darul kamal aceh besar, skripsi
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Evaluasi lahan diperlukan sebagai proses pendugaan tingkat kesesuaian
lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti penggunaan untuk pertanian,
kehutanan, pariwisata, tujuan konservasi lahan atau jenis penggunaan lainya.
Salah satu alternatif penggunaan lahan untuk tanaman pertanian adalah dengan
menanam jenis buah – buahan yang bernilai ekonomis. Seperti buah rambutan
(Nephelium lappaceum) dan Semangka (Citrullus lannatus).
Tanaman rambutan berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara
Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya
yang mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat
protein dan asam amino, zat lemak, enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin
dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga, tetapi ada pula
sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon pelindung di
pekarangan, sebagai tanaman hias. (Prihatman, 2000)
Tanaman semangka adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah
setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman semangka dibudidayakan untuk
dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah
semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk
dimanfaatkan bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi
makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan
1
ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis
labu-labuan lainnya (Prihatman,2000)
Salah satu sumber daya alam yang secara langsung maupun tidak langsung
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia adalah tanah. Bagus
tidaknya tanah tergantung pada sejauh mana tindakan pengelolaan yang dilakukan
oleh manusia. Jika kualitas tanah dapat terjaga dengan baik, maka dapat
mempermudah pertumbuhan tanaman dan juga dapat meningkatkan produksi
pertanian khususnya untuk tanaman rambutan dan semangka. Pada dasarnya
peningkatan produksi pertanian dapat ditingkatkan melalui program intensifikasi,
ekstensifikasi, dan diversifikasi. Ketiga pendekatan tersebut semua membutuhkan
perencanaan pengembangan lahan yang tepat agar peningkatan dapat
dipertahankan.
Kecamatan Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar, merupakan daerah
potensi lahanya masih memungkinkan untuk dikembangkan tanaman hortikultura,
oleh karena itu, penelitian untuk tanaman rambutan dan semangka perlu di
lakukan evaluasi untuk mengetahui kesesuaian lahan tersebut, Kecamatan Darul
Kamal merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar
dengan ibukotanya Peukan Biluy, yang terletak di sebelah barat dari ibukota
Kabupaten Aceh Besar, Jantho. Luas Kecamatan darul kamal adalah 16.20 Km²,
terdiri dari 14 Desa dan terbagi dalam 2 Kemukiman yaitu mukim biluy dan
Mukim Lamkunyet. Sebagian besar masyarakat bermata pencarian di sektor
pertanian dan perkebunan dikarenakan secara umum kecamatan darul kamal
terdapat daerah-daerah lahan pertanian dan perkebunan sedangkan sebagian
2
lainnya bermata pencaharian dari pada sektor perdagangan, industri/kerajinan,
pemerintahan dan swasta. (Mukhlis,2009)
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengevaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman rambutan dan
semangka di Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar.
2. Mendapatkan karakteristik lahan yang sesuai dan rekomendasi untuk tanaman
rambutan dan semangka di Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar
1.3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mengetahui berapa besar manfaat tingkat
kesesuaian lahan berdasarkan kriteria DEPTAN (1997), untuk tanaman rambutan
dan semangka di kecamatan darul kamal, kabupaten aceh besar.
1.4. Hipotesa Penelitian
1. Memprediksikan berapa % tingkat kesesuaian lahan dan kecocokan
lahan untuk pengembangan tanaman rambutan dan semangka.
2. Diduga terdapat kesesuaian lahan setelah membandingkan
karakteristik lahan dan kriteria syarat tumbuh tanaman rambutan dan
semangka.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Tanaman
Buah rambutan merupakan buah yang berasal dari tanaman tropis. Nama
rambutan ini sendiri diambil dari kulitnya yang banyak ditumbuhi sesuatu
menyerupai rambut. Buah ini memiliki nama binomial (Nephelium lappaceum).
Buah ini memilki ciri-ciri warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur
kuning hingga merah ketika masak. Buah ini biasa tumbuh pada musim hujan
sekitar bulan desember sampai bulan maret.
Klasifikasi untuk tanaman rambutan adalah :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum L. (Anonim,2012)
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat
dalam bahasa Inggris disebut watermelon. Berasal dari daerah kering tropis dan
sub tropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti
Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia.
4
Semangka termasuk keluarga buah labu-labuan (cucurbitaceae) pada
daerah asalnya sangat disukai oleh manusia atau binatang yang ada di benua
tersebut, karena banyak mengandung air sehingga penyebarannya menjadi cepat.
Klasifikasi tanaman Semangka adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus Lanatus.
Daging semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%,
protein 0.5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin
(A, B dan C). Selain itu, juga mengandung asam amino sitrullin (C6 H12 N3 O3),
asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen (C40 H56),
Karoten, bromin dan sukrosa. Selain itu tanaman semangka ini di minati oleh
kebanyakan masyarakat dikarenakan tanaman semangka mudah di budidayakan
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. (Anonym,2012)
2.2. Konsep dasar evaluasi Lahan
Evaluasi lahan sebagai proses penelaahan lainya agar dapat
mengidentifikasi dan membuat perbandingan pertama antara alternatif
penggunaan lahan dalam term sosio ekonomi yang sederhana Evaluasi lahan dapat
dibedakan atas dua pendekatan, yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.
evaluasi kuantitatif adalah evaluasi yang dilaksanakan dengan cara
5
pengelompokan lahan kedalam beberapa kategori berdasarkan perbandingan
relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara rinci dan tepat biaya
bagi penggunaan lahan tersebut. (Arsyad, 2000)
Evaluasi lahan sebagai proses dalam menduga potensi lahan untuk
penggunaan tertentu baik untuk pertanian maupun non pertanian. Potensi suatu
wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh
kecocokan antara sifat fisik lingkungan , karena sifat fisik lingkungan
memberikan gambaran atau informasi suatu wilayah. (DEPTAN 1997),
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian penampilan atau keragaan
(performance) lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu, meliputi, pelaksanaan
dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek
lahan lainya, agar dapat mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai
penggunaan lahan yang memungkinkan dikembangkan (FAO,1976).
2.3. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan dari suatu tipe lahan tertentu bagi
penggunaan yang di rencanakan. lahan dapat di nilai pada keadaan sekarang
setelah dilakukan perbaikan. proses klasifikasi kesesuaian lahan merupakan
pengelompokan lahan dengan menentukan kesesuaian lahan bagi peggunaan
tertentu. dalam menentukan budidaya pertanian untuk suatu wilayah diperlukan
suatu penelitian lahan. penelitian lahan dapat dilakukan dengan mengevaluasi
kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu, kesesuaain lahan dapat berbeda
tergantung tipe apa yang dipertimbangkan (Sitorus, 1985)
6
Hardjowigeno et al (1999), Evaluasi kesesuaian lahan pada hakikatnya
berhubungan dengan evaluasi penggunaan tertentu. Dengan demikian evaluasi
kesesuaain lahan mempunyai penekanan yang tajam yaitu memiliki lokasi yang
mempunyai sifat sifat positif dalam hubunganya dengan keberhasilan produksi
serta penggunaanya. Sehingga lahan pada dasarnya adalah penetapan jenis
tanaman yang telah ada yang cocok pada lahan tersebut. Menyatakan kesesuaian
lahan harus didasarkan atas penggunaan lahan untuk tujuan tertentu, karena
penggunaan yang berbeda memerlukan persyaratan yang berbeda pula .
Berdasarkan konsep tersebut dalam menilai kesesuaian lahan untuk
penggunaan tertentu dikenal dua pendekataan yaitu pendekataan dua tahap (two
stage approach) dan pendekataan sejajar (pararel approach). Pendekataan dua
tahap analiasis lingkungan fisik dilakukan terlebih dahulu dan kemudian di ikuti
oleh analisi ekonomi dan sosial dilakukan bersama sama. (FAO,1983)
Prosedur penilaian lahan menurut Peussens (1989) dalam Martono (1999)
dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Mendeskripsikan jenis penggunaan lahan (land utilization type) yang
disesuaikan dengan pengembangan kondisi ekonomi, sosial dan
keadaan fisik wilayah.
2. Menentukan persyaratan fisik dan non fisik untuk setiap jenis
penggunaan lahan.
3. Menentukan satuan peta lahan (land Mapping unit). Parameter unit
pemetaan berdasarkan kriteria persyaratan untuk penggunaan tertentu.
7
4. Menentukan nilai kualitas lahan (land quality) saat ini,baik dari hasil
pengukuran dilapangan maupun dari data sekunder serta analiasis di
lapangan.
5. Membandingkan (matching) antara nilai kualitas lahan dengan
persyaratan fisik dan nilai non fisik untuk memperoleh klasifikasi
kesesuaain lahan.
Sistem klasifikasi kesesuain lahan yang umum di pakai di Indonesia adalah
metode FAO (1983) yang telah di modifikasi oleh Departemen Pertanian (1997).
menurut sistem evaluasi FAO tersebut, Kesesuaian lahan dibagi atas 4 kategori
1. Order : Merupakan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk
penggunaan tertentu secara umum.
2. Kelas : Menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan
dalam kelas.
3. Sub kelas : Menunjukan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan
dalam kelas.
4. Unit : Menunjukan perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaan
subkelas.
Pada kategori tingkat order, kelas kesesuaian lahan dibagi atas dua, yaitu
1. Order S (sesuai atau suitable)
2. Order N (tidak sesuai atau not suitable)
8
Kesesuaian lahan pada skala pemetaan detail untuk tingkat kelas
merupakan pembagian lebih lanjut dan menggambarkan tingkat kesesuaian lahan
dari ordo yang pembagianya meliputi 5 kelas sebagai berikut (Arsyad,2000)
1. kelas S1 (sangat sesuai atau highly suitable): lahan tidak mempunyai
pembatas yang sangat berarti dan tidak berpengaruh secara nyata
terhadap produksi.
2. Kelas S2 (cukup sesuai atau moderately suitable): lahan menpunyai
pembatas yang agak berat untuk suatu penggunaan secara lestari.
Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan.
3. Kelas S3 (hampir sesuai atau marginally atau suitable): lahan yang
mempunyai pembatas yang sangat berat untuk penggunaan yang
lestari,tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi.
4. Kelas N1 (tidak sesuai saat ini atau Currently not suitable) lahan
mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi masih memungkinkan
untuk diatasi dengan biaya yang tinggi
5. Kelas N2 (tidak sesuai untuk selamanya) lahan mempunyai faktor
pembatas yang sangat berat dan tidak mungkin untuk digunakan bagi
suatu penggunaan yang lestari
Berdasarkan lima kelas kesesuaian lahan tersebut, maka evaluasi kesesuaai
lahan biasanya dibagi atas dua, yaitu kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan
potensial. Kesesuaian lahan actual merupakan kriteria evaluasi yang dinilai pada
kondisi aktual (real) dilapangan, sedangkan kesesuaian lahan potensial merupakan
evaluasi untuk mengetahui kemungkinan perubahan/perbaikan subkelas
9
kesesuaian lahan seandainya faktor pembatas dapat dieliminir dengan penggunaan
input tertentu atau melalaui suatu usaha pengelolaan. Jika pemetaan pada skala
semi detail maka kategori kelas N2 (tidak sesuai permanen) ditiadakan
(Puslittanak,1993)
Penentuan kriteria kesesuaian lahan tergantung pada jenis tanaman yang
akan dipilih untuk diusahakan .dalam studi, evaluasi kesesuaain lahan
diperuntukan bagi tanaman rambutan dan semangka . Adapun kriteria evaluasi
yang digunakan untuk penilaian kelas kesesuaian lahan dapat dilihat pada
lampiran 1 dan 2 .
2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Rambutan
2.4.1. Iklim
Berikut berapa faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dalam Budi daya rambutan :
1. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan pada suhu optimal sekitar 25o C. Kekurangan sinar matahari
dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
2. Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena
kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara
mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena
miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman
rambutan.
10
3. Dalam budi daya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.
4. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan
berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun
5. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak
dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat
kaitannya dengan suhu lingkungan.
2.4.2. Tanah
Beberapa persyaratan yang dikehendaki oleh tanaman dalam hal media
tumbuhnya sehingga budi daya rambutan tersebut bisa berjalan dengan optimum
adalah sebagai berikut :
1. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta
sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang
banyak mengandung bahan organik atau pada tanah yang keadaan liat dan
sedikit pasir.
2. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh
berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-
6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
3. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman
pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.
4. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi
tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara
penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang
ada.
11
Meskipun rambutan tergolong tanaman dengan rentang pertumbuhan yang
tergolong lebar, namun demikian jika menginginkan hasil yang maksimal
diperlukan ketinggian tempat tertentu. Tanaman Rambutan dapat tumbuh subur
pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30- 500 m dpl. Pada ketinggian di
bawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Semangka
2.5.1. Iklim
1. Suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu
harian rata-rata yang berkisar 20–30 0C.
2. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal
penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian
cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya
tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang bahwa kering.
Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya
jamur perusak tanaman.
3. Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka
adalah 40-50 mm/bulan.
4. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit
sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya
kemunduran waktu panen.
5. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu 25 derajat 0C (siang hari).
12
2.5.2 Tanah
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup gembur kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yg telah dikeringkan.
2. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah
asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dgn tingkat
keasaman tanah tersebut.
3. Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah:
100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat
pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas
perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
13
III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Darul Kamal, kabupaten Aceh
Besar. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan desember 2012 sampai dengan
Januari 2013.
3.2. Alat dan bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Peta administrasi dengan skala 1:125.000.
2. Peta jenis tanah, peta lereng dan peta penggunaan lahan dengan skala
1:125.000.
3. Bahan kimia yang digunakan untuk identifikasi tanah dilapangan adalah
H2O2 10 % dan 0,1 NHCL dan bahan bahan lainya
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kompas
2. GPS (global Positioning system)
3. Abney level
4. Buku munsel
5. Plastik
6. Peralataan system informasi (SIG) dan software Arcgis 9.3
14
3.3. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
deskriptif yang didasarkan pada hasil observasi dilapangan dengan mengunakan
sistem taktis berdasarkan pada satuan peta lahan (SPL), kemudian sampel tanah
tersebut dianalisis di laboratorium. Untuk menetepkan kelas kesesuaian lahan
tanaman rambutan dan semangka dilokasi penelitian yaitu dengan menerapkan
sistem klasifikasi kesesuaian lahan menurut DEPTAN(1997). Data dasar untuk
evaluasi lahan yang diperoleh dari pengukuran pada setiap satuan peta lahan dan
pengumpulan data skunder seperti data iklim yang di peroleh dari BMKG.
Satuan peta lahan (SPL) di deleniasi dari hasil tumpang tindih (overlay)
peta jenis tanah. Peta lereng dan peta penggunaan lahan. Klasifikasi kesesuaian
lahan dilakukan dengan cara membandingkan (matching) antara karakteristik
lahan/kualitas lahan yang diperoleh dari masing-masing satuan lahan di lokasi
penelitian dibandingkan dengan persyaratan tumbuh tanaman rambutan dan
Semangka, dicari kelas kesesuaian lahanya pada setiap satuan peta lahan. Kelas
kesesuaian lahan diperoleh dengan penetapan sistem tersebut, analisis dan dibahas
kemudian dihubungkan dengan persyaratan penggunaan tanaman rambutan dan
semangka. Adapun tahap-tahap yang akan dilakuan dapat dilihat pada gambar 1.
15
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
16
Persiapan
Peta lereng
Peta SPL sementara
overlay
Peta penggunaan tanahPeta jenis tanah
Kriteriak atau kharakteristik lahan menurut DEPTAN (1997)
Peta SPL definitif
Survey pendahuluan
Analisis laboratorium
Pengambilan sampel tanah
Rambutan dan Semangka Kesesuaian lahan Potensial /aktual
Hasil dan Rekomendasi
3.3.1. Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian tentunya ada syarat yang harus di
penuhi guna melancarkan kegiatan penelitian sehingga tidak mengalami berbagai
kendala antara lain:
1. Pengurusan surat izin penelitian.
2. Persiapan meliputi studi pustaka untuk pengumpulan data skunder , peta-
peta dan data pendukung lainya.
3. Analisis peta jenis tanah skala 1:25.000.
4. Analisis peta ketinggian tempat masing-masing skala 1:125.000 dari peta
bumi (Baksuturnal) skala 1:125.000.
5. Menyiapkan peta dan rencana kerja lapangan
6. Membuat overlay peta jenis tanah, peta lereng, dan peta penggunaan tanah
dari luas Kecamatan Darul Kamal 16.20 Km², maka nantinya akan
diperoleh satuan peta lahan (SPL) sementara.
7. Pengadaan bahan-bahan dan peralataan yang diperlukan untuk survei
lapangan.
3.3.2. Kegiatan lapangan
Survei tanah berdasarkan pengamataan lapangan dan informasi yang di
peroleh dari hasil overlay beberapa peta yaitu penggunaan lahan, peta lereng dan
peta jenis tanah untuk mempermudah proses pengamataan dan penentuan satuan
peta lahan. Pengamataan sifat-sifat tanah dilakukan pada setiap hasil pengeboran
tanah 0-30 sampai dengan 30 - 60 cm. Adapun sifat morfologi lahan yang diamati
dapat dilihat pada tabel 1.
17
Tabel 1. Sifat Fisika tanah dan morfologi lahan yang diamati di lapangan
No karakteristik/Morfologi Lahan Metode pengamatan
1. Fisiografi Pengamatan Topografi
2. Drainase Pengamatan profil Tanah
3. kedalaman efektif Pengeboran di lapangan
4. Kelerengan Abney level
5. Batuan di permukaan Perhitungan di lapangan
6. Warna tanah munsell soil colour chart
7. Ketinggian tempat Pengamatan GPS
Sumber: Data Diolah (2012)
Untuk mengetahui kesuburan tanah di ambil contoh dari setiap
pengeboraan secara komposit yang sesuai dengan kedalam tanah yang nantinya
akan di analisis di laboratorium.
3.4. Analisis Data
Metode pengumpulan data berupa pengumpulan data primer dan skunder.
Data skunder di dapat dari laporan instasi terkait, hasil penelitian serta literatur
lainya yang terkait dengan pembuatan laporan ini. Sedangkan data primer di
peroleh melalui survei di lapangan yang berupa data iklim dan karakteristik lahan.
Kegunaan data iklim adalah untuk melihat kondisi iklim di daerah yang
menjadi objek penelitian sehingga akan didapat kebutuhan air bagi tanaman
khususnya tanaman rambutan dan semangka. Unsur iklim yang diperhatikan
adalah jumlah hari hujan dan jumlah curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun
18
(2002-2011). Karakteristik lahan Sifat sifat yang di amati adalah sifat fisik dan
kimia tanah ini didapat melalui pengeboran di lokasi penelitian di beberapa
titik ,untuk sampel tanah kemudian di analisis di laboratorium.sifat fisik dan kimia
tanah yang dianalisis dan metode analisis dapat dilihat ditabel 2.
Tabel 2. Sifat –sifat kimia dan fisik tanah yang diamati
No Peubah yang diamati satuan metode
1. PH :H2O dan KCL 1:25 - Ph meter
2. Carbon Organik (%) % Walkey dan Black
3. Kejenuhan basa % Total basa : KB basadd
KTK x 100%
4. Kapasitas Tukar Kation Cmol kg-1 1N NH4 OAc pH 7
5. Tekstur tanah Pipet
Sumber: Data Dioalah (2012)
3.5. Analisis dan Tabulasi Data
Kelayakan fisik lahan didekati dengan evaluasi kesesuaian lahan
hortikultura Rambutan dan semangka. Metode evaluasi didasarkan pada kriteria
kesesuaian lahan dilakukan sampai kategori sub klas pada setiap kelas :
1. Kesesuaian lahan S1 sangat sesuai.
2. Kesesuaian lahan S2 sesuai.
3. Kesesuaian lahan S3 sesuai marginal.
4. Kesesuaian lahan N1 tidak sesuai untuk sekarang.
5. Kesesuaian lahan N2 tidak sesuai Permanen.
19
Kondisi bio fisik yang dipakai sebagai penentuan kualitas dan karakteristik
lahan dalam analisis kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel 3.
No Kualitas lahan karakteristik Lahan
1 Ketersediaan air (w) Zona Agroklimat
2 Media perakaran (r) Tekstur tanah, kedalaman efektive
3. Ketersediaan oksigen (o) Drainase
4. Retensi hara (f) Reaksi (pH) tanah, KTK
5. Ketersediaan hara (n) kadar K2O dan P2O5
6. Penyiapan Lahan (K) Topografi, bebatuan permukaan
Sumber :FAO (1976)
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat
kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan
(performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan
tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land
characteristics ). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara
langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik
lahan. (FAO, 1976)
Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan
dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim.
Karakteristik lahan tersebut terutama topografi dan tanah) merupakan unsur
pembentuk satuan peta tanah. (Ritung,2007)
20
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Kecamatan Darul Kamal merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Besar dengan Ibukotanya Peukan Biluy, yang terletak di sebelah
Barat dari Ibukota Kabupaten Aceh Besar, Jantho. Luas Kecamatan Darul Kamal
adalah 16.20 Km², terdiri dari 14 Desa dan terbagi dalam 2 Kemukiman yaitu:
Mukim Biluy dan Mukim Lamkunyet. Jarak dari Kecamatan ke Ibukota Provinsi
NAD Banda Aceh berjarak 9 Km. Jumlah penduduk di kecamatan Darul Kamal
sebanyak 6.459 jiwa terdiri dari 1.572 KK.
Kondisi geografis Kecamatan Darul Kamal terbagi 3 (tiga) wilayah
pertanian, wilayah perkotaan dan wilayah perdalaman dengan perincian sebagai
berikut.
Tabel 4 : Pembagian Wilayah BPS 2008
Luas areal Satuan menurut (Ha)
Luas daratan 1620 Ha
Areal pemukiman 210 Ha
Areal hutan rakyat 683 Ha
Areal sawah tadah hujan 460 Ha
Areal sawah lain 170 Ha
Areal ladang/tegalan 900 Ha
Areal perkebunan 48 Ha
Areal pertanian 650 Ha
Areal lahan penghijauan 671 Ha
Areal hutan lindung 3 Ha
Badan Statistik Kabupaten Aceh Besar (2004)
21
4.2. Topografi
Tabel 5: Gambaran Topografi di Kecamatan darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar
Topografi adalah gambaran tentang tingkat kemiringan dan ketinggian
tanah dari permukaan laut. Kondisi kemiringan tanah merupakan salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi kesesuaian lahan untuk syarat tumbuh suatu tanaman..
Secara Keseluruhan Kecamatan Darul Kamal memiliki topografi datar dan bukan
termasuk daerah pantai. Sehingga sangat memungkinkan untuk di tanami tanaman
semangka dan rambutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.Topografi yang
dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah (relief) atau lereng
dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Relief erat hubungannya dengan
faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat di
atas permukaan laut berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang
berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari.
22
4.3. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di
bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Suhu udara di
kecamatan Darul Kamal Kabupaten Aceh Besar berkisar antara 25,9°C – 27,7°C
dengan curah hujan rata-rata 125,8 mm atau curah hujan tertinggi di bulan
November. (BPS, 2004)
4.4. Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk di kecamatan Darul Kamal sebanyak 6.459 jiwa terdiri
dari 1.572 KK. Dari jumlah tersebut 785 KK Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
3925 jiwa RTM. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian di sektor
pertanian dan perkebunan dikarenakan secara umum Kecamatan Darul Kamal
terdapat daerah-daerah lahan pertanian dan perkebunan sedangkan sebagian
lainnya bermata pencaharian dari pada sektor perdagangan, industri/kerajinan,
pemerintahan dan swasta. (Data Statistik Kab. Aceh Besar, 2008).
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. Budidaya Rambutan dan Semangka. http:// informasi- budidaya.blogspot.com/2011/03/budidaya-rambutan.html.diakses tanggal 12 desember 2012.
Anonymous. 2010. Rambutan dan Semangka.http:// Wikipedia.com.diakses pada tanggal 10 Desember 2012
Arsyad.2000. Konservasi Air dan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas pertanian Bogor hal. 12-13
Badan Pusat Statistik. 2004. Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka. BPS. Kabupaten Aceh Besar
CSR/FAO, 1983. Reconnaissance landresource surveys 1:250.000 scale atlasformat procedures. Central For Soil Research, Bogor. hal. 64.
Departemen Pertanian (DEPTAN). 1997. Kriteria Kesesuaian Lahan dan Iklim Tanaman Pertanian. Departemen Pertanian Jakarta
Hardjowigeno. S, Widiatmaka, Anang S.Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor
Martono, D.N. 1999. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pertanian. Materi pokok pelatihan pengindraan jauh dan SIG untuk pemberdayaan Mahasiswa/Masyarakat/Pegawai Dinas dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. LAPAN. Jakarta.
Mukhlis, (2009). Aceh Besar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. http:// darulkamal- acehbesar.blogspot.com/2009/05/kecamatan-darul-kamal-merupakan-salah.html, 12 desember 2012.
Prihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Kedelai. Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ritung, Sofyan. Dkk. (2007). Paduan Evaluasi Kesesuaian lahan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.
Sitorus. S.R.P.1985. Evaluasi Sumber daya Lahan. tarsito. Bandung.
24