dalam pembelajaran matematika terhadap higher …repository.usd.ac.id/31223/2/141414078_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HIGHER
ORDER THINKING SKILL (HOTS) DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANGSRI PADA MATERI PENYAJIAN
DATA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Dyadara Eva Hermawati
141414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HIGHER
ORDER THINKING SKILL (HOTS) DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANGSRI PADA MATERI PENYAJIAN
DATA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Dyadara Eva Hermawati
141414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
JaNGAN PERNAH TERSANDUNG HAL-HAL YANG SUDAH BERADA
DIBELAKANGMU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN Dengan penuh syukur, kupersembahkan karya ini kepada:
Tuhan Yang Maha Esa
Ibuku tercinta, Ibu Warsini yang selalu memberikan doa, perhatian dan
kasih sayang yang luar biasa bagiku.
Teman-teman pendidikan matematika kelas C.
Hendrik Agus Santoso
Almamaterku : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan lindungan-nya, serta kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan penyususnan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, kerja sama, dukungan/motivasi, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan limpah terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma,M.Sc.,Ph.D., selaku Rektor Univesitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendoidikan Univesitas Sanata Dharma.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Univesitas Sanata Dharma.
4. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, dan
motivasi yang sangat bermamfaat bagi penulis.
5. Bapak Abdul Kohar Muzakir, S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah SMP
N 2 Bangsri .
6. Ibu Sukati, S.Pd., selaku Guru Mata pelajaran Matematika Kelas VII
SMP N 2 Bangsri Jepara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABTRAK
Dyadara Eva Hermawati (141414078) Implementasi Model Pembelajaran
Blended Learning dalam Pembelajaran Matematika terhadap Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri
2 Bangsri pada Materi Penyajian Data Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi,
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasi
model prmbelajaran Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap
Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 2 bangsri tahun ajaran 2017/2018.
Obyek penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran Blended Learning
terhadap Higher Order Thinking(HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data. Data yang diperoleh berupa
data tes HOTS, data pengamatan keaktifan belajar siswa, dan data wawancara.
Metode pengumpulan data berupa tes tertulis, pengamatan keaktifan belajar siswa,
dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), soal tes HOTS, lembar pengamatan keaktifan
belajar siswa, dan pedoman wawancara.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1) tidak cukup data untuk
menyatakan bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat menumbuhkan
Higher Order Thinking Skill(HOTS) siswa. (2) Model pembelajaran Blended
Learning dapat mengembangkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dikarenakan
siswa belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes. Persentase skor pengamatan
keaktifan belajar siswa kelas VII B pada setiap pertemuan selalu mengalami
peningkatan dari 68,18% menjadi 83,36% dan pada pertemuan ketiga naik
menjadi 95,45%. Hasil wawancara menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa
kelas VII B sudah terjadi peningkatan.
Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Blended Learning, Higher Order
Thinking Skill (HOTS), Kekatifan Belajar Siswa, Penyajian Data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Dyadara Eva Hermawati (141414078). The implementation Of Blended
Learning Model in Mathematics Learning towards Higher Order Thinking
Skill (HOTS) and Student’s Learning Activiness of Seven Grade B Junior
High School 2 Bangsri on Data Presentation Material Of Year Academic
2017/2018, Thesis, Mathematic Education Study Program, Department of
Matematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and
Educational Science, Sanata Dharma University, yogyakarta. 2018.
The purpose of this research is to know the result of the implementation of
Blended Learning model in mathematics learning on Higher Order Thinking Skill
(HOTS) and student learning activity of class VII SMP Negeri 2 Bangsri on
presentation material of data
This research is quantitative descriptive. The subject of this research is
the students of class VII B SMP N 2 bangsri academic year 2017/2018. The object
of this research is the implementation of learning model of Blended Learning
toward Higher Order Thinking (HOTS) and student learning activity of class VII
B SMP Negeri 2 Bangsri on presentation material of data. The data obtained are
HOTS test data, observation data of students' learning activity, and interview data.
Methods of collecting data in the form of written tests, observation of student
learning activities, and interviews. The instruments used in this study are Learning
Implementation Plan (RPP), HOTS test questions, student activity observation
sheets, and interview guidelines.
The results of his research are as follows (1) Not enough data to declare
Blended Learning model can grow Higher Order Thinking Skill(HOTS). (2)
Blended Learning model can develop student learning activeness.This is because
students do not have readiness to take the test. The percentage of observation
scores of students learning activity class VII B at each meeting always increased
from 68.18% to 83.36% and in the third meeting rose to 95.45%. The result of the
interview stated that the students' learning activity of class VII B has been
increasing.
Keywords: Blended Learning, Higher Order Thinking Skill (HOTS), student‟s
learning activeness, presentarion data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Batasan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
G. Batasan Istilah .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model pemebelajaran Blended Learning.................................. 10
1. Model Pembelajaran ........................................................... 10
a. Pengertian Model Pembelajaran ................................... 10
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ...................................... 11
c. Macam-Macam Model Pembelajaran........................... 11
2. Model Pembelajaran Blended Learning ............................. 13
a. Pengertian Blended Learning ....................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Karakteristik model pembelajaran Blended learning ... 14
c. Tujuan dikembangkannya model pembelajaran
blended learning ........................................................... 15
d. Tahapan-tahapan dalam merancang dan
menyelenggarakan blended learning ............................ 16
e. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning ............. 20
B. Higher Order Thinking Skill (HOTS)/Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi .......................................................................... 22
1. Tahap berpikir siswa SMP ................................................. 22
2. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ............................... 23
a. Pengertian Higher Order Thinking Skil ....................... 23
b. Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam
Taksonomi Bloom ........................................................ 23
c. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi ................................................................ 24
C. Keaktifan Belajar Siswa ........................................................... 25
1. Pengertian Keaktifan Siswa ............................................... 25
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Keaktifan Siswa .......... 29
D. Paparan Teori Matematika ....................................................... 29
1. Statistik dan Statistika ........................................................ 29
2. Data Statistik ...................................................................... 31
3. Populasi dan Sampel .......................................................... 32
a. Populasi ........................................................................ 34
b. Sampel ......................................................................... 35
4. Pengumpulan Data ............................................................. 35
5. Penyajian Data ................................................................... 35
E. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 48
F. Kerangka Berfikir ..................................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 53
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................. 53
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Instrumen .................................................................................. 55
F. Keabsahan Data ........................................................................ 59
G. Metode Analisis Data ..................................................................... 67
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... . 72
BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan, Pelaksanaan Penelitian dan Pasca
Penelitian .................................................................................. 74
1. Persiapan Penelitian ............................................................ 74
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 75
B. Hasil dan Analisis Penelitian .................................................... 81
1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended
Learning .............................................................................. 81
2. Data Nilai Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) ......... 84
3. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Oleh
Observer .............................................................................. 86
4. Data Hasil Wawancara Terhadap Keaktifan Siswa ............ 89
C. Pembahasan ............................................................................. 91
1. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning
terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS) ................. 91
2. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning terhadap
Keaktifan Belajar ................................................................. 93
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 98
LAMPIRAN ..................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Pelajar di Wilayah X Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan ........................................................................ 38
Tabel 2. Data Ukuran Sepatu Siswa Kelas VII D SMP N 2 Bangsri .......... 40
Tabel 3. Siswa Baru Tahun 2004-2007 ....................................................... 41
Tabel 4. Siswa Baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007 ............................ 43
Tabel 5. Jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada ........................... 46
Tabel 6. Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS. Griya Husada 47
Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes HOTS ............................................................... 57
Tabel 8. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................... 59
Tabel 9. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Keaktifan Belajar Siswa .............. 60
Tabel 10. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................... 61
Tabel 11. Hasil Validasi Instrumen Wawancara ........................................... 62
Tabel 12. Hasil Validasi Instrumen Tes HOTS ............................................. 63
Tabel 13. Perbaikan Kunci Jawaban Soal Post-test Nomor 1 ....................... 63
Tabel 14. Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa .......... 65
Tabel 15. Hasil Validasi Instrumen Bahan Ajar ............................................ 66
Tabel 16. Hasil Validasi Media Pembelajaran............................................... 66
Tabel 17. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ............................... 69
Tabel 18. Skor Tes HOTS.............................................................................. 69
Tabel 19. Kriteria Nilai Tes Siswa................................................................. 70
Tabel 20. Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa...................................... 71
Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 74
Tabel 22. Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran ............ 81
Tabel 23. Data nilai tes HOTS ...................................................................... 83
Tabel 24. Hasil Tes HOTS ............................................................................. 85
Tabel 25. Data Hasil Analisis Pengamatan Keaktifan Belajar .................... 86
Tabel 26. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa .................................. 88
Tabel 27. Hasil dan Analisis Data Wawancara dengan Siswa ...................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Batang Siswa Baru............................................... 42
Gambar 2 Diagram Garis Siswa Baru.................................................... 45
Gambar 3 Diagram Lingkaran Persentase........................................... 48
Gambar 4 Diagram Lingkaran Sudur.................................................... 49
Gambar 5 Diagram Batang Keterlaksanaan........................................... 83
Gambar 6 Diagram Lingkaran Analisis Setiap Indikator........................ 91
Gambar 7 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa.............................. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................... 101
LAMPIRAN A. 2 : Daftar Presensi Siswa ................................................ 127
LAMPIRAN A. 3 : Kisi-Kisi Soal Tes HOTS ........................................... 129
LAMPIRAN A. 4 : Soal Tes HOTS ........................................................... 130
LAMPIRAN A.5 : Kunci Jawaban Soal Tes HOTS ................................. 133
LAMPIRAN A. 6 : Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar oleh Observer 136
LAMPIRAN A. 7 : Lembar keterlaksanaan Model pembelajaran Blended
Learning ......................................................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
LAMPIRAN B
LAMPIRAN B. 1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning
LAMPIRAN B. 1a : Pertemuan Pertama ...................................................... 140
LAMPIRAN B. 1b : Pertemuan Kedua ........................................................ 142
LAMPIRAN B. 1c : Pertemuan Ketiga ........................................................ 144
LAMPIRAN B. 2 Hasil Tes Siswa
LAMPIRAN B. 2a : Tes Higher OrderThinking Skill (HOTS) ................... 146
LAMPIRAN B. 3 Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa oleh Obsever
LAMPIRAN B. 3a : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Pertama ............... 148
LAMPIRAN B. 3.b : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Kedua ................. 151
LAMPIRAN B. 3.c : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Ketiga ................ 153
LAMPIRAN B. 4 Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
LAMPIRAN B. 4a : Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa .......... 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
LAMPIRAN C
LAMPIRAN C. 1 : Lembar Analisis Uji Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran .................................................................. 157
LAMPIRAN C. 2 : Lembar Analisis Uji Validasi Soal Tes HOTS ............ 163
LAMPIRAN C. 3 : Lembar Analisis Uji Validasi Lembar Pengamatan oleh
Observer.......................................................................... 169
LAMPIRAN C. 4 : Lembar Analisis Uji Validasi Pedoman Wawancara .. 171
LAMPIRAN C. 5 : Lembar Analisis Uji Validasi Media Pembelajaran .... 175
LAMPIRAN C. 6 : Lembar Analisis Uji Validasi Bahan Ajar .................. 179
LAMPIRAN C. 7 : Lembar Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar
Siswa oleh Observer ..................................................... 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
LAMPIRAN D
LAMPIRAN D. 1 : Surat Ijin Penelitian ..................................................... 184
LAMPIRAN D. 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................... 185
LAMPIRAN D. 3 : Dokumentasi Kegiatan ................................................ 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan
tentang pentingnya penguasaan matematika oleh siswa, sehingga dalam
pendidikan formal mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada anak
didik mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat mahasiswa.
Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran
matematika adalah kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif.
Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) yang menunjukan bahwa siswa Indonesia berada pada
ranking amat rendah (ranking 45 dari 50 negara) dalam kemampuan (1)
memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan
masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi (Kemendikbud, 2012). TIMSS membagi ranah
kognitif menjadi 3 tingkatan yaitu pengetahuan, penerapan dan penalaran.
Fakta menunjukkan sebagian besar dari siswa Indonesia dapat sampai pada
level pengetahuan dan penerapan, namun pada saat level yang lebih tinggi,
siswa Indonesia mengalami kesulitaan, salah satu penyebabnya adalah
kebanyakan pembelajaran yang dilakukan di Indonesia kurang mampu
mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
Pada kurikulum 2013 yang berkembang di Indonesia saat ini
pemerintah menuntut adanya proses pembelajaran yang menekankan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, logis, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Namun pada kenyataannya di Indonesia masih terdapat beberapa
sekolah yang belum melaksanakan proses pembelajaran yang
menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skill(HOTS) siswa. Salah satu sekolah yang belum merata dalam
menerapkan proses pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi adalah SMP Negeri 2 Bangsri di Kabupaten Jepara
Jawa Tengah. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu guru mata
pelajaran matematika kelas IX SMP Negeri 2 Bangsri.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru matematika kelas VII
SMP Negeri 2 Bangsri yang menyatakan bahwa siswa di SMP Negeri 2
Bangsri masih banyak mengalami kesulitan saat diminta untuk berpikir
tingkat tinggi. Ini dapat dilihat pada saat mengerjakan soal. Ketika siswa
diberikan contoh mereka bisa mengerjakan, contoh disini misalnya guru
memberikan soal “ Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 15°C,
beberapa menit kemudian, suhu diruangan tersebut naik menjadi 45°C,
maka kenaikan suhu yang terjadi diruangan tersebut adalah....” , tetapi jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswa tersebut di beri latihan soal yang sedikit diubah dari contoh misalnya
soal “Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 30°C, beberapa menit
kemudian, suhu diruangan tersebut turun menjadi 25°C, maka penurunan
suhu yang terjadi diruangan tersebut adalah....”, mereka masih mengalami
kesulitan untuk memahami soal. Hal ini juga diimbangi dengan nilai siswa,
guru menyampaikan bahwa hasil ulangan dan hasil ujian tengah semester 1
rata-rata hanya 2 sampai 3 orang yang nilainya berada di atas KKM,
KKM mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Bangsri adalah 68.
Selain mengalami kesulitan terhadap proses berpikir tingkat tinggi
(HOTS), sikap keaktifan belajar siswapun masih sangat kurang, ini bisa
dilihat dengan sedikitnya siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan
dari guru pada saat pembelajaran berlangsung, rata-rata dalam satu kelas
hanya satu sampai dua orang yang berani untuk bertanya pada gurunya,
seperti apa yang disampaikan oleh guru, penyebab kurang aktifnya siswa
dalam proses pembelajaran disebabkan oleh masih banyak siswa yang
merasa takut atau segan kepada teman-temannya jika ia ingin bertanya.
Namun hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas VII SMP Negeri 2
Bangsri menyatakan penyebab meraka kurang aktif dalam proses
pembelajaran barasal dari guru yaitu sikap guru dalam mengajar seperti
tidak terbuka kepada siswa dan terlalu kaku dalam mengajar, selain sikap
guru penyebab lain adalah model pembelajaran yang monoton sehingga
siswa merasa bosan saat mengikuti pembelajaran matematika, model
pembelajaran yang biasanya dipakai guru adalah model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
konvensional yaitu guru menjelaskan materi, memberikan contoh,
memberikan latihan soal kepada siswa dan menunjuk siswa untuk maju
mengerjakan latihan soal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa tersebut juga dapat diketahui penyebab kemampuan siswa dalam
berpikir tingkat tinggi masih rendah dikarena dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru belum membiasakan siswa untuk berpikir tingkat
tinggi, sehingga siswa hanya terbiasa dengan permasalahan yang
sederhana.
Berdasarkan hal tersebut guru seharusnya menggunakan pembelajaran
yang dapat mengatarkan siswa menuju keterampilan berpikir tingkat tinggi
serta pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar siswa menjadi
aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan guru adalah model pembelajaran Blended Learning.
Menurut Semler (Husamah, 2014:11) Blended Learning adalah model
pembelajaran yang mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran
online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistem
pembelajaran online, latihan dikelas, dan pengalaman on-the-job akan
memberikan pengalaman berharga bagi diri mereka. Tujuan Blended
Learning pada dasarnya dilaksanakan untuk mendapatkan pembelajaran
yang “paling baik” dengan menggabungkan berbagai keunggulan masing-
masing komponen, dimana metode tatap muka memungkinkan untuk
melakukan pembelajaran secara interaktif sedangkan metode online
memberikan materi secara online tanpa batasan ruang dan waktu sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dapat dicapai pembelajaran yang maksimal (Husamah, 2014:20-21). Selain
itu model pembelajaran Blended Learning baik digunakan oleh pengajar
karena model pembelajaran Blended Learning dapat membantu proses
komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta didik sehingga menjadi
lebih mudah dan membantu proses percepatan pengajaran, oleh karena itu
apabila pengajar menerapkan model pembelajaran Blended Learning
dalam pembelajarannya maka kemungkinan besar model pembelajaran
Blended Learning dapat membantu peserta didik untuk belajar secara
maksimal serta bisa mendapatkan lebih banyak informasi yang dapat
menunjang proses pembelajaran (Husamah, 2014:25).
Selain model pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengantar
siswa belajar untuk berpikir tingkat tinggi tetapi menurut Shibley (
2011:80-85) model pemebelajaran Blended Learning ini juga sangat
cocok untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Hal itu dikarenakan model pembelajaran Blended Learning
memanfaatkan teknologi dalam pembelajarannya, dimana saat ini
teknologi di dunia berkembang sangat pesat.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Blended
Learning dalam Pembelajaran Matematika terhadap Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dan Keaktifan Belajar Siswa kelas VII B SMP
Negeri 2 Bangsri pada Materi Penyajian Data”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat
diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru masih menggunakan
model pembelajaran yang monoton sehingga siswa merasa bosan saat
mengikuti pembelajaran matematika.
2. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa di SMP
Negeri 2 Bangsri.
3. Rendahnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.
4. Pembelajaran yang tidak membiasakan siswa untuk berpikir tingkat
tinggi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka penulis
kemukaan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah implementasi model pembelajaran Blended Learning
dalam pembelajaran matematika dapat menumbuhkan Higher
Order Thinking Skill (HOTS) siswa pada materi penyajian data?
2. Apakah implementasi model pembelajaran Blended Learning
dalam pembelajaran matematika dapat mengembangkan keaktifan
belajar siswa pada materi penyajian data?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
penelitian dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Bangsri tahun ajaran
2017/2018.
2. Penelitian ini membahas mengenai implementasi model
pembelajaran Blended Learning dalam pembelajaran matematika
terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan
belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri pada materi
penyajian data.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan hasil implementasi model pembelajaran
Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap
Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada materi penyajian data.
2. Untuk mendeskripsikan hasil implementasi model pembelajaran
Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap
keaktifan belajar siswa pada materi penyajian data.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk:
1. Guru
a. Membantu guru matematika dalam usaha mencari bentuk
pembelajaran yang efektif untuk mengoptimalkan Higher
Order Thinking Skill (HOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Menjadi referensi ilmiah bagi guru dan untuk memotivasi guru
dalam melakukan penelitian pada pokok bahasan yang lain.
2. Siswa
a. Mengoptimalkan Higher Order Thinking Skill (HOTS).
b. Siswa lebih mampu menguasai materi matematika dengan
lebih baik.
c. Meningkatkan keaktifan dalam belajar matematika.
3. Peneliti
Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran
Blended Learning terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS)
dalam pembelajaran matematika pada materi penyajian data.
G. Batasan Istilah
Istilah-istilah dalam rumusan diatas didefinisikan sebagai berikut:
1. Blended Learning
Blended Learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara
konvensional) dengan pembelajaran online, dimana antara peserta
didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, masing-
masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan ajar,
belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah
disediakan) serta belajar mandiri secara online dengan komputer.
2. Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Higher Order Thinking Skill didefinisikan sebagai proses
berfikir yang komplek dalam menyelesaikan suatu permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
serta kritis dalam mengevaluasi baik dalam tugas yang telah ada
maupun yang berbeda dengan contoh.
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dengan tujuan
untuk mengembangkan berbagai potensi siswa melalui kegiatan
berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep
baru atau menghasilkan suatu karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model pemebelajaran Blended Learning
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Brady dalam Ekawarna (2013: 86) menyebutkan bahwa
definisi model pembelajaran adalah suatu blueprint (kerangka dasar)
yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat atau menyusun
persiapan pembealajaran lalu mengimplementasikannya. Menurut Joice,
dkk dalam Trianto (2010: 52) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola
mengajar dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan
material/perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film-
film, program-program media komputer, dan kurikulum. Setiap model
mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
Sedangkan menurut Joy dan Well dalam Rusman (2011: 133)
menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rancangan yang
dapat digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran dalam jangka
waktu yang panjang. Menurut Triantoro (2010: 54) memilih model
pembelajaran harus didasarkan pada dua alasan penting yakni :
1) Model pembelajaran harus memiliki arti yang lebih luas dari pada
strategi, metode, dan prosedur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2) Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi
dalam proses pembelajaran.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu kerangka dasar atau pola atau rancangan yang dapat
digunakan untuk menyusun persiapan pembelajaran dan
mengimplementasikannya.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Menurut Rusman (2011: 136), ciri-ciri model pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
a. Suatu model pembelajaran yang akan digunakan harus
memperhatikan tujuan dari model pembelajaran tersebut.
b. Model pembelajaran harus dapat dijadikan acuan untuk melakukan
perbaikan proses pembelajaran.
c. Model pembelajaran memiliki beberapa bagian yaitu langkah-
langkah pelaksanaan model pembelajaran, prinsip-prinsip reaksi,
sistem sosial, dan terdapat suatu sistem pendukung.
d. Membuat persiapan mengajar dengan acuan model pembelajaran
yang telah ditentukan.
3. Macam-Macam Model Pembelajaran
Ada berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para
ahli diantaranya sebagai berikut :
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam bentuk kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen
(Rusman,2012: 202). Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
komponen penting yaitu a) cooperative task atau tugas kerja sama dan b)
cooperative incentive structure atau struktur insentif kerja sama.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
dengan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu dan kompleksitas yang ada (Tan, 2000)
c. Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi,
2002)
d. Model pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok, aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan otentik Joni (Trianto 2010: 56).
e. Model Pembelajaran Blended Learning
Blended Learning merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan antara sistem e-learning dengan model pembelajaran
konvensional atau tatap muka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut Graham (2004: 3) mengemukakan:
“...The idea that BL is the combination of instruction from two
historically separate models of teching and learning: traditional face to
face learning systems and distributed learning systems. It also
emphasizes the central role of computer-based technologies in
Blended Learning”.
Blended Learning merupakan penggabungkan dua model
pembelajaran yang terpisah yaitu pembelajaran tradisional dengan
pembelajaran yang berbasis komputer, yang menekankan teknologi
komputer di Blended Learning.
2. Model Pembelajaran Blended Learning
a. Pengertian Blended Learning
Blended Learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended
artinya campuran atau kombinasi yang baik. Blended learning ini pada
dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan
secara tatap muka dan secara virtual.
Semler (Husamah, 2014:11) menegaskan bahwa: “ Blended
learning mengombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran
online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia
nyata. Sistem pembelajaran online, latihan di kelas, dan
pengalaman on-the-job akan memberikan pengalaman
berharga bagi diri mereka. Blended learning menggunakan
pendekatan yang memberdayakan berbagai sumber
informasi yang lain.
Menurut Wendhie, Prayitno dan Widyaiswara (2013) diartikan
sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam
pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai
macam media dan teknologi, dimana antara peserta didik dan pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar
informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar
dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri
secara online.
Menurut Graham (2004: 3) mengemukakan:
“...The idea that BL is the combination of instruction from two
historically separate models of teching and learning: traditional
face to face learning systems and distributed learning systems. It
also emphasizes the central role of computer-based technologies in
Blended Learning”.
Dijelaskan oleh Graham bahwa Blended Learning merupakan
penggabungkan dua model pembelajaran yang terpisah yaitu pembelajaran
tradisional dengan pembelajaran yang berbasis komputer. Yang
menekankan teknologi komputer di Blended Learning.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan Blended learning adalah
pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran
secara konvensional) dengan pembelajaran online , dimana antara peserta
didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing
dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan ajar, belajar mandiri
(belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar
mandiri secara online dengan komputer.
b. Karakteristik model pembelajaran Blended learning
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, khususnya
perkembangan teknologi internet mendorong berkembangnya konsep
pembelajaran jarak jauh. Ciri dari teknologi internet yaitu selalu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diakses kapan saja dan di mana saja, memiliki banyak pengguna
(multiuser) dan menawarkan segala kemudahannya. Hal itu membuat
internet menjadi suatu media yang sangat tepat bagi pendidikan jarak
jauh. Itulah mengapa sistem pembelajaran yang disebut blended learning
saat ini masih sangat baik diterapkan di Indonesia, (Husamah, 2014: 1).
Berdasarkan hal tersebut, menurut Jhon Watson (Husamah ,2014:
16) karakteristik blended learning adalah sebagai berikut;
1) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian,
model pengajaran, gaya pembelajaran serta berbagai media berbasis
teknologi yang beragam.
2) Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung atau bertatap muka
(face-to-face), belajar mandiri, dan belajar via online.
3) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara
penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
4) Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama
penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai
pendukung.
c. Tujuan dikembangkannya model pembelajaran blended learning
Menurut Garnham (Husamah, 2014:21), tujuan dikembangkannya
blended learning adalah menggabungkan ciri-ciri terbaik pembelajaran di
kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk
meningkatkan pembelajaran secara aktif oleh peserta didik dan
mengurangi jumlah waktu tatap muka dikelas. Dengan teknologi berbasis
komputer, pengajar menggunakan model pembelajaran campuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(hybrid) untuk merancang ulang mata pelajarannya sehingga ada
kegiatan onlinenya berupa studi kasus, tutorial, latihan mandiri, simulasi,
atau kolaborasi kelompok online.
Dengan demikian, tujuan dari penggunaan blended learning dapat
dirumuskan sebagi berikut;
1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik didalam proses
belajar sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
2) Menyediakan peluang yang praktis-realitas bagi pengajar dan peserta
didikuntuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus
berkembang.
3) Peningkatkan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan
menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran
online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para
peserta didik dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online
memberikan para peserta didik dengan konten multimedia yang kaya
akan pengetahuan kapanpun dan dimanapun sela perserta didik
memiliki akses internet.
d. Tahapan-tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended
learning
Secara khusus, Soekartawi (Husamah, 2014:27) menyarankan
enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning
agar hasilnya optimal. Keenam tahap tersebut adalah sebagai berikut;
1) Menetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian mengubah atau
menyiapkan bahan ajar tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
syarat untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Karena media
pembelajarannya adalah blended learning, bahan ajar sebaiknya
dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar, yaitu:
a) Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.
b) Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui
tatap muka.
c) Bahan ajar yang dpat dipelajari dengan car berinteraksi melalui
pembelajaran online atau berbasis web.
2) Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan.
Kegiatan dalam tahap ini merupakan tahap yang paling sulit.
Di sini, diperlukan ahli e-learning untuk membantunya. Dalam
tahapan ini, intinya adalah bagaiman membuat rancangan
pembelajaran yang berisikan komponen PJJ dan tatap muka. Karena
itu, dalam membuat rancangan pembelajaran ini, perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan:
a) Bagaimana bahan ajar tersebut disajikan
b) Bahan ajar mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang
bersifat anjuran guna memperkaya pengetahuan peserta didik.
c) Bagaimana peserta didik bisa mengakses dua komponen
pembelajaran tersebut.
d) Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya, perangkat lunak
(software) apa yang digunakan, apakah kerja kelompok diperlukan,
apakah pusat sumber belajar diperlukan didaerah-daerah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Tetapkan format pembelajaran online – apakah bahan ajar tersedia
dalam format HTML (sehingga mudah di cut and paste) atau dalam
format PDF (tidak dapat di cut and paste). Yang perlu juga
diberitahukan kepada peserta didik dan pengajar adalah apa hosting
yang dipakai, apakah pembelajaran online itu menggunakan jaringan
internet dan apa jaringan itu, apakah Yahoo, Google, MSN atau
lainnya.
4) Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat. Maksudnya,
apakah rancangan pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan dengan
mudah atau sebalikny. Cara yang lazim dipakai untuk menguji coba
rancangan ini adalah dengan „pilot test‟. Dengan cara ini,
penyelenggara blended learning bisa meminta masukan atau sarran
dari pengguna atau peserta pilot test.
5) Menyelenggarakan blended learning dengan baik sambil menugaskan
instruktur khusus (pengajar) yang tugas utamanya menjawab
pertanyaan peserta didik. Pertanyaan yang mungkin muncul yakni,
bagaimana melakukan pendaftaran sebagai peserta didik, bagaimana
peserta didik atau instruktur yang lain melakukan akses terhadap
bahan ajar, dan lain-lain. Instruktur ini juga bisa berfungsi sebagai
petugas promosi karena yang bertanya mungkin bukan dari kalangan
sendiri tetapi dari pihak lain.
6) Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended
learning. Banyak cara tentang bagaimana membuat evaluasi ini, antara
lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Mudah dikendalikan (easy to navigate). Seberapa mudah peserta
didik bisa mengakses semua informasi yang disediakan dalam
paket pembelajaran yang disiapkan di komputer. Kriterianya,
semakin mudah aksesnya, maka semakin baik hasilnya
b) Pemakaian konten/isi (content/subtance). Bagaimana kualitas isi
pembelajaran yang dipakai, bagaimana petunjuk untuk mempelajari
isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan
ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sebagainya.
Kriterianya, semakin dekat isi bahan ajar itu dengan tujuan
pembelajaran, maka semakin baik hasilnya.
c) Rancangan/format/penampilan (layout/format/appearance).
Apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau
informasi lainnya) disajikan secara profesional. Kriterianya,
semakin baik penyajian bahan ajarnya, maka semakin baik pula
hasilnya.
d) Ketertarikan (interest). Sebesar apakah paket pembelajaran (bahan
ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) yang disajikan
mampu menimbulkan daya tarik peserta didik untuk belajar.
Kriterianya adalah, semakin besar daya tarik terhadap paket
pembelajaran yang disajikan bagi peserta didik untuk terus belajar,
maka semakin baik pula hasilnya.
e) Aplikabilitas (applicability). Seberapa jauh paket pembelajaran
yang disajikan bisa dipraktikkan secara mudah. Kriterianya,
semakin mudah semakin dipraktikan, semakin baik pula hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f) Murah/bermanfaat (cost-effectiveness/value). Seberapa murah
biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti paket pembelajaran
tersebut.
e. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning
1) Kelebihan blended learning
Kusairi (Husamah, 2014:35) mengungkapkan bahwa banyak
kelebihan dari blended learning jika dibandingkan dengan tatap muka
(konvensional) maupun dengan e-learning, baik online, offline, ataupun
m-learning. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa blended
learning adalah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap
muka maupun e-learning.
Adapun kelebihan dari blended learning ini adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik leluasa untuk mempelajari pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
b) Peserta didik dpat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta
didik lain diluar jam tatap muka.
c) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan peserta didik diluar
jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh
pengajar.
d) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas
internet.
e) Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi mengerjakan
tes yang dilakukan sebelum pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
f) Pegajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g) Peserta didik saling berbagi file dengan peserta didik lain.
Sedangkan menurut (Rusman, 2012:351) kelebihan dari model
pembelajaran Blended Learning adalah sebagai berikut:
a) Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
b) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
c) Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
d) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
2) Kekurangan blended learning
Noer (Husamah, 2014:36) mengemukakan beberapa kekurangan
blended learning sebagai berikut:
a) Media yang dibutuh sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
b) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses internet. Padahal, blended learning memerlukan akses internet yang memadai, dan bila jaringan kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.
Sedangkan menurut Wendhie, Prayitno dan Widyaiswara (2013)
kekurangan dari model pembelajaran Blended Learning adalah sebagai
berikut:
a) Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b) Tidak meratanya falisitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c) Kurangnya pengetahuan masnyarakat terhadap penggunaan teknologi.
d) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
Dalam penelitian ini Blended Learning adalah model pembelajaran yang
mengkombinasikan metode tatap muka dan metode pembelajaran online.
Pembelajaran tatap muka yang dimaksud adalah berupa pembelajaran di kelas
dengan menggunakan beberapa pendekatan seperti pendekatan Saintifik.
Sedangkan online learning yang dimaksud adalah berupa pembelajaran online
dengan memanfaatkan google classroom sebagai sarana pembelajaran, dimana
antara peserta didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, disini
masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan ajar, belajar mandiri
secara online dan tugas.
B. Higher Order Thinking Skill (HOTS)/Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi
1. Tahap berpikir siswa SMP
Menurut Piaget (Hudojo, 1990: 35-37) Perkembangan kecerdasan
anak dapat dibagi menjadi empat periode, yakni: (a) periode sensori motorik
pada usia 0-2 tahun; (2) periode pra-operasional pada usia 2-7 tahun; (3)
periode konkrit pada usia 7-11 atau 12 tahun; (4) periode operasi formal
pada usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan hal tersebut peserta didik
pada tingkat SMP berada pada periode konkrit dan sudah mulai memasuki
periode operasi formal. Terdapat perbedaan antara periode konkrit dan
periode operasi formal. Dalam periode konkrit peserta didik belum mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyelesaikan masalah klasifikasi tanpa adanya data yang konkrit
sedangkan periode operasi formal peserta didik sudah mampu
menyelesaikan suatu masalah tanpa menggunakan data yang konkrit.
Menurut Abu Ahmadi (2009: 175) tahapan atau periode berpikir
konkrit ini kegiatan berpikirnya masih memerlukan situasi –situasi yang
nyata atau konkrit. Konsekuensinya dalam pembelajaran hendaaknya
disajikan dengan peragaan langsung. Sedangkan pada tahap operasi formal
peserta didik berhadapan dengan situasi atau masalah yang tidak berwujud.
Walaupun pada tahap ini peserta didik tidak di hadapkan pada siatuasi atau
masalah yang tidak berwujud, tetapi dengan pertolongan bagan-bagan,
corat-coret ini dapat memperlihatkan hubungan persoalan satu dengan yang
lain, dan terlihat pula masalah yang dihadapi secara keseluruhan, selain itu
pada tahap ini kecerdasan berpikir sendirilah yang memiliki peranan
pernting dalam memecahkan masalah, maka pada tahap ini dikatakan tahap
berpikir tingkat tinggi.
2. Higher Order Thinking Skill (HOTS)
a. Pengertian Higher Order Thinking Skill
Menurut Mc Loughlin and Luca (2018) menyatakan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah suatu kapasitas diatas
informasi yang diberikan, sikap yang kritis untuk mengevaluasi,
mempunyai kesadaran metakognitif dan memiliki kemampuan
pemecahan masalah. Menurut Stein (Weindy, 2008) berpikir tingkat
tinggi menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi,
menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan
berbeda dengan contoh.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berfikir
yang komplek dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta kritis
dalam mengevaluasi baik dalam tugas yang telah ada maupun yang
berbeda dengan contoh.
b. Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Taksonomi Bloom
Arnelis (2014) mengatakan bahwa taksonomi bloom diaggap
merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi. Pemikiran ini didasarkan
pada beberapa jenis pembelajaran yang memerlukan proses kognisi yang
lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum.
Sebagai contoh, kemampuan yang melibatkan analisis, evaluasi dan
mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi.
Andreson dan Krathwohl (Agung,2010) merevisi taksonomi ini
dengan mengklasifikasikan enam proses kognitif yang dapat dipelajari
yaitu:
1) Mengingat (C1) : Menghafal dan mengingat kembali informasi.
2) Memahami (C2): Menjelaskan ide atau konsep.
3) Mengaplikasikan (C3) : Menerapkan informasi dalam situasi baru.
4) Menganalisis (C4) : Menganalisis data menjadi komponen-komponen
untuk memahami dengan organisasi struktur dan hubungan antar
komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Mengevaluasi (C5) : Membuat penilaian berdasarkan kriteria tertentu.
6) Menciptakan (C6) : Menyatukan elemen untuk membentuk ide atau
struktur baru.
Dalam A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview-Theory in to
Pratice (Arnelis, 2014) menyatakan bahwa indikator untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi: menganalisis ( C4 ),
mengevaluasi ( C5 ), dan mengkreasi ( C6 ).
c. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Menurut Krathworl (dalam Lawy, 2009) dalam A revision of
bloom’s Taxonomy: an overview theory into Practice menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi:
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan infomasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya.
2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yang rumit.
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaan terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Mencipta
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap
sesuatu.
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi
struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam penelitian ini indikator HOTS yang diteliti adalah menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5) serta mencipta (C6).
C. Keaktifan Belajar Siswa
1. Pengertian Keaktifan Siswa
Menurut Yamin (2007: 77), keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dapat merangsang atau mengembangkan bakat yang dimiliki
siswa, berfikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari. Di samping ini pengajar dapat merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran tersebut. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno &
Nurdin Mohamad (2012: 77) menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran siswa diharapkan aktif terlibat dalam proses pembelajaran
untuk berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep
baru atau menghasilkan suatu karya.
Sa‟dun Akbar dan Hadi Sriwiyana,( 2010: 237) menjelaskan bahwa
pembelajaran aktif merupakan merupakan pembelajaran yang terpusat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
siswa, siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk
mengembangkan berbagai potensi siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar
siswa adalah suatu keadaan dimana siswa dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan berbagai potensi
siswa melalui kegiatan berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba,
menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya.
Menurut Sudjana (2005: 105) menyatakan bahwa kegiatan belajar
atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan
pembelajaran, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar,
stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola
respons peserta didik. Sedangkan menurut Paul D. Dierich (Hamalik, 2001:
172) jenis-jenis keaktifan belajar dalam 8 kelompok, yaitu:
a. kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati ekperimen, demontrasi, pameran, mengamati
orang lain bekerja.
b. kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberikan saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara dan diskusi.
c. kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu pemainan instrumen musik,
mendengarkan siaran radio.
d. kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat sketsa, rangkuman,
mengerjakan angket, mengerjakan tugas.
e. kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik,
diagram, dan peta.
f. kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
g. kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan
hubungan-hubungan, membuat keputusan.
h. kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang,
dan sebagainya.
Oleh karena itu agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar maka diperlukan berbagai kegiatan diantaranya kegiatan visual,
kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan
menggambar, kegiatan metrik, kegiatan mental dan kegiatan emosional.
Kegiatan tersebut memiliki klafikasi yang menunjukan jenis-jenis keaktifan
yang dapat dilakukan siswa.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan
pola berfikir dan dapat membatu siswa memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Diretktorat pembinaan (2010: 57-58)
keaktifan siswa dalam belajar secara sederhana dapat dilihat dari usaha-
usaha siswa yaitu:
a. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.
1) siswa memperhatikan penjelasan guru.
2) Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain.
3) Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas.
4) Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas.
b. Interaksi siswa dengan guru.
1) Siswa bertanya kepada guru.
2) Siswa menjawab pertanyaan guru.
3) Siswa memamfaatkan guru sebagai nara sumber.
4) Siswa memamfatkan guru sebagai fasilitator.
c. Interaksi antar siswa.
1) Siswa bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
2) Siswa menjawab pertanyaan teman dalam satu
kelompok.
3) Siswa bertanya kepada teman dalam kelompok lain.
4) Siswa menjawab pertanyaan teman dalam kelompok lain.
d. Kerja sama kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Siswa membantu teman dalam kelompok yang
menjumpai masalah.
2) Siswa meminta bantuan kepada teman, jika mengalami
masalah.
3) Siswa memcocokan jawaban/konsepsinya dalam satu
kelompok.
4) Adanya pembegian tugas dalam kelompok.
e. Aktivitas siswa dalam kelompok
1) Siswa mengemukakan pendapatnya.
2) Siswa menanggapi pertanyaan/pendapat teman sejawat.
3) Siswa mengerjakan tugas kelompok
4) Siswa menjelaskan pendapat/pekerjaannya.
f. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan.
1) Siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan
2) Siswa merespon pertanyaan/simpulan teman.
3) Siswa menyempurnakan simpulan yang dikemukan oleh
temannya.
4) Siswa menghargai pendapat temannya.
Dalam penelitian ini keaktifan belajar siswa dilihat berdasarkan usaha-
usaha yang dilakukan siswa yaitu antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktivitas siswa dalam kelompok,
partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan. Hal ini dikarena
untuk usaha interaksi antar siswa dan kerja sama kelompok bisa dilihat
pada aktivitas siswa dalam kelompok, karena dalam aktivitas siswa dalam
kelompok juga terdapat interaksi antar siswa dan pastilah terjadi kerja sama
kelompok. Menurut Aunurrahman (2009:119) Daya keaktifan yang dimiliki
anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat
lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan
tersebut, berdasarkan teori tersebut tidak memungkinkan dalam satu kelas
semua siswa aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu peneliti
membuat suatu batas minimal kelas dikatakan aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Keaktifan Siswa
Gagne dan Brigs (Euis Karwati, 2014: 154) menyebutkan fakor-
faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa untuk menumbuhkan
aktivitas dan partisipasi siswa adalah sebagai berikut:
a. Memberikan motivasi pada siswa agar terlibat secara aktif
dalam pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran pada siswa.
c. Memberikan stimulus berupa masalah, topik dan konsep
yang akan dipelajarai.
d. Memberikan petunjuk kepada siswa dalam proses
pembelajaran.
e. Memunculkan partisipasi siswa agar aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
f. Menberi umpan balik kepada siswa.
g. Mengamati dan mengukur hasil belajar dan keaktifan siswa
h. Membimbing siswa dengan memberi penguat-penguat agar
siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran akan
mengembangkan dan mengontimalkan kemampuan yang dimiliki peserta
didik serta melatih peserta didik berfikir kritis dalam memecahkan masalah
yang ada disekitar.
D. Paparan Teori Matematika
1. Statistik dan Statistika
Hasil penelitian, riset ataupun pengamatan baik yang dilakukan
khusus ataupun berbentuk laporan, dinyatakan dan dicatat dalam bentuk
bilangan atau angka-angka. Kumpulan angka-angka itu sering disusun,
diatur atau disajikan dalam bentuk daftar atau tabel. Sering pula daftar atau
tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram
atau grafik supaya lebih dapat menjelaskan lagi tentang persoalan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sedang dipelajari. Bertahun-tahun orang telah menanamkan ini semua
statistik. Berdasarkan hal tersebut menurut (Sudjana: 1996) statistik adalah
kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel
atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Contoh penelitian tentang gaji 10 pegawai dan menghitung rata-rata gajinya,
misalnya rata-rata gaji pegawai Rp. 57.500,00, maka rata-rata Rp. 57.500,00
ini dinamakan rata-rata.
Ditinjau dari sudut pandang asumsi-asumsi dasar yang berkaitan
dengan jenis data dan distribusi data yang diperoleh dari sampel maupun
populasi penelitian, maka statistik dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu:
a Statistik deskriptif dan statistik inferensial. b. Statistik parametrik dan
statistik non parametrik. Statistik deskripsi adalah statistik yang berfungsi
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang diteliti berdasarkan data
yang terkumpul sedangkan statistik inferensial adalah statistik yang tidak
hanya terbatas pada penyajian data tetapi lebih jauh yaitu untuk menemukan
atau menarik kesimpulan. Statistik parametrik adalah alat bantu analisis data
yang pengoperasionalannya didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa sampel-
sampel diambil secara acak, data-data yang bersifat homogen, sedangkan
statistik non-parametrik adalah alat bantu yang pengoperasionalannya tidak
didasarkan pada asumsi-asumsi diatas (Mundir, 2012: 5)
Dari hasil penelitian, riset ataupun pengamatan baik yang dilakukan
khusus ataupun berbentuk laporan, sering diminta atau diinginkan suatu
uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang persoalan yang diteliti. Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kesimpulan itu dibuat, keterangan atau data yang telah terkumpul itu
terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolah dan berdasarkan pengelohan
inilah baru kesimpulan dibuat.
Berdasarkan uraian diatas Menurut Sudjana (1996:23) Statistika
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,
pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
2. Data Statistik
Keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal bisa berbentuk kategori,
misalnya: rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dan sebagainya, atau
bisa berbentuk bilangan. Kesemua ini dinamakan data atau data statistik.
Menurut Subana (2000: 20-23) data dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis data yaitu sebagai berikut:
a. Menurut sifatnya
1) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Misalnya
karyawan perpustakaan SMP Negeri 2 Bangsri merasa resah dan
penjualan buku matematika SMP kelas VII merosot.
2) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka.
Misalnya omset penjualan naik 20 % dan jumlah peserta didik baru
turun 5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Menurut sumbernya
1) Data intern
Data intern adalah data yang menggambarkam keadaan dalam suatu
organisasi. Contoh data hasil penjualan buku, data pegawai dan data
keadaan barang digudang.
2) Data ekstern
Data ekstern adalah data yang menggambarkam keadaan diluar suatu
organisasi. Contoh data yang menggambarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan misalnya daya beli masyarakat terhadap
buku pelajaran matematika untuk SMP.
c. Menurut cara memperolehnya
1) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah sendiri oleh
suatu perusahaan dengan mendatangi langsung narasumber untuk
memperoleh insformasi tertentu.
Contoh : data penjualan pasta gigi perbulan yang dikumpulkan
perusahaan unilever
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasu atau
perusahaan dalam bentuk sudah jadi dari pihak lain. Artinya data
tersebut tidak secara langsung diambil pada narasumber.
Contoh: data nilai ulangan matematika materi himpunan kelas VII
SMP Negeri 2 Bangsri yang diperoleh dari guru matematika SMP
Negeri 2 Bangsri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Menurut cara penyusunannya
1) Data nominal
Data nominal adalah data statistik yang memuat angka yang tidak
mempunyai arti apa-apa. Angka yang terdapat pada data ini hanya
merupakan tanda atau simbol dari obyek yang akan dianalisis. Contoh
data yang berkaitan denga jenis kelamin: laki-laki disimbolkan dengan
1 dan perempuan disimbolkan dengan 2. Dalam hal ini angka 2 tidak
lebih besar dari 1, karena angka-angka tersebut hanyalah simbol atau
kode.
2) Data ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang,
tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka yang lainnya
tidak konstan atau tidak mrmpunyai interval yang tetap. Contoh hasil
tes matematika dalam suatu kelompok belajar adalah sebagai berikut:
Andi ranking ke-1, Budi rangking ke-2 dan Caca rangking ke-3.
Angka satu mempunyai niali yang lebih tinggi dari pada angka dua
maupun tiga, tetapi data ini tidak bisa menunujukan perbedaan
kemampuan antar ketiga siswa tersebut.
3) Data interval
Data interval adalah data yang jarak antara satu dan lainnya sama dan
telah ditetapkan sebelumnya. Nilai variasi pada skala interval juga
dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar,
kecil, ..dsb), tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
matematis (angka nolnya tidak absolut). Contoh suatu tes intelegensi
menghasilkan nilai yang berkisar 0 sampai 200. Nilai 0 bukan
menunjukkan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. Nilai 0
hanya menunjukkan tempat paling rendah dari prestasi pada tes
tersebut dan nilai 200 menunjukkan tingkat tertinggi.
4) Data ratio
Data ratio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi yaitu
batas intervalnya jelas, nilai variansi mempunyai batas yang tegas dan
mutlak (mempunyai nilai nol absolut). Contoh kecerdasan waktu, luas
dan volume.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Mundir (2012: 14) menyatakan populasi adalah seluruh obyek
(orang,wilayah,benda) yang akan diberlakukan generalisasi kesimpulan
hasil penelitian. Generalisasi adalah pembelakuan hasil kesimpulan
penelitian terhadap seluruh obyek berdasarkan data yang diperoleh.
Sedangkan menurut Nawawi dalam Subana(2000: 24) menyatakan
populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagi
sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah seluruh obyek (orang, wilayah, benda, gejala, peristiwa)
yang akan diteliti. Contoh: Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2
Bangsri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Sampel
Sampel adalah wakil yang diambil dari populasi yang akan diteliti
(Mundir, 2012:14). Contoh: seluruh siswa kelas VII D SMP Negeri 2
Bangsri.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tes,
wawancara, angket/kuisoner dan observasi langsung.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-
tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana
b. Angket/kuisoner
Angket/kuisoner adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan
dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal
mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.
c. Observasi langsung adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan.
5. Penyajian Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya
adalah menyajikan data tersebut, berikut disajikan macam-macam bentuk
penyajian data sebagai berikut:
a. Penyajian data dalam bentuk tabel
Tabel merupakan perpaduan antara baris dan kolom yang
menghasilkan sel-sel tabel dengan jumlah tertentu. Sebuah tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dipastikan memiliki judul tabel, judul kolom, judul baris, data dan,
sumber data. Berikut skema garis besar sebuah tabel dengan bagian-
bagiannya.
3
2
2 2 2
3 4 4 4
3 4 4 4
Keterangan:
1. Judul tabel
2. Judul kolom
3. Judul baris
4. Sel (isi data)
5. Sumber data
Pada dasarnya terdapat dua jenis tabel yang lazim digunakan dalam
dekripsi data, yaitu Tabel Kontingensi dan Tabel Distribusi Frekuensi.
Adapun langkah-langkah menyusunnya yaitu:
1) Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial)
Tabel kontingensi lazim pula disebut tabel faktorial yaitu tabel yang
mendeskripsikan dua variabel atau lebih dalam satu perpaduan baris
dan kolom. Berikut contoh Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial) 2 x 4
= (baris = 2 sel, kolom = 4 sel)
1
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 1
Jumlah Pelajar di Wilayah X
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Jenis
Kelamin
Tingkat Pendidikan Jumlah TK SD/MI SLTP SLTA
Laki-laki 150 225 200 75 650
Perempuan 200 250 225 100 775
Jumlah 350 475 425 175 1425
Sumber data: Dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan X
2) Tabel Distribusi Frekuensi
Disitribusi frekuensi adalah penyebaran tingkat keseringan
kemunculan suatu data atau variabel, baik data nominal maupun
kontinum dalam sebuah tabel. Data ini lazimnya telah disusun secara
berurutan berdasarkan kelas interval agar mudah dibaca dan
dipahami. Inilah yang disebut Tabel Distribusi Frekuensi.
Tabel distribusi frekuensi memiliki sejumlah komponen
penunjang yaitu kelas interval, titik tengah, tepi kelas, frekuensi
kumulatif kurang dari, dan frekuensi kumulatif lebih dari.
a) Kelas interval (KI)
Kelas interval yaitu kolom yang memuat sejumlah kelas
interval yang dibutuhkan dengan jarak rentang tertentu. Setiap
kelas interval dipastika terdiri dari 2 batas kelas, yaitu batas kelas
bawah dan batas kelas atas.
Batas Kelas Bawah (BKB) yaitu nilai pembatas kelas interval
bagian bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Batas Kelas Atas (BKA) yaitu nilai pembatas kelas interval
bagian atas.
b) Frekuensi (f)
Frekuensi yaitu jumlah atau banyak data yang muncul atau
masuk pada setiap kelas interval. Jumlah keseluruhan frekuensi
pada kelas interval disebut jumlah atau total data, lalu diberi
simbol N.
Frekuensi data adakalanya tampak dalam bentuk angka rill
dengan tanpa menghitung perbandingannya dengan total data yang
ada. Inilah yang disebut Frekuensi Absolut. Namun adakalanya
frekuensi tampak dalam bentuk presentase (%) sebagai hasil
perbandingan dengan total data yang ada, inilah yang disebut
Frekuensi Relatif.
c) Titik Tengah (M)
Titik tengah yaitu titik tengah kelas interval yang diperoleh dari
penjumlahan nilai batas kelas atas dengan nilai batas kelas bawah
dibagi dua.
Rumus:
d) Tepi kelas (TK)
Tepi kelas yaitu nilai tengah antara batas kelas atas suatu kelas
interval dan batas kelas bawah suatu kelas interval diatasnya.
e) Frekuensi kumulatif kurang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Frekuensi kumulatif kurang dari yaitu jumlah frekuensi kumulatif
yang dihitung dari tepi kelas ke bawah.
f) Frekuensi kumulatif lebih dari
Frekuensi kumulatif lebih dari yaitu jumlah frekuensi kumultif
yang dihitung dari tepi kelas ke atas.
Contoh
Tabel 2 Frekuensi Data Ukuran Sepatu Siswa Kelas VII D
SMP Negeri 2 Bangsri
Berat badan Tally Frekuensi
35
36
37
38
39
||||
|||| ||||
||||
|||| ||
||||
5
9
4
7
5
Jumlah 30
b. Penyajian data dalam bentuk diagram dan/grafik
1) Diagram batang
Diagram batang biasanya berbentuk batang-batang vertikal
(tegak) atau horisontal (mendatar), dengan alasnya menyatakan
kategori dan tingginya menyatakan kuantitas dari kategori berikut.
Diagram batang cocok digunakan jika variabel data berupa kategori.
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram batang yaitu
sebagai berikut:
a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
f) Gambar data tersebut menggunakan batang berdasarkan nama
sumbu.
Contoh:
Diberikan data siswa baru tahun 2004 – 2007 suatu sekolah sebagai
berikut.
Tabel 3
Siswa Baru Tahun 2004-2007
Tahun Siswa Siswi Jumlah
2004
2005
2006
2007
60
60
65
60
75
70
70
80
135
130
135
140
Gambarlah diagram batang untuk data tersebut.
Penyelesaian :
a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
0
Sumbu Y
Sumbu X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
f) Gambar data tersebut berdasarkan nama sumbu
Gambar diagram batang untuk data diatas adalah sebagai berikut.
Gambar 1
Diagram Batang Mengenai data siswa baru tahun 2004-2007
2) Diagram garis
Diagram garis biasa digunakan untuk menggambarkan suatu data
yang berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Diagram garis terdiri
atas sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu
0
20
40
60
80
100
2004 2005 2006 2007
Data siswa baru tahun 2004-2007
0
20
40
60
80
100
2004 2005 2006 2007
Data siswa baru tahun 2004-2007
Siswi
Siswa
Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak melukiskan/
menunjukkan nilai data.
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram garis
a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
f) Carilah titik dari setiap data.
g) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .
Contoh:
Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Maju Terus.
Tabel 4 siswa baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007.
Tahun Jumlah Siswa
2003
2004
2005
2006
2007
1500
1550
1600
1700
1750
Buatlah diagram garis dari data tersebut!
a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
0
Sumbu 𝑥
Sumbu 𝑦
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
f) Carilah titik pada setiap data.
g) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .
Diagram garis dari data tersebut adalah:
1350
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800
2003 2004 2005 2006 2007
Siswa baru SMP Maju Terus
Tahun
1350
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800
2003 2004 2005 2006 2007
Siswa baru SMP Maju Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2 Diagram garis jumlah siswa baru SMP Maju Terus
3) Diagram lingkaran
Diagram lingkaran merupakan salah satu bentuk penyajian
yang berbentuk lingkaran, yang telah dibagi dalam sektor-sektor
atau juring-juring. Tiap sektor melukiskan kategori data. Sebelum
membuat diagram ini, terlebih dahulu kita mencari proporsi dari
jumlah data keseluruhan, kemudian luas atau sudut pusat atau
juring menyatakan proporsi untuk kategori tersebut.
Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran dalam
persentase.
a) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.
b) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan
menggunakan rumus
c) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
2003 2004 2005 2006
Jumlah Siswa Baru SMP Maju Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
d) Membagi lingkaran dalam 10 juring lingkaran dibantu oleh
busur dengan tiap juring memiliki sudut
e) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan
presentase dari setiap data.
Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran dalam
sudut.
a) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.
b) menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan rumus
c) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang
d) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan sudut
dari setiap data.
Contoh
Diberikan data jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada
sebagai berikut.
Tabel 5 Jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada.
Sakit Jumlah Pasien
Demam berdarah
TBC
Tifus
150
70
80
Jumlah 300
Data tersebut merupakan data pasien yang sakit di RS, Griya
Husada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Buatlah diagram lingkarannya.
Penyelesaian:
a) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan menggunakan
rumus
atau menentukan sudut
dari tiap data dengan menggunakan rumus
Terlebih dahulu kita cari presentase dari luasan yang diperlukan
kategori.
Tabel 6 Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS.
Griya Husada.
Sakit Jumlah
Pasien Presentase
Sudut Pusat
Lingkaran
DB 150
TBC 70
Tifus 150
b) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang.
c) Membagi lingkaran menjadi 10 juring lingkaran dengan bantuan
busur dan tiap juring lingkran memiliki sudut 36° ( presentase)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sedangkan untuk penyajian data bentuk diagram lingkaran
dalam sudut hanya membagi lingkaran menjadi juring-juring
berdasarkan sudut dari tersebut.
d) Membagi lingkaran juring-juring lingkaran berdasarkan
Persentase
Gambar 3 Diagram Lingkaran Mengenai Jumlah Pasien RS. Griya
Husada
Pasien RS. Griya Husada
50%
26,67%
23,33%
Pasien RS. Griya Husada
DB
TBC
Tifus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Sudut
Gambar 4 Diagram Lingkaran Mengenai Jumlah Pasien RS. Griya
Husada
E. Penelitian Yang Relevan
1. Menurut sulihin B. Sjukur “ Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK”. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1). Terdapat perbedaan motivasi belajar
antar siswa yang diajar pembelajaran blended learning dibandingkan siswa
yang diajar pembelajaran konvensional dengan nilai sig. 0,012 dengan rata-
rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan sig. 0,000 dengan rata-
rata 13,39. 2). Ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapam
pembelajaran blended learning dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan
13,55 dan ada peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai sig. 0,000 rata-
rata peningkatan 38,23. Kesimpulannya adalah dengan penerapan model
180°
90°
90° DB
TBC
Tifus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pembelajaran blended learning terdapat perbedaan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa.
Penelitian ini relevan pada model pembelajaran yang diterapkan,
hanya saja variabel terikatnya berbeda. Penelitian ini menggunakan variabel
terikat yaitu Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar
siswa sedangkan peneliti Sulihin B. Sjukur menggunakan variabel terikat
motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.
2. Menurut Imron Maulana “Berfikir Tingkat Tinggi Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Pada Siswa SMP” bedasarkan hasil penyatakan
kemampuan berfikir tingkat tinggi menunjukan hasil penelitian sebagai
berikut: 1. Mampu membedakan permasalahan keadaan unsur-unsurnya
belum terpenuhi disebabkan kebiasaan diberikan soal aplikasi singkat, 2.
Mampu mengorganisasi unsur-unsur sehingga tercapai koherensi masih
belum terpenuhi atas dasar, kemampuan mengubah kedalam model
matematika masih belum maksimal, 3. Mampu mengetribusikan
permasalahan belum terpenuhi disebabkan tidak dibiasakannya
mengkomunikasikan ide dan gagasan. Penelitian ini relavan pada masalah
yang diteliti yaitu tentang berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skill (HOTS).
F. Kerangka Berfikir
Berangkat dari latar belakang yang menyatakan bahwa Higher Order
Thinking Skills (HOTS) siswa dan keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 2
Bangsri masih berada pada level rendah, faktor yang mempengaruhi salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
satunya adalah model pembelajaran yang monoton, tidak membiasakan siswa
untuk berpikir tingkat tinggi dan membosankan bagi siswa. Misalnya guru
hanya menjelaskan materi, memberikan contoh dan memberikan latihan tanpa
memvariasi model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu sebaiknya
pembelajaran matematika dibuat menarik dan tidak membosankan agar siswa
berminat untuk fokus pada pelajaran tersebut. Ada berbagai model
pembelajaran yang ditawarkan bagi guru mata pelajaran salah satunya adalah
model pembelajaran Blended Learning. Model pembelajaran Blended Learning
adalah model pembelajaran yang menggunakan kemajuan teknologi dalam
pembelajaran yaitu dengan menggabungkan metode tatap muka yaitu
mengulang materi dan latihan soal dengan metode online menggunakan google
classroom, dengan penggunaan model pembelajaran Blended Learning
diharapkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa dan keaktifan belajar
siswa di SMP Negeri 2 Bangsri lebih meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Rendahnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi
(HOTS) siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah
dan rendahnya aktivitas
belajar siswa dalam
mengikuti proses belajar
mengajar mata pelajaran
matematika
Pembelajaran yang dilakukan guru
dengan menggunakan model
pembelajaran yang monoton seperti
menjelaskan materi, memberikan
contoh dan memberikan latihan soal
dengan tidak memvariasi pembelajaran
menyebabkan siswa merasa bosan dan
tidak tertarik mengikuti pembelajaran
matematika serta pembelajaran tersebut
tidak membiasakan siswa untuk
berpikir tingkat tinggi
Model Pembelajaran Blended Learning
Online
Guru mengupload materi, tugas
dan LKS pada google
classroom. Sehingga siswa
dapat belajar dimana saja dan
kapan saja.
Tatap muka
Guru mengulangi materi
yang telah diupload pada
google classroom dan
memperbanyak latihan soal
tipe HOTS
Aktif dan HOTS meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta
dan karakteristik obyek atau subyek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2008:
157). Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:8). Deskriptif
kuantitaif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Blended Learning
terhadap Higher Order Thinking Skill dan keaktifan belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : SMP Negeri 2 Bangsri
2. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2017/2018
C. Subyek dan Obyek penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2
Bangsri, dengan jumlah siswa 32 anak, yang terdiri 20 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran
Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B SMP
Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dengan nilai tes tertulis. Sedangkan
metode pengumpulan data keaktifan belajar siswa yaitu dengan pengamatan
keaktifan belajar siswa serta wawancara.
1. Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Blended Learning
Dalam penelitian ini, observer mengamati keterlaksanaan proses
pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Blended Learning.
Dilakukan pada setiap pertemuan dan menilainya dengan mengisi lembar
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas VII B SMP
Negeri 2 Bangsri.
2. Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Data mengenai Higher Order Thinking Skills (HOTS) diperoleh
dengan memberikan soal tes yang bertipe HOTS. Soal tes yang digunakan
berbentuk uraian. Metode ini digunakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Pengamatan(Observasi) Keaktifan Belajar Siswa
Dalam penelitian ini, observer mengamati keaktifan belajar secara
menyeluruh. Dilakukan pada setiap pertemuan dan menilainya dengan
mengisi lembar pengamatan selama proses pembelajaran matematika
berlangsung baik di kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri.
4. Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
Wawancara digunakan untuk mengambil data keaktifan belajar
matematika siswa baik di kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri. Wawancara
ini merupakan serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik
mengenai tanggapan tentang proses pembelajaran terhadap keaktifan belajar
siswa.
E. Instrumen
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar lebih muda, cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah dalam mengolah data. Secara fungsional kegunaan instrumen
adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti melakukan
pengumpulan di lapangan.
Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS. Penyusunan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran model Blended Learning dan
Saintifik.
2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Instrumen keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Blended Learning berupa lembar keterlaksanaan yang diisi
observer selama proses pembelajaran berlangsung di kelas VII B SMP
Negeri 2 Bangsri .
b. Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill Siswa (HOTS)
Untuk mengetahui kemampuan Higher Order Thinking Skill
(HOTS) siswa pada penerapan model pembelajaran Blended Learning,
maka peneliti mengadakan tes, soal yang digunakan dalam tes berupa
soal uraian. Penyusunan instrumen Higher Order Thinking Skill (HOTS)
siswa mengacu pada indikator pembelajaran dan kisi-kisi yang telah
ditentukan peneliti.
Kisi-kisi soal tes
Tabel 7 Kisi-kisi Soal Test
NO Indikator HOTS Indikator Soal No. Soal
1. Menganalisis
informasi yang masuk
dan menstrukturkan
informasi kedalam
bagian yang lebih
kecil untuk mengenali
pola atau hubungan
Siswa mampu
membaca data pada
diagram batang dan
megetahui pola atau
hubungan dari setiap
data tersebut
2
2. Mengevaluasi
(Menerima atau
Siswa mampu
membaca data pada
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menolak suatu
pernyataan
berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan)
tabel dan menganalisis
informasi dari setiap
pernyataan untuk
menerima atau
menolak pernyataan
tersebut.
3. Menciptakan
(Merancang suatu
cara untuk
menyelesaikan
masalah)
Siswa mampu
menganalisis informasi
serta kreatif dalam
menyelesaikan
masalah tersebut.
3
c. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Lembar observasi adalah instrumen penelitian yang lebih banyak
menggunakan salah satu dari panca inderanya yaitu penglihatan untuk
mengambil data yang berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan
hasil kerja responden dalam situasi alami pada saat penelitian
berlangsung (Sukardi, 2003:78-79).
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi dengan melakukan pengamatan dan
pencacatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran Blended Learning, serta perilaku dan
aktivitas yang ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung
tanpa mengganggu proses pembelajaran.
Dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa digunakan tabel
aktivitas siswa yang mengacu pada karakteristik siswa yang aktif dalam
belajar. Tabel aktivitas siswa diisi oleh observer pada saat melakukan
pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung. Instrumen ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
meliputi daftar check list berupa baris-baris item aspek keaktifan belajar
siswa yang terdiri dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,
interaksi siswa dengan guru, kerjasama kelompok, partisipasi siswa
dalam menyimpulkan hasil pembahasan. Berikut adalah kisi-kisi lembar
observasi keaktifan belajar siswa.
Tabel 8
Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
NO Aspek yang diamati
1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Sebagian besar siswa mempehatikan pelajaran dengan
seksama selama proses belajar mengajar berlangsung
b. Sebagian besar siswa tidak terpengaruh oleh situasi diluar
kelas.
c. Sebagian besar siswa tampak bersemangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
d. Sebagian besar siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain
saat pembelajaran.
2. Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung
a. Sebagian besar siswa bertanya kepada guru terkait
dengan materi pelajaran yang belum paham.
b. Sebagian besar siswa berusaha menjawab pertanyaan
guru.
c. Sebagian besar siswa mengemukakan pendapat kepada
guru.
3. Aktivitas siswa dalam kelompok
a. Sebagian besar siswa dari anggota setiap kelompok
mengemukakan pendapatnya
b. Sebagian besar siswa dari anggota setiap kelompok
menanggapi pertanyaan/pendapat teman satu kelompok.
4. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran
a. Sebagian besar dari jumlah siswa mengemukakan
pendapat tentang simpulan proses pembelajaran..
b. Sebagian besar dari jumlah siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
d. Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada dua siswa kelas VII B. Pedoman tersebut diperlukan oleh peneliti
sebagai panduan peneliti dalam melakukan wawancara.
Tabel 9
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan
1. Antusias siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
1. Apakah kamu memperhatikan saat
guru menjelaskan?
2. Apakah kamu merasa senang
mengikuti pembelajaran matematika?
2. Interaksi siswa
dengan guru
3. Apakah kamu bertanya kepada guru
saat kamu belum memahami suatu
materi?
4. Apakah kamu berpartisipasi dalam
menjawab pertanyaan dari guru?
3.. Aktivitas siswa
dalam kelompok
5. Apakah kamu berani mengemukakan
pendapat kamu saat bekerja dalam
kelompok?
6. Saat bekerja dalam kelompok, apakah
kamu lebih suka bekerja secara
individu atau kelompok?
4. Partisipasi siswa
dalam menyimpulkan
hasil pembahasan
7. Bagaimana respon kamu jika
pendapat dari teman kamu tidak
sesuai dengan pendapat kamu?
F. Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian instrumen penelitian menentukan kualitas suatu
data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data tersebut sangat menentukan
kualitas penelitian.
Terdapat dua unsur penting pada instrumen yaitu validitas dan
reliabilitas. Validitas merunjuk pada kemampuan suatu instrumen untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reabilitas mengacu kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
konstitensi instrumen dalam pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan hanya melakukan validitas isi.
Validitas Isi
Validitas isi dilakukan dengan memvalidasi instrumen penelitian
kepada dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma serta
guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan SMP
Negeri, dalam penelitian ini instrumen yang dilakukan validitas isi
adalah instrumen wawancara, instrumen observasi keaktifan belajar
siswa, instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen
bahan ajar, instrumen tes awal, instrumen tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS), media pembelajaran Google Clasroom. Instrumen-
instrumen ini divalidasi oleh pakar lewat langkah-langkah logis dengan
memperhatikan tujuan pengukuran dan kisi-kisi instrumen. Adapun hasil
validasi sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 10
Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Komponen Penilaian Validator 1 Validator 2
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
5 5 5
6 5 5
7 5 5
8 5 5
9 5 5
10 5 5
11 5 5
12 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Jumlah 60 60
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan
matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 2 Bangsri menyatakan bahwa skor yang
diperoleh adalah 60 dari skor maksimum 60 dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) layak untuk digunakan.
2) Instrumen Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
Tabel 11
Hasil Validasi Pedoman Wawancara
Komponen
Penilaian
Validator 1 Validator 2
1 5 4
2 5 4
3 5 4
4 5 5
5 5 5
Jumlah 25 22
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen
pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma memberikan skor 25
dari skor maksimum 25, serta guru mata pelajaran matematika SMP
Negeri 2 Bangsri memberikan skor 22 dari skor maksimum 25 dan
menyatakan bahwa instrumen wawancara keaktifan belajar siswa
meperoleh skor layak untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3) Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Tabel 12
Hasil Validasi Instrumen Tes
Komponen
Penilaian
Validator 1 Validator 2
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
Jumlah 20 20
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan
matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 2 Bangsri memberikan skor masing-masing 20
dari skor maksimum 20 dan menyatakan bahwa instrumen tes Higher
Order Thinking Skill (HOTS) layak digunakan. Tetapi pada lembar
validasi oleh dosen pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma
yang terdapat sedikit catatan yaitu pada soal tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS) nomor 1, kunci jawaban harus diperbaiki. Adapun bagian
yang direvisi sebagai berikut:
Tabel 13 Perbaikan Kunci Jawaban Soal Tes Higher Order
Thinking Skill (HOTS) Nomor 1
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Kunci jawaban untuk soal nomor 1
a. Pernyataan A bernilai benar,
karena skor yang dimiliki
sebelum pertandingan sisa
adalah skor tertinggi yaitu 74
dan kedua adalah tim B yaitu
72 maka jika tim A menang
pertandingan sisa sebanyak 3
kali pertandingan maka
perolehan skor tim A menjadi
Kunci Jawaban untuk soal nomor 1
a. Pernyataan A bernilai salah ,
karena skor yang dimiliki tim
A sebelum pertandingan sisa
adalah 74 dan tim B yaitu 72
maka jika tim A
memenangkan pertandingan
sisa sebanyak 3 pertandingan
maka perolehan skor tim A
menjadi 83, sedangkan tim B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
83 dan tim A tidak akan
berada dibawah tim B karena
tim B kalah terhadap tim A.
b. Pernyataan bernilai benar,
karena jika tim B
memenangkan pertandingan
sisa sebanyak 4 kali
pertandingan maka skor yang
diperoleh tim B menjadi 84
dan skor tim B tidak akan
berada dibawah skor tim
karena pada pertandingan
siswa tim A kalah terhadap
tim B.
c. Pernyataan C bernilai salah,
karena jika tim C
memenangkan pertandingan
sisa sebanyak 3 kali maka skor
yang diperoleh tim C menjadi
83 dan skor tim D tidak akan
berada dibawah skor tim B
karena tim B kalah terhadap
tim C jadi skor tim B menjadi
72.
d. Pernyataan D bernilai salah,
kerena jika tim D seri dalam
semua pertandingan sisa maka
seluruh tim dalam
pertandingan mendapat skor 1
jadi skor yang dimiliki tim E
menjadi 64 dan tim C 71, oleh
karena itu skor tim E tidak
mungkin berada diatas tim C.
e. Pernyataan E bernilai benar,
karena jika tim F
memenangkan seluruh
pertandingan sisa maka skor
tim F akan menjadi 75
sedangkan skor tim A tetap
yaitu 74 karena kalah dalam
seluruh pertandingan jadi skor
tim F akan berada diatas skor
tim A.
kalah 1 kali terhadap tim A
maka tim B kemungkinan
menang sebanyak 4 kali
sehingga skor tim B menjadi
84. Jadi tim B akan menjadi
juara
b. Pernyataan B bernilai salah,
karena karena skor yang
dimiliki tim B sebelum
pertandingan siswa adalah 72
dan tim A yaitu 74 maka jika
tim B memenangkan
pertandingan sisa sebanyak 4
pertandingan maka skor yang
diperoleh tim B menjadi 84,
sedangkan tim A kalah 1 kali
terhadap tim B maka tim A
kemungkinan menang
sebanyak 4 kali sehingga skor
tim A menjadi 86. Jadi tim B
tidak akan menjadi juara
c. Pernyataan C bernilai salah,
karena skor yang diperoleh
tim C sebelum pertandingan
sisa adalah 70 maka jika tim
C memenangkan pertandingan
sisa sebanyak 5 pertandingan
maka skor yang diperoleh tim
C menjadi 85, sedangkan tim
B kalah sebanyak 1 kali
terhadap tim C sehingga tim
B kemungkinan menang
sebanyak 4 kali maka skor
menjadi 84. Jadi skor tim B
tidak mungkin berada di atas
skor tim C.
d. Pernyataan D bernilai salah,
karena skor yang diperoleh
tim B, tim C dan tim E
sebelum pertandingan adalah
72, 70 dan 63 maka jika tim B
seri dalam pertandingan sisa
maka skor tim B menjadi 77,
sedangkan tim E seri terhadap
tim B dan kemungkinan
menang 4 kali terhadap tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lain sehingga skor tim E
menjadi 76 dan tim C seri
terhadap tim B dan
kemungkinan tim B menang 4
kali terhadap tim lainnya
sehingga skor tim C menjadi
83. Jadi skor tim E tidak
meungkin berada diatas skor
tim C
e. Pernyataan E bernilai benar,
karena skor tim F sebelum
pertandingan adalah 60 dan
tim A adalah 74 maka jika tim
F memenangkan seluruh
pertandingan sisa maka skor
tim F akan menjadi 75
sedangkan skor tim A tetap
yaitu 74 karena kalah dalam
seluruh pertandingan, jadi
skor tim F mungkin berada
diatas skor tim A..
4) Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Tabel 14
Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Komponen
Penilaian
Validator 1 Validator 2
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
5 5 5
6 5 5
Jumlah 30 30
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan
matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 2 Bangsri masing-masing memberikan skor 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dari skor maksimum 30 dan menyatakan bahwa instrumen observasi
keaktifan belajar siswa layak digunakan.
5) Instrumen Bahan Ajar
Tabel 15
Hasil Validasi Instrumen Bahan Ajar
Komponen
Penilaian
Validator 1 Validator 2
1 5 5
2 5 4
3 5 5
4 5 5
5 4 4
6 5 5
7 5 5
Jumlah 34 33
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh guru mata
pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan guru mata pelajaran
matematika SMP Negeri 2 Tulung. Masing-masing memberikan skor 34
dan 33 dari skor maksimum 35 dan menyatakan bahwa instrumen bahan
ajar layak digunakan.
6) Media Pembelajaran (Google Classroom)
Tabel 16
Hasil Validasi Media Pembelajaran
Komponen
Penilaian Validator 1 Validator 2
1 4 5
2 4 5
3 4 5
4 4 4
5 3 4
6 4 5
7 4 5
8 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
9 4 5
10 4 5
Jumlah 39 48
Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen
pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata
pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri. Masing-masing
memberikan skor 39 dan 48 dari skor maksimum 50. Untuk lembar
validasi oleh dosen pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma
menyatakan bahwa media pembelajaran (Google Classroom) layak
digunakan dengan revisi, adapun revisi yang diberikan adalah tampilan
video perlu diperbaiki pada bagian tulisan awal, tampilan awal Google
Classroom perlu diperbaiki dengan menambahkan tulisan selamat datang
di pembelajaran matematika, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) perlu
diperbaiki dengan menambahkan tujuan pembelajaran.
H. Metode Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data dari lapangan, maka peneliti akan
menganalisis data tersebut dengan berbagai teknik. Adapun teknik analisis data
yang akan digunakan oleh peneliti adalah:
1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Blended Learning
a. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Blended Learning pada Setiap Pertemuan.
Dalam proses analisis keterlaksanaan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Blended Learning, maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dibberikan skor 1 untuk pernyataan yang diberikan tanda cek ( pada
kolom “ya” dan skor 0 pada kolom “tidak”. Selain itu, dihitung jumlah
skor keterlaksanaan model pembelajaran sehingga dapat dihitung
persentasenya. Cara memperoleh persentase keterlaksanaan model
pembelajaran Blended Learning pada setiap pertemuaan adalah jumlah
skor keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning dari kedua
observer, dibagi skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator
dikali 2 ( karena terdiri dari 2 observer), kemudian dikalikan dengan
100% atau dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
Persentase keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning
Jumlah skor keterlaksanaan model pembelajaran Blended
Learning dari kedua observer
Skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator.
(
b. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Blended Learning secara keseluruhan.
c. Keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Blended Learning secara keseluruhan dapat diperoleh dari rerata
persentase keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model
Blended Learning dari kedua pertemuan atau dapat ditulis sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Setelah memperoleh hasil persentase keterlaksanaan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Blended Learning, baik pada setiap
pertemuan maupun secara keseluruhan, maka akandibandingkan dengan
kriteria keterlaksanaan model pembelajaran seperti tabel berikut:
Tabel 17 Kriteria Ketrelaksanaan Model Pembelajaran (Arikunto, 2009:245)
Interval Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
K = Keterlaksanaan keseluruhan
2. Analisis data tes Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Data tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) digunakan untuk
mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Bentuk soal berupa
soal uraian dengan jumlah soal tiga. Adapun rincian skor maksimal tes
Higher Order Thinking Skill(HOTS) adalah sebagai berikut:
Tabel 18
Skor tes Higher Order Thinking Skill(HOTS)
No Soal Indikator Skor Maks
2 Megetahui pola atau hubungan dari setiap data 10
1 Menganalisis informasi dari setiap pernyataan 60
3 Kreatif dalam menyelesaikan masalah 30
Setelah hasil tes siswa diberi skor sesuai dengan skor diatas, maka skor
tersebut diubah dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut:
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Data-data yang diperoleh dianalisis dengan mencari nilai rata-rata, nilai
tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa yang tuntas, dan jumlah siswa yang
tidak tuntas. Dari hasil analisis kemudian dikonversikan kedalam kategori
menurut Arikunto (2013:281)
Tabel 19 Kriteria Nilai Tes Siswa
Nilai Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
(Modifikasi Arikunto 2013:381)
Selain dikategorikan seperti Tabel 19. Dalam penelitian ini anlisis data
tes juga dikategorikan tuntas ( jika nilai ) dan tidak tuntas (jika nilai<
68). Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikatakan sudah mulai tumbuh
apabila nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir tingkat berada pada
kategori baik sekali sampai cukup, hal ini sesuai hasil penelitian dari
Nurhayati dan Lia Angraeni (2017) yang menyatakan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi dikatakan tumbuh atau berkembang apabila nilai
setiap indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi minimal sudah
masuk dalam kategori cukup.
3. Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa
Setelah data tentang aktivitas belajar siswa terkumpul maka akan
dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkah analisis data pengamatan
keaktifan belajar siswa sebagai berikut:
a. Menghitung persentase skor pengamatan setiap pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Menghitung rata-rata persentase skor pengamatan secara keseluruhan
dari persentase skor pengamatan setiap pertemuan.
c. Menarik kesimpulan
Mengkonversikan hasil persentase pengamatan di kelas VII B dengan
kriteria untuk keaktifan belajar suswa.
Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran menurut Arikunto
(2007: 18) sebagai berikut:
Tabel 20 Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa
Capaian Kriteria
75% - 100% Tinggi
51% - 74% Sedang
25% - 50% Rendah
0% - 24% Sangat Rendah
5. Analisis Data Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
Data hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif yaitu dengan
menyimpulkan jawaban siswa selama proses wawancara. Hal tersebut
dilakukan dengan cara membuat transkrip wawancara dari hasil yang
diperoleh melalui rekaman wawancara tiap subjek penelitian. Selanjutnya
diambil poin-poin yang penting dari transkrip wawanacara tiap subjek
penelitian tersebut untuk mengkonfirmasi tanggapan siswa dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pembelajaran sehingga dapat diketahui lebih lanjut terkait proses
pembelajaran terhadap keaktifan belajar siswa.
I. Prosedur Penelitian
Rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian
berlangsung adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal
yang diperlukan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal
yang dipersiapkan di antaranya adalah :
a. Menentukan materi yang diajarkan
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Menyiapkan instrumen penelitian
d. Menguji instrumen penelitian
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Blended Learning.
b. Peneliti melakukan observasi kelas pada saat pembelajaran
c. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui hasil
implementasi model pembelajaran Blended Learning terhadap keaktifan
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
d. Peneliti memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui hasil
implementasi model pembelajaran Blended Learning terhadap Higher
Order Thinking Skill (HOTS).
3. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ini, peneliti mengolah data yang telah
diperoleh selama melaksanakan penelitian untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning
pada materi penyajian data di kelas VII SMP Negeri 2 Bangsri. Pada
persiapan penelitian, peneliti melakukan validasi isi instrumen, agar
instrumen yang akan digunakan valid, sehingga hasil data yang diharapkan
juga valid. Instrumen-instrumen yang divalidasi antara lain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes Higher Order Thinking Skill
(HOTS) , lembar observasi keaktifan belajar siswa, pedoman wawancara
keaktifan belajar siswa, bahan ajar, media pembelajaran. Instrumen-
instrumen tersebut divalidasi oleh dosen Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yaitu Eko Budi Santoso, Sj, S.Pd, Ph.D dan Niluh Sulistyani
M.Pd. , selain itu instrumen-instrumen tersebut juga divalidasi oleh guru
mata pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan SMP Negeri 2
Tulung yaitu Sukati. S.Pd dan Purnomo S.Pd. Adapun hasil validasi dapat
dilihat pada BAB III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Pelaksanaan Penelitian
Tabel 21 Jadwal Pemelitian
Hari, Tanggal Kegiatan
Sabtu, 28 April 2018
09.00-10.20 WIB
Memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran
Blended Learning serta memberikan penjelasan
mengenai Google Classroom
Senin, 30 April 2018
10.20-11.40 WIB
Pelaksanaan pembelajaran materi data dan penyajian
data dalam bentuk table
Rabu, 2 Mei 2018
07.00-07.40 WIB
Pelaksanaan pembelajaran materi penyajian data dalam
bentukdiagram batang dan diagram garis
Sabtu, 5 Mei 2018
09.00-10.20 WIB
Pelaksanaan pembelajaran materi penyajian data dalam
bentukdiagram lingkaran dan latihan persiapan tes.
Senin, 7 Mei 2018
10.20-11.40 WIB
Pelaksanaan tes tertulis
Adapun rincian kegiatan sebagai berikut:
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Blended Learning, peneliti menyiapkan kelengkapan mengajar seperti
RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),
dan daftar hadir siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VII B.
Kelengkapan mengajar ini dibuat untuk satu bab materi yaitu materi
penyajian data dengan jumlah pertemuan sebanyak tiga pertemuan (5 40
menit). Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti memiliki peran
sebagai pengajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan diamati
oleh 2 observer yaitu Hendri Agus Santoso dan Richa Maya yang
merupakan mahasiswa PGSD Universitas Ahmad Dahlan. Observer
mengamati keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning serta
mengamati aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Blended
Learning. Perincian kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Sebelum Pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran Blended Learning, peneliti memberikan penjelasan
mengenai model pembelajaran Blended Learning kepada siswa yaitu
menjelaskan syarat untuk bergabung dengan Google Classroom yaitu
harus memiliki akun gmail terlebih dahulu, sehingga siswa harus
sudah memiliki akun gmail sebelum berrgabung dengan Google
Classroom selain itu peneliti juga menjelaskan cara menggunakan
Google classroom tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28
April 2018 pada pukul 09.00-10.20 WIB.
b. Pertemuan Pertama (2 40 menit)
Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 30 April 2018 pada pukul 10.20-11.50. Pertemuan ini dibagi
menjadi tiga bagian yakni bagian penduhuluan, bagian inti dan bagian
penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan peneliti memberikan salam,
meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran
peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi tentang materi pengertian data dan contoh data dalam
kehidupan sehari-hari yang telah diupload pada google classroom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti peneliti membagi kelas dalam tiga
kelompok yang terdiri dari 10-12 orang. Kemudian peneliti
menjelaskan proses diskusi yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran ini. Peneliti meminta peserta didik mengumpulkan
data ukuran sepatu dari anggota kelompoknya dengan cara yang
berbeda-beda setiap kelompok (kelompok pertama mengumpulkan
data dengan menggunakan cara tanya jawab, kelompok kedua
mengumpulkan data dengan menggunakan cara mengisi data pada
kertas, dan kelompok ketiga mengumpulkan data dengan
menggunakan cara melihat secara langsung ukuran sepatu
temannya). Peneliti memberikan waktu 10 menit untuk
mengerjakannya. Setelah data selesai dikumpulkan peneliti
meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
pekerjaannya di depan kelas dan peneliti serta peserta didik lain
memperhatikan dan memberi tanggapan pada pekerjaan yang
sedang dipresentasikan. Selanjutnya peneliti meminta peserta didik
untuk menyajikan data yang telah peserta didik dapatkan dalam
bentuk tabel dengan mengikuti langkah-langkah yang telah
disediakan peneliti yang terdapat pada LKS . Peneliti memberikan
waktu 15 menit untuk mengerjakan, setelah peserta didik selesai
peneliti meminta dua peserta didik mempresentasikan pekerjaan di
depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan ini peneliti membantu peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
Peneliti menyampaikan tugas untuk materi penyajian data dalam
bentuk tabel serta menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyajian data dalam bentuk
diagram batang dan diagaram garis yang telah diupload pada
google classroom.
c. Pertemuan kedua (1 40 menit)
Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal
2 Mei 2018 pada pukul 07.00-07.40. Adapun pelaksanaan pertemuan
kedua sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan ini peneliti mengucapkan salam, meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran peserta
didik, memberikan penjelasan mengenai peserta didik yang belum
mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya, menyampaikan
tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi tentang contoh diagram
batang dalam kehidupan sehari-hari yang sudah diupload dalam
google classroom.
b) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan ini peneliti meminta peserta didik untuk
mengerjakan Lembar kerja Siswa ( LKS ) 2 yaitu menyajikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dalam bentuk diagram batang dan diagram garis dengan mengikuti
langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk diagram batang
dan diagram garis yang terdapat pada LKS 2. Untuk kegiatan
diskusi ini peneliti memberikan waktu 20 menit untuk
mengerjakan. Setelah waktu habis peneliti meminta dua peserta
didik untuk mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas dan
peneliti dan peserta didik lain memperhatikan dan memberi
tanggapan mengenai pekerjaan yang sedang dipresentasikan.
Kemudian 5 menit sebelum waktu habis peneliti meminta peserta
didik untuk mengerjakan soal latihan yang telah disediakan oleh
peneliti. Untuk soal latihan ini tidak dapat didiskusikan karena
waktu sudah habis.
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, peneliti membantu peserta didik
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan
ini, peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyajian data dalam bentuk
diagram lingkaran serta meminta siswa untuk mengerjakan soal-
soal latihan mengenai tabel, diagaram batang, diagram garis, dan
diagram lingkaran yang sudah diupload dalam google classroom.
d. Pertemuan Ketiga (2x40 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal
5 Mei 2018 pada pukul 09.00-10.20. Adapun pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan ini peneliti mengucapkan salam, meminta
ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran peserta
didik, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi
tentang cara mengubah nilai menjadi persentase dan sudut yang
sudah diupload dalam google classroom.
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan ini peneliti meminta peserta didik untuk
mengamati video pembelajaran yang disajikan peneliti yaitu
menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran. Selanjutnya
peneliti meminta peserta didik mengerjakan tugas pada Lembar
Kerja Siswa (LKS) 3. Untuk kegiatan ini peneliti memberikan
waktu 25 menit kepada peserta didik untuk mengerjakannya,
setelah waktu habis peneliti meminta dua peserta didik untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas, lalu peneliti dan
peserta didik lain memperhatikan dan memberi tanggapan
mengenai pekerjaan yang sedang dipresentasikan. Selanjutnya
peneliti meminta peserta didik untuk mengerjakan latihan soal
yang berguna sebagai latihan untuk tes pada pertemuan berikutnya.
Setelah waktu habis peneliti dan peserta didik berdiskusi mengenai
latihan soal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, peneliti membantu peserta didik
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan
ini, Peneliti menyampaikan mengenai tes yang akan dilaksanakan
pada pertemuan selanjutnya serta tugas yang telah diupload pada
google classroom.
e. Pertemuan Keempat (2 menit)
Setelah pembelajaran dengan model pembelajaran Blended
Learning selesai maka pada pertemuan berikutnya yaitu pada tanggal
7 Mei 2018 pada pukul 11.20 – 12.50 peneliti mengadakan tes tertulis.
B. Hasil dan Analisis Penelitian
Setelah melakukan penelitian maka peneliti memperoleh beberapa data
yaitu data pengamatan keaktifan belajar siswa oleh observer, data nilai pre-test
peserta didik, data nilai post-test peserta didik, data hasil wawancara tentang
keaktifan belajar siswa, dan data keterlaksanaan model pembelajaran Blended
Learning. Berikut akan ditampilkan data yang telah diperoleh:
1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning
Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning
yang digunakan pada kelas eksperimen, maka peneliti meminta bantuan
kepada dua observer untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran
selam proses pembelajaran berlangsung. Perhatikan Tabel 23, dalam Tabel
dibawah ini akan diperhatikan hasil pengamatan setiap observer pada setiap
pertemuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 22
Hasil Analisis Pengamatan Keterlaksanaan Model
Pembelajaran
Aspek Keterlaksanaan I II III
Pendahuluan
1. Apersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
rencana kegiatan
2
2
2
2
2
2
Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
1. Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan
2
2
2
2
2
2
Pendekatan/strategi Pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan munculnya kebiasaan
positif
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dialokasikan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Media Pembelajaran
1. Menunjukkan keterampilan dalam
penggunaan media
2. Menggunakan media berupa secara efektif
dan efisien
2
2
2
2
2
2
Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Menimbulkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-
siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Keterangan
I = Pertemuan 1
II = Pertemuan 2
III = Pertemuan 3
Berdasarkan tabel x, pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua,
dari 18 pernyataan kegiatan yang diamati , terdapat 17 kegiatan yang
terlaksana dan 1 kegiatan yang tidak terlaksana. Sehingga, persentase
keterlaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertamadan pertemuan
kedua adalah 94,4%. Adapun kegiatan yang tidak terlaksana dalam
pertemuan ini adalah melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa. Kegiatan tersebut tidak terlaksana dikarenakan waktu
pembelajaran yang telah habis sehingga peneliti hanya melakukan
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar
2
2
2
2
2
2
Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa
0
2
0
2
0
2
Jumlah 34 34 36
Skor Maksimum 36 36 36
Presentase 94,4% 94,4 % 100%
Kategori Setiap Pertemuan Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Presentase secara keseluruhan 94,44 %
Kategori secara keseluruhan Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kegiatan menyimpulkan dalam kegiatan penutup. Sedangkan pada
pertemuan ketiga, semua kegiatan terlaksana. Sehingga persentase pada
pertemuan ketiga adalah 100%. Pertemuan keempat digunakan untuk
melaksanakan tes Higher Order Thinking Skill (HOTS). Adapun
diagram batang dari data mengenai keterlaksanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Gambar 5. Diagram Batang Tentang Keterlaksanaan
Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dari
pertemuan kedua ke pertemuan ketiga secara keseluruhan
keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Blended
Learning dikelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri termasuk dalam kategori
sangat baik dengan rata-rata persentase sebesar 94,44%.
2. Data Nilai Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Berikut akan dipaparkan data hasil tes Higher Order Thinking Skill
(HOTS) kelas VII B.
91,00%
92,00%
93,00%
94,00%
95,00%
96,00%
97,00%
98,00%
99,00%
100,00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data Keterlaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 23
Data nilai tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Siswa I2 I1 I3 Skor
Perolehan Nilai Kategori
1 36 10 6 52 52 Kurang
2 48 10 0 58 58 Cukup
3 36 10 4 50 50 Kurang
4 24 10 12 46 46 Kurang
5 48 10 0 58 58 Cukup
6 32 10 14 56 56 Cukup
7 36 10 0 46 46 Kurang
8 36 5 0 41 41 Kurang
9 40 10 14 64 64 Cukup
10 36 10 2 48 48 Kurang
11 48 10 10 68 68 Baik
12 12 10 0 22 22 Gagal
13 48 10 0 58 58 Cukup
14 0 10 0 10 10 Gagal
15 24 10 10 44 44 Kurang
16 24 10 2 36 36 Gagal
17 24 10 0 34 34 Gagal
18 24 10 2 36 36 Gagal
19 52 10 10 72 72 Baik
20 36 10 12 58 58 Cukup
21 52 10 4 62 62 Cukup
22 36 2 0 38 38 Gagal
23 44 10 0 54 54 Kurang
24 36 10 0 46 46 Kurang
25 36 10 4 50 50 Kurang
26 24 10 0 34 34 Gagal
27 36 10 12 58 58 Cukup
Skor Perolehan 928 257 118
Jumlah 1299 1299
Rata-rata 48,11 Kurang
Nilai Tertinggi 72
Nilai Terendah 10
Jumlah siswa yang tuntas KKM (68) 2
Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM
(68) 25
Standar Deviasi 13,90
Keterangan:
I = Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa siswa yang tidak tuntas ada
25 siswa dan siswa yang tuntas terdapat 2 siswa dari 27 siswa yang
mengikuti tes Higher Order Thinking Skill (HOTS). Dengan nilai
terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 72. Selain itu ada 2 siswa
yang termasuk kedalam kategori baik, 8 siswa dalam kategori cukup,
10 siswa dalam kategori kurang dan 7 siswa dalam kategori gagal. Jika
dilihat tiap indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi /HOTS dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24 Hasil Tes Higher Order Thinking Skill(HOTS)
Indikator HOTS Skor
Perolehan
Skor
Mak Nilai Kategori
Menganalisis 257 270 95 Baik Sekali
Mengevaluasi 928 1620 57 Cukup
Mencipta/Mengkreasi 118 810 14 Gagal
Rata-rata 55 Kurang
Berdasarkan tabel diatas , rata-rata per indikator HOTS adalah 55
dengan kategori kurang. Dari ketiga indikator HOTS yang termasuk
kategori baik sekali adalah indikator menganalisis, kemudian yang
masuk dalam kategori cukup adalah indikator mengevaluasi dan yang
masuk kedalam kategori gagal adalah mencipta/mengkreasi. Pencapaian
indikor dengan nilai tertinggi adalah indikator menganalisis sebesar 95
dan nilai yang terendah adalah indikator mencipta/mengkreasi sebesar
14.
3. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Oleh Observer
Pengamatan keaktifan belajar siswa oleh observer dilakukan dengan
tujuan untuk memberikan penilaian keaktifan belajar siswa. Pengamatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dilakukan oleh dua observer selama proses pembelajaran berlangsung . Pada
tabel berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan keaktifan belajar siswa
oleh observer selama 3 pertemuan pembelajaran
Aspek yang Diamati I II III
Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
1. siswa mempehatikan pelajaran
2. siswa tidak terpengaruh oleh
situasi diluar kelas
3. siswa tampak bersemangat
dalam mengerjakan tugas
4. siswa tidak mengerjakan
pekerjaan lain saat
pembelajaran.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Interaksi siswa dengan guru pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
1. siswa bertanya kepada guru
terkait dengan materi pelajaran
yang belum paham.
2. siswa bertanya kepada guru
terkait dengan materi pelajaran
yang belum paham.
3. siswa mengemukakan pendapat
kepada guru
2
0
0
2
2
2
2
2
2
Aktivitas siswa dalam kelompok
1. siswa dari anggota setiap
kelompok mengemukakan
pendapatnya
2. siswa dari anggota setiap
kelompok menanggapi
pertanyaan/pendapat teman satu
kelompok.
2
0
2
0
2
1
Tabel 25 Hasil Analisis Pengamatan Keaktifan Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Keterangan :
I = Pertemuan 1
II = Pertemuan 2
III = Pertemuan 3
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama keaktifan
belajar siswa memperoleh persentase sebesar 68,18% dan masuk dalam kategori
sedang. Pada pertemuan kedua keaktifan belajar siswa memperoleh persentase
sebesar 83,36% dan masuk dalam kategori tinggi, dan padapertemuan ketiga
kedua keaktifan belajar siswa memperoleh persentase sebesar 95,45% dan masuk
dalam kategori tinggi. Jika dilihat tiap indikator keaktifan belajar siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 26
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa
Indikator Keaktifan
Belajar
Skor
Perolehan
Skor
Maks
Persentase Kategori
Antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran
24 24 100% Tinggi
Interaksi siswa dengan
guru pada saat proses
pembelajaran
berlangsung.
14 18 77,7% Tinggi
Partisipasi siswa dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran
1. siswa mengemukakan pendapat
tentang simpulan proses
pembelajaran.
2. siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan
2
1
2
1
2
2
Skor Perolehan 15 19 21
Skor Maksimum 22 22 22
Presentase Setiap Pertemuan 68,18% 83,36% 95,45%
Kategori Sedang Tinggi Tinggi
Rata-rata Presentase Secara
Keseluruhan 83,33%
Kategori Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Aktivitas siswa dalam
kelompok
7 12 58,3% Sedang
Partisipasi siswa dalam
menyimpulkan hasil
pembelajaran
10 12 83,3% Tinggi
Rata-rata 80% Tinggi
Berdasarkan data pada tabel diatas rata-rata persentase per indikator keaktifan
belajar siswa adalah 80% dengan kategori tinggi. Pencapaian indikator dengan
persentase terbesaradalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar
100% dan persentase terendah adalah aktivitas siswa dalam kelompok sebesar
58,3%
4. Data Hasil Wawancara Terhadap Keaktifan Siswa
Pada pelaksanaan wawancara yang dilakukan peneliti dengan 2 orang siswa
kelas VII B, berikut disajikan analisis hasil wawancara.
Adapun analisis Data Wawancara Kelas Eksperimen
Tabel 27
Hasil Analisis Data Wawancara dengan Siswa Kelas
No. Aspek yang
ditanyakan Analisis
1. Antusias siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
Pada pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti siswa 1
dan siswa 2 merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran tersebut sehingga terlihat bahwa siswa 1
dan siswa 2 bersemangat ketika memasuki jam pelajaran
matematika.
Siswa 1 dan siswa 2 sangat antusias memperhatikan
penjelasan dari peneliti, hal ini sesuai dengan apa yang
dilihat peneliti bahwa kedua siswa tersebut tidak
terganggu dengan teman yang tidak fokus terhadap
pembelajaran dan tidak terganggu dengan situasi luar.
2. Interaksi siswa
dengan guru
Dari pernyataan siswa 1 dan siswa 2 menunjukkan
bahwa siswa 1 dan siswa 2 tersebut masih kurang aktif
dalam hal bertanya kepada guru dengan alasan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Aspek yang
ditanyakan Analisis
kedua siswa tersebut malu dan takut untuk bertanya.
Menurut peneliti siswa 1 sangat merasa malu dan takut
saat ingin bertanya kepada guru, meski guru sudah
mendekati siswa 1 tetapi siswa 1 masih malu-malu dan
takut untuk bicara apa yang menjadi kesulitan yang
dialami siswa 1. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh
siswa 2 meski siswa 2 jarang sekali bertanya tetapi saat
didekati oleh guru dan saat siswa 2 ingin bertanya, siswa
tersebut berani berbicara apa yang menjadi kesulitan
yang dialami siswa 2.
Dan hal itu selaras dengan hal menjawab pertanyaan dari
guru. Siswa 1 dan siswa 2 tersebut sering kali takut dan
malu saat ingin menjawab pertanyaan dari guru sehingga
membuat suasana pembelajaran menjadi kurang aktif.
Kedua siswa tersebut harus dipancing terlebih dahulu
atau ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
3. Aktivitas siswa
dalam kelompok
Meski saat mengemukakan pendapat dalam kelompok
terkadang siswa 1 dan siswa 2 berani dan terkadang
tidak berani, tetapi menurut peneliti siswa tersebut sudah
tergolong aktif mengemukkan pendapatnya dalam
kelompok. Ini terlihat saat bekerja secara kelompok,
siswa 1 dan siswa 2 terlihat berdiskusi dengan teman
kelompoknya sehingga terjadi interaksi siswa dengan
siswa.
Selain itu siswa 1 dan siswa 2 tersebut dapat menfaatkan
kerja kelompok dengan berdiskusi dengan teman satu
kelompok. Siswa 1 dan siswa 2 juga dapat membedakan
mana tugas yang harus dikerjakan secara kelompok atau
tugas yang harus dikerjakan secara individu. Sehingga
saat bekerja dalam kelompok tidak ada yang hanya
menggantungan diri dengan teman yang lain, semua
anggota kelompok bekerja dengan baik.
4. Partisipasi siswa
dalam
menyimpulkan
hasil
pembahasan
Sesuai pernyataan siswa 1 dan siswa 2 yang menujukkan
bahwa siswa 1 dan siswa 2 tersebut mendiskusikan
kembali pendapatnya dengan pendapat temannya
sehingga menurut peneliti aktivitas siswa dalam
menyimpulkan termasuk dalam kategori tinggi. Karena
menurut peneliti jika kedua siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No. Aspek yang
ditanyakan Analisis
mendiskusikan kembali pendapatnya dengan pendapat
temannya maka dapat membuat suasana kelas lebih
hidup dan siswa lain yang tidak menjawab dapat ikut
berfikir mengenai jawaban dari siswa yang telah
menjawab.
C. Pembahasan
1. Higher Order Thinking(HOTS)
Berdasarkan hasil analisis tes Higher Order Thingking Skill(HOTS) ,
kemampuan berpikir tungkat tinggi siswa kelas VII B SMP Negeri 2
Bangsri sudah mulai tumbuh tetapi tidak optimal. Hal ini terlihat pada
nilai tes Higher Order Thinking(HOTS) 7,4% siswa dalam kategori baik,
29,69% siswa dalam kategori cukup, 37,03% siswa dalam kategori kurang
dan 25,95% siswa dalam kategori gagal. Untuk kemupuan berpikir tingkat
tinggi pada setiap indikator nilai tertinggi adalah indikator menganalisis
sebesar 95 masuk dalam kategori baik sekali dan nilai terendah adalah
indikator mencipta/mengkreasi sebesar 14 masuk kategori gagal.
Adapun hasil analisis nilai tes HOTS pada setiap indikator disajikan dalam
diagram lingkaran berikut ini:
Gambar 5. Diagram Lingkaran Tentang Analisis Data Setiap Indikator
95 57 14
Data Hasil Analisis Setiap Indikator
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan Tabel 24 dan penyajian data diatas dapat dilihat
bahwa dalam penelitian ini tidak cukup data untuk menyatakan
bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat menumbuhkan
Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa, ini dikarenakan siswa
belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes. Hal ini disebabkan
karena penggunaan model pembelajaran Blended Learning tidak
berjalan secara efektif. Siswa tidak memanfaatkan secara baik media
online google classroom yang digunakan peneliti, contohnya seperti
pengumpulan tugas, dalam pengumpulan tugas yang diupload pada
google classroom banyak siswa yang terlambat bahkan tidak
mengumpulkan tugas. Rata-rata hanya 20%-30% siswa yang tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas, 30% terlambat mengumpulkan
dan 40% tidak mengumpulkan. Selain kurang efektifnya model
pembelajaran Blended Learning penyebab lain adalah pada saat
pembelajaran tatap muka, dalam pembelajaran tatap muka siswa
kurang mendapat latihan secara individu dan lebih banyak
melakukan latihan secara kelompok, oleh karena itu kesiapan siswa
dalam menghadapi tes menjadi berkurang.
Hal ini sesuai dengan teori Dimyati dan Mudjiono (2009:189)
ketidaksiapan menghadapi tes merupakan salah satu yang berpengaruh
terhadap hasil belajar, ketidaksiapan ini mencakup kemampuan
menetapkan diri pada keadaan apapun yang akan terjadi untuk
melakukan serangkaian tindakan, kesiapan diri baik jasmani dan rohani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Jadi apabila kesiapan siswa dalam menghadapi tes kurang maka hasil
belajar yang diperoleh menjadi kurang optimal.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari tes Higher Order
Thinking Skill(HOTS) dapat disimpulkan tidak cukup bukti untuk
menyatakan bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat
menumbuhkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa.
2. Keaktifan Belajar Siswa
Berdasarkan anlisis data hasil pengamatan keaktifan belajar siswa dapat
dilihat bahwa pada setiap pertemuan terdapat peningkatan, pada pertemuan
kedua terdapat peningkatan sebeasar 15,18% dibandingkan dengan
pertemuan kedua dan pada pertemuan ketiga terdapatan peningkatan
sebesar 12,09% dibandingkan pertemuan ketiga. Adapun peningkatan
tersebut dapat dilihat dalam diagaram batang berikut ini:
Gambar 6. Diagaram Batang Tentang Keaktifan Belajar Siswa
Keterangan :
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
P1 P2 P3
Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
P1 = Pertemuan 1
P2 = Pertemuan 2
P3 = Pertemuan 3
Peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap pertemuan
dikarena dengan penggunaan model pembelajaran Blended Learning yaitu
dengan memanfaatkan google clasroom. Siswa tersebut dapat mempelajari
terlebih dahulu materi atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan
dipelajari pada saat jam pembelajaran matematika, sehingga pada saat jam
pembelajaran matematika berlangsung siswa yang belum paham akan
materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat bertanya kepada guru atau
siswa lain yang sudah memahami materi tersebut. Selain itu dengan
mempelajari materi atau LKS terlebih dahulu siswa menjadi lebih siap
dalam menjawab maupun menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari
siswa lain. Sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif. Hal ini sesuai
dengan teori mengenai manfaat dari model pembelajaran Blended
Learning yang dikemukan oleh Faizal (2011) yaitu terdapat penambahan
waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, sehingga
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan tempat.
Hasil wawancara dengan dua siswa di kelas VII B yang menyatakan
bahwa saat mengikuti pembelajaran matematika kedua siswa tersebut
selalu memperhatikan guru, berani dalam mengemukkan pendapat serta
dapat membedakan antara bekerja kelompok atau individu. Implementasi
model pembelajaran Blended Learning ini dapat dilihat dengan keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
siswa dan antusias siswa dalam memanfaatkan aplikasi google classroom
yang disediakan peneliti dengan mendownload materi, Lembar Kerja
Siswa dan video pembelajaran.
Berdasrkan data yang diperoleh dari pengamatan keaktifan belajar
siswa, wawancara keaktifan belajar siswa dan teori mengenai manfaat
model pembelajaran Blended Learning dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Blended
Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan
penelitian adalah Waktu pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menggunakan model hanya terbatas 3 pertemuan, sehingga kegiatan
pembelajaran seperti terburu-buru, menyebabkan kurang maksimalnya proses
keterlaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
peneliti maka penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Tidak cukup data untuk menyatakan bahwa model pembelajaran Blended
Learning dapat menumbuhkan Higher Order Thinking Skill(HOTS) siswa,
hal ini dikarenakan siswa belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes.
2. Model pembelajaran Blended Learning dapat mengembangkan keaktifan
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dengan peningkatan keaktifan
belajar siswa pada setiap pertemuan yaitu 15,18% untuk pertemuan kedua
dan 12,09% untuk pertemuan ketiga. Secara keseluruhan rata-rata
persentase keaktifan belajar siswa adalah 83,33% dalam kategori tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberi saran:
1. Bagi guru
Menggunakan model pembelajaran Blended Learning dalam proses
pembelajaran matematika, harus memperhatikan alokasi waktu
pembelajaran agar pembelajaran terlaksana dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Bagi peneliti selanjutnya
Mengalokasikan waktu dengan baik agar pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Blended Learning dapat berjalan
dengan baik, serta mempersiapkan media pembelajaran dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Umum Edisi Revisi 2009. Jakarta: Rineka Cipta.
Akbar, Sa‟dun dan Sriwiyana, Hadi. (2010). Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:Cipta Medika.
Amir, Tan. 2000. Karakteristik Proses Pembelajaran Berbasis Masalah. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya.
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (Eds). 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.(Terjemahan Agung Prihantoro). Yogyakarta; Pustaka Pelajar. (Buku
asli diterbitkan tahun 2001).
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
B. Sjukur, Sulihin. Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Kalimat.
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jendral Manaejemen
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2010. Pelaksanaan Penilaian dalam
Implementasi KTSP di SMA Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: REFERENSI (GP Press
Group).
Euis Karwati & Donni Juni Prinsah. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management). Bandung: ALFABETA
Faizal, A. 2011. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa melalui Implementasi
Blended Learning pada Pembelajaran Biologi Kelas XI SMAIT Nur
Hidayah Kartasura. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Graham, Charles R. 2004. Blended Learning Systems: Definition, Current Trends,
and Future Direction. Diambil dari http://www.publicationshere.com/
grahamintro , diakses tanggal 18 April 2018
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah B, Uno & Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.
Husamah. 2014. Pembelajaran BAURAN (BLENDED LEARNING). Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Hudojo, H. 1990. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta:Depdikbud
Kemendikbud. 2012. Survei Internasional TIMSS. [online], hal :1 . Tersedia
http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss [10 januari
2018]
Kusdartiana, Lyli, Pentatito, Gunowibowo, dan Arnelis Djalil. 2014. Efektivitas
Model Pembelajaran Koopereatif Tipe NHT Pada Pembelajaran
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, No. 1,2014.
Lawy. 2009. Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Di kelas IX akselerasi
SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal Matematika, Volume 3. No.2.
Desember 2009.
Maulana, Imron. 2016. Berpikir Tingkat Tinggi Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Pada Siswa SMP. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhamaddiyah Surakarta.
Mc Loughlin, C and Luca, J. 2000. (http://otl-curtin.edu.au/tlf/tlf2000/
mcloghlin.html, diakses tanggal 19 April 2018)
Mundir. 2012. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana, Sudjana. 2005. Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja:
Rosdakarya
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kotekstual (Contextual Teaching and Learning).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Nurhayati dan Angraeni, Lia. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skill) dalam Menyelesaikan Soal Konsep Optika
Melalui Problem Based Learning. Jurnal Penelitian dan Pendidikan Fisika,
Volume 3, No. 2, 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Shibley, I; Amaral, K.A.; Shank, J.D.; dan Shibley, L.R. 2011. Designing a
Blended Course: Using ADDIE to Guide Instructional Design. Journal og
Collage Science Teaching.40(6): 80-85.
Suardana, K. 2012. Pendampingan Penyusunan Asesmen Fisika Berbasis OSN
Bagi Guru SMP Negeri Di Kota Tabanan. Laporan Pengabdian Masyarakat.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Subana, dkk. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Sinar Baru Algasindo.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Triantoro. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif: Konsep
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.
Paramita Ariandari, Weindy. 2018. Mengintegrasikan Higher Order Thinking
Skill dalam Pembelajaran Creative Problem Solving. Yogyakarta: Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY.
Wendhie dan Widyaiswara. 2013. Implementasi Blended Learning dalam
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN A. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP NEGERI 2 BANGSRI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VII B/2
Materi Pokok : Penyajian Data
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (5 JP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
KD 3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajian (tabel,
diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)
KD 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram
garis, diagram batang dan diagram lingkaran.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pertemuan pertama
3.12.1 Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari.
3.12.2 Menjelaskan cara-cara mengumpulkan data.
4.12.1 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel.
Pertemuan kedua
4.12.2 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram batang.
4.12.3 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram garis..
4.12.4 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram batang
4.12.5 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram garis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pertemuan ketiga
4.12.6 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran.
4.12.7 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran.
4.12.8 Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penyajian data (
tabel, diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran ).
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan:
1. Siswa dapat mengenal macam-macam data dalam kehidupan sehari-
hari dengan tepat.
2. Siswa dapat menjelaskan cara mengumpulkan data dengan baik.
3. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel.
4. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram
batang dengan tepat.
5. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram
garis dengan tepat.
6. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram
lingkaran dengan tepat.
7. Siswa dapat menafsirkan diagram batang, diagram garis dan diagram
lingkaran dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
8. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan bentuk
penyajian data ( tabel, diagram batang, diagram garis dan diagram
lingkaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Data
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau masalah, baik berupa angka-angka maupun
yang berbentuk kategori, seperti: baik, buruk, tinggi, rendah dan
sebagainya. Data dapat digolongkan menjadi dua jenis data yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut sifatnya
1) Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.
Misalnya penjualan merosot, mutu barang baik, karyawan
resah.
2) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan
atau angka. Misalnya produksi 100 unit/hari dan omset
penjualan naik 20%.
b. Menurut cara memperolehnya
1) Data primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah
sendiri oleh suatu perusahaan dengan mendatangi langsung
narasumber untuk memperoleh informasi tertentu.
Contoh : Data jumlah pemakaian pasta gigi perbulan yang di
kumpulkan perusahaan Unilever
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu
organisai atau perusahaan dalam bentuk sudah jadi dari pihak
lain. Artinya data tersebut tidak secara langsung diambil pada
narasumber.
Contoh : Data daya beli masyarakat yang diperoleh dari Biro
Pusat Statistika (BPS)
2. Penyajian Data
Data ini dapat disajikan dalam, tabel frekuensi, tabel presentase
diagram batang, diagram garis (Poligon), diagram lingkaran, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Tabel frekuensi
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel disebut distribusi
frekuensi data tunggal. Untuk mempermudah dalam membuat tabel
frekuensi digunakan tally atau turus.
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.
2) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama
data, kolom kedua turus/tally dan yang ketiga
frekuensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.
Contoh:
Diberikan data berat badan siswa kelas VII D SMP Negeri 2
Bangsri sebagai berikut.
39 35 38 36 36 35 39 37 39 38
36 36 36 37 38 36 35 36 36 36
37 35 39 38 38 39 38 35 37 38
Buat Tabel frekuensinya.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.
35 = 5, 36 = 9, 37 = 4, 38 = 7, 39 = 5
2) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama data,
kolom kedua frekuensi dan yang ketiga turus/tally.
Berat Badan Tally/Turus Frekuensi
3) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.
Tabel frekuensi data ukuran sepatu siswa kelas VII D SMP Negeri
2 Bangsri
Berat badan Tally Frekuensi
35
36
37
38
39
||||
|||| ||||
||||
|||| ||
||||
5
9
4
7
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Jumlah 30
b. Tebel presentase
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel disebut distribusi
presentase data tunggal. Untuk mempermudah dalam membuat
tabel presentase digunakan data presentase.
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.
2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.
3) Mencari presentase dari masing-masing data dengan
menggunakan rumus
.
4) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama
data, kolom kedua frekuensi dan yang ketiga
presentase.
5) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.
Contoh:
Diberikan data berat badan siswa kelas VII D SMP Negeri
2 Bangsri sebagai berikut.
39 35 38 36 36 35 39 37 39 38
36 36 36 37 38 36 35 36 36 36
37 35 39 38 38 39 38 35 37 38
Buat tabel presentase.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.
35 = 5, 36 = 9, 37 = 4, 38 = 7, 39 = 5
2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Total frekuensi
3) Mencari presentase dari masing-masing data dengan
menggunakan rumus
.
4) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama
data, kolom kedua frekuensi dan yang ketiga
presentase..
Berat Badan Frekuensi Presentase
5) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel presentase data ukuran sepatu siswa kelas VII D
SMP Negeri 2 Bangsri
Berat badan Frekuensi Presentase
(
35
36
37
38
39
5
9
4
7
5
17%
30%
13%
23%
17%
Jumlah 30 100%
c. Diagram batang
Diagram batang biasanya berbentuk batang-batang vertikal
(tegak) atau horisontal (mendatar), dengan alasnya menyatakan
kategori dan tingginya menyatakan kuantitas dari kategori
berikut.Diagram batang cocok digunakan jika variabel data berupa
kategori.
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram batang
yaitu sebagai berikut:
1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
6) Gambar data tersebut menggunakan batang berdasarkan
nama sumbu.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Diberikan data siswa baru tahun 2004 – 2007 suatu sekolah
sebagai berikut.
Tabel siswa baru tahun 2004-2007.
Tahun Siswa Siswi Jumlah
2004
2005
2006
2007
60
60
65
60
75
70
70
80
135
130
135
140
Gambarlah diagram batang untuk data tersebut.
Penyelesaian :
1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
0
Sumbu Y
Sumbu X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
6) Gambar data tersebut berdasarkan nama sumbu
Gambar diagram batang untuk data diatas adalah sebagai
berikut.
Gambar diagram batang mengenai data siswa baru tahun
2004-2007
d. Diagram garis
Diagram garis biasa digunakan untuk menggambarkan suatu
data yang berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.Diagram garis
terdiri atas sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak
lurus.Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak
melukiskan/ menunjukkan nilai data.
0
20
40
60
80
100
2004 2005 2006 2007
Data siswa baru tahun 2004-2007
0
20
40
60
80
100
2004 2005 2006 2007
Data siswa baru tahun 2004-2007
Siswi
Siswa
Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram garis
1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
6) Carilah titik dari setiap data.
7) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .
Contoh:
Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Maju Terus.
Tabel siswa baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007.
Tahun Jumlah Siswa
2003
2004
2005
2006
2007
1500
1550
1600
1700
1750
Buatlah diagram garis dari data tersebut!
1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)
2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)
3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )
0
Sumbu Y
Sumbu X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal
5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal
6) Carilah titik potong pada setiap data.
7) Hubungkan setiap titik potong pada data tersebut .
Diagram garis dari data tersebut adalah:
1350
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800
2003 2004 2005 2006 2007
Siswa baru SMP Maju Terus
Tahun
1350
1400
1450
1500
1550
1600
1650
1700
1750
1800
2003 2004 2005 2006 2007
Siswa baru SMP Maju Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Gambar Diagram garis jumlah siswa baru SMP Maju Terus
e. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran merupakan salah satu bentuk penyajian
yang berbentuk lingkaran, yang telah dibagi dalam sektor-sektor
atau juring-juring.Tiap sektor melukiskan kategori data. Sebelum
membuat diagram ini, terlebih dahulu kita mencari proporsi dari
jumlah data keseluruhan, kemudian luas atau sudut pusat atau
juring menyatakan proporsi untuk kategori tersebut.
Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran
dalam persentase.
1) Menghitung frekuensi setiap data
2) Menghitung total frekuensi data tersebut
3) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan
menggunakan rumus
4) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran
sembarang
1300
1400
1500
1600
1700
1800
2003 2004 2005 2006 2007
Siswa baru SMP Maju Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
5) Membagi lingkaran dalam 10 juring lingkaran dibantu
oleh busur dengan tiap juring memiliki sudut
6) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan
presentase dari setiap data.
Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran
dalam sudut.
1) Menghitung frekuensi dari setiap data
2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.
3) Menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan
rumus
4) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran
sembarang
5) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan
sudut dari setiap data.
Contoh
Diberikan data jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya
Husada sebagai berikut.
Tabel jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada.
Sakit Jumlah Pasien
Demam berdarah
TBC
Tifus
150
70
80
Jumlah 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Data tersebut merupakan data pasien yang sakit di RS,
Griya Husada.
Buatlah diagram lingkarannya.
Penyelesaian:
1) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan
menggunakan rumus
atau
menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan
rumus
Terlebih dahulu kita cari presentase dari luasan yang
diperlukan kategori.
Tabel Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS.
Griya Husada.
Sakit Jumlah
Pasien
Presentase Sudut Pusat
Lingkaran
DB
150
TBC
70
Tifus 150
2) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran
sembarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
3) Membagi lingkaran menjadi 10 juring lingkaran dengan
bantuan busur dan tiap juring lingkran memiliki sudut
36° ( presentase) sedangkan untuk penyajian data bentuk
diagram lingkaran dalam sudut hanya membagi
lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan sudut dari
tersebut.
Presentase
Sudut
Pasien RS. Griya Husada
180°
90°
90°
DB
TBC
Tifus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
4) Membagi lingkaran juring-juring lingkaran berdasarkan
Presentase
Jadi diagram lingkaran tersebut menjadi
50%
26,67%
23,33%
Pasien RS. Griya Husada
DB
TBC
Tifus
50%
26,67%
23,33%
Pasien RS. Griya Husada
DB
TBC
Tifus
180°
90°
90°
DB
TBC
Tifus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
E. Model, Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Blended Learning
Pendekatan : Saintifik
F. Media, Alat, dan
1. Media : Video pembelajaran dan Google Classroom
2. Alat/bahan
a. Alat : Papan tulis, LCD, Laptop.
b. Bahan : Lembar Kerja Siswa
G. Sumber Pembelajaran
Kemendikbud. 2014. Matematika: Buku Guru. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Kemendikbud. 2014. Matematika: Buku Siswa. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Budi Utomo, Ichwan & Masduki. 2008. Matematika IX Untuk SMP dan
MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama : 3.12.1, 3.12.2, 4.12.1
Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal ( 20 Menit )
Menyiapkan Siswa:
Orientasi
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Guru mengecek kehadiransiswa,
Pretestdalam waktu 20 menit
Apersepsi
1. Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya pengertian data dan
contoh data dalam kehidupan
sehari-hari. ( Materi ini sudah
diupload pada google classrom )
Orientasi
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
Pretestdalam waktu 20 menit
Apersepsi
1. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru tentang pengertian
data dan contoh data dalam
kehidupan sehari-hari. (
Materi ini sudah diupload
pada google classrom )
Kegiatan Inti ( 55 Menit )
Mengamati:
1. Guru membagi siswa dalam 3
kelompok dengan angota 9 – 10
orang,
2. Guru meminta setiap siswa untuk
mengumpulkan data mengenai
ukuran sepatu seluruh anggota
kelompok dengan cara yang telah
ditentukan guru, kelompok 1
dengan cara tanya jawab,
kelompok 2 dengan cara mengisi
data ukuran sepatu pada kertas,
dan kelompok 3 dengan cara
mengamati langsung ukuran
sepatunya.
3. Guru meminta siswa menuliskan
data yang diperoleh pada tempat
yang telah disediakan
4. Guru meminta setiap siswa
mengamati langkah-langkah
penyajian data dalam bentuk tabel
pada LKS 1 untuk menjawab
pertanyaan pada LKS 1.
Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya
jika ada yang belum dipaham,
misalnya : Bagaimana cara
Mengamati:
1. Siswa berkumpul dengan
kelompoknya.
2. Siswa mengumpulkan data
mengenai ukuran sepatu
seluruh anggota kelompok
dengan cara yang telah
ditentukan guru.
3. Siswa menuliskan data yang
diperoleh pada tempat yang
telah disediakan.
4. Siswa mengamati langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk tabel pada LKS 1
untuk menjawab pertanyaan
pada LKS 1.
Menanya: 1. Siswa bertanya kepada guru
jika ada yang belum dipahami.
Misalnya : Bagaimana cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
menyajikan data dalam bentuk
tabel?
Mencoba / Mengumpulkan Data
1. Guru meminta setiap siswa
menyajikan data ukuran sepatu
dengan mengikuti langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk tabel yang terdapat pada
LKS 1.
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Guru meminta siswa mengolah
informasi mengenai langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk tabel guna menjawab
pertanyaan yang terdapat pada
LKS 1
Mengkomunikasikan
1. Guru meminta beberapa siswa
untuk menuliskan dan
mempresentasikan hasil
pekerjaannya. (siswa tersebut
ditentukan oleh guru)
menyajikan data dalam bentuk
tabel?
Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Siswa menyajikan data ukuran
sepatu dengan mengikuti
langkah-langkah penyajian
data dalam bentuk tabel yang
terdapat pada LKS 1.
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Siswa mengolah informasi
mengenai langkah-langkah
penyajian data dalam bentuk
tabel guna menjawab
pertanyaan yang terdapat pada
LKS 1
Mengkomunikasikan
1. Siswa menyiapkan diri untuk
menuliskan serta
mempresentasikan hasil
pekerjaannya
Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Merangkum
1. Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang sudah
dipelajar yaitu cara
mengumpulkan data, dan cara
menyajikan data dalam bentuk
tabel.
Tindak Lanjut
1. Memberikan arahan untuk materi
pada pertemuan selanjutnya yaitu
mengenai diagram batang dan
diagram garis yang sudah
diupload pada google classroom.
2. Guru memberi tugas yang sudah
diupload pada google classroom
serta meminta siswa mengupload
tugas tersebut pada google
classroom.
3. Berdoa dan mengucapkan salam
Merangkum
1. Siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari yaitu cara
mengumpulkan data dan cara
menyajikan data dalam bentuk
tabel.
Tindak Lanjut
1. Siswa mendengarkan arah dari
guru mengenai materi
selanjutnya yaitu diagram
batang dan diagram garis.
2. Siswa mendengar penjelasan
dari guru mengenai tugas.
3. Berdoa dan menjawab salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pertemuan kedua : 4.12.2, 4.12.3, 4.12.4. 4.12.5
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal ( 5 Menit )
Menyiapkan Siswa:
Orientasi
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Guru mengecek kehadiransiswa,
Apersepsi
1. Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya contoh diagram batang
pada kehidupan sehari-hari.
Orientasi
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
Apersepsi
1. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru tentang contoh
diagram batang pada
kehidupan sehari-hari..
Kegiatan Inti ( 30Menit )
Mengamati:
1. Guru meminta siswa mengamati
langkah-langkah penyajian data
dalam bentuk diagram batang dan
diagram garis pada LKS 2 untuk
menjawab pertanyaan pada LKS
2 tentang menyajikan data dalam
bentuk diagram batang dan
diagram garis.
Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya jika
ada yang belum dipaham,
misalnya : Bagaimana cara
menyajikan data dalam bentuk
diagram batang?
Mencoba / Mengumpulkan Data
1. Guru meminta siswa menyajikan
data pada LKS 2 dengan
mengikuti langkah-langkah
penyajian data dalam bentuk
diagram batang dan diagram garis
yang terdapat pada LKS 2.
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Guru meminta siswa mengolah
informasi mengenai langkah-
langkah penyajian data dalam
Mengamati:
1. Siswa mengamati langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk diagram batang dan
diagram garis pada LKS 2
untuk menjawab pertanyaan
pada LKS 2 tentang
menyajikan data dalam bentuk
diagram batang dan diagram
garis.
Menanya: 1. Siswa bertanya kepada guru
jika ada yang belum dipahami.
Misalnya : Bagaimana cara
menyajikan data dalam bentuk
diagram batang?
Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Siswa menyajikan data pada
LKS 2 dengan mengikuti
langkah-langkah penyajian
data dalam bentuk diagram
batang dan diagram garis yang
terdapat pada LKS 2.
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Siswa mengolah informasi
mengenai langkah-langkah
penyajian data dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
bentuk diagram batang dan
diagram garis pada guna
menjawab pertanyaan pada LKS 2
mengenai penyajian data dalam
bentuk diagram batang dan
diagram garis.
Mengkomunikasikan
1. Guru meminta beberapa siswa
untuk menuliskan dan
mempresentasikan hasil
pekerjaannya tentang penyajian
data dalam bentuk diagram batang
dan diagram garis.
Latihan Soal
1. Guru meminta siswa mengerjakan
latihan pada LKS 2 tentang
diagram batang dan diagram
garis.
diagram batang dan diagram
garis pada LKS 2 guna
menjawab pertanyaan pada
LKS 2 mengenai penyajian
data dalam bentuk diagram
batang dan diagram garis.
Mengkomunikasikan
Siswa menyiapkan diri untuk
menuliskan serta
mempresentasikan hasil
pekerjaannya tentang
penyajian data dalam bentuk
diagram batang dan diagram
garis.
Latihan Soal
1. Guru meminta siswa
mengerjakan latihan pada
LKS 2 tentang diagram batang
dan diagram garis.
Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Merangkum
1. Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari yaitu langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk diagram batang dan
diagram garis
Tindak Lanjut
1. Memberikan arahan untuk
materi pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengenai
diagram lingkran serta
meyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan penyajian
data dalam bentuk tabel,
diagram batang, diagram garis
serta diagram lingkaran yang
sudah diupload pada google
classroom.
2. Berdoa dan mengucapkan salam
Merangkum
1. Siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari yaitu
langkah-langkah penyajian data
dalam bentuk diagram batang
dan diagram garis
Tindak Lanjut
1. Siswa mendengarkan arah dari
guru mengenai materi
selanjutnya yaitu mengenai
diagram lingkran serta
meyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan penyajian
data dalam bentuk tabel,
diagram batang, diagram garis
serta diagram lingkaran yang
sudah diupload pada google
classroom..
2. Berdoa dan menjawab salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Pertemuan ketiga: 4.12.4, 4.12.5, 4.12.6, 4.12.7
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal ( 5 Menit )
Menyiapkan Siswa:
Orientasi
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru dan siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Guru mengecek kehadiransiswa,
Apersepsi
1. Guru melakukan apersepsi
dengan bertanya tentang cara
mengubah suatu nilai menjadi
nilai derajat atau nilai
persentase.
Orientasi
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
3. Siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
Apersepsi
1. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru tentang cara
mengubah suatu nilai menjadi
nilai derajat atau nilai
persentase.
Kegiatan Inti ( 70 Menit )
Mengamati:
1. Guru meminta siswa mengamati
video tentang langkah-langkah
menyajikan data dalam bentuk
diagram lingkaran yang sudah
diupload pada google
classroom.
Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya
jika ada yang belum dipaham,
misalnya : Bagaimana cara
menyajikan data dalam bentuk
diagram lingkaran?
Mencoba / Mengumpulkan Data
1. Guru meminta siswa untuk
menuliskan atau mengumpulkan
informasi mengenai langkah-
langkah menyajikan data dalam
bentuk diagram lingkaran
berdasarkan video yang
ditayangkan.
2. Guru meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS 3 yaitu
menyajikan suatu data dalam
bentuk diagram lingkaran,
Mengamati :
1. Siswa mengamati video tentang
langkah-langkah menyajikan
data dalam bentuk diagram
lingkaran yang sudah diupload
pada google classroom.
Menanya:
1. siswa bertanya jika ada yang
belum dipaham, misalnya :
Bagaimana cara menyajikan
data dalam bentuk diagram
lingkaran?
Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Siswa menuliskan atau
mengumpulkan informasi
mengenai langkah-langkah
menyajikan data dalam bentuk
diagram lingkaran berdasarkan
video yang ditayangkan
2. Siswa menjawab pertanyaan
yang terdapat pada LKS 3
menyajikan suatu data dalam
bentuk diagram lingkaran,
3. Siswa mengerjakan soal pada
LKS 3 terkait penyajian data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Guru meminta siswa
mengerjakan soal pada LKS 3
terkait penyajian data dalam
bentuk diagram tabel, diagram
batang, diagram garis serta
diagram lingkaran.
4. Guru meminta siswa berdiskusi
dengan teman disebelahnya
untuk mengerjakan soal pada
LKS 3 terkait penyajian data
dalam bentuk diagram tabel,
diagram batang, diagram garis
serta diagram lingkaran
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Guru meminta siswa mengolah
informasi tentang langkah-
langkah menyajikan data dalam
bentuk diagram lingkaran tadi,
guna menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS 3 yaitu
menyajikan suatu data dalam
bentuk diagram lingkaran .
2. Guru meminta siswa mengingat
kembali informasi yang sudah
siswa dapatkan mengenai
langkah-langkah penyajian data
dalam bentuk tabel, diagram
batang, diagram garis dan
diagram lingkaran.
.
Mengkomunikasikan
1. Guru memilih beberapa siswa
untuk menuliskan dan
mempresentasikan hasil
pekerjaannya. ( cara memilih
siswa tersebut adalah dengan
menggunakan bola kertas yang
di estafet dibarengi dengan
bernyanyi bersama)
dalam bentuk diagram tabel,
diagram batang, diagram garis
serta diagram lingkaran.
4. siswa berdiskusi dengan teman
disebelahnya untuk mengerjakan
soal pada LKS 3 terkait
penyajian data dalam bentuk
diagram tabel, diagram batang,
diagram garis serta diagram
lingkaran
.
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Siswa mengolah informasi
tentang langkah-langkah
menyajikan data dalam bentuk
diagram lingkaran tadi, guna
menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS 3 yaitu
menyajikan suatu data dalam
bentuk diagram lingkaran .
2. siswa mengingat kembali
informasi yang sudah siswa
dapatkan mengenai langkah-
langkah penyajian data dalam
bentuk tabel, diagram batang,
diagram garis dan diagram
lingkaran
Mengkomunikasikan
1. Siswa menyiapkan diri untuk
menuliskan serta
mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
Kegiatan Akhir ( 5 Menit )
Merangkum
1. Guru mengajak siswa
menyimpulkan materi yang
sudah dipelajar yaitu cara
mengolah dan menyajikan data
dalam bentuk diagram lingkaran
Merangkum
1. Siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari yaitu cara
mengolah dan menyajikan data
dalam bentuk diagram lingkaran
Tindak Lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tindak Lanjut
1. Memberikan arahan tentang
penjelasan tes yang akan
dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
2. Guru memberi tugas yang sudah
diupload pada google classroom
serta meminta siswa
mengupload tugas tersebut pada
google classroom.
3. Guru meminta siswa berefleksi
terkait pembelajaran yang telah
dilalui.
4. Berdoa dan mengucapkan salam
1. Siswa mendengarkan arah dari
guru mengenai penjelasan tes
yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
2. Siswa mendengar penjelasan
dari guru mengenai tugas.
3. Siswa berefleksi mengenai
pembelaran yang telah dilalui.
4. Berdoa dan menjawab salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN A. 2 : Daftar Presensi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN A. 3 : Kisi-Kisi Soal Tes HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kisi-kisi Soal Tes HOTS
NO Indikator HOTS Indikator Soal No. Soal
1. Menganalisis
informasi yang masuk
dan menstrukturkan
informasi kedalam
bagian yang lebih
kecil untuk mengenali
pola atau hubungan
Siswa mampu
membaca data pada
diagram batang dan
megetahui pola atau
hubungan dari setiap
data tersebut
2
2. Mengevaluasi
(Menerima atau
menolak suatu
pernyataan
berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan)
Siswa mampu
membaca data pada
tabel dan menganalisis
informasi dari setiap
pernyataan untuk
menerima atau
menolak pernyataan
tersebut.
1
3. Menciptakan
(Merancang suatu
cara untuk
menyelesaikan
masalah)
Siswa mampu
menganalisis informasi
serta kreatif dalam
menyelesaikan
masalah tersebut.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN A. 4 : Soal Tes HOTS
TES HIGHER ORDER THINKING SKILL(HOTS)
Nama :
No. Absen :
Petunjuk !
1. Baca dan pahami soal dengan teliti
2. Tidak boleh menggunakan alat bantu hitung.
3. Kerjakan soal yang menurut Anda mudah terlebih dahulu
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Pada sebuah kompetisi sepakbola yang diikuti oleh 38 tim, penentuan tim
juara adalah berdasarkan perolehan poin terbanyak, dengan ketentuan
perolehan poin sebagai berikut:
Tim yang menang memperoleh poin 3
Jika pertandingan seri, masing-masing tim memperoleh poin 1
Tim yang kalah memperoleh poin 0
Tabel berikut memuat posisi sementara 6 tim teratas dari total 38 tim
dengan sisa 5 kali pertandingan.
Peringkat TIM Poin
1 A 74
2 B 72
3 C 70
4 D 64
5 E 63
6 F 60
Setiap tim tersebut akan saling bertemu pada 5 pertandingan sisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tentukan benar atau salah dari setiap pernyataan dibawah ini! dan berikan
alasanya.
A. Tim A akan menjadi juara hanya dengan memenangkan 3 kali pada
pertandingan sisa dan salah satunya menang atas tim B.
B. Tim B akan menjadi juara hanya dengan memenangkan 4 kali
pertandingan sisa dan salah satunya menang atas tim A.
C. Jika tim C memenangkan semua pertandingan sisa, maka posisi tim B
masih mungkin berada di atas tim C.
D. Jika tim B selalu seri pada semua pertandingan sisa, maka tim E
mungkin berada di atas tim C.
E. Tim F akan menjadi juara jika memenangkan semua sisa pertandingan
dan tim A selalu kalah pada semua sisa pertandingan.
(Skor 60)
2. Suatu perusahaan telekomunikasi sedang melakukan survey untuk melihat
aktivitas pelanggannya dalam melakukan panggilan telepon. Suatu hari
Rana mendapatkan tugas dari perusahaan telekomunikasi tersebut untuk
mencatat banyaknya panggilan telepon yang ia lakukan dalam 10 hari
berturut-turut . Hasil catatan Rana disajikan dalam grafik di bawah ini:
Berdasarkan data diatas. Tentukan banyaknya panggilan telepon yang
dilakukan Rana pada hari ke- 8 dan hari ke-10! (Skor 10)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Panggilan Telepon
Panggilan Telepon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
3. Sebuah data menunjukkan banyak siswa yang menyukai 4 mata pelajaran
pada tahun pelajaran 2016/2017 . Banyak siswa seluruhnya adalah 300
orang, banyak siswa yang suka Bahasa adalah
dari banyaknya siswa
secara keseluruhan , persentase siswa yang suka Matematika adalah 75%
dari banyaknya siswa yang suka Bahasa, persentase siswa yang suka IPA
adalah 50% dari banyaknya siswa yang suka Bahasa dan sisanya suka
Kesenian. (Skor 30)
a. Hitunglah berapa banyak siswa yang suka mata pelajaran Kesenian!
b. Gambarlah data diatas dalam bentuk diagram lingkaran!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LAMPIRAN A. 5 : Kunci Jawaban Soal Tes HOTS
KUNCI JAWABAN
KUNCI JAWABAN SKOR
1.
a. Pernyataan A bernilai salah , karena skor yang dimiliki tim A sebelum pertandingan
sisa adalah 74 dan tim B yaitu 72 maka jika tim A memenangkan pertandingan sisa
sebanyak 3 pertandingan maka perolehan skor tim A menjadi 83, sedangkan tim B
kalah 1 kali terhadap tim A maka tim B kemungkinan menang sebanyak 4 kali
sehingga skor tim B menjadi 84. Jadi tim B akan menjadi juara
b. Pernyataan B bernilai salah, karena skor yang dimiliki tim B sebelum pertandingan
siswa adalah 72 dan tim A yaitu 74 maka jika tim B memenangkan pertandingan sisa
sebanyak 4 pertandingan maka skor yang diperoleh tim B menjadi 84, sedangkan tim
A kalah 1 kali terhadap tim B maka tim A kemungkinan menang sebanyak 4 kali
sehingga skor tim A menjadi 86. Jadi tim B tidak akan menjadi juara
c. Pernyataan C bernilai salah, karena skor yang diperoleh tim C sebelum pertandingan
sisa adalah 70 maka jika tim C memenangkan pertandingan sisa sebanyak 5
pertandingan maka skor yang diperoleh tim C menjadi 85, sedangkan tim B kalah
sebanyak 1 kali terhadap tim C sehingga tim B kemungkinan menang sebanyak 4 kali
maka skor menjadi 84. Jadi skor tim B tidak mungkin berada di atas skor tim C.
d. Pernyataan D bernilai salah, karena skor yang diperoleh tim B, tim C dan tim E
sebelum pertandingan adalah 72, 70 dan 63 maka jika tim B seri dalam pertandingan
sisa maka skor tim B menjadi 77, sedangkan tim E seri terhadap tim B dan
kemungkinan menang 4 kali terhadap tim lain sehingga skor tim E menjadi 76 dan
12
12
12
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
tim C seri terhadap tim B dan kemungkinan tim B menang 4 kali terhadap tim
lainnya sehingga skor tim C menjadi 83. Jadi skor tim E tidak meungkin berada
diatas skor tim C
e. Pernyataan E bernilai benar, karena skor tim F sebelum pertandingan adalah 60 dan
tim A adalah 74 maka jika tim F memenangkan seluruh pertandingan sisa maka skor
tim F akan menjadi 75 sedangkan skor tim A tetap yaitu 74 karena kalah dalam
seluruh pertandingan, jadi skor tim F mungkin berada diatas skor tim A.
12
2. Data diatas membentuk pola bilangan sebagai berikut
Maka banyak panggilan telepon pada hari ke-8 dan hari ke-10 adalah
2 3 4 5 6 7 8 9 10
a. Banyak panggilan telepon pada hari ke- 8 adalah 36
b. Banyak panggilan telpon pada hari ke-10 adalah 55.
5
5
3. a. Diketahui
Banyak seluruh siswa = 300
Banyak siswa yang suka bahasa =
Banyak siswa yang suka matematika = 75 % dari banyak siswa yang suka bahasa
Banyak siswa yang suka IPA = 50 % dari banyak siswa yang suka bahasa
Banyak siswa yang suka kesenian adalah sisanya.
Ditanya
Banyak siswa yang suka kesenian?
Jawab:
Banyak siswa yang suka bahasa =
Banyak siswa yang suka matematika =
Banyak siswa yang suka IPA=
Banyak siswa yang suka kesenian= (
=
2
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
b. Tabel kesukaan siswa terhadap 4 mata pelajaran
Mata Pelajaran Derajat
Bahasa
Matematika
IPA
Kesenian (
Diagram lingkaran
10
10
Jumlah 100
Bahasa 120°
Matematika 90°
IPA 60°
Kesenian 90°
Kesukaan siswa
Bahasa
Matematika
IPA
Kesenian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN A. 6 : Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar oleh Observer
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Hari/Tanggal :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklist untuk setiap deskriptor yang
nampak.
NO Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
e. Minimal separuh dari jumlah
siswa mempehatikan pelajaran
dengan seksama selama proses
belajar mengajar berlangsung
f. Minimal Separuh dari jumlah
siswa tidak terpengaruh oleh
situasi diluar kelas.
g. Minimal Separuh dari jumlah
siswa tampak bersemangat
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
h. Minimal 90 % dari jumlah
siswa tidak mengerjakan
pekerjaan lain saat
pembelajaran.
2. Interaksi siswa dengan guru pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
d. Minimal 10 % dari jumlah
siswa bertanya kepada guru
terkait dengan materi pelajaran
yang belum paham.
e. Minimal 10 % dari jumlah
siswa berusaha menjawab
pertanyaan guru.
f. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengemukakan
pendapat kepada guru.
3. Aktivitas siswa dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
c. Minimal Separuh siswa dari
anggota setiap
kelompokmengemukakan
pendapatnya
d. Minimal Separuh siswa dari
anggota setiap kelompok
menanggapi
pertanyaan/pendapat teman
satu kelompok.
4. Partisipasi siswa dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengemukakan
pendapat tentang simpulan
proses pembelajaran..
d. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan.
Jepara, 2018
Observer
(......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN A. 7 : Lembar keterlaksanaan Model pembelajaran Blended
Learning
LEMBAR PENILAIAN KETERLAKSANAAN
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VIISMP NEGERI 2BANGSRI
Nama Peneliti :
NIM :
Materi :
A. Petunjuk
1. Amati interaksi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
di dalam kelas!
2. Berilah tanda centang ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan
keadaan yang diamati!
B. Penilaian
No. Aspek yang diamati Keterlaksaan
Ya Tidak
I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan/Strategi pembelajaran
1. 1
.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
munculnya kebiasaan positif
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
yang telah dialokasikan
C. Pemanfaatan media pembelajaran/Sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
2. Menggunakan media berupa secara efektif dan
efisien
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menimbulkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan
siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
III PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Jepara, 2018
Observer
(......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LAMPIRAN B. 1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning
LAMPIRAN B. 1a : Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN B. 1b : Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN B. 1c : Pertemuan Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
LAMPIRAN B. 2 Hasil Tes Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
LAMPIRAN B. 3 Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa oleh Obsever
LAMPIRAN B. 3a : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
LAMPIRAN B. 3.b : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
LAMPIRAN B. 3.c : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LAMPIRAN B. 4 Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa
Siswa 1:
P : “Selamat siang sa”
S1: “Iya mbak”
P: “Dimulai ya sa”
S1: “ Ya mbak”
P: “Yang pertama, saat mbak sedang menjelaskan apakah kamu
memperhatikan?
S1: “ Iya memperhatikan mbak”
P: “Bener?”
S1: “Iya bener”
P: “Apakah salsa senang mengikuti pelajaran matematika?”
S1: “Senang mbak”
P: “Alasannya apa sa, Apakah emang salsa senang sama matematika
atau apa?”
S1: “Alasannya karena mbaknya kalau ngajar gampang dipahami”
P: “Apakah jika ada pertanyaan dari guru, kamu suka menjawab?
Misalkan guru bertanya ini salsa mengacungkan tangan untuk
menjawab.
S1: “Kadang-kadang”
P: “Apakah kamu berani mengemukakan pendapatmu saat bekerja
dalam bentuk kelompok? Misalnya saat mengerjakan tugas
kelompok kamu mempunyai jawaban ini lalu kamu memberikan
jawabanmu keteman kelompokmu”
S1: “Biasanya mbak, karena saya orangnya pemalu jadi kadang-kadang
saya berani, kadang-kadang juga tidak berani, tergantung anggota
kelompok saya”
P: “Apakah kamu bertanya apabila kamu belum paham?”
S1: “Kadang-kadang mbak”
P: “Kadang-kadang ya, alasannya apa kok kadang-kadang? Apa takut
atau bagaiman?”
S1: “Alasannya adalah malu”
P: “ Ya sudah gak apa-apa, salsa itu suka belajar individu atau
kelompok?”
S1: “ Kelompok”
P: “Alasannya apa kok suka belajar secara kelompok?”
S1: “Karena bisa berdiskusi dengan teman”
P: “Bagaimana tanggapanmu apabila terdapat pendapat teman yang
berbeda dengan pendapatmu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
S1: “Hargai, dicocoke(di diskusikan) dan menerima pendapat teman
serta tidak memaksa teman untuk sependapat dengan saya”
Keterangan
P : Peneliti
S1 : Siswa 1
Siswa 2
P: “Ama to?”
S2: “Iya mbak”
P: “Coba jawab pertanyaan mbak ya, apakah kamu memperhatikan
saat guru menjelaskan?”
S2: “Kadang-kadang”
P: “Kenapa kadang?”
S2: “Karena membosankan”
P: “ Kalau yang ngajar mbak Ama memperhatikan gak?”
S2: “Memperhatikan mbak”
P: “Apakah kamu senang mengikuti pelajaran matematika?”
S2: “Senang”
P: “Apakah kamu bertanya saat kamu belum memahami materi?”
S2: “Kadang-kadang”
P: “Alasannya kok kadang-kadang?
S2: “Kadang takut dan malu mbak”
P: “Apakah kamu sering mengemukakan pendapatmu?
S2: “Jarang mbak”
P: “Apakah setiap kali pertemuan kamu mengemukkan pendapatmu?
S2: “Kadang-kadang mbak”
P: “Kalau bekerja dalam kelompok kamu sering mengemukakan
pendapat gak?”
S2: “Iya”
P: “Kamu lebih suka bekerja dalam kelompok atau indiivu?”
S2: “Kelompok, karena bisa berdiskusi dengan teman”
P: “Bagaimana tanggapanmu jika pendapatan temanmu tidak sesuai
dengan pendapatmu?”
S2: “Manut-manut saja (terima-terima saja)”
Keterangan
P : Peneliti
S2 : Siswa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN C. 1 : Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LAMPIRAN C. 2 : Lembar Validasi Soal Pre-test dan Soal Post-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
LAMPIRAN C. 3 : Lembar Validasi Lembar Pengamatan oleh Observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
LAMPIRAN C. 4 : Lembar Validasi Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
LAMPIRAN C. 5 :Lembar Validasi Media Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
LAMPIRAN C. 6 :Lembar Validasi Bahan Ajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
LAMPIRAN C. 7 : Lembar Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar
Siswa oleh Observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
LAMPIRAN D
LAMPIRAN D. 1 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LAMPIRAN D. 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
LAMPIRAN D. 3 : Dokumentasi Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI