dampak pengeluaran wisatawan menyelam terhadap
TRANSCRIPT
Paper disampaikan dalam Senastek III 2016 pada tanggal 15-16 Desember 2016 di patra asa bali Resort and Villa’s Kuta Badung, Bali 1
DAMPAK PENGELUARAN WISATAWAN MENYELAM
TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT PESISIR
BALI
Oleh: I Wayan Suardana1, dan Ni Made Ariani
2
1PS Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata, Badung Bali,
08188348472, e: mail [email protected] dan [email protected] 2 PS D4 Pariwisata
Fakultas Pariwisata, Badung Bali.
Abstrak Penelitian ini memberikan gambaran sejauh mana ekonomi lokal dan jasa ekosistem
laut berhubungan. Tulamben dan Pemuteran merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya
ekosistem terumbu karang yang perlu dikonservasi, selain menjadi tempat rekreasi dengan
orientasi pada ekonomi. Penelitian ini menemukan perkiraan jumlah wisatawan yang diving dan
snorkeling di kaasan Tulamben dan Pemuteran mencapai 330.835 penyelam per tahun, dengan
pengeluaran aktual tahunan sebesar US$456,6 juta per tahun. Dampak pariwisata terhadap
perekonomian Bali secara ekonomis diperoleh sebesar 456,6 juta per tahun. Tingginya nilai
ekonomis yang diperoleh pemerintah dan masyarakat secara makro, memberikan indikasi akan
peningkatan secara signifikan kegiatan diving di kawasan tersebut. Kondisi ini menunjukkan
bahwa ekonomi lokal dan jasa ekosistem berhubungan erat, pariwisata dan persepsi yang
ditimbulkan saat ini dengan isu-isu lingkungan dan nilainya memberikan peluang pada
peningkatan usaha makro pariwisata tetapi juga menimbulkan ancaman pada keberlanjutan
ekosistem bawah laut.
Keywords: pengeluaran langsung, jasa ekosistem, dan diving
Abstract
This research illustrates the extent of local economy and services related to marine
ecosystems. Tulamben and Pemuteran are places to growth and develop coral reef ecosystems that
need to be conserved, in addition to become places for recreation with the economy orientation.
This study found the estimated number of tourists who were diving and snorkeling in Tulamben
and Pemuteran that reached 330.835 divers per year, with annual actual expenditures amounted
to US$ 456.6 million per year. The impact of economy in Bali comes into 456.6 million per year.
The high economic value achieved by the government and society as a macro, gives an indication
of the significant increase diving activities. These conditions resulted in a decrease in the user
population (ecosystem services) yearly, which indirectly will lower tourist spending per year. This
indicates that the local economy and is closely related ecosystem services, tourism and perception
of current caused by environmental issues and its value in Pemuteran and Tulamben provides
opportunities for business improvement macro, but also poses threat to the sustainabilities of the
underwater ecosystem.
Keywords: direct expenditure, ecosistem services, and diving
1. PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan pembangunan dengan prospek
pertumbuhan tinggi. Keprihatinan akan kemiskinan di daerah tujuan wisata menjadi
perhatian dari para cendekiawan, komponen wisata, dan wisatawan. Usaha- usaha yang
dilakukan untuk dapat mengentaskan kemiskinan adalah dengan mengikutsertakan dan
menjadikan masyarakat subjek kepariwisataan yang berpartisipasi langsung dalam
mengentaskan kemiskinan. Kesenjangan terjadi pada saat perkembangan pariwisata
begitu pesat, tetapi tidak memberikan dampak langsung pada masyarakat, justru terjadi
degradasi lingkungan laut yang semakin besar. Di Pulau Bali, berbagai kegiatan di laut
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
2
seperti snorkeling dan diving merupakan bentuk-bentuk pariwisata umum yang menjadi
pendorong ekonomi lokal (Suardana, 2015). Dalam studi ini, dikaji ekonomi pariwisata
yang ada dalam hubungannya dengan kapasitas rekreasional ekosistem kelautan di
Pemuteran dan Tulamben, Bali.
Komunitas di daerah-daerah pesisir, dalam berbagai skala telah menyesuaikan
dirinya untuk menyediakan layanan jasa pariwisata dengan tujuan untuk mendatangankan
pendapatan yang berdampak pada perubahan perekonomian. Komunitas ini tumbuh dan
berkembang dengan mengembangkan berbagai usaha jasa pariwisata, seperti pondok
wisata, jasa diving, dan pemandu wisata. Penelitian ini mengkaji nilai penting ekonomi
dari pariwisata berbasis ekosistem tersebut pada perekonomian lokal di Pemuteran dan
Tulamben, serta mempertimbangkan kemungkinan dampak yang akan muncul bila terjadi
degradasi lingkungan laut terhadap aktivitas ekonomi. Dengan mengidentifikasi
pengeluaran pengguna (jasa ekosistem) individual (berdasarkan analisis pengeluaran
langsung), sebuah metrik moneter digunakan untuk menggambarkan pengeluaran
langsung oleh para wisatawan yang menjadikan Pemuteran dan Tulamben sebagai tempat
aktifitas diving maupun kegiatan rekreasional lainnya. Penelitian yang terkait dengan
penelitian ini dilakukan oleh Naipinit dan Triracharya (2010), di Thailand. Dalam
manajemen pariwisata dan modernisasi peran masyarakat lokal sangat penting khususnya
partisipasi masyarakat dalam atraksi wisata dan kehidupan masyarakat pedesaan.
Penelitian di atas selaras dengan temuan Amir and Jiddawi (2007, 551-558) bahwa
pengembangan pariwisata di Kizimkazi sukses, dengan melakukan konservasi lumba-
lumba dan peran masyaralat lokal. Pengali ekonomis bersifat sangat spesifik untuk tiap
lokasi, maka dari itu pengali pariwisata yang telah dikalkulasikan khusus untuk Bali telah
diaplikasikan dalam studi ini. Toh, et al (2004) menggunakan pendekatan input output
untuk mengkalkulasikan pengali pariwisata, sementara Antara (1999) menggunakan
sebuah matriks akuntansi sosial (SAM). Menurut Toh, et al (2004) pengali yang memiliki
nilai lebih rendah yaitu sebesar 1,4, sedangkan menurut Antara (1999) mayoritas efek
pengali ini memperhitungkan efek pengeluaran sektor produksi (dengan nilai pengali
2,203), sedangan sisanya memperhitungkan efek pengali seperti tenaga kerja, modal, dan
institusional.
Jasa ekosistem semakin diakui sebagai suatu hal yang penting terhadap
pembangunan ekonomi. Terdapat berbagai literatur yang berkembang di bidang
manajemen lingkungan terkait pelestarian keanekaaragaman hayati merupakan hal yang
terpenting di dalam melestarikan jasa ekosistem (Brooks et al, 2006; Hanley et al, 1995;
Turner et al, 2007).Costanza (1987) memperkirakan nilai ekosistem jasa lingkungan
dunia berada dalam kisaran US$ 16-54 triliun per tahun (Margules, et al, 2014). Angka
tersebut diperoleh dengan cara mengidentifikasi berbagai komponen ekosistem yang
memberikan kontribusi pada kesejahteraan manusia, serta menyimpulkan nilai komponen
tersebut berdasarkan penelitian penilaian yang dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan masalah diatas, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah
memahami nilai dari Pemuteran dan dan Tulamben sebagai destinasi wisata bahari
bersesuian dengan apa yang diperlihatkan oleh pengeluaran nyata wisatawan yang
dihasilkan melalui aktivitas`wisata bahari, serta persepsi wisatawan dalam
mempertahankan nilai lingkungan untuk masa yang akan datang. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk: Menganalisis pengeluaran nyata (actual expenditure)
dalam aktivitas wisata diving dan bagaimanakah kontribusinya terhadap perekonomian
masyarakat lokal di Pemuteran dan Tulamben.
2. METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah survei sehingga instrumen yang
digunakan adalah angket. Populasi dalam penelitian ini adalah Wisatawan
Mancanegara dan wisatawan Nusantara yang b e r k u n j u n g k e P e m u t e r a n
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
d a n T u l a m b e n . Penelitan ini merupakan penelitian yang sangat dipengaruhi
oleh musim kunjungan yang berlaku dalam satu tahun, sehingga penelitian ini
dilakukan dalam tiga musim kunjungan dalam satu tahun.
Survei kondisi awal dengan variasi musiman pada peak season dan low
season, sehingga teridentifikasi kondisi eksisting pola pengeluaran wisatawan
secara menyeluruh. Sampel pertama atau perintis diambil selama 6 bulan, dimana
sebanyak 125 orang diambil dalam survei periode ini. Pengumpulan sampel saat
ini ditujukan untuk mengidentifikasi efektivitas survey dalam mencari data yang
diperlukan. Metode analisis data digunakan metode kualitatif dan kuantitatif
maka analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia
sederhana.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi bawah laut yang indah dan didukung berbagai fasilitas mengakibatkan
wisata diving berkembang dengan pesat di Bali. Ada beberapa kawasan perairan Bali
yang sudah dikembangkan sebagai objek wisata bahari yaitu Kawasan Tanjung Benoa
dan Sanur, Kawasan Candidasa, Kawasan Tulamben, Kawasan Nusa Penida, dan
Pemuteran. Berdasarkan wawancara dan observasi, rata-rata daerah penyelaman di
perairan Pulau Bali, memiliki visibility atau daya pandang minimum berkisar 15-30 meter
atau kategori baik. Pelbagai biota terumbu karang masih baik, dengan pilihan lokasi
penyelaman yang bervariasi.
1. Pengeluaran Wisatawan Diving dan Arti Pentingnya Perekonomian Daerah Hasil penelitian menunjukkan wisatawan yang melakukan diving dan snorkling
di kawasan Tulamben dan Pemuteran mencapai 330.835 orang per tahun. Karakteristik
wisatawan adalah penyelam pemula “picnikers” dengan usia muda, pengalaman
menyelam 1--5 tahun, dan berpendidikan tinggi. Pola kunjungan wisatawan adalah
repeater dengan length of stay 4--5 hari dan waktu yang dihabiskan untuk menyelam
rata-rata 1--2 jam. Wisatawan yang diving di Bali telah memiliki perencanaan diving 3-5
bulan sebelum ke Bali. Hal ini ditunjukkan dengan menjadikan Bali sebagai pilihan
utama untuk aktivitas diving. Aktivitas ikutan yang menjadi pilihan adalah Spa dan night
club. Wisatawan memilih Bali sebagai lokasi penyelaman karena keanekaragaman hayati
bawah laut dan kontelasi objek yang beragam dan berdekatan.
Dari 125 sampel yang dikaji dalam penelitian ini, 80,8% menyebutkan
“berdiving” sebagai alasan utama mereka pergi ke Tulamben dan Pemuteran. Meskipun
ada perbedaan kecil antara sampel Peak dan Off-peak Season, hal tersebut tidak
berpengaruh besar pada analisis yang dibuat.. Jumlah pengguna dalam periode Peak
Season diperkirakan mencapai rata-rata 1189 per hari. Sedangkan selama periode Mid-
Season atau musim antara yang bergantung pada fluktuasi angin, mendapatkan rata-rata
891 pengguna per hari. Off-peak Season selama musim hujan menyediakan kondisi yang
paling tidak menguntungkan bagi kegiatan diving, dan oleh karena itu menerima paling
sedikit pengunjung, yaitu di angka 455 pengguna per hari.
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
4
Tabel 1 Kunjungan Musiman dan Populasi Pengguna Tahunan
Bulan Musim
Wisata
Rata-rata
Pengguna
Harian Per Hari
Berdasarkan
Musim Wisata
Rata-rata
Hari Per
Musim
Wisata
Rata-rata
jumlah
Pengguna
Per Musim
Wisata
Perkiraan Jumlah
Rata-rata Populasi
Pengguna Tahunan
(So x Do) + (Sm x Dm)
+ (Sp x Dp)
Januari Off-peak
season So = 455 Do = 91
So x Do =
71.034
330.835
Februari
Maret
April
Mid-season Sm = 891 Dm = 122 Sm x Dm =
67.168
Mei
Juni
Desember
Juli
Peak
Season Sp = 1189 Dp = 152
Sp x Dp =
132.840
Agustus
September
Oktober
November
Sumber: hasil penelitian, 2016
Hasil analisis menemukan bahwa perkiraan populasi pengguna tahunan telah
dikalkulasikan menjadi 330.835 individu per tahun. Informasi tersebut digunakan di
dalam proses komputasi “total pengeluaran (pengguna, ed.) tahunan” (total annual
expenditure) dan “pengeluaran individu rata-rata” (average individual expenditure) yang
dikaitkan dengan penggunaan titik diving (atau surf break, ed) tertentu. Meskipun ada
ketidakpastian dalam perkiraan seperti ini, namun pendekatan ini dapat diterima dalam
konteks penilaian partisipatif cepat (rapid participatory appraisal). Selanjutnya, karena
80,8% menyebutkan diving sebagai alasan utama mereka mengunjungi Tulamben dan
Pemuteran, kita dapat menyimpulkan bahwa sebanyak 267.315 individu telah
memberikan kontribusi pengeluaran setiap tahunnya berdasarkan alasan tersebut sebagai
konsekuensi langsung dari penggunaan potensi bawah laut sebagai jasa ekosistem.
Pengeluaran individu rata-rata per hari (tidak termasuk biaya perjalanan ke Bali dan biaya
eksternal lainnya) adalah sebesar US$ 60,74 untuk Off-peak Season, US$147,77 untuk
Mid-season, dan US$134,81 untuk Peak-season, dan ketika ditambahkan dengan total
populasi pengguna tahunan, angka ini menjadi perkiraan minimum dari total pengeluaran
tahunan nyata para wisatawan diving di Tulamben dan Pemuteran, yaitu US$35,3 juta per
tahun.
Perhitungan pengeluaran wisatawan yang diving dan snorkling rata-rata per hari
(tidak termasuk biaya perjalan ke Bali dan biaya eksternal lainnya) adalah sebesar US$
850,74 untuk Off-peak Season, US$ 945,77 untuk Mid-season, dan US$ 976,81untuk
Peak-season, dan ketika ditambahkan dengan total pepulasi pengguna tahunan, angka ini
menjadi perkiraan minimum dari total pengeluaran tahunan nyata para wisatawan diving
di Tulamben dan Pemuteran, yaitu US$456,6 juta per tahun (lihat Tabel 2).
Tabel 2 Kalkulasi Pengeluaran Tahunan
Musim
Wisata
Pengunjung
Individual Per Musim
Wisata
Pengeluaran yang
Dihitung (Rata-rata Per
Orang Dalam US$)
Pengeluaran Per
Musim Wisata
(Dalam US$)
Pengeluaran
Tahunan
(Dalam US$)
Off-
Peak
Season
63.930 160.74 10.276.204,60
35.326.909,74 Mid- 60.452 147.775 8.933.274,22
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Season
Peak
Season 119.556 134.81 16.117.430,87
Sumber: hasil penelitian 2016
Seperti dijelaskan diatas, untuk memahami efek makro ekonomi dari pengeluaran
dalam konteks perekonomian Bali, pengali ekonomis kemudian digunakan. Dua pengali
pariwisata yang tersedia untuk Bali diilustrasikan dalam Tabel 5.5 Angka-angka ini
mengindikasikan bahwa dampak ekonomi keseluruhan dari wisata diving di Tulamben
dan Pemuteran berkisar dari US$ 49,5 juta hingga US$ 132,2 juta per tahun. Lebih dari
itu, nilai dari pengeluaran nyata di Tulamben dan Pemuteran sebesar US$ 35,5 juta per
tahun akan memberikan kontribusi kepada devisa bagi Indonesia sebagai satu kesatuan.
Dalam hubungan perekonomian Bali, angka tersebut merepresentasikan kontribusi yang
signifikan. Dampak 35,3 US $ pengeluaran tahunan memiliki dampak pada peningkatan
ekonomi daerah, selain tumbuhnya ekonomi masyarakat lokal dari aktivitas ikutan.
Dampak ikutan yang muncul seperti usaha restoran, cendramata, warung makan, jasa
foto, dan lain-lain. Aktivitas ini banyak memberikan kontribusi secara langsung pada
masyarakat tetapi tidak dihitung secara makro.
Berdasarkan pada persepsi masyarakat ditemukan bahwa kegiatan dan usaha
diving maupun snorkeling membutuhkan kemampuan penyelam yang berkualitas.
wisatawan saat ini yang menyelam di Tulamben dan Pemuteran dominan sudah
mendapatkan sertifikat penyelam, akan menjadi kenggotaan dari sebuah lembaga
penyelam. Wisatawan yang ke Bali 90,8% sudah memiliki sertifikat penyelam dari
berbagai asosiasi penyelaman dan sudah menjadi keanggotaan dari asosiasi penyelam.
Bahkan 28% wisatawan disertifikasi oleh PADI, dan 20% oleh CMAS. Apabila
diperhatikan pola usaha dan sertifikasi dari aktivitas diving dan snorkeling, memang
secara umum akan memberikan proses yang cukup panjang. Wisatawan yang menjadi
anggota dari lembaga sertifikasi luar negeri, sehingga pengeluaran wisatawan di Bali
akan kembali lagi ke negara pemberi ijin atau sertifikat. Selain itu, alat dan piranti dari
diving merupakan perlengkapan standar penyelaman di datangkan dari luar.
2. Persepsi Wisatawan terhadap Pentingnya Kualitas Lingkungan dan Jasa Wisata
Diving di Pemuteran dan Tulamben
Kualitas layanan jasa wisata diving juga harus diukur persepsi wisatawan saat ini
dari kodisi lingkungan, pengalaman dan pemahamam akan tingkat kepuasan dari para
wisatawan. Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan digunakan indikator yang bersifat
persepsi menyeluruh terhadap pengalaman yang diperoleh selama melakukan wisata
diving. Indikator tersebut adalah 1) diving menjadi pilihan utama berwisata, 2)
pengalaman yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, 3) secara keseluruhan
lingkungan diving di Bali sesuai harapan, 4) secara keseluruhan layanan yang diberikan
sesuai harapan, 5) secara keseluruhan kebutuhan akan diving terpenuhi, dan 6) secara
keseluruhan senang diving di Bali. Berdasarkan indikator tersebut diketahui bahwa
wisatawan yang diving di Bali dominan memberikan persepsi terbaik pada layanan sesuai
dengan harapan. Pengukuran indikator kepuasan oleh wisatawan diukur secara
keseluruhan, sehingga pengamatan yang spesifik dari indikator layanan tidak secara detail
diukur oleh wisatawan. Pada sisi lain, Aksu, et al (2010), Bosque, et al (2009), Musa, et
al, (2006), menyatakan pentingnya pengukuran pengalaman wisatawan kedatangan
sampai akhir wisatawan melakukan diving. Produk wisata diving harus dilakukan dan
dirasakan oleh wisatawan sendiri. Untuk kepentingan peningkatan kepuasan pada
layanan, maka diperlukan pengukuran yang lebih lengkap tingkat kepuasan wisatawan
pada kinerja layanan yang diperoleh selama berwisata di Bali. Untuk hal tersebut
penelitian ini melengkapi tingkat kepuasan wisatawan dengan mengukur kesenjangan
harapan dan persepsi wisatawan selama diving di Bali. Untuk menentukan kepuasan
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
6
wisatawan dengan menggunakan 17 indikator kepuasan dari Musa, et al (2006) dan
Cronin, et al (2000).
Pandangan yang dirasakan para pelaku diving mengenai kondisi lingkungan lokal
sangat beragam. Kepuasan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan
komitmen, dana, dan sumber daya manusia. Agar dapat bertahan hidup, destinasi harus
mampu menciptakan pertukaran yang berkesinambungan yang dibangun melalui tingkat
kepuasan dengan mencari kesenjangan harapan dan persepsi (Hasan, 2013: 108).
Kesenjangan ini akan menunjukkan apabila harapan lebih besar dari persepsi maka
wisatawan kecewa atau tidak puas; jika harapan sama dengan persepsi maka wisatawan
mengalami konfirmasi harapan; jika harapan wisatawan lebih rendah dari persepsi maka
wisatawan puas.
Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan digunakan indikator yang bersifat
persepsi menyeluruh terhadap pengalaman yang diperoleh selama melakukan wisata
diving. Indikator tersebut adalah 1) diving menjadi pilihan utama berwisata, 2)
pengalaman yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, 3) secara keseluruhan
lingkungan diving di Bali sesuai harapan, 4) secara keseluruhan layanan yang diberikan
sesuai harapan, 5) secara keseluruhan kebutuhan akan diving terpenuhi, dan 6) secara
keseluruhan senang diving di Bali. Berdasarkan indikator tersebut diketahui bahwa
wisatawan yang diving di Bali dominan memberikan persepsi terbaik pada layanan sesuai
dengan harapan. Pengukuran indikator kepuasan oleh wisatawan diukur secara
keseluruhan, sehingga pengamatan yang spesifik dari indikator layanan tidak secara detail
diukur oleh wisatawan. Pada sisi lain, Aksu, et al (2010), Bosque, et al (2009), Musa, et
al (2006), menyatakan pentingnya pengukuran pengalaman wisatawan kedatangan
sampai akhir wisatawan melakukan diving. Produk wisata diving harus dilakukan dan
dirasakan oleh wisatawan sendiri. Untuk kepentingan peningkatan kepuasan pada
layanan, maka diperlukan pengukuran yang lebih lengkap tingkat kepuasan wisatawan
pada kinerja layanan yang diperoleh selama berwisata di Bali. Untuk hal tersebut
penelitian ini melengkapi tingkat kepuasan wisatawan dengan mengukur kesenjangan
harapan dan persepsi wisatawan selama diving di Bali. Untuk menentukan kepuasan
wisatawan dengan menggunakan 17 indikator kepuasan dari Musa, et al (2006) dan
Cronin, et al (2000).
Kepuasan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen,
dana, dan sumber daya manusia (Suardana, 2015). Agar dapat bertahan hidup, destinasi
harus mampu menciptakan pertukaran yang berkesinambungan yang dibangun melalui
tingkat kepuasan dengan mencari kesenjangan harapan dan persepsi (Hasan, 2013: 108).
Kesenjangan ini akan menunjukkan apabila harapan lebih besar dari persepsi maka
wisatawan kecewa atau tidak puas; jika harapan sama dengan persepsi maka wisatawan
mengalami konfirmasi harapan; jika harapan wisatawan lebih rendah dari persepsi maka
wisatawan puas. Apabila dikomparasikan antara harapan wisatawan sebelum melakukan
wisata dengan persepsi setelah melakukan wisata diving, maka diketahui besaran
kesenjangan yang terjadi antara harapan dan persepsi yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Gambar 1. Perbandingan Nilai Harapan dan Nilai Persepsi Wisatawan
Tingkat kepuasan dapat ditunjukkan dengan selisih nilai persepsi dan harapan
yaitu sebesar 0,10 dengan kinerja 3,948 yang berarti puas. Hal ini menunjukkan bahwa
destinasi diving di Bali telah mampu memenuhi layanan sesuai harapan wisatawan. Dari
dua puluh indikator yang ada, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada
aksesibilitas menuju lokasi penyelaman pada beberapa tempat yang kurang baik seperti
Padangbai dan Tulamben.
4. KESIMPULAN
Karakteristik wisatawan yang menyelam di Bali adalah penyelam pemula
“picnikers” dengan usia muda, dengan tingkat pendidikan tinggi. Pola kunjungan
wisatawan adalah repeater dengan length of stay 4--5 hari dan waktu menyelam rata-rata
1--2 jam, dan penyelaman open water. Pengeluaran wisatawan rata-rata per hari adalah
sebesar US$ 850,74 untuk Off-peak Season, US$ 945,77 untuk Mid-season, dan US$
976,81untuk Peak-season, dan ketika ditambahkan dengan total pepulasi pengguna
tahunan, angka ini menjadi perkiraan minimum dari total pengeluaran tahunan nyata para
wisatawan sebesar US$456,6 juta per tahun. Dampak ekonomi keseluruhan dari
wisatawan berkisar dari US$ 49,5 juta hingga US$132,2 juta per tahun. Nilai dari
pengeluaran nyata wisatawan sebesar US$ 35,5 juta per tahun dan memberikan kontribusi
kepada pendapatan asli daerah.Tulamben dan Pemuteran.
Tindakan untuk mengatasi dampak negatif dari pembangunan pariwisata yang
tidak di atur dengan baik terhadap lingkungan hidup di Kawasan Tulamben harus segera
dilakukan. Pada penelitian ini hanya mengidentifikasi pola pengeluaran wisatawan yang
berpengaruh terhadap nilai ekonomis ekosistem bawah laut. Selanjutnya akan dilengkapi
juga dampak yang ditimbulkan dari pariwisata terhadap aspek sosial masyarakat di
kawasan pesisir Tulamben dan Pemuteran. Hal ini penting, karena masyarakat sebagai
pelaku dan penyangga keberlanjutan ekosistem lautan di wilayahnya.
Ucapan terimakasih
Terimakasih diucapkan kepada Kemenristekdikti RI, Rektor Unud Unud melalui LPPM,
dan Dekan Fakultas Pariwisata atas bantuan dana dan alat penelitian ini.
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
8
5. DAFTAR PUSTAKA
Antara, M. (1999). Linkages Between Tourism and Agriculture in Bali, Indonesia: A
Social Accounting Matrix Aprroach, Sustainable Tourism: The Balinese
Perspective. Denpasar Bali. 1-9.
Aksu, Akın Ebru Tarcan İçigen and Rüya Ehtiyar. (2010). A Comparison of Tourist
Expectations and Satisfaction: A Case Study from Antalya Region of Turkey.
Turizam. Volume 14, Issue 2. pp. 66-77.
Amir, and Jiddawi. ( 2007). Dolpin Tourism and Community Participation In Kizimkazi
Village Zanzibar. Journal of Development Studies. Vol.43. No.2, 340-359,
ISSN 0022-0388. February 2007. New York. Rotledge, Taylor and Francis.
Bosque, Ignacio Rodrı´Guez del and He´ctor San Martin, Jesus Collado and Maria del
Garcia de los Salmones. (2009). A Framework for Tourism Expectations.
International Journal of Cultural, Tourism and Hospitality Research. Vol 3. No
2. pp 139-147.
Brooks, T.M., Mittermeier, R.A., Fonseca, G.A.B.d., Gerlach. J. Hoffmann, M, lamoreux,
J.F. Mittermeir, C.G. Pilgrim, J. D dan Rodrigues, A.SL. (2006). Global
Biodiversity Conservation Priorities Science, 313. pp 58-61.
Clason,D.L. dan Dormody, T.J. (1993). Analyzing Data Measured by Individual Likert-
Type Items, Journal of Agriculture Education 35, Halaman 31-35.
Costanza, R., d’Arge, R. deGroot. Farber,. Grasso., hannon., Limburg. Naeem, O,Neil,
Paruelo, Raskin, Sutton, Belt. (1987). The Value of the World’ Ecosytem Service
and natural Capital Nature, 387. pp 253-260.
Cronin, J.J. and Taylor S.A. (1992). Measuring Service Quality: A Reexamination and
Extension. Journal Of Marketing. 56 (July), pp. 55-68.
De-Veaux, R.D.,Velleman,P.F., dan Block, D.E., (2009), Intro Stats 3rd
Edition, Perason
Education, Boston.
Dmitrovic, Tanja., Cvelbar, Ljubica Knezevic., Kolar, Tomaz, and Brecic, Maja
Makovec. (2008). Conceptualizing tourist satisfaction at the destination level,
International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 3, No.
2, pp. 116-126.
Hasan, Ali. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS.
Hanley. N., Spash, C dan Walker., L. (1995). Problem in Valuing the Benefits of
Biodiversity Protection, Environmental and Resource Economics 5. pp 249.
Margules, T.P. Mustika, Ponting, J. (2014). Kajian Pengeluaran langsung (Direct
Expenditure) dalam Hubungannya dengan Kontribusi Jasa Ekosistem terhadap
Perekonomian Lokal di Tulamben dan Pemuteran, Bali, Indonesia.
Mc Kercher, B. (1993). Some Fundamental Truths About Tourism: Understanding
Tourism Sicial and Environmental Impacta, Journal of Sustainable Tourism 1. pp
8-14.
Musa, G., Kadir, S.A., & Lee, L. (2006). Layang-layang: an Empirical Study on SCUBA
Divers’ Satisfaction. Tourism in Marine Environments, 2 (2). pp 89-102.
Nunes, P. dan Bergh, J.v.d. (2001). Economic Valuation of Biodiversity: Sense or
Nonsense, Ecological Economics. 39. pp 203-222.
Suardana . (2015). Motivasi, Kepuasan, Kepercayaan, dan Loyalitas Wisatawan Diving di
Bali, Disertasi. Universitas Udayana.
Toh. R.K Khan, H., dan Erawan SD. (2004). Research Note Bomb Blasts in Bali: Impact
on Tourism, Tourism Analysis 9. pp 219-224.
Turner, W.R. Brandon K. Brooks, T.M. Costanza, R. Fonseca. G.A.Bd. and Portela, R.
(200). Global Coversation of Biodiversity and Ecosystem Service, BioScience 57,
pp. 868-873.
Um, Chon, S. K., and Ro, Y.( 2006). Antecedent of Revisit Intention. Annals of Tourism
Research. Vol. 33. No.4, pp 1141-1158.
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
DAMPAK PENGELUARANWISATAWAN MENYELAM
TERHADAP PEREKONOMIANMASYARAKAT PESISIR BALI
by Wayan Suardana
FILE
TIME SUBMITTED 15-JUL-2017 09:27AM
SUBMISSION ID 830921278
WORD COUNT 3546
CHARACTER COUNT 22102
SUARDANA_HUMANIORA.PDF (453.61K)
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
%16SIMILARITY INDEX
%10INTERNET SOURCES
%5PUBLICATIONS
%13STUDENT PAPERS
1 %62 %13 %14 %15 %16 %17 %18 %19
DAMPAK PENGELUARAN WISATAWAN MENYELAMTERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT PESISIR BALIORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Submitted to Udayana UniversityStudent Paper
digilib.unila.ac.idInternet Source
www.developpement-durable.gouv.frInternet Source
www.zef.deInternet Source
Submitted to iGroupStudent Paper
Submitted to University of HullStudent Paper
Submitted to Napier UniversityStudent Paper
Submitted to Segi University CollegeStudent Paper
www.emrbi.org
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
%110 %111 %112 %113 %114 %1
EXCLUDE QUOTES OFF
EXCLUDEBIBLIOGRAPHY
OFF
EXCLUDE MATCHES < 1%
Internet Source
sedac.ciesin.columbia.eduInternet Source
Submitted to Heriot-Watt UniversityStudent Paper
www.ceeapla.uac.ptInternet Source
www.academia.eduInternet Source
Submitted to University of South AustraliaStudent Paper
Created in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANALEIV(ffT IA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Kampusilp Bukit Jimbaran, Bali Email : [email protected] Web : lppm.unud.ac.id Telp / Fax : (0361) 703367
PIAGAM PENGHARGAANNo : I 4 t 6/UN.t 4.2/PNL.O3.OO/2Ot 6
Diberikan Kepada :
SftsAqATPEMAKALAH
SEMINAR NASIONAL SAINS dan TEKNOLOGI III(SENASTEK iltl zot6
"lnovasi Humaniora, Sains dan Teknologiuntuk Pembangunan Berkelanjutan"
I 5- I 6 Desember 2O t 6 di Patra Jasa Bali Resort and Villa'sKuta, Badung, Bali
ffiMahardika,Mj rToI. Lrr. r4 I (ieoe wlanarolK-Nrp. 19600318 198503 I 001
@GCreated in Master PDF Editor - Demo Version
Created in Master PDF Editor - Demo Version