dampak biologis dari radiasi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Radiasi adalah proses hantaran energi yang luas pengertiannya. Berdasarkan
watak penghantarnya, ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi gelombang elektromagnetik dan
radiasi partikel . Beda antara kedua jenis radiasi itu sudah jelas, radiasi gelombang
elektromagnetik adalah pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik,
termasuk di dalamnya adalah radiasi energi matahari sehari-hari di permukaan bumi.
Sedangkan radiasi partikel adalah pancaran energi dalam bentuk energi kinetik yang
dibawa oleh partikel-partikel bermassa, seperti elektron, dan sebagainya. Radiasi yang
timbul di sekitar reaktor nuklir adalah radiasi yang berasal dari bahan-bahan radioaktif,
dapat berupa gelombang elektromagnetik maupun partikel-partikel cepat. Secara alamiah
manusia hidup di dalam lautan radiasi. Selain radiasi dari matahari yang justru
mendukung kehidupan di bumi ini, setiap saat permukaan bumi dihujani radiasi sinar
kosmis yang terdiri dari gelombang elektromagnetik dan ratusan jenis partikel - partikel
cepat. Masih ada lagi radiasi yang berasal dari mineral-mineral radioaktif yang ada di
dalam bumi, sekaligus dengan turunannya yang terlarut dalam air dan yang terbawa angin
ke udara. Jadi setiap saat manusia menghirup udara yang mengandung partikel-partikel
radioaktif. Tanpa adanya reaktor nuklirpun kita tidak bebas dari radiasi radioaktif. Pada
jaman teknologi canggih seperti sekarang, terdapat pula radiasi buatan yang ditimbulkan
oleh peralatan-peralatan modern seperti sinar X pada peralatan medis, televisi, monitor
komputer, reaktor nuklir, percobaan bom nuklir dan lain-lain. Radiasi yang berlebihan
akan membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena radiasi alamiah tidak
membahayakan kehidupan, manusia sebagai makhluk hidup tidak dilengkapi dengan
indera yang dapat memantau adanya radiasi ini. Tidak seperti bahaya panas yang dapat
kita ketahui secara dini melalui syaraf-syaraf kita, kita bahkan tidak menyadari
keberadaan sumber radiasi ! Radiasi buatan seringkali melewati ambang batas radiasi
yang dapat diterima tubuh manusia secara aman. Selain kecelakaan pada reaktor nuklir,
hulu-hulu ledak bom nuklir antar benua masih merupakan ancaman serius bagi kehidupan
1
manusia dewasa ini. Akibat radiasi bom nuklir pada kehidupan manusia sudah dibuktikan
pada tahun pada tahun 1945, yakni peristiwa pengeboman kota Nagasaki dan Hiroshima
yang mengakhiri Perang Pasifik antara Sekutu melawan Jepang. Sampai sekarang
pengeboman ini adalah satu-satunya peristiwa yang memberikan data tentang akibat
radiasi berlebihan pada manusia. Sebuah lembaran hitam dalam sejarah teknologi umat
manusia yang diharapkan tidak akan terulang kembali.
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berbahaya antara lain adalah sinar
ultraviolet, sinar X dan sinar gamma. Sinar-sinar ini memiliki energi yang tinggi. Sinar
ultraviolet yang berlebihan dapat menimbulkan radang bahkan kanker kulit. Untunglah
ionosfer bumi memiliki lapisan ozon yang mampu menahan sebagian besar sinar ultra-
violet dari matahari. Belakangan lapisan ozon yang melindungi kita ini mulai berlubang-
lubang akibat aktivitas manusia sendiri di permukaan bumi. Sinar X pancaran energi
akibat elektron yang diperlambat secara mendadak oleh atom-atom berat. Proses seperti
ini disebut bremsstrablung. Energinya begitu tinggi sehingga daya tembusnya amat besar.
Daya tembus ini dimanfaatkan dunia kedokteran untuk membuat citra bagian dalam
tubuh manusia, yang sering kita kenal sebagai foto rontgen. Gelombang elektromagnetik
yang terkuat adalah sinar gamma, sinar ini dihasilkan oleh inti atom radioaktif yang
meluruh ke tingkat energi lebih rendah. Sinar gamma pada sinar kosmis sebagian terjadi
akibat pertemuan partikel dengan anti-partikelnya seperti elektron dengan positron.
Radiasi partikel yang banyak dijumpai adalah radiasi elektron, misalnya sinar katoda
yang ada pada tabung TV dan monitor komputer. Kemudian proton, ion helium 4He,
elektron yang bersama-sama dengan neutron dan netrino menghujani bumi tiap saat
sebagai sinar kosmis. Unsur-unsur radioaktif yang banyak dikandung oleh batu-batuan
bumi memancarkan partikel-partikel alpha dan beta. Partikel alpha adalah inti helium 4He, sedangkan partikel beta sebetulnya adalah elektron, keduanya dihasilkan oleh
radioaktivitas dalam inti atom radioaktif seperti atom-atom anggota deret uranium-238,
deret thorium-232.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat diumuskan
permasalahannya, yaitu bagaimanakah pengaruh radiasi pada kesehatan manusia?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui sumber-sumber radiasi
2. Mengetahui dampak negative radiasi pada manusia
3. Cara mengatasi bahaya radiasi
1.4 BATASAN MASALAH
Untuk mencegah agar isi serta uraian tidak menyimpang dari pokok permasalahan
maka perlu diberikan batasan mengenai ruang lingkup yang akan dibahas. Pembatasan
masalah dalam makalah seminar ini ditekankan pada pengaruh biologis radiasi terhadap
kesehatan manusia.
1.5 METODE PENULISAN
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan secara normatif di mana
menitikberatkan pada beberapa teori yang diungkapkan oleh beberapa ahli Fisika, yang
bersumber pada data kepustakaan (library research) melalui penelaahan bacaan dan
literature-literatur mengenai paparan radiasi pada manusia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada empat besaran yang penting untuk mengukur radiasi secara kuantitatif, yaitu :
aktivitas radioaktif, eksposur, dosis serapan dan dosis ekivalen.
2.1 Aktivitas radioaktif (A)
Besaran ini merupakan ukuran aktivitas inti atom radioaktif yang menyatakan
banyaknya peluruhan yang terjadi per detik. Satuan SI untuk aktivitas adalah Becquerel
(bq) yang didefinisikan sebagai satu peluruhan per detik. Nama satuan ini diambil dari
nama fisikawan Perancis pemenang hadiah Nobel Henri Bequerel (1852-1908), penemu
gejala radioaktivitas alamiah pada tahun 1896. Satuan lain yang lebih sering dipakai
adalah curie (Ci) yang diambil dari nama suami-istri Piere (1859-1906) dan Marie Curie
(1867- 1934), pemenang hadiah Nobel fisika tentang radioaktivitas alamiah, Marie
sendiri menerima Nobel kimia pada tahun 1911 untuk penemuan unsur radium (Ra) dan
polonium (Po).
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Ci sebetulnya adalah aktivitas 1 gram unsur radium. Tampak bahwa aktivitas sama
sekali tidak menampilkan jenis radiasi maupun besar energi yang dipancarkannya,
sehingga besaran ini tidaklah berguna untuk mengukur dampak radiasi terhadap makhluk
hidup. Jenis radiasi dan jenis penerima radiasi turut menentukan efek biologis yang
ditimbulkannya.
2.2 Eksposur (X)
Dampak radiasi yang paling menonjol adalah kemampuannya mengionisasi
materi – materi yang ditumbukinya. Sinar X dan gamma dengan mudah dapat mengusir
elektron dari tempatnya menghasilkan ion-ion bermuatan listrik. Demikian pula elektron,
ia menolak sesama elektron membentuk ion positif atau ia menempel pada suatu atom
membentuk ion negatif. Partikel positif seperti partikel alpha mampu merebut elektron
dari atom-atom yang dilewatinya. Bahkan partikel tak bermuatan seperti neutron pun
dapat mengionisasi walaupun secara tidak langsung. Kekuatan radiasi dalam hal
4
kemampuan ionisasi inilah yang diukur oleh besaran eksposur. Satuan yang umum
dipakai untuk eksposur ini adalah roentgen (R) dimana 1 R didefinisikan sebagai
eksposur sinar X atau gamma yang menghasilkan muatan 1 esu di dalam 1 cc udara
kering dalam keadaan STP. Tampak satuan SI untuk eksposur adalah coulomb/kg, dan : 1
R = 2,58 x 10-4 C/kg Nama roentgen diambil dari fisikawan Jerman Wilhelm Roentgen,
penemu sinar X pada tahun 1895.
2.3 Dosis serapan (D)
Laju serapan energi yang timbul akibat radiasi ionisasi tergantung pada jenis
bahan yang diradiasi. Besaran yang dipakai sebagai standar serapan radiasi untuk
berbagai jenis bahan dosis serapan, yaitu jumlah energi radiasi yang terserap dalam 1
satuan massa bahan. Satuan SI untuk dosis serapan ini adalah gray (Gy), 1 Gy sama
dengan energi 1 joule yang terserap oleh 1 kg bahan. Satuan lain yang juga sering dipakai
adalah rad (radiation abssorbed doses) yaitu energi 100 erg yang terserap tiap gram
bahan, sehingga 1 Gy = 100 rad. Hubungan D dan X dapat dibuat jika bahan penyerap
energi radiasinya adalah udara STP. Eksposur 1 R mampu menghasilkan
= (2,58 x 10-4)/(1,6 x 10-19) ion/kg udara
Dengan 1,6 x 10-19 coulomb adalah muatan listrik yang dimiliki oleh sebuah elektron,
atau ion akibat kehilangan/kelebihan elektron. Untuk membentuk tiap ion udara rata-rata
dibutuhkan energi 34 eV, sehingga eksposur 1 R memberikan energi
= (1,61x1015)x(34x1,6x10-19)
= 0,0088 joule/kg udara.
Dengan demikian eksposur sinar X atau gamma sebesar 1 R di dalam udara
memberikan dosis serapan sebesar 0,0088 Gy atau 0,88 rad.
2.4 Dosis Ekivalen (DE)
Ketiga besaran radiasi di atas tidak satupun yang mengukur dampak radiasi
terhadap tubuh manusia, padahal tentu saja dampak biologis inilah yang terpenting untuk
diketahui awam, agar semua orang dapat mempertimbangkan bahaya radiasi yang
dialaminya. Jenis radiasi ikut menentukan dampak biologis ini, dampak radiasi gamma
5
dan beta 1 rad tidak sama dengan dampak radiasi alpha 1 rad misalnya. Untuk itu
didefinisikan dosis ekivalen
DE = Q. D
Q adalah faktor kualitas radiasinya, untuk sinar X, beta dan gamma Q = 1, sedangkan
radiasi proton atau neutron berkisar 2 < Q < 5 untuk energi rendah (keV) dan 5 < Q < 10
untuk energi tinggi (MeV). Q tertinggi dimiliki oleh radiasi alpha atau ion berat lainnya,
yaitu dapat mencapai 20. Jadi radiasi alpha dapat memiliki kemampuan merusak sel-sel
tubuh 20 kali lebih besar daripada radiasi beta. Jika D dalam rad maka DE dalam rem
(roentgen equivalent in man), sedangkan satuan SI-nya adalah sievert (Sv). 1 Sv = 100
rem. Perlu dicatat di sini bahwa radiasi ion-ion berat macam partikel alpha tidak
membahayakan jika mereka berada di luar tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
daya tembus partikel-partikel tersebut, kulit manusia sudah mampu untuk menahannya.
Mereka akan sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan atau
makanan/minuman. Ternyata tiap organ tubuh manusia tidak sama baiknya dalam hal
menyerap energi radiasi, sehingga akhirnya didefinisikan pula dosis ekivalen efektif yang
sama dengan DE dikalikan dengan suatu faktor pembobot. Faktor pembobotan ini
berbeda-beda untuk tiap organ tubuh, beberapa di antaranya dapat dilihat pada tabel-1.
Tabel 3-1 : Faktor pembobot organ tubuh
Organ Faktor pembobot
Testes / Ovarium 0,25
Payudara 0,15
Sumsum merah 0,12
Paru-paru 0,03
Kelenjar gondok 0,03
Permukaan tulang 0,03
Organ lainnya 0,30
6
BAB III
PEMBAHASAN
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on
Radiation Protection) untuk batasan radiasi adalah 0,5 rem per tahun untuk orang awam
dan maksimum 5 rem per tahun untuk pekerja di lingkungan beradiasi seperti reaktor
nuklir. Dampak radiasi bersifat kumulatif, sehingga dosis ekivalen yang diterima tiap saat
berlaku seumur hidup secara kumulatif. Tabel 3-1 berikut ini memberikan dampak
biologis yang ditimbulkan oleh dosis ekivalen yang diterima dalam sekali radiasi pada
seluruh tubuh. Dari penelitian yang sudah dilakukan, para ahli menyimpulkan bahwa
radiasi dapat memperpendek umur manusia, yaitu sekitar 3-5 hari per 1 rem dosis
serapan. Rata-rata tiap orang menerima dosis 20 rem selama hidupnya, berarti jika ia
dapat hidup tanpa radiasi umurnya akan bertambah selama 3 bulan.
Tabel 3-1: Dampak biologis radiasi
DE Dampak Biologis
50 Mulai tampaknya dampak biologis radiasi
100 Dampak serius muncul :
Selera makan hilang, rambut rontok, muntah, diare, pendarahan, pucat,
kemandulan tetap pada wanita, kemandulan 3-4 tahun pada pria. Mulai
timbulnya peluang penyakit seperti kanker, leukemia.
200 Kematian (10%) dalam beberapa bulan.
450 Kematian (50%) dalam beberapa bulan.
700 Kematian (90 %) dalam beberapa bulan.
1000 Kematian dalam beberapa hari
10000 Kematian dalam beberapa jam
100000 Kematian dalam beberapa menit
7
3.1 RADIASI ALAMIAH
Sinar kosmis dan radioaktivitas batuan merupakan sumber radiasi alamiah.
Radiasi alamiah ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
maksudnya adalah dari luar tubuh manusia, sedangkan secara internal adalah radiasi dari
dalam tubuh setelah sumber radiasi masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan
makanan. Dosis serapan efektif rata-rata per tahun yang diterima oleh manusia dari
radiasi alamiah dapat dilihat dalam tabel-3 berikut. Jadi dari radiasi alamiah orang
menerima sekitar 0,2 rem tiap tahunnya. Suatu dosis radiasi yang kecil sekali, sama sekali
tidak menimbulkan dampak biologis secara langsung.
Tabel 3-2 : Radiasi alamiah
Sumber Radiasi DE eksternal (mrem) DE internal(mrem)
Sinar kosmis
- yang mengionisasi
- neutron
28
2,1
Radioaktivitas yang berasal
dari sinar kosmis 1,5
Radioaktivitas batuan
- 40 K
- 87 Rb
- Deret 238 U
- Deret 232 Tb
12 18
0,6
95,4
18,6
Jumlah 65,1 134,1
Dari tabel 3-2 di atas tampak sumber radiasi yang paling menonjol adalah unsure
– unsure radioaktif deret uranium-238, khususnya yang berasal dari sub-deret radon-222.
Rn- 222 adalah gas radioaktif yang tiap saat dipancarkan oleh permukaan tanah.
Akibatnya debu di udara maupun air terkontaminasi gas ini beserta turunannya. Air
minum, makanan dan pernafasan kita dengan demikian memasukkan unsur-unsur ini ke
dalam tubuh. Sebagian besar radiasi yang dipancarkan deret ini adalah radiasi alpha.
8
Pemancar alpha biasanya mengendap dalam tulang, sehingga radiasinya
mempengaruhi kerja sumsum merah dalam proses pembentukan sel-sel darah. Radiasi
sinar kosmis yang diterima permukaaan bimi sebetulnya sudah teredam sebagian oleh
atmosfir. Dosis ekivalen yang tercantum dalam tabel 3-2 di atas adalah untuk tempat di
permukaan air laut. Untuk tempat yang tinggi tentu saja tebal atmosfir peredamnya
berkurang, sehingga dosis yang diterima orang di tempat itu lebih besar. Pertambahan
dosis ekivalen untuk tempat yang tinggi adalah sekitar 3 mrem per tahun tiap kenaikan
ketinggian 100 meter. Jadi penduduk kota Malang menerima dosis ekivalen sinar kosmis
sekitar 12 mrem lebih banyak daripada penduduk kota Surabaya. Malang terletak sekitar
400 meter di atas permukaaan air laut.
3.2 Radiasi Oleh Aktivitas Manusia
Pada era modern ini terdapat banyak sekali sumber radiasi buatan manusia. Di
dunia kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun proses
penyembuhan penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang
memberikan dosis serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak
dianjurkan seorang pasien mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu
lama. Dosis radiasi beberapa aktivitas medis dapat kita lihat dalam tabel 3-3. Perlu dicatat
bahwa dosis pada tabel 3-3 itu hanya berlaku untuk sekali aktivitas saja. Selain itu waktu
radiasinya juga singkat sekali dan sasaran radiasi terlokalisir di bagian tubuh tertentu.
Terapi radiasi untuk kanker yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu
singkat dan daerah sasaran yang seminimal mungkin yaitu bagian yang memang
dikehendaki mati sel-selnya. Jika radiasi itu dikenakan ke seluruh tubuh maka dapat
menyebabkan kematian berdasarkan tabel 3-1. Di Amerika Serikat tiap orang menerima
kira - kira 80 mrem per tahun dari aktivitas medis yang dilakukannya.
9
Tabel 3 – 3:Dosis ekivalen radiasi aktivitas medis
Aktivitas medis DE (mrem)
Radiografi gigi (sinar X) 910 seluruh mulut
Memografi 1500
Barium enema 8000
Terapi radiasi (kanker) 5 juta
Foto sinar X :
- Dada
- Perut
22
500
Bekerja sebagai teknisi peralatan medis 50 - 300
Sumber radiasi buatan lain yang cukup besar adalah aktivitas tenaga nuklir, mulai
dari penambangan uranium, pengayaannya, penggunaannya dalam reaktor nuklir,
pembuangan sampah nuklir, sampai dengan percobaan senjata nuklir. Jika faktor
kecelakaan diabaikan, dosis yang timbul akibat aktivitas tenaga nuklir ini per tahunnya
dapat dilihat pada tabel 3-4.
Tabel 3-4: Dosis ekivalen radiasi aktivitas nuklir
Aktivitas DE (mrem)
Tinggal di dekat reactor nuklir 4 – 76
Tinggal 8 km di sekitar reactor 0,6
Aktivitas nuklir di seluruh dunia 0,04
Percobaan senjata nuklir 5
Bekerja di tambang uranium 100 ribu
Bekerja di PLTN 600-800
Dari tabel 3-4 dapat disimpulkan bahwa tanpa reaktor nuklir di dekat rumah kita,
kita tetep menerima dosis sekitar 5 mrem per tahun dari kegiatan nuklir di seluruh dunia.
10
Jumlah ini amatlah kecil dibandingkan dengan dosis yang berasal dari radiasi alamiah,
apalagi jika dibandingkan dengan radiasi aktivitas medis. Kegiatan lain yang berperan
dalam akumulasi radiasi pada manusia per tahunnya ada dalam tabel 3-5 di bawah ini.
Merokok termasuk dalam tabel 3-5, disebabkan daun tembakau mengandung unsurunsur
radioaktif dari deret uranium. Bahkan orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap
asapnya juga akan memasukkan unsur radioaktif ini ke dalam paru-parunya.
Tabel 3-5; Sumber lain radiasi buatan
Aktivitas / alat DE (mrem)
Perjalanan lewat udara 2 (tiap 2400 km)
TV / monitor computer 2 (1 jam per harinya)
Arloji (radium);detektor asap;limbah
Industry
2
Merokok 40 (1 pak sehari)
Bekerja sebagai kru pesawat jet 140
3.3 RADIASI BERLEBIHAN
Radiasi eksternal yang berlebihan dapat menyebabkan kulit terbakar, rambut
rontok, dan gejala lain tersebut dalam tabel 3-1 di atas. Lensa mata yang terionisasi atom-
atomnya akan menimbulkan katarak. Ionisasi yang disebabkan radiasi akan memberikan
dampak kimiawi terhadap sel-sel tubuh, padahal banyak proses di dalam tubuh berjalan
secara kimiawi, akibatnya terjadilah penyimpangan fungsi organ tubuh. Pada umumnya
bahaya radiasi eksternal ditimbulkan oleh radiasi beta. Radiasi internal yang berlebihan
mempengaruhi proses pembentukan darah, tulang dan juga kerja kelenjar endokrin
seperti gondok. Radioisotop yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh sulit
dihilangkan. Hal ini disebabkan tubuh kita hanya dapat memilih zat berdasarkan sifat
kimiawinya, bukan sifat inti atomnya. Tubuh dapat membedakan unsur, bukan isotop.
Contohnya adalah unsur yodium yang dikumpulkan di dalam kelenjar gondok, seluruh
yodium yang masuk ke dalam tubuh, termasuk yang radioaktif, akan terakumulasi dalam
kelenjar gondok. Jika radiasi yodium radioaktif berlebihan kelenjar gondok dengan
11
sendirinya akan rusak, dampaknya tentu ke fungsi seluruh tubuh. Berikut ini adalah
isotop-isotop yang berbahaya :
a Iodium-131 (131I)
Tubuh dapat menyerap yodium baik lewat alat pencernaan maupun lewat
paruparu. Isotop ini segera diangkut ke kelenjar gondok dan berada disana berbulanbulan.
b Cesium-134 ; Cesium-137 (134Cs ; 137Cs)
Isotop-isotop ini masuk tubuh lewat rantai makanan. Mereka akan terakumulasi
dalam otot sampai berbulan-bulan lamanya.
c Strontium-90 (90Sr)
Watak isotop ini mirip dengan kalsium bahan pembuat tulang. Ia masuk tubuh
menggantikan kalsium untuk berada di permukaan tulang. Radiasi berlebihan yang
dipancarkannya menyebabkan kanker tulang, jika sudah menahun dapat merusak sumsum
tulang menimbulkan leukemia.
d Karbon-14 (14C)
Ia memasuki tubuh lewat rantai makanan. Untunglah isotop ini cukup mudah
keluar kembali sebagai gas karbondioksida. Satu lagi bahaya radiasi adalah efek genetik
yang akan diturunkan ke generasi berikutnya. Sayangnya data efek genetik baik yang
diturunkan maupun tidak (berbagai macam kanker), hanya berasal dari radiasi yang kuat
saja, itupun dari percobaan terhadap tikus-tikus. Khusus untuk manusia data ini diperoleh
dari korban bom nuklir di Jepang. Padahal radiasi lemah, misalnya radiasi alamiah,
diduga kuat ikut berperan dalam proses mutasi dalam evolusi makhluk hidup.
12
3.4 Mengurangi Bahaya Radiasi
Radiasi eksternal non-alamiah dapat kita kurangi dengan beberapa cara, antara
lain adalah
Pembatasan kuantitas dan jenis radiasi yang dipakai.
Menjaga jarak terhadap sumber radiasi.
Menjaga jarak terhadap sumber radiasi. Intensitas radiasi berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak terhadap sumbernya. Maka jangan terlalu dekat dengan zat-zat radioaktif,
layar TV, peralatan sinar X yang sedang bekerja.
Mengurangi lama eksposur. Makin lama kita terkena radiasi, dampak yang kita terima
juga semakin besar, karena dampak radiasi bersifat kumulatif.
Memasang pelindung. Intensitas radiasi akan turun secara eksponensial terhadap
ketebalan suatu bahan pelindung. Untuk radiasi elektromagnetik bahan yang paling
efektif sebagai pelindung adalah timbal(Pb). Sinar gamma 5 MeV dapat ditahan
separonya oleh timbal setebal 1,42 cm, atau ditahan 90 % oleh ketebalan 4,73 cm.Sinar
beta4MeV cukup ditahan dengan aluminium setebal 1 cm saja. Sinar alpha paling
mudah menahannya, selembar kertas sudah cukup kuat menghadapi radiasinya. Yang
paling susah adalah radiasi partikel-partikel netral macam neutron, neutron banyak
dihasilkan di sekitar reaktor nuklir dari proses fisi nuklir bahan bakarnya. Penahan
radiasi neutron biasanya berupa lapisan beton sekitar 30 cm tebalnya.
Radiasi internal relatif lebih sulit mengatasinya, karena kerusakan yang
ditimbulkannya tergantung atas tiga hal : waktu paro radioaktif, waktu biologis dan
watak kimiawi sumbernya. Waktu paro radioaktif adalah waktu yang diperlukan agar
separo zat itu meluruh menjadi unsur atau isotop lain. Waktu paro biologis adalah
waktu yang diperlukan separo zat itu untuk keluar dari tubuh melalui proses ekskresi.
Beberapa cara untuk mencegah atau mengurangi dampak biologis radiasi internal
adalah sebagai berikut :
Pencegahan agar sumber radiasi tidak termakan atau terhisap masuk ke dalam
tubuh.
Tidak makan, minum, merokok di dekat zat-zat radioaktif. Hindari aliran
udara di dalam ruang berisi zat-zat radioaktif. Tidak bernafas terlalu dekat dengan
13
permukaan tanah dalam waktu yang lama, karena tanah memancarkan gas radon
beserta turunannya. Tidak sembarangan minum air di daerah pertambangan.
Pencegahan akumulasi sumber radiasi dengan atom pesaing.
Jika ke dalam tubuh dimasukkan atom-atom yang secara kimiawi mirip
dengan radioisotop sumber radiasi, maka terjadilah persaingan antar mereka untuk
diserapoleh organ tertentu.
Contoh : akumulasi yodium-131 di kelenjar gondok dapat dicegah dengan
menelan pil yodium stabil segera setelah terjadi keracunan. Garam-garam kalsium
harus segera dimakan begitu orang teracuni radium atau Sr-90, sehingga akumulasi
zat-zat ini di sumsum tulang dapat dicegah semaksimal mungkin.
Pencucian.
Minum soda pop atau bir sebanyak mungkin agar sumber radiasi dapat
terbawa keluar sebelum mereka tiba di tempat tujuannya. Penggunaan chelating
agent dapat membantu banyak. Chelating agent adalah senyawa yang dapat
bergabung dengan radioisotop tak larut dalam air membentuk senyawa baru yang
larut dalam air sehingga dapat dinbawa keluar tubuh. Chelating agent yang
berasal adalah EDTA (ethylene diamine tetracetic acid).
14
BAB III
4.1 Kesimpulan
Radiasi yang berbahaya ternyata berasal dari aktivitas manusia. Radiasi terbesar
diberikan oleh aktivitas medis, baru kemudian disusul dengan aktivitas lainnya. Reaktor
nuklir ternyata tidak memberikan dosis yang berlebihan, dengan catatan semua proses
dikendalikan dengan baik. Sebab jika tidak, reaktor nuklir melalui keteledoran manusia
dapat membuat bencana yang tidak tanggung-tanggung. Dampak biologis yang
disebabkannya ada yang dapat segera dilihat, tapi ada pula yang tampak setelah puluhan
tahun lamanya. Radiasi alamiah walaupun tidak tinggi dosisnya diduga ikut berperan
dalam mutasi gen dalam sejarah evolusi makhluk hidup. Setiap detik kita di bumi
dihujani tak kurang dari 27000 partikel radioaktif atau foton gelombang elektromagnetik.
Setiap tumbukan berpotensi menimbulkan kanker yang mematikan, tetapi untunglah
kebolehjadiannya hanya 1 banding 5 x 1016, artinya 1000 orang terkena kanker akibat
sinar kosmis di antara 5 milyar manusia per generasi (65 tahun).
Dosis pada tabel – tabel di atas secara kumulatif dapat kita ketahui dampaknya
berdasarkan tabel 3-2 hanya mungkin jika ada kecelakaan di reaktor nuklir atau anda
terkena ledakan bom nuklir. Ingat setiap rem dosis radiasi berarti mengurangi usia
manusia 3-5 hari.
4.2 Saran
Diharapkan untuk sebisa mungkin meminimalkan aktivitas yang dapat
menyebabkan tubuh kia terpapar secara langsung. Misalnya menonton TV terlalu dekat,
menggunakan ponsel selama berjam-jam atau berinteraksi dengan komputer terlalu lama.
Karena pengaruhnya jelas-jelas buruk bagi tubuh.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harvard Project Physics: The Project Physics Course, Teacher Resource Book 6:
The Nucles, Holt, Rinehart & Winston, Inc., 1971
Meyer, Leo A. : Nuclear Power in Industry, American Technical Publisher, Inc.,
2nd ed., 1974
Horner, Jack K. : Natural Tadioavtivity in Water Supplies, Westview Press,
Inc., 1985
Krane, Kenneth S. : Introductory Nuclear Physics, John Wiley & Sons, Inc.,
1988
Miller, Jr., G. Tyler : Environmental Science : An Introduction, Wardsworth
Publishing Company, 1986
16