dampak media elektronik
DESCRIPTION
media elektronikTRANSCRIPT
Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa SMAN 1
Sijunjung
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas praktik Bahasa Indonesia
Oleh
Ana SakinahNIS. 7919
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SIJUNJUNG
2011HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Ana Sakinah
NIS : 7919
Kelas : XII (dua belas)
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Makalah : Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa SMAN 1
Sijunjung
Muaro, Februari 2011
Guru Pembimbing
Oryza Sativa
NIP. 19620818 1985012 2 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Dampak Penggunaan Media
Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa SMAN 1 Sijunjung” ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas praktik bahasa Indonesia di kelas dua belas.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritikan dan saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi dunia
pendidikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.2.1 Apa itu media pembelajaran elektronik?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?
1.2.3 Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran elektronik terhadap
gaya belajar siswa SMAN 1 Sijunjung?
1.2.4 Bagaimana cara mengatasi dampak negatif media pembelajaran elektronik terhadap gaya
belajar siswa SMAN 1 Sijunjung?
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Teori Dasar........................................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian media pembelajaran elektronik....................................................... 3
2.1.2 Definisi gaya belajar.......................................................................................... 4
2.2 Metodologi Penelitian ...................................................................................... 5
2.2.1 Jenis dan Teknik Penelitian .............................................................................. 5
2.2.2 Objek dan Fokus Penelitian .............................................................................. 5
2.2.3 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 5
2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12
5.2 Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13
ABSTRAK
Ana Sakinah. 2010. Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya
Belajar Siswa SMAN 1 Sijunjung. Makalah. Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), SMA Negeri
1 Sijunjung.
Penelitian ini mendeskripsikan tentang 1) pengertian media pembelajaran elektronik, 2) definisi
gaya belajar, 3) dampak positif media pembelajaran elektronik, 4) dampak negatif media
pembelajaran elektronik, dan 5) tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak
negatif media pembelajaran elektronik.
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian, penulis menggunakan beberapa teori dasar (kajian
teori), antara lain 1) definisi media pembelajaran elektronik, 2) definisi gaya belajar, dan 3)
tindakan untuk menghindari dampak negatif media pembelajaran elektronik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan angket dan studi literatur.
Fokus penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Sijunjung, dengan mengambil sampel
pada siswa kelas XII. Analisis data dilakukan dengan metode analitis deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa media pembelajaran memiliki dampak positif dan negatif
terhadap gaya belajar siswa. Selain itu, juga diperoleh langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk menghindari dampak negatif media pembelajaran elektronik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Dampak Penggunaan Media
Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa SMAN 1 Sijunjung” ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas praktik bahasa Indonesia di kelas dua belas.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritikan dan saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi dunia
pendidikan.
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Ana Sakinah
NIS : 7919
Kelas : XII (dua belas)
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Makalah : Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa SMAN 1
Sijunjung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar
mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa yang berupa alat.
Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar dan keefektifan komunikasi antara guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika
menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata, tetapi juga aspek pemrosesan
informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri- otak kanan. Aspek lain adalah ketika
merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). Terdapat tiga tipe
gaya belajar yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa
yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar
melalui gerak dan sentuhan). Prestasi belajar masih tetap menjadi indikator untuk menilai tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar. Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya
belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang terbaik bagi
dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal.
Gaya belajar seorang siswa dengan siswa lain cenderung berbeda. Diperlukan media
pembelajaran yang dapat melayani seluruh gaya belajar siswa, baik gaya belajar visual,
auditorial, maupun kinestetis agar tujuan pembelajaran tercapai. Media pembelajaran elektronik
menggunakan kombinasi ketiga gaya belajar tersebut dalam menyampaikan informasi kepada
penggunanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Dampak
Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu media pembelajaran elektronik?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?
1.2.3 Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran elektronik?
i. Apa dampak positif pemanfaatan media pembelajaran elektronik terhadap gaya belajar
siswa?
ii. Apa dampak negatif pemanfaatan media pembelajaran elektronik terhadap gaya belajar siswa?
1.2.4 Bagaimana cara mengatasi dampak negatif media pembelajaran elektronik?
1.3 Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umumnya adalah untuk memenuhi tugas praktik bahasa Indonesia, sedangkan
tujuan khususnya adalah untuk mengetahui dampak pemanfaatan media pembelajaran elektronik
terhadap gaya belajar siswa serta mencari solusi untuk dampak negatif pemanfaatan media
pembelajaran elektronik.
2.4 Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi dari media pembelajaran elektronik.
2. Mengetahui penjelasan dari gaya belajar.
3. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pemanfaatan media pembelajaran elektronik
terhadap gaya belajar siswa.
4. Mencari solusi untuk dampak negatif dari pemanfaatan media pembelajaran elektronik.
BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Elektronik
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin
medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002;
Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau
alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi,
yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi
menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah,
bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan
oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan
secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media
komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang
maksimal. Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam Criticos,
1996; Gagne, et al., 1988), yang secara implisit menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik
yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul,
tape recorder, kaset, video recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan
komputer adalah merupakan media pembelajaran. Menurut National Education Association -
NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak
maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang
dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu
atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar
sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
2. Posisi Media Pembelajaran
Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive
(pengalaman langsung), iconic (pengalaman piktorial atau gambar), dan symbolic (pengalaman
abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat
terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami
sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan
bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman
pebelajar secara langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic,
pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video.
Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau
mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang mencangkok atau dengan
pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya terjadi variasi
aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat indera yang terlibat
untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi
pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-
pesan dalam materi yang disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil
dengan baik), maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan
berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang
menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi
komunikasi yang efektif.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor
metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan
metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa
harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada
hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran,
karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002).
Sedangkan menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian
dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian,
penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang
pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi
(pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan
dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini
dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum,
adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk
dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar,
memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi
sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman
dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti
yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media
visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika
belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi
kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar
atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan
konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat
kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992)
mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;
(ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar
akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata;
dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya
mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan
memerankan.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran elektronik dalam kegiatan belajar mengajar
memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran,
secara nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin
terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan
saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan, dibandingkan dengan
pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media
pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa
senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh
terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya
bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar.
4. Pengertian Media Pembelajaran Elektronik
Dikatakan oleh Darin E. Hartley bahwa: e-learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan
media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.com dalam Glossary of
e-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning
adalah system pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone.
Pengertian e-learning menurut Maryati S.Pd., e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e-
yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-
learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika,
khususnya perangkat komputer. Terdapat kata "khususnya komputer" pada akhir kalimat yang
member pengertian bahwa komputer termasuk alat elektronik disamping alat pembelajaran
elektronik yang lain.
Menurut Maman Somantri, media elektronik adalah sebagai alat bantu pembelajaran,
misalnya tape recorder dapat merekam suara guru untuk didengarkan di lain waktu, OHP
mambantu guru tidak repot dengan kotornya spidol saat menulis di papan tulis dan mahasiswa
dapat dengan mudah menggandakan slide tanpa susah mencatat. Komputer stand alone
menyampaikan materi secara lebih interaktif dengan presentasi yang disertai dengan video dan
gambar pendukung lainnya.
2.1.2 Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 1992)
Gaya belajar adalah cara yang cenderung digunakan seseorang untuk menerima informasi
dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Terdapat empat kutub kecenderungan
seseorang dalam proses belajar, antara lain:
a. Kutub Perasaan/Feeling (Concrete Experience)
Anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan pada pengalaman kongkret, lebih
mementingkan relasi sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar,
anak cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
b. Kutub Pemikiran/Thinking (Abstract Conceptualization)
Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan
sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi.dalam proses
belajar, anak mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk
menyelesaikan masalah.
c. Kutub Pengamatan/Watching (Reflective Observation)
Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamatisebelum menilai, menyimak perkara
dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses
belajar, anak menggunakan pikiran dan perasaannya dalam membentuk opini/pendapat.
d. Kutub Tindakan/Doing (Active Experimentation)
Anak belajar melalui tindakan. Cenderung memberikan pengaruh kepada orang lain melalui
tindakannya.
(David Kolb, 1981).
Secara umum, ada tiga jenis gaya belajar yang dimiliki setiap orang:
a. Visual
Yaitu orang yang menerima informasi dari proses melihat atau membaca.
b. Auditorial
Yaitu orang yang menerima informasi dari apa yang ia dengar.
c. Kinestetik
Menerima informasi dari apa yang ia kerjakan atau ia sentuh secara langsung.
Sementara itu dari hasil penelitian yang dilakukannya, Rita Dunn menyebutkan bahwa:
1. Hanya 30% siswa mengingat 75% dari apa yang mereka dengar selama periode kelas normal.
2. Sebanyak 40% siswa menguasai apa yang mereka baca atau lihat.
3. 15% belajar paling baik dengan cara taktual. Mereka perlu menangani bahan-bahan, menulis,
menggambar, dan terlibat dalam pengalaman langsung dalam hidup mereka.
4. 15% lainnya bersifat kinestetik. Mereka paling baik belajar dengan tindakan fisik.
Selain itu, M. Joko Susilo dalam bukunya Sukses dengan Gaya Belajar mengatakan, ada lima
gaya belajar yang dimiliki setiap siswa:
1. Belajar dengan kata-kata
Gaya belajar ini cenderung mengahafalkan segala sesuatu. Setiap kali membaca, setiap kali
menghafal, dan ingin melafadzkannya. Orang yang memiliki gaya belajar seperti ini, cenderung
tidak bisa belajar di tempat yang tenang.
2. Belajar dengan pertanyaan
Gaya belajar ini menemukan dan menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan terhadap
materi pelajaran.
3. Belajar dengan gambar
Sebagian orang suka menggambar, melihat video, atau menonton film dalam belajar sesuatu.
4. Belajar dengan musik
Ada orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara mengingat notasi musik.
5. Belajar dengan bergerak
Jika orang itu seorang olahragawan atau penari, maka ia lebih suka belajar dengan bergerak. Ia
mudah dalam menerima informasi ketika ia melakukan gerakan.
2.2 Metodologi Penelitian
2.2.1 Jenis dan Teknik Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan angket dan studi
literatur. Angket diisi oleh responden dengan keterangan yang sebenarnya. Terdapat 10
responden yang mengisi data kuisioner dalam penelitian ini.
2.2.2 Objek dan Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus kepada siswa SMA Negeri 1 Sijunjung. Penulis mengambil
sampel pada kelas XII untuk mengetahui pendapat tentang dampak pemanfaatan media
pembelajaran elek untuk mengetahui pernyataan tentang dampak pemanfaatan media
pembelajaran elektronik terhadap gaya belajar.
2.2.3 Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan data yang diolah adalah data
kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan tidak langsung.
2.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengertian Media Pembelajaran Elektronik
Media pembelajaran elektronik adalah seperangkat alat elektronik yang dipergunakan
untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada
diri siswa. Media pembelajaran elektronik sangat membantu para pengajar dalam menjelaskan
materi pelajaran kepada siswanya. Hal yang sama juga terjadi pada pelajar, mereka juga lebih
mudah menerima dan memahami pelajaran dengan adanya media elektronik.
Alasan mengapa media elektronik sangat membantu proses pembelajaran antara lain:1. Media elektronik merupakan media yang membuat konsep abstrak menjadi nyata. Hal ini dapat
dicontohkan pada pelajaran kimia, misalnya tentang atom. Atom sebagaimana kita telah tahu,
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sementara untuk membuat siswa paham tentang atom,
diperlukan gambaran nyata tentang atom tersebut. Media elektronik dapat melakukannya.
2. Dengan memanfaatkan media elektronik dalam proses pembelajaran, siswa dapat dengan
langsung melihat bahkan menggunakan benda-benda berbahaya. Misalnya dalam pratikum
kimia. Zat-zat kimia yang berbahaya tentu tidak mungkin digunakan siswa tanpa bimbingan guru
atau pembimbing yang profesional. Ini akan menghambat rasa keingintahuan siswa tentang zat-
zat tersebut. Dengan media pembelajaran elektronik, siswa dapat menggunakan zat kimia
tersebut secara tidak langsung melalui program pembelajaran yang disediakan media
pembelajaran elektronik.
3. Media elektronik menghadirkan objek yang besar di dalam proses pembelajaran. Contohnya
pada pelajaran geografi tentang kelautan. Tentu tidak mungkin untuk mengamati laut secara
dekat saat proses pembelajaran berlangsung. Ketika ada media pembelajaran elektronik, siswa
dapat melihat secara dekat gambar laut tersebut melalui slide bergambar.
4. Media elektronik dapat memperlihatkan kepada siswa gerakan yang terlalu cepat. Misalnya pada
gerak roket.
5. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Ini dapat dicontohkan pada pelajaran
sosiologi. Ketika guru menyuruh siswanya untuk memperhatikan dan menyimpulkan bagaimana
cara orang berinteraksi di pasar. Siswa tidak harus pergi ke pasar untuk menyaksikannya, cukup
dilihat dalam video.
6. Membangkitkan motivasi belajar. Media elektronik memungkinkan penggunanya untuk
terhubung dengan jaringan internet. Dari sana, siswa dapat mencari, menyaksikan dan
mendengar materi pelajaran apa saja yang mereka butuhkan. Sehingga para siswa menjadi
termotivasi untuk terus menggali informasi materi pelajaran.
7. Materi pelajaran yang diberikan melalui media pembelajaran elektronik dapat disimpan dan
dilihat kembali. Berbeda dengan media pembelajaran manual, jika guru menggunakan media
pembelajaran elektronik, ia dapat menyimpan materi itu dan memberikannya atau
menerangkannya kemabali kapanpun ia butuh.
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke
arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja
bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam
pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher
centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai
fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan
sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah
guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa
buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai
sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya
adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari
sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin
juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa
simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima
pesan (Criticos, 1996). Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami
kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan
psikologis (yang menyangkut minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan),
hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima
pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat
istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan
yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990).
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran
dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam
penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran.
Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi
dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan efisien. (Gagne, 1985)
Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika
menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan
informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri- otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon
sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). Ketika seseorang telah
menyadari bagaimana ia menerima dan menyerap informasi, ia akan lebih mudah belajar dan
berkomunikasi dengan caranya sendiri.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti
yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media
visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika
belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi
kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar
atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan
konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat
kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Berdasarkan keempat fungsi media visual tersebut, jelaslah bahwa media pembelajaran
elektronik visual dapat membantu para pelajar yang bersifat visualis (memiliki kecenderungan
menerima informasi lebih baik saat melihat langsung kepada objek). Ini dapat kita lihat pada
media pembelajaran berupa slide. Siswa dengan gaya belajar visual terbantu dengan adanya
gambaran langsung dari materi pelajaran pada slide.
Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar
siswa, diantaranya siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya
mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan
memerankan. Dapat dijelaskan bahwa, dengan memanfaatkan media pembelajaran elektronik,
siswa yang kinestetis (cenderung menerima informasi lebih baik saat melakukannya langsung)
dapat terbantu. Hal ini dikarenakan media pembelajaran elektronik memungkinkan siswa melihat
gerakan objek dari materi pelajaran yang dijelaskan. Misalnya materi biologi tentang sendi
gerak. Siswa kinestetis dapat langsung melihat peragaan gerak sendi. Dengan kata lain, ketika ia
melihat peragaan gerak sendi itu, seolah-olah ia telah melakukan gerakan tersebut. Akibatnya
materi pelajaran dapat ia pahami.
Sementara untuk siswa dengan gaya belajar audiotori, ia dapat terbantu dengan adanya
video atau CD interaktif yang langsung menjelaskan materi pelajaran. Ia tidak perlu lagi
membaca materi pelajaran, hal yang tidak disukainya. Disamping itu, ia bisa belajar kapan saja
dengan mendengarkan rekaman materi pelajaran tersebut.
Media pembelajaran elektronik melayani gaya belajar setiap siswa. Siswa visualis dapat
melihat langsung objek yang dibahas pada saat pembelajaran. Media pembelajaran elektronik
juga mempermudah siswa audiotori dalam menerima dan memproses materi pelajaran dengan
adanya rekaman/video materi pelajaran. Sementara, siswa kinestetis terbantu dengan adanya
video gerakan langsung dari materi pelajaran. Sehingga, seluruh siswa bisa memahami pelajaran
dengan adanya media pembelajaran elektronik.
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukannya, Rita Dunn yang menyebutkan bahwa:
1. hanya 30% siswa mengingat 75% dari apa yang mereka dengar selama periode kelas normal;
2. sebanyak 40% siswa menguasai apa yang mereka baca atau lihat;
3. 15% belajar paling baik dengan cara taktual. Mereka perlu menangani bahan-bahan, menulis,
menggambar, dan terlibat dalam pengalaman langsung dalam hidup mereka;
4. dan 15% lainnya bersifat kinestetik. Mereka paling baik belajar dengan tindakan fisik, maka
siswa yang paling banyak gagal adalah siswa kinestetis. Alasannya, pada pembelajaran tanpa
media elektronik, guru cenderung menjelaskan pelajaran dan siswa duduk diam. Sementara
siswa kinestetis butuh bergerak untuk memahami pelajaran dengan baik. Guru tersebut tidak
mampu melayani seluruh gaya belajar siswa. Sebaliknya, bila pembelajaran menggunakan media
elektronik, tidak ada siswa yang tidak terlayani. Karena, media elektronik menyuguhkan materi
dengan merangkap ketiga cara siswa dalam menerima informasi (gaya belajar) sekaligus.
Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik terhadap Gaya Belajar Siswa
a. Dampak Positif
Lokasi: Padang, Indonesia
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Labels ashanne D_cHallanger (3) britishanne_loney (6)
Blog Archive ► 2012 (2)
▼ 2011 (10) o ► November (2) o ▼ Oktober (8)
<!--[if gte mso 9]> Normal 0 f... <!--[if gte mso 9]> Normal 0 f... Makalah Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Elekt... <!--[if gte mso 9]> Normal 0 f... Tips dalam Berwirausaha KUMPULAN TIPS-TIPS MOTIVASI MARIO TEGUH Tidak Harus Menunggu Pemerintah Segenggam Sakura
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Categories ashanne D_cHallanger (3) britishanne_loney (6)
Fish
Britishanne on Act Hello, everyone... I like writing and surfing internet a lot. I wanna be a doctor and the best writer in the world. You can visit my blog, insya allah you'll get much knowledge here. and, be the member of my blog, ok? ^_^
Lihat profil lengkapku
FollowersAda kesalahan di dalam gadget ini Ada kesalahan di dalam gadget ini
SubscribePos Komentar
Copyright © Home of BritisHanne WP Theme by Simply WP | Blogger theme by BloggerThemes