dari timor untuk negeri: implikasi ketahanan hayati berbasis masyarakat terhadap kebijakan publik
TRANSCRIPT
Dari Timor untuk Negeri:Implikasi Ketahanan Hayati Masyarakat
terhadap Kebijakan Publik
I Wayan Mudita
http://iwayanmudita.blogspot.com
http://tanamankampung.blogspot.com
Alur Presentasi
1• Kondisi Lingkungan Alam Timor
2• Mengapa Dari Timor?
3 • Apa Itu Ketahanan Hayati Berbasis Masyarakat
4• Kebijakan Menghadapi Ancaman Ketahanan Hayati
5• Implikasi terhadap Kebijakan Publik Sektor Pertanian
Curah Hujan Bulanan dan Tahunan
0
50
100
150
200
250
300
350
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mo
nth
ly R
ain
fall
(mm
)
Month
Monthly Rainfall Monthly Moving Average
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
An
nu
al R
ain
fall
(mm
)Year
Annual Rainfal (mm) Moving Average
Mengapa Dari Timor?
Jeruk keprok merupakan tanaman asli Timor yang
dikembangkan sebagai ikon pembangunan
pertanian, tetapi kemudian mengalami kemunduran
Pada awal 1990-an, ditemukan penyakit busuk
phytophthora, tetapi ditolak
Pada akhir 1990-an, dtemukan kutu loncat jeruk asia
Diaphorina citri, tetapi tidak dilakulan langkah antisipasi
terhadap kemungkinan penularan penyakit CVPD
Peneliti lain melaporkan menemukan CVPD, tetapi
kemudian merevisi laporannya menjadi tidak terdapat
CVPD, melainkan hanya tristeza
Apa Itu Ketahanan Hayati?
Ketahanan hayati berkaitan dengan keadaansumberdaya dan lingkungan hidup yang aman dariancaman hayati (biological threats), termasuk ancamanbioprospek (bioprospecting) dan bioterorisme(bioterorism), baik yang berasal dari luar maupun daridalam
Pengelolaan ketahanan hayati dilakukan melaluianalisis risiko, mencakup penilaian risiko, pengelolaanrisiko, dan komunikasi risiko
Pengelolaan dilakukan dalam kontinuum prabatas (diluar wilayah), batas (memasuki wilayah), danpascabatas (di dalam wilayah)
Kondisi Ketahanan Hayati Jeruk Keprok
Jeruk keprok mengalami kemuduran populasi danproduksi sejak 1990-an
Pembiakan jeruk keprok dilakukan denganmenggunakan induk populasi sebagai sumber matatempel, padahal pohon induk seharusnya dalam BPMT
Pohon induk populasi dan bibit okulasi harusdisertifikasi, tetapi sertifikasi mengalami kendala medandan kekurangan petugas
Pembagian anakan okulasi berpotensi menularkan danmenyebarkan penyakit yang menular melalui bibit
Kemunduran produksi jeruk keprok menyebabkanmasyarakat mengalami kesulitan mengakses bahanpangan yang tidak diproduksi sendiri
Temuan Gejala CVPD
Temuan Vektor dan Hasil Uji PCR
Tanggapan terhadap Temuan CVPD
CVPD tidak mungkin terdapat pada jeruk keprok sebab
telah dikeluarkan peraturan daerah yang melarang
pemasukan bibit okulasi dari luar
Pemerintah telah membagikan Bubur Kalifornia untuk
mengendalikan penyakit jeruk keprok
Penangkar bibit dan petani mengetahui penyakit CVPD
bukan dari pemerintah, melainkan dengan mencari
informasi sendiri
Petani berusaha mengatasi masalah dengan cara
menolak menanam anakan okulasi, menanam dari
biji, melakukan okulasi sendiri, meracik pestisida nabati
Ketahanan Hayati Berbasis Masyarakat
Kemunduran jeruk keprok disebabkan bukan hanyaoleh organisme yang menimbulkan ancaman ketahanan hayati, melainkan juga oleh faktor yang berkaitandengan masyarakat dan pemerintah
Ketahanan hayati masyarakat merupakan ketahanan hayati yang terjadi karena interaksi antarpemerintah, masyarakat, dan lingkungan
Interaksi antar pemerintah, masyarakat dan lingkungandimediasi oleh modal sosial dan tatakelolapemerintahan dalam bentuk sistem ekologis sosial
Keterkaitan:
antar variabelyang menentu-kan fleksibilitas
sistem dalammenghadapi
perubahan
Resiliensi:
kemampuan sistemuntuk mengembalikandiri setelah mengalami
gangguan
Potensi:
modal untukberkembangdan menentu-kan arah prosesperkembangan
Ketahanan Hayati Masyarakat sebagaiSistem Ekologi Sosial
Aspek Modal Sosial dalam Ketahanan Hayati Masyarakat
Sumberdayapengetahuan:
sumberdaya yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung tin-dakan melalui jaring-an berdasarkan padanilai-nilai dan normamasyarakat dengan
dibatasi melaluisanksi sosial
Sumberdayaidentitas:
integritas, saling per-caya, visi, dan komit-men untuk memupukrasa percaya diri danmembangun identitas
sebagai motivasiuntuk berubah dan
bertindak demikebaikan bersama
Modal Sosial
meta-governance:
tatanan, norma, dan prinsipsebagai dasar etis dalam
menjalankan seluruh prosestatakelola pemerintahan
pembentukan dan koordinasi antarkelembagaan pemerintahan untukmemungkinkan kebijakan dapat
dirumuskan menjadi program pembangunan dan kemudian
dilaksanakan
penggunaan kekuasaan dankewenangan untuk meng-
identifikasi dan menyelesaikanmasalah melalui interaksi antara
berbagai organisasi pemerintahandengan masyarakat gunamenghasilkan kebijakan
Aspek Tatakelola Pemerintahan dalamKetahanan Hayati Masyarakat
Kebijakan Menghadapi AncamanKetahanan Hayati
Pada tingkat nasional, kebijakan dalam menghadapiancaman terhadap ketahanan hayati masih bersifatsektoral
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang ditetapkansebagai sistem perlindungan tanaman belummerupakan kebijakan ketahanan hayati yang utuh, melainkan berfokus pada pengelolaan pascabataspada sektor pertanian
Kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan hayati didaerah diterjemahkan sesuai dengan kepentingandaerah dan kepentingan politik para pejabat publik didaerah
Aspek Kebijakan dalam Ketahanan Hayati Masyarakat
Modal sosial dalam kaitan dengan kelompok dan
jaringan, informasi, trust, dan identitas diri
Tatakelola pemerintahan dalam kaitan dengan
penggunaan kekuasaan dan kewenangan untuk
menanggapi masuknya organisme yang mengancam
ketahanan hayati
Fokus bukan hanya pada produksi, melainkan
memperhatikan rada imbang (trade off) dengan
stabilitas dan ekuitabilitas yang diperlukan untuk
menjamin keberlanjutan agroekosistem
Implikasi Ketahanan Hayati Masyarakatterhadap Kebijakan Publik (1)
Kebijakan publik seharusnya tidak hanya berdimensi
teknis, tetapi juga memasukkan dimensi modal sosial
untuk memperoleh dukungan publik secara utuh
Kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis dan sosial tidak dengan sendirinya memberikan
hasil yang diharapkan bila tidak disertai dengan
tatakelola pemerintahan yang baik dalam
implementasinya
Desentralisasi dan otonomi daerah tidak dengan
sendirinya dapat memperbaiki tatakelola
pemerintahan, bahkan justeru dapat sebaliknya
Implikasi Ketahanan Hayati masyarakatterhadap Kebijakan Publik (2)
Kebijakan nasional dalam menghadapi ancamanorganisme pengganggu pada sektorpertanian, peternakan, kehutanan, lingkungan hidupdan kesehatan perlu dirumuskan menjadi kebijakanyang berdimensi ketahanan hayati secara terpadu
Pengabaian ketahanan hayati dalam kebijakan publikberisiko membahayakan ketahanan pangan, terutamaketahanan pangan masyarakat di wilayah beriklimkering
Implementasi wawasan ketahanan hayati dalamperumusan kebijakan publik perlu dilakukan dalamkerangka pendekatan sistem ekologis sosial
Kebijakan Publik berwawasanSistem Ekologis Sosial
Terima Kasihsilahkan juga kunjungi posting:
Membedah Pertanian NTT melalui Sudut Pandang
Ketahanan Hayati Masyarakat (Bagian 1 dan Bagian 2)pada blog guru kecil
Kuliah umum penerima NTT Academia Award 2012 pada 18 Januari 2012 di Gedung Rektorat UKAW, Kupang