kalimat pasar modal

merupakan salah satu perantara untuk menyalurkan pihak-pihak yang kelebihan dana

(unit surplus) kepada pihak-pihak yang kekurangan dana (unit defisit). Bagi unit

surplus (investor) kegiatan tersebut merupakan investasi yang bertujuan untuk

meningkatkan kekayaan para investor atau pemilik modal. (Husnan, 1997) Salah satu

kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan-perusahaan

dikreksi tulisannaya go publick sebagai tanda penyertaan modal yang disetor. Pasar

modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk

memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.

Perkembangan pasar modal yang terjadi pada akhir-akhir ini tidak terlepas dari

peran pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar modal. Pada sisi yang

lain para investor tidak begitu saja melakukan melakukan pembelian saham sebelum

melakukan penilaian dengan baik terhadap emiten (perusahaan). Salah satu aspek

yang menjadi pertimbangan para investor yaitu menghasilkan profit atau keuntungan

secara maksimal. Untuk menarik para investor untuk berpartisipasi, pasar modal

harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid yaitu apabila

penjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal

Page 4: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari

perusahaan secara akurat.

Bagi para investor terdapat dua hal yang sering kali menjadi perhatian dalam

memutuskan pilihan investasinya, yaitu return dan risiko. Para investor akan mencari

sekuritas-sekuritas yang memiliki return yang sama dan memiliki risiko yang

terendah. Sedangkan untuk sekuritas-sekuritas yang memiliki risiko-risiko yang sama

mereka memilih return yang tertinggi. Pada dasarnya return merupakan hasil yang

diperoleh dari hasil investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi

atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa

yang akan datang (Jogianto, 2003:109).

Dalam mengambil keputusan investasi saham harus didahului adanya proses

analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya

melalui pasar modal berdasarkan analisis laporan keuangan tersebut akan diketahui

kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaannya. Analisis yang

dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan analisis fundamental. Analisis

fundamental menyatakan bahwa setiap saham memiliki memiliki nilai intrinsik, yaitu

dengan mempertimbangkan unsur-unsur keuangan seperti: earning (laba), deviden,

struktur modal dan risiko.

Dengan kata lain nilai intrinsik adalah cara penentuan harga saham

berdasarkan kemampuan atau performance masa depan perusahaan yang

mempengaruhi atas return yang dihasilkan sebutkan sumbernya.

Melalui analisis fundamental maka dapat diketahui keberhasilan suatu

perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat ditentukan oleh kemampuan

Page 5: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

integritas dan profesionalisme manajemen. Pada sisi yang lain analisis fundamental

dapat digunakan investor harus mengetahui sejauh mana peranan perusahaan dalam

perekonomian nasional. Ini dapat di lakukan dengan melihat sejauh mana produk

perusahaan dalam persaingan dengan industri sejenis baik domestik dan asing mampu

bertumbuh dan berkembang. Selain itu perkembangan perusahaan juga di tentukan

oleh market share yang ada. Melalui analisis fundamental investor dapat mengetahui

rentabilitas (kemampuan menghasilkan keuntungan) perusahaan mengingat beban

risiko yang melekat pada investasi. Informasi ini dapat di peroleh perusahaan dengan

membuat data dari laporan keuangan perusahaan. Rentabilitas ini akan berpengaruh

terhadap kemampuan perusahaan dalam pembayaran deviden dan peningkatan

pendapatan per lembar saham.

Perusahaan dagang merupakan jenis perusahaan yang tidak melakukan proses

produksi dalam kegiatan operasionalnya. Keadaan tersebut akan memberikan peluang

bagi para investor untuk menghindari segala bentuk kerugian yang dapat ditimbulkan

dari kegiatan investasinya. Keuntungan tersebut dikarenakan kecilnya tingkat risiko

yang merugikan berinvestasi pada perusahaan dagang lebih kecil jika dibandingkan

dengan perusahaan manufaktur. Kaitannya dengan investasi saham pada perusahaan

dagang, para investor harus mampu untuk memperhitungkan laba yang akan

diperolehnya.

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik

yaitu sebagai suatu hal yang diwakili oleh fakta. Nilai intrinsik dipertimbangkan

dengan mempertahankan unsur-unsur keuangan seperti: earning, dividen, struktur

modal, trend (proyeksi) dan risiko. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 6: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

analisis fundamental merupakan penentuan harga saham berdasarkan kemampuan

atau kinerja keuangan perusahaan. (Sjahrizal, 1990). Dalam kaitannya dengan

investasi saham, investor harus memperhitungkan laba yang diperoleh. Kondisi

tersebut dikarenakan untuk mengetahui penghasilan yang tersedia bagi pemilik

perusahaan atas modal yang diinvestasikan dari dalam perusahaan diukur dengan

menggunakan analisis Return On Equity (ROE), untuk mengetahui atau mengukur

laba bersih perusahaan yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang

dibeli investor diukur dengan menggunakan analisis Earning Pershare (EPS) selain

itu investor harus mengukur besarnya hutang yang digunakan oleh suatu perusahaan

yaitu dengan Debt To Total Asset (DTA) lengkapi daftar peusahaan yang listing di

BEJ.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka penulis mengambil judul:

“PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERCATAT DI BURSA EFEK

JAKARTA”yng dimaksud fundamental ini mana jelaskan pada latar belakang.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah variabel fundamental yang meliputi Earning Pershare (EPS), Return On

Equity (ROE) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap return saham pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta kala =u yang diambil hanya beberapa variable ;judulnya sebaik

langsung aja; varibelnya berpengaruh ke return?

Page 7: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

2. Dari ketiga variabel fundamental tersebut manakah yang bepengaruh dominan

terhadap return saham pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta ?

D. Batasan Masalah

Untuk memperoleh hasil studi yang lebih mendalam maka penelitian ini dibatasi

sebagai berikut:

1. Return saham yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pada komponen

return yang berupa data tahunan yang merupakan selisih antara return aktual yang

sebenarnya terjadi dengan return yang diharapkan.

2. Komponen return yang diperhitungkan hanya capital gain, dalam penelitian ini

tidak menghitung deviden hal tersebut dikarenakan sifatnya accidental dan tidak

semua perusahaan membagikannya.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui variabel fundamental yang meliputi Earning Pershare

(EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan dagang yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2) Untuk mengetahui variabel fundamental tersebut manakah yang

bepengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan dagang yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Page 8: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

a. Bagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta

pemahaman harga saham perusahaan yang akan di investasi, khususnya

mengenai pengaruh kinerja keuangan atau variabel fundamental perusahaan

terhadap return saham.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan

dan sumbangan pemikiran serta referensi bagi peneliti selanjutnya.

F. Landasan Teori

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Septiana (2001) melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat

di BEJ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas,

leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tingkat

Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat di BEJ serta variabel untuk

mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh dominant terhadap Tingkat

Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat di BEJ.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

tingkat Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat di BEJ. Diantara

variabel tersebut menunjukkan bahwa rasio profitabilitas mempunyai pengaruh

dominan terhadap tingkat Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat di

BEJ. Adapun persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang yaitu sebagai berikut:

Page 9: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:

a. Objek penelitian serta data yang digunakan peneliti terdahulu berbeda dengan

objek penelitian sekarang, yaitu peneliti terdahulu menggunakan perusahaan

manufaktur sedangkan objek penelitian sekarag ini adalah perusahaan

manufaktur.

b. Adanya perbedaan periode pengamatan, penelitian terdahulu menggunakan

periode pengamatan dari tahun1997 sampai 2000, sedangkan penelitian

sekarang tahun 2003 sampai dengan 2005.

2. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:

a. Sama-sama mengangkat topik mengenai permasalahan analisis

fundamental

b. Faktor kinerja keuangan yang digunakan peneliti terdahulu memeliki

persamaan dengan peneliti yang sekarang yaitu menggunakan variabel

(Earning Pershare (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt To Total

Asset (DTA).

2. Pengertian Saham

Sebelum membahas tentang pengertian saham, terlebih dahulu mengetahui apa

yang dimaksud dengan efek (surat berharga). Pengertian efek menurut Kholmi (2002:

85) adalah “Suatu surat berharga, yang dapat berupa surat pengakuan hutang, surat

berharga komersial, saham, obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif dan

setiap derivatif dari efek”.

Menurut Darmadji dan Fahkruddin (2001: 5) saham dapat didefinisikan yaitu

“Sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

Page 10: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

perusahaan atau perseroan terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah milik perusahan yang

menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa

besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah

merupakan bukti keikutsertaan seorang investor dalam kepemilikan pada suatu

perseroan terbatas dengan komposisi kepemilikan sebesar dari modal yang

ditanamkan kepada perusahaan.

3. Analisis Penilaian Saham

Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar

dibandingkan dengan alternatif lainnya seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal

ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari investasi saham bersifat tidak

pasti, dimana pendapatan saham terdiri dari deviden dan capital gain. Return suatu

investasi secara sederhana dapat dinyatakan sebagai suatu perbandingan antara laba

yang diperoleh dari investasi dengan investasi awalnya. Sedangkan risiko

didefinisikan sebagai suatu kemungkinan tidak tercapainya hasil yang diharapkan dari

suatu usulan investasi. (Muslich, 1997:30)

Analisis pengolahan saham merupakan hal yang sangat mendasar, yang harus

dilakukan oleh pemodal saham sebelum melakukan investasi pada suatu saham

perusahaan. Dalam konteks teori menurut Husnan (1996: 288) ada 2 (dua) cara untuk

melakukan analisis dalam bentuk saham yakni: Analisis fundamental dan Analisis

teknikal.

Page 11: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

1. Analisis Fundamental

Menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat

yang disebut nilai interinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang

sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya

dimasa mendatang. nilai interinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor

perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return)

yang diharapkan dengan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai

inilah yang diestimasikan oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi

ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga

dapat diketahui saham- saham yang overprice maupun underprice

2. Analisis Teknikal

Merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan

pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu

maupun secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang

dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham

baik individual maupun gabungan, serta faktor lain yang bersifat teknis. Model

analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal dimasa akan

datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu (nilai psikologis). Para penganut

analisis ini menyatakan bahwa:

a. Harga saham merupakan informasi yang relevan

b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu

c. Karenanya pola tersebut akan berulang

Page 12: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

4. Pengertian Return Saham

Tingkat keuntungan (return) mempunyai arti yang tidak sama bagi setiap

investor yang berbeda. Beberapa investor lebih menyukai tingkat keuntungan yang

lebih cepat, sehingga kurang memperhatikan investasi yang keuntungannya terlalu

lama. Investor mungkin cenderung mencari investasi yang memiliki keuntungan yang

relatif tetap tapi pasti. Pertimbangan yang lain yaitu seorang investor mungkin hanya

mencari investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan

ketidakpastian yang tinggi.

Menurut Tandelilin (2001:47) menyatakan bahwa return saham adalah “Salah

satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas

keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya”.

Adapaun menurut Horne & Wachowicz (1997:94) mengemukakan bahwa

“Pengembalian (return) merupakan hasil pendapatan yang diterima dari investasi

ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga

pasar investasi mula-mula”.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan return saham yaitu merupakan pengembalian hasil atau laba atas

suatu surat berharga atau investasi modal yang biasanya dinyatakan dalam tingkat

prosentase tertentu. Dengan demikian return saham disini yaitu meliputi deviden dan

capital gain atau capital loss.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian (Return)

Page 13: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Faktor utama yang menyebabkan harga saham berubah adalah adanya persepsi

yang berbeda dari masing-masing investor, sesuai dengan informasi yang telah

dimiliki. Persepsi tersebut tercermin melalui tingkat pengembalian (return). Apabila

sebagian besar investor suatu saham mempunyai persepsi bahwa tingkat

pengembalian (return) saham tersebut tidak memadai lagi, maka mereka akan

mengambil keputusan untuk menjualnya. Kalau ini terjadi maka harga saham akan

menurun. Hal itu terjadi dikarenakan akan terjadinya penawaran yang lebih

(oversuply).

Menurut Widoatmojo (1996:81) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

tingkat pengembalian (return) yaitu meliputi:

1. Tingkat pengembalian tanpa risiko

Tingkat pengembalian tanpa risiko adalah apabila kita menginvestasikan modal

kita kealat investasi yang tidak mengandung risiko. Di Indonesia sarana investasi

yang biasanya dianggap tidak memiliki risiko adalah deposito dan tabungan,

karena sampai saat ini deposito dan tabungan tetap menjadi alat investasi yang

dianggap paling aman.

2. Premi Risiko

Premi risiko ini menunjukkan seberapa besar kerugian investor apabila dia

menanamkan modalnya untuk pembelian saham biasa. Premi risiko ini perlu

ditambahkan kepada tingkat pengembalian tanpa risiko, sebab investor saham

biasanya akan menanggung risiko berupa kemungkinan masuknya pesaing baru,

permasalahan perburuan, resesi ekonomi atau yang lain. Dengan menambahkan

premi risiko yang harus ditanggungnya dalam investasi saham biasa, yaitu

Page 14: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

dengan menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat

pengembalian tanpa risiko.

3. Indeks Beta

Indeks beta menunjukkan sensitivitas suatu saham terhadap keseluruhan

pergerakan harga saham. Oleh karena itu tingkat pengembalian juga dipengaruhi

oleh indeks beta. Apabila kita menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi

tentu saja kita bisa memiliki saham yang memiliki indeks beta tinggi.

4. Tingkat Pertumbuhan Deviden

Tingkat pengembalian saham biasa bisa datang dari dua jurusan, yaitu dari

deviden dan capital gain. Karena itu tingkat pertumbuhan deviden harus

dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian (return).

6. Elemen-Elemen Return Saham

Pemegang saham biasa menerima pengembalian dalam bentuk deviden dan

capital gain. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai deviden dan capital gain:

a. Deviden

Menurut Darmadji (2001) deviden merupakan pembagian keuntungan

yang diberikan perusahaan yang menerbitkan saham atas keuntungan yang

dihasilkan perusahaan. Deviden yang akan didapatkan oleh pemegang saham,

syaratnya yaitu pemodal atau pemegang saham tersebut harus memegang saham

dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut

berada dalam periode dimana diakui sebagai penegang saham yang berhak

mendapatkan deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan kepada para

pemegang saham dapat berupa deviden tunai artinya deviden yang dibagikan

Page 15: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

kepada para pemegang berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk

setiap saham atau dapat pula berupa deviden saham.

Menurut IAI (1999:69) Deviden adalah bagian laba yang ditetapkan oleh

direksi dan disahkan oleh rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada

para pemegang saham dimana pembayarannya diatur berdasarkan ketentuan yang

berlaku pada jenis saham yang ada. Selain itu deviden merupakan bagian dari laba

yang diberikan oleh emiten kepada pemegang sahamnya.

b. Capital gain

Pengertian capital gain menurut Darmadji (2001) capital gain merupakan

selisih antara harga beli dan harga jual, capital gain terbentuk dengan adanya

aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder pada umumnya pemodal dengan

orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Menurut Jogiyanto (1998:86) capiatal gain “Merupakan selisih lebih dari

harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu”. Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa capital gain merupakan keuntungan

yang diperoleh investor dari selisih harga jual di atas harga beli saham atau kerena

adanya peningkatan harga pasar saham. Sebaliknya apabila harga beli saham lebih

tinggi dari harga jual saham maka investor akan mengalami kerugian.

10. Pengertian Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah analisis laba dari sudut

pandang pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu

perusahaan. Earning Per Share sering dipandang sebagai angka yang memberikan

ringkasan dari berbagai data akuntansi. Angka earning per share paling sering

digunakan dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual

Page 16: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

sahamnya kepada masyarakat umum. Perhitungan earning per share mempunyai

beberapa tujuan yaitu untuk melihat progress atau kemajuan dari operasi perusahaan,

menentukan harga saham pasar dan menentukan besarnya deviden yang akan

dibagikan. Earning Per Share merupakan suatu ukuran dimana baik manajemen

maupun pemegang saham menaruh perhatian yang besar. Ukuran ini digunakan

secara luas dan sering merupakan dasar untuk menetapkan tujuan serta sasaran

spesifik perusahaan sebagai bagian dari perencanaan strategis.

Standar Akuntansi Keuangan tidak memberikan suatu definisi yang jelas

mengenai laba bersih per lembar saham. Dari dictionary of accounting hasil susunan

Abdullah (1991:32) yang menyatakan bahwa laba bersih per lembar saham adalah:

“Pendapatan bersih perusahaan selama setahun di bagi dengan jumlah rata-rata

lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi dengan

devidend saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut”.

Sedangkan menurut Baridwan (1992:448) laba bersih per lembar saham adalah:

“ Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham

yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan

besarnya deviden yang akan dibagikan”.

Adapun Menurut Darmadji (2001:139) EPS adalah: “Rasio yang menunjukkan

berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham

persaham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham

karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham”.

Investor membeli saham dengan harapan memperoleh kembalian baik dalam

bentuk dividen maupun peningkatan nilai saham dimasa yang akan datang. Karena

Page 17: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

earning per share menjadi dasar untuk pembayaran dividen dan menjadi dasar untuk

peningkatan nilai saham di masa mendatang, para investor selalu tertarik dengan

earning per share yang dilaporkan oleh perusahaan.

Garrison dan Norren (2001:787) menyatakan bahwa: “Earning per share

dihitung dengan membagi laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa

dengan rata- rata jumlah saham biasa yang beredar selama satu tahun. Laba bersih

yang tersedia untuk pemegang saham biasa adalah laba bersih dikurangi dengan

dividen yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham preferen”.

EPS =

Sedangkan Hanafi dan Halim (2003:191) menyatakan bahwa: “EPS bisa

digunakan untuk beberapa macam analisis. Earning Per share bisa digunakan untuk

menganalisis profitabilitas suatu saham oleh analis surat berharga. EPS mudah

dihubungkan dengan harga pada suatu saham dan menghasilkan rasio PER (Price

Earning Ratio)”.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa laba per lembar

saham merupakan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan

jumlah saham yang beredar. Laba per lembar saham ini merupakan angka yang sering

digunakan dalam publikasi mengenai kinerja perusahaan yang sering dipergunakan

dalam publikasi mengenai kinerja perusahaan yang menjual sahamnya kepada umum.

Hal ini disebabkan karena ada anggapan bahwa laba per lembar saham mengandung

informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per

lembar saham di kemudian hari untuk menilai keefektifan manajemen.

Page 18: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Menurut Weston dan Brigham (1993:25), EPS dapat dihitung dengan formulasi

sebagai berikut:

EPS =

EPS dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha

dalam suatu periode tertentu. Tingkat pertumbuhan earning per share tergantung dari

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu ukuran kunci

yang menghubungkan pendapatan perusahaan dengan saham biasanya adalah laba per

lembar saham (earning per share). Laba per lembar saham dipakai untuk mengukur

pertumbuhan laba dan potensi laba perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai

struktur modal yang sederhana maka laba per lembar saham dihitung dengan

membagi laba bersih dengan jumlah saham rata-rata biasanya yang beredar selama

tahun berjalan. Jika struktur perusahaan mencakup saham biasa maupun saham

preferen, maka kebutuhan deviden saham preferen harus dikurangi terlebih dahulu

dari laba bersih sebelum dilakukan komputasi laba bersih per lembar saham.

7. Pengertian Return On Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memperoleh

laba. Perhitungan rentabilitas ini mempunyai peranan yang sangat penting agar

perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan harus menambah atau mengurangi

modal sendiri dalam rangka melakukan efisiensi. Disamping itu dapat juga dibuat

sebagai dasar perencanaan dalam rangka perluasan usaha, apakah perusahaan perlu

memenuhi dananya dari luar atau dipenuhi dari modal sendiri.

Page 19: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Menurut Hanafi dan Halim (2003:177) Return On Equity atau sering disebut

juga dengan Return on Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering

diterjemahkan sebagai Rentabilitas Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham).

Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan ukuran profitabilitas ini, atau

bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Seperti

diketahui, pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang

diperoleh. Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk

membayar bunga hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (kalau ada sisa)

diberikan ke pemegang saham biasa.

Sedangkan menurut Syamsudin (1995:58) menyatakan bahwa return on equity

merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik

perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas

modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja

semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan

pemilik perusahaan.

Dengan demikian alat pengukur kinerja keuangan yang paling populer diantara

para penanam modal dan manajer senior yaitu hasil atas hak pemegang saham. ROE

merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam mendayagunakan modal

para pemilik. ROE dapat dicari dengan membandingkan antara laba bersih setelah

pajak dikurangi deviden saham preferen dengan modal.

Tiga penentu ROE yaitu meliputi:

a. Profit Margin

Adalah mengukur bagian tiap penjualan yang diturunkan melalui perhitungan rugi

laba menjadi laba bersih. Rasio ini penting karena mencerminkan strategi

Page 20: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

penetapan harga penjualan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuan untuk

mengendalikan badan usaha.

b. Asset Turnover

Rasio ini merupakan ukuran intensitas modal (capital intencity), dengan

perputaran aktiva yang rendah menunjukkan suatu bisnis dengan intensitas modal

yang tinggi dan perputaran aktiva yang tinggi menunjukkan sebaliknya.

c. Financial Leverage

Financial Leverage adalah penggunaan hutang (debt), tingkat leverage keuangan

modal (equity) dalam pembelanjaan pasif perusahaan.

Sedangkan menurut Sartono (1996:131) Return on equity termasuk kedalam

kelompok rasio profitabilitas. Return on equity mengukur perusahaan memperoleh

laba yang tersedia bagi para pemegang saham perusahaan. Semakin besar ROE

menandakan saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham, secara

sistematis dapat diuraikan sebagai berikut:

ROE =

Dengan demikian return on equity dapat diartikan sebagai kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri yang

bekerja pada perusahaan tersebut. Untuk mengetahui tinggi rendahnya return on

equity suatu perusahaan yaitu dengan jalan membandingkan laba yang diperoleh dari

perusahaan pada periode tertentu dengan modal sendiri untuk menghasilkan laba

tersebut pada periode yang bersangkutan. Dalam menghitung return on equity laba

yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak. Sedangkan modal kerja yang

diperhatikan adalah modal kerja sendiri untuk menghasilkan laba tersebut.

12. Pengertian Debt To Total Asset (DTA)

Page 21: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Rasio jumlah hutang terhadap jumlah harta biasanya disebut rasio hutang (debt

ratio), yang mengukur prosentase jumlah dana yang disediakan para kreditur, yang

termasuk hutang adalah kewajiban lancar dan semua obligasi (hutang jangka

panjang). Para kreditur lebih menyukai rasio hutang (debt ratio) yang modern karena

semakin rendah rasio tersebut semakin diperingan kerugian kreditur kalau terjadi

likuidasi.

Menurut Horne & Wachowicz (1997:138) menyatakan bahwa debt to total

asset merupakan rasio hutang terhadap aktiva yang diperoleh dengan membagi total

hutang dengan total aktivanya. Dengan demikian rasio ini dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut:

DTA =

Sedangkan menurut Husnan (1992:207) menyatakan bahwa “Rasio total hutang

dengan total aktiva merupakan rasio yang mengukur prosentase penggunaan dana

yang berasal dari kreditur”. Para kreditur lebih menyenangi rasio hutang yang rendah,

karena semakin rendah rasio hutang semakin besar pula perlindungan yang diperoleh

para kreditur pada keadaan likuidasi.

Rasio ini memiliki tujuan yang sama dengan rasio hutang terhadap ekuitas.

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan

menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.

Dengan demikian menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan berasal

dari ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio hutang terhadap total aktiva

semakin besar risiko keuangan, semakin rendah rasio ini semakin rendah pula risiko

keuangan.

Page 22: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Pemilik perusahaan lebih menyukai rasio ini lebih tinggi dengan adanya

pertimbangan:

1. Memperbesar tingkat keuntungan.

2. Karena mengeluarkan saham baru berarti mengurangi kendali perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila rasio hutang lebih tinggi

bisa timbul kemungkinan bahwa para pemilik perusahaan akan terlalu berani

berspekulasi karena bagian modal milik sendiri yang terlibat pada usaha tersebut

adalah sangat terbatas.

13. Hipotesis

a. Variabel fundamental yang meliputi Earning Pershare (EPS), Return On Equity

(ROE) dan Debt To Total Asset (DTA) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap return saham pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta.

b. Earning Pershare (EPS) mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham

pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

14. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan

dilakukan yaitu mengenai analisis pengaruh variabel fundamental terhadap return

saham pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan

teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka

pikir sebagai berikut:

Earning Per Share (EPS)

Page 23: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dapat diketahui tingkat return saham

pada perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang ditinjau dari

Earning Per Share, Return On Equity Dan Debt To Tal Asset.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian explanatory (penjelasan)

yaitu peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian

deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian explanatory

(penjelasan).

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu

data yang dinyatakan dalam bentuk angka, yang meliputi data Earning Pershare

(EPS), Return On Equity (ROE), Debt To Total Asset (DTA) dan return saham.

Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder, dalam hal ini data

sekunder dapat diperoleh atau yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta, Harian Bisnis

Indonesia, dan sumber lain yang berkaitan dengan pasar modal. Adapun data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2003 sampai 2005.

Return on Equity (ROE)

Debt To Total Asset (DTA)

Return Saham

Page 24: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1998: 115) yang dimaksud populasi adalah jumlah

keseluruhan dari obyek penelitian. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah perusahaan dagang yang listing di Bursa Efek Jakarta yang

mempublikasikan laporan keuangannya periode 2003, 2004 dan 2005 yaitu sebanyak

14 perusahaan, adapun daftar nama dan kode perusahaan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Daftar Nama dan Kode Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

AIMS

ALFA

AGIS

RMBA

EPMT

HERO

MPPA

META

SDPC

RALS

RIMO

TGKA

TKGA

WICO

PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk.

PT. Alfa Retailindo, Tbk.

PT. Artha Graha Investama Sentral, Tbk.

PT. Bentoel International Investama, Tbk.

PT. Ensevel Putera Megatrading, Tbk.

PT. Hero Supermarket, Tbk.

PT.Matahari Putra Prima, Tbk.

PT. Metamedia Technologies, Tbk.

PT. Millennium Pharmacon International, Tbk.

PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

PT. Rimo Catur Lestari, Tbk.

PT. Tiga Raksa Satria, Tbk.

PT. Toko Gunung Agung, Tbk.

PT. Wicaksana Overseas International, Tbk.

Sumber Data: Indonesian Capital Market Directory

Page 25: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Pada penelitian ini tidak terdapat sampel, karena jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian populasi sehingga semua populasi dijadikan sebagai obyek

penelitian. Yang menjadi landasan atau dasar dari jumlah pengambilan sampel adalah

pendapat dari Arikunto (1998: 120) yang mengatakan: “Apabila subyeknya kurang

dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil antara

10% - 15% atau 20% - 25% tergantung dari luas wilayah, dana, waktu dan tenaga.”

4. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Bebas/ Independent

1) Earning Pershare (EPS)

Merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang

diperoleh investor atau pemegang saham persaham, yaitu dengan membagi

laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Adapun rumus yang

digunakan yaitu:

EPS =

2) Return On Equity (ROE)

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang

tersedia bagi para pemegang saham perusahaan. Semakin besar ROE

menandakan saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham.

Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

ROE =

3) Debt To Total Asset (DTA)

Page 26: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai banyaknya

hutang yang dapat digunakan sebagai perbandingan suatu indikator umum dari

kemampuan perusahaan, yang diperoleh dengan membagi total hutang dengan

total aktivanya. Rumus yang digunakan yaitu:

DTA =

b. Variabel Terikat

Yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adannya

variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah return saham

pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003 sampai 2005.

5. Metode Analisis Data

a. Untuk mencari pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat

digunakan model analisa regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + E

Di mana:

Y = Return saham (variabel dependent)

a = bilangan konstanta

b1 ...b3 = koefisien regresi masing-masing variabel

x1 = variabel Earning Pershare (EPS)

x2 = variabel Return On Equity (ROE)

x3 = variabel Debt To Total Asset (DTA)

E = Standar Error

b. Uji Hipotesis

1) Uji Hipotesis I

Page 27: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

a) Uji F (F-test)

Uji hipotesis I yaitu dengan menggunakan uji F yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara variabel

independent dalam hal ini faktor Earning Pershare (EPS), Return On Equity

(ROE) dan Debt To Total Asset (DTA) terhadap variabel dependent yaitu

return saham. Dengan rumus:

Fhitung =

Di mana:

F = uji pengaruh secara simultan

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel bebas

n = banyaknya sampel

Penolakannya hipotesa atas dasar signifikasi pada taraf nyata 5% (taraf

kepercayaan 95%) dengan kriteria:

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada

pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada

pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho diterima Ho ditolak

Ha diterima

F – tabel

Page 28: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

b) Uji t (t-test)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent secara parsial atau per variabel.

Dengan rumus:

thitung =

di mana:

thitung = nilai t hitung

b = koefisien regresi

Sb = standart deviasi dari variabel bebas

Sedangkan pada uji t mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent

terhadap variabel dependent.

2. Jika t hitung > t tabel atau t hitung <- t tabel ,maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel independent terhadap

variabel dependent.

Ho ditolak Ho ditolak

Ha diterima Ha diterima

- t tabel t tabel

2) Uji Hipotesis II

Page 29: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Dalam pengujian ini digunakan untuk mengetahui faktor diantara Earning

Pershare (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt To Total Asset (DTA)

yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham pada perusahaan

dagang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005. Pengujianya

yaitu dengan membandingkan koefisen regresi masing-masing faktor, dimana

faktor yang memiliki koefisen regresi terbesar maka faktor tersebut

mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham.

c. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang

sempurna. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh Santoso

(2002:203) bahwa tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso

(2002:206) adalah:

1. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

2. Uji Autokorelasi

Menurut Widayat dan Amirullah (2002:108) jika terjadi autokorelasi

maka kosekuensinya adalah estimator masih tidak efisien, oleh karena itu

interval kenyakinan menjadi lebar. Konsekuensi lain jika permasalahan

autokorelasi dibiarkan maka varian kesalahan pengganggu menjadi

underestimate, yang pada akhirnya penggunaan uji t dan uji F tidak lagi bisa

Page 30: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

digunakan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dari besaran Durbin

Watson. Secara umum nilai Durbin Watson yang bisa diambil patokan

menurut Santoso (2002:219) adalah:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Jika

varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002:208). Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang

terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scaterplot.

Lebih lanjut menurut Santoso (2002:210) dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Page 31: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2003. Analisis Investasi; Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Agus Subandi, 1994. Manejemen Keuangan; UPP, AMPYKN, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek; Edisi Revisi II, Rineka Cipta, Jakarta.

Gorrison, Norren, 2001. Akuntansi Manejerial; Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Lukman Syamsudin, 1992. Manajemen Keuangan Perusahaan; Edisi Baru, CV. Rajawali, yogyakarta.

Masiyah Kholmi, 2001. Lembaga Keuangan dan Akuntansi Perbankan; Labotarium Akuntansi FE UMM, Malang.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan; Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mohammad muslich, 1997. Manajemen Keuangan Modern; analisis, perencanaan dan kebijaksnaan; Bumi Aksara, Jakarta.

Sawidji Widiatmodjo, 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar, Jurnalindo Aksan Grafika, Jakarta.

Suad Husnan, 1996. Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas; Edisi Kedua, UPP AMMP YKPN, Yogyakarta.

Sugiono, 1994. Metode Penelitian Bisnis; Cetakan ke IV, CV. ALFABETA, Bandung

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, 2001. Pasar modal Indonesia; Pendekatan Tanya Jawab; Salemba Empat, Jakarta.

Umar, Husein, 2000. Riset Pemasaran Perilaku Konsumen; Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Septiana, 2001. Pengaruh Variabel Fundemental Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Sektor Manufaktur Yang Tercatat di BEJ; Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak dipublikasikan.

Komentar :Direvisi beberpa saja

Page 32: DAFTAR ISIdirectory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/proposa_yang_direvisi... · Web viewBagi investor, dapat memberikan masukan dan penambahan referensi serta pemahaman harga saham perusahaan

Dan langsung diseminarkan :Cari teman-yang sudah di acc untuk seminar