daftar isi - sinta.unud.ac.id · penggunaan cek sebagai alat pembayaran dalam dunia perbankan...
TRANSCRIPT
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ......................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................ ii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ......................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup Masalah ........................................................... 7
1.4 Orisinalitas Penelitian ............................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
1.5.1 Tujuan Umum ............................................................... 8
1.5.2 Tujuan Khusus .............................................................. 8
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 9
1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................. 9
ii
1.7 Landasan Teoritis ...................................................................... 10
1.7.1 Teori Tanggung Jawab ..................................................... 13
1.7.2 Teori Perlindungan Hukum .............................................. 14
1.8 Metode Penelitian..... ................................................................ 15
1.8.1 Jenis penelitian .............................................................. 16
1.8.2 Sifat penelitian .............................................................. 16
1.8.3 Data dan sumber data .................................................. 16
1.8.4 Teknik pengumpulan data ............................................ 17
1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis data........................... 18
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CEK KOSONG, DAN
TRANSAKSI BISNIS .................................................................. 19
2.1 Cek Kosong ...................................................................................... 19
2.1.1 Istilah Dan Pengertian Cek Kosong ................................... ... 19
2.1.2 Pihak-Pihak Dalam Penerbitan Cek ...................................... 21
2.1.3 Syarat Formal Surat Cek ....................................................... 22
2.1.4 Jenis Dan Macam Cek ........................................................... 23
2.2 Transaksi Bisnis ............................................................................... 25
2.2.1 Pengertian Transaksi Bisnis .................................................. 25
2.2.2 Jenis-Jenis Transaksi ............................................................. 26
2.3 Pengawasan Penerbitan Cek ............................................................. 27
2.4 Pencegahan Cek Kosong Di Dalam Transaksi Perbankan ................ 31
iii
BAB III PENGAWASAN DAN TANGGUNG JAWAB PENERBIT
DALAM TRANSAKSI BISNIS PADA PT. BANK SINAR
MAS DENPASAR ........................................................................ 33
3.1 Bentuk Pengawasan Bank Sinar Mas Terhadap Penggunaan Cek
Kosong ............................................................................................. 33
3.2 Tanggung Jawab Penerbitan Cek Kosong Sehubungan Dengan
Transaksi Bisnis ............................................................................... 42
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENERIMA CEK
KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS PADA PT.BANK
SINAR MAS DENPASAR ........................................................... 45
4.1 Perlindungan Hukum Terhadap Penerima Cek Kosong Dalam
Transaksi Perbankan Di Bank Sinar Mas Denpasar...................... 45
4.2 Upaya Penyelesaian Dalam Penggunaan Cek Kosong Pada
Transaksi Bisnis ............................................................................ 51
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 56
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 56
5.2 Saran ................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 58
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rekapitulasi Penggunaan Cek ........................................................ 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara-negara berkembang dewasa ini telah mencapai taraf
pembangunan yang menyeluruh di segala aspek kehidupan. Dalam rangka
mengikuti arus globalisasi tersebut, sebagai salah satu negara berkembang
negara Republik Indonesia telah mengadakan serangkaian upaya
pembangunan secara bertahap dan berkesinambungan. Salah satunya adalah di
bidang perekonomian, yang mengalami perkembangan pesat dengan
permasalahan yang komplek, diantaranya adalah masalah yang timbul dari
penggunaan Cek sebagai alat pembayaran dalam dunia perbankan Indonesia.
Dalam dunia bisnis yang cenderung bergerak dinamis yang dihubungkan
dengan kondisi politik, hukum, sosial, menurut para pelaku usaha dituntut untuk
berfikir secara kritis menjawab tantangan global di dalam mencari peluang
mengembangkan perusahaan dan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dalam keadaan tersebut sangat dimungkinkan bagi para pelaku usaha mencari
celah dan mengatur strategi untuk dapat menguasai.
Kegiatan dalam bidang ekonomi biasanya lebih mengarah pada kegiatan
bisnis. Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang
perkembangan ekonomi. Korelasi antara hukum dan ekonomi demikian erat dan
saling mempengaruhi untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dalam
pergaulan hidupnya. Perkembangan ekonomi akan mempengaruhi peta hukum.
2
Sebaliknya perubahan hukum juga akan memberikan dampak yang luas terhadap
ekonomi.1
Dengan semakin pesatnya perkembangan jaman dan semakin modernnya
teknologi, maka semakin maju pula lalu lintas perdagangan, dan di dalam hal
perdagangan tersebut sudah tentu diperlukan adanya suatu alat sebagai sarana
pembayaran yang sah yang berlaku dalam suatu Negara. Alat pembayaran yang
dikenal di dalam dunia bisnis itu tidak saja dalam bentuk uang kas atau nominal
akan tetapi juga dikenal adanya alat pembayaran yang lain yang berupa cek
sebagai sarana di dalam transaksi. Pihak yang ada di dalam dunia bisnis pada
jaman globalisasi sekarang sudah banyak menggunakan atau mengenal cek
sebagai alat pembayaran kredit dan alat pembayaran kontan selain uang, cek
bersifat sangat praktis dan efisien. Dengan demikian cek adalah merupakan salah
satu alat pembayaran selain mata uang.
Disamping itu, cek dapat dialihkan dari satu tangan ke tangan yang lain,
sehingga masyarakat akan terikat menggunakan cek dan dapat menunjang
kelancaran proses perdagangan. Selain hal tersebut, cek juga mempunyai
kegunaan yang lain, dimana cek tersebut mampu mengurangi resiko terhadap
kejahatan misalnya perampokan, dan pencurian.2
Mengingat peranan cek yang sangat besar dan sangat banyak
keuntungannya di dalam bidang perdagangan dimana cek merupakan alat
pembayaran yang praktis dan efisien sehingga orang-orang sudah banyak
1 Johannes Ibrahim, Lindawaty Sewu, 2007, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia
Modern, Penerbit Refika Aditama, hal.45 2 Ismail Saleh, 1998, Hukum dan Ekonomi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
hal. 106
3
mengenal cek. Dalam KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Pasal 178
mendefinisikan mengenai cek sebagai suatu perintah yang tidak bersyarat dari
pemegang rekening atau nasabah giro kepada bank untuk membayar sejumlah
uang tertentu. Sedangkan pengertian cek secara umumnya merupakan perintah
pembayaran kepada bank dari orang yang menandatanganinya untuk membayar
kepada orang-orang yang membawanya. Yang dimaksud dengan “orang” adalah
pihak yang mempunyai simpanan dalam bentuk rekening giro di bank dalam hal
ini adalah pihak kreditur (penyimpan dana) dalam bentuk giro dengan
pengambilannya sewaktu-waktu dengan menggunakan cek ataupun bilyet giro.
Umur cek sendiri hanya 70 hari terhitung dari tanggal diterbitkannya atau
dikeluarkannya cek tersebut ( Pasal 206 ayat (2) KUHD). Cek ini pada prinsipnya
hanya digunakan satu kali pembayaran saja walaupun mungkin terjadi pindah
tangan beberapa kali.
Terhadap pembayaran cek sesuai dengan ketentuan pasal 179 ayat (2) dan
ayat (3) pada pokoknya bilamana tempat pembayaran tidak ditunjuk khusus maka
tempat yang disebutkan disamping nama tersangkut dianggap sebagai tempat
pembayaran. Bilamana disebutkan banyak tempat disamping nama tersangkut,
maka cek dapat dibayar di tempat yang disebutkan pertama. Bilamana
penunjukan-penunjukan itu tidak terdapat, maka cek dapat dibayar di tempat
dimana terdapat kantor pos pusat tersangkut. Setiap orang pada umumnya dapat
atau berhak menolak pembayaran yang dilakukan dengan cek, apabila orang ini
tidak percaya pada orang atau bank yang mengeluarkan cek itu.
4
Dari definisi tersebut di atas pada dasarnya tidak ada perbedaan,
pengertian antara uang kontan atau tunai dengan cek tersebut sehingga cek
digolongkan sebagai di cetak oleh masing-masing bank tidak sama satu sama lain
karena tidak satu peraturan yang mengatur hal itu. Yang diatur hanya isi dan
bunyi redaksi formulir cek yang bersangkutan.
Dalam transaksi bisnis diperlukan adanya etika, untuk menghindari adanya
kerugian bagi para pihak, salah satu contohnya adalah dengan menerbitkan cek
kosong tersebut merupakan salah satu contoh dari pelanggaran etika bisnis
tersebut. Terhadap cek yang tidak ada dananya atau dikenal dengan cek kosong
adalah merupakan tanggung jawab penerbit cek, karena penerbit cek belum
melakukan prestasinya kepada penerima cek sejumlah nilai yang tercantum dalam
cek. Tanggung jawab penerbit untuk menarik kembali cek yang telah dikeluarkan
kepada penerima cek dengan mengganti dengan cek baru yang memiliki dana
yang cukup atau melakukan prestasi dengan uang kontan.
Pada penulisan skripsi ini yang ditujukan pada PT. Bank Sinarmas
Denpasar terdapat beberapa argument umum yang mendasari di dalam
menjalankan kegiatan bisnis diperlukan adanya etika, yaitu:
a) Bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit (profit oriented) melainkan perlu
mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi
b) Bisnis dilakukan diantara manusia atau pihak yang satu ke pihak yang satu
dengan yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan
orientasi bagi keputusan, kegiatan dan tindakan manusia dalam berhubungan
bisnis satu sama lainnya
5
c) Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat, jadi para
pebisnis yang bersaing tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim
bisnis yang semakin professional. Adapun issue hukumnya dimana sering
terjadinya kecurangan di dalam praktek perbankan dengan menyalahgunakan
surat berharga cek demi tindakan wanprestasi yang menguntungkan salah satu
pihak. Issue hukum normative terhadap penerima cek kosong telah diatur
dalam peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1971
tentang pencabutan Undang-Undang No.17 Tahun 1964 tentang Larangan
Penarikan cek kosong, peraturan Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI/2006
tentang Daftar Hitam Nasional Penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
serta Surat Edaran BI No. 9/13/DASP/2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Penyelenggaraan Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong.
Dalam penulisan skripsi ini mengenai penerima cek kosong dibahas di
dalamnya mengenai perlindungan hukum oleh Undang-Undang dengan
mengajukan gugatan ganti kerugian apabila cek yang diterima sudah memiliki
tenggang waktu habis 70 hari, tetapi lebih baik norma-norma dalam bisnis tetap
dipegang teguh oleh penerbit cek tersebut, sehingga tidak merugikan si penerima
cek tersebut. Dalam Pasal 1 Undang-Undang No.17 Tahun 1964 tentang Larangan
Penarikan cek kosong menyebutkan bahwa :
“Barang siapa menarik suatu cek, sedangkan ia mengetahui atau patut
harus menduga, bahwa sejak saat ditariknya untuk cek tersebut tidak tersedia dana
yang cukup dari bank atas nama cek tersebut ditarik (cek kosong) dipidana dengan
6
mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara sementara selama-lamanya dua
puluh tahun dan pidana denda sebanyak-banyaknya empat kali jumlah yang ditulis
dalam cek kosong yang bersangkutan”.
Namun dalam faktanya banyak terjadi perbuatan dimana orang
menerbitkan cek kepada pihak lain dengan tidak memenuhi syarat-syarat
sebagaimana yang ditentukan dalam perundang-undangan seperti misalnya, dana
mereka yang dimiliki di bank tidak mencukupi untuk membayar cek yang mereka
keluarkan dan bahkan mereka tidak sama sekali memiliki dana di bank.
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka disajikan
satu karya tulis yang berupa skripsi yang berjudul “Penggunaan Cek Kosong
Dalam Transaksi Bisnis Pada PT. Bank Sinar Mas Denpasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan
penulis dalam membatasi masalah yang diteliti sehingga sasaran yang hendak
dicapai menjadi jelas, searah dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tanggung jawab penerbit sehubungan dengan transaksi
bisnis yang dilakukan dengan menggunakan cek kosong?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap penerima cek kosong
dalam transaksi bisnis?
7
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Di dalam penulisan skripsi ini perlu ditentukan secara tegas materi yang
akan diuraikan dalam tulisan ini. Hal ini tentu mencegah agar materi atau isi
uraian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Demikian pula halnya
dalam pembahasan skripsi ini dimana dalam permasalahan pertama akan dibahas
mengenai tanggung jawab penerbit terkait dengan pembayaran dengan
menggunakan cek kosong sedangkan permasalahan yang kedua mengenai
perlindungan hukum terhadap pemegang cek ketika menerima pembayaran
dengan menggunakan cek kosong.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Dalam tulisan ini, penulis menggunakan 2 (dua) skripsi ilmu hukum
terdahulu melalui penelusuran Skripsi. Dimana hal itu dimaksudkan sebagai
referensi penulisan dan untuk menghindari terjadinya plagiasi serta menyatakan
bahwa tulisan ini memang hasil karya dan pemikiran penulis sendiri, adapun
skripsi yang penulis maksud adalah :
No Judul Penulis Rumusan Masalah
1 PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP
PEMEGANG SURAT
CEK KOSONG YANG
BERITIKAD BAIK
(2014)
GALUH
PUSPANINGRUM
1. APAKAH BENTUK
TANGGUNG JAWAB
PENERBIT SURAT CEK
KOSONG, APABILA CEK
YANG
DITERBITKANNYA
MERUPAKAN CEK
KOSONG?
2. BAGAIMANAKAH
BENTUK
PERLINDUNGAN HUKUM
BAGI PEMEGANG SURAT
CEK KOSONG YANG
BERITIKAD BAIK?
8
2 PENGGUNAAN CEK
KOSONG SEBAGAI
ALAT PEMBAYARAN
DAN PRAKTEK
PENYELESAIAN DI
INDONESIA (2013)
ANASTASIA
PUTRI
1. BAGAIMANAKAH
PENYELESAIAN
MASALAH YANG
TIMBUL DALAM
PRAKTEK PENGGUNAAN
CEK KOSONG SEBAGAI
ALAT PEMBAYARAN DI
INDONESIA
2. KENDALA-KENDALA
PENYELESAIAN
MASALAH YANG
TIMBUL DALAM
PRAKTEK PENGGUNAAN
CEK KOSONG SEBAGAI
ALAT PEMBAYARAN DI
INDONESIA
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini ada 2 (dua) tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus :
1.5.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui perbuatan dan penerima cek kosong, dan untuk
menganalisis aspek pertanggungjawaban di dalam hukum perbankan
terhadap penerbit cek kosong.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pemegang cek
kosong.
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Untuk memahami pertanggungjawaban penerbit terkait dengan
transaksi bisnis yang dilakukan dengan menggunakan cek kosong.
2. Untuk memahami perlindungan hukum terhadap pemegang cek ketika
menerima pembayaran dengan cek kosong.
9
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memiliki kegunaan praktis
pada khususnya sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan
pemikiran dalam lalu lintas perbankan dan untuk pengembangan dan
pembaharuan hukum terutama dalam hal perlindungan hukum bagi penerima cek
kosong, serta untuk menemukan konsep-konsep, asas-asas sebagai sumber
pemikiran dalam beredarnya cek kosong di bidang perbankan.
1.6.2 Manfaat praktis
1. Sebagai sumbangan pemikiran mempertegas penggunaan cek dan
untuk dapat dijadikan pedoman oleh siapapun baik itu mahasiswa,
praktisi, pemerintah, dan pihak yang membutuhkan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan cek kosong
maupun permasalahan penelitian hukum lainnya, dan memberikan
pengalaman belajar dan melakukan penelitian bagi mahasiswa
sehingga mahasiswa mengetahui jalannya praktek hukum di
masyarakat secara langsung.
2. Dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak
sehubungan dalam pelaksanaan perlindungan hukum bagi penerima
cek kosong di. Sehingga diharapkan pelaksanaan perlindungan hukum
bagi penerima cek kosong tersebut dilaksanakan sesuai dengan
10
ketentuan yang berlaku dan tidak merugikan para nasabah di
perusahaan yang bersangkutan.
3. Dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, para pelaku perbankan,
dan juga masyarakat yang menaruh perhatian terhadap permasalahan
sejenis.
1.7 Landasan Teoritis
Untuk meneliti mengenai permasalahan hukum, maka pembahasan adalah
relevan apabila dikaji menggunakan teori-teori hukum, konsep-konsep hukum,
filosofi-filosofi, dan asas-asas hukum. Teori hukum dapat digunakan untuk
menganalisis dan menerangkan pengertian hukum dan konsep yuridis, yang
relevan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian hukum.3
Menurut para ahli dalam hukum perdata, kegagalan pembayaran utang
dapat digugat ke pengadilan dengan gugatan wanprestasi (ingkar janji).
Wanprestasi adalah keadaan apabila salah satu pihak di dalam satu perjanjian
tidak melaksanakan prestasi atau kewajibannya dan bukan karena keadaan
memaksa (overmatch). Prestasi merupakan sesuatu yang dapat dituntut
pemenuhannya. Menurut pasal 1234 KUHPer prestasi terbagi dalam tiga macam:
1. Prestasi untuk menyerahkan sesuatu (prestasi ini terdapat dalam pasal
1237 KUHPer);
2. Prestasi untuk melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu (prestasi jenis
ini terdapat dalam pasal 1239 KUHPer); dan
3 Salim H.S, 2010, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Rajawali, Jakarta, h. 54
11
3. Prestasi untuk tidak melakukan atau tidak berbuat seuatu (prestasi jenis
ini terdapat dalam pasal 1239 KUHPer).
Bentuk Cek yang acap kali memberikan peluang bagi timbulnya masalah
dalam hukum Cek adalah Cek Kosong. Dimana Cek Kosong bisa ditimbulkan
akibat tidak tersedianya atau tidak tercukupinya dana pada bank tersangkut untuk
dicairkan. Permasalahan tersebut pada kenyataannya menjadi faktor penghambat
bagi pelaksanaan usaha-usaha pemerintah dalam memperkembangkan lalulintas
pembayaran yang bersifat giral dan memperlancar lalu-lintas perekonomian dalam
rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan
negara pada umumnya. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang sangat potensial dan
sebagai lembaga yang berkewajiban turut serta melakukan perbaikan ekonomi
khususnya kesulitan dibidang perekonomian, moneter dituntut untuk mengambil
langkah-langkah yang bijaksana guna menindak lanjuti adanya perkembangan
dalam dunia perbankan, khususnya lalu lintas pembayaran giral dengan
menggunakan Cek, dimana perkembangan dari sarana pembayaran alat tersebut
pada kenyataannya berbenturan dengan masalah-masalah yang mengakibatkan
hilangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap penggunaan Cek dalam lalu
lintas pembayaran seperti yang disebutkan diatas.
Di dalam hukum perbankan harus di selaraskan dengan memasukkan
kebijakan mengenai peranan etika dalam bisnis sehingga para pelaku bisnis harus
12
selalu berpegang pada etika sehingga usaha ini dapat berjalan lancer. Demikian
juga dalam permasalahan skripsi ini yang dalam penggunaan cek sebagai alat
pembayaran harus didukung dengan etika yang baik, sehingga ide untuk
mengelabui si penerima cek dengan dasar karena tidak ada dana yang tersedia,
Karena hal tersebut memang bertentangan dengan hukum bisnis. Surat yang
memuat kata cek, yang diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu dengan mana
penerbit memerintahkan tanpa syarat pada banker untuk membayar sejumlah uang
tertentu kepada pemegang atau pembawa ditempat tertentu.4
Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 1964 Tentang Larangan
Penarikan Cek Kosong, yang dimana pada Pasal 7 menyebutkan terjadinya cek
kosong tersebut adalah akibat dari pada :
a. Kelemahan pada Pasa180 KUHD yang berhubungan dengan
penerbitan surat cek dan penyediaan dana pada banker.
b. Rahasia bank seperti yang diatur pada Pasal 36 UU Pokok Perbankan
1967/15 (LN-196734) jo UU NO. 10 Tahun 1998
c. Spekulasi dari pihak pemilik giro yaitu : penerbitan surat cek
d. Administrasi bank yang kurang waspada.5
1.7.1 Teori Tanggung Jawab
Teori tanggung jawab terdiri dari dua unsur yaitu Liability dan
Responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas dan menunjukkan
4 Abdul Kadir Muhammad, 1979, Hukum Dagang tentang Surat-surat Berharga, Alumni,
Bandung, hal 135. 5 Sudarto, 1978, Undang-Undang No. 17/1964, Tentang Larangan Penarikan Cek Kosong,
Pradnya Paramita, Jakarta, hal23.
13
hamper semua karakter resiko atau tanggung jawab yang pasti yang bergantung
atau yang meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara actual atau potensial
seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang menciptakan tugas
untuk melaksanakan Undang-Undang. Responsibility merupakan hal yang dapat
dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban dan termasuk putusan. Keterampilan
kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas
Undang-Undang yang dilaksanakan.
Jadi, tanggung jawab dengan unsur kesalahan (kesengajaan dan kelalaian)
sebagai manapun terdapat dalam pasal 1365 KUHPerdata, yaitu “Tiap-tiap
perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti
kerugian tersebut”. Tanggung jawab dengan unsur kesalahan khususnya kelalaian
sebagaimana terdapat dalam pasal 1366 KUHPerdata yaitu, “Setiap orang
bertanggung jawab tidak sengaja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya,
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
1.7.2 Teori Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan
kepada subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif
maupun yang bersifat represif, baik lisan maupun tertulis. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari
fungsi hukum itu sendiri yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu
keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan, dan keadaan. Pengertian tersebut
14
mengundang beberapa ahli untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai
pengertian dari perlindungan hukum diantaranya :
1. Menurut Satjipto Raharjo, mendefinisikan perlindungan hukum adalah
memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan
orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar
mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
2. Menurut Phillipus M. Hadjon, berpendapat bahwa perlindungan
hukum adalah perlindungan akan harkat martabat serta pengakuan
terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan
3. Menurut CST Kansil, berpendapat bahwa perlindungan hukum adalah
berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak
hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik
dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.
Pada kasus cek kosong tentunya pihak yang sangat dirugikan adalah pihak
penerima (pemegang) cek. Oleh karena itu, perlu adanya suatu perlindungan
hukum agar pihak penerima mendapatkan jaminan kepastian hukum dalam kasus
penerimaan cek kosong. Perlindungan hukum secara signifikan sangat diperlukan
untuk mendapatkan kepastian hukum, artinya dirasakan adanya perlindungan
hukum jika ada kepastian hukum tentang norma hukumnya ditempatkan.
Perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu cara proses perbuatan
melindungi berdasarkan hukum, atau dapat pula diartikan sebagai suatu
perlindungan yang diberikan melalui sarana hukum tersebut.
15
Agar mengantisipasi terjadinya peningkatan terhadap kasus cek kosong
maka Bank Indonesia mengeluarkan Daftar Hitam Nasional yang berisi nama-
nama nasabah yang mengeluarkan cek kosong. Ketentuan tentang Daftar Hitam
Nasional itu tentang di dalam peraturan No.8/29/PBI/2006 Tentang Daftar Hitam
Nasional Penerbit Cek/Giro Bilyet Kosong tertanggal 20 Desember 2006 yang
telah dikeluarkan dan diberlakukan secara resmi oleh Bank Indonesia pada 1
Agustus 2008.
1.8 Metode Penelitian
Metode dapat diartikan, sebagai cara yang tepat untuk melakukan sesuatu,
sedangkan logi/logos adalah ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian metodologi
dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian berarti suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai
menyusun laporannya.6
Dengan menggunakan beberapa hal tersebut seseorang diharapkan mampu
untuk menemukan dan menganalisa masalah yang diteliti sehingga dapat
mengungkapkan suatu kebenaran, karena metode memberikan pedoman tentang
cara bagaimana seorang ilmuwan mempelajari memahami dan menganalisa
permasalahan yang dihadapi.
6 Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, h.1.
16
1.8.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
menggunakan metode yuridis empiris. Metode yuridis yaitu suatu metode
penulisan hukum yang berdasarkan pada teori-teori hukum, literatur –
literatur dan peraturan perundang – undangan yang berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan metode empiris yaitu suatu metode dengan
melakukan observasi atau penelitian secara langsung kelapangan guna
mendapat kebenaran yang akurat dalam proses penyempurnaan skripsi ini.7
1.8.2 Sifat penelitian
Dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian yang sifatnya
deskriptif (menggambarkan) yaitu penelitian yang berupaya untuk
menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat.8
1.8.3 Data dan Sumber Data
Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada 2 (dua) jenis
yaitu data primer dan data sekunder :
1.8.3.1 Data Primer adalah data yang bersumber dari sumber pertama di
lapangan baik dari responden maupun informan. Dimana diperoleh
dari hasil wawancara dengan staf-staf Bank Sinar Denpasar.
7 Bahder Johan Nasution, 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
h.3. 8 Amiruddin, Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h.25
17
1.8.3.2 Data Sekunder adalah suatu data yang bersumber dari data yang
sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum , yang
meliputi :
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang
mengikat, meliputi peraturan perundang-undangan
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku,
literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.
3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, yaitu berupa kamus , yang terdiri dari :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka,
Jakarta;
b. Kamus hukum.
1.8.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini menggunakan
teknik kepustakaan dan teknik wawancara, yaitu :
a. Teknik kepustakaan yaitu membaca dan mencatat informasi serta
keterangan yang diperoleh dari literature-literature yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang dibahas serta mencakup peraturan
perundang-undangan.
18
b. Untuk data lapangan digunakan teknik interview atau wawancara
dilakukan terhadap informan yaitu staf-staf dari Bank Sina Denpasar
serta dari pihak-pihak terkait lainnya.
1.8.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data
primer maupun data sekunder yang merupakan hasil dari studi dokumen
dan wawancara, kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian
mengkualifikasikan dan mengumpulkan data berdasarkan kerangka
penulisan skripsi secara menyeluruh, yang selanjutnya data yang
diklasifikasikan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan
cara menggambarkan secara tepat mengenai hal-hal yang yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti secara jelas dan sistematis yang kemudian
dapat diolah serta disajikan dalam bentuk laporan, dimana dapat diperoleh
suatu kesimpulan atas permasalahan yang dibahas.9
9 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta, h. 197