dampak perkembangan kota yogyakarta terhadap kondisi hidrologis
TRANSCRIPT
Dampak Perkembangan Kota Yogyakarta
terhadap Kondisi Hidrologis
(Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Hidrologi)
Disusun oleh :
Nama : Aan Pambudi
NIM :12405241051
Email : [email protected]
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Dampak Perkembangan Kota Yogyakarta
terhadap Kondisi Hidrologis
Kota Yogyakarta nampaknya mulai menunjukan perkembangan yang
sangat signifikan di berbagai bidang, baik sektor pendidikan, ekonomi, budaya,
dan pariwisata. Hal tersebut tentunya diiringi dengan berbagai akibat baik yang
berbau positif ataupun negatif. Kini kota jogja menjadi salah satu tujuan utama
wisata yang paling diminati dari seluruh kawasan wisata di indonesia. Selain itu
sektor pendidikan yang terus menerus mengalami kemajuan membuat banyak
sekali pelajar diluar kota menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan studinya. Maka
jumlah penduduk asli kota jogja hampir sebanding dengan penduduk pendatang.
Pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu mengalami kenaikan, begitu pula
pembangunan fasilitas umum ataupun pribadi yang mulai dilakukan secara besar-
besaran.
Perkembangan kota dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan
dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi, sehingga berpengaruh besar
terhadap sistem drainase. Perkembangan kawasan hunian disinyalir sebagai
penyebab banjir dan genangan di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut disebabkan
karena adanya perkembangan urbanisasi, menyebabkan adanya perubahan tata
guna lahan. Sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oteh tata guna lahan
Pesatnya pembangunan di kota Yogyakarta menyebabkan bertambahnya
kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan perkotaan
semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial
dan ekonomi yang menyertainya. Pengunaan lahan perkotaan di kota yogyakarta
terkadang tidak sesuai dengan aturan analisis mengenai dampak dan lingkungan.
Sehingga penggunaan lahan ini justru dapat berakibat merusak keseimbangan
alam yang sudah ada.
Perubahan lahan terbuka menjadi bangunan dan perkerasan lahan (aspal,
paving, dan konstruksi lainnya) selain menurunkan kemampuan alam untuk
menjernihkan air juga mengakibatkan peningkatan run-off yang berarti juga
mengurangi tingkat infiltrasi air ke tanah dan menurunkan kelembaban tanah.
Tanah di Kota Yogyakarta tidak mampu menyimpan air lebih lama, sehingga
ketika datang hujan air akan mengalir begitu saja ke laut atau wilayah yang lebih
rendah tanpa mampu dimanfaatkan atau disimpan, sementara pada musim
kemarau Kota Yogyakarta menjadi kekurangan air karena persediaan air tanah
dan permukaan jumlahnya kecil.
Masalah lainnya adalah masalah Krisis air tanah. Kualitas air tanah di
Kota Yogyakarta makin turun karena pencemaran dan tidak terkendalinya
pengambilan air tanah. Tanpa upaya perlindungan air tanah, kelestarian sumber
daya air tanah menjadi terancam. Air tanah yang tercemar tidak akan bisa lagi
untuk dimanfaatkan pada kehidupan sehari-hari. Mungkin beberapa tahun yang
akan datang kita tidak akan bisa lagi memanfaatkan air tanah dan harus menyuling
air agar bisa dimanfaatkkan dalam kehidupan sehari-hari.
Curah hujan di DIY terus turun sejak 1990-an. Penurunan curah hujan di
DIY, merupakan dampak perpindahan awan karena perubahan arah angin serta
perubahan iklim. Butuh proses dan waktu yang panjang untuk mengubah air hujan
menjadi air tanah. Hasil penelitian di DIY menunjukkan, umur air tanah di
kedalaman 100 meter di Kota Yogyakarta adalah sekitar 120-150 tahun. Oleh
karena itu, kita harus bijaksana dalam pemanfaatan air tanah.
Krisis air juga terjadi karena pembangunan yang tak sesuai tata ruang.
Maraknya alih fungsi lahan di wilayah utara Yogyakarta berdampak pada
berkurangnya penyerapan air dan peningkatan erosi sehingga terjadi degradasi
lingkungan. Analisis mengenai daya dukung lingkungan perlu dilakukan
pemerintah kota sejak sekarang. Untuk menghindari krisis air yang lebih hebat di
masa yang akan datang.
Setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perbaikan sistem drainase.
Perbaikan sistem drainase saluran drainase perkotaan meliputi alur air, baik alur
alam maupun alur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai
yang melewati kota atau ke taut di tepi kota. Drainase perkotaan melayani
pembuangan kelebihan air pada suatu kota, mengalirkannya melalui muka tanah
(surface drainage) atau bawah muka tanah (sub surface drainage). Drainase
perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota dan
lain-lain.