daftar isi - file · web viewdi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan...

61
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................1 BAB I........................................................2 PENDAHULUAN..................................................2 1.1 Latar Belakang.....................................2 BAB II.......................................................5 PEMBAHASAN...................................................5 2.1 Kompetensi......................................... 5 2.2 Pustakawan.......................................... 7 2.2.1 Definisi Pustakawan.................................7 2.2.2 Bidang Kegiatan dan Tugas Pokok Pustakawan..........9 2.2.3 Peran Pustakawan...................................10 2.3 Perpustakaan.......................................12 2.4 Pengembangan Perpustakaan..........................14 2.5 Kompetensi Pustakawan dalam Pengembangan Perpustakaan .......................................................... 18 BAB III.....................................................37 PENUTUP.....................................................37 3.1 Kesimpulan......................................... 37 3.2 Saran.............................................. 37 DAFTAR PUSTAKA..............................................38

Upload: vuongtruc

Post on 31-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang............................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Kompetensi.................................................................................................................5

2.2 Pustakawan.................................................................................................................7

2.2.1 Definisi Pustakawan................................................................................................7

2.2.2 Bidang Kegiatan dan Tugas Pokok Pustakawan......................................................9

2.2.3 Peran Pustakawan..................................................................................................10

2.3 Perpustakaan.............................................................................................................12

2.4 Pengembangan Perpustakaan....................................................................................14

2.5 Kompetensi Pustakawan dalam Pengembangan Perpustakaan..................................18

BAB III..................................................................................................................................37

PENUTUP.............................................................................................................................37

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................37

3.2 Saran.........................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................38

Page 2: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi informasi ini banyak perubahan terjadi baik dari

segi sosial, budaya dan masyarakat. Begitu pula pola perilaku masyarakat

dalam menemukan suatu informasi lebih sering menggunakan teknologi

informasi dalam mencari informsi yang dibutuhkan mengutip pernyataan

Nurochman (2011) masyarakat telah jamak mengenal istilah browsing, chatting,

mailist, social networking yang kesemuanya telah menjelma menjadi media

standar yang harus ada untuk mendapatakan sebuah informasi.

Perpustakaan sebagai khasanah ilmu pengetahuan memegang

peranan penting dalam rangka mencerdasakan dan meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan ditengah-tengah

masyarakat, di sekolah-sekolah, di Perguruan tinggi-perguruan tinggi, dan di

instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta sangat besar dampaknya bagi

kemajuan dimana perpustakana tersebut bernaung.

Di dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada

posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

tidak dapat disangkal lagi, bahwa perpustakaan merupakan tempat untuk

memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, posisi yang penting

dan koleksi yang tersedia itu belum menjadi jaminan bahwa misi perpustakaan

telah selesai, karena harus melihat kepada pendayagunaan bahan-bahan pustaka

besera minat pemakai perpustakaan. Dalam pendayagunaan bahan-bahan

pustaka yang digunakan masyarakat maka, sebah perpustakan harus

mempunyai sebuah terobosan yang mampu menjangakau keinginan masyrakat

pada bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan oleh karena itu diperlukan adanya

komunikasi yang terjalin antara perpustakaan dan masyarakat.

2 | P a g e

Page 3: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Menurut Sulistiyo Basuki (1991), perpustakaan adalah suatu gedung,

ruang, yang dibuat untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang tesusun

menurut tatanannya. Sedangkan pengertian perpustakaan menurut Undang-

undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa

perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/

atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

pemustaka. Sedangkan menurut IFLA (International Federation of Library

Association and Instutiutions) perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak

dan noncetak atau sumber informasi yang disusun secara sistematis untuk

digunakan pemakai. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

perpustakaan merupakan suatu lembaga yang bertugas menyediakan,

mengelola, menyimpan dan menyebarkan sumber informasi, baik dalam bentuk

tercetak maupun non cetak dengan cara yang sistematis untuk memenuhi

kebutuhan pengguna. Sedangkan tujuan perpustakaan adalah sebagai tempat

penelitian, penyimpanan informasi, pendidikan, culture, rekreasi.

Dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugas perpustakaan

sebagai penyedia informasi agi pengguna maka perpustakaan dituntut untuk

mengikuti perkembangan zaman yang dikuasai oleh teknologi informasi yang

semakinn memudahakan pengguna menggunakan termasuk dalam

perkembangan ilmu dan aplikasinya perpustakaan dituntut untuk megikuti

perkembangan dua permasalahan tersebut sehingga perpustakaan tidak akan

kehilangan eksistensinya di dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya.

Namun hal tersebut bertolak belakang dengan kenyataan yang ada

dilapangan hal tersebut ditandai dengan perpustakaan tidak menerapkan hal-hal

pelayanan yang terdapat dalam Undang-Undang nomor 43. Adapun pokok

penting tentang pelayanan yang berlaku umum yaitu :

1. Harus prima dan berorientasi pada pemustaka

2. Harus memnuhi satandar nasional perpusatakaan

3 | P a g e

Page 4: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

3. Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK).

4. Dikembangkan untuk memenuhi keutuhan pemustaka dengan

memanfaatkan secara optimal sumberdaya perpustakaan sendiri atau

perpustakaan lain.

5. Layanan perpustakaan terpadu dengan mewujudkan kerja sama antar

perpustakaan.

6. Kerjasama ini dilaksanakan melalui jejaring telematika

Adapun pengembangan perpustakaan sendiri diatur pada unadang-

undang no 43 dalam bab VI pasal 19 pada ayat 2 dijelaskan bahwa

pengambangan perpustakaan didasarkan pada lkarakteristik, fungsi, tujuan

perpusatakaan sesuai kebutuhan pengguna pada ayat 1 dan 2 didasarkan pada

kuantitas dan kualitas dan sumber daya, pelayaanan dan pengelolaan.dan dalam

upaya pengambangannya yaitu melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK). Dalam pengembangan perpustakaan juga tidak terlepas peran dari

kompensi yang dimiliki oleh pustakawan yang merupakan mempunyai tugas

untuk meningkatkan layanan dan fasilitas perpustakaaan dalam meningkatkan

kualitas perpustakaan. Hal tersebut tentunya didukung dengan kemampuan

seorang pustakawan dalam menciptakan inovasi dan ide-ide baru untuk

perkembangan perpustakaan yang berad ditengah-tengah kemajuan teknologi

yang semakin menggerus keberadaan perpustakaan dalam menyajikan

informasi.

4 | P a g e

Page 5: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi

Kompetensi adalah,” Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan serta

karakteristik lain yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan tugas/pekerjaan

dengan efektif.” (Jackson&Schuler, 2003).

Definisi lain tentang kompetensi dicetuskan oleh sebuah perusahaan,

yaitu (SRW&Co, 2005) yang menjelaskan bahwa

The behavioral dimensions affecting job performance. They refer to

the capacities people have, what they must be able to do and how they are

expected to behave in order to meet the requirements of the job within the

context of the organizations and its culture ( values and norms), business

strategy, and working environment.

Berdasarkan definisi tersebut, pengertian kompetensi meliputi :

1. Kompetensi adalah keunggulan bersaing yang terutama dilakukan melalui

SDM (Competitive advantage through people). Dengan demikian,

kompetensi sulit untuk berubah dan tidak dapat ditiru oleh pesaing atau

rekan kerjasama dari suatu institusi.

2. Kompetensi adalah

a. pengetahuan, sehingga seseorang dapat memilih untuk mengetahui atau

tidak tentang kompetensi.

b. perilaku, sehingga seseorang dapat memilih bisa atau tidak bisa

melakukan kompetensi tersebut.

c. motivasi, sehingga seseorang mempunyai pilihan untuk

berkeinginan/mau atau tidak berkeinginan/mau melakukan kompetensi

sehingga mereka sukses dalam pekerjaan. Hal ini menjadi dasar dalam

pengelolaan SDM, seperti rekruitmen, penilaian, kenaikan pangkat,

pelatihan, bahkan PHK.

5 | P a g e

Page 6: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

3. Kompetensi harus didefinisikan sesuai dengan perilaku spesifik, misalnya

kemampuan beradaptasi (adaptability), yang ditunjukkan dengan perilaku

mencoba memahami perubahan, berpikir positif, tekun, dan ulet.

Kompetensi adalah kecakapan atau kemampuan. Konsep kemampuan

mengandung suatu makna adanya semacam tenaga atau kekuatan yang dimiliki

seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan baik yang bersifat

fisik maupun yang bersifat mental. Pengertian ini menunjukkan pada adanya

suatu kekuatan nyata yang dapat diperlihatkan seseorang melalui tindakan atau

perbuatan, baik secara fisik maupun mental, yang umumnya diperoleh melalui

latihan dan pendidikan. Dengan demikian hampir semua kemampuan diperoleh

melalui latihan atau dipelajari. Dengan perkataan lain, kalau seseorang ingin

memiliki kemampuan tertentu, ia dapat mempelajarinya. Kemampuan ini akan

banyak membantu seseorang pada saat ia melaksanakan atau mengerjakan tugas

tertentu. Kadang-kadang kemampuan secara fisik dan mental dapat muncul

secara bersamaan pada saat mengerjakan suatu tugas (Klausmeier dan

Goodwin), sedangkan arti kompetensi secara harfiah adalah kecakapan,

kemampuan; wewenang (Kamus Inggris-indonesia). Definisi kompetensi yang

sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu untuk

mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,

ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta

kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaanpekerjaan non-rutin. Terdapat

bermacam-macam pendekatan mengenai model kompetensi. Salah satunya

Competency-based HRM (manajemen SDM berdasarkan kompetensi). Intinya

perilaku individu yang paling bagus kinerjanya dijadikan tolok ukur. Perilaku

ini menjadi patokan baku yang menggerakkan program SDM untuk

mengembangkan gugus kerja yang lebih efektif. Kompetensi ini diintegrasikan

dalam sistem SDM. Pendekatan model kompetensi lainnya adalah pendekatan

“organizational” yang berarti model kompetensi ditekankan dalam organisasi

dengan tipe organisasi tertentu.

6 | P a g e

Page 7: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

2.2 Pustakawan

2.2.1 Definisi PustakawanPustakawan adalah orang yang bergerak di bidang perpustakaan

atau ahli perpustakaan. Menurut kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia

dikatakan bahwa yang disebut pustakawan adalah “Seseorang yang

melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan

kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan

ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikimelalui

pendidikan”. Sedangkan menurut kamus istilah perpustakaan karangan

Lasa, HS. Librarian- pustakawan, penyaji informasi adalah “Tenaga

profesional dan fungsional dibidang perpustakaan, informasi maupun

dokumentasi”.

Poerwadarminta dalam Aziz (2006:44) menambahkan

bahwa,“Pustakawan adalah ahli perpustakaan. Dengan pengertian

tersebut berarti pustakawan sebagai tenaga yang berkompeten dibidang

perpustakaan, dokumentasi, dan informasi”. Selanjutnya Aziz

(2006:44) menambahkan bahwa,“Pustakawan merupakan tenaga

profesi dalam bidang informasi, khususnya informasi publik, informasi

yang disediakan merupakan informasi publik melalui lembaga

kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan”.

Sedangkan menurut undang-undang perpusatakaan Nomor 43

tahun 2007, disebutkan bahwa pustakawan adalah seorang yang memiliki

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tangung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan Republik

Indonesia, 2007:4). Dalam Encyclopedia of Information anad Library

Science Second edition, pustakwan dijelaskan sebagai berikut:

“Traditionally and still in popular concisciouness, the curator of

colections of book and other information materials, administrering

7 | P a g e

Page 8: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

conditional user accsess to information for user groups of various

descriptions, still initially through collections of informatins materials

under their immaediate administration, but also through the global range

of availabel sources”(International encyclopedia,2007:370).

Menurut ODLIS (Online Dictionary of Library and Information

Science) “A professionally trained person responsible for the care of

library and its contens, including the selection, processing and

organizationof materials and the delivery of information, instruction and

loan service to meet the needs of its users. In an online environment the

role of the librarian is to manage and mediate access to information

which may exist only in electronic form” (M. Reitz, 2002:1-2). Maksud

dari pengertian tersebt adlah pustakwan merupakn seseorang yang

berpendidikan khusus dan menjalankan tugas-tugas kepustakawanannya

dan harus mampu menjadi pengelola dan perantara akses terhadap

informasi yang sebagian sudah berbentu media elektronik (International

encyclopedia, 2003:1-2).

Menurt keputusan Menpan No 132/KEP/M.PAN/12/2012 dalam

pasal menyatakan bahwa “pustakwan adalah pejabat fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana peneyelenggara tugas utam

kepustakawanan pada unit-unit perpuatakaan, dokumentasi dan informasi

pada instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Pustakaean dalam

pengertian ini terdiri dari pustakawan tingkat terampil dan pustakawan

tingkat ahli. Pustakawan tingkat terampil adalah puatakawan yang

memilki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama serendah-

rendahnya Diploma II Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau

Diploma bidang lain yang disetarakan. Pustakwan tingkat ahli adalah

pustakaan yang memilki dasar pendidikan untuk pengangkatan

pertamakali serendah-rendahnya Sarjana Pepustakaan, Dokumentasi dan

Informasi atau sarjan bidang lain yang disetarakan.

8 | P a g e

Page 9: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

2.2.2 Bidang Kegiatan dan Tugas Pokok PustakawanBidang kegiatan pustakawan meliputi: Unsur Utama dan Unsur

Penunjang. Unsur Utama terdiri atas:

1) Pendidikan,

2) Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi,

3) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi,

4) Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi,dan

5) Pengembangan Profesi.

Unsur Penunjang, antara lain terdiri dari:

1) Mengajar,

2) Melatih,

3) Membimbing mahasiswa dalam penyusunan skripsi, thesis dan

disertasi yang berkaitan dengan ilmu  perpustakaan, dokumentasi dan

informasi,

4) Memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan,

dokumentasi dan informasi,

5) Mengikuti Seminar, lokakarya dan pertemuan sejenisnya di bidang

kepustakawanan,

6) Menjadi anggota organisasi profesi kepustakawanan,

7) Mendapat pengharagaan/tanda jasa,

8) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya,

9) Menyunting risalah pertemuan ilmiah,

10) Keikutsertaan dalam tim penilai jabatan pustakawan.

Di samping itu juga memiliki Tugas Pokok, yaitu : tugas

pustakawan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai jenjang

jabatannya.

1) Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi: a)

Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

9 | P a g e

Page 10: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

informasi, b) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi;

2) Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi: a) 

Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi, b) Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi; c) Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi

dan informasi. Ada perbedaan tugas pokok antara Pustakawan

Tingkat Terampil dengan Pustakawan Tingkat Ahli, yaitu pada bidang

tugas Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi.

2.2.3 Peran Pustakawan

Menurut Rahman hermawan dan Zulfikar zen (2006:56)

menyatakan bahwa pustakwan memerankan berbagai perananan pernting

yan dpaat disingkat dengan akronim EMAS:

a. Edukator

Sebagai edukator (pendidik) pustakwan dalam

meelaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai

pendidik. Sebagai pendidik, isa harus melaksanakan fungsi pendidikan

yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah

mengembangkan kepribadian, sedangkaan mengajar adalah

mengembangkan kemampuan berfikir dan melatih sendiri aadalh

memebina dan mengembangkan keterampilan .oleh karenanya

pusatakawan harus memiliki kcakapam mengajar, maletih dan

mengembangkan, baik para pegawai maupun pengguna jasa yang

dilayaninya.

b. Manajer

Pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi”

yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi

10 | P a g e

Page 11: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai

wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik.

Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan

informasi dikaitkan dengan lemabaga jasa lainnya, maka pustakwan

memilih kedudukan yang sama dengan manajer sebuah toko dan hotel

dan sebagainya. Untuk menunjang sebagai manajer pustakawan harus

mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin dan

menggerakakan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan

integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Dan juga dapat

mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia di

perpustakaan,baik berupa sumber daya manusia, sumber daya

informasi, dana dan termasuk sarana dan prasarana untuk mendukung

tercapainya visi dan misi perpustakaan.

c. Administrator

Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun,

malaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat

melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai , kemudian

melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih

baik. Oleh karena itu seorang pustakwan harus mempunyai

pengetahuan yang luas dibidang organisasi, sistem dan prosedur kerja.

Dengan pengetahuaannya itu diharapkan pustakawan memiliki

kemepuan dalam menfsirkan prosedur ka dalam kegiatan-kegiatan

nyata, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas kerja, berdaya

guna, berhasil guna dan tepat guna.

d. Supervisor

Sebagai supervisor pustakawanharus:

1. Dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk

mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama

pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan

semangat kerja dan kebersamaan.

11 | P a g e

Page 12: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

2. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik

rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang

dilayaninya

3. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan,

memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar,

tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya, dan

4. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun

dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan

dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit

organisasinya.

2.3 Perpustakaan

Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan

terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan

intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.

Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun

perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai

dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh

masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya

sendiri.

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun

gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya

yang biasanya disimpan menurut tat susunan tertentu untuk digunakan

pembaca, bukan untuk dijual. Secara etimologis istilah perpustakaan berasal

dari kata dasar pustaka yang berarti buku, kitab.Dalam bahasa asing dikenal

dengan istilah library (Inggris), liber atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda),

bebliothek (Jerman), bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia

(Yunani). Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan

12 | P a g e

Page 13: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah

dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari dan

dibicarakan. Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain

seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.

Ada beberapa pengertian perpustakaan menurut pakar, diantaranya

sebagaiberikut:

Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan

untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut

tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo,

Basuki ; 1991 ). Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau

lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku

maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis

menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi

oleh setiap pemakainya.

Darmono memberikan pengertian perpustakaan sebagai salah satu unit

kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan

mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh

pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang

menyenangkan.Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri

dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide,

piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan

diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan

studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.Menurut C. Larasati M

ilburga, dkk., perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat

menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara

tertentu untuk dipergunakan secara berkesi nambungan oleh pemakai nya

sebagai sumber informasi.

13 | P a g e

Page 14: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

2.4 Pengembangan Perpustakaan

Menurut Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang

Perpustakaan Bagian Ketiga Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakan Pasal

19 yaitu :

1) Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya,

pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun

kualitas.

2) Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

berdasarkan karakteristik, fungsi dan tujuan, serta dilakukan sesuai dengan

kebutuhan pemustaka dan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

3) Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dilakukan secara berkesinambungan.

Dalam pengembangan perpustakaan ada beberapa komponen utama

yang menjadi pokok pengembangan, yaitu, sumber daya manusia, koleksi,

sistem layanan, fasilitas pendukung dan marketing. Yang harus diperhatikan

dalam pengembangan komponen ini ada 2 yaitu sasaran pengembangan dan

penetapan capaian. Sasaran pengembangan perpustakaan adalah mendukung

Pembangunan Kualitas dan Produktifitas Sumber Daya Manusia. Dengan

sasaran ini maka kemudian ditetapkan prioritas pengembangan komponen

perpustakaan. Pemilihan prioritas ditentukan, pertama, berdasarkan ukuran

kualitas dan produktifitas sumber daya manusia di daerah di mana perpustakaan

itu berada. Ukuran kualitas dan produktifitas ini bukan ukuran berdasarkan

perkiraan pustakawan, melainkan bersumber dari visi dan misi pemerintah

daerah , misalnya visi Jawa Barat untuk menjadikan Jawa Barat sebagai The

Best Province, atau kota Bandung yang ingin menjadi kota Jasa. Dari visi dan

misi inilah baru pustakawan menetapkan komponen perpustakaan yang akan

dikembangkan. Kedua, pemilihan prioritas ditentukan oleh kondisi komponen

perpustakaan dengan melihat komponen yang sudah cukup memenuhi syarat

untuk mendukung visi dan misi pemerintah. Untuk menilai kondisi komponen

14 | P a g e

Page 15: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

ini pustakawan dapat melakukan pengkajian berdasarkan ukuran yang dituntut

oleh visi dan misi. Misalnya , jika tuntutannya adalah agar masyarakat memiliki

keterampilan dalam bidang usaha agar dapat mandiri, maka pustakawan

mengukur kondisi koleksi yang dimiliki untuk melihat ke sesuaian isi dengan

kebutuhan pengetahuan masyarakat. Jika koleksi di nilai cukup, maka

pengujian dilakukan pada fasilitas pendukung, misalnya ruang baca dan alat

telusur. Jika ini dinilai cukup (bukan menurut keinginan pustakawan), maka

diukur komponen yang lainnya. Jika seluruh kondisi tidak sesuai, atau

seluruhnya sesuai, tetapkan prioritas pengembangan. Dengan demikian maka

anggaran yang lebih terfokus pada satu komponen menjadi besar daripada jika

seluruh komponen dikembangkan sekaligus. Ketiga, pemilihan prioritas

dilakukan dengan kesepakatan antar perpustakaan, baik perpustakaan sejenis,

maupun perpustakaan yang berbeda jenis (perpustakaan umum dan

perpustakaan khusus). Dengan melakukan pertemuan antar pustakawan dapat

dipilih dan ditentukan perpustakaan yang berkonsentrasi pada koleksi yang

akan dikembangkan, misalnya untuk bahan pengetahuan bidang pembuatan

kerajinan adalah perpustakaan di Dinas Perindustrian, sedangkan untuk

pengelolaan daerah wisata dikembangkan oleh perpustakaan di Dinas

Pariwisata, dan seterusnya. Dengan demikian tidak akan terjadi duplikasi

pengembangan koleksi, maka dana untuk pengembangan koleksi di sebuah

perpustakaan akan lebih terpusat dan kualitasnya akan lebih terjamin.

Pengembangan perpustakaan selama ini sering dianggap urusan

‘dalam negeri’ dan bukan urusan sistem bersama yang besar sehingga

perkembangan perpustakaan bersifat sporadis, masing-masing berkembang

sendiri dengan fokus yang berbeda yang pada akhirnya terasa sangat berat.

Padahal berbicara tentang pengembangan perpustakaan berarti bicara tentang

sebuah sistem jaringan kerjasama yang sangat besar di mana di dalamnya

merupakan sebuah kumpulan lembaga perpustakaan dan pustakawan yang

saling bekerjasama. Penciptaan citra yang benar tentang perpustakaan harus

dilakukan oleh semua pustakawan dan perpustakaan secara bersama-sama,

15 | P a g e

Page 16: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

bahkan jika mungkin dalam waktu yang sama di dalam sebuah gerakan massal.

Dengan demikian maka kekuatan untuk berkembangnya menjadi sangat besar.

Tidak adanya kebersamaan inilah yang melahirkan persoalan dan menjadi

beban masing-masing lembaga perpustakaan ketika mencoba untuk

mengembangkan diri. Ketidak bersamaan juga menyebabkan kondisi

pengembangan menjadi seperti berikut:

1. Rah pengembangan yang tidak terfokus

2. Duplikasi koleksi antar perpustakaan (terutama sejenis)

3. Energi yang dikeluarkan yang terlalu besar

4. Pencapaian tergantung pada kemampuan/ dukungan lembaga penaung

Kondisi ini (di antara masih banyak kondisi sulit lainnya) sebenarnya

tidak perlu ada jika pengembangan perpustakaan dilakukan secara bersama-

sama, minimal oleh perpustakaan sejenis sehingga dapat dilakukan saling

dukung untuk mengatasi kekurangan masing-masing. Dengan komunikasi

intensif berupa pertukaran informasi antar perpustakaan, pertukaran koleksi

dapat dilakukan hasil yang maksimal. Ini juga dapat mengurangi beban

anggaran pembelian koleksi, sehingga kelebihan anggaran dapat digunakan

untuk pengembangan komponen lain. Untuk mendukung kegiatan pertukaran

ini, perlu juga dilakukan kesepakatan kerjasama yang dilakukan antar dinas,

badan dan lembaga sebagai badan penaung, sehingga pengembangan juga

menjadi tanggung jawab badan penaung, bukan hanya perpustakaan.

Pengembangan yang dilakukan bersama-sama memiliki banyak bermanfaat.

Manfaat yang paling nampak adalah “gaung” dari gerakan massal yang

dilakukan oleh perpustakaan sangat kuat. Gaung ini akan lebih mendapat

perhatian dari banyak pihak yang akan melahirkan dukungan pada gerakan

pengembangan perpustakaan.

Manfaat lain adalah karena gerakan ini dilakukan secara bersama

oleh semua perpustakaan, maka gerakan ini memiliki skala yang besar. Dengan

skala besar yang banyak mengundang perhatian banyak orang ini, akan

melahirkan citra baru pada perpustakaan sebagai ‘sesuatu’ yang berbeda.

16 | P a g e

Page 17: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Dengan citra baru ini maka dukungan dari lembaga penaung akan diberikan

dengan keyakinan bahwa pengembangan perpustakaan adalah sebuah aktivitas

yang sangat penting untuk mendukung tingginya kualitas dan produktifitas

sumber daya manusia di wilayahnya. Dukungan yang selama ini sulit sekali

diperoleh saat sebuah perpustakaan akan mengembangkan diri.

“You and They” Concept Dalam Pengembangan Perpustakaan.

Selama ini sebagian besar perpustakaan sangat bergantung pada lembaga

penaung sebagai sumber dana dalam melakukan pengembangan perpustakaan,

dari semua komponen. Ketergantungan ini memang tidak dapat dielakkan

karena perpustakaan memegang prinsip sebagai lembaga nirlaba ( non-profit

oriented ). Prinsip ini membuat perpustakaan tidak bisa dituntut “timbal

balik”nya secara finansial, yang kemudian secara keliru dinilai sebagai lembaga

yang ‘tidak menguntungkan’ dan menjadi lembaga penghabis dana (cost

center), padahal dengan konsep otonomi, hampir semua lembaga dituntut untuk

secara efisien menghasilkan pendapatan finansial ( benefit center ).

Prinsip pemikiran penghabis dana ini diperparah oleh seringnya

perpustakaan berorientasi pada “kami” (perpustakaan sendiri ) dan bukan

“anda” (pimpinan lembaga) atau ‘mereka” (pengguna/ pengunjung ). Hal ini

sangat nampak pada saat perpustakaan mengajukan proposal permintaan dana.

Dalam kalimat yangdigunakan, kata “kami akan menjadi

perpustakaan...sehingga kami akan...” Ini memunculkan kesan bahwa yang

mendapat manfaat adalah perpustakaan, bukan lembaga pemberi dana, apalagi

pengguna. Padahal secara umum, setiap pemberi dana selalu berharap adanya

timbal balik dari bidang yang diberi dana. Seringkali tuntutan timbal balik ini

tidak sanggup dijanjikan oleh perpustakaan karena secara finansial

perpustakaan tidak memiliki kemampuan untuk dapat memberikan ‘balas jasa’

atas bantuan dana yang diterimanya (kemudian dinilai tidak ada manfaatnya).

Kemudian yang jadi pertanyaan adalah apa manfaat yang dapat diberikan pada

lembaga penaung dan penggunanya jika perpustakaan mendapat dana untuk

berkembang?

17 | P a g e

Page 18: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Jawabannya sangat beragam dan sulit diukur, tetapi ada dan sangat

besar, mungkin lebih besar daripada dana yang diterima . Manfaat ini yang

harus di ungkapkan oleh perpustakaan kepada pimpinan lembaga penaung.

Manfaat yang diungkapkan adalah meningkatnya kualitas dan produktifas

sumber daya manusia (pengguna/ “mereka”) di dalam lingkungan lembaga

penaung yang pada ujungnya akan meningkatkan citra lembaga dan jajaran

pimpinannya (“anda”). Sementara perpustakaan menempatkan posisinya

sebagai mediator peningkatan tersebut. Pustakawan sebagai pengaju proposal

secara jelas menunjukkan benang merah antara berkembangnya perpustakaan

dan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat yang sedang meningkatkan

kualitas dan produktifitasnya.

2.5 Kompetensi Pustakawan dalam Pengembangan PerpustakaanKompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill), dan sikap ( attitude). Tipe kompetensi dapat dibedakan

menjadi dua (a). Soft Competency yaitu berkaitan erat dengan kemampuan

mengatur pekerjaan dan berinteraksi dengan orang lain, sebagai contoh adalah

kemampuan memimpin dan kemampuan berkomunikasi. (b). Hard

Competency yaitu yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau

teknis suatu pekerjaan, sebagai contoh kemampuan mengklasifikasi,

membuat abstrak, melayani pemustaka, penelusuran informasi dan

sebagainya (Kartini, 2008). Sehubungan dengan ini, Menurut Nanan khasanah,

ciri-ciri kompetensi ada 2 yaitu:

1. Kompetensi profesional yaitu yang terkait dengan pengetahuan pustakawan

di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan

penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai

dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.

2. Kompetensi Individu, yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan,

perilaku dan nilai yangg dimiliki pustakawan agar dapat bekerja

18 | P a g e

Page 19: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan

pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebihnya, serta dapat bertahan

terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya.

Kompetensi profesional merupakan hal penting yang harus di

miliki oleh pustakawan dalam membangun suatu perpustakaan digital,

keterampilannya dalam bidang teknologi informasi harus bisa bersaing dengan

kompetensi yang lain melalui komitmen belajar dan pengembangan

pendidikan berkelanjutan. Sedangkan kompetensi individu yaitu seorang

pustakawan harus mempunyai sifat positif, fleksibel dalam menerima setiap

perubahan dan mampu menjadi partner yang baik dalam setiap proses

aktivitas.

Terdapat beberapa Jenis kompetensi yang harus dimiliki pustakawan

dalam pengembangan perpustakaan antara lain yaitu : :

1. Kompetensi Umum (Core Competence)

Kompetensi umum adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap

karyawan universitas/institusi agar mereka dapat berkinerja baik dengan

mengetahui keberadaan institusi, pelanggan, dan cara kerja. Secara rinci,

Kompetensi Umum terdiri dari :

a. Pengetahuan tentang organisasi induk (Business Acumen), misalnya

sejarah institusi, visi dan misi, struktur organisasi, business process;

b. Mengutamakan Pengguna (Customer Orientation), misalnya petunjuk

yang jelas dan menarik, pelayanan yang ramah, cepat, dan tepat ;

c. Kepemimpinan (Leadership), dapat ditunjukkan dengan perencanaan

kerja yang jelas, mampu menjadi panutan, tegas, bertanggung jawab,

empati, dan membimbing staf;

d. Perencanaan dan Monitoring (Planning & Organizing), hal ini dapat

dilakukan dengan melakukan perencanaan berdasarkan analisis SWOT

( strength, weaknesses, opportunities, dan threats), menentukan target

kegiatan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan;

19 | P a g e

Page 20: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

e. Komitmen (Meeting Commitments), yaitu melakukan sesuatu yang telah

disepakati untuk dilakukan agar operasional/unit kerja tetap bergerak

maju;

f. Inovasi (Innovation) yang dapat diciptakan apabila seseorang/unit

membuat kreativitas yang secara terus menetus. Dengan demikian,

inovasi yang berciri sesuatu yang belum pernah ditemukan, bermanfaat,

dan dapat dilakukan oleh orang lain dengan hasil sama mampu

diciptakan.

g. Kerjasama Tim (Teamwork). Kerja sama tim sangat diperlukan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan dengan target tertentu. Di dalam teamwork

tidak ada hierarki, artinya hak setiap anggota adalah sama. Sehingga,

usulan dari setiap anggota akan dipertimbangkan. Namun, di dalam tim

harus selalu ada seorang ketua yang tugasnya adalah mengkoordinir

kegiatan hingga tuntas.

h. Komunikasi (Communication). Inti kesuksesan suatu kegiatan adalah

komunikasi sehingga persepsi dapat disamakan. Kesamaan persepsi ini

akan memudahkan setiap karyawan melakukan pekerjaan dengan benar.

Kemampuan berkomunikasi juga berarti kemampuan untuk mendengar

dan menyatakan pendapat sesuai dengan maksud yang diinginkan, serta

orang lain dapat memahami dengan benar. Distorsi pemahaman harus

dilakukan seminimal mungkin. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan,

bahasa nonverbal ( gesture, mimik ) dan dilaksanakan sesuai

perencanaan.

2. Technical General Competencies, yang oleh Direktorat Akademik

disyaratkan :

a. Penguasaan Komputer ( Computer Literacy);

Penguasaan komputer sangat diperlukan untuk menjalankan operasional

perpustakaandigital. Semua kegiatan seperti pengadaan koleksi,

katalogisasi, sirkulasi, penelusuraninformasi, digitalisasi koleksi, dan

OPAC (Online Public Access Catalog) dilakukan dengan komputer.

20 | P a g e

Page 21: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Pelatihan dasar komputer yang diperlukan adalah office : words, excell,

power point, pengembangan database, internet, dan pemakaian scanner

untukdigitalissai koleksi.

b. Kemampuan berbahasa Inggris (English Proficiency)

Kemampuan berbahasa Inggris yang diperlukan adalah bahasa Inggris

untuk komunikasi dengan pengguna, memahami teks buku dan informasi

dari internet, pembuatan slide presentasi, dan paket informasi. Jadi

ketrampilan berbahasa Inggris yang harus dilakukan adalah reading,

writing, dan speaking. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan

pusat bahasa institusi atau kursus bahsa di luar institusi.

c. Sadar Biaya (Cost Awareness)

Sadar biaya maksudnya adalah kesadaran bahwa semua kegiatan library

tentu berkaitan dengan uang, baik untuk pengembangan sarana, prasarana,

koleksi, dan SDM. Hal ini dimulai dari penyusunan anggaran yang sesuai

dengan kegiatan /program, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan anggaran

secara efektif dan efisien. Sadar biaya bisa dilakukan secara top down

atau pun bottom up, misalnya dimulai dari hal terkecil, yaitu penggunaan

sampul buku secara lebih efisien, perawatan buku dengan tepat bahan dan

cara, shelving yang cepat, dll. Kreativitas sataf perpustakaan sangat

diperlukan untuk melakukan hal-hal yang efisien ini.

d. Modeling ( analisis kegiatan/proses)

Modeling memerlukan kreativitas pustakawan maupun staf perpustakaan

agar operasional tetap berjalan baik, apa pun kondisinya. Hal ini juga

untuk mengantisipasi apabila terjadi perubahan dan bisa dilakukan pada

di setiap tahapan kegiatan perpustakaan. Contoh modeling adalah

perencanaan yang dilakukan dengan dua kondisi, misalnya kondisi dalam

situasi normal dan yang tidak sesuai gambaran, contohnya adalah

pembelian buku. Modeling bisa dilakukan dengan cara membuat dua

skenario, yaitu apabila dibeli dengan dana institusi atau dibeli dengan

dana non-institusi ( misalnya budget yang terlalu mahal buat institusi )

21 | P a g e

Page 22: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

maka perpustakaan harus mengusahakan dana dari sponsor ataupun

mengikuti hibah Dikti sehingga mempunyai dana untuk pembelian buku.

Setiap pustakawan atau pun staf perpustakaan harus mempu membuat dua

scenario ini.

e. Memahami Proses Bisnis (Business Process)

Kegiatan perpustakaan harus didasari atas prosedur yang jelas, mudah

dilakukan, dan baku. Dengan demikian, semua proses harus sesuai

dengan prosedur yang hasilnya bisa dipastikan baik. Menjaga proses

sesuai prosedur adalah merupakan suatu keharusan, dan hal ini dapat

dipermudah apabila dibuat sistem informasi yang sesuai. Monitoring

secara berkala untuk memastikan sistem berjalan sesuai prosedur perlu

dilakukan. Prosedur setiap kegiatan harus dipahami oleh setiap

pustakawan dan staf perpustakaan. Hal ini dapat dibantu dengan

pengalihan tugas secara berkala.

3. Technical Specific Competencies

Kompetensi dalam lingkup unit, misalnya untuk Sub Unit

Pengolahan dan Perawatan Bahan Pustaka akan diperlakukan kompetensi

berikut.

a. Pengetahuan dasar Perpustakaan (Basic Library Skill);

b. Sadar Informasi (Information Literacy);

c. Mengkatalog (Cataloguing);

d. Perawatan database koleksi;

e. Penjilidan (Binding);

f. Weeding;

g. Stock Opname.

Pemerintah melalui Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia Sektor Kebudayaan, Hiburan Dan Rekreasi Bidang Perpustakaan

Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia menjadi angin segar

bagi para pustakawan, meskipun masih melalui beberapa tahap lagi untuk

pelaksanaanya. Namun setidaknya sudah mulai ada perhatian pemerintah

22 | P a g e

Page 23: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

terhadap profesi pustakawan. Adapun tujuan dari  Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan ini adalah:

1. Meningkatkan profesionalisme pustakawan dalam menjalankan perannya

sebagai mediator dan fasilitator informasi.

2. Menjadi tolak ukur kinerja pustakawan.

3. Menghasilkan pengelompokan keahlian pustakawan sesuai dengan

standardisasi yang telah divalidasi oleh lembaga sertifikasi.

4. Pustakawan memiliki standar dan kode etik dalam menjalankan

profesinya.

Menurut (Kartini, 2008) sampai saat ini standar kompetensi

pustakawan di Indonesia masih dalam proses penyusunan sehingga belum

jelas pedoman yang dijadikan acuan untuk kompetensi pustakawan seperti

ukuran, sistem, aturan main, siapa yang melakukan uji kompetensi,

materi uji kompetensi dan sebagainya. Kompetensi diartikan sebagi

tolok ukur untuk mengetahui sejauhmana kemampuan pustakawan dalam

menggunakan pengetahunan dan keterampilannya. Persyaratan kompetensi

senantiasa berubah-ubah sehingga para pustakawan harus selalu

mengupdatenya. Seorang tokoh bernama Rober T Kiyosaki dalam Widijono

(2008) mengatakan “jadilah generalis kalau ingin sukses jangan hanya jadi

spesialis”. Pernyataan tersebut mungkin terlalu radikal, kalau dilunakkan

mungkin bisa begini jadilah orang yang berkembang minat dan

keahliannya, jangan hanya “itu-itu” melulu. Pustakawan menjadi ujung

tombak dan motor penggerak perpustakaan, maka seharusnya

mengembangkan kompetensinya dengan jalan selalu mengupdatenya,

kreatif, dan inovatif.

Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang semakin berat

dan kompleks, dalam pengembangan perpustakaan, mau tidak mau

pustakawan harus memiliki kompetensi profesional dan kompetensi pribadi.

Dalam membangun kompetensi profesional, seorang pustakawan harus:

23 | P a g e

Page 24: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

a. Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah

diakses, efektif dari segi biaya, yang sejalan dengan arahan strategis

institusi/organisasi;

Contoh:

Menyusun dan mengembangkan rencana strategis yang sesuai dengan

tujuan institusi/organisasi. Memperhatikan kebutuhan dan mau

mendengarkan aspirasi pengguna untuk terciptanya suasana belajar yang

kondusif dan nyaman.

b. Memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk

kemampuan untuk mengevaluasi secara kristis dan menyaringnya;

Contoh:

Memantau perkembangan informasi global, memilih, menyaring dan

mampu menyeleksi informasi yang relevan dan up to date bagi

kepentingan pengguna.

c. Memiliki pengetahuan/ketrampilan khusus dalam bidang tertentu, sesuai

dengan kepentingan institusi/organisasi;

Contoh:

Pustakawan harus berani mengambil kursus/pelatihan di bidang

Pusdokinfo, manajemen, atau subyek lain yang berkaitan dengan institusi

atau organisasi tempat mereka bekerja.

d. Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai

perpustakaan dan layanan informasi;

Contoh:

Memberikan informasi tentang penggunaan fasilitas perpustakaan dengan

baik (usereducation), membuka layanan informasi dan menjalin

komunikasi dengan pengguna Menyediakan bantuan dan referensi secara

on-line.

e. Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk dan

layanan informasi bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan tersebut;

Contoh:

24 | P a g e

Page 25: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Melakukan penilaian kebutuhan secara. Rutin, menggunakan instrumen

penelitian seperti kuesioner, wawancara dengan pengguna dan

narasumber.

f. Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk pengadaan,

pengolahan, dan penyebaran informasi;

Contoh:

Membuat katalog koleksi perpustakaan secara on-line (OPAC).

Menghubungkan penelusuran katalog dengan layanan pengiriman dokumen.

Bekerja sama dengan tim manajemen informasi untuk memilih piranti lunak

dan piranti keras yang tepat untuk akses komputer ke katalog perpustakaan

dan pangkalan data lainnya.

g. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk

mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada fihak pimpinan;

Contoh:

Mengembangkan rencana bisnis untuk perpustakaan. Menghitung

pengembalian investasi untuk perpustakaan dan layanannya.

Mengembangkan rencana pemasaran untuk perpustakaan. Melaporkan

kepada manajemen mengenai usaha perbaikan kualitas secara terus

menerus. Menunjukkan bahwa perpustakaan dan layanan informasi dapat

menambah nilai organisasi. Berkompetensi sebagai sumber daya

manajemen berkualitas bagi organisasi.

h. Mengembangkan produk informasi khusus untuk penggunaan di dalam atau

di luar institusi/organisasi atau pengguna secara perorangan;

Contoh:

Membuat pangkalan data dokumen internal seperti laporan, panduan teknis

atau bahan-bahan yang digunakan untuk proyek-proyek khusus. Membuat

agar file dokumen lengkap mudah ditelusur. Menyediakan panduan teknis

on-line. Membuat situs dalam jaringan. Web institusi/organisasi dan

menghubungkannya dengan situs lain dalam internet. Berpartisipasi dalam

kegiatan manajemen untuk menciptakan, menangkap, mempertukarkan,

25 | P a g e

Page 26: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

menggunakan, dan mengkomunikasikan modal intelektual institusi

/organisasi

i. Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk merespon

perubahan kebutuhan pemakai;

Contoh:

Memantau arah gejala industri dan penyebaran informasi untuk orang-orang

penting dalam institusi/organisasi atau klien secara perorangan.

Memfokuskan kembali layanan informasi sesuai kebutuhan baru dalam

bisnis. Melakukan pengiriman dokumen tepat waktu untuk mencapai

fleksibilitas maksimal.

j. Menjadi anggota dari tim manajemen senior dan konsultan untuk organisasi

dalam hal informasi yang efektif;

Contoh:

Berpartisipasi dalam perencanaan strategis dalam organisasi. Berpartisipasi

dalam studi informasi dan tim teknis. Menginformasikan kepada

manajemen mengenai masalah hak cipta dan kesesuaiannya dengan hukum

hak cipta. Negosiasi kontrak dengan penyedia pangkalan data. Memperoleh

informasi paten. Mengembangkan kebijakan informasi untuk institusi

/organisasi.

Dalam membangun kompetensi pribadi, seorang pustakawan harus:

a. Memiliki pandangan jauh dan luas ke depan;

Contoh:

Memahami bahwa pencarian informasi dan penggunaannya sebagai bagian

dari proses kreatif bagi individu dan organisasi. Memandang perpustakaan

dan layanan informasi sebagai bagian dari sebuah proses lebih besar dalam

membuat keputusan. Memantau arah gejala bisnis utama dan peristiwa-

perjstiwa internasional. Mengantisipasi arah gejala dan secara proaktif

mengatur kembali perpustakaan dan layanan informasi untuk mengambil

manfaat daripadanya.

b. Melayani pengguna dengan baik, santun dan ramah;

26 | P a g e

Page 27: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Contoh:

Mencari umpan balik kinerja dan menggunakannya untuk perbaikan secara

terus menerus. Melakukan kajian pemakai secara rutin. Berbagi pengetahuan

baru dengan orang lain dalam konferensi atau literatur profesional. Tetap

bersikap santun dan ramah kepada pengguna walau, dalam kondisi yang

melelahkan.

c. Mencari tantangan dan melihat peluang baru, baik di dalam maupun di luar

perpustakaan;

Contoh:

Ambil kompetensi baru dalam organisasi yang memerlukan seorang

pemimpin informasi. Gunakan pengetahuan dan keahlian perpustakaan

untuk memecahkan berbagai masalah-masalah informasi dalam arti luas.

Ciptakan perpustakaan tanpa dinding (perpustakaan digital atau

perpustakaan virtual)

d. Bekerja sama dan beraliansi;

Contoh:

Menjalin aliansi dengan profesional sistem informasi manajemen.

Membangun kerjasama dengan perpustakaan atau layanan informasi lain,

baik di dalam maupun di luar organisasi untuk mengoptimalkan resource

sharing. Menjalin aliansi dengan pemilik pangkalan data dan penyedia

informasi lain untuk meningkatkan produk dan layanan.

Menjalin aliansi dengan peneliti fakultas ilmu perpustakaan dan informasi

untuk melakukan kajian-kajian yang terkait.

e. Menciptakan lingkungan yang saling mempercayai dan saling menghargai;

Contoh:

Menghargai kelebihan dan kemampuan orang lain. Mengenali kekuatan

sendiri dan kekuatan orang lain dengan seimbang. Membantu orang lain

untuk mengoptimalkan.

f. Memiliki keahlian berkomunikasi yang efektif;

Contoh:

27 | P a g e

Page 28: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Mempresentasikan gagasan secara jelas dan antusias. Menulis teks secara

jelas dan mudah dimengerti. Menggunakan bahasa yang umum. Meminta

umpan balik dalam keahlian berkomunikasi dan menggunakannya untuk

perbaikan diri.

g. Bekerja dengan baik dengan sesama anggota tim;

Contoh:

Mempelajari kebijaksanaan tim dan mencari peluang untuk partisipasi tim:

Ambil tanggung jawab dalam tim, baik di dalam maupun di luar

perpustakaan. Membimbing anggota tim lainnya. Meminta bimbingan dari

anggota tim lain bila diperlukan.

h. Mempunyai sifat pemimpin;

Contoh:

Mempelajari dan mengembangkan kualitas seorang pemimpin yang baik dan

mengetahui cara untuk melatih kepemimpinan tersebut. Dapat membagi

kompetensi kepemimpinan dengan yang lain dan memberikan kesempatan

orang lain untuk berkompetensi sebagai pemimpin.

i. Belajar terus menerus dan mempunyai perencanaan karir pribadi.

Contoh:

Meniti karir dengan belajar secara terus menerus dan mengembangkan

pengetahuan. Memiliki tanggung jawab pribadi untuk perencanaan karir

jangka panjang dan mencari kesempatan untuk belajar dan memperkaya

i1mu.

j. Memahami nilai solidaritas dan jaringan profesional;

Contoh:

Berkompetensi aktif dalam asosiasi Pustakawan dan asosiasi profesional

lainnya. Menggunakan peluang ini untuk berbagi pengetahuan dan keahlian,

untuk studi banding dengan penyedia layanan informasi lainnya, membentuk

kemitraan dan aliansi.

k. Bersifat fleksibel dan positif menghadapi perubahan terus menerus;

Contoh:

28 | P a g e

Page 29: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

Dapat menerima tanggung jawab yang berbeda dalam waktu yang berbeda

pula dan merespon kebutuhan akan perubahan. Memelihara sifat positif dan

membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Menolong orang lain

untuk mengembangkan gagasan mereka dengan cara menyediakan informasi

yang benar.

Selain itu, dalam meningkatkan pengembangan perpustakaan, ada beberapa

hal yang dapat dilakukan oleh para pustakawan untuk menghadapinya antara

lain :

1. Meningkatkan dan memperbaiki ketrampilan

a. Ketrampilan Administrasi/manajemen

Seorang pustakawan dituntut untuk memiliki ketrampilan

administrasi/manajemen. Ketrampilan ini sangat berguna  untuk mengatur

semua tugas terkait dengan tugas kepustakawan maupun mengatur diri

pustakawan tersebut dalam aktifitas sehari-hari. Sebagai seorang

pustakawan, tentunya selalu berurusan dengan kegiatan pokoknya yaitu

bekerja di perpustakaan dan selalu berhubungan dengan orang lain.

Dengan kemampuan administrasi yang dimiliki oleh pustakawan, maka

dapat digunakan dan diterapkan misalnya mencatat semua kegiatan yang

dilakukan untuk kenaikan pangkat, menulis buku, membuat laporan dan

lain sebagainya.

b. Ketrampilan teknologi informasi dan komunikasi

Pustakawan harus memiliki kemampuan dibidang teknologi informasi

dan komunikasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa sebagian besar

pustakawan kita merupakan pustakawan gatek (gagap teknologi) yang hal

ini mau tidak mau sangat menghambat kemajuan dunia perpustakaan.

Terkadang karena ketidakmauan mereka untuk mengenal teknologi

informasi menjadikan mereka seolah menganggap teknologi informasi

tidak penting, padahal kita tahu bahwa pemustaka sekarang ini

berkembang kebutuhannya. Apabila pustakawan tidak menguasai

29 | P a g e

Page 30: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

teknologi, maka nantinya perpustakaan akan ditinggalkan oleh

pemustaka.

c. Pengetahuan kurikulum

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007) kurikulum berarti perangkat

mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Cakupanya

berisi tentang uraian bidang studi yang terdiri dari beberapa macam mata

pelajaran disajikan secara kait berkait. Fungsi perpustakaan sekolah

menempati posisi yang sentral dalam penerapan kurikulum melalui proses

belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu, bagi seorang pustakawan

apalagi pustakawan yang bekerja di perpustakaan di lingkup pendidikan,

misalnya sekolah, perguruan tinggi, dan lingkup pendidikan yang lain,

perlu menguasai atau memahami kurikulum dari institusi pendidikan

dimana kita bekerja. Mengapa pustakawan harus mengetahui kurikulum?

dengan mengetahui kurikulum dapat menjadi pedoman bagi pustakawan

untuk mengembangkan dan mengarahkan kebijakan pengembangan

koleksi perpustakaan. Akan diarahkan kemana koleksi perpustakaan kita,

harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan dalam sebuah

institusi pendidikan tersebut. Jadi tidak hanya asal saja dalam  melakukan

pengembangan koleksi perpustakaan. Karena hal ini sangat berpengaruh

pada tingkat keterpakaian dari koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

Jika koleksi yang dimiliki sesuai dengan kurikulum, diharapkan koleksi

perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan maksimal untuk

menunjang proses belajar mengajar di institusi pendidikan tersebut.

d. Ketrampilan literasi informasi

Literasi informasi sering disebut juga dengan keberaksaraan informasi

atau kemelekan informasi. Dalam bidang ilmu perpustakaan dan

informasi, literasi informasi sering dikaitkan dengan kemampuan

mengakses dan memanfaatkan secara benar informasi yang tersedia.

Pengertian literasi informasi yang sering dikutip adalah pengertian literasi

informasi dari American Library Association (ALA) :

30 | P a g e

Page 31: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

“information literacy is a set of abilities requiring individuals to

“recognize when information is needed and have the ability to locate,

evaluate, and use effective needed information”.

Artinya bahwa literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang

untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan

menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan

informasi secara efektif dan etis. (Naibaho, 2007: 7-8)

e. Ketrampilan kepemimpinan

Setiap pustakawan diharapkan memiliki jiwa dan ketrampilan

kepemimpinan. Menurut Ngalim Purwanto (1993: 26), jiwa

Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan

kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui ‘human relations’ dan

motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau

bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala

apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”. kepemimpinan merupakan

kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan

memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui

tujuan organisasi. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seorang

pustakawan dapat mempengaruhi semua orang di sekitarnya dalam arti

positif. Hal ini tidak hanya berguna dalam berhubungan dengan sesama

rekan dikantor, melainkan juga ketika berhubungan dengan pihak luar.

f. Ketrampilan mengevaluasi

Kegiatan mengevaluasi merupakan salah satu kegiatan manajemen.

Kegiatan ini biasanya didahului dengan kegiatan yang lain yaitu planing

atau perencanaan, disusul implementasi atau  pelaksanaan pekerjaan.

Biasanya evaluasi dilaksanakan ketika sebuah kegiatan sudah dilakukan

secara keseluruhan. Namun akan lebih baik jika evaluasi selalu

dilaksanakan tanpa harus menunggu sebuah kegiatan tersebut selesai.

Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan bersamaan dengan planning

diimplementasikan atau dilaksanakan hingga berakhir dengan evaluasi

31 | P a g e

Page 32: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

secara keseluruhan. Dengan kemampuan ini, seorang pustakawan dapat

melakukan berbagai kegiatan yang sedikit sekali terjadi kesalahan.

Karena evaluasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan

dalam pelaksanaan kegiatan. Jika terjadi kekurangan dapat dilakukan

perbaikan dan jika terdapat kelebihan dapat terus ditingkatkan.

g. Ketrampilan presentasi

Jika kita mengamati pustakawan saat ini, kita patut prihatin sekali dengan

kemampuan mereka dalam presentasi. Presentasi adalah suatu kegiatan

berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih

sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih

sering dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-

macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga),

untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk

meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah

pendapat tertentu). Agar dapat melakukan presentasi dengan baik, orang

sering kali belajar pada para pakar presentasi.

h. Ketrampilan promosi/pemasaran

Bagi seorang pustakawan, ketarmpilan promosi atau pemasaran  menjadi

salah satu ketrampilan yang harus dimiliki. Karena perpustakaan

merupakan salah satu lembaga nirlaba, maka pemasaran menjadi

persoalan yang utama. Jika pustakawan tidak dapat melakukan kegiatan

promosi atau pemasaran, maka dikhawatirkan informasi yang dimiliki

oleh perpustakaan tidak akan pernah sampai kepada pemustaka.

Kotler (1995:13) mengatakan bahwa manajemen pemasaran merupakan

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi

serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Jika dikaitkan dengan

perpustakaan maka, pertanyaan utamanya adalah siapa pemakai utama

perpustakaan, apa yang dibutuhkan, apa yang dapat dilakukan agar dapat

memenuhi kebutuhan pemakai, dan dengan cara apa pustakawan dapat

32 | P a g e

Page 33: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

memenuhi. Sejumlah pertanyaan tersebut dapat dijadikan dasar dalam

menjalankan aktifitasnya sebagai pustakawan. Sehingga tidak ada lagi

alasan bahwa kegiatan promosi atau pemasaran bukan lagi merupakan

kegiatan yang tidak perlu. Justru sebaliknya sangat diperlukan dan harus

dilakukan oleh setiap pustakawan yang bekerja diperpustakaan.

i. Subject expertise

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai keahlian menganalisis subjek.

Maksudnya adalah bahwa seorang pustakawaan dituntut untuk memiliki

kemampuan menganalisa apa kebutuhan dari orang yang berhubungan

dengan perpustakaan. Misalnya dalam kasus kecil menganalisa kebutuhan

dari pengunjung perpustakaan, sehingga ketika para pengguna datang

dengan tidak membawa bekal apapun, dapat diketahui kebutuhan mereka

apa, kemudian dapat memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan

mereka. Contoh lain misalnya perpustakaan ingin melakukan perubahan

dan pengembangan, maka seorang yang memiliki jiwa ini, dia dapat

langsung merespon kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dan harus

melakukan apa untuk memenuhinya.

j. Ketrampilan penelitian/penulisan

Menulis merupakan ekspresi dan eksistensi diri, sudah selayaknya

seorang pustakawan memiliki kemampuan menulis. Seperti kita tahu

bahwa kegiatan penulisan turut andil besar dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, pengembangan profesi dan kemajuan seseorang.

Menurut l  Lasa HS (2009:1) mengatakan bahwa ilmuwan termasuk

pustakawan yang tidak memiliki kemampuan menulis ibarat burung

bersayap satu. Yang dapat dilakukannya  hanyalah terbang dari satu

dahan ke dahan yang lain. Ilmuwan yang memiliki kemampuan menulis

ibarat burung bersayap dua. Burung tersebut mampu terbang kemanapun

dia mau bahkan terbang antar benua. Ini berarti bahwa seorang ilmuwan

yang memiliki kemampuan menulis mencapai keberhasilan

sesungguhnya, sebab semua gagasan, ide, pemikiran dan hasil penelitian

33 | P a g e

Page 34: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

dapat diketahui dan digunakan oleh masyarakat. Sebagaimana kita tahu

bahwa pustakawan memiliki pengalaman yang luar biasa banyak, namun

sebagian besar pustakawan tidak mau menulis. Dari bahan kuliah yang

sederhana saja, sebenarnya dapat dijadikan buku untuk menambah dan

memperbanyak khazanah kelimuan perpustakaan. Namun kebanyakan

pustakawan beralasan bahwa mereka adalah pustakawan bukan penulis.

Sementara itu, banyak sekali majalah ilmu perpustakaan dan informasi

yang mengeluh kekurangan naskah (Sulistyo-Basuki: 2006:12). Ini

menjadi realita dalam dunia pustakawan kita. Ini juga menjadi tantangan

yang sekaligus juga menjadi peluang bagi para pustakawan, jika kita

semua senantiasa berusaha untuk belajar menulis, mengekspresikan diri

melalui tulisan untuk memberi warna dalam dunia pustakawan kita.

k. Ketrampilan mengajar

Ketarmpilan mengajar harus dimiliki oleh seorang pustakawan yang

professional. Baik langsung atau tidak langsung, kemampuan ini sangat

dibutuhkan oleh seorang pustakawan dalam menularkan ilmunya kepada

orang lain.  Minimal dalam memberitahukan kepada pengunjung

mengenai segala hal yang terkait dengan perpustakaan, misalnya

peraturan, tata tertib, kebijakan, dan lain sebagainya. Jika seorang

pustakawan tidak memiliki ketrampilan dalam mengajar, sangat

dimungkinkan pengunjung perpustakaan tidak dapat mengeksplor

perpustakaan dengan maskimal. Untuk memperoleh ketrampilan ini,

seorang pustakawan dapat belajar melalui buku, internet, ataupun juga

bertanya bagaimana cara mengajar kepada pustakawan-pustakawan

senior, ataupun juga dapat bertanya langsung kepada para pengajar

ditempat dimana pustakawan bekerja, pada dosen atau guru dapat menjadi

alternatif bagi pustakawan untuk memperoleh ketrampilan dalam

mengajar.

2. Meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan

34 | P a g e

Page 35: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

a.  Pendidikan Formal

Untuk meningkatkan pengetahuan para pustakawan dapat dilakukan

melalui pendidikan formal kepustakawanan. Upaya lintas dapat dilakukan

dengan berbagai kursus penyetaraan, pelatihan dengan kuot jam tertentu

walaupun kemudian banyak dikritik perguruan tinggi dan lembaga

pendidikan pustakawan. Menurut Sulistyo Basuki (2006:11) mengatakan

bahwa jika berpegang pada konsep pustakawan professional dan

menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA), yang diusulkan berlaku

tahun 2020 dan dilakukan percepatan tahun 2015, maka lambat atau cepat

AFTA akan diikuti oleh pergerakan tenaga kerja lintas batas Negara

seperti Uni Eropa sekarang. Oleh sebab itu lembaga pendidikan harus

menghasilkan pustakawan yang memiliki kemampuan keilmuan

berbahasa minimal inggris dan penguasaan teknologi. Setidaknya tenaga

yang mampu mengikuti AFTA adalah tenaga yang professional yang

memiliki ijazah ilmu perpustakaan dan informasi minimal s1 ilmu

perpustakaan dan informasi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi

pustakawan untuk senantiasa manambah pengetahuan melalui pendidikan

formal. Namun yang terjadi dilapangan terkadang sebaliknya, lembaga

atau pimpinan seringkali berifikir instant mereka lebih senang

mengirimkan tenaga non pustakawan yang memiliki ijazah sarjana non

pustakawan untuk mengikuti diklat pustakawan yang hanya 4 bulan

selesai, dibandingkan harus mengirimkan tenaga yang lulusan SMA atau

sarjana untuk mengikuti pendidikan pustakawan secara penuh. Banyak

pertimbangan yang menjadi alasan para pimpinan dalam hal ini, misalnya

biaya, waktu dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ke depan para

pimpinan sadar bahwa kebutuhan pustakawan yang berkualitas yang

ditunjang dengan pendidikan profesional pustakawan sangat diperlukan

dalam jangka panjang dibandingkan dengan pengiriman tenaga sarjana

non pendidikan pustakawan untuk mengikuti diklat penyetaraan, apapun

alasanya.

35 | P a g e

Page 36: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

b.  Pendidikan Non Formal

Memperoleh ilmu pengatahuan dapat dilakukan oleh para pustakawan

untuk terus meningkatkan profesionalimenya dalam bekerja. Namun yang

perlu dicatat adalah bahwa pendidikan nonformal dapat dilakukan setelah

pendidikan secara formal sudah didapatkan. Ini berarti bahwa pendidikan

non formal hanya dilakukan sebagai sarana untuk menambah ilmu

pengetahuan, karena untuk menjadi seorang pustakawan yang profesional

harus mengenyam pendidikan minimal D2 Ilmu perpustakaan di tambah

dengan Diklat sistem 36 jam. Ini berarti bahwa, bagi seorang pustakawan

pendidikan formal adalah lebih utama dibandingkan dengan pendidikan

nonformal. Pendidikan nonformal misalnya pendidikan bahasa inggris,

pendidikan komputer, kursus pemrograman, kursus ketrampilan dan lain

sebagainya yang sebenarnya tidak termasuk dalam kurilkulum pendidikan

formal perpustakaan namun hal ini dapat menambah kemampuan bagi

para pustakawan.

36 | P a g e

Page 37: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill), dan sikap ( attitude). Kompetensi diartikan sebagi tolok

ukur untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pustakawan dalam

menggunakan pengetahunan dan keterampilannya. Peran pustakawan selama

ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara

mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, serta

tepat waktu. Dalam pengembangan perpustakaan ada beberapa komponen

utama yang menjadi pokok pengembangan, yaitu, sumber daya manusia,

koleksi, sistem layanan, fasilitas pendukung dan marketing. Yang harus

diperhatikan dalam pengembangan komponen ini ada 2 yaitu sasaran

pengembangan dan penetapan capaian.

Dengan kompetensi yang dimiliki pustakawan mampu membangun

dan mengembangkan perpustakaan dapat tumbuh dimana-mana, membangun

masyarakat yang cerdas, masyarakat pembelajar (learning society), artinya

perpustakaan berperan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

3.2 Saran

Dalam menghadapi era teknologi dan informasi yang begitu luas

diharapkan pustakawan dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu pustakawan dituntut dapat menguasai penggunaan perangkat-

perangkat teknologi dalam upayanya meningkatkan pelayanan di perpustakaan.

Kemudian perlu juga melakukan pelatihan-pelatihan baik formal maupun non

formal secara kesinambungan dalam upaya tetap mempertahankan kemampuan

kompetensi dari pustakawan itu sendiri. Sehingga hasil akhirnya, pelayanan

yang dimiliki oleh perpustakaan tetap dalam kondisi yang prima serta

memuaskan bagi pemustaka.

37 | P a g e

Page 38: DAFTAR ISI -    file · Web viewDi dalam masyarakat, perpustakaan sudah menempatkan dirinya pada posisi yang penting bagi peningkatan kecerdasan dan pengetahuan sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2001. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Jakarta : Grasindo

Kartono Kartini. 2008. Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Keputusan Menpan Nomor 33 tahun 1988 dan terakhir Keputusan Menpan Nomor 132/Kep/M.PAN/12/2002

Keputusan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 18 tahun 1988 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan

Khasanah, nanan. “ Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital”.Disampaikan dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk pustakawan diLingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008.

Lasa H. S. 2009. Menulis itu ekspresi dan eksistensi diri. Jogjakarta : Makalah pelatihan bagi sivitas akademika UGM.

Nurochman arif. 2007. Ekonomi informasi: Refleksi untuk sumber-sumber informasi dan perpustakaan. Media informasi. Vol. XVI. No 2.

Philip Kotler. 1995. Manajemen Pemasaran. Jakarta.

Purwanto. M. Ngalim. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Schuler, R. S. dan Jackson S. E. 2003. Manajemen sumber dayaManusia; menghadapi abad ke-21. Edisi Ke-enam. Jakarta : Erlangga

Surat Edaran Bersama (SEB) antara Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan KepegawaianNegara Nomor 53649/MPK/1998 dan Nomor 15/SE/1998.

Undang-undang Perpustakaan pada Bab I pasal 1

Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama.

Sulistyo-Basuki, dkk. 2006. Perpustakaan dan informasi dalam konteks budaya. Jakarta : Departemen ilmu perpustakaan dan informasi FIB UI.

38 | P a g e