dampak pemekaran kecamatan induk terhadap …
TRANSCRIPT
DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN INDUK TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN RIMBO BUJANG
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Oleh:
Anjas Ayuningtiyas
NIM: SIP 162238
Pembimbing:
Dr.Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si.,MSHS
Sigit Hartono, S.Pd.,MA
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020/1441 H
i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Anjas Ayuningtiyas
NIM : SIP.162238
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Syariah
Alamat : Jl. Meliwis RT.14/RW.05 Desa Sapta Mulia,
Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “Dampak
Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo”. Adalah hasil karya pribadi yang
tidak mengandung plagiarism dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau
ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung
jawabkannya sesuai hukum yang berlaku di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
Jambi, Juli 2020
Anjas Ayuningtiyas SIP.162238
ii
Pembimbing I : Dr.Irmawati Sagala, S.IP., M.Si.,MSHS
Pembimbing II : Sigit Hartono, S.Pd., MA
Alamat : Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi Jl. Jambi-Muaro Bulian
K.M 16 Simp. Sei Duren Kab. Muaro Jambi 31346
Telp.(0741) 582021
Jambi, Juli 2020
Kepata Yth,
Bapak Dekan Fakultas Syariah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami berpendapat
bahwa skripsi saudara Anjas Ayuningtiyas NIM: SIP.162238 yang berjudul
“Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan
Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo”. telah dapat diajukan
untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat
diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr.WB
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
iii
iv
“MOTTO”
قبئمىن وا لذيه هم بشهدتهم وا لذيه هم ل منتهم وعهدهم رعىن
كزمىن ت م ئك في جن اول وا لذيه هم على صل تهم يحب فظىن
Artinya:“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah dan
janjinya, (32) dan orang-orang yang berpegang teguh pada
kesaksiannya, (33) dan orang-orang yang memelihara
shalatnya. (34) Mereka itu dimuliakan di dalam surga.
(35)”. (Q.S Al-Ma’arij: 32-35)
v
PERSEMBAHAN
“Bismillahirahmanirrahim.Hamba ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat pada waktunya.
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Bapak (Teguh Sutrisno) dan Ibu (Indarti) tercinta, terimakasih untuk semua bentuk kasih
sayang yang selalu diberikan kepada penulis
sejak lahir hingga saat ini dan sampai seterusnya, atas segala do’a yang tiada henti,
kesabaran, dukungan, nasehat yang selalu diberikan untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga anakmu bisa menjadi penjamin kebahagiaan Bapak dan Ibu dunia
akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Ungkapan terimakasih juga kepada:
Adikku Aulia Retno Hardini dan Arsya Adhitama Mahendra.Terimakasih atas segala
do’a dan motivasi serta dukungan yang tiada henti diberikan kepada penulis.
Sahabat dari jaman SMA (Rizki Rahmawati, Lia Noviani, Andi Setiyanto)
Sahabat sekaligus keluarga seperjuangan (Nur Khasanah, Dini Eka Andestina, Febriyanti
Suci Amaliyah, dan Uswatun Khasanah)
Sahabat dalam segala keadaan IBK Squad (Amel, Sanah, Reni, Desi, Aad, Nanda, Indra,
Vian, Fajri, Iwal)
Keluarga Besar Mas Dedi, Mbak Yuli, Dik Naiya, Dik Sheza
Kelarga Besar Kecamatan Pasar Jambi
Team KKN Posko 18 (Ulfa, Fitri, Siska, Maya, Tiya, Qodriyah, Rika, Dini, Putri, Sumi,
Nia, Novi, Lisin, Ehan, Kevin, Dull, Deden, Fakhrur, Parto).
Terimakasih orang-orang terkasih dan tersayang mudah-mudahan kita selalu dalam
lindungan dan rahmat Allah SWT”.
vi
ABSTRAK
Anjas Ayuningtiyas, SIP 162238 : Dampak Pemekaran Kecamatan Induk terhadap
Kualitas Pelaksanaan Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo.
Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kecamatan, menyebutkan bahwa pembentukan kecamatan baru dilakukan untuk
meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pemberian pelayanan,
dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas
pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo, serta faktor
pendukung dan penghambat pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo sudah diterapkan
aspek Responsiviness, Tangibel, Reliability, Emphaty, Assurance beserta
indikatornya. Penerapan indikator sudah berjalan sesuai dengan keinginan
masyarakat, antara lain kenyamanan tempat pelayanan termasuk sarana dan
prasarana yang memadai, serta keahlian pegawai dalam menggunakan alat bantu
pelayanan dan keramahan pegawai dalam proses pelayanan. Faktor pendukung
pelaksanaan pelayanan publik sumber daya aparatur sudah sesuai, mengadakan
rapat koordinasi dan evaluasi setiap satu bulan kemudian memberikan pelayanan
masyarakat dengan baik. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya
kesadaran masyarakat dalam memahami prosedur pengurusan pelayanan.
Kata Kunci :Pemekaran Kecamatan, Kualitas, Pelayanan Publik, Rimbo Bujang
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas berkah nikmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Dampak Pemekaran
Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.H.Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr.Sayuti Una, S.Ag.,M.H selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.
Ruslan Abdul Gani,S.H., M.H selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr.
Ishak,S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si., MSHS selaku Ketua Prodi Ilmu
Pemerintahan sekaligus Pembimbing 1 yang telah sabar membimbing dan
memberikan saran serta masukan demi terciptanya skripsi ini. Terimakasih
atas semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi sampai selesai, dan Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I., M.Hum selaku
viii
Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
5. Bapak Sigit Hartono, S.Pd.,MA selaku Pembimbing 2 yang telah sabar
membimbing dan memberikan saran demi terciptanya skripsi ini. Terimakasih
atas semangat dan moitvasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, terimakasih atas ilmu dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis selama di Prodi Ilmu Pemerintahan.
7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua yang membutuhkan, terutama
bagi penulis.Tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran yang bersifat
membangun penulis harapkan dan akhir kata penulis ucapkan terima kasih,
semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas segala jasa dan budi
baiknya serta melindungi dan meridhoi kita semua.Aamiin Ya Rabbal Allamiin.
Jambi, Juli 2020
Penulis,
Anjas Ayuningtiyas
NIM: SIP162238
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
PERNYATAAN ORISINIL TUGAS AKHIR ....................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
E. Kerangka Teori .............................................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 16
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 19
B. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 19
C. Jenis Data dan Sumber Data .......................................................................... 19
x
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 21
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 23
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 25
BAB III : GAMBARAN UMUM KECAMATAN RIMBO BUJANG
A. Sejarah Berdirinya Kecamatan Rimbo Bujang .............................................. 26
B. Letak Geografis Kecamatan Rimbo Bujang .................................................. 27
C. Demografi ...................................................................................................... 28
D. Persebaran Penduduk ..................................................................................... 30
E. Agama ............................................................................................................ 31
F. Profil Kecamatan Rimbo Bujang ................................................................... 31
1. Struktur Organisasi Kecamatan Rimbo Bujang ....................................... 32
2. Visi dan Misi Kecamatan Rimbo Bujang ................................................ 32
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Proses Pemekaran Kecamatan Induk Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo ............................................................................................................... 34
B. Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelaksanan
Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ................. 37
1. Jenis-Jenis Pelayanan Publik ................................................................... 38
2. Standar Pelayanan Publik ........................................................................ 45
3. Inovasi Pelayanan Publik dari tahun 2015-2020...................................... 52
C. Faktor Pendukung dan Penghambat KualitasPelaksanaan Pelayanan Publik
di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.............................................. 55
xi
1. Faktor pendukung Kualitas Pelaksanaan Pelayanan Publik di
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ............................................ 55
2. Faktor Penghambat Kualiatas Pelaksanaan Pelayanan Publik di
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo ............................................ 57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 58
B. Saran .............................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 64
CURICULUM VITAE ............................................................................................. 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Luas Kecamatan Rimbo Bujang yang dirinci menurut Desa/Kelurahan .. 28
Tabel 2 : Jarak Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang .................. 29
Tabel 3 : Jumlah penduduk Kecamatan Rimbo Bujang menurut jenis kelamin
tahun 2010 sampai dengan 2018 ................................................................. 30
Tabel 4 : Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang sebelum
pemekaran ................................................................................................... 34
Tabel 5 : Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran ................................................................................................... 36
Tabel 6 : Jenis Pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang.......................................... 39
Tabel 7 : Sarana Kerja di Kecamatan Rimbo Bujang .............................................. 40
Tabel 8 : Inovasi Bentuk Pelayanan Publik 5 Tahun Terakhir ................................ 52
Tabel 9 : Daftar Informan ........................................................................................ 65
Tabel 10 : Jadwal Penelitian ...................................................................................... 69
xiii
DAFTAR SINGKATAN
SDM : Sumber Daya Manusia
UU : Undang-Undang
No : Nomor
PP : Peraturan Pemerintah
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
UUD : Undang-Undang Dasar
BKD : Badan Kepegawaian Daerah
KK : Kepala Keluarga
KM2 : Kilometer Persegi
KM : Kilo Meter
Renstra: Rencana Strategi
Renja : Rencana Kerja
LPPD : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
LKPJ : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
TND : Tata Naskah Dinas
RKA : Rencana Kerja dan Anggaran
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran
PPTK : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SKCK : Surat Keterangan Catatan Kepolisian
PAD : Pendapatan Asli Daerah
xiv
PBB : Pajak Bumi Bangunan
KTP : Kartu Tanda Penduduk
IMB : Izin Mendirikan Bangunan
PATEN : Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
TKK : Tenaga Kerja Kontrak
RT : Rukun Tetangga
ODGJ : Orang Dalam Gangguan Jiwa
Posyantek: Pos Pelayanan Teknologi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembentukan daerah melalui pemekaran daerah diarahkan untuk
mempercepat proses pembangunan di daerah dan bukan untuk memperkuat daerah
agar pada suatu saat dapat melepaskan diri dari pusat. Pemerintah daerah dapat
mempercepat pembangunan suatu daerah melalui perbaikan lingkungan perilaku
daerahnya. Peran ini dapat meliputi pengefisienan proses pembangunan,
perbaikan prosedur perencanaan dan penetapan peraturan.1Pemekaran daerah
otonom merupakan fenomena yang layak dikaji ulang, karena pemekaran daerah
otonom yang banyak terjadi di Indonesia ini tidak didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memadai. Akibatnya, dampak yang terjadi adalah
tersendatnya roda pemerintahan daerah dan carut-marutnya suatu tatanan
pemerintahan.
Pembangunan daerah yang tidak merata dan terjadi kesenjangan antar
daerah sering kali menjadi permasalahan serius. Beberapa daerah mencapai
pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan
yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama
karena sumber-sumber yang dimiliki pun berbeda.2 Pembangunan daerah sangat
diperlukan seperti halnya dengan melakukan pemekaran daerah tersebut.
1Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, (Erlangga: Jakarta, 2004), hlm.
114. 2Ibid., hlm. 127.
2
Kecamatan-kecamatan yang semakin kuat karakter urbannya kemudian
dijadikan Kota Administratif, sebuah unit pemerintahan wilayah dekonsentratif
(field administration). Selanjutnya bila karakter tersebut telah semakin menguat,
daerah tersebut dijadikan Kota Madya yang setingkat dengan Pemerintahan
Kabupaten. Diluar itu juga dimungkinkan pembentukan pemerintah Kabupaten
ataupun Provinsi baru.3
Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam rangka
memberikan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan menuju
terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, adil dan makmur.
Pemekaran wilayah pada dasarnya bertujuan untuk peningkatan pelayanan
(service delivery) pemerintah daerah (local government) kepada masyarakat, agar
lebih efisien dan efektif terhadap potensi, kebutuhaan maupun karakteristik di
masing-masing daerah. Oleh karena itu adanya pemekaran wilayah seharusnya
akan membuat suatu daerah menjadi semakin terbuka, jalur pengembangannya
lebih luas, tersebar keseluruh wilayah, sebagai wahana untuk secara cepat keluar
dari kondisi keterpurukan ekonomi.4
Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujangdilakukan untuk mengatasi jauhnya
jarak rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, serta memberi
kesempatan pada daerah untuk melakukan pemerataan pembangunan dan
3
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah Kajian Teori, Hukum, dan
Aplikasinya, (Sinar Grafika, Jakarta, 2018), hlm. 36. 4 Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm. 2-3.
3
peningkatan kualitas pelayanan.5Melihat sisi positif pemekaran daerah adalah
untuk menyelesaikan masalah ketertinggalan suatu daerah dan pemekaran daerah
mempunyai peluang untuk lebih diperhatikan dan keluar dari ketertinggalan.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 yang
berisi bahwa sesuai dengan perkembangan pembangunan dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta menyikapi aspirasi masyarakat tentang
pemekaran wilayah Kecamatan Rimbo Bujang menjadi 3 (tiga) Kecamatan.6
Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan pada tahun 2003 menjadi 3
Kecamatan yaitu Kecamatan Rimbo Bujang sebagai Kecamatan induk,
Kecamatan Rimbo Ilir dan Kecamatan Rimbo Ulu. Hasil dari pemekaran,
Kecamatan Rimbo Ulu berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rimbo Bujang
yang terdiri dari : Desa Suka Maju, Desa Sungai Pandan, Desa Suka Damai, Desa
Wana Reja, Desa Sumber Sari, Desa Sido Rukun. Sedangkan Kecamatan Rimbo
Ilir berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rimbo Bujang yang terdiri dari :
Desa Sidorejo, Desa Pulung Rejo, Desa Karang Dadi, Desa Giri Purno, Desa
Sumber Agung, Desa Sari Mulya, DesaGiriwinangun, Dusun Ladang Panjang,
Dusun Serai Serumpun, Dusun Rantau Kembang, dan Dusun Margodadi.7
Kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dimana tercipta
hubungaan yang dinamis antara pengguna layanan maupun pemberi layanan baik
jasa, manusia. Pelayanan publik berkaitan erat dengan kemampuan, ketepatan
waktu, daya tanggap, dan sarana prasarana yang tersedia. Kecepatan dan
5Wawancara dengan Bapak Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang, pada
tanggal 25 Mei 2019. 6Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kecamatan 7Wawancara dengan Bapak Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang, pada
tanggal 25 Mei 2019.
4
keramahan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang kepada pengguna layanan yang
datang terlihat dari cara mereka memberikan salam, senyum, dan langsung
tanggap dengan menawarkan bantuan kepada masyarakat yang datang dan ingin
melakukan proses pelayanan. Sarana dan prasarana yang di sediakan oleh pihak
Kecamatan Rimbo Bujang untuk pengguna layanan juga sudah memadai, terlihat
dari penataan ruangan yang rapi sehingga masyarakat merasa lebih puas dan
nyaman dengan pelayanan yang diberikan.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah Kecamatan
Rimbo Bujang sudah memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat, namun ada
faktor yang menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas layanan, hal ini
ditandai dengan masih adanya masyarakat yang kurang paham mengenai prosedur
pengurusan pelayanan. Sebagai contoh adanya masyarakat yang tidak mau
mengikuti setiap prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak kecamatan. Menurut
Bapak Richi Shaputra, S.STP selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan
penjelasan,8 “Aturan dalam standar operasional pelayanan salah satunya yaitu
persyaratan yang lengkap, namun pada kenyataannya masyakarat banyak yang
melakukan proses layanan seperti mengajukan pembuatan surat ahli waris dengan
tidak melengkapi beberapa berkas yang menjadi syarat dalam pembuatan surat,
seperti tidak melampirkan fotokopi KTP/KK, dan langsung menemui camat
dengan alasan karena sudah saling mengenal. Tentu saja itu tidak dapat dilakukan
dan masyarakat tetap harus mengikuti standar operasional yang telah ditetapkan”.
8Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020.
5
Pelayanan publik yang berkualitas dapat dilihat dari kualitas SDM yang ada
di instansi pemerintah dan kerjasama yang baik dengan masyarakat. Faktor
penentu lembaga dapat dikatakan berkualitas adalah dengan adanya SDM yang
siap dan handal dalam memberikan layanan kepada masyarakat sebagai pengguna
layanan, dan masyarakat juga harus paham prosedur yang telah ditetapkan untuk
melakukan proses layanan.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Pemekaran Kecamatan Induk
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
perumusan masalah yang penulis angkat dalam pembahasan skripsi ini adalah:
1. Bagaimana proses pemekaran kecamatan induk Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo?
2. Bagaimana dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas pelayanan
publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat kualitas pelayanan publik di
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melenceng dan tidak meluas serta cakupan
penelitian ini jelas, fokus dan lebih mendalam maka penulis memberikan batasan-
batasan penelitian.Adapun fokus dan penelitian ini adalah pada kualitas pelayanan
publik yang dilaksanakan pada 5 tahun terakhir.
6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, adapun
tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah:
a. Untuk mengetahui proses pemekaran kecamatan induk Rimbo Bujang
Kabupaten Tebo.
b. Untuk mengetahui dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas
pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada kualitas pelayanan
publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada
jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
b. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca khususnya dan
masyarakat luas umumnya agar mengetahui tentang analisis dampak
pemekaran kecamatan.
c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi penulis dalam rangka
mengembangkan keilmuan yang telah didapat selama dibangku perkuliahan.
E. Kerangka Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat
konsep, definisi dan proses yang disusun secara sistematis. Secara umum teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan
7
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.Sedangkan kerangka teoritis
didefinisikan sebagai suatu model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari
suatu hubungan antara masing-masing faktor yang telah didefinisikan sebagai hal
penting untuk sebuah masalah.9
Kerangka teori merupakan uraian ringkas tentang teori yang akan digunakan
dalam menjawab pertanyaan penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat,
maka penulis menganggap perlunya sebuah kerangka teori sebagai landassan
berfikir untuk mendapatkan konsep yang baik dan benar serta tepat sasaran dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk menganalisis permasalahan ini, penulis menggunakan teori sebagai
berikut:
1. Otonomi Daerah
1.1 Definisi Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewenangan derah otonom
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan undang-undang.10
Daerah otonom menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sedangkan Menurut PP No.72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintahan
9 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke-3, (Bandung: Refika Aditama, 2012),
hlm. 91. 10
Sri Soemantri, Otonomi Daerah, (PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung, 2014),
hlm.13.
8
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1.2 Tujuan Otonomi Daerah
Otonomi daerah bertujuan untuk mewujudkan secara nyata
penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, danberwibawa guna
mewujudkan pemberian pelayanan kapada masyarakatdalam rangka
meningkatkan kesejahteraan otonomi daerah jugamerupakan keterikatan yang
kuat antara daerah yang satu dengan daerahyang lainnya disamping menumbuh
kembangkan semangat kebersamaandalam simpul Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan otonomi daerah, pemerintah semakin didekatkan kepada
masyarakat.Itulah sebabnya maka kepala pemerintahan di daerah harus dipilih
oleh representasi rakyat setempat secara murni, tanpa intervensi dan partonase
pemerintah yang lebih atas, dan bertanggung jawab kepada rakyat setempat
melalui mekanisme yang mereka sepakati.11
1.3 Asas-Asas Otonomi Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
daerah, terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar
bagi pemerintah daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu:
a. Desentralisasi: adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurus urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas
otonom.
11
Syamsudin Haris, dkk,Desentraisasi dan Otonomi Daerah Naskah Akademik dan RUU
Usulan LIPI, (LIPI Press: Jakarta, 2003), hlm. 17.
9
b. Dekonsentrasi: adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada Gubernur dan Bupati/Wali
Kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
c. Tugas Pembantuan: adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah Provinsi kepada
daerah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah Provinsi.
2. Pemekaran Daerah
2.1 Definisi dan Jenis-Jenis Pemekaran Daerah
Pemekaran daerah merupakan pembentukan daerah baru guna pemerataan
pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan
sarana dan pra sarana aparatur dan daerah tersebut.
Pemekaran wilayah merupakan suatu langkah strategis yang ditempuh oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan
baik dalam rangka pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan menuju
terwujudnya suatu tatanan kehidupan masyarakat yang lebih maju, mandiri,
sejahtera, adil, dan makmur.12
Ada beberapa jenis-jenis Pemekaran Daerah :
1. Pemekaran Kecamatan
Kecamatan merupakan salah satu perangkat daerah di atas desa dan
kelurahan yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Kecamatan
harus berupaya memperbaiki diri agar menjadi lebih baik demi melayani
12
Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm 1
10
masyarakat dengan efisien dan semaksimal mungkin. Salah satu cara untuk
meningkatkan hal tersebut adalah dengan pemekaran kecamatan, dengan melihat
kenyataan bahwa pelaksanaanya berdampak baik atau buruk terhadap efektivitas
pelayanan masyarakat pada saat sebelum terjadinya pemekaran di kecamatan
tersebut. Oleh karena itu sasaran yang hendak di capai dengan pemekaran
kecamatan tersebut apakah berdampak baik atau sebaliknya bagi efektivitas dan
kualitas terhadap pelayanan masyarakat.13
Pemekaran daerah merupakan
pembentukan daerah baru guna pemerataan pembangunan dan pemberian
pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan sarana dan pra sarana aparatur
dan daerah tersebut.
2. Pemekaran Desa
Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil dengan luas wilayah desa yang
tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga, mayoritas penduduknya
bekerja dibidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah.14
Dalam
proses pemekaran dan pengembangan desa itu bertujuan untuk memperbaiki
tingkat kehidupan masyarakat desa, perbaikan dalam arti dapat menambah tingat
pendapatan per kepala tiap penduduk, taraf hidup yang layak, serta dapat
menikmati pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan sosial yang merata.15
2.2 Tujuan Pemekaran Daerah
Dalam berbagai kebijakan baik dalam Undang-Undang ataupun Peraturan
Pemerintah, pemekaran daerah memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;
13
Ibid., hlm.2 14
B.N. Marbun, Proses Pembangunan Desa, (Erlangga: Jakarta, 1988), hlm. 9 15
Ibid., hlm.6
11
3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah;
4. Percepatan pengelolaan potensi daerah;
5. Peningkatan keamanan dan ketertiban.
Dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang jika dilihat dari dimensi
pelayanan publik, pemekaran daerah memperpendek jarak geografis pemukiman
penduduk dengan sentra pelayanan, terutama ibukota pemerintahan daerah.
Pemerintahan daerah memiliki dua tingkatan, yaitu :
1. Pemerintahan daerah provinsi dilaksanakan oleh pemerintah daerah Provinsi
(Gubernur/Wakil Gubernur dan perangkat daerah Provinsi) dan DPRD
Provinsi.
2. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh pemerintah daerah
Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dan
perangkat daerah Kabupaten/Kota) dan DPRD Kabupaten/Kota.
Peran pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
publik adalah sebagai berikut :
1. Dukungan kebijakan tetang pelimpahan wewenang kepada provider untuk
menyelenggarakan pelayanan atau beberapa jenis pelayanan kepada
masyarakat. Untuk ini koordinasi antara pemerintah daerah, unit pelayanan
dan instansi perlu dijalin secara harmonis agar penyelenggaraan pelayanan
lebih maksimal.
2. Dukungan kebijakan dari Bupati bahwa rekrutmen dan penempatan pegawai
yang dilakukan BKD disesuaikan dengan kebutuhan atau kriteria dari
Provider.
12
2.3 Dasar Hukum Pemekaran Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007, pemekaran
daerah/wilayah adalah pemecahan suatu pemerintah baik Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan menjadi dua daerah atau lebih.
Dalam rangka dalam rangka pemerataan pembangunan daerah dan pengembangan
wilayah yang diarahkan pada peningkatan kulaitas sumber daya manusia dan
pengadaan sarana kebutuhan masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah
bahwa pemekaran daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf a
berupa: pemecahan Daerah Provinsi atau Daerah Kabupaten/Kota untuk menjadi
dua atau lebih daerah baru atau penggabungan bagian daerah dari daerah yang
bersanding dalam 1 (satu) daerah Provinsi menjadi satu daerah baru. Pada
dasarnya pemekaran wilayah merupakan salah satu bentuk otonomi daerah dan
merupakan salah satu hal yang perlu di perhatikan karena dengan adanya
pemekaran wilayah di harapkan dapat memaksimalkan pemerataan pembangunan
daerah dan pengembangan wilayah.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang
Kecamatan dalam Pasal 3 ayat (1) Pembentukan Kecamatan dilakukan melalui:
a. pemekaran 1 (satu) Kecamatan menjadi 2 (dua) Kecamatan atau lebih; atau
b. penggabungan bagian Kecamatan dari Kecamatan yang bersandingan dalam
satu daerah Kabupaten/Kota menjadi Kecamatan baru.
13
Pasal 4 ayat (1) Persyaratan dasar pembentukan Kecamatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) meliputi: a. jumlah penduduk minimal; b. luas
wilayah minimal; c. usia minimal Kecamatan; dan d. jumlah minimal desa/
Kelurahan yang menjadi cakupan.
3. Pelayanan Publik
3.1 Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik adalah merupakan
salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat
disamping sebagai abdi negara dengan maksud untuk mensejahterakan
masyarakat.16
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut: Pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang di sediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dukungan kebijakan yang diberikan Bupati misalnya penyelenggaraan
pelayanan terpadu, yang dilimpahkan dari instansi sebelumnya ke kantor
pelayanan perizinan terpadu seperti selama ini dilakukan agar lebih efektif dan
efisien. Dari segi anggaran, kantor pelayanan membutuhkan dukungan tambahan
intensif, pengadaan sarana prasarana, dan lain lain. Oleh sebab itu, Pemda
16
Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm. 31
14
(Gubernur/Bupati dan DPRD) punya peran penting dalam mendukung
penyelenggaraan pelayanan publik di daerah otonom.17
Pada hakekatnya pemerintahan adalah pemberi pelayanan kepada
masyarakat, oleh karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.
3.2 Tujuan Pelayanan Publik
Tujuan pelayanan publik menurut Zeitahml, Valerie A adalah bagaimana
mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh
publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai
pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh
pemerintah.
3.3 Jenis-jenis Pelayanan Publik
Bentuk pelayanan berdasarkan keputusan MENPAN
No.63/KEP/MENPAN/7/2003 kegiatan pelayanan umum atau publik antara lain:18
a) Pelayanan Administratif, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik.
b) Pelayanan Barang, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
atau jenis barang yang digunakan oleh publik.
c) Pelayanan Jasa, merupakanpelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan oleh publik.
d) Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan yang menyediakan bahan-
bahan kebutuhan pokok masyarakat.
17
Nurmah Semil, Pelayanan Prima Instansi Pemerintah Kajian Kritis pada Sistem
Pelayanan Publik di Indonesia, (Prenadamedia Group: Depok, 2018), hlm. 196. 18
Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.
Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4.
15
e) Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yang berhubungan dengan
sifat dan kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan.
3.4 Standar Pelayanan Prima
Beberapa standar pelayanan prima untuk mengukur kualitas pelayanan dapat
dilihat dari beberapa aspek:19
a) Daya Tanggap/Respon (Responsiviness) dengan melayani dengan cepat.
b) Kenampakan Fisik dan Bukti Langsung/Berwujud (Tangible) dengan SDM
dan sumber saya lainnnya yang memadai.
c) Kehandalan (Reliability) dengan pelayanan yang tepat dan benar.
d) Empati (Empathy) dengan mengetahui keinginan dan kebutuhan pengguna
layanan.
e) Jaminan (Assurance) dengan etika moral dalam pelayanan.
Pengukuran kualitas pelayanan dapat dililihat dari kinerja pegawai dalam
melaksanakan pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang, dapat diilustrasikan
sebagai berikut:
19
Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml Berry.
http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses
Tanggal 26 April 2020, pukul 19.56 WIB
16
F. Tinjauan Pustaka
Guna memberikan penguatan terkait deskripsi teoritik diatas, maka
dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang telah
terlebih dahulu dilakukan oleh :
a) Penelitian oleh Ones Gita Crystalia (2015) dengan judul Kualitas Pelayanan
Publik di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.20
Hasil
penelitian Ones Gita Crystalia menunjukkan bahwa terlihat hubungan yang
positif antara pemekaran Kecamatan terhadap kepuasan pelayanan
20
Ones Gita Crystalia, “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
Faktor
Pendukung
Pelayanan Publik
Faktor
Penghambat
Pelayanan Publik
Pelaksanaan
Pelayanan Publik
oleh Kantor Camat
Rimbo Bujang
Aspek kualitas pelayanan:
1. Respon (Responsiviness)
2. Berwujud (Tangibel)
3. Kehandalan (Reliability)
4. Empati (Emphaty)
5. Jaminan (Assurance)
Kepuasan Masyarakat terhadap
Kualitas Pelayanan
di Kecamatan Rimbo Bujang
17
kependudukan di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Hasil
penelitian yang didapat bahwa, Tingkat pengaruh pemekaran kelurahan
terhadap kepuasan pelayanan kependudukan pada Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo berada pada posisi belum cukup memuaskan.
Perbedaan penelitian oleh Ones Gita Crystalia dengan penelitian ini
adalah menggunakan teknik analisis pada dampak pemekaran Kecamatan.
Penelitian oleh Ones Gita Crystalia menggunakan sampel dan populasi
masyarakat Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan
penelitian ini sampel dan populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo
Bujang.
b) Penelitian Oleh Maya Rahmdhani R (2016) dengan judul Evaluasi Kinerja
Pelayanan Aparatur Kelurahan Way Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah
Kelurahan di Kota Bandar Lampung.21
Pada penelitian ini penulis
memfokuskan masalah penelitian pada penilaian kinerja melalui partisipasi
masyarakat yang merupakan suatu langkah dalam lebih memperbaiki tata
kelola pemerintahan yang baik dan benar dalam memberikan layanan yang
seharusnya kepada masyarakat sebagai penerima layanan dari aparatur
pemerintahan di Kota Bandar Lampung.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah Penelitian Maya Rahmdhani R
ini menggunakan sampel dan populasi masyarakat Kecamatan Kelurahan Way
Dadi Baru Kota Bandar Lampung sedangkan dalam penelitian ini sampel dan
populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang.
21
Maya Rahmadhani R, “Evaluasi Kinerja Pelayanan Aparatur Kelurahan Way Dadi
Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan di Kota Bandar Lampung” Skripsi Fakultas Fisipol,
Universitas Lampung, 2016.
18
c) Penelitian Oleh Ahmad Irfan (2017) dengan judul Dampak Pemekaran
Kecamatan Pulau PisangKabupaten Pesisir Barat Terhadap Kualitas Pelayanan
Publik Di Kantor Kecamatan.22
Pada penelitian ini penulis memberikan fokus
masalah penelitian pada kualitas dan pengaruh pemekaran kecamatan pada
pelayanan publik dari dampak pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten
Pesisir Barat.
Perbedaan penelitian oleh Ahmad Irfan dengan penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis pada dampak pemekaran Kecamatan. Penelitian
oleh Ahmad Irfan menggunakan sampel dan populasi masyarakat Kecamatan
Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat. Sedangkan penelitian ini sampel dan
populasi berasal dari masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang.
22
Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017.
19
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan peristiwa
maupun fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan sata secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan.23
Penelitian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mengumpulkan data yang spesifik dari informan dan menafsirkan makna analisis
data dari objek yang diteliti yaitu dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang
terhadap kualitas pelayanan publik di Kecamatan tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
C. Jenis Data dan Sumber Data
a) Jenis Data
Dalam penelitian ini penelitimenggunakan dua jenis data, yaitu Data Primer
dan Data Sekunder. Dibawah ini dirincikan satu persatu apa saja yang yang
termasuk kedalam data primer dan data sekunder dan untuk menunjang penelitian
ini terlaksana.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya tanpa ada
perantaraan, dan data primer di sini adalah data yang penulis ambil atau
23
Ibid.,hlm. 49
20
peroleh langsung dari responden penelitian dan peristiwa temuan di
lapangan.24
Data primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh peneliti yang bersangkutan untuk pertama kalinya. Data
primer ini disebut juga sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.25
Data primer yang peneliti maksud adalah informasi-
informasi yang diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan observasi
dan wawancara. Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai dampak pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang. Data primer ini
diperoleh dengan melakukan wawancara dengan masyarakat, Camat dan
Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang tentang kualitas pelayanan publik
setelah terjadi pemekaran di Kecamatan Rimbo Bujang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui perantaraan. Data ini diperoleh dari sumber lain,
sehingga tidak berifat autentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua,
ketiga dan seterusnya. Data sekunder data yang dimaksud adalah dokumen
kantor Camat Rimbo Bujang, dan peraturan lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini, serta buku, jurnal ataupun tulisan lain yang
dikeluarkan oleh industri lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
24
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Sekripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syari’ah Press, 2014),
hlm. 178.
25
Djaman Satori, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: Alfabeta, 2011. hlm.542
21
b) Sumber Data
Sumber data adalah sebagai bahan baku informasi atau subjek, tempat atau
asal diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau orang, yaitu informasi atau
responden. Penentuan sumber data yang berdasarkan atas jenis data yang telah
ditentukan seperti sumber data yang berdasarkan dari sumber dokumen, sumber
kepustakaan dan sumber lapangan. Sumber data dalam penelitian disesuaikan
dengan fokus dan tujuan penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis
dengan informan dilapangan, isi dari dokumen-dokumenkantor Camat Rimbo
Bujang, Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang dan buku-buku, maupun hal-hal
lain yang bersangkutan dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai
terknik, namun dalam penellitian ini teknik yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi merupakanpemilihan, perubahan, pencatatan serangkaian perilaku
dan sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai dengan tujuan
empiris.26
Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih sempit yaitu pengamatan
dengan cara menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan/kuisioner. Maka peneliti mengamati secara langsung dilapangan.
Objek penelitian ini menggunakan observasi pertisipasi, dimana peneliti
melakukan interaksi secara langsung dalam situasi sosial dengan subjek
26
Arikunto,“Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2001). hlm.118
22
penelitian, teknik ini digunakan untuk mengamati dan memahami peristiwa yang
terjadi di lapangan.
Pengamatan yang dilakukan terkait lima aspek pelayanan publik
mempunyau indikator yaitu penampilan pegawai dalam melakukan proses
pelayanan, respon kepada penggunakan layanan, melakukan pelayanan dengan
cepat dan tepat atau tidak, melakukan pelayanan tepat waktu atau tidak, merespon
keluhan pelamggan atau tidak, kenyamanan tempat pelayanan, kemudahan proses
pelayanan, kedisiplinan pegawai dalam melayani, mempunyai standar pelayanan
atau tidak, kemampuan menggunakan alat bantu, keahlian menggunakan alat
bantu, mempunyai jaminan kepastian biaya atau tidak, mendahulukan kepentingan
pelanggan, melayani dengan sikap sopan santun dan ramah atau tidak, bersikap
diskriminasi atau tidak, dan melayani setiap pelanggan atau tidak.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan
muka. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan
interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara dengan narasumber
dengan maksud menghimpun informasi dari informan yang dari padanya
pengetahuan dan pemahaman diperoleh.27
Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada
dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa
27
Djamaan Satori & Aan K. “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 65
23
yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi
jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan
bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa
lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang.28
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam secara terstruktur sehingga peneliti dapat mendengar langsung serta
mencatat dengan teliti apa yang diterangkan oleh informan. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang
bersangkutan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.29
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa
dokumentasi-dokumentasi baik surat-surat maupun foto-foto lapangan dalam
kegiatan pengumpulan informasi atau data.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan
dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.
28
Patilima, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Semarang: Alfabeta. 2007). hlm.65 29
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R& D”, (Bandung: Alfabeta), 2009. hlm,
329.
24
Ada bebarapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:
1. Penyusunan data;
2. Klasifikasi data;
3. Pengolahan data;
4. Penyimpulan data.
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data kualitatif
maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Data
Penyusunan data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai apakah
data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data yang didapat
berguna atau tidak dalam penelitian sehingga dilakukan seleksi penyusunan.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan data
yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini disesuaikan dengan
sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan analisa yang
terkandung dalam penelitian itu sendiri.
3. Pengelolaan Data
Setelah semua data dan fakta dimaksudkan sebagai usaha untuk
menggolongkan data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan
ini disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itiu sendiri.
4. Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta yang
satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas kegunaanya.
25
Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
apabila tidak dikemukakan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.30
Terealisasinya keempat metode analisis data ini setelah semua data-data
yang diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan di filter mana
data yang dibutuhkan atau diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dan
mana yang tidak di perlukan.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan, dalam babini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, kerangka teori dan
tinjauan pustaka.
Bab II: Metode Penelitian, pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, jenis
dan sumber data, teknik analisis data.
Bab III: Gambaran Umum Lokasi Penelitian, dalam bab ini membahas
tentang situasi dan kondisi di lapangan, keadaan monografi lapangan.
Bab IV: Pembahasan Dan Hasil Penelitian, bab ini membahas mengenai data
yang di gunakan, pengelohan data tersebut dengan alat analisis yang
diperlukan dan hasil analisis data.
Bab V: Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan yang melekat pada penelitian
dan saran-saran yang di ajukan untuk penelitian selanjutnya.
30
Ibid., hlm.252
26
BAB III
GAMBARAN UMUM KECAMATAN RIMBO BUJANG
A. Sejarah Kecamatan Rimbo Bujang
Rimbo Bujang merupakan nama sebuah Kota sekaligus Kecamatan di
Kabupaten Tebo, dan pernah menjadi bagian dari Kabupaten Bungo Tebo
sebelum tahun 1999. Rimbo Bujang merupakan daerah eks proyek transmigrasi
yang berhasil yang penempatan penduduknya pertama kali pada tanggal 9
Desember 1975 di Unit 1 yang sekarang dinamakan Desa Perintis dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 500 KK atau 2.067 jiwa yang di pimpin oleh bapak
Drs. Karmai sebagai Camat Rimbo Bujang. Penempatan penduduk ini
berlangsung hingga tahun 1981 dengan jumlah kepala mencapai 8.156 KK atau
36.134 jiwa yang menempati 20 Unit/Blok pemukiman dengan mayoritas
penduduk berasal dari Jawa Tengah. Rimbo Bujang berkembang dari hutan rimba
menjadi kawasan padat penduduk dengan jumlah penduduk melebihi Muara Tebo
yang merupakan ibukota Kabupaten Tebo.
Kecamatan Rimbo Bujang pertama kali dipimpin oleh Drs. Karmai dengan
masa jabatan dari tahun 1977 sampai tahun 1984, setelah itu di gantikan dengan
Drs. Abdullah Hich dengan masa jabatan dari tahun 1984 sampai tahun 1986,
selanjutnya Drs. Dewa Liga Braksan menjabat dari tahun 1986 sampai tahun
1993, selanjutnya Mawardi, BA memimpin Kecamatan Rimbo Bujang dengan
masa Jabatan dari tahun 1993 sampai tahun 1996 kemudian digantikan oleh
Marzuki, BA pada 1996, tidak lama setelah itu digantikan lagi oleh Drs. Syargawi
Ishak dengan masa jabatan pada tahun 1996 sampai tahun 2001 kemudian diganti
oleh Drs. Aswan Deswan pada tahun 2001, setelah itu Kecamatan Rimbo Bujang
27
kembali mengalami pergantian pemimpin yaitu Drs. Asnawi Zakaria sebagai
camat dengan masa jabatan 2001 sampai tahun 2007. Pada masa jabatan Drs.
Asnawi Zakaria, Kecamatan Rimbo Bujang melakukan pemekaran sesuai dengan
keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003. Setelah
Kecamatan Rimbo Bujang mekar, Drs. Eryanto, MM menjabat dari tahun 2007
sampai Oktober 2010, kemudian pada Oktober 2010 Rimbo Bujang dipimpin oleh
Taufik Hidayat, SE yang menjabat hingga Agustus 2011. Di tahun yang sama
pada September 2011 hingga Oktober 2011 dipimpin oleh Aswadi, tidak lama
setelah itu pada Oktober 2011 sampai Juni 2015 Kecamatan Rimbo Bujang
dipimpin oleh Suparna, SE, digantikan kembali oleh Ratno Suwandi, SE, MM
pada Juni 2015 sampai Juli 2015, pada bulan dan tahun yang sama pergantian
pemimpin kembali dilakukan yaitu Juli 2015 sampai Januari 2019 Kecamatan
Ruimbo Bujang dipimpin oleh Sukiman, SE, MM. Januari 2019 Siti Nariyah,
S.Pd.I menjabat sebagai Camat sampai Desember 2019, dan sekarang pada tahun
2020 Kecamatan Rimbo Bujang dipimpin oleh Richi Shaputra S.STP.
B. Letak Geografis Kecamatan Rimbo Bujang
Kecamatan Rimbo Bujang terletak antara 1,18 sampai 1,35 Lintang Selatan
antara 102,32 sampai 102,37 Bujung Timur. Luas wilayah Kecamatan Rimbo
Bujang adalah 408.30 km2 atau 6.44% dari luas Kabupaten Tebo. Jarak dari
ibukota Kecamatan Rimbo Bujang ke ibukota Kecamatan-Kecamatan dalam
Kabupaten Bungo dan Tebo adalah:
1. Wirotho Agung – Muara Bungo = 32 km
2. Wirotho Agung – Tanah Tumbuh = 62 km
3. Wirotho Agung – Rantau Pandan = 62 km
28
4. Wirotho Agung – Pulau Temiang = 26 km
5. Wirotho Agung – Muara Tebo = 40 km
6. Wirotho Agung – Sungai Bengkal = 148 km
7. Wirotho Agung – Rantau Ikil = 54 km
Batas-batas Kecamatan Rimbo Bujang:
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tengah Ulu
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Rimbo Ilir
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Bungo
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Rimbo Ulu
Topografi Ketinggian dari permukaan laut sekitar 50 – 100 meter.
C. Demografi
Secara asministratif wilayah Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari 7
(Tujuh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1: Luas Kecamatan Rimbo Bujang yang dirinci menurut
Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan Luas (Km2) Presentase
(1) (2) (3)
1. Rimbo Mulyo 52.37 12.83
2. Sapta Mulia 33.78 8.27
3. Pematang Sapat 75.24 18.43
4. Tegal Arum 47.46 11.62
5. Tirta kencana 54.81 13.42
6. Purwo Harjo 55.31 13.55
7. Perintis 49.58 12.14
29
8. Wirotho Agung 38.37 9.40
Jumlah 406.92 100
Sumber: BPP Kecamatan Rimbo Bujang
Berdasarkan 7 (tujuh) Desa dan 1 (satu) Kelurahan yang ada, Desa
Pematang Sapat merupakan desa yang mempunyai wilayah terluas yaitu sekitar
75.24 Km2. Sedangkan Desa Sapta Mulia merupakan desa yang mempunyai
wilayah terkecil yaitu sekitar 33.78 Km2.31
Jarak tempuh setiap Desa/Kelurahan
ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang, rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Jarak Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan Rimbo Bujang
Desa/Kelurahan Jarak (Km)
(1) (2)
1. Rimbo Mulyo 10
2. Sapta Mulia 16
3. Pematang Sapat 27
4. Tegal Arum 14
5. Tirta Kencana 7
6. Purwo Harjo 7
7. Perintis 7
8. Wirotho Agung -
Sumber: Kantor Camat Rimbo Bujang
Apabila dilihat dari jarak antara Desa/Kelurahan ke Ibukota Kecamatan
Rimbo Bujang, Desa Pematang Sapat memiliki jarak tempuh terjauh yaitu sekitar
31
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka 2019,
Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019, hlm. 6
30
27 Km, sedangkan Kelurahan Wirotho Agung memiliki jarak tempuh 0 Km,
karena merupakan kelurahan yang dijadikan sebagai Ibukota Kecamatan Rimbo
Bujang.32
Laju pertumbuhan dan jumlah penduduk Kecamatan Rimbo Bujang tahun
2019 berdasarkan data dari Sensus Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten
Tebo. Untuk rasio jenis kelamin proyeksi pada akhir tahun 2018 dari total jumlah
penduduk sebesar 67.577 jiwa, penduduk laki-laki berjumlah 35.615 jiwa dan
perempuan 31.962 jiwa, dapat dilihat dari table berikut:33
Tabel 3: Jumlah Penduduk Kecamatan Rimbo Bujang Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2010 s/d 2018
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
2010 31.163 28.658 59.821
2011 31.960 29.389 61.349
2012 32.749 30.222 62.971
2013 33.584 31.041 64.624
2014 33.442 30.928 64.370
2015 34.033 31.080 65.113
2016 34.564 31.433 65.997
2017 35.096 31.734 66.830
2018 35.615 31.962 67.577
Sumber: Sensus Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kabupaten Tebo.
D. Persebaran Penduduk
Rimbo Bujang merupakan Kecamatan dengan jumlah peduduk yang
tertinggi di Kabupaten Tebo dengan mayoritas penduduk yang berasal dari Jawa
32
Ibid., hlm. 5 33
Ibid., hlm. 27
31
dan Sumatera Barat, dan penduduk Rimbo Bujang rata-rata bermata pencarian
sebagai petani/berkebun karet dan sawit. Sebagian dari mereka juga bermata
pencarian sebagai pedagang maupun pengusaha.
E. Agama
Masyarakat Rimbo Bujang sebagian besar memeluk agama Islam, dan
sebagian memeluk agama Kristen. Sarana tempat ibadah di Kecamatan Rimbo
Bujang terdapat: 134 Masjid, 248 Mushola/Langgar, dan 2 Gereja.34
F. Profil Kecamatan Rimbo Bujang
Kantor Kecamatan Rimbo Bujang sebagai salah satu instansi pemerintah
daerah mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditandai dengan ditetapkannya UU
Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah telah membawa konsekuensi
yang luas bagi lembaga pemerintahan ditingkat daerah. Dalam mewujudkan
tujuan otonomi daerah yaitu mempercepat tercapainya kesejahteraan rakyat
mealui peningkatan pelayanan publik di daerah, maka lembaga pemerintahan
ditingkat daerah seperti Kecamatan Rimbo Bujang dituntut mampu memberikan
pelayanan publik yang mudah, cepat dan murah. Sebagaimana yang selalu
diharapkan masyarakat di Kecamatan Rimbo Bujang. Berikut gambaran umum
dari Kecamatan Rimbo Bujang:
34
Kantor Camat Rimbo Bujang
32
1. Struktur Organisasi Kecamatan Rimbo Bujang
Sumber: Kantor Camat Rimbo Bujang
2. Visi dan Misi Kecamatan Rimbo Bujang
2.1 Visi
Terwujudnya pengelolaan pemerintahan dan masyarakat yang teratur,
daerah yang berdaya saing tinggi, keadaan yang aman dan kondusif dalam
masyarakat, keseimbangan pembangunan antar sektor, antar wilayah dan antar
kelompok masyarakat sesuai dengan prioritas dan kebutuhan, dan terpenuhinya
kebutuhan hidup masyarakat.
CAMAT
RICHI SHAPUTRA, S.STP.
(PENATA TK. I/III. d)
SEKRETARIS CAMAT
KA.SUBBAG UMUM, KEPEGAWAIAN &ASET
ABDUL AZIZ, S.Pd.
(PENATA/III. c)
KA. SUBBAG PROGRAM PERENCANAAN KEUANGAN
EVALUASI &MONITORING
MASKURI, S.Ag.
(PENATA/III. c)
KASI PEMERINTAHAN
HAIDIR, S.Pd.
(PEMBINA/IV. a)
KASI KESSOSTRANTIBUM
BAMBANG IRWANTO
(PENATA TK I/III. d)
KASI EKONOMI & PEMBANGUNAN
YENNI SOVIA, S.E.
(PENATA/III. c)
KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ZAINAL ARIKI, S.S.
(PENATA/III. c)
33
2.2 Misi
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan umum;
b. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta tatanan kehidupan
beragama dan berbudaya;
c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);
d. Mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat
berbasis agribisnis dan agroindustri dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup;
e. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat.
34
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Proses Pemekaran Kecamatan Induk Rimbo Bujang Kabupaten Tebo
Pada tahun 1992 Kecamatan Rimbo Bujang resmi menjadi Kecamatan
Definitif. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003
Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu
Kecamatan Rimbo Bujang sebagai Kecamatan Induk, Kecamatan Rimbo Ulu, dan
Kecamatan Rimbo Ilir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan
Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang menjelaskan bahwa:35
“Kecamatan Rimbo Bujang dimekarkan menjadi 3 Kecamatan, yaitu
Kecamatan Rimbo Bujang, Kecamatan Rimbo Ulu, dan Kecamatan Rimbo
Ilir, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003,
wilayah Kecamatan Rimbo Ulu merupakan bagian dari wilayah Kecamatan
Rimbo Bujang yang di kurangi, sedangkan Kecamatan Rimbo Ilir
merupakan penggabungan dari wilayah Kecamatan Rimbo Bujang,
Kecamatan Tebo Ulu dan Kecamatan Sumay ”.
Rimbo Bujang membawahi dan membina 7 (Tujuh) Desa dan 1 (satu)
Kelurahan, yaitu: Desa Perintis, Desa Purwo Harjo, Desa Rimbo Mulyo, Desa
Tegal Arum, Desa Tirta Kencana, Desa Sapta Mulia, Desa Pematang Sapat, dan
Kelurahan Wirotho Agung.
Tabel 4: Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang sebelum
dilakukan Pemekaran Kecamatan
NO KECAMATAN KELURAHAN DESA
1. Rimbo Bujang Wirotho Agung Desa Perintis
Desa Purwo Harjo
35
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020.
35
Desa Rimbo Mulyo
Desa Tegal Arum
Desa Tirta Kencana
Desa Sapta Mulia
Desa Pematang Sapat
Desa Suka Maju
Desa Sungai Pandan
Desa Suka Damai
Desa Wana Reja
Desa Sumber Sari
Desa Sido Rukun
Desa Sidorejo
Desa Pulung Rejo
Desa Karang Dadi
Desa Giri Purno
Desa Sumber Agung
Desa Sari Mulya
Desa Giriwinangun
Sebelum pecah menjadi 3 Kecamatan, jumlah desa/ kelurahan di Kecamatan
Rimbo Bujang yaitu 1 Kelurahan dan 20 Desa. Setelah keluarnya Perda pada
tanggal 10 April 2003, maka Kecamatan Rimbo Bujang terpecah menjadi
36
Kecamatan Rimbo Bujang, Rimbo Ulu, dan Rimbo Ilir. Wilayah administratif
Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari terdiri dari 1 Kelurahan dan 7 desa.36
Tabel 5: Daftar Kelurahan/Desa di Kecamatan Rimbo Bujang setelah
dilakukan Pemekaran Kecamatan
NO KECAMATAN KELURAHAN DESA DUSUN
1. Rimbo Bujang Kelurahan
Wirotho Agung
Desa Perintis
Desa Purwo Harjo
Desa Rimbo Mulyo
Desa Tegal Arum
Desa Tirta Kencana
Desa Sapta Mulia
Desa Pematang
Sapat
2. Rimbo Ulu Desa Suka Maju
Desa Sungai Pandan
Desa Suka Damai
Desa Wana Reja
Desa Sumber Sari
Desa Sido Rukun
3. Rimbo Ilir Desa Sidorejo
Desa Pulung Rejo
Desa Karang Dadi
Dusun
Ladang
Panjang
36
Ibid.,
37
Desa Giri Purno
Desa Sumber Agung
Desa Sari Mulya
Desa Giriwinangun
Dusun Serai
Serumpun
Dusun
Rantau
Kembang
Dusun
Margo Dadi
Rimbo Bujang adalah Kecamatan paling maju di wilayah Kabupaten Tebo,
dengan jumlah penduduk paling tinggi dan tingkat pendidikan yang tinggi pula.
Pada tahun 2019, populasi pertumbuhan penduduk Rimbo Bujang meningkat
menjadi 16.690 KK atau 67.577 jiwa.37
B. Dampak Pemekaran Kecamatan Induk Terhadap Kualitas Pelayanan
Publik di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo
Dalam rangka pemerataan pembangunan, pemekaran Kecamatan Rimbo
Bujang adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Pada hakekatnya, pemerintah adalah pemberi
pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik, berkualitas dan
profesional. Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk atau wujud dari fungsi
aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara dengan
maksud untuk mensejahterakan masyarakatnya.
37
Ibid.,
38
Wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP
selakuCamatRimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:38
“Pemekaran Kecamatan ini dilakukan pada tahun 2003, yang bertujuan
terutama untuk pemerataan pembangunan, dan memperpendek tatanan
birokrasi dan memperpendek jarak rentang kendali. Seperti halnya,
masyarakat tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai di
Kecamatan untuk melakukan berbagai urusan. Dan dengan dilakukannya
pemekaran ini, kami dapat meningkatkan pengelolaan dalam memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat.”
Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Richi Shaputra selaku Camat
Rimbo Bujang di atas dapat dipahami dari penjelasan tersebut bahwa dengan
dilakukannya Pemekaran Kecamatan dapat memberikan dampak positif bagi
pemerintah dan masyarakat. Selain Kesuksesan pembangunan suatu daerah dapat
dilihat dari kerjasama antara pemerintah dengan masyarakatnya.
Wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo
Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:39
“Selain pemerataan pembangunan, kami juga mengupayakan peningkatan
kualitas pelayanan, seperti halnya melakukan penyusunan standar pelayanan
dan operasional dalam pelayanan publik, yang nantinya pada tiap tiga bulan
kami melakukan evaluasi dari hasil kerja, dan melihat hasil survey kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan yang kami berikan.”
1. Jenis-Jenis Pelayanan Publik
Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik di Kantor Camat Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo, peneliti melihat berdasarkan jenis-jenis pelayanan publik
yaitu:
1.1 Pelayanan Administratif
Pelayanan Administratif, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status
38
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020. 39
Ibid.
39
kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap
suatu barang dan sebagainya. Dokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan
(KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,
Sertifikat kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.40
Pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Rimbo Bujang kepada
masyarakat adalah sebagai berikut:
Tabel 6 : Jenis Pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang
Jenis Pelayanan
A. Pelayanan Administrasi Kependudukan
1. Permohonan KTP
2. Permohonan KK
3. Legalisasi surat-surat umum
1.2 Legalisasi foto copy KTP/KK
1.3 Legalisasi Surat Keterangan
B. Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1. Pengajuan Akte Kelahiran
2. Permohonan Masuk Penduduk
3. Permohonan Pindah Penduduk
4. Pengajuan Surat Keterangan Kematian
C. Pelayanan Umum
1. Permohonan Ijin IMB
2. Permohonan SKCK
40
Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.
Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4.
40
3. Permohonan Ijin Keramaian
4. Legalisasi Nikah, Talak, Cerai, Rujuk, dan Belum
Pernah Menikah
5. Legalisasi Dispensasi Nikah
6. Surat Pengantar catatan berkelakuan baik
7. Ijin Penelitian
8. Proposal Bantuan Bupati (Kesmas)
9. Proposal Bantuan pembangunan
10. Proposal Bantuan Lain-Lain
11. Informasi Publik
Sumber: Kecamatan Rimbo Bujang
1.2 Pelayanan Barang
Pelayanan Barang, merupakan pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik.41
Penyediaan sarana dan
prasarana oleh aparatur pemerintah Kecamatan Rimbo Bujang untuk menunjang
peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat sudah cukup
lengkap.Kantor Camat Rimbo Bujang dilengkapi dengan sarana sebagai berikut:42
Tabel 7: Sarana Kerja di Kecamatan Rimbo Bujang
No Jenis Barang Inventaris Jumlah
1 Kendaraan Roda 4 (Empat) 1 Buah
2 Kendaraan Roda 2 (Dua) 1 Buah
3 AC Split 4 Unit
4 Lemari Kayu 3 Buah
41
Ibid., 42
Rencana Strategis Kantor Kecamatan Rimbo Bujang Tahun 2017-2022, hlm.26
41
5 Lemari Kaca 7 Buah
6 Whiteboard 1 Buah
7 Overhead Projector 1 Unit
8 Komputer 6 Unit
9 Notebook 7 Unit
10 Printer 5 Unit
11 Brangkas 1 Buah
12 Kursi Rapat 86 Buah
13 Kursi Tamu 1 Set
14 Meja Kerja 28 Unit
15 Pesawat Televisi 2 Unit
16 Papan Tulis 1 Unit
17 Meja Eselon 8 Unit
18 Kursi Tunggu 4 Buah
19 Wireless 1 Unit
20 Amplifier 1 Unit
21 Microphone 2 Unit
22 Kalkulator 2 Unit
23 Filling Cabinet 6 Unit
24 Microphone Genggam 1 Unit
25 Standing Mic 2 Unit
26 Handycam 1 Unit
42
27 Meja Rapat 4 Unit
28 Meja Panjang Pelayanan 1 Unit
29 Papan Pengumuman 3 Unit
1.3 Pelayanan Jasa
Pelayanan Jasa, merupakan pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.43
Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:44
“Kami dari pihak penyedia layanan tentu harus memperhatikan sarana untuk
masyarakat, seperti sarana kesehatan, sarana ibadah, sarana transportasi, dan
sarana penerangan, semua sudah kami sediakan di masing-masing desa di
Kecamatan Rimbo Bujang. ”
Fasilitas sarana yang disediakan oleh Kecamatan Rimbo Bujang:
a. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Rimbo Bujang adalah 2
Puskesmas, dan 5 Puskesmas Pembantu.45
Puskesmas berada di ibukota
Kecamatan yaitu di Kelurahan Wirotho Agung dan satu lagi berada di Desa Tegal
Arum.Sedangkan puskesmas pembantu berada di Desa Tirta Kencana, Sapta
Mulia, Rimbo Mulyo, Perintis, dan Purwo Harjo.
43
Amir Syamsuadi, “Memahami Pelayanan Publik dalam Birokrasi Pemerintahan”.
Pelayanan Publik dan Birokrasi Pemerintahan.Agustus 2017, hlm. 4. 44
Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020. 45
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka 2019,
Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019, hlm.49
43
b. Sarana Ibadah
Sarana Ibadah di Kecamatan Rimbo Bujang terdapat 134 Masjid, 248
Mushola/Langgar dan 2 Gereja.46
Semua Masjid dan Mushola berada di seluruh
Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan Rimbo Bujang, dan kedua Gereja
yang berada di Kelurahan Wirotho Agung dan Desa Tegal Arum.
c. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang digunakan di Kecamatan Rimbo Bujang sebagai
penghubung antar desa biasanya masyarakat menggunakan sepeda motor dan
mobil, jalan antar desa di Rimbo Bujang sebagian besar sudah berupa aspal, tetapi
ada beberapa desa yang belum di aspal.
d. Sarana Penerangan
Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang sudah menggunakan listrik sebagai
alat penerangan, dan di seluruh desa sudah ada PLN. Tidak ada lagi yang
menggunakan generator seet (genset) yang dikelola oleh masing-masing kepala
keluarga lagi.
Hasil wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan
Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai
berikut:47
“Untuk meningkatkan kualitas infrastruktur layanan umum kami juga
mengajak forum masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam
pembangunan lingkup kecamatan dan kelurahan/desa.”
Berdasarkan beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak kecamatan sebagai
bentuk pelayanan kepada masyarakat, peneliti melakukan wawancara kepada
beberapa masyarakat.
46
Ibid, hlm.68 47
Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.
44
Wawancara peneliti dengan Bapak Poniran selaku masyarakat Desa Sapta
Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:48
“Kami sangat berantusias ketika pihak pemerintah mengajak kami untuk
ikut serta dan terlibat beberapa waktu lalu dalam perbaikan kantor desa di
desa kami. Dengan memperhatikan peningkatan kualitas infrastuktur yang
dilakukan oleh pemerintah, tentu itu sangat berdampak pada kesejahteraan
masyarakatnya.”
Wawancara peneliti dengan Ibu Puji Supeni selaku masyarakat Desa Sapta
Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:49
“Saya sangat senang dengan adanya pemekaran kecaamatan, kami sebagai
masyarakat merasa tingkat penyediaan pelayanan yang diberikan meningkat,
seperti halnya jalan sudah di aspal, sehingga petani seperti kami jika akan
pergi kepasar untuk menjual dagangan tidak perlu bersusah payah
menempuh jalan licin pada musim hujan.”
Dari hasil wawancara tersebut, masyarakat merasa sangat senang karena
pemerintah melakukan perbaikan akses jalan yang dampaknya sangat baik bagi
kelangsungan hidup masyarakatnya.
Wawancara peneliti dengan Ibu Sutini selaku masyarakat Desa Rimbo
Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:50
“Setelah ada PLN di desa kami, kami merasa sangat senang. Dulu sebelum
ada listrik, kami yang tidak memiliki genset ketika malam hari hanya
mengandalkan lampu teplok saja untuk penerangan. Tapi setelah pemerintah
memberikan perhatian kepada masyarakat kecil seperti kami, sekarang
ketika malam hari kami tidak lagi merasakan gelap.”
Wawancara peneliti dengan Ibu Ismiati selaku Masyarakat Kelurahan
Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai
berikut:51
48
Wawancara dengan Bapak Poniran selaku masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 49
Wawancara dengan Ibu Puji Supeni selaku masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 50
Wawancara dengan Ibu Sutini selaku masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020.
45
“Saya sangat terbantu ketika pemerintah meningkatkan fasilitas kesehatan,
suatu bentuk perhatian yang diberikan ini sangat berdampak bagi kami,
seperti yang saya rasakan ketika melakukan persalinan satu tahun lalu, saya
tidak perlu pergi ke puskesmas yang berada di kecamatan, akan tetapi ada
puskesmas pembantu yang disediakan oleh pemerintah di masing-masing
desa.”
Dari hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat sangat
terbantu dengan adanya perhatian dari pihak pemerintah mengenai penyediaan
fasilitas bagi masyarakatnya.
2. Standar Pelayanan Prima
Standar pelayanan prima untuk mengukur kualitas pelayanandi Kecamatan
Rimbo Bujang dapat dilihat dari beberapa aspek, menurut Zeintahml, Pasuraman
dan Berry ada 5 aspek, yaitu:52
a. Aspek Responsiviness (Respon)
Aspek Responsiviness yaitu sikap tanggap yang diberikan pegawai dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan pelayanan
dengan cepat sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan. Merespon setiap
pengguna layanan dapat menimbulkan efek positif bagi kualitas pelayanan publik
di Kecamatan Rimbo Bujang. Pegawai merespon dan tanggap dengan pengguna
layanan yang ingin mendapatkan pelayanan dibuktikan ketika pegawai yang
menjelaskan persyaratan dan prosedur kepada masyarakat yang mengurus
keperluan. Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang memberikan
penjelasan sebagai berikut:53
51
Wawancara dengan Ibu Ismiati selaku masyarakat Kelurahan Wirotho Agung
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020. 52
Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml Berry.
http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses
Tanggal 26 April 2020, pukul 19.56 WIB 53
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020.
46
“Selama ini dalam melakukan proses pelayanan, pegawai selalu berpedoman
pada tupoksi dari Kabupaten, sehingga jarang terjadi kesalahan yang
dilakukan pegawai pelayanan. Misalnya untuk mengurus perekaman E-KTP,
mutasi penduduk, permohonan KK, dan pelayanan lainnya, pegawai
akanmemberi tahu syarat-syarat yang harus dilengkapi oleh pengguna
layanan. Ketika pengguna layanan sudah melengkapi syarat-syarat yang
dibutuhkan, maka pegawai akan memeriksa ulang kelengkapannya. Selama
ini belum pernah ada dokumen yang kami keluarkan salah ataupun tidak
lengkap.”
Pengguna layanan akan merasa senang dan puas ketika pagawai layanan
melakukan dengan tepat dan cepat. Waktu yang tepat menyelesaikan pekerjaan
dalam proses pelayanan merupakan hal yang penting, karena dengan
menyelesaikan tepat waktu maka tidak akan membuat pengguna layanan
menunggu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dwi Zaitun dan
Bapak Rajiman selaku Masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan Rimbo Bujang
yang memberikan penjelasan sebagai berikut:54
“Setelah pemekaran kecamatan, yang dirasakan dalam pemberian layanan
yang dilakukan oleh pihak kecamatan kepada masyarakat sangat cepat,
seperti ketika kami melakukan legalisir foto copy KTP dan KK
pelayanannya sangat baik. Mereka juga menjelaskan aturan atau prosedur
kepada kami mengenai langkah-langkah yang harus kami lakukan dalam
mengurus legalisasi. Selama kami mengurus keperluan belum pernah
menemukan kesalahan yang dilakukan oleh pegawai pelayanan, dan kami
merasa puas dengan layanan yang diberikan.”
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Richi Shaputra, beliau
juga menjelaskan bahwa:
“Menurut kami, pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar
pelayanan. Jadi misalnya untuk pengurusan legalisir itu bisa dilakukan
dengan cepat, dan hanya beberapa menit langsung jadi, tapi berbeda untuk
pelayanan IMB itu tidak bisa sehari jadi seperti mengurus legalisir karena
syarat mengurus IMB banyak.”
Berdasarkan wawancara diatas, dapat diketahui pegawai Kecamatan Rimbo
Bujang merespon dan tanggap dengan para pengguna layanan, ini dibuktikan
54
Wawancara dengan Ibu Dwi Zaitun dan Bapak Rajiman selaku Masyarakat Desa Sapta
Mulia Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020.
47
ketika pengguna layanan yang sedang melakukan legalisir foto copy KTP dan KK
pegawai memberikan respon yang cepat, memberikan penjelasan prosedur kepada
masyarakat selaku pengguna layanan, dan tidak mempersulit proses pelayanan, ini
menjadi penilaian yang baik bagi pemerintah selaku penyedia layanan. Jika
pegawai sudah memberikan pelayanan yang baik maka pegawai layanan sudah
menjalankan tugas dengan profesional sehingga pengguna layanan merasa puas.
b. Aspek Tangibel (Berwujud)
Aspek Tangibel merupakan penampilan fasilitas fisik, personal, peralatan,
dan media komunikasi dalam pelayanan. Kenyamanan tempat dalam proses
pelayanan sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan. Kecamatan Rimbo Bujang
sebagai penyedia layanan publik sudah memberikan kenyamanan tempat bagi
pengguna layanan yang datang. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan
Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai
berikut:55
“Dalam hal penyediaan fasilitas sarana dan prasarana di Kecamatan Rimbo
Bujang sudah cukup lengkap, seperti fasilitas yang kami berikan kepada
masyarakat ketika berkunjung ke kantor camat, kami sudah menyediakan
PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) dan ruang tunggu
untuk mereka yang sedang melakukan proses pelayanan, dimana
sebelumnya masyarakat harus ke sub-bagian masing-masing untuk
menerima pelayanan, akan tetapi sekarang mereka hanya perlu ke PATEN
saja. Selain itu juga untuk para pegawai, kami juga sudah menyediakan
ruangan untuk masing-masing sub-bagian, yang sebelumnya hanya dijadikan
di satu ruangan saja.”
55
Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.
48
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Nur Aini selaku
masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan
penjelasan sebagai berikut:56
“Dalam penyediaan layanan yang di berikan oleh pihak kecamatan sudah
baik, terutama penyediaan layanan seperti PATEN. Masyarakat jadi lebih
dipermudah dalam mengurus berbagai keperluan. Selain itu pegawainya
sangat tanggap dan berpenampilan rapi. Sekarang juga pengunjung
disediakan ruang tunggu yang sangat nyaman dan tidak membosankan
ketika harus mengantri, itu yang saya rasakan ketika saya sedang mengurus
surat ahli waris beberapa bulan lalu.”
Penampilan pegawai pelayanan sangat memberikan pengaruh terhadap
kualitas layanan yang diberikan. Berkaitan dengan penampilan pegawai
peelayanan di kantor camat Rimbo Bujang pegawai layanan sudah berpenampilan
rapid an menggunakan seragam sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan
Kepegawaian Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai
berikut:57
“Penampilan memiliki pengaruh besar dalam proses pelayanan, karena
penampilan merupakan salah satu unsur yang mendukung untuk
memberikan pelayanan, sikap dan penampilan pegawai merupakan kesan
pertama bagi pengguna layanan yang datang. Pegawai Kecamatan Rimbo
Bujang sudah mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten.”
Berdasarkan wawancara di atas, dapat dilihat masyarakat merasa puas dan
sangat terbantu dengan penyediaan pelayanan yang diberikan oleh pihak
kecamatan ketika melakukan kunjungan dan mengurus beberapa keperluan.
Kenyamanan tempat pelayanan mempengaruhi proses pelayanan. Penyedia
layanan harus lebih memperhatikan kenyamanan pengguna layanan. Apabila
56
Wawancara dengan Ibu Nur Aini selaku masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020. 57
Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.
49
tempat yang disediakan pengguna layanan baik dan didukung oleh penampilan
yang rapi dari para pegawai maka pengguna layanan akan merasa nyaman,
sebaliknya jika tempat yang disediakan tidak layak, maka pengguna layanan juga
tidak akan merasa nyaman.
Penampilan sangat berpengaruh dalam proses pelayanan agar memberikan
kesan yang baik. Pegawai pelayanan akan memaksimalkan penampilan untuk
menunjang pelayanan yang berkualitas bagi pengguna layanan sehingga tujuan
akhir yaitu kepuasan pegguna layanan dapat tercapai.
c. Aspek Reliability (Kehandalan)
Aspek Reliabilty merupakan kemampuan suatu unit pelayanan dalam
memberikan pelayanan secara konsisten dan tepat waktu sesuai yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan. Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo
Bujang memberikan penjelasan sebagai berikut:58
“Seluruh pegawai kantor Kecamatan mampu menggunakan alat bantu dalam
proses pelayanan. Selain itu kami juga mengutamakan ketepatan waktu
dalam memberikan pelayanan agar pengguna layanan merasa puas dengan
kinerja kami.”
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Basuki dan Ibu Tarti
selaku Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang
memberikan penjelasan sebagai berikut:59
“Pegawai di sini sangat disiplin mbak ketika kami mengurus pengajuan akte
kelahiran anak dan perekaman E-KTP, disiplin yang kami tahu itu ketika
melayani masyarakat sesuai dengan antrian kedatangan. Pegawai melayani
siapa yang duluan datang ke kantor pelayanan untuk mengurus
keperluannya”.
58
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020. 59
Wawancara dengan Bapak Basuki dan Ibu Tarti selaku masyarakat Kelurahan Wirotho
Agung Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020.
50
Wawancara peneliti dengan Ibu Sunarti selaku Masyarakat Desa Rimbo
Mulyo Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:60
“Yang saya rasakan ketika menemani adik saya pada tahun kemarin untuk
mengurus permohonan pindah penduduk karena dia harus ikut suaminya
tinggal diluar daerah, pemberian pelayanannya sudah baik, kebetulan waktu
itu sudah mendekati waktu istirahat, tapi pegawai layanannya tetap melayani
sampai urusan kami selesai.”
Berdasarkan wawancara diatas, dapat diketahui pegawai Kecamatan Rimbo
Bujang dalam menjalankan tugasnya. Disiplin merupakan modal dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai terutama dibagian pelayanan guna menunjukkan
kinerja, perilaku, sikap dan pola kehidupan yang baik. Disiplin dilakukan agar
pengguna layanan puas dengan apa yang dikerjakan oleh pegawai.
d. Aspek Emphaty (Empati)
Aspek Emphaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pengguna layanan. Pengguna
layanan dalam proses pelayanan merupakan prioritas dalam pelayanan. Adapun
keperluan pengguna layanan terkait pelayanan di Kecamatan Rimbo Bujang harus
mendapat prioritas utama dan harus sesui dengan apa yang diperlukan oleh
pengguna layanan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti
dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian di Kecamatan
Rimbo Bujang::61
“Dalam memberikan pelayanan, kami tidak pernah membeda-bedakan
dalam melayani pengguna layanan yang datang, kami sudah menerapkan
kepada pegawai layanan agar tetap memberikan pelayanan dengan sama
tanpa membeda-bedakan. Karena pada setiap rapat kami tidak lupa untuk
terus mengingatkan kepada pegawai di bagian pelayanan agar tidak lupa
untuk bersikap sopan santun dan ramah kepada pengguna layanan yang
60
Wawancara dengan Ibu Sunarti selaku Masyarakat Desa Rimbo Mulyo Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 11 April 2020. 61
Wawancara dengan Bapak Mingan selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kecamatan Rimbo Bujang, pada tanggal 27 Maret 2020.
51
datang ke kantor kecamatan. Dengan menghargai pengguna layanan yang
datang, tentu pengguna kayanan akan merasa senang dan pastinya itu
memberikan poin yang baik untuk Kecamatan Rimbo Bujang.”
Wawancara peneliti dengan Ibu Sutarmi selaku Masyarakat Desa Sapta
Mulia Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:62
“Para pegawai tidak membeda-bedakan. Semua dilayani sama dan sesuai
nomor antrian saat saya melakukan permohonan KK dua bulan lalu, semua
dinilai sama mbak. Saya belum pernah mengalami atau melihat pegawai
yang membeda-bedakan pengguna layanan.”
Dari hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa pegawai Kecamatan telah
menerapkan pelayanan yang profesional dan sesuai dengan standar pelayanan
publik. Masyarakat juga merasa puas dalam menerima pelayanan yang diberikan
oleh para pegawai Kecamatan yang memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkualitas.
e. Aspek Assurance (Jaminan)
Aspek Assurance mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki pegawai. Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang
memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan. Bapak Richi Shaputra selaku
Camat Rimbo Bujang memberikan penjelasan sebagai berikut:63
“Untuk Blangko E-KTP sudah tersedia dan stock bisa dikatakan banyak di
kantor Kecamatan Rimbo Bujang. Untuk segala bentuk keperluan
masyarakat seperti perekaman E-KTP, KTP hilang, rusak, atau ada
perubahan elemen datapun dapat segera di proses. Untuk penyerahan KTP
Elektronik warga yang telah tercetak kami melalui Kasi Pemerintahan
menyerahkan kepada pihak Kelurahan/Desa, dan masyarakat dapat
mengambilnya di kantor desa masing-masing.”
62
Wawancara dengan Ibu Sutarmi selaku Masyarakat Desa Sapta Mulia Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 8 April 2020. 63
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020.
52
Wawancara peneliti dengan Ibu Tarti selaku Masyarakat Kelurahan Wirotho
Agung Kecamatan Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:64
“Pada saat pengambilan KTP beberapa waktu lalu saya juga agak sedikit
terkejut mbak, tiba-tiba pak RT mengantarkan KTP saya ke rumah. Kata pak
RT tadi untuk wilayah Kelurahan kami KTP sudah ada di Kantor Lurah,
jadi sekalian sama pak RT dibawakan dan di antar kerumah saya.”
Seiring dengan perkembangan kualitas pelayanan publik yang dilakukan
oleh pemerintah setelah dilakukannya pemekaran kecamatan, tentunya ini
berdampak positif dan menjadi point penting dalam mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance). Terjalinnya kerjasama yang baik dan koordinasi
antara pemerintah dengan masyarakat berpengaruh sangat besar terutama dalam
hal pembangunan suatu daerah tersebut.
3. Inovasi pelayanan publik Kecamatan Rimbo Bujang dari tahun 2015
hingga tahun 2020
Inovasi pelayanan publik merupakan sebuah terobosan jenis pelayanan
berupa gagasan atau ide yang memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai
pengguna dan penerima layanan. Inovasi yang dilakukan oleh Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo dari tahun 2015-2020 sebagai berikut:
Tabel 8 : Inovasi Bentuk Pelayanan Publik 5 Tahun Terakhir
N
No Nama Tahun Inovasi Pelayanan Publik
1. Sukiman, SE, MM. 2015-2019 Pembangunan gedung
kantor camat
Renovasi lapangan
Kecamatan Rimbo Bujang
Pembukaan jalan terobosan
64
Wawancara dengan Ibu Tarti selaku masyarakat Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan
Rimbo Bujang, pada tanggal 10 April 2020.
53
antar desa
Pengembangan
kebudayaan nusantara
2. Siti Nariyah, S.Pd.I 2019 Sistem jemput bola dalam
pembuatan E-KTP
POSYANTEK (Pos
Pelayanan Teknologi)
3. Richi Shaputra, S.STP. 2020-Sekarang Sistem Pelayanan Berbasis
Online
Dalam memberikan layanan, ada beberapa inovasi yang dilakukan oleh
pejabat kecamatan, yaitu:
1) Pembangunan gedung kantor camat
Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan yaitu dengan menunjang kelengkapan sarana dan
prasarana, yaitu melakukan pembangunan gedung baru kantor camat Rimbo
Bujang, dengan kantor yang lebih besar dan tentunya lebih bagus, rapih, bersih,
dan nyaman untuk para pegawai kecamatan dan masyarakat yang melakukan
proses layanan di kantor camat Rimbo Bujang.
2) Renovasi lapangan Kecamatan Rimbo Bujang
Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan yaitu melakukan perubahan dengan membangun
tribun pada lapangan di Kecamatan Rimbo Bujang.
3) Pembukaan jalan terobosan antar desa
Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan pembukaan jalan baru atau
jalan terobosan antar desa, yang tentunya memberikan dampak positif bagi
masyarakat untuk lebih cepat sampai ke desa tetangga.
54
4) Pengembangan kebudayaan nusantara
Pada masa jabatan Bapak Sukiman, SE, MM upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan pengembangan dalam
memberdayakan kebudayaan nusantara, seperti pada kesenian kuda lumping.
Pemerintah kecamatan selalu memberikan perhatian kepada para pelaku seni,
karena kebudayaan memiliki porsi yang cukup penting untuk
dibangun/diberdayakan yang tentunya mempengaruhi kemajuan suatu daerah
tersebut dengan selalu menjaga warisan budaya dan tidak akan tergerus oleh
kemajuan zaman.
5) Sistem jemput bola dalam pembuatan E-KTP
Pada masa jabatan Ibu Siti Nariyah, S.Pd.I upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan sistem jemput bola dalam
pembuatan E-KTP, yaitu pemerintah kecamatan berinisiatif untuk memberikan
pelayanan dengan maksimal, sistem jemput bola ini dilakukan dengan terjun
kelapangan mengunjungi masyarakat yang belum melakukan perekaman ke
seluruh desa di wilayah Kecamatan Rimbo Bujang, untuk mendata atau merekam
langsung data masyarakat dalam pembuatan E-KTP terutama untuk masyarakat
yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas dan ODGJ (Orang Dengan
Gangguan Jiwa).
6) POSYANTEK (Pos Pelayanan Teknologi)
Pada masa jabatan Ibu Siti Nariyah, S.Pd.I upaya yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas layanan selain melakukan sistem jemput bola, yaitu dengan
mendirikan POSYANTEK, dengan memberdayakan keahlian masyarakat seperti
dalam pembuatan pupuk organik. Masyarakat diberikan pelatihan dan dana dalam
55
memproduksi pupuk organik tersebut oleh pihak kecamatan, dan pupuk tersebut
dibantu dalam pemasaran di Pos Pelayanan Teknologi Kecamatan Rimbo Bujang.
7) Sistem Pelayanan Berbasis Online
Pada masa jabatan Bapak Richi Shaputra, S.STP upaya yang dilakukan
dalam peningkatan kualitas layanan yaitu dengan melakukan perencanaan dan
perancangan untuk membentuk sistem pelayanan berbasis online, dengan adanya
sistem pelayanan online, tentu ini meningkatkan kualitas suatu layanan.
Masyarakat akan lebih dipermudah dalam melakukan proses pelayanan dengan
cukup mengakses secara online dan tidak perlu mengantri, akan tetapi proses
layanan juga tetap bisa dilakukan secara langsung di kantor camat.
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Publik Di
Kecamatan Rimbo Bujang
Setiap pelayanan tentu harus ada hal-hal yang dapat mencipatakn
kenyamanan dalam bekerja agar mendapat hasil yang maksimal.Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang,
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemberi layanan, Kecamatan Rimbo
Bujang memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam proses
penyelenggaraan pelayanan publiknya, yang meliputi sebagai berikut:65
1. Faktor Pendukung Pelayanan Publik Kecamatan Rimbo Bujang
a. Sumber Daya Aparatur
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP
selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:66
65
Wawancara dengan Bapak Richi Shaputra selaku Camat Rimbo Bujang, pada tanggal 5
Juni 2020. 66
Ibid.,
56
“Dalam proses pelayanan publik, ada beberapa faktor yang mempegaruhi
peroses layanan, dalam faktor pendukung pelayanan diantaranya yaitu
sumber daya aparaturnya. Seluruh pegawai sudah kami posisikan pada
masing-masing bidang dan keahliannya, selain itu untuk mewujudkan
pelayanan yang prima, kami selalu menerapkan kedispilinan pegawai dalam
bertugas dan saling memberikan semangat.”
Aparatur pemerintah telah berupaya memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat. Dengan selalu menerapkan tingkat kedisiplinan para pegawai
dalam menjalankan tugas, pembentukan struktur organisasi sudah sesuai, pegawai
Kecamatan Rimbo Bujang yang mendapatkan jabatan struktural rata-rata sudah
PNS. Meskipun masih ada beberapa pegawai yang berstatus sebagai TKK
(Tenaga Kerja Kontrak).
b. Rapat Koordinasi dan Evaluasi
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP
selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:67
“Selain sumber daya aparatur, faktor pendukung selanjutnya adalah rapat
koordinasi dan evaluasi yang diadakan setiap tiga bulan mengenai
bagaimana pelayanan yang sudah kita lakukan kepada masyarakat. Dengan
mengadakan rapat koordinasi maka akan timbul adanya saran jika memang
ada pegawai pelayanan yang masih belum bisa memberikan pelayanan
dengan baik.”
Rapat koordinasi atau semacam evaluasi setiap tiga bulan mengenai
pelayanan yang dilakukan kepada masyarakat sebagai penerima layanan, akan
dilihat bagaimana hasil dari penerapan pelayanan publik yang dilakukan. Dengan
mengadakan rapat, maka akan timbul adanya saran jika memang ada pegawai
kecamatan yang memberikan pelayanan akan tetapi masih belum bisa
melakukannya dengan baik. Begitupun dengan melakukan evaluasi terus menerus
terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
67
Ibid.,
57
diselenggarakan maka akan terwujud pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kepuasan serta harapan masyarakat sebagai pengguna layanan.
2. Faktor Penghambat Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang
a. Kesadaran Masyarakat
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Richi Shaputra, S.STP
selaku Camat Rimbo Bujang yang memberikan penjelasan sebagai berikut:68
“Untuk faktor penghambat, adalah kesadaran masyarakat, hal ini
ditunjukkan masih banyaknya masyarakat yang melakukan urusan
pelayanan tanpa mempersiapkan segala sesuatunya dengan lengkap,
persyaratan yang masih kurang, dan terkadang sebagian dari mereka banyak
yang meminta segala urusannya selesai dengan instan.”
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan segala yang
menjadi persyaratan untuk melakukan urusan pelayanan di kantor camat. Ada
beberapa dari mereka yang terkadang kurang paham akan prosedur pengurusan
pelayanan, beberapa diantaranya tidak bisa diselesaikan dalam satu hari saja
seperti halnya proposal perorangan atau kelompok.
68
Ibid.,
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dirumuskan dari hasil penelitian yang ada tentang
dampak pemekaran kecamatan induk terhadap kualitas pelayanan publik di
Kecamatan Rimbo Bujang, peneliti menyimpulkan:
1. Pemekaran Kecamatan Rimbo Bujang yang bertujuan untuk memperpendek
rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kemasyarakatan ternyata telah dilaksanakan cukup baik dengan diiringi
koordinasi dan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk
mencapai peningkatan suatu pelayanan publik. Dilihat dari beberapa aspek
dalam pemberian pelayanan yaitu:
a. Aspek Responsiviness (Respon)
Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, terlihat dari tindakan
pegawai yang memberi respon kepada setiap pengguna layanan dalam
menaggapi pertanyaan, permintaan dan keluhan masyarakat.
b. Aspek Tangible (Berwujud)
Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran sudah berjalan dengan sudah berjalan dengan baik, diimensi ini
antara lain penampilan yang sudah rapih, dalam pelaksanaannya juga
seperti sarana dan prasarana telah disediakan seperti ruang tunggu.
59
c. Aspek Reliability (Kehandalan)
Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran sudah berjalan dengan sudah berjalan dengan baik,anatara lain
kecermatan pegawai dan kemampuan pegawai menggunakan alat abntu
seperti komputer dan perangkatnya. Selain itu kedisplinan waktu pegawai
juga sudah baik.
d. Aspek Emphaty (Empati)
Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, antara lain pegawai
bersikap ramah, sopan dan santun, dan menghargai pengguna layanan
yang masih kurang paham.
e. Aspek Assurance (Jaminan)
Pelayanan yang diberikan pegawai Kecamatan Rimbo Bujang setelah
pemekaran yang sudah berjalan sesuai harapan, anatar lain jaminan biaya,
dan penjelasan prosedur dengan baik dari para pegawai.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan Publik
a. Faktor Pendukung Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang
1. Sumber Daya Aparatur
Pegawai kecamatan telah memberikan pelayanan dengan baik, rata-rata
pegawai kecamatan berstatus PNS, dan baberapa dari mereka masih
berstatus TKK.
2. Rapat Koordinasi dan Evaluasi
Pegawai kecamatan selalu melakukan rapat koordinasi dan evaluasi
mengenai pelayanan yang sudah dilakukan, untuk mengukur tingkat
60
kepuasan dan harapan dari masyarakat terhadap pelayanan publik yang
mereka terima.
b. Faktor Penghzambat Pelayanan Publik di Kecamatan Rimbo Bujang
1. Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat adalah salah satu syarat untuk melakukan urusan
pelayanan, akan tetapi beberpa dari mereka masih belum mengerti, dan
pihak penyedia layanan harus lebih jelas memberikan pengertian agar bisa
diterima dan dipahami.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang telah dibuat, maka peneliti dapat emberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk kualitas pelayanan publik Kecamatan Rimbo Bujang sebaiknya
segera melengkapi sarana dan prasarana, seperti menyediakan informasi
secara online sehingga masyarakat tidak gagap teknologi dan lebih mudah
menerima pelayanan untuk mendapatkan informasi, tidak dapat dipungkiri
saat ini kemajuan teknologi semakin pesat dan sangat memiliki pengaruh
yang berdampak besar pada kehidupan yang akan datang.
2. Pihak kecamatan harus lebih giat berkoordinasi dengan Kepala Desa dan
RT dengan memberikan syarat-syarat dalam mengurus sesuatu di
kecamatan, sehingga ketika masyarakat hendak mengurus sesuatu sudah
dipersiapkan dengan lengkap.
61
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintahan Daerah Kajian Teori, Hukum, dan
Aplikasinya, Sinar Grafika, Jakarta, 2018.
Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2001.
B.N. Marbun, Proses Pembangunan Desa, Erlangga: Jakarta, 1988.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tebo, Kecamatan Rimbo Bujang dalam Angka
2019, Tebo: BPS Kabupaten Tebo, 2019.
Djamaan Satori &Aan K.“Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: Alfabeta,
2009.
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-1, Jakarta: Gaung Persada,
2019.
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga: Jakarta, 2004.
Nurmah Semil, Pelayanan Prima Instansi Pemerintah Kajian Kritis pada Sistem
Pelayanan Publik di Indonesia, Prenadamedia Group: Depok, 2018.
Patilima,”Metodologi Penelitian Kualitatif” , Semarang: Alfabeta.2007.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi: Syari’ah Press,
2014.
Sri Soemantri, Otonomi Daerah, PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung, 2014.
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R & D”, Bandung: Alfabeta,2009.
Syamsudin Haris, dkk, Desentralisasi dan Otonomi Daerah Naskah Akademik
dan RUU Usulan LIPI, LIPI Press: Jakarta, 2003.
62
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke-3, Bandung: Refika Aditama,
2012.
B. Perundang-Undangan
Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Pembentukan
Kecamatan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan, dan Penggabungan Daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
C. Jurnal, Skripsi
Ahmad Irfan, “Dampak Pemekaran Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir
Barat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan”, Tugas
Akhir Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung Bandar
Lampung, 2017.
Maya Rahmadhani R, “Evaluasi Kinerja Pelayanan Aparatur Kelurahan Way
Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan di Kota Bandar
Lampung” Skripsi Fakultas Fisipol, Universitas Lampung, 2016.
Ones Gita Crystalia, “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2015.
63
D. Lainnya
Basri Seta, 2011, Metode Analisis Kualitas Pelayanan Parasuraman, Zeithaml
Berry.http://setabasri01.blogspot.com/2011/04/service-quality-
akronimnya-servqual.html?m=1. Diakses Tanggal 26 April 2020, pukul
19.56 WIB.
Rencana Strategis Kantor Kecamatan Rimbo Bujang Tahun 2017-2022.
64
Lampiran I:
Daftar Pertanyaan
A. Kantor Camat Rimbo Bujang
1. Kapan Kecamatan Rimbo Bujang dilakukan pemekaran?
2. Apa tujuan dilakukannya pemekaran kecamatan?
3. Bagaimana dampak setelah dilakukan pemekaran kecamatan terutama
terhadap pelayanan publik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir?
4. Apa saja inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan?
5. Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana yang diberikan untuk
menunjang peningkatan kualitas pelayanan publik?
6. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Rimbo Bujang?
7. Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap pelayanan publik yang
diberikan setelah dilakukan pemekaran kecamatan?
B. Masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang
1. Bagaimana dampak yang dirasakan setelah dilakukan pemekaran
kecamatan?
2. Bagaimana pelayanan yang diterima dan dirasakan setelah Kecamatan
Rimbo Bujang dimekarkan?
3. Apakah penyediaan sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah
sudah cukup memadai?
65
Lampiran II:
Tabel 9: Daftar Informan
No Nama Informan Jabatan
1. Sukiman, SE, MM. Camat Rimbo Bujang (2015-2019)
2. Siti Nariyah, S.Pd.I Camat Rimbo Bujang (2019)
3. Richi Shaputra, S.STP. Camat Rimbo Bujang (2020-Sekarang)
4. Suwarno Kasi Pemerintahan Kecamatan Rimbo Bujang
5. Mingan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Kecamatan
Rimbo Bujang
6. Dwi Zaitun Masyarakat Desa Sapta Mulia
7. Sutarmi Masyarakat Desa Sapta Mulia
8. Rajiman Masyarakat Desa Sapta Mulia
9. Puji Supeni Masyarakat Desa Sapta Mulia
10. Poniran Masyarakat Desa Sapta Mulia
11. Basuki Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung
12. Tarti Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung
13. Ismiati Masyarakat Kelurahan Wirotho Agung
14. Sunarti Masyarakat Desa Rimbo Mulyo
15. Nur Aini Masyarakat Desa Rimbo Mulyo
16. Sutini Masyarakat Desa Rimbo Mulyo
66
Lampiran III
Penelitian dan pengambilan data di Kantor Camat Rimbo Bujang
Wawancara dengan Camat dan Pegawai Kecamatan Rimbo Bujang
67
Wawancara dengan masyarakat Desa Sapta Mulia
68
Wawancara dengan warga Kelurahan Wirotho Agung
Wawancara dengan warga Desa Rimbo Mulyo
69
Lampiran IV
Tabel 10: Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2019/2020
Maret Juni Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul x
2 pembuatan
Proposal x
x
3 Perbaikan
proposal
dan
seminar
x x
4 Surat Izin
Riset x
5 pengumpul
an Data x
x
6 Pengelolaa
n dan
Analisis
Data
x x
7 Pembuatan
Laporan x x
8 Bimbingan
dan
Perbaikan
x x
x x
70
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Anjas Ayuningtiyas
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Sapta Mulia, 21 Januari 1998
NIM : SIP. 162238
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Golongan Darah : B
Alamat : Jalan Meliwis RT.14 RW.05, Desa Sapta Mulia,
Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
No. HP : 0813-7378-3808
E-mail : [email protected]
Nama Ayah : Teguh Sutrisno
Nama Ibu : Indarti
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD, tahun lulus : SD Negeri 186/VIII Desa Sapta Mulia (2009)
b. SMP, tahun lulus : SMP Negeri 35 Tebo (2012)
c. SMA, tahun lulus : SMA Negeri 2 Tebo (2015)
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pendidikan Staff Penerbangan dan Pramugari Jakarta (2016)