dasar-dasar penetapan target penerimaan pajak hotel dan...
TRANSCRIPT
Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi
Vol. 2, No. 1, Mei 2010, 147 - 164
147
DASAR-DASAR PENETAPAN TARGET PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
DI KOTA BANDUNG
Oleh :
Usmani Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Dasar-dasar Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung. Penerimaan Pajak merupakan salah satu sumber Penghasilan Daerah , Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu penghasilan dari sektor Pajak yang sangat potensial di Kota Bandung , oleh karena itu seharusnya dikelola dengan sebaik-baiknya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung telah menetapkan besaran penerimaan Daerah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran , dalam penetapan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 Realisasi penerimaan selalu diatas target yang ditetapkan sehingga penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian terhadap penetapan target yang Realistis. Penelitian ini bertujuan Menganalisis besarnya tingkat perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung periode 2005 sampai dengan 2008, menganalisis besarnya tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode 2005 sampai dengan 2008, dan menganalisis akurasi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung periode tahun 2009 terhadap potensi Penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung . Penulis menggunakan Metode Deskriptif Komparatif dengan menggunakan Tren. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam penetapan target antara metode tren dengan penetapan target yang dilakukan oleh Dinas pendapatan Daerah Kota Bandung. Penetapan target tersebut, terdapat kekeliruan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode tren, sebab besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata lain bahwa target penerimaan pajak hotel dan restoran ”under estimate”, atau terdapat indikasi bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika dilihat dari penetapan target tahunannya.
PENDAHULUAN
Dalam rangka memenuhi Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 yang diterjemahkan
dalam Undang-undang 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-
undang 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, yang telah disempurnakan dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, menyebutkan
Ekspansi
Ekonomi
148
bahwa sumber-sumber penerimaan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman
Daerah dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD merupakan penerimaan
yang berasal dari daerah sendiri yang terdiri dari :
1. Hasil Pajak Daerah;
2. Hasil Retribusi Daerah;
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan;
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Dalam rangka memperbaiki perekonomian suatu daerah salah satu usaha
diantaranya dengan cara meningkatkan perkembangan ekonomi suatu wilayah itu
dengan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena
pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen yang mendorong
perkembangan maka setiap kenaikan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan
PDRB, sedang pengeluaran pemerintah dapat dilakukan bila pemerintah memiliki
cukup dana, dalam hal ini pemerintah daerah dapat meningkatkan PAD nya dan
salah satu komponen dalam PAD adalah penerimaan Pajak yang menjadi
kewenangan pemerintah Daerah.
Pemerintah daerah haruslah dapat berupaya untuk mengefektifkan sumber-sumber
penerimaan daerah sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan daerah masing-
masing dan menghindari defisit yang terjadi secara terus-menerus tiap tahunnya.
Salah satu sumber penerimaan daerah yang sangat potensial adalah pajak daerah
yang dipungut dan menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yaitu
Pajak Hotel dan Restoran yang merupakan pajak yang dipungut oleh subyek pajak
dan menjadi beban konsumen akhir merupakan pajak tidak langsung1. Pajak Hotel
dan Restoran merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
kabupaten/Kota yang diatur oleh peraturan daerah.
Bandung merupakan salah satu daerah Kota yang otonom dan merupakan pusat
pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan merupakan salah satu tujuan wisata di
Indonesia. Beberapa tahun terakhir perkembangannya tampak cukup pesat sebagai
daerah tujuan wisata yang secara kasat mata setiap akhir pekan dan hari–hari libur
tampak cukup ramai mendapat kunjungan wisatawan terutama lokal maupun manca
negara, sehingga tampak perkembangan pembangunan hotel dengan bermunculan
hotel-hotel baru sebagai salah satu bentuk fasilitas bagi wisatawan .
Usmani
149
PAD Kota Bandung dari sektor pariwisata hingga Oktober 2008 mencapai Rp
60,2miliar atau naik 16,7% dibandingkan dengan realisasi sepanjang tahun 2007
sebesar Rp 51,58 miliar. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan sudah
terlampauinya PAD sektor pariwisata tahun lalu menunjukkan Kota Bandung
sebagai Kota jasa cukup menggembirakan. PAD sebesar itu bersumber dari pajak
berbagai sektor pariwisata seperti hotel, restoran/rumah makan, biro perjalanan
wisata, tempat hiburan, dan objek wisata di Kota Bandung yang mencapai 1.100
potensi. Sebagai bentuk penghargaan dan evaluasi terhadap setiap sektor
pendukung pariwisata, Pemkot Bandung memberikan penghargaan Anugerah
Pesona Pariwisata (APP). Jika dilihat dari laporan Dinas Pendapatan Kota Bandung
target dan realisasi tahunan dari tahun 2005 hingga tahun 2008 ternyata realisasi
pendapatan pajak selalu melampaui target yang ditetapkan.
Dalam penelitian untuk mengungkap perkembangan jumlah Hotel dan Restoran
dikota Bandungperiode tahun 2005 sampai dengan 2008,mengenalisis
perkembangan serta tingkat akurasi penetapan target penerimaan pajak Hotel dan
Restoran tahun 2009 terhadap potensi penerimaan pajak .
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
Jenis Masalah Penelitian.
Jenis masalah dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian
dilakukan mulai dari mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data
sehingga menghasilkan gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan dengan
interpretasi hasil pengujian hipotesis. Dengan demikian penelitian ini menguji tingkat
hubungan sebab akibat (Uji Beda) yang dapat menunjukan adanya suatu
perbedaan yang signifikan.
Obyek Penelitian.
Obyek penelitian ini meliputi perkembangan kawasan wisata, jumlah hotel dan
restoran/rumah makan yang mempunyai SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) di
Kota Bandung dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.
Metode Analisis
Berkaitan dengan pengelolaan Pajak Hotel dan Restoran dan untuk mengetahui
besarnya potensi serta strategi yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan
PAD melalui Pajak Hotel dan Restoran, alat analisis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Ekspansi
Ekonomi
150
a. Analisis Potensi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
Melakukan perhitungan tingkat perkembangan wajib pajak hotel dan restoran
dengan pendapatan Pajak Hotel dan Restoran.
b.Prediksi Pendapatan Pajak Hotel dan Restoran.
Melakukan peramalan Pajak Hotel dan Restoran untuk tahun-tahun anggaran yang
akan datang, dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Metode tren
Persamaan tren nya adalah:
YR = bo + b1 X + e pada waktu X = 0……...( 1 )
YR = nilai trend variable yang diramalkan pada periode waktu x
bo = nilai trend pada waktu x (konstanta)
b1 = kenaikan atau penurunan rata-rata YR untuk setiap perubahan x.
X = waktu ( tahun )
e = error
Pengujian Hipotesis
Rancangan Analisis Hipotesis adalah sebagai berikut:
P1 : tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005
hingga 2008 terjadi perkembangan yang signifikan.
Ho : 1 = 2, (tidak ada perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran
dari tahun 2005 hingga 2008)
H1 : 1 2, (terdapat perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari
tahun 2005 hingga 2008)
P2 : Proyeksi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan
target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terjadi perbedaan yang
signifikan.
Ho : 1 = 2, (tidak terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah)
H1 : 1 2, (terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah)
Usmani
151
Metode trend dengan persamaan trendnya adalah:
YR = bo + b1 X + e.............................................................................( 2 )
YR = nilai trend variable yang diramalkan pada periode waktu x
bo = nilai trend pada waktu x = 0 (konstanta)… pada waktu X=0
b1 = kenaikan atau penurunan rata-rata YR untuk setiap perubahan x.
X = waktu ( tahun )
e = error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tingkat perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung Periode
2005 sampai dengan 2008
Perkembangan hotel di Kota Bandung dari tahun 2005 hingga 2008 terjadi lonjakan
perkembangan yang cukup besar. Perkembangan ini seiring dengan konsep Kota
Bandung yang menjadi Kota Pariwisata Nasional. Data perkembangan dan
perkembangan hotel di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Data Perkembangan Hotel di Kota Bandung
NO
URAIAN
SAT
HOTEL BINTANG / NON BINTANG
2005 2006 2007 2008
1 Jumlah Hotel Bintang / Hotel Non Bintang
Buah 228 233 234 245
2 Rata-rata lama menginap tamu mancanegara
Hari 3 3 3 3
3 Rata-rata lama menginap tamu nusantara
Hari 1 1 1 1
4 Persentase tingkat penghunian kamar
% 40,35 43,54 45,82 39,63
5 Persentase pertumbuhan hotel
% 2,24 2,19 0,43 4,70
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah hotel di Kota
Bandung semakin meningkat, peningkatan ini merupakan respon atas pencanangan
Bandung menjadi Kota Pariwisata Nasional sejak tahun . Perkembangan tertinggi
terjadi pada tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu mencapai 4,70% ( 11 hotel baru).
Menurut data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, pada pertengahan tahun
2009 ini saja sudah ada 17 pengajuan hotel baru yang sudah mendapat perizinan
pembangunannya. Hal lain yang menyebabkan bidang perhotelan dalam kurun
waktu lima tahun terakhir berkembang pesat adalah perkembangan perekonomian
Kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang kini tengah dialami
Kota Bandung bukan hanya karena saat ini menjadi salah satu Kota tertinggi
Ekspansi
Ekonomi
152
dikunjungi wisatawan sebagai Kota wisata tetapi juga sebagai Kota bisnis dan
konvensi. Imbas dari kondisi tersebut, julukan "business and leisure" di Bandung
menjadi sangat terkenal, sehingga sektor ini mengalami peningkatan cukup
signifikan dibandingkan sektor lainnya. Seperti terlihat pada tabel occupancy hotel di
bawah ini:
Tabel 2 Jumlah Occupancy (Hunian Hotel)
NO
KLASIFIKASI
JUMLAH OCCUPANCY TAHUN
2005 2006 2007 2008
Wisman
Wisnus Wisman
Wisnus Wisman
Wisnus Wisman
Wisnus
1 Bintang 1 1.095 21.289 1.357 42.589 2.955 34.114 1.863 25.046
2 Bintang 2 1.885 237.003 9.310 379.587 15.615 269.098 14.143 114.281
3 Bintang 3 10.992 191.027 13.673 310.611 34.770 339.810 15.547 138.050
4 Bintang 4 7.292 93.761 24.920 362.780 46.780 402.748 4.276 33.850
5 Bintang 5 4.920 45.788 24.820 216.528 33.813 278.847 8.051 68.370
6 Melati 1 155 96.492 240 118.689 47 270.821 1.146 27.923
7 Melati2 390 129.929 213 144.122 689 290.687 755 54.533
8 Melati 3 610 250.743 3.108 333.190 2.599 533.980 2.950 147.884
Jumlah 27.339 1.066.032
77.641 1.908.096
137.268
2.420.105
48.731 658.668
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Perkembangan perkembangan wisatawan ke Kota Bandung juga mampu
mendongkrak sektor usaha restoran (rumah makan), sehingga image yang
terbentuk saat ini bertambah menjadi “wisata kuliner”. Data dari Dinas Pendapatan
Daerah Kota Bandung menyebutkan bahwa perkembangan jumlah restoran di Kota
Bandung meningkat dengan pesat seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3 Perkembangan Restoran Kota Bandung
NO URAIAN SATUAN RESTORAN
2005 2006 2007 2008
1 Jumlah Restoran/Bar/Rumah Makan Buah 385 403 421 430
2 Persentase Pertumbuhan % 1,42 4,60 4,40 2,11
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Dilihat dari data di atas, menunjukkan bahwa jumlah restoran termasuk bar dan
rumah makan mengalami perkembangan dari tahun ke tahunnya. Khususnya untuk
hari libur kerja, biasanya Kota Bandung dibanjiri oleh wisatawan nusantara terutama
dari Jakarta. Perkembangan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2006 dan
2007 sama seperti perkembangan hunian hotel, jadi secara sistematis industri
pariwisata Kota Bandung saling mendukung satu sama lainnya.
Usmani
153
Tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota
Bandung Periode 2005 sampai dengan 2008
Seiring dengan perkembangan sektor pariwisata Kota Bandung khususnya Hotel
dan Restoran, maka pendapatan pajak dari sektor ini juga turut berkembang. Pajak
Hotel dan Restoran yang ditetapkan berdasarkan PERDA No.2 dan No.3 Tahun
2003 oleh Pemerintah Kota Bandung dilihat dari jumlah yang diperolehnya terus
meningkat walaupun sektor usaha hotel dan restoran itu sendiri fluktuatif.
Data pendapatan Pajak Hotel dan Restoran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4 Target dan realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
Tahun Penerimaan Perkembangan Penerimaan
Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Restoran
2005 39.204.993.647 33.964.906.694 3.541.774.923 3.223.160.264
2006 44.521.528.069 35.957.305.884 5.316.534.422 1.992.399.190
2007 58.706.270.005 48.481.745.327 14.184.741.936 12.524.439.443
2008 65.186.749.663 56.916.009.253 6.480.479.658 8.434.263.926
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Jika dibandingkan dengan data perkembangan hotel dan restoran Kota Bandung,
pada tahun 2007 merupakan tahun yang paling tinggi angka perkembangannya
sedangkan pada tahun 2008 perkembangannya menurun kembali. Tetapi lain
halnya dengan pendapatan pajak dari sektor tersebut. Data di atas menunjukkan
bahwa pendapatan pajak terus meningkat terutama pajak restoran.
Perkembangan nilai nominal pajak yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah
Kota Bandung mengindikasikan bahwa sektor pariwisata Kota Bandung terus
berkembang, hal ini dibuktikan dengan persentase realisasi pendapatan terus-
menerus mengalami peningkatan.
Sumber: data diolah
-
10.000.000.000
20.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
50.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
2005 2006 2007 2008
Pajak Hotel Pajak Restoran
Pertumbuhan Penerimaan Pajak Hotel Pertumbuhan Penerimaan Pajak Restoran
Gambar 1 Grafik Perkembangan Pajak Hotel dan Restoran
Ekspansi
Ekonomi
154
Perkembangan pendapatan pajak hotel dan restoran yang semakin besar
menunjukkan bahwa potensi sektor pariwisata ini menjadi andalan pemerintah
daerah Kota Bandung sehingga menjadikan Bandung sebagai Kota Wisata.
Perkembangan tertinggi mencapai Rp. 14 milyar untuk Pajak hotel dan Rp. 12
Milyar untuk pajak restoran, perkembangan tertinggi ini keduanya terdapat pada
tahun 2007. Hal ini terjadi karena lonjakan wisatawan lokal dan mancanegara terjadi
secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Proyeksi Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota
Bandung Periode Tahun 2009
Penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Bandung didasarkan
pada perkembangan pencapaian target penerimaan dari tahun sebelumnya yang
diatur oleh PERDA No. 2 dan No. 3 tahun 2003 mengenai penetapan Pajak Hotel
dan Restoran.
Potensi yang ada direkap berdasarkan data Potensi Hotel dan Restoran yang
direkap oleh Dinas Pendapatan Daerah dengan mengacu pada Data Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Perubahan data yang terjadi mulai dari
pengajuan objek baru, ganti nama, naik dan turun Klas (strata) hingga penutupan
hotel dn restoran menjadi bahan acuan potensi penetapan target di tahun
berikutnya. Proyeksi dikatakan tepat apabila hasil proyeksi berdasarkan pada
standar ilmiah yang ada tidak jauh berbeda dengan pencapaiannya, jika data yang
digunakan valid maka diharapkan hasil proyeksi juga valid.
Dalam suatu analisis proyeksi diibaratkan dengan pendekatan GIGO;
1. Garbage In garbage Out (sampah masuk – sampah keluar)
2. Gold In Gold Out (emas masuk-emas keluar)
Jika data yang masuk data sampah maka hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan
sampah, begitu juga jika data yang masuk diibaratkan emas maka yang keluarnya
pun tidak akan jauh dari emas.
Untuk melihat hasil penetapan target dan pencapaian (realisasinya), di bawah ini
disajikan grafik Target dan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran.
Usmani
155
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung
Perkembangan paling signifikan dicapai pada tahun 2007 dan tahun 2008. Jika
dibandingkan dengan perkembangan hunian hotel dan perkembangan restoran
pada tahun tersebut ternyata terjadi penurunan tetapi hal ini tidak memberikan
dampak terhadap penerimaan pajak. Penerimaan pajak justru semakin naik,
sehingga menimbulkan asumsi bahwa potensi sesungguhnya dalam
mengoptimalkan pajak belum sepenuhnya digali.
Berdasarkan data di atas penerimaan pajak yang selalu lebih besar dari target yang
ditetapkan di satu sisi sangat baik karena target tercapai dengan maksimal
sehingga over target. Hanya saja di satu sisi yang lainnya terdapat pertanyaan
mengenai penetapan target pajak yang harus dicapai, sehingga ada asumsi bahwa
perkembangan penetapan target selalu under value, atau penetapan target selalu di
bawah potensi sebenarnya, sehingga target dapat dengan mudah dicapai.
Masalah pendapatan bukan hanya mencapai target melainkan mengoptimalkan
segala potensi dengan mempertimbangkan perkembangannya. Jika potensi yang
bisa digali masih memungkinkan untuk terus dioptimalkan maka fungsi forecasting
dari aparatur setempat yang harus jeli mencermatinya. Sehingga budaya kejar
target tidak menjadi landasan seutuhnya dalam menjalankan tugasnya, melainkan
berdasarkan pada pengoptimalan pendapatan berdasarkan potensi yang ada.
Berdasarkan analisis di atas maka penetapan proyeksi untuk tahun 2009 digunakan
pendekatan metode analisis trend. Analisis tren dipilih dengan pertimbangan bahwa
potensi dilihat dari perkembangan jumlah hotel dan jumlah pendapatan yang tidak
-
10.000.000.000
20.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
50.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
2005 2006 2007 2008
Target Pajak Hotel Target Pajak Restoran
Penerimaan Pajak Hotel Penerimaan Pajak Restoran
Gambar 2 Grafik Target dan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
Ekspansi
Ekonomi
156
selalu berbanding lurus, sehingga pendekatan potensi penerimaan pajak tahun
2009 dilakukan dengan metode kuadrat terkecil. Runtutan data digunakan dari
tahun 2002 sebagai bahan pertimbangan perhitungan yang lebih akurat dalam
memproyeksikan potensi penerimaan pajak dari sektor perhotelan.
Hasil analisisnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Analisis Trend Penerimaan Pajak Hotel
Tahun Pajak hotel u uY u2 Yi Target Dispenda
X Y
2002 27.517.722.832 -3 -82.553.168.496 9 25.439.334.423 20.000.000.000
2003 32.593.322.162 -2 -65.186.644.324 4 31.549.737.477 30.000.000.000
2004 38.663.218.724 -1 -38.663.218.724 1 37.660.140.532 35.000.000.000
2005 39.204.993.647 0 0 0 43.770.543.586 38.000.000.000
2006 44.521.528.069 1 44.521.528.069 1 49.880.946.640 43.015.080.000
2007 58.706.270.005 2 117.412.540.010 4 55.991.349.695 51.850.000.000
2008 65.186.749.663 3 195.560.248.989 9 62.101.752.749 58.261.000.000
Total 306.393.805.102 0 171.091.285.524 28 - -
- 5 Prediksi tahun 2009 74.322.558.858 70.000.000.000
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung
Sedangkan untuk proyeksi penerimaan Pajak restoran tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
Tabel 6 Analisis Trend Penerimaan Pajak Restoran
Tahun Pajak restoran u uY u2 Yi Target Dispenda
X Y
2002 29.521.299.097 -3 -88.563.897.290 9 24.770.921.381 21.000.000.000
2003 30.434.328.966 -2 -60.868.657.931 4 29.181.440.047 30.000.000.000
2004 30.741.746.430 -1 -30.741.746.430 1 33.591.958.713 35.000.000.000
2005 33.964.906.694 0 0 0 38.002.477.379 32.000.000.000
2006 35.957.305.884 1 35.957.305.884 1 42.412.996.045 35.530.400.000
2007 48.481.745.327 2 96.963.490.654 4 46.823.514.710 42.323.000.000
2008 56.916.009.253 3 170.748.027.759 9 51.234.033.376 49.163.000.000
Total 266.017.341.650 0 123.494.522.645 28 - -
- 5 Prediksi tahun 2009 60.055.070.708 58.000.000.000
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Dari kedua analisis proyeksi di atas jelas terdapat penetapan target antara target
yang dikeluarkan oleh Dispenda Kota Bandung dengan penetapan target melalui
pendekatan tren. Adapun sebagai perbandingan lebih lanjut maka dilakukan
penghitungan tren untuk potensi pendapatan melalui pendekatan tarif penerimaan:
Usmani
157
Tabel 7 Analisis Trend Potensi Penerimaan Pajak Hotel
Tahun Potensi Pajak hotel u uY u2 Yi
X Y
2002 20.367.950.000 -3 -61.103.850.000 9 33.990.399.643
2003 44.841.665.000 -2 -89.683.330.000 4 41.822.197.143
2004 53.788.030.000 -1 -53.788.030.000 1 49.653.994.643
2005 39.097.610.000 0 0 0 57.485.792.143
2006 94.736.765.000 1 94.736.765.000 1 65.317.589.643
2007 119.576.800.000 2 239.153.600.000 4 73.149.387.143
2008 29.991.725.000 3 89.975.175.000 9 80.981.184.643
Total 402.400.545.000 0 219.290.330.000 28
5 Prediksi tahun 2009 96.644.779.643
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Tabel 8 Analisis Trend Potensi Penerimaan Pajak Restoran
Tahun Pajak restoran u uY u2 Yi
X Y
2002 31.008.000.000 -3 -93.024.000.000 9 31.881.035.714
2003 34.128.000.000 -2 -68.256.000.000 4 37.044.928.571
2004 44.526.000.000 -1 -44.526.000.000 1 42.208.821.429
2005 50.050.000.000 0 0 0 47.372.714.286
2006 53.599.000.000 1 53.599.000.000 1 52.536.607.143
2007 58.098.000.000 2 116.196.000.000 4 57.700.500.000
2008 60.200.000.000 3 180.600.000.000 9 62.864.392.857
Total 331.609.000.000 0 144.589.000.000 28
5 Prediksi tahun 2009 73.192.178.571
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Jika melihat dari potensi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran berdasarkan
sebaran wisatawan baik domestik maupun mancanegara dengan mengukur tarif
rata-rata sewa kamar dan lama menyewa dan tingkat kunjungan serta jumlah uang
yang dikelurakan maka potensi penerimaan Pajak Hotel dna Restoran semakin
tinggi, hal ini dikarenakan perhitungan dilakukan secara optimal dengan
memasukkan seluruh unsur potensi penghitungan pajak. Maka dapat dilihat
perbandingan perhitungan nilai potensi seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 9 Perbandingan Potensi Penerimaan Pajak Hotel
Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif
2002 20.000.000.000 25.439.334.423 33.990.399.643
2003 30.000.000.000 31.549.737.477 41.822.197.143
2004 35.000.000.000 37.660.140.532 49.653.994.643
Ekspansi
Ekonomi
158
Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif
2005 38.000.000.000 43.770.543.586 57.485.792.143
2006 43.015.080.000 49.880.946.640 65.317.589.643
2007 51.850.000.000 55.991.349.695 73.149.387.143
2008 58.261.000.000 62.101.752.749 80.981.184.643
Target 2009 70.000.000.000 74.322.558.858 96.644.779.643
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Tabel 10 Perbandingan Potensi Penerimaan Pajak Restoran
Perbandingan Perhitungan Pajak Restoran
Tahun Target Dispenda Trend History Trend Potensi Tarif
2002 21.000.000.000 24.770.921.381 31.881.035.714
2003 30.000.000.000 29.181.440.047 37.044.928.571
2004 35.000.000.000 33.591.958.713 42.208.821.429
2005 32.000.000.000 38.002.477.379 47.372.714.286
2006 35.530.400.000 42.412.996.045 52.536.607.143
2007 42.323.000.000 46.823.514.710 57.700.500.000
2008 49.163.000.000 51.234.033.376 62.864.392.857
Target 2009 58.000.000.000 60.055.070.708 73.192.178.571
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Pengujian Hipotesis Tingkat Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Di Kota
Bandung Periode 2005 Sampai Dengan 2008
Dalam melakukan pengujian hipotesis pertama mengenai tingkat penerimaan pajak
hotel dan restoran di Kota Bandung periode 2005 hingga 2008, data yang
digunakan adalah data jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran dikota Bandung
tiap bulannya, dengan memperbandingkan melalui uji ANOVA maka di peroleh hasil
seperti di bawah ini:
Tabel Hasil Uji Beda (ANOVA) Perkembangan Jumlah Hotel dan Restoran
Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
pajak_hotel Between Groups 36538997238419680000,000
3 12179665746139890000,000
8,242 ,000
Within Groups 65022415883250000000,000
44 1477782179164774000,000
Total 101561413121669700000,000
47
pajak_restoran Between Groups 29348479278065440000,000
3 9782826426021810000,000
16,920
,000
Within Groups 25439857121158150000,000
44 578178570935412000,000
Total 5478833639922350
47
Usmani
159
0000,000
Sumber: Diolah dari data Dinas Pendapatn Daerah Kota Bandung
nilai signifikan untuk Dilihat dari nilai signifikansinya, menunjukkan bahwa jumlah
penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota bandung tiap bulannya mengalami
perkembangan yang signifikan hal ini ditunjukkan dengan hasil uji ANOVA di atas
yang menujukkan bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 0,000 (di
bawah 0,05).
Pengujian Hipotesis pertama yaitu;
P1 : tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari tahun 2005 hingga
2008 terjadi perkembangan yang signifikan.
Ho : 1 = 2, (tidak ada perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran
dari tahun 2005 hingga 2008)
H1 : 1 2, (terdapat perbedaan tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran dari
tahun 2005 hingga 2008)
Dengan melihat hasil uji di atas yang menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk
pengujian sebesar 0,000 (dibawah 0,05) maka hipotesis nol (H0) tidak diterima
sehingga yang diterima adalah hipotesis alternative (H1).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
tingkat penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Bandung dari tahun 2005
hingga 2008.
Pengujian Hipotesis Perbedaan Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel
Dan Restoran Di Kota Bandung Berdasarkan Metode Trend Dengan Penetapan
Target Yang Dilakukan Oleh Dinas Pendapatan Daerah.
Pengujian hipotesis kedua mengenai perbedaan penetapan target penerimaan
pajak hotel dan restoran di kota bandung berdasarkan metode trend dengan
penetapan target yang dilakukan oleh dinas pendapatan daerah dilakukan dengan
analisis uji beda ANOVA, data yang digunakan target penerimaan pajak hotel dan
restoran dikota Bandung tiap tahunnya, dengan memperbandingkan melalui uji
ANOVA maka di peroleh hasil seperti di bawah ini:
Tabel Hasil Uji Beda (ANOVA) Penetapan Target Penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran
Ekspansi
Ekonomi
160
Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Trend Between Groups 2760326733956080000000,000
7 394332390565154300000,000
12,195 ,001
Within Groups 258682163337329300000,000
8 32335270417166160000,000
Total 3019008897293410000000,000
15
Target_Dispenda Between Groups 2684808607930799000000,000
7 383544086847257100000,000
14,947 ,001
Within Groups 205278883851200000000,000
8 25659860481400000000,000
Total 2890087491781999000000,000
15
Sumber: Data diolah
Dilihat dari nilai signifikansinya, menunjukkan bahwa penetapan target
menggunakan metode tren yang dibandingkan dengan penetapan target Dispenda
ternyata terdapat perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
ANOVA di atas yang menujukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,001 (di bawah
0,05).
Pengujian Hipotesis kedua yaitu;
P2 : Proyeksi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan
target yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terjadi perbedaan yang
signifikan.
Ho : 1 = 2, (tidak terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah)
H1 : 1 2, (terdapat perbedaan penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran di Kota Bandung berdasarkan metode trend dengan penetapan target
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah)
Usmani
161
Dengan melihat hasil uji di atas yang menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk
pengujian sebesar 0,001 (dibawah 0,05) maka hipotesis nol (H0) tidak diterima
sehingga yang diterima adalah hipotesis alternative (H1).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dalam penetapan target dengan menggunakan metode trend dan penetapan target
yang dilakukan oleh Dispenda Kota Bandung.
Penetapan Target Penerimaan Pajak hotel dan Restoran Tahun 2009
Setelah melalui serangkaian pengolahan data mengenai penetapan target maka
dapat diperhitungkan bahwa penetapan target tahun 2009 harus berdasarkan pada
proyeksi data yang akurat dan valid, sehingga asumsi penetapan target yang salah
karena dibuat agar mudah dicapai, harus ditolak. Hasil penetapan target bisa dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel. Penetapan Target Pola 1 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
No Penerimaan Target By Trend History
Target By Dispenda
Selisih Perhitungan
1 Pajak Hotel 74.322.558.858 70.000.000.000 4.322.558.858
2 Pajak Restoran 60.055.070.708 58.000.000.000 2.055.070.708
Total Target Pajak 134.377.629.566 128.000.000.000 6.377.629.566
Sumber: Data diolah
Tabel Penetapan Target Pola 2 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran
No Penerimaan Target By Trend Tarif
Target By Dispenda
Selisih Perhitungan
1 Pajak Hotel 96.644.779.643 70.000.000.000 26.644.779.643
2 Pajak Restoran 73.192.178.571 58.000.000.000 15.192.178.571
Total Target Pajak 169.836.958.214 128.000.000.000 41.836.958.214
Sumber: Data diolah
Jika dibandingkan dengan total penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran tahun 2008
yang mencapai Rp. 122.102.758.916, maka dengan promosi yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung dalam menjual pariwisata Bandung dan pertumbuhan
hotel serta restoran di tahun 2009, pencapaian target sebesar minimal Rp.
134.377.629.566 dan optimalnya sebesar Rp. 169.836.958.214 dapat diraih.
Dari pengolahan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penetapan target
yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Bandung terdapat kekeliruan yang cukup
Ekspansi
Ekonomi
162
signifikan jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode trend,
sebab besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata lain bahwa
target penerimaan pajak hotel dan restoran ”under estimate”, atau terdapat indikasi
bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika dilihat dari penetapan target
tahunannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat Perkembangan jumlah hotel dan restoran di Kota Bandung Periode
2005 sampai dengan 2008 semakin meningkat, peningkatan ini merupakan
respon atas pencanangan Bandung menjadi Kota Pariwisata Nasional .
Perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2007 ke tahun 2008 yaitu
mencapai 4,70% ( 11 hotel baru).
2. Tingkat perkembangan jumlah penerimaan pajak Hotel dan Restoran di Kota
Bandung periode 2005 sampai dengan 2008 mengalami perkembangan.
Perkembangan tertinggi mencapai Rp. 14 milyar untuk Pajak hotel dan Rp.
12 Milyar untuk pajak restoran, perkembangan tertinggi ini terdapat pada
tahun 2007.
3. Akurasi penetapan target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota
Bandung periode tahun 2009 ternyata terdapat perbedaan yang signifikan
dalam penetapan target antara metode trend dengan penetapan target yang
dilakukan oleh Dispenda Kota Bandung. Penetapan target yang dilakukan
oleh DISPENDA Kota Bandung terdapat kekeliruan yang cukup signifikan
jika dibandingkan dengan perhitungan target menggunakan metode trend,
baik trend berdasarkan data history pendapatan maupun potensi tarif sebab
besarnya potensi yang ada terhadap optimalisasi penerimaan Pajak Hotel
dan Restoran ternyata masih di atas target yang ditetapkan, dengan kata
lain bahwa target penerimaan pajak hotel dan restoran…. ”under estimate”,
atau terdapat indikasi bahwa target tersebut dibuat agar mudah dicapai jika
dilihat dari penetapan target tahunannya.
Usmani
163
Saran
Sehubungan dengan ditemukannya indikasi target yang memang “under estimate”,
maka sebaiknya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung melakukan perhitungan
ulang terhadap potensi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dengan
mengikusertakan sistem penilaian yang berdasarkan pada pola perhitungan
penetapan target yang lebih jelas, salah satunya dengan menggunakan metode
Trend, dengan memperhatikan proyeksi Tingkat Hunian (Occupancy) yang
diperhitungkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, 1997. Peramalan Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan ketiga. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Davey,K.J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah. UI-Press, Jakarta
Eni. 2008. Potensi Dan Prospek Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2008. Thesis - Program Pasca Sarjana Unsoed. Guritno Mangkoesoebroto. 2008. Ekonomi Publik, Edisi ketiga, Cetakan Kedelapan. BPFE- Yogyakarta. Keputusan menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor :KM.3/HK.001/MKP.02. Tahun 2002.” Tentang Penggolongan Kelas Hotel “. Mardiasmo. 2000. Perhitungan potensi pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Magelang. Laporan Akhir - pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gajah
Mada,Yogyakarta ( Laporan Penelitian ).
Ekspansi
Ekonomi
164
Mardiasmo. 2000. Perpajakan. Andi Offset - Yogyakarta
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik. Andi Publisher – Yogyakarta. Suparmoko. 2003. Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktek. BPFE -
Yogyakarta Munawir, HS.,2000. Perpajakan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat. Liberty - Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2003 . Pajak Hotel. Pemda Kota Bandung Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2003 . Pajak Restoran. Pemda Kota Bandung Poerwadarminta, WJS. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka -
Jakarta Undang-undang No. 34 Tahun 2000. Pajak Daerah. Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang No. 33 Tahun 2004. Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah. Pemerintah Republik Indonesia Wahyu. 2005. Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Salemba
Empat - Jakarta
PDRB, 148 sumber-sumber penerimaan daerah,
148
target penerimaan, 147, 149, 150, 151, 154, 159, 160, 161, 162
tren, 147, 150, 156, 157, 160
Usmani
165